Anda di halaman 1dari 4

MODUL

Ta’ziah dan Ziarah

Nama Sekolah : SMA Unggulan CT Foundation Mata Pelajaran : PAI & BP


NPSN : 10261532 Kelas/Semester : XI
Akreditasi : A (Unggul) Pertemuan Ke- : XV (lima bealas)
Nomor : 860/BANSM/PROVSU/LL/XII/201 Durasi : 3 JP x 25 Menit
8 Hari/Tanggal : Selasa 20 Oktober 2020

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
*Disampaikan
NO INDIKATOR PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Ya Tidak
1 Menjelaskan tata cara bertakziah sesuai ajaran Islam.
2 Menjelaskan tata cara berziarah sesuai ajaran Islam.
Mempraktikkan penyelenggaraan jenazah, takziah dan ziarah sesuai dengan
3 ajaran Islam
*Diisi oleh guru setelah proses pembelajaran selesai

G. Ta’ziyyah (Melayat)
Ta’ziyyah atau melayat adalah mengunjungi orang yang sedang tertimpa musibah kematian
salah seorang keluarganya dalam rangka menghibur atau memberi semangat. Para mu’azziy³n
(orang laki-laki yang ber-ta’ziyyah) atau mu’azziyāt (orang perempuan yang ber-ta’ziyyah)
hendaknya memberikan dorongan kekuatan mental atau menasihati agar orang yang tertimpa
musibah tetap sabar dan tabah menghadapi musibah ini. Umayah ra. mengatakan bahwa anak
perempuan Rasulullah saw. menyuruh seseorang untuk memanggil dan memberi tahu beliau
bahwa anaknya dalam keadaan hampir mati. Lalu, beliau bersabda, “Kembalilah engkau
kepadanya. Katakan bahwa segala yang diambil dan yang diberikan, bahkan apa pun yang ada
di hadapan kita kepunyaan Allah. Dialah yang menentukan ajalnya, maka suruhlah ia sabar dan
tunduk kepada perintah.” (HR. Bukhari Muslim)
Adab (etika) orang ber-ta’ziyyah antara lain seperti berikut.
1. Menyampaikan doa untuk kebaikan dan ampunan terhadap orang yang meninggal serta
kesabaran bagi orang yang ditinggal.
2. Hindarilah pembicaraan yang menambah sedih keluarga yang ditimpa musibah.
3. Hindarilah canda-tawa apalagi sampai terbahak-bahak.
4. Usahakan turut menyalati mayat dan turut mengantarkan ke pemakaman sampai selesai
penguburan.
5. Membuatkan makanan bagi keluarga yang ditimpa musibah. Demikian diperintahkan
Rasulullah saw. kepada keluarganya sewaktu keluarga Ja’far ditimpa kematian (HR. Lima
Ahli Hadis kecuali Nasai).
H. Ziarah Kubur
Ziarah artinya berkunjung, kubur artinya kuburan. Ziarah kubur artinya berkunjung ke
kuburan. Awalnya Rasulullah saw. melarang umat Islam untuk berziarah kubur karena
dikhawatirkan akan melakukan sesuatu hal yang tidak baik, misalnya menangis di atas kuburan,
bersedih, meratapi, bahkan yang lebih bahaya adalah mengultuskan mayat yang ada di kuburan.
Akan tetapi, karena mengingat mati itu penting, dan di antara mengingat mati adalah ziarah
kubur, Rasulullah saw. menganjurkan berziarah dengan tujuan untuk mengingat mati.
Rasulullah saw. bersabda:

Artinya: “Dari Abdullah bin Buraidah berkata, Rasulullah saw. bersabda: “Aku pernah
melarang kalian berziarah kubur, maka sekarang berziarahlah kalian ke kubur.” (HR. Nasā’i)
Di antara hikmah dari ziarah kubur ini antara lain seperti berikut.
1. Mengingat kematian.
2. Dapat bersikap zuhud (menjauhkan diri dari sifat keduniawian).
3. Selalu ingin berbuat baik sebagai bekal kelak di alam kubur dan hari akhir.
4. Mendoakan si mayat yang muslim agar diampuni dosanya dan diberi kesejahteraan di
akhirat.
Apabila kita mau berziarah kubur, sebaiknya perhatikan adab atau etika berziarah kubur, yaitu
seperti berikut.
1. Ketika mau berziarah, niatkan dengan ikhlas karena Allah Swt., tunduk hati dan merasa
diawasi oleh Allah Swt.
2. Sesampai di pintu kuburan, ucapkan salam sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah
saw.: Artinya: “Keselamatan semoga tetap bagimu wahai ahli kubur dan Insya Allah kami
akan bertemu dengan kamu semua.” (HR. Tarmidy)
3. Tidak banyak bicara mengenai urusan dunia di atas kuburan.
4. Berdoa untuk ampunan dan kesejahteraan si mayat di alam barzah dan akhirat kelak.
5. Diusahakan tidak berjalan melangkahi kuburan atau menduduki nisan (tanda kuburan).

I. Menerapkan Perilaku Mulia


Kita sebagai muslim harus peduli dengan orang lain, terutama yang berada di sekitar kita.
Ketika ada orang yang meninggal atau musibah lainnya, selayaknya kita harus memperlihatkan
perilaku-perilaku mulia.
Perilaku mulia yang dimaksud antara lain seperti berikut.
1. Segera mengunjungi keluarga yang terkena musibah, mendoakan mayat, mengucapkan turut
berduka kepada keluarga yang ditinggalkan.
2. Membantu persiapan pengurusan jenazah seperti memandikan, mengafani, menyalati, dan
menguburkan.
3. Memberikan bantuan kepada keluarga korban untuk memperingan bebannya sesuai
kemampuan kita.
4. Menghibur keluarga korban dengan ungkapan-ungkapan optimistis dan nasihat tentang
kesabaran dan ketabahan.

PENGESAHAN

Ditanda tangani sebelum proses pembelajaran dan dibagi setelah CM:

Diperiksa oleh Diperiksa oleh Labuhan Deli, _____________


Ketua TPK, Supervisor, Guru Mata Pelajaran,

Erwin Syahputra, M.Pd Erwin Syahputra, M.Pd Tiprija Tanjung, S.Ag_


N.I.Y. 11.07.18 N.I.Y.11.07.18_ N.I.Y. 19.07.170

Ditanda tangani setelah proses pembelajaran selesai:

Kepala Sekolah, Wks. Kurikulum,

Daulat Siregar, M.Pd., M.Si. Hendri Bahrul Alam, S.H.I., M.M


N.I.Y. 12.04.28 N.I.Y. 10.05.02

NB:
- File masing-masing guru dikumpul ke guru piket untuk disimpan di ruang kurikulum sebagai dokumen
- Maksimal pencetakan 1 lembar bolak-balik

Anda mungkin juga menyukai