Anda di halaman 1dari 7

A.

Masalah keperawatan utama


Harga Diri Rendah

B. Proses terjadinya masalah


1. Pengertian
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah hati
dan rendah diri yang berkepanjngan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri
sendiri atau kemampuan diri. Adanya perasaan hilang kepercayaan diri, merasa
gagal karena tidak mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri (Yusuf . 2015).
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri
yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri atau
kemampuan diri. Adanya perasaan hilang kepercayaan diri, merasa gagal karena
tidak mampu mencapai keinginan sesuai dengan ideal diri (Yusuf, 2015).

2. Tanda dan Gejala


Menurut Damaiyanti & Iskandar (2014),beberapa tanda dan gejala harga diri
rendah adalah sebagai berikut:
a) Mengkritik diri sendiri.
b) Perasaan tidak mampu.
c) Pandangan hidup yang pesimis.
d) Penurunan produktifitas
e) Penolakan terhadap kemampuan diri
f) Menilai diri negatif
g) Merasa tidak memiliki kelebihan atau kemampuan positif
h) Mengugkapkan keputusasaan
i) Berbicara pelan dan lirih
j) Bergantung pada pendapat orang lain
k) Lesu dan tidak bergairah

3. Rentang Respon
Konsep diri merupakan aspek kritikal dan dasar dari perilaku individu.
Individu dengan konsep diri yang positif dapat berfungsi lebih efektif yang terlihat
dari kemampuan interpersonal, kemampuan intelektual dan penguasaan
lingkungan. Konsep diri yang negatif dapat dilihat dari hubungan individu an
sosial yang maladaptif.
(Damaiyanti & Iskandar, 2014)

a. Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengan
latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat diterima.
b. Konsep diri positif merupakan bagaimana seseorang memandang apa yang ada
pada dirinya meliputi citra dirinya.
c. Harga diri rendah merupakan perasaan negatif terhadap dirinya sendiri,
termasuk kehilangan percaya diri, tidak berharga, tidak, berguna, pesimis
tidak ada harapan dan putus asa
d. Keracuan identitas merupakan suatu kegagalan individu untuk
mengintegrasikan berbagai identifikasi masa kanak-kanak kedalam
kepribadian psikososial dewasa yang harmonis. lain.
e. Despersonalisasi merupakan suatu perasaan yang tidak realistis dimana klien
tidak dapat membedakan stimulus dari dalam atau luar dirinya.

4. Faktor Predisposisi
Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua, harapan
orang tua yang tidak realistis, kegagalan yang berulang, kurang mempunyai
tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain, dan ideal diri yang
tidak realistis.
a. Faktor yang mempengaruhi performa peran adalah stereo type peran gender,
tuntutan peran kerja, dan harapan peran budaya.
b. Faktor yang mempengaruhi identitas pribadi meliputi ketidakkepercayaan
orang tua, tekanan dari kelompok sebaya, dan perubahan struktur sosial.

5. Faktor Presipitasi
Menurut Yosep (2009), faktor presipitasi terjadi haga diri rendah adalah
kehilangan bagian tubuh, perubahan penampilan/ bentuk tubuh, kegagalan atau
produktifitas yang menurun. Secara umum, gangguan konsep diri harga diri
rendah ini dapat terjadi secara stuasional atau kronik. Secara situasional karena
trauma yang muncul secara tiba-tiba, sedangkan secara kronik, biasanya dirasakan
klien sebelum sakit atau sebelum dirawat klien sudah memiliki pikiran negatif dan
meningkat saat dirawat.
6. Sumber koping
Menurut Yosep (2016), semua orang tanpa memperhatikan gangguan
perilakunya, mempunyai beberapa bidang kelebihan
a. Imajinasi dan kreativitas
b. Hubungan interpersonal

7. Mekanisme koping
Menurut Damaiyanti (2014), mekanisme koping termasuk pertahanan koping
jangka pendek atau jangka panjang serta penggunaan mekanisme pertahanan ego
untuk melindungi diri sendiri dalam menghadapi persepsi diri yang menyakitkan.
Pertahanan tersebut mencakup berikut ini:
1) Aktivitas yang memberikan pelarian sementara dari krisis identitas diri
(misalnya, konser musik, bekerja keras, menonton televise secara obsesif)
2) Aktivitas yang memberikan identitas pengganti sementara (misalnya dalam
club sosial, agama, politik, kelompok, gerakan atau geng).
3) Aktivitas yang sementara menguatkan atau meningkatkan perasaan diri yang
tidak menentu (misalnya, olahraga yang kompetitif, prestasi akademik, kontes
untuk mendapatakan popularitas)

8. Pohon Masalah

(Sumber: Damaiyanti & Iskandar, 2014)

9. Masalah yang mungkin muncul


a. Harga Diri Rendah Kronik
b. Isolasi Sosial
c. Koping Tidak Efektif
d. Distress Spiritual
e. Gangguan Komunikasi Verbal
10. Data yang perlu yang kaji

NO DATA DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. DS: Harga diri rendah kronik


a. Menilai diri negatif (mis. tidak
berguna, tidak tertolong)
b. Merasa malu/bersalah
c. Merasa tidak mampu melakukan
apapun
d. Meremehkan kemampuan mengatasi
masalah
e. Merasa tidak memiliki kelebihan atau
kemampuan positif
f. Melebih-lebihkan penilaian negatif
tentang diri sendiri
g. Menolak penilaian positif tentang diri
sendiri
h. Merasa sulit berkonsentrasi
i. Sulit tidur
j. Mengugkapkan keputusasaan

DO:
a. Enggan mencoba hal baru
b. Berjalan menunduk
c. Postur tubuh menunduk
d. Kontak mata kurang
e. Lesu dan tidak bergairah
f. Berbicara pelan dan lirih
g. Pasif
h. Perilaku tidak asertif
i. Mencari penguatan secara berlebihan
j. Bergantung pada pendapat orang lain
k. Sulit membuat keputusan
l. Sering kali mencari penegasan

11. Diagnosa keperawatan yang muncul:


Harga Diri Rendah Kronik
12. Rencana Tindakan Keperawatan
a. Diagnosa Keperaatan: Harga Diri Rendah Kronik

b. Tujuan dan Kriteria Hasil :


Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada klien, maka diharapkan harga
diri meningkat, dengan kriteria hasil:
1) Penilaian diri positif meningkat
2) Perasaan memiliki kelebihan atau kemampuan positif meningkat
3) Penerimaan penilaian positif terhadap diri sendiri meningkat
4) Minat mencoba hal baru meningkat
5) Berjalan menampakkan wajah meningkat
6) Postur tubuh menampakkan wajah meningkat
7) Konsentrasi meningkat
8) Tidur meningkat
9) Kontak mata meningkat
10) Gairan aktivitas meningkat
11) Aktif meningkat
12) Percaya diri berbicara meningkat
13) Perilaku asertif meningkat
14) Kemampuan membuat keputusan meningkat
15) Perasaan malu menurun
16) Perasaan bersalah menurun
17) Perasaan tidak mampu
18) melakukan apapun menurun
19) Meremehkan kemampuan mengatasi masalah menurun
20) Ketergantungan pada penguatan secara berlebihan menurun
21) Pencarian penguatan secara berlebihan menurun

c. Intervensi: Promosi Harga Diri


Observasi
1.1 Identifikasi budaya, agama,ras, jenis kelamin, dan usia terhadap harga diri.
1.2 Monitor verbalisasi yang merendahkan diri sendiri.
Terapeutik
1.3 Motivasi terlibat dalam vebalisasi positif untuk diri sendiri.
Edukasi
1.4 Anjurkan mempertahankan kontak mata saat berkomunikasi dengan orang
lain.
1.5 Latih cara berfikir dan berperilaku positif
DAFTAR PUSTAKA

Damaiyanti & Iskandar. 2014. Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika Aditama
PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Krieria Hasil Keperawatan,.
Edisi 1.Jakarta: DPP PPNI.

Yosep. 2016. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika Aditama


Yusuf . 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta Selatan: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai