Anda di halaman 1dari 2

KLINDAMISIN

Deskripsi obat :
Klindamisin merupakan suatu antibiotik yang dapat bekerja sebagai bakteriostatik maupun
bakterisidal, tergantung pada konsentrasi obat, tempat infeksi dan organisme penyebab infeksi.
Klindamisin digunakan untuk mengobati infeksi serius akibat bakteri anaerob atau bakteri aerob
gram positif (Mulyani, 2017).

Mekanisme kerja :
clindamycin adalah menghambat sintesa protein bakteri dengan mengikat subunit ribosom 50S
yang menghambat terbentuknya ikatan peptide (Sukandar, 2008). Hal ini akan menghalangi
reaksi transpeptidasi atau translokasi sehingga mengakibatkan pertumbuhan sel terhambat.
Clindamycin dihidrolisis menjadi bentuk aktifnya yang memiliki aktivitas antibakteri. Studi in-
vitro menunjukkan bahwa antibiotik ini aktif terhadap kultur Propionibacterium acnes. Asam
lemak bebas pada permukaan kulit berkurang dari sekitar 14% menjadi 2% setelah aplikasi
Clindamycin salep / gel.

Indikasi :
Sediaan topikal antibiotik ini digunakan sebagai obat jerawat parah / acne vulgaris pada orang
dewasa dan anak-anak yang berusia minimal 12 tahun.

Kontraindikasi obat: 
 Memiliki riwayat hipersensitif.
 Memiliki riwayat enteritis regional atau kolitis ulserativa.
 Memiliki riwayat kolitis terkait antibiotik.

Efek samping :
Pada penggunaan topical dapat menyebabkan kulit kering atau berlemak, iritasi, eritem, dan rasa
terbakar pada mata. (Raharja, 2007)

Interaksi obat :

Eritromisin
Interaksi clindamycin dan eritromisin akan menyebabkan efek antimikroba yang bersifat
antagonis sehingga disarankan tidak digunakan bersamaan.

Vaksin

Penggunaan vaksin, terutama vaksin dari organisme hidup yang dilemahkan dengan antibiotik
akan mengurangi efektivitas vaksin

Referensi :
Mulyani, Y. W. (2017). Ekstrak Daun Katuk (sauropus androgynus (L) Merr) sebagai antibakteri
terhadap propionibacterium acnes dan staphylococcus epidermis. jurnal farmasi
lampung, 46-54.
Raharja, D. T. (2007). Obat-Obat Penting: khsasiat, penggunaan, dan efek sampingnya. Jakarta:
PT elex Media Komputindo.
Sukandar, E. Y. (2008). ISO Farmakoterapi. Jakarta: PT ISFI.

Anda mungkin juga menyukai