Refleksi Jurnal
1. Differences/Doubt
Apakah intervensi keperawatan pemberian posisi semi fowler, relaksasi nafas dalam dan
batuk efektif dapat meningkatkan efektifitas bersihan jalan nafas pada pasien dengan PPOK
?
2. Description
Pada saat saya berpraktik di Puskesmas Cakranegara tanggal 2 Desember 2021, saya
melakukan pengkajian pada Tn.A dan saya menemukan masalah utamanya adalah pasien
mengeluh sesak dan batuk. Saya ingin memberikan intervensi keperawatan yaitu pemberian
posisi Semi fowler yang bertujuan untuk meningkatkan saturasi oksigen serta pemberian
terapi relaksasi nafas dalam dan batuk efektif untuk meningkatkan efektifitas bersihan jalan
nafas pada pasien Tn. A.
3. Dissection
Salah satu kelompok penyakit tidak menular yang menjadi masalah di bidang
kesehatan baik di Indonesia maupun di dunia adalah penyakit paru obstruktif kronik
(PPOK). PPOK adalah penyakit yang umumnya dapat dicegah dan diobati, ditandai dengan
keterbatasan aliran udara yang terus menerus yang biasanya progresif dan berhubungan
dengan peningkatan respon inflamasi kronis di saluran pernapasan dan paru-paru akibat
partikel berbahaya atau berbagai macam gas (Permatasari, Saad, & Christianto, 2016).
Gejala klinis pada penderita PPOK adalah suhu tubuh pasien yang tinggi >40, batuk
dengan dahak, nyeri dada, batuk darah, gejala tambahan lain seperti lelah penurunan nafsu
makan dan berat badan, pada pemeriksaan konsolidasi seperti redup suara nafas yang
meningkat (Pedila, 2012). Gejala klinis PPOK antara lain batuk,produksi sputum, sesak
nafas dan keterbatasan aktivitas. Ketidakmampuan beraktivitas pada pasien PPOK terjadi
bukan hanya akibat dari adanya kelainan obstruksi saluran nafas pada parunya saja tetapi
juga akibat pengaruh beberapa faktor, salah satunya adalah penurunan fungsi otot skeletal.
Peran perawat dalam pemberian intervensi keperawatan pada pasien dengan
diagnose medis PPOK salah satunya adalah mengatasi masalah keperawatan
ketidakefektifan bersihan jalan nafas. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yaitu dengan
adalah manajemen jalan napas dengan mengajarkan pasien posisi semi fowler, melakukan
batuk efektif, relaksasi nafas dalam, memberikan minum air hangat, dan tindakan
kolaborasi medikasi yang bertujuan untuk membersihkan jalan nafas pasien supaya efektif.
4. Discover
Nugroho, A Y. (2014). "Batuk Efektif Dalam Pengeluaran Dahak Pada Pasien dengan
Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas di Instalasi Rehabilitasi Medic Rumah Sakit Baptis
Kediri."Jurnal STIKES RS. Baptis Kediri. Volume 4. No.2 Desember 2011.
Firdaus, S., Ehwan, M. M., & Rachmadi, A. (2019). Efektivitas Pemberian Oksigen Posisi
Semi Fowler dan Fowler terhadap Perubahan Saturasi pada Pasien Asma Bronkial
Persisten Ringan. JKEP, 4(1), 31–43.
https://doi.org/10.32668/jkep.v4i1.278
Mustikarani, A., & Mustofa, A. (2020). Peningkatan Saturasi Oksigen pada Pasien
LeMone, P., Burke, KM & Bauldoff, G. (2015). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Volume 3. alih Bahasa: Subekti, B N. Jakarta: EGC.
Medikal Record RSUD Jend. Ahmad Yani Metro. (2019). 10 Besar Penyakit di Ruang Penyakit
Dalam C RSUD Jend. Ahmad Yani Metro.
Mubarak, W I., Indrawati, L & Susanto, J. (2015). Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar
Buku 2. Jakarta: Salemba Medika.
Sribekti, D & Supratman, Ph. (2016). Manajemen Nyeri Kepala dengan Kompres
Hangat pada Penderita Hipertensi di Puskesmas Polokarto. Jurnal
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
WHO. (2019). Hypertension. diunduh pada tanggal 12 Maret 2020 dalam website:
https://www.who.int/news-room/fact- sheets/detail/hypertension.