Anda di halaman 1dari 15

BAB II

STRUKTUR PENDUDUK USIA PRODUKTIF

2.1. Jumlah dan Komposisi

Penduduk usia produktif adalah penduduk yang berusia 15 hingga 64

tahun. Penduduk muda berusia di bawah 15 tahun, umumnya dianggap

sebagai penduduk yang belum produktif karena secara ekonomis masih

tergantung pada orang tua atau orang lain yang menanggungnya. Sementara

itu penduduk berusia di atas 64 tahun dianggap tidak produktif karena

kemampuannya tidak bisa optimal dalam melakukan pekerjaan.

Seiring pertambahan usia, beban dan tanggung jawab individu akan

menyertai, manusia produktif dituntut untuk dapat menghasilkan sesuatu yang

bertujuan baik dalam hidupnya serta bermanfaat untuk orang lain.

Semakin meningkatnya penduduk usia 15 - 64 tahun dapat menjadi

pendorong pertumbuhan ekonomi. Banyaknya penduduk usia produktif

diharapkan mampu menjadi penggerak perekonomian, baik sebagai tenaga

kerja berkualitas maupun sebagai pembuka lapangan kerja bagi yang lain.

Semakin meningkatnya penduduk usia 15 - 64 tahun dapat menjadi

pendorong pertumbuhan ekonomi. Banyaknya penduduk usia produktif

diharapkan mampu menjadi penggerak perekonomian, baik sebagai tenaga

kerja berkualitas maupun sebagai pembuka lapangan kerja bagi yang lain.

Seiring dengan semakin tingginya jumlah penduduk usia produktif,

maka kebutuhan akan lapangan pekerjaan semakin tinggi pula. Apabila tidak

terjadi keseimbangan dengan ketersediaan lapangan pekerjaan, maka akan

muncul ancaman pengangguran.

5
2.1.1. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Tempat Tinggal

Program Keluarga Berencana yang telah digulirkan di

Indonesia sejak tahun 1967 telah berhasil menekan laju pertumbuhan

penduduk dari waktu ke waktu. Saat ini pertumbuhan penduduk

Indonesia 1,49% per tahun (berdasarkan sesnsus penduduk tahun2010).

Tentu saja hal ini perlu mendapat apresiasi dari semua pihak karena

tanpa kerja keras dari semua pihak khususnya BKKBN hal ini sangat

sulit dicapai. Namun fokus perhatian di bidang kependudukan ini

seyogyanya bukan hanya pada pertumbuhan saja, namun termasuk

struktur dan persebaran. Berikut adalah tabel struktur dan persebaran

penduduk Kabupaten Purbalingga dilihat dari distribusi penduduk

menurut jenis kelamin dan tempat tinggal.

Tabel 2.1.1
Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Tempat Tinggal

Jenis Kelamin Rasio


No. Kecamatan Total
Pria Wanita Gender
1 2 3 4 5 6
1 Kemangkon 27.543 28.671 56.214 0.96
2 Bukateja 34.862 35.571 70.433 0.98
3 Kejobong 22.096 23.427 45.523 0.94
4 Pengadegan 18.631 19.244 37.875 0.97
5 Kaligondang 28.714 30.973 59.687 0.93
6 Purbalingga 29.119 30.768 59.887 0.95
7 Kalimanah 26.701 27.415 54.116 0.97
8 Padamara 21.034 22.060 43.094 0.95
9 Kutasari 29.516 29.818 59.334 0.99
10 Bojongsari 30.150 29.825 59.975 1.01
11 Mrebet 34.907 35.616 70.523 0.98
12 Bobotsari 24.889 25.295 50.184 0.98

6
13 Karangreja 21.092 21.186 42.278 1.00
14 Karangjambu 12.740 12.529 25.269 1.02
15 Karanganyar 18.165 18.260 36.425 0.99
16 Kertanegara 15.809 16.217 32.026 0.97
17 Karangmoncol 26.312 26.505 52.817 0.99
18 Rembang 30.443 30.324 60.767 1.00
Kabupaten 452.723 463.704 916.427 0.98
Purbalingga
Sumber : BPS / Kabupaten Purbalingga dalam Angka Tahun 2018, Hal. 68.

Untuk Kabupaten Purbalingga sendiri, struktur dan persebaran

penduduk masih belum merata. Hal ini dapat dilihat dari tabel jumlah

dan komposisi penduduk per kecamatan di Kabupaten Purbalingga.

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa jumlah penduduk Kabupaten

Purbalingga pada tahun 2018 adalah sebanyak 916.427 jiwa, terdiri

dari 452.723 jiwa laki-laki dan 463.704 jiwa perempuan. Dengan

jumlah penduduk terbanyak adalah Kecamatan Mrebet yaitu sebesar

70.523 jiwa yang terdiri dari 34.907 jiwa penduduk laki-laki dan

35.616 jiwa perempuan. Adapun jumlah penduduk yang paling sedikit

adalah Kecamatan Karangjambu dengan komposisi 12.740 jiwa

penduduk laki-laki dan 12.529 jiwa penduduk perempuan.

Adapun komposisi gender yang paling mendekati angka bulat

rasio penduduk laki-laki dan perempuan 1,00 adalah Kecamatan

Karangreja. Yaitu dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 21.092

jiwa dan perempuan 21.186 jiwa. Penjelasan mengenai distribusi

penduduk menurut jenis kelamin dan tempat tinggal juga dapat dilihat

dalam grafik 2.1.1. berikut ini.

7
Grafik 2.1.1
Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Tempat Tinggal
40

35

30

25

20

15

10

Sumber : BPS / Kabupaten Purbalingga dalam Angka Tahun 2018, Hal. 68.
Laki-laki Perempuan

2.2. Proyeksi Penduduk Usia Produktif

2.2.1. Proyeksi Kabupaten Purbalingga Tahun 2015 – 2025 Menurut

Kelompok Umur

Dalam rangka perencanaan pembangunan disegala bidang,

diperlukan informasi mengenai keadaan penduduk seperti jumlah

penduduk, persebaran penduduk, dan susunan penduduk menurut

umur. Informasi yang tersedia tidak hanya menyangkut keadaan pada

saat perencanaan disusun, tetapi juga informasi masa lalu dan masa

kini yang sudah tersedia dari hasil sensus dan survei-survei.

8
Sedangkan untuk masa yang akan datang, informasi tersebut perlu

dibuat suatu proyeksi yaitu perkiraan jumlah penduduk dan

komposisinya di masa mendatang.

Proyeksi penduduk yang dimaksud bukan merupakan ramalan

jumlah penduduk tetapi suatu penghitungan ilmiah yang didasarkan

komponen yang berpengaruh terhadap pertumbuhan penduduk dimasa

yang akan datang. Komponen-komponen tersebut akan menentukan

besaran jumlah penduduk dan struktur penduduk. Dapat dikatakan

proyeksi penduduk adalah penghitungan jumlah penduduk (menurut

komposisi umur dan jenis kelamin) di masa yang akan datang

berdasarkan asumsi arah perkembangan fertilitas, mortalitas, dan

migrasi.

Ketepatan atau ketajaman proyeksi penduduk sangat

tergantung pada ketajaman asumsi tren komponen perubahan

penduduk yang digunakan. Asumsi tingkat kelahiran, kematian, dan

migrasi di masa yang akan datang, ditentukan oleh gambaran tren di

masa yang lampau sampai dengan saat ini serta target yang hendak

dicapai dimasa yang akan datang. Penentuan target dimasa yang akan

datang tersebut tentunya harus memperhatikan faktor-faktor yang

mempengaruhi masing-masing komponen seperti perkembangan

sosial ekonomi, pencapaian program kesehatan, keluarga berencana

dan lain sebagainya.

Asumsi-asumsi tingkat kelahiran, kematian, dan perpindahan

penduduk yang melandasi proyeksi bisa jadi tidak sesuai lagi dengan

9
perubahan yang terjadi (kenyataan), khususnya untuk periode waktu

proyeksi yang panjang. Oleh karena itu proyeksi penduduk secara

periodik direvisi / diperbaiki dengan data mutakhir hasil sensus atau

survei kependudukan yang tersedia.

Sumber data juga akan mempengaruhi ketajaman proyeksi

yang dibuat, data penduduk Indonesia yang dapat dipakai dan dapat

dipercaya untuk keperluan proyeksi adalah berasal dari sensus

penduduk (SP) yang diselenggarakan pada tahun yang berakhiran 0,

sesuai dengan rekomendasi PBB.

Tabel 2.2.1
Proyeksi Penduduk Usia Produktif Kabupaten Purbalingga
Tahun 2015 – 2025 Menurut Kelompok Umur

2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
15-19 69,981 70,166 70,348 70,482 70,605 70,689 70,671 70,570 70,395 70,114 69,833
20-24 67,685 67,571 67,615 67,755 67,908 68,070 68,196 68,324 68,403 68,474 68,510
25-29 65,623 65,651 65,590 65,475 65,324 65,136 65,008 65,037 65,161 65,301 65,455
30-34 69,714 70,006 70,163 70,240 70,264 70,321 70,345 70,278 70,152 69,987 69,783
35-39 63,880 64,278 64,773 65,319 65,841 66,235 66,491 66,617 66,667 66,669 66,703
40-44 60,611 61,082 61,338 61,468 61,589 61,804 62,195 62,679 63,213 63,726 64,117
45-49 56,088 57,167 58,295 59,401 60,416 61,195 61,668 61,923 62,052 62,175 62,392
50-54 55,406 56,643 57,832 58,950 60,026 61,162 62,343 63,580 64,791 65,903 66,758
55-59 40,931 42,366 43,726 45,023 46,267 47,530 48,607 49,644 50,620 51,560 52,554
60-64 41,321 42,969 44,732 46,611 48,444 50,132 51,910 53,597 55,209 56,755 58,329
Jumlah 591,240 597,899 604,412 610,724 616,684 622,274 627,434 632,249 636,663 640,664 644,434
Sumber : BPS

Berdasarkan tabel 2.2.1 di atas dapat diketahui bahwa

penduduk Purbalingga diproyeksikan mengalami kenaikan dari tahun

ke tahun.

10
2.3. Sebaran Penduduk Usia Produktif

Struktur umur penduduk dipengaruhi oleh tiga variabel demografi,

yaitu kelahiran, kematian, dan migrasi. Ketiga variabel ini saling berpengaruh

satu sama lain, yaitu apabila satu variabel berubah, maka variabel yang lain

juga ikut berubah. Faktor sosial-ekonomi suatu negara akan mempengaruhi

struktur umur penduduk melalui ketiga variabel demografi di atas. Menurut

BPS, karakteristik penduduk dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu : 1.

Penduduk muda, apabila kelompok penduduk yang berusia di bawah 15 tahun

mencapai sebesar 40 persen atau lebih dari jumlah seluruh penduduk. 2.

Penduduk tua, apabila jumlah penduduk usia 65 tahun ke atas di atas 10

persen dari total penduduk.

Suatu bangsa yang mempunyai karakteristik penduduk muda akan

mempunyai beban besar dalam investasi sosial untuk pemenuhan kebutuhan

pelayanan dasar bagi anak-anak dibawah 15 tahun ini. Dalam hal ini

pemerintah harus membangun sarana dan prasarana pelayanan dasar mulai

dari perawatan Ibu hamil dan kelahiran bayi, bidan dan tenaga kesehatan

lainnya, sarana untuk tumbuh kembang anak termasuk penyediaan imunisasi,

penyediaan pendidikan anak usia dini, sekolah dasar termasuk guru-guru dan

sarana sekolah yang lain.

Sebaliknya bangsa dengan ciri penduduk tua akan mengalami beban

yang cukup besar dalam pembayaran pensiun, perawatan kesehatan fisik dan

kejiwaan lanjut usia (lansia), pengaturan tempat tinggal dan lain lain.

Penduduk Indonesia belum dianggap sebagai penduduk tua karena persen

penduduk diatas 65 tahun masih kecil, namun karena jumlah penduduk yang

11
besar, maka jumlah orang tua juga cukup besar untuk memperoleh perhatian

dari pemerintah pusat maupun lokal.

2.3.1. Presentase Penduduk Usia Produktif Kabupaten

Berdasarkan komposisi penduduk menurut karakteristiknya,

dapat dikembangkan beberapa indikator atau ukuran yang umum

digunakan dalam penyajian data penduduk, salah satunya adalah angka

ketergantungan. Dependency ratio atau rasio ketergantungan

merupakan rasio yang menyatakan perbandingan penduduk belum

produktif (usia dibawah 15 tahun) dan penduduk tidak produktif (usia

65 tahun keatas) terhadap penduduk usia produktif (usia kerja, 15-64

tahun) secara ekonomi. Berikut adalah tabel persentase penduduk usia

produktif Kabupaten Purbalingga.

Tabel 2.3.1
Presentase Penduduk Usia Produktif Kabupaten Purbalingga
Kelompok Jenis Kelamin
No Kategori Jumlah
Umur Pria Wanita
0-4 40,513 38,510 79,023
5-9 39,939 37,853 77,792
Usia Tidak 10-14 38,063 36,521 74,584
1
Produktif 65+ 38,601 41,554 80,155
Jumlah 157,116 154,438 311,554
% 34.70 33.31 34.00

15-19 37,465 36,354 73,819


20-24 33,788 34,637 68,425
25-29 29,956 32,069 62,025
30-34 30,591 32,973 63,564
2 Usia Produktif 35-39 31,390 33,637 65,027
40-44 29,901 31,185 61,086
45-49 28,694 30,546 59,240
50-54 26,456 29,778 56,234
55-59 24,367 26,404 50,771

12
60-64 22,999 21,683 44,682
Jumlah 295,607 309,266 604,873
% 65.30 66.69 66.00

TOTAL 452,723 463,704 916,427

Sumber : BPS / Kabupaten Purbalingga dalam Angka Tahun 2018, Hal. 70.

Menurut Mason, 2001, John Ross, 2004 (dalam Moertiningsih

dkk) bonus demografi adalah keuntungan ekonomis yang disebabkan

oleh menurunnya rasio ketergantungan sebagai hasil proses penurunan

fertilitas jangka panjang. Transisi demografi menurunkan proporsi

umur penduduk muda dan meningkatkan proporsi penduduk usia kerja,

dan ini menjelaskan hubungan pertumbuhan penduduk dengan

pertumbuhan ekonomi. Penurunan proporsi penduduk muda

mengurangi besarnya investasi untuk pemenuhan kebutuhannya,

sehingga sumber daya dapat dialihkan kegunaannya untuk memacu

pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan keluarga.

Pergeseran distribusi penduduk menurut umur menyebabkan

menurunnya rasio ketergantungan penduduk usia non-produktif dengan

penduduk usia produktif. Khusus untuk bonus demografi ini,

menurunnya rasio ketergantungan lebih disumbangkan oleh penurunan

banyaknya penduduk muda (youth dependency ratio) dibanding

penduduk tua (elderly dependency ratio). Ini disebabkan karena

perjalanan transisi demografi belum sampai meningkatkan harapan

hidup diatas 65 tahun.

Dari tabel 2.3.1 di atas, dapat diketahui bahwa persentase

penduduk usia produktif Kabupaten Purbalingga sangat tinggi yaitu

13
sebesar 66%. Artinya Kabupaten Purbalingga sudah memasuki era

bonus demografi. Berkah ini harus dimanfaatkan dengan baik. Karena

berkah dapat berubah menjadi bencana jika kita gagal mempersiapkan

diri dengan baik. Ada beberapa syarat agar kita dapat menikmati bonus

demografi, yaitu :

1. Angkatan kerja yang berlimpah dan berkualitas, baik dari sisi

kesehatan dan kecukupan gizi maupun dari sisi pendidikan dan

pelatihan serta kompetensi profesionalnya.

2. Suplai tenaga kerja produktif yang besar harus diimbangi dengan

tersedianya lapangan kerja yang memadai.

3. Meningkatnya perempuan yang masuk dalam pasar kerja.

4. Meningkatnya tabungan di tingkat rumah tangga.

Untuk lebih jelasnya, prosentase penduduk usia produktif

Kabupaten Purbalingga dapat dilihat melalui grafik 2.3.1. berikut ini.

Grafik 2.3.1
Presentase Penduduk Usia Produktif Kabupaten
Purbalingga
Usia Tidak Produktif Usia Produktif Pria Wanita

Pria
32%
Usia Tidak
Produktif Usia Produktif
34% Wanita
34%

Sumber : BPS / Kabupaten Purbalingga dalam Angka Tahun 2018, Hal. 68.

14
2.3.2. Jumlah Penduduk Usia Produktif Menurut Kecamatan

Tabel 2.3.2.
Jumlah Penduduk Usia Produktif Kabupaten Purbalingga

KELOMPOK UMUR
NO KECAMATAN
15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 JUMLAH

1 KEMANGKON 4.161 3.609 3.538 4.133 4.254 4.019 4.004 3.842 2.736 3.033 37.329

2 BUKATEJA 5.767 5.406 5.038 5.305 4.987 4.834 4.776 4.542 3.253 3.307 47.215

3 KEJOBONG 3.375 3.087 3.067 3.333 3.268 3.101 3.042 2.925 2.304 2.316 29.818

4 PENGADEGAN 2.790 2.477 2.575 2.907 2.761 2.484 2.492 2.505 1.899 2.085 24.975

5 KALIGONDANG 4.252 3.920 4.167 4.631 4.297 4.025 3.959 4.015 3.073 3.286 39.625

6 PURBALINGGA 4.997 5.372 4.813 4.924 4.442 4.278 4.192 4.148 2.857 2.746 42.769

7 KALIMANAH 4.521 4.308 4.066 4.414 4.022 3.845 3.651 3.450 2.574 2.664 37.515

8 PADAMARA 3.395 3.568 3.259 3.633 3.333 3.110 2.756 2.649 1.901 2.064 29.668

9 KUTASARI 4.321 4.572 4.393 4.705 4.279 3.583 3.446 3.727 2.975 2.989 38.990

10 BOJONGSARI 4.894 5.172 4.582 4.731 4.215 3.970 3.549 3.744 2.776 2.820 40.453

11 MREBET 5.479 5.344 4.938 5.156 5.001 4.511 4.281 4.434 3.645 3.756 46.545

12 BOBOTSARI 3.871 3.497 3.580 3.988 3.421 3.315 3.251 3.221 2.698 2.582 33.424

13 KARANGREJA 3.040 3.319 3.168 3.229 3.046 2.643 2.623 2.719 2.099 1.942 27.828

14 KARANGJAMBU 1.822 1.940 1.828 1.861 1.756 1.665 1.543 1.543 1.248 1.241 16.447

15 KARANGANYAR 2.808 2.706 2.594 2.527 2.477 2.281 2.373 2.100 1.773 2.041 23.680

16 KERTANEGARA 2.306 1.929 2.006 2.069 2.218 2.232 2.144 2.088 1.494 1.758 20.244

17 KARANGMONCOL 4.156 3.504 3.579 3.867 3.428 3.487 3.410 3.286 2.633 2.727 34.077

18 REMBANG 4.527 4.025 4.284 4.827 4.114 4.085 3.909 4.012 3.085 3.254 40.122

TOTAL 70.482 67.755 65.475 70.240 65.319 61.468 59.401 58.950 45.023 46.611 610.724

Sumber : BPS

2.4. Rasio Jenis Kelamin Penduduk Usia Produktif

Rasio Jenis Kelamin (RJK) adalah perbandingan jumlah penduduk

laki-laki dengan jumlah penduduk perempuan. Angka rasio jenis kelamin

menunjukkan jumlah penduduk laki-laki per 100 penduduk perempuan. Data

mengenai RJK berguna untuk pengembangan perencanaan pembangunan

yang berwawasan gender, terutama yang berkaitan dengan perimbangan

pembangunan laki-laki dan perempuan secara adil. Misalnya, karena adat dan

kebiasaan jaman dulu yang lebih mengutamakan pendidikan laki-laki

15
dibanding perempuan, maka pengembangan pendidikan berwawasan gender

harus memperhitungkan kedua jenis kelamin dengan mengetahui berapa

banyaknya laki-laki dan perempuan dalam umur yang sama. Informasi

tentang rasio jenis kelamin juga penting diketahui oleh para politisi, terutama

untuk meningkatkan keterwakilan perempuan dalam parlemen.

2.4.1. Rasio Jenis Kelamin Penduduk Usia Produktif Menurut Kelompok

Umur

Jumlah Penduduk Kabupaten Purbalingga sebesar 916.427 jiwa

dengan komposisi 452.723 jiwa laki-laki dan 463.704 jiwa perempuan.

Dari komposisi penduduk menurut jenis kelamin dapat diketahui besar

rasio jenis kelamin (sex ratio), yaitu perbandingan jumlah penduduk

laki-laki dengan jumlah penduduk perempuan. Pada tahun 2018, angka

rasio jenis kelamin penduduk Kabupaten Purbalingga sebesar 98

persen. Artinya terdapat 98 laki-laki per 100 perempuan. Angka rasio

jenis kelamin kurang dari 100 artinya jumlah penduduk laki-laki lebih

sedikit daripada jumlah penduduk perempuan. Sedangkan angka rasio

jenis kelamin lebih dari 100 artinya jumlah penduduk laki-laki lebih

banyak daripada jumlah penduduk perempuan. Rasio jenis kelamin

penduduk usia produktif menurut kelompok umur dapat dilihat pada

tabel 2.4.1. dan grafik 2.4.1. berikut ini.

16
Tabel 2.4.1
Rasio Jenis Kelamin Penduduk Usia Produktif
Kabupaten Purbalingga Menurut Kelompok Umur

Jenis Kelamin Rasio Jenis


Kelompok
No Jumlah Kelamin
Umur Pria Wanita (P:W)
1 15 - 19 37,465 36,354 73,819 1.03
2 20 - 24 33,788 34,637 68,425 0.98
3 25 - 29 29,956 32,069 62,025 0.93
4 30 - 34 30,591 32,973 63,564 0.93
5 35 - 39 31,390 33,637 65,027 0.93
6 40 - 44 29,901 31,185 61,086 0.96
7 45 - 49 28,694 30,546 59,240 0.94
8 50 - 54 26,456 29,778 56,234 0.89
9 55 - 59 24,367 26,404 50,771 0.92
10 60 - 64 22,999 21,683 44,682 1.06
Jumlah 295,607 309,266 604,873 0.96

Sumber : BPS / Kabupaten Purbalingga dalam Angka Tahun 2018, Hal. 70.

Grafik 2.4.1
Rasio Jenis Kelamin Penduduk Usia Produktif
Kabupaten Purbalingga Menurut Kelompok Umur
40,000

35,000

30,000

25,000

20,000

15,000

10,000

5,000
Sumber : BPS / Kabupaten Purbalingga dalam Angka Tahun 2018, Hal. 68.
0
15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64

Pria Wanita

17
2.5. Rasio Ketergantungan

Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio) adalah perbandingan

antara jumlah penduduk umur 0-14 tahun, ditambah dengan jumlah penduduk

65 tahun ke atas (keduanya disebut dengan bukan angkatan kerja/usia non

produktif) dibandingkan dengan jumlah pendduk usia 15-64 tahun (angkatan

kerja / usia produktif).

Rasio ketergantungan (dependency ratio) dapat digunakan sebagai

indikator yang secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu

negara apakah tergolong negara maju atau negara yang sedang berkembang.

Dependency ratio merupakan salah satu indikator demografi yang penting.

Semakin tingginya persentase dependency ratio menunjukkan semakin

tingginya beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk

membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi.

Sedangkan persentase dependency ratio yang semakin rendah menunjukkan

semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang produktif untuk

membiayai penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi. Adapun

rasio ketergantungan kabupaten Purbalingga, ditunjukkan melalui tabel 2.5.1.

berikut ini.

Tabel 2.5.1
Rasio Ketergantungan Kabupaten Purbalingga

Jenis Kelamin
No Kelompok Umur Jumlah
Pria Wanita

1 Usia Produktif 295,607 309,266 604,873

2 Usia Non Produktif 157,116 154,438 311,554

18
Jumlah 452,723 463,704 916,427
Sumber : BPS / Kabupaten Purbalingga dalam Angka Tahun 2018, Hal. 70.

Rasio Ketergantungan :

R = 604.873 = 1.94 ~ 2

311.554

Artinya, 1 orang penduduk Kabupaten Purbalingga usia non produktif

ditanggung oleh 2 orang usia produktif. Ini angka yang bagus sekali yang

menunjukkan kalau Kabupaten Purbalingga memiliki potensi yang baik

dalam pemenuhan kebutuhan dukungan sosial dan pembangunan.

19

Anda mungkin juga menyukai