NIM : 120241831
2021/2022.
LAPORAN PENDAHULUAN PENYAKIT ANEMIA
A. Anatomi Fisiologi
1. Anatomi Darah
Image result for anatomi anemia Menurut Tarwoto (2009, hal. 313) anatomi darah manusia
adalah sebagai berikut :
a. Darah
Darah merupakan komponen esensial mahkluk hidup yang berada dalam ruang vaskuler, karena
peranannya sebagai media komunikasi antar sel ke berbagai bagian tubuh dengan dunia luar
karena fungsinya membawa oksigen dari paru-paru ke jaringan dan karbon dioksida dari
jaringan ke paru-paru untuk dikeluarkan, membawa zat nutrein dari saluran cerna ke jaringan
kemudian menghantarkan sisa metabolisme melalui organ sekresi seperti ginjal, menghantarkan
hormon dan materi-materi pembekuan darah.
b. Karakteristik darah
Karakteristik umum darah meliputi warna, viskositas, pH, Volume dan kompisisinya; Warna,
darah arteri berwarna merah muda karena banyak oksigenyang berkaitan dengan hemoglobin
dalam sel darah merah. Viskositas, viskositas darah 3/4 lebih tinggi dari pada viskositas air yaitu
sekitar 1.048 sampai 1.066. pH, pH darah bersifat alkaline dengan pH 7.35 sampai dengan 7.45
(netral 7.00). Volume, pada orang dewasa volume darah sekitar 70 sampai 75 ml/kgBB, atau
sekitar 4 sampai 5 liter darah. Komposisi, darah tersusun atas dua komponen utama yaitu
plasma darah dan sel-sel darah.
Sel darah merah berbentuk cakram bikonkaf dengan diameter sekitar7.5 mikron, tebal bagian
tepi dan bagian tengahnya 1 mikron atau kurang. tersusun atas membran yang sangat tipis
sehingga sangat mudah terjadi diffusi oksigen, karbondioksida dan sitoplasma, tetapi tidak
mempunyai inti sel. Sel darah merah matang mengandung 200-300 juta hemoglobin (terdiri hem
merupakan gabungan protoporfirin dengan besi dan globin adalah bagian dari protein yang
tersusun oleh 2 rantai alfa dan 2 rantai beta) dan enzim-enzim seperti G6PD (glucose 6 –
phosphate dehydogenase).
d. Haemoglobin
Hemoglobin adalah protein berpigmen merah yang terdapat dalam sel darah merah. Normalnya
dalam darah pada laki-laki 15,5g/dl dan pada wanita 14,0g/dl (Susan M Hinchliff,1996). Rata-rata
konsentrasi hemoglobin pada sel darah merah 32g/dl.
f. Trombosit
Trombosit merupakan sel tak berinti, berbentuk cakram dengan diameter 2-5 um, berasal dari
pertunasan sel raksasa berinti banyak megakariosit yang terdapat dalam sumsum tulang. Pada
keadaan normal jumlah trombosit sekitar 150.000-300.000/mL darah dan mempunyai masa
hidup sekitar 1-2 minggu atau kira-kira 8 hari. Trombosit tersusun atas substansi fospolifid yang
penting dalam pembekuan dan juga menjaga keutuhan pembuluh darah serta memperbaiki
pembuluh darah kecil yang rusak. Trombosit diproduksi di sumsum tulang kemudian sekitar 80%
beredar disirkulasi darah hanya 20% yang disimpan dalam limpa sebagai cadangan.
2. Fisiologi
a) Transport internal
1. Darah membawa berbagai macam substansi untuk fungsi metabolisme
2. Respirasi. Gas oksigen dan karbondioksida dibawah oleh hemoglobin dalam sel darah merah
dan plasma, kemudian terjadi pertukaran gas di paru-paru.
3. Nutrisi, nutrient/zat gizi diabsorpsi dari usus, kemudian dibawa dalam plasma kehati dan
jaringan-jaringan lain yang digunakan untuk metabolisme.
4. Sekresi. Hasil metabolisme dibawa plasma kedunia luar melalui ginjal.
b) Proteksi tubuh terhadap bahaya mikroorganisme, yang merupakan fungsi dari sel darah putih.
B. Definisi Anemia
Menurut Corwin (2009. Hal 410), Anemia adalah penurunan kuantitas sel sel darah merah dalam
sirkulasi, abnormalitas kandungan hemoglobin sel darah merah, atau keduanya. Menurut
Baughman, (2000. Hal 22) Anemia adalah keadaan rendahnya jumlah sel darah merah dan kadar
hemoglobin (HB) atau hematokrit (HT) dibawah normal.
Menurut Mansjoer (2000. Hal 547) menyatakan anemia defesiensi besi adalah suatu keadaan
dimana kadar hemoglobin dan/atau hitung ertrosit lebih rendah dari harga normal. Dikatakan
sebagai anemia bila hemoglobin < 14 g/dl dan hematokrit < 41% pada pria atau hemoglobin < 12
g/dl dan hematokrit < 37% pada wanita.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka penulis menyimpulkan bahwa anemia adalah
Anemia atau kurang darah adalah kondisi di mana jumlah sel.
C. Patofisiologi
Menurut Tarwoto (2008. Hal 43), Patofisiologi pada klien anemia ialah Zat besi masuk dalam
tubuh melalui makanan. Pada jaringan tubuh besi berupa : senyawa fungsional seperti
hemoglobin, mioglobin dan enzim–enzim, senyawa besi transportasi yaitu dalam bentuk
transportasi dan senyawa besi cadangan seperti ferritin dan hemosiderin. Besi ferri dari
makanan akan menjadi ferro jika dalam keadaan asam dan bersifat mereduksi sehingga mudah
untuk diabsorpsi oleh mukosa usus. Dalam tubuh besi tidak terdapat bebas terapi berikatan
dengan molekul protein menbebtuk ferritin, komponen proteinnya disebut apoferritin,
sedangkan dalam bentuk transport zat besi dalam bentuk ferro berikatan dengan protein
membentuk transferin, komponen proteinnya disebut apotransferin, dalam darah disebut
serotransferin.
Zat besi yang berasal dari makanan seperti daging, hati, telor, sayuran hiaju dan buah – buahan
diabsorpsi di usus halus. Rata – rata dari makanan yang masuk mengandung 10 – 15 mg zat besi,
tetapi hanya 5 – 10 % yang dapat diabsorpsi. Penyerapan zat besi ini dipengaruhi oleh faktor
adanya protein hewani dan vitamin C. sedangkan yang menghambat serapan adalah kopi, the,
garam kalsium dan magnesium, karena bersifat mengikat zat besi. Menurut asupan zat besi yang
merupakan unsur utama pembentuk hemoglobin maka kadar/produksi hemoglobin juga akan
menurunn.
D. Etiologi
Penyebab Anemia menurut Tarwoto (2008. Hal 36) ialah sebagai berikut:
a) Genetik; hemoglobinopati, thalasemia, abnormal enzim glikolitik, fanconi anemia.
b) Nutrisi; defisiensi besi, defisiensi asam folat, defisiensi cobal/vitamin B12, alkoholis,
kekurangan nutrisi/malnutrisi.
c) Perdarahan.
d) Infeksi; hepatitis, cytomegalovirus, parvovirus, clostridia, sepsis gram negatif, malaria,
toksoplasmosis.
e) Obat obatan dan zat kimia; agen chemoterapi, anticonvulsant, antimetabolis, kontra
sepsi, zat kimia toksik
f) Trombotik trombositopenia purpura dan syndrome uremik hemolitik
g) Efek fisik; trauma, luka bakar, gigitan ular.
h) Penyakit kronis dan malgna; penyakit ginjal dan hati, infeksi kronis, neoplasma.
E. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala umum anemia disebabkan penurunan pengaturan oksigen ke jaringan tubuh
dan kerusakan metabolisme serta peningkatan kebutuhan oksigen pada sistem tubuh. Tanda
dan gejala tersebut, di antaranya : Lemah dan letih. Sesak nafas, terutama adanya usaha napas.
Pusing. Takikardia dan palpitasi. Angina pektoris dan gagal jantung kongestif, terutama pada
lansia. Kulit dan membrane mukosa pucat, terutama membran konjungtiva. Kulit pucat sangat
terlihat pada orang berkulit putih, sedangkan pada individu berkulit gelap, pucat hanya dapat di
identifikasi pada membran mukosa. Pengaruh, tanda, dan gejala umum lainnya ditentukan oleh
jenis anemia tertentu. Sebagai contoh, kuku ‘’ berbentuk sendok ‘’ pada seseorang yang
mengalami anemia defisiensi zat besi berat (Broker 2009. Hal 122).
F. Komplikasi
Menurut Reksodiputro (2004) yang dikutip oleh Tarwoto, dkk (2010), komplikasi dari Anemia
yaitu :
Menurut Tarwoto (2008. Hal 40), pemeriksaan laboratorium pada klien dengan anemia adalah
sebagai berikut.
a. Hitung sel darah yaitu jumlah sebenarnya dari unsur darah ( sel darah merah, sel darah
putih dan tronbosit ) dalam volume darah tertentu, dinyatakan sebagai jumlah sel per
millimeter kubik ( mm3 ).
b. Hitung jenis sel darah yaitu menentukan karakteristik morfologi darah maupun jumlah
sel darah
c. Pengukuran hematokrit ( Hct ) atau volume sel padat, menunjukkan volume darah
lengkap ( sel darah merah ). Pengukuran ini menunjukkan presentasi sel darah merah
dalam darah, dinyatakan dalam mm3 / 100ml.
d. Hitung leukosit adalah jumlah leukosit dalam 1 mm3 darah
e. Hitung trombosit adalah jumlah trombosit dalam 1 mm3 darah.
H. Penatalaksanaan Medis
Menurut Mansjoer (2000. Hal 547) Anemia terbagi kedalam beberapa kategori yaitu :
Kasus :
Ny. F berusia 33 tahun dengan keluhan sakit kepala dan sesak napas, cepat lelah saat
beraktivitas. Klien mengatakan nafsu makan berkurang dan berat badannya menurun, klien
mengatakan berat badan sebelum sakit yaitu 50 kg. Klien mengatakan mual, lemas/lemah,
sesak nafas dan klien tampak pucat. Setelah dilakukan pemeriksaan fisik diperoleh tekanan
darah 110/60mmHg, suhu 36,5° c, nadi 85x/menit, pernapasan 27x/menit TB 150 cm, BB 45
kg, Hb 9 (kadae zat besi 3mg).
A. Pengkajian
1. Identitas klien
Nama : Ny. F
Umur : 33 tahun
Pendidikan : SMA
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Klien mengatakan kepalanya sering sakit dan merasakan sesak nafas, lemas
serta cepat merasakan lelah ketika beraktivitas. Klien mengatakan nafsu
makannya juga berkurang.
Klien mengatakan tidak perna mengalami penyakit yang serius hanya menderita
penyakit biasa seperti demam batuk dan pilek.
Orang yang dekat dengan klien adalah keluarganya terutama anak klien. Klien
dikenal sebagai orang yang taat beragama, rajin beribadah, dan mengikuti kegiatan
rohani lainnya.
Rumah klien berada ditempat yang tenang walau tak jauh dari jalan raya,
penerangan, ventilasi, dan sumber air baik.
5. Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Pola Nutrisi
Sebelum sakit klien makan 3x/hari dengan porsi satu piring, selera makan baik
dengan makanan yang dikonsumsi berupa nasi, lauk, sayur-sayuran dan buah.
Setelah sakit nafsu makan dan porsi makan klien berkurang.
b. Pola Eliminasi
Klien mengatakan tidak mengalami gangguan dalam istirahat dan tidur klien
kadng-kadang terbangun pada malam hari, klien biasa tidur siang 1-2 jam dan
pada malam hari sekitar pukul 22:00 Wit dan bangun pada pukul 05:00 Wit.
Setelah sakit tidak adanya perubahan dalam pola tidur dan istirahat klien hany
saja kadang terbangun.
d. Pola Hygiene
B. Pemeriksaan Fisik
a. Sistem Penglihatan
Posisi mata simetris, konjungtiva pucat, ketajaman penglihatan mulai berkurang
b. Sistem Pendengaran
Pendengaran klien bagus
c. Sistem Wicara
Klien merasa kesulitan dalam bicara
d. Sistem Pernapasan
Jalan napas klien lancar dan klien mengatakan tidak ada penghalang dalam
pernapasan
e. Sistem Kardiovaskuler
Nadi 85x/menit
TD 110/60mmHg
f. Sistem Pencernaan
Klien tidak selera makan disebabkan karna rahang klien sakit saat menguyah
g. Sistem Integrumen
Turgor kulit baik tidak keriput
h. Sistem Endokrin
Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid pada klien
C. Pemeriksaan Penunjang
LAB
HB 9 gr % Perempuan 2-16
Leukosit 15.000 /mm3 Laki-laki 14-8
D. Analisa Data
DS DO
- - Hb 9 gr/dl
Kadar zat besi 3 mg
- - Kulit klien tampak pucat
- Klien tampak meringis
- TD 100/60mmhg
N 85x/menit
S 36,5° c
R 27x/menit
DS DO
- - Klien tampak lemah
- Klien tampak mual
- TB 150cm
Bb 45kg
E. Diagnosa Keperawatan
F. Intervensi Keperawatan
- Sebagai acuan
dalam menentukan
intervensi sesuai
keadaan klien
- Mempercepat
proses
penyembuhan
2 Setelah dilakukan tindakan 3x24 - Kaji pola makan bila - Dengan
jam diharapkan kebutuhan dikaitkan dengan pemahaman klien
nutrisi terpenuhi dengan kondisi klien saat ini akan lebih kuoperatif
Kriteria hasil : - Beri makanan dalam mengikuutii aturan
- Nafsu makan membaik keadaan hangat dan - Untuk meningatkan
- Bb mulai naik porsi kecil selera dan
- Keadan umum membaik - Libatkan keluarga mencegah mual ,
dalam pemenuhan mempercepat nutrisi
nutrisi klien yang tidak - Dengan bantuan
betentangan dengan keluarga dalam
penyakitnya pemenuhan nutrisi
dengan tidak
bertentangan
dengan pola diet
akan meningkatkan
pemenuhan nutrisi.
G. Implementasi Keperawatan
Ka - - Klien menghabiskan ½
mis Porsi makan yang diberikaan
/18 - - Klien mulai makan sedikit tapi sering dihabiskan porsi ½
Mar Tidak ada tanda-tanda mual atau muntah
et - - Keluarga tampak koeperatif.
202
1
19:
00
WI
T
H. Evaluasi Keperawatan
Hari SOAP P
/Ta a
ngg r
al/J a
am f
Rab S : Klien mengatakan sudah tidak lemas lagi
u/17 O : TD 110/70 mmHg
Mar N 83x/i
et S 36° C
202 R 22x/i
1 Kulit klien sudah tidak terlihat pucat lagi
13:0 A : Masalah teratasi
0 P : Hentikan intervensi
WIT