I. TUJUAN
a. Mahasiswa mampu membuat tablet dengan metode granulasi basah
b. Untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan tentang formulasi
sediaan tablet atau kaplet dan kontrol kualitasnya
B. Kriteria Tablet
Suatu tablet harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Harus mengandung zat aktif dan non aktif yang memenuhi persyaratan;
2. Harus mengandung zat aktif yang homogen dan stabil;
3. Keadaan fisik harus cukup kuat terhadap gangguan fisik/mekanik;
4. Keseragaman bobot dan penampilan harus memenuhi persyaratan;
5. Waktu hancur dan laju disolusi harus memenuhi persyaratan;
6. Harus stabil terhadap udara dan suhu lingkungan;
7. Bebas dari kerusakan fisik;
8. Stabilitas kimiawi dan fisik cukup lama selama penyimpanan;
9. Zat aktif harus dapat dilepaskan secara homogen dalam waktu tertentu;
10. Tablet memenuhi persayaratan Farmakope yang berlaku.
1. Volume sediaan cukup kecil dan wujudnya padat (merupakan bentuk sediaan
oral yang paling ringan dan paling kompak), memudahkan pengemasan,
penyimpanan, dan pengangkutan;
2. Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh (mengandung dosis zat aktif
yang tepat/teliti) dan menawarkan kemampuan terbaik dari semua bentuk
sediaan oral untuk ketepatan ukuran serta variabilitas kandungan yang paling
rendah;
3. Dapat mengandung zat aktif dalam jumlah besar dengan volume yang kecil;
4. Tablet merupakan sediaan yang kering sehingga zat aktif lebih stabil;
5. Tablet sangat cocok untuk zat aktif yang sulit larut dalam air;
6. Zat aktif yang rasanya tidak enak akan berkurang rasanya dalam tablet;
7. Pemberian tanda pengenal produk pada tablet paling mudah dan murah; tidak
memerlukan langkah pekerjaan tambahan bila menggunakan permukaan
pencetak yang bermonogram atau berhiasan timbul;
8. Tablet paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan tertinggal di
tenggorokan, terutama bila bersalut yang memungkinkan pecah/hancurnya
tablet tidak segera terjadi;
9. Pelepasan zat aktif dapat diatur (tablet lepas tunda, lepas lambat, lepas
terkendali);
10. Tablet dapat disalut untuk melindungi zat aktif, menutupi rasa dan bau yang
tidak enak, dan untuk terapi lokal (salut enterik);
11. Dapat diproduksi besar-besaran, sederhana, cepat, sehingga biaya
produksinya lebih rendah;
12. Pemakaian oleh penderita lebih mudah;
13. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang memiliki sifat pencampuran
kimia, mekanik, dan stabilitas mikrobiologi yang paling baik.
(The Theory & Practice of Industrial Pharmacy, Lachman Hal 294 dan Proceeding
Seminar Validasi, Hal 26)
2. Granulasi Kering
Granulasi Kering disebut juga slugging, yaitu memproses partikel zat aktif
dan eksipien dengan mengempa campuran bahan kering menjadi massa padat
yang selanjutnya dipecah lagi untuk menghasilkan partikel yang berukuran lebih
besar dari serbuk semula (granul). Prinsip dari metode ini adalah membuat granul
secara mekanis, tanpa bantuan bahan pengikat dan pelarut, ikatannya didapat
melalui gaya. Teknik ini yang cukup baik, digunakan untuk zat aktif yang
memiliki dosis efektif yang terlalu tinggi untuk dikempa langsung atau zat aktif
yang sensitif terhadap pemanasan dan kelembaban.
Pada proses ini komponen–komponen tablet dikompakan dengan mesin cetak
tablet lalu ditekan ke dalam die dan dikompakan dengan punch sehingga diperoleh
massa yang disebut slug, prosesnya disebut slugging, pada proses selanjutnya slug
kemudian diayak dan diaduk untuk mendapatkan granul yang daya mengalirnya
lebih baik dari campuran awal bila slug yang didapat belum memuaskan maka
proses diatas dapat diulang. Dalam jumlah besar granulasi kering dapat juga
dilakukan pada mesin khusus yang disebut roller compactor yang memiliki
kemampuan memuat bahan sekitar 500 kg, roller compactor memakai dua
penggiling yang putarannya saling berlawanan satu dengan yang lainnya, dan
dengan bantuan tehnik hidrolik pada salah satu penggiling mesin ini mampu
menghasilkan tekanan tertentu pada bahan serbuk yang mengalir dintara
penggiling.
Metode ini digunakan dalam kondisi-kondisi sebagai berikut :
- Kandungan zat aktif dalam tablet tinggi
- Zat aktif susah mengalir
- Zat aktif sensitif terhadap panas dan lembab
25 – 45 mengalir
3. Kompresibilitas
Persen (%) kemampatan (K) = Do – Df x 100%
Do
Keterangan :
Do = tap density (berat granul/ volume granul sebelum dimampatkan)
Df = bulk density (berat granul/ volume granul setelah dimampatkan)
Syarat = % K < 20 %
4. Susut Pengeringan/ Kadar uap
Susut pengeringan diukur dengan alat Karl fischer dan moisture balance.
Susut pengeringan = Wo - Wt
Wo
Keterangan :
Sp = susut pengeringan
Wo = berat mula-mula
Wt = berat setelah dikeringkan
Kadar uap = Wo - Wt
Wt
G. Evaluasi Tablet
Evaluasi tablet dilakukan untuk mengetahui apakah tablet yang dihasilkan
telah memenuhi kriteria atau belum. Diperlukan beberapa pengujian, diantaranya
adalah :
1. Uji Penampilan
Tablet diamati secara visual meliputi : warna (homogenitas), bentuk (bundar,
permukaan rata/cembung), cetakan (garis patah, tanda, logo, pabrik), dll.
2. Uji Keseragaman Ukuran
Kecuali dinyatakan lain diameter tablet tidak boleh lebih dari 3x dan tidak
kurang dari 11/3 tebal tablet. Uji diameter dan ketebalan tablet ini dilakukan
terhadap 20 tablet.
3. Uji Kekerasan
Dilakukan dengan alat Hardness tester. Kekerasan tablet diukur terhadap luas
permukaan tablet dengan menggunakan beban yang dinyatakan dalam kilogram.
Satuan kekerasan adalah Newton, kp.
4. Uji Friabilitas
Dilakukan dengan alat Friabilator menggunakan 20 tablet. Parameter yang
diuji adalah kerapuhan tablet terhadap gesekan atau bantingan selama waktu
tertentu. Uji friabilitas biasanya dilakukan selama 15-20 menit tergantung
spesifikasi alat. Tablet yang baik mempunyai friabilitas < 1%.
Perhitungan : f = a – b x 100 %
a
f = friabilitas
a = bobot tablet sebelum diuji
b = bobot tablet setelah diuji
2 mg atau kurang 15 30
25-150 mg 10 20
151-300 mg 7,5 15
> 300 mg 5 10
8. Uji Disolusi
Uji ini dilakukan untuk mengetahui kapan zat aktif mulai dilepaskan dan
kapan tercapai kadar maksimum didalam media disolusi serta bagaimana profil
zat aktif secara in vitro.
III. FORMULASI
Tablet Parasetamol
Kandungan parasetamol per tablet 250 mg
Bobot tablet 350 mg
Jumlah tablet yang dibuat 300 tablet
Paracetamolum, Acetaminophen
Nama Kimia N-Asetil-ρ-Aminofenol
Struktur Kimia OH
O
N
H
paracetamol
Rumus Molekul C8H9NO2
Berat Molekul 151,16
Kemurnian Paracetamol mengandung tidak kurang dari
98,0% dan tidak lebih dari 101,0% C8H9NO2,
dihitung terhadap zat anhidrat.
Kelarutan Larut dalam 70 bagian air, larut dalam air panas,
7 bagian etanol P, 13 bagian aseton P, dalam 40
bagian gliserol, dan dalam 9 bagian
propilenglikol
Titik Lebur 1630c – 1720c
Pka 9,5
Higroskopisitas Paracetamol menyerap uap air dalam jumlah
yang tidak signifikan pada suhu 26ºc, pada
kelembapan relative meningkat sekitar 90%
(codex,638)
Sifat Alir Jelek, karena paracetamol memiliki kelarutan
yang jelek dan permeabilitas rendah
Polimorfisme Tiga bentuk meta stabil dari asetaminofen yaitu:
orthorombik acetamol untuk pembuatan tablet
dan monoklinik acetaminophen dengan ukuran
lebih kecil dan termodinamik yang stabil.
Stabilitas
1. Stabilitas Bahan Padat
Terhadap Suhu Stabil pada suhu 45ºc
Terhadap Cahaya Stabil
Terhadap Stabil
Kelembaban
2. Stabilitas Larutan Sangat stabil dalam air.
Terhadap Pelarut Relative stabil terhadap oksidasi kecuali bila
Terhadap Oksigen terhidrolisis menjadi p-aminofeol sebagai
kontaminan, dan bila terpapar kondisi lembab p-
aminofenol terdegradasi menjadi quinonimine
dan akan berwarna merah muda, coklat, hitam.
Preformulasi Eksipien
1. Amprotab
Nama dan sinonim Amprotab, amilum manihot, pati singkong
Pemerian Granul atau serbuk, berwarna putih, tidak
berasa, tidak berbau.
Ukuran partikel Diameter 5-35 µm (Rowe, 2006)
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air dingin dan dalam
etanol
Stabilitas Stabil dalam keadaan kering jika dilindungi
dari kelembaban tinggi
Penyimpanan Wadah tertutup (Depkes RI, 1979)
Ph 4,5 – 7,0 (rowe, 2006)
Daya alir 10.8–11.7 g/s (Rowe, 2006)
Khasiat Zat tambahan (disintegran) (Rowe, 2006)
2. Acidisol
Sinonim Carboxymethylcellulose sodium (CMC Na)
Pemerian Serbuk granul berwarna putih/hampir putih,
tidak berbau
Kelarutan Praktis tidak larut dalam aseton, etanol, eter, dan
toluen, mudah terdispersi dalam air dalam segala
temperatur.
Ph 6-8
Konsentrasi 0,25-1%
Stabilitas Bubuk metil selulosa stabil, meskipun sedikit
higroskopis. Bahan massal harus disimpan dalam
wadah kedap udara, ditempat yangsejuk dan
kering.
Inkompatibilitas Metilsellulosa tidak kompatibel dengan
aminacrine hidroksida, chlorocresol: klorida
merkuri; penol; resorsinol; Aanic asam perak
nitrat; cetylpyridiniom chloride, p-hidroksi
benzoat, asam p-amino benzoat; methyl paraben,
propil paraben; dan butyl paraben.
OTT Tidak tercampurkan dengan larutan asam kuat
dan larutan garam dari besi dan larutan lain.
Khasiat Pengikat
3. PVP (Povidon)
Pemerian Putih sampai krem; Pahit; tidak berbau;
Higroskopi (serbuk).
4. Etanol 95%
5. Laktosa
Nama Dan Sinonim Laktosa, saccharum lactis
Pemerian Serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa agak
manis (Depkes RI, 1979).
Ukuran Partikel 100 µm (perbesaran 200x) (Rowe, 2006)
Kelarutan Larut dalam 6 bagian air, larut dalam 1 bagian
air mendidih, sukar larut dalam etanol (95%) P,
praktis tidak larut dalam kloroform P dan dalam
eter P (Depkes RI, 1979).
Stabiltas Pertumbuhan jamur dapat terjadi pada konsisi
lembab (80% RH dan di atas). Laktosa dapat
mengembangkan warna cokelat pada
penyimpanan, reaksi dipercepat oleh kondisi
hangat yang lembab (Rowe, 2006)
Ph Ph larutan 10% b/v 4-6,5 (Depkes RI, 1979)
Kompresibiitas 18,95-19,10 KN/cm2 (Rowe, 2006)
Penyimpanan Wadah tertutup baik (Depkes RI, 1979)
Khasiat Zat tambahan (filler) (Rowe, 2006)
6. Magnesium Stearat
Nama Dan Sinonim Magnesium stearat, Magnesii stearas
Pemerian Bentuk seperti granul atau bubuk, mudah
mengendap, warna putih, rasa khas seperti asam
stearat, bau sperti asam stearat atau bau lemah
Ukuran Partikel 20 µm (perbesaran 600x)
Struktur [CH3(CH2)16COO]2MG
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air, dalam etanol (95%)
P, dan dalam eter P (Depkes RI, 1979)
Stabilitas Stabil (rowe, 2006)
Daya Alir Dalam bentuk bubuk daya alir buruk, kohesif
(Rowe, 2006)
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik (Depkes RI, 1979)
7. Talk
Sinonim Magnesi osmanthus; powdered talc; purified
French chalk.
Rumus Empiris Mg6(Si2O5)4(OH)4
Pemerian Serbuk hablur, sangat halus, licin, mudah
melekat pada kulit, bebas butiran, warna putih
tau putih kelabu.
Kelarutan Tidak larut dalam hampir semua pelarut
pH 7-10 untuk 20% b/v
OTT Dengan ammonium
Kekerasan 1,0 – 1,5
Stabilitas Stabil dan dapat disterilkan pada suhu 1600C
Inkompatibilitas Ammonium kwartener
Kegunaan Pelicin
Wadah dan Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, tempat yang dingin
dan kering.
Analisa Formula
1. Mg stearat
Magnesium stearat secara luas digunakan dalam kosmetik, makanan, dan
formulasi farmasi. Hal ini terutama digunakan sebagai pelumas dalam kapsul dan
pada pembuatan tablet dengan konsentrasi antara 0,25% dan 5,0% b / b.
Magnesium stearat bersifat hidrofobik dan dapat memperlambat pelepasan obat
dari bentuk sediaan padat; karena itu pada konsentrasi terendah digunakan dalam
formulasi tersebut. Peningkatan koefisien variasi pencampuran dan penurunan
laju disolusi telah diamati berikut cara mencampur magnesium stearat pada saat
granulasi tablet. Laju disolusi tablet dan menghancurkan kekuatan menurun saat
pencampuran meningkat; dan magnesium stearat juga dapat meningkatkan
kerapuhan tablet. Pada saat pencampuran dengan magnesium stearat karena itu
harus dikontrol dengan hati-hati.
2. Lactosa
Laktosa anhidrat secara luas digunakan dalam aplikasi kompresi tablet
langsung dan sebagai pengisi dan pengikat pada tablet dan kapsul. Laktosa
anhidrat dapat digunakan dengan obat yang mempunyai kelembaban sensitif
karena kadar air rendah.
Hal ini memungkinkan pemilihan bahan yang paling cocok untuk aplikasi
tertentu. Biasanya, laktosa digunakan dalam penyusunan tablet dengan metode
granulasi basah atau ketika penggilingan selama pemrosesan dilakukan, karena
ukuran yang baik pencampuran dengan bahan formulasi lain dan menggunakan
pengikat lebih efisien. Aplikasi lain dari laktosa termasuk digunakan dalam
produk liofilisasi, dimana laktosa ditambahkan ke larutan untuk meningkatkan
ukuran plug and bantuan kohesi.
3. PVP
Dalam tablet, larutan povidon digunakan sebagai pengikat dalam proses
granulasi basah. Povidone juga ditambahkan ke campuran serbuk dalam bentuk
kering dan granul di situ dengan penambahan air, alkohol, atau larutan
hydroalcoholic. Povidon digunakan sebagai pelarut dalam formulasi oral dan
parenteral dan telah ditunjukkan untuk meningkatkan pelepasan obat yang sukar
larut dari bentuk dosis padat. larutan Povidone juga dapat digunakan sebagai agen
pelapis.
Povidone ini juga digunakan sebagai suspending agent, stabilisator, atau
agen peningkat viskositas di sejumlah suspensi topikal, oral dan larutan. Kelarutan
sejumlah obat aktif yang sukar larut dapat ditingkatkan dengan mencampur
dengan povidone. Pada tablet povidone yang di tambahkan sebanyak 0,5 sampai 5
%.
Povidone banyak digunakan sebagai eksipien, khususnya di tablet. Bila
dikonsumsi secara oral, povidone dapat dianggap sebagai tidak beracun karena
tidak diserap di saluran pencernaan atau selaput lendir. Penambahan povidone
tidak memiliki efek iritasi pada kulit dan tidak menyebabkan sensitisasi.
4. Amprotab
Amprotab adalah pati yang diubah atau digunakan dalam formulasi kapsul
dan tablet sebagai pengikat, pengencer, dan disintegran. Dibandingkan dengan
pati, nilai amprotab dapat dihasilkan dengan meningkatkan aliran dan kompresi
karakteristik seperti yang bahan pregelatinized dapat digunakan sebagai pengikat
tablet kompresi kering atau proses kompresi langsung. dalam proses tersebut,
amprotab sebagai pelincir. Namun, bila digunakan dengan eksipien lain mungkin
perlu untuk menambahkan pelicin untuk formulasi. Meskipun magnesium stearat
0,25% b / b umumnya digunakan untuk tujuan ini, konsentrasi yang lebih besar
dari ini mungkin memiliki efek buruk pada kekuatan tablet dan pelepasannya.
Amprotab juga dapat digunakan dalam proses granulasi basah. Pada granulasi
basah konsentrasi amprotab yang digunakan antara 5-20%.
5. Talk
Talk banyak digunakan dalam formulasi sediaan padat sebagai pelincir dan
pengencer. Namun, secara luas digunakan sebagai penghambat pelepasan dalam
pengembangan produk controlled-release. Talk juga digunakan sebagai pelincir
dalam formulasi tablet, dalam powder coating baru untuk extended-release pelet,
dan sebagai adsorben. Untuk tablet sebagai glidan dan lubrican konsentrasi talk
yang digunakan adalah 1-10%.
6. Etanol
Etanol disini merupakan pelarut yang digunakan untuk pengikat, pemilihan
pelarut dengan menggunakan etanol dibandingkan air karena titik didih etanol
lebih rendah dengan harapan ketika pemanasan akan melindungi zat aktif
sehingga tidak terjadi degradasi.
V. PROSEDUR KERJA
A. Alat dan Bahan
Alat :
1. Mortir
2. Stamper
3. Spatel
4. Saringan mesh
5. Punch
6. Timbangan analitik
B. Bahan
1. PVP
2. Paracetamol
3. Primogel
4. Etanol
5. Talk
6. Mg stearat
7. Amprotab
C. Prosedur Kerja Pembuatan Tablet
Pengikat ditambahkan dengan cara kering
1. Parasetamol, amprotab, PVP, dan laktosa dicampur sampai homogen,
kemudian tambahkan pelarut pengikat sedikit demi sedikit hingga
diperoleh masa yang basah.
2. Masa basah kemudian diayak dengan ayakan mesh 10 atau 12.
3. Granul basah dikeringkan dalam oven dengan suhu 40oC atau diangin-
angin diudara terbuka sampai kandungan lembab kurang dari 3%.
4. Granul yang telah kering kemudian ditimbang dan dievaluasi.
5. Granul yang telah memenuhi syarat dapat dicampur dengan fasa luar
(talk dan amprotab) aduk sekitar 10 menit hingga homogen, kemudian
tambahkan tambahkan Mg stearat, aduk selama 2 menit.
6. Masa siap cetak dievaluasi kemudian ditabletasi dengan menggunakan
punch diamter 13 mm dengan bobot yang telah ditentukan (dari hasil
perolehan granul).
7. Tablet dievaluasi menurut persyaratan berlaku.
7,498 gram
ρ parafin = = 0,7615 gram/ml
9,846 ml
4. Kadar Pemampatan
V0 (volume granul sebelum pemampatan) = 170 ml
V200 (volume granul pada 200 kali ketukan) = 155 ml
V 0−V 200
KP = x 100%
V 200
170−155
= x 100% = 9,6% → granul memenuhi syarat Kp ≤ 20%
155
5. Perbandingan Haussner
BJ setelah pemampatan = 0,451 gram/ml
BJ sebelum pemampatan = 0,437 gram/ml
BJ setelah pemampatan
Angka Haussner =
BJ sebelum pemampatan
0,451 gram/ ml
=
0,437 gram/ ml
= 1 gram/ml
Syarat : angka haussner = 1
Kesimpulan : tablet memenuhi syarat karena angka haussner = 1
6. Kompresibilitas
BJ mampat = 0,451 gram/ml
BJ nyata = 0,437 gram/ml
B. Evaluasi Tablet
1. Organoleptik
a) Rupa : Baik, Rata, Mengkilap.
b) Bau : Tidak berbau.
c) Rasa : Pahit.
2. Sifat Fisika
a) Keseragaman Ukuran
1) Keseragaman tebal
123,01
X= = 6,15 mm
20
2) Keseragaman Diameter
161,25
X= = 8,06 mm
20
Syarat : Menrut FI IV diameter tablet tidak boleh lebih dari 3 kali
1
dan tidak kurang dari 1 tebal tablet.
3
Kesimpulan : Tablet tidak memenuhi syarat karena diameter tablet
(8,06) kurang dari 8,2 mm.
≥ 3 x 6,15 = 18,45 mm
1
≤ 1 x 6,15 = 8,2 mm
3
b) Kekerasan
No. Kekerasan No. Kekerasan
1 3 kg/cm2 11 4 kg/cm2
2 3 kg/cm2 12 4 kg/cm2
3 5 kg/cm2 13 5 kg/cm2
4 4 kg/cm2 14 4 kg/cm2
5 4 kg/cm2 15 3 kg/cm2
6 4 kg/cm2 16 5 kg/cm2
7 4 kg/cm2 17 5 kg/cm2
8 4 kg/cm2 18 5 kg/cm2
9 4 kg/cm2 19 4 kg/cm2
10 3 kg/cm2 20 4 kg/cm2
80
X= = 4 kg/cm2
20
Syarat : Tablet besar 7-10 kg/cm2 & tablet kecil 4lg/cm2
Kesimpulan : tablet tidak memenuhi syarat karena pada uji
kekerasan ini diperoleh kekerasan sebesar 4 kg/cm2 dengan kriteria
tablet besar dengan bobot > 250 mg
c) Friabilitas
a−b
F= x 100%
a
5,99 gram−5,89 gram
= x 100%
5,99 gram
= 1,67 %
Syarat : tablet yang baik memiliki friabilitas ˂ 1 %
Kesimpulan : Tablet tidak memenuhi syarat karena friabilitas yg
diperoleh 1,67 %
d) Keragaman Bobot
0,303 0,309 0,305 0,307
0,302 0,304 0,302 0,303
0,307 0,306 0,302 0,307
0,302 0,304 0,304 0,301
0,304 0,301 0,300 0,307
Rata-rata : 0,30451 mg atau 304,51 gram
Penyimpangan Kolom A Kolom B
0,817 % Tidak ada Tidak ada yang
0,617 %
0,824 %
0,824 %
0,160%
1,152 %
0,617 %
0,48 %
0,617 %
1,474 %
0,617 %
0,824 %
0,817 %
0,824 %
0,495 %
303−304,51
Penyimpangan 1 = x 100% = 0,495 %
304,51
302−304,51
Penyimpangan 2 = x 100% = 0,824 %
304,51
307−304,51
Penyimpangan 3 = x 100% = 0,817 %
304,51
302−304,51
Penyimpangan 4 = x 100% = 0,824 %
304,51
304−304,51
Penyimpangan 5 = x 100% = 0,617 %
304,51
309−304,51
Penyimpangan 6 = x 100% = 1,474
304,51
304−304,51
Penyimpangan 7 = x 100% = 0,617 %
304,51
306−304,51
Penyimpangan 8 = x 100% = 0,48 %
304,51
304−304,51
Penyimpangan 9 = x 100% = 0,617 %
304,51
301−304,51
Penyimpangan 10 = x 100% = 1,152 %
304,51
305−304,51
Penyimpangan 11 = x 100% = 0,160%
304,51
302−304,51
Penyimpangan 12 = x 100% = 0,824 %
304,51
302−304,51
Penyimpangan 13 = x 100% = 0,824 %
304,51
304−304,51
Penyimpangan 14 = x 100% = 0,617 %
304,51
300−304,51
Penyimpangan 15 = x 100% = 1,481 %
304,51
307−304,51
Penyimpangan 16 = x 100% = 0,817 %
304,51
303−304,51
Penyimpangan 17 = x 100% = 0,495 %
304,51
307−304,51
Penyimpangan 18 = x 100% = 0,817 %
304,51
301−304,51
Penyimpangan 19 = x 100% = 1,152 %
304,51
307−304,51
Penyimpangan 20 = x 100% = 0,817 %
304,51
Syarat : Tidak boleh ada dua tablet yang masing-masing menyimpang dari
bobot rata-rata lebih besar dari harga yang ditetapkan pada kolom A, dan
tidak boleh ada satupun tablet yang menyimpang dari bobot rata-rata lebih
dari harga pada kolom B.
Kesimpulan : Dari 20 tablet tidak ada 2 tablet yang masing-masing
menyimpang dari bobot rata-rata lebih besar dari harga ditetapkan pada
kolom A, dan tidak ada satupun tablet yang menyimpang dari bobot rata-
rata lebih dari harga pada kolom B.
e) Uji Waktu Hancur
58 detik
Syarat : Waktu yang diperlukan untuk menghancurkan ke 6 tablet tidak
lebih dari 15 menit untuk tablet yang tidak bersalut.
Kesimpulan : Waktu hancur tablet baik karena kurang dari 15 menit.
f) Uji Disolusi
Konsentrasi tablet
Waktu
(menit) Absorbansi
5 0,805
10 0,810
15 0,808
20 0,807
25 0,799
30 0,807
98,1948 mg
x 900 mL=88,3753 mg
1000 mL
88,3753 mg
% terdisolusi = x 100 %=35,35 %
250 mg
0,7611
X = = 98,98441 ppm
0,0077
98,98441mg
x 900 mL=88,9597 mg
1000 mL
89,9416 mg
% terdisolusi = x 100 %=35,97 %
250 mg
0,7591
X = = 98,5844 ppm
0,0077
98,5844 mg
x 900 mL=88,7259 mg
1000 mL
Terdisolusi dalam 900 mL = 88,7259 + 10/900 x (88,3753+88,9597) =
90,6962 mg
90,6962 mg
% terdisolusi = x 100 %=36,27 %
250 mg
0,7581
X = = 98,4545 ppm
0,0077
98,4545 mg
x 900 mL=88,6090 mg
1000 mL
91,5652 mg
% terdisolusi = x 100 %=36,62 %
250 mg
0,7501
X = = 97,4155 ppm
0,0077
97,4155 mg
x 900 mL=87,6740 mg
1000 mL
Terdisolusi dalam 900 mL = 87,6740 + 10/900 x (
88,3753+88,9597+ 88,7259+88,6090) = 91,6147 mg
91,6147 mg
% terdisolusi = x 100 %=36,64 %
250 mg
0,7581
X = = 98,4545 ppm
0,0077
98,4545 mg
x 900 mL=88,6090 mg
1000 mL
92,53 mg
% terdisolusi = x 100 %=37,01 %
250 mg
V 1 X N 1=V 2 X N 2 V 1 X N 1=V 2 X N 2
V 1 X 500=10 X 45 V 1 X 500=10 X 50
V 1 X 500=450 V 1 X 500=500
450 500
V 1= =0,9 mL add 10 mL V 1= =1 mL add 10 mL
500 500
55 ppm 60 ppm
V 1 X N 1=V 2 X N 2 V 1 X N 1=V 2 X N 2
V 1 X 500=10 X 55 V 1 X 500=10 X 60
V 1 X 500=550 V 1 X 500=600
550 600
V 1= =1,1 Ml add 10 Ml V 1= =1,2 mL add 10 mL
500 500
65 ppm 70 ppm
V 1 X N 1=V 2 X N 2 V 1 X N 1=V 2 X N 2
V 1 X 500=10 X 65 V 1 X 500=10 X 70
V 1 X 500=650 V 1 X 500=700
650 700
V 1= =1,3 mL aqdd 10 mL V 1= =1,4 mL add 10 mL
500 500
55 0,475 0.4
0
40 45 50 55 60 65 70 75
Konsentrasi
Bobot tablet Abs
Tablet 1 305 mg 0,536
Tablet 2 301 mg 0,546
Tablet 3 303 mg 0,599
a. Tablet 1
Y = 0,0077x + 0,0489
0,4871 = 0,0077x
0,4871
x =
0,0077
x = 63,2597 ppm
Kadar tablet 1 = 63,2597 ppm x 50 (pengenceran)
= 3162,985 ppm
3162,985mg 316,2985mg
=
1000 mL 100 mL
berat parasetamol
%Kadar tablet 1 = x 100 %
berat sampel
316,2985mg
= x 100 %
305 mg
= 103,70 %
b. Tablet 2
Y = 0,0077x + 0,0489
0,4971
x =
0,0077
x = 64,558 ppm
Kadar tablet 2 = 64,558ppm x 50 (pengenceran)
= 3227,92 ppm
3227,92mg 322,792mg
=
1000 mL 100 mL
berat parasetamol
%Kadar tablet 2 = x 100 %
berat sampel
322,792mg
= x 100 %
301mg
= 107,239 %
c. Tablet 3
Y = 0,0077x + 0,0489
0,5501 = 0,0077x
0,5501
x =
0,0077
x = 71,4415 ppm
Kadar tablet 3 = 71,4415 ppm x 10 (pengenceran)
= 714,415 ppm
714,415mg 71,4415mg
=
1000 mL 100 mL
berat parasetamol
%Kadar tablet 3 = x 100 %
berat sampel
71,4415mg
= x 100 %
303 mg
= 23,57 %
h). Kadar Zat aktif dalam tablet
ABS = 0,536 Bobot tablet = 369,7 mg
Y = 0,0077x + 0,0489
0,536 = 0,0077x + 0,0489
0,536 – 0,0489 = 0,0077x
0,488 = 0,0077x
x = 0,488/0,0077
x = 63,3766 ppm
Kadar tablet = 63,3766 ppm x 50 (pengenceran)
= 3168,83 ppm
3168,83 mg 316,883 mg
=
1000 mL 100 mL
berat parasetamol
%Kadar tablet = x 100 %
berat sampel
316,883 mg
= x 100 %
369,7 mg
= 85,71 %
VII. PEMBAHASAN
1. Organoleptik
Pada uji organoleptik dengan menggunakan panca indra, tablet
menunjukkan rupa yang baik, halus, rata, sedikit mengkilat. Memiliki bau
khas seperti halnya obat, dan berasa pahit.
2. Keseragaman ukuran
Untuk diameter tablet yang dipersyaratkan dalam farmakope, tablet tidak
boleh lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 1/3 tebal tablet. Sehingga
dapat diketahui bahwa tablet yang diujikan memenuhi syarat karena
mempunyai diameter tablet (8,06 mm) lebih besar dari tebal tablet (6,15
mm).
3. Uji kekerasan
Uji kekerasan tablet dapat didefinisikan sebagai uji kekuatan tablet yang
mencerminkan kekuatan tablet secara keseluruhan, yang diukur dengan
memberi tekanan terhadap diameter tablet. Tablet harus mempunyai
kekuatan dan kekerasan tertentu serta dapat bertahan dari berbagai
goncangan mekanik pada saat pembuatan, pengepakan dan transportasi.
Setalh melakukan uji kekerasan ini maka dapat diketahui bahwa tablet
tidak memenuhi syarat karena pada uji kekerasan dengan kekerasan 4
kg/cm2 dengan kriteria tablet besar (7-10 kg/cm2) tablet besar > 250 mg.
4. Friabilitas
Kerapuhan (friabilitas) merupakan parameter yang digunakan untuk
mengukur ketahanan permukaan tablet terhadap gesekan yang dialaminya
sewaktu pengemasan dan pengiriman. Kerapuhan diukur dengan
friabilator. Tablet yang memenuhi syarat adalah tablet yang memiliki
friabilitas < 1%. Sedangkan hasil yang didapat yaitu 1,67 %, sehingga
tablet tersebut tidak memenuhi syarat.
5. Keseragaman Bobot
Untuk uji keseragaman bobot menunjukan bahwa tablet memenuhi
persyaratan, karena dari 20 tablet tidak ada 2 tablet yang masing-masing
menyimpang dari bobot rata-rata lebih besar dari harga yang ditetapkan
pada kolom A, dan tidak ada satupun tablet yang menyimpang dari bobot
rata-rata lebih dari harga pada kolom B.
6. Waktu Hancur
Waktu hancur adalah waktu yang dibutuhkan sejumlah tablet untuk hancur
menjadi granul/partikel penyusunnya selama waktu tertentu. Alat yang
digunakan yaitu disintegration tester. Setelah dilakukan percobaan maka
dapat diketahui bahwa tablet tersebut memenuhi persyaratan karena
kurang dari 15 menit (untuk 6 tablet).
7. Uji Disolusi
Tujuan dari uji disolusi ini yaitu untuk mengukur banyaknya obat dan
kadar zat aktif yang dapat bereaksi pada waktu tertentu. Untuk tujuan
terapeutik tablet model ini diusahakan agar kadar obat tinggi hanya dalam
waktu yang singkat. Pengujian dilakukan dengan jalan tablet uji
dimasukan kedalam alat disolusi kemudian dilakukan pengambilan sampel
dan dihitung absorbansinya.
Dari hasil tersebut menunjukan bahwa kadar parasetamol yaitu 37,01 %.
Kadar zat aktif dari uji disolusi yang baik adalah 100%, sehingga tablet ini
tidak memenuhi syarat.
8. Keseragaman Kandungan
Untuk penetapan keseragaman kandungan zat akti yang didapat yaitu
85,71 %. Dalam farmakope disebutkan bahwa kadar zat aktif parasetamol
tidak boleh kurang dari 95% dan tidak boleh lebih dari 110% sehingga
kadar zat aktif pada sediaan tablet tersebut tidak memenuhi syarat.
VIII KESIMPULAN
Kecepatan Aliran
Bobot Jenis
Keseragaman bobot
Organoleptik
Uji Kekerasan
Friabilitas
Keseragaman Ukuran