Anda di halaman 1dari 27

A S U H A N K E P E R A W ATA N B AY I B A R U L A H I R R E N D A H ( B B L R )

KELOMPOK 1 :
- Adyt Prayoga - Jodi Setiawan
- Afrilya Sandova - Khairiah Isnaini Efendi
- Andre Fitri Santoso - Priska Setiani
- Dwi Ulan Kurniawati - Sisi Amaliya
- Elis Triana - Sri Mardiah
- Fitri Rahmawati Riva'ie
D O S E N P E M B I M B I N G : N S . E L S A G U S R I A N T I , S . K E P. M S I . M E D

P O LT E K K E S K E M E N K E S TA N J U N G P I N ANG
D I I I K E P E R A W ATA N
TA HU N 2021/2022
DE F I N I S I
Menurut Adelle Pilliteri tahun 1986 bayi BBLR adalah bayi dengan berat lahir
kurang dari 2500 gram. Menurut Manuaba tahun 1998 menyatakan bahwa istilah
prematuritas diganti dengan berat badan lahir rendah (BBLR) karena ada dua
bentuk penyebab kelahiran bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram, yaitu
berat badan lebih rendah dari yang seharusnya meskipun usia kehamilannya
cukup bulan dan usia kehamilan kurang dari 37 minggu atau keduanya (Maryunani
& Nurhayati 2009).
Et i o l o gi
A.Penyebab terjadinya bayi BBLR menurut Maryunani (2009) B.Penyebab bayi BBLR menurut Atikah Proverawati (2010)

1. Bayi dengan berat badan lahir rendah yang lahir kurang bulan (NKB 1. Faktor ibu
KMK) penyebabnya adalah : a. Penyakit :
a. Berat badan ibu yang rendah 1) Pada ibu hamil yang mengalami komplikasi kehamilan seperti
b. Usia ibu hamil yang belum dewasa atau masih remaja : anemia sel berat, perdarahan ante partum,
c. Kehamilan dengan bayi kembar hipertensi,preeclampsia berat, eklampsia dan infeksi
d. Riwayat ibu sebelumnya pernah melahirkan bayi premature atau kandung kemih dan ginjal.
bayi berat badan rendah 2) Menderita penyakit seperti malaria, infeksi menular seksual
e. Ibu yang mulut rahimnya lemah (inkompeten serviks) sehingga seperti HIV/AIDS, TORCH.
tidak mampu menahan berat bayi dalam Rahim
f. Hamil yang sedang sakit b. Keadaan Ibu
g. Penyebab lain yang tidak diketahui 1) Ibu dengan usia <20 tahun atau lebih dari 35 tahun menjadi
faktor prematuritas tertinggi
2. Bayi lahir cukup bulan tetapi berat badan lahir kurang dari normal 2) Kehamilan ganda
(NCB KMK) penyebabnya adalah : 3) Jarak antar kehamilan sebelumnya pendek yaitu kurang dari
a. Ibu hamil kekurangan gizi satu tahun
b. Ibu hamil yang disertai penyakit seperti hipertensi, preeklamsia, 4) Memiliki riwayat BBLR sebelumnya
anemia
c. Ibu hamil dengang penyakit kronis seperti malaria kronik, penyakit
jantung sianosis, infeksi saluran kemih
d. Ibu hamil seorang perokok
Et i o l o gi

c. Keadaan social ekonomi 2. Faktor janin


1) Kejadian tertinggi biasanya pada keadaan social ekonomi a. Infeksi janin kronik
rendah b. Radiasi
2) Gizi yang kurang c. Kehamilan ganda
3) Bayi lahir dari pernikahan yang tidak sah angka kejadian
BBLR lebih tinggi disbanding dari kelahiran bayi dari 3. Faktor plasenta
pernikahan yang sah a. Berat placenta kurang, berongga atau keduanya
(hidramnion)
d. Sebab lain b. Plasentitis vilus (bakteri, virus, parasite )
1) Ibu perokok c. Plasenta yang lepas
2) Ibu peminum alcohol
3) Ibu pecandu obat narkotik 4. Faktor lingkungan
a. Terkena radiasi
b. Terpapar zat beracun
AN ATO M I F I S I O LO GI
A. Sistem Pernafasan B. Sistem sirkulasi

Pada bayi dengan berat 900 g alveoli cenderung kecil Jantung saat lahir secara relatif kecil, pada beberapa bayi
dengan adanya sedikit pembuluh darah yang mengelilingi pre-term akan bekerja lemah dan lambat. Dinding pembuluh
stoma seluler. Semakin matur dan bayi lebih besar berat darah juga lemah dan sirkulasi perifer seringkali buruk. Hal ini
badannya, maka akan semakin besar alveoli, pada disebabkan akibat timbulnya kecenderungan perdarahan
hakekatnya dindingnya dibentuk oleh kapiler. Pusat intrakanial yang terlihat pada bayi pre-term. Tekanan darah
pernafasan kurang berkembang dan otot pernafasan bayi lebih rendah dbandingkan dengan bayi aterm, terjadinya
ini lemah. Terdapat kekurangan lipoprotein paruparu, yaitu penurunan berat dan juga tingginya menurun.
suatu surfaktan yang dapat mengurangi tegangan
permukaan pada paru-paru. Pada bayi baru lahir sewaktu C. Sistem pencernaan
istirahat, maka kecepatan pernafasan dapat mencapai 60
sampai 80 per menit, dan akan menurun dendekati Semakin rendah usia kehamilan, maka semakin lemah reflek
kecepatan yang biasa yaitu 34 sampai 36 permenit menelan dan menghisap, bayi yang paling kecil cenderung
tidak mampu untuk minum secara efektif. Regurgitasi adalah
hal yang mungkin sering terjadi. Hal ini disebabkan karena
spingter pilorus yang secara relatif kuat dan mekanisme
penutupan spingter jantung yang kurang berkembang.
Pencernaan bergantung pada perkembangan dari alat
pencernaan itu sendiri.
L a njuta n. . . .

D. Sistem urinarius E. Sistem persarafan

Pada saat lahir perubahan lingkungan harus disesuaikan Perkembangan saraf sebagian besar tergantung pada
oleh fungsi ginjal, dengan adanya angka filtrasi derajat maturitas. Hal ini akan menyebabkan kurang
glumerolus yang menurun maka fungsi ginjal akan berkembangnya pusat pengendali fungsi vital, suhu
kurang efisien, dan bahan terlarut yang juga rendah. Hal tubuh, pernafasan, dan pusat reflek. Pada bayi
ini akan terjadinya penurunan kemampuan untuk prematur yang ditemukan reflek leher tonik dan reflek
mengkonsentrasi urin sehingga menyebabkan urin akan moro di, tetapi reflek tandon bervariasi. Bayi kecil lebih
sedikit. Gangguan elektrolit dan keseimbangan air lemah dibangunkan dan mempunyai tangisan yang
mudah terjadi. lemah yang disebabkan karena buruknya perkembangan
saraf (Price, 2006 ; Syaifudin, 2006).
M A N I F E S TA S I K L I N I S

a. Prematuriktas Murni Gambaran klinis atau ciri-ciri BBLR, yaitu:


a. Berat yang belum cukup dari 2500 gram
1) Berat badan yang tidak mencapai 2500 gram, lingkar b. Panjang badan belum cukup dari 45 cm
kepala kurang dari 33 cm, panjang badan kurang 45 cm, c. Lingkar dada kecil dari 30 cm
dan lingkar dada tidak cukup dari 30 cm. d. Jaringan lemak subkutan tipis/ kurang
2) Masa gestrasi tidak cukup 37 minggu e. Umur gestasi belum mencapai 37 minggu
3) Kulit transparan dan tipis, tampak mengkilat dan licin f. Kepala lebih besar
4) Badan lebih kecil dari kepala g. Banyaknya rambut lanugo dan kulit tipis
5) Pada dahi, pelipis, telinga, dan lengan terdapat lanugo h. Belum sempurnya pertumbuhan tulang rawan daun
yang banyak telinga
i. Lemahnya otot hipotonik yang merupakan otot yang
b. Dismastur tidak ada gerakan aktif pada lengan atau sikunya
j. Pernafasan tidak teratur dapat menyebabkan apnea
Preterm sama dengan bayi prematur murni Posterm:
a. Kulit terlihat pucat atau bernoda mekonium, kering
keriput, tipis
b. Verniks caseaosa tipis
c. Jaringan lemak dibawah kulit tipis
d. Banyak tampak agresif, kuat dan aktif
e. Tali pusat memiliki warna kuning kehijauan (Pantiawati,
2010).
KO M P L I K AS I
1) Komplikasi BBLR pada Bayi Prematur
a) Asfiksia 2) Komplikasi BBLR pada Bayi Dismatur
disebabkan karena kurangnya surfaktan, pertumbungan dan a) Sindrom aspirasi mekonium
pengembangan yang belum sempurna, otot pernafasan yang Keadaan hipoksia intrauterin akan mengakibatkan janin
masih lemah, dan tulang iga yang mudah melengkung atau mangadakan “gasping” dalam uterus. Selain itu,
pliable thorax (Momeni, 2017). mekonuim akan dilepaskan ke dalam likour amnion
seperti yang sering terjadi pada “subacute fetal
b) Masalah pemberian ASI distress”. Akibatnya, cairan yang mengandung
Hal tersebut dikarenakan ukuran tubuh BBLR yang kecil, mekonuim yang lengket itu masuk ke dalam paru janin
kurang energi, lemah, lambungnya kecil, dan tidak dapat karena inhalasi. (Latief, 2007).
menghisap dengan kuat (Latief, 2007).
b) Penyakitmembranhialin
c) Hiperbilirubinemia Hal ini karena surfaktan paru belum cukup sehingga
Hal ini disebabkan faktor kematangan hepar sehingga alveoli selalu kolaps. Sesudah bayi mengadakan
konjugasi bilirubin indirek menjadi bilirubin direk belum aspirasi, tidak tertinggal udara residu dalam alveoli,
sempurna (Latief, 2007). sehingga selalu dibutuhkan tenaga negatif yang tinggal
pada pernafasan berikutnya. Akibat hal ini akan tampak
d) Sindrom gangguan pernafasan idiopatik Disebut juga dispnu yang berat, retraksi egigastrium, sianosis. (Latief,
penyakit membrane hialin karena pada stadium terakhir 2007).
akan terbentuk membrane hialin yang melapisi alveolus
paru (Latief, 2007).
P E M E R I K S A A N P E N U N JA N G

Pemeriksaan penunjang pada bayi BBLR menurut Nurarif, Amin


Huda dan Kusuma, Hardhi (2015)
a. Periksa jumlah sel darah putih : 18.000/mm3, netrofil
meningkat sampai 23.000 – 24.000/mm3, hari pertama
setelah lahir (menurun bila ada sepsis)
b. Hematokrit (Ht) : 43% - 61% (peningkatan sampai 65% atau
lebih menandakan polisetmia, penurunan kadar
menunjukkan anemia atau hemoragic perinatal).
c. Hemoglobin (Hb): 15-20 gr/dl kadar lebih rendah
berhubungan dengan anemia atau hemolisis berlebih ).
d. Bilirubin total: 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8
mg/dl 1-2 hari, dan 12 mg/dl pada 3-5 hari.
e. Destrosix: tetes glukosa pertama selama 4-6 jam pertama
setelah kelahiran rata – rata 40-50 mg/dl meningkat 60-70
mg/dl pada hari ketiga.
f. Pemantauan elektrolit (Na, K, Cl) : biasanya dalam batas
normal pada awalnya
g. Pemeriksaan analisa gas darah.
P E N ATA L A K S A N A A N

A. Penatalaksanaan bayi BBLR menurut Rukiyah et al. (2010) B. Penatalaksanaan bayi BBLR dengan hipotermi menurut
1. Mempertahankan suhu tubuh dengan ketat. Bayi BBLR Anik Maryunani (2009).
mudah mengalami hipotermi, oleh sebab itu suhu tubuh 1. Pengaturan suhu tubuh pada bayi BBLR terutama yang
bayi harus dipantau dan dipertahankan dengan ketat. kurang bulan perlu suatu thermoregulasi yaitu
2. Mencegah infeksi , karena bayi BBLR sangat rentan dengan pengontrolan suhu badan secara :
infeksi memperhatikan prisip pencegahan infeksi termasuk a. Fisiologis yaitu mengatur pembentukan atau
mencuci tangan sebelum memegang bayi. pendistribusian panas
3. Pengawasan nutrisi (ASI). Refleks menelan BBLR belum b. Pengaturan terhadap suhu keliling dengan mengontrol
sempurna, oleh sebab itu pemberian nutrisi dilakukan kehilangan dan pertambahan panas.
dengan cermat.
4. Penimbangan ketat, Perubahan berat badan 2. Beberapa cara untuk untuk mencegah kehilangan panas
mencerminkan kondisi gizi bayi dan erat kaitannya dengan yaitu :
daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan harus a. Setelah lahir segera keringkan bayi dan bedong
dilakukan dengan ketat. dengan popok kering dan hangat
5. Kain yang basah harus segera diganti dengan kain yang b. Gunakan transport bayi dengan incubator yang sudah
kering dan bersih, pertahankan suhu tubuh tetap hangat. hangat
6. Kepala bayi ditutup topi, beri oksigen bila perlu.
7. Beri minum bayi dengan sonde/ tetes dengan pemberian
ASI.
PATO F I S I O LO G I

Akibat berbagai dari berat badan lahir rendah yaitu faktor yaitu, faktor ibu, faktor janin dan faktor lingkungan.
Faktor ibu seperti penyakit yang diderita ibu, usia ibu saat hamil lebih dari 35 tahun atau kurang dari 16 tahun, keadaan
sosial ekonomi. Adapun dari berbagai Faktor janin seperti kelainan kromosom, hidramnion, kehamilan ganda. Tempat
tinggal, radiasi, dan zat-zat beracun merupakan faktor dari lingkungan. Dari faktor-faktor tersebut akan mengalami
gangguan dan suplai makanan ke bayi jadi berkurang yang akan menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan janin
dalam rahim terganggu. Maka terjadilah bayi lahir prematur atau dismatur dengan berat badan lahir yang belum cukup
dari 2500 gram. Jika hal tersebut terjadi, maka bayi diharuskan untuk beradaptasi terhadap kehidupan ekstrauterin
sebelum organ dalam tubuhnya berkembang secara optimal.
Penyebab dari BBLR juga oleh hamil dengan infeksi dalam rahim, hidramnion, perdarahan, hamil ganda, cacat
bawaan,. Hal tersebut juga menyebabkan bayi lahir dengan berat 2500 gram dengan panjang tidak mencapai 45 cm,
besarnya kepala, kulit tipis, transparan , lingkar dada kurang dari 30 cm, banyaknya rambut lanugo, lemak kurang,
pernapasan tak teratur dapat terjadinya penurunan pernafasan.
BBLR pada bayi berkemungkinan akan terjadi sindrom distres respirasi , sindrom aspirasi mekonium, asfiksia
neonatorum, penyakit membran hialin, dismatur preterm terutama bila masa kehamilannya belum mencapai 35 minggu,
hiperbilirubinemia, hipoglikemia, hipokalsemia, patent ductus arteriosus, perdarahan ventrikel otak, hipotermia,
kekuerangan darah merah, gangguan pembekuan darah, infeksi, retrolental fibroplasia, necrotizing enterocolitis (NEC),
bronchopulmonary dysplasia, dan malformasi konginetal. (Bobak, Irene M. 2005)
PATO F I S I O LO G I
Ibu : malnutrisi, kelainan Cacat bawaan, Kebiasaan Ibu : hipertensi, Hematongioma, Ganda, kelainan
uterus, hipertensi, kehamilan ganda, merokok, kerja infrak plasenta krom, infeksi, cacat
GGK, Merokok,
preeklamsia, anemia, hidramnion, KPD terlalu lelah DM, gizi rendah bawaan
malaria kronik

Prematur Dismatur

BBLR

Pernafasan Termogulasi Pencernaan Imunologik

Otot pernafasan lemah Sistem imunitas belum matang


Pusat pengaturan Aktivitas otot Motilitas usus Enzim cerna <<
volume lambung <<
suhu SSP belum
daya kembang paru sempurna

Apnea, asfiksia, SGN Kadar Ig G Daya


Waktu pengosongan fagositosis
lambung
Hipoksia, hipertensi, hiperkapnia Hipoterm
Aliran darah ke otak
MK : Ketidakefektifan
Waktu pengosongan lambung Daya tahan tubuh thdp infeksi
Pendarahan intraventrikuler termoregulasi

Peningkatan intrakaranial Ggn. Pencernaan&penyerapan nutrisi


MK : resiko
MK : ikterus
Hiperbilirubin infeksi
neonatus MK : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
KO N S E P DA S A R A S U H A N K E P E R AWATA N
PENGKAJIAN
a. Biodata
Biodata atau identitas pasien: meliputi nama tempat tanggal lahir jenis kelamin. Biodata penanggung jawab
meliputi : nama (ayah dan ibu, umur, agama, suku atau kebangsaan, pendidikan, penghasilan pekerjaan, dan
alamat)

b. Keluhan Utama
Bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram.c.

c. Riwayat kesehatan
1) Riwayat penyakit sekarang
Pada riwayat penyakit sekarang ditemukan umur kehamilan biasanya antara 24 sampai 37 minggu, rendahnya
berat badan pada saat kelahiran, berat biasanya kurang dari 2500 gram, kurus, lapisan lemak subkutan sedikit
atau tidak ada, kepala relative lebih besar dibandingkan badan, 3 cm lebih besar dibandingkan lebar dada,
kelainan fisik mungkin terlihat, nilai APGAR pada 1 sampai 5 menit, 0 sampai 3 menunjukkan kegawatan yang
parah, 4 sampai 6 kegawatan yang sedang, dan 7 sampai 10 normal

2) Riwayat penyakit dahulu


Ibu dengan riwayat melahirkan BBLR pada partus sebelumnya mempunyai kemungkinan untuk melahirkan
anak berikutnya dengan BBLR.
d. Riwayat kehamilan dan persalinan
1) Riwayat prenatal
Pada umumnya ibu hamil dengan pemeriksaan ANC < 4 kali berisiko bayi lahir dengan BBLR.

2) Riwayat natal
Umur kehamilan biasanya antara 24 sampai 37 minggu, berat biasanya kurang dari 2500 gram, nilai APGAR pada 1 sampai 5 menit, 0 sampai 3
menunnjukkan kegawatan yang parah, 4 sampai 6 kegawatan yang sedang, dan 7 sampai 10 normal.

3) Riwayat post natal


Pada bayi BBLR, biasanya bayi pergerakannya lemah dan kurang, tangisan lemah, pernafasan belum teratur dan sering mengalami serangan
apnea, reflek tonus leher lemah, reflek menghisap dan menelan serta reflek batuk belum sempurna, dan tali pusat berwarna kuning kehijauan.

e. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
Bayi BBLR memiliki berat kurang dari 2500 gram, panjang badan kurang dari 45 cm, pernafasan belum teratur dan sering mengalami serangan
apnea, dan bayi BBLR mudah mengalami hipotermia.

2) Pemeriksaan Fisik (Head to Toe)


• Kepala dan Leher
- Inspeksi : Lingkar kepala kurang dari 33 cm, kepala lebih besar daripada badan, dan tulang rawan dan daun telinga imatur, batang hidung
cekung, hidung pendek mencuat, bibir atas tipis, dan dagu maju, serta pelebaran tampilan mata
- Palpasi : Ubun-ubun dan sutura lebar .Adanya penonjolan tulang karena ketidakadekuatan pertumbuhan tulang, dan dahi menonjol Lingkar
kepala kurang dari 33 cm.
• Dada
- Paru-paru Inspeksi : Jumlah pernafasan rata-rata antara 40-60 per menit diselingi dengan periode apnea, pernafasan tidak teratu, dengan
flaring nasal melebar, adanya retraksi (intercostal, suprasternal, substernal).
- Palpasi : Lingkar dada kurang dari 30 cm
- Auskultasi : Terdengar suara gemerisik dan dengkuran.
• Jantung
- Inspeksi : Ictus cordis tampak.
- Palpasi : Tulang rusuk lunak, ictus cordis teraba di ICS 4-5.
- Auskultasi : Denyut jantung rata-rata 120-160 per menit padabagian apikal dengan ritme teratur pada saat kelahiran,
kebisingan jantung terdengar pada seperempat bagian intercostal

• Abdomen
- Inspeksi : Penonjolan abdomen, tali pusat berwarna kuning kehijauan.
- Auskultasi : Peristaltik usus peristaltik dapat dimulai 6-12 jam setelahkelahiran.

• Genetalia
- Inspeksi : Pada bayi perempuan ditemukan klitoris yang menonjol dengan labia mayora yang belum berkembang,
sedangkan pada bayi laki-laki skrotum belum berkembang sempurna dengan ruga yang kecil, dan testis tidak turun ke
dalam skrotum.

• Anus
- Inspeksi : Pengeluaran mekonium biasanya terjadi dalam waktu 12 jam, terdapat anus.

• Ektremitas
- Inspeksi : Tonus otot dapat tampak kencang dengan fleksi ekstremitas bawah dan atas serta keterbatasan gerak,
penurunan masaa otot, khususunya pada pipi, bokong dan paha.
- Palpasi : Tulang tengkorak lunak
- Kulit (intergumen) :
- Inspeksi : Kulit berwarna merah muda atau merah, kekuning-kuningan, sedikit venik kaseosa dengan lanugo disekujur
tubuh, kulit tampak transparan, halus dan mengkilap, kuku pendek belum melewati ujung jari.
3) Pemeriksaan neurologis
- Refleks rooting dan menghisap Respon bayi dalam menolehkan kepala ke arah stimulus lemah,
membuka mulut membuka mulut, dan mulai menhisap lemah
- Menelan Terjadi muntah, batuk atau regurgitasi cairan.
- Ekstrusi Ekstrusi lidah secara kontinue atau menjulurkan lidah yang berulang-ulang terjadi pada
kelainan SSP dan kejang.
- Moro Respon asimetris pada pemeriksaan reflek moro, fleksi ekstremitas bawah dan atas serta
keterbatasan gerak.
- Tonik leher atau fencing Reflex tonus leher lemah.
- Glabellar “blink” Terus berkedip dan gagal untuk berkedip menandakan kemungkianan
gangguan neurologis
- Palmar grasp Pada bayi normal jari bayi akan melekuk di sekeliling benda dan menggegamnya
seketika bila jari diletakkan di tangan bayi, namun pada bayi dengan BBLR respon ini berkurang
- Plantar grasp Pada bayi normal jari bayi akan melekuk di sekeliling benda dan menggegamnya
seketika bila jari diletakkan ditelapak kaki bayi, namun pada bayi BBLR respon ini berkurang.
- Tanda babinski Jari-jari kaki akan hiperektensi dan terpisah seperti kipas dari dorsofleksi ibu jari
kaki bila satu sisi kaki di gosok dari tumit ke atas melintasi bantalan kaki pada respon normal
bayi, namun pada defisit SSP tidak ada respon yang terjadi pada pemeriksaan tanda babinski.
DI AGN O S A K EP ERAWATAN

Diagnosa yang dapat ditegakkan pada bayi BBLR yaitu :


1. termoregulasi b.d pusat pengaturan suhu SSP belum sempurna
2. Ikterik neonatus b.d hiperbilirubin
3. Resiko infeksi b.d pertahanan imunologis yang kurang
4. Resiko gangguan kebutuhan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan
mencerna nutrisi karena Imaturitas.
I N T E RV E N S I
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN NOC NIC

1. Ketidakefektifan termoregulasi ❖ hidration Temperature regulation


Definisi : fruktuasi suhu diantara ❖ adherence behavior 1. Monitor suhu minimal tiap 2 jam
hipotermi dan hipertermia ❖ immune status 2. Rencanakan monitoring suhu secara
❖ risk control kontinyu
Batasan karakteristik
❖ risk detektion 3. Monitor warna dan suhu kulit
1. Dasar kuku sianostik 4. Monitor tanda-tanda hipetermi dan
2. Fruktuasi suhu tubuh diatas dan kriteria hasil : hipotermi
dibawah kisaran normal 1. keseimbangan antara produksi panas, panas 5. Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
3. Peningkatan frekuensi pernapasan yang diterima, dan kehilangan panas 6. Selimuti pasien untuk menceah hilangnya
2. seimbang antara produksi panas, panas yang kehangatan tubuh
4. Sedikit menggigil dan kejang
diterima dan kehilangan panas selama 28 hari 7. Diskusikan tentang pentingnya pengaturan
5. Kulit dingin, kulit hangat suhu dan kemungkinan efek negatif dari
pertama kehidupan
6. takikardia 3. keseimbangan asama basa bayi baru lahir kedinginan
4. temperature stabil : 36,5-37 C
5. Tidak ada kejang
6. Tidak ada perubahan warna kulit
7. Pengendalian risiko: hipertermia
8. Pengendalian risiko: hipotermia
I N T E RV E N S I
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN NOC NIC

2. Ikterik neonatus NOC NIC


Definisi : kulit dan membran mukosa neonatus ❖ Breasfeeding inefektif phothoterapy : neonatus
berwarna kuning yang terjadi setelah 24 jam ❖ Breasfeeding interupted 1. Meninjau sejarah ibu dan bayi untuk faktor risiko
kehidupan sebagai akibat dari bilirubin tidak ❖ Liver function, risk of impaired untuk hiperbilirubin(misalnya, ketidakcocokan Rh
terkonjugasi dalam sirkulasi ❖ Unstable atau ABO, polisitemia,sepsis,preumaturitas,mal
Batasan karakteristik: Kriteria hasil : presentasi)
2. Amati tanda-tanda ikterus
1. Profil darah abnormal (hemolisis;bilirubin 1. Menyusui secara mandiri 3. Melaporkan niai laboraturium untuk praktisi primer
serum total >2mg/dl;bilirubin serum total pada 2. Tetap mempertahankan laktasi 4. Tempat bayi di issolate
rentang resiko tinggi menurut usia pada 3. Pertumbuhan dan perkembangan bayi normal 5. Intruksikan keluarga pada prosedur fototerapi dan
nomogram spesifik-waktu) 4. Mengetahui tanda-tanda penurunan suplai ASI perawatan
2. Memar kulit abnormal 5. Tanda-tanda vital bayi dalam keadaan normal 6. Terapkan tambalan untuk menutup kedua mata,
3. Kulit kuning sampai orange 6. Tidak ada respon alergi sistemik menghindari tekanan yang berlebihan
4. Sclera kuning 7. Respirasi status: jalan napas, pertukaran gas, dan 7. Hapus tambalan mata setiap empat jam atau ketika
Faktor yang berhubungan : ventilasi nafas bayi adekuat lampu mati untuk kontak orangtua dan makan
8. Tingkatkan pemahaman pencegahan komplikasi 8. Memantau mata untuk edema,drainase,dan warna
1. Penurunan berat badan abnormal
2. Bayi menunjukkan kesulitan dalam transisi ke 9. Tempat fototerapi lampu diatas bayi pada ketinggian
kehidupan ekstrauterin yang sesuai
3. Usia neonatus 1-7 hari 10.Periksa intensitas lampu sehari-hari
11.Memonito tanda-tanda vital per protokol atau sesuai
kebutuhan
12.Ubah posisi bayi setiap 4 jam atau sesuai protokol
13.Memantau tingkat bilirubin serum per protokol atau
permintaan praktisi
14.Mengevaluasi status neurologis setiap 4 jam atau
perprotokol
I N T E RV E N S I
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN NOC NIC

3. Resiko infeksi NOC NIC


Definisi : mengalami peningkatan resiko terserang ❖ Immune status Infection control
organisme patogenik ❖ Knowledge : infection control 1.Bersihkan lingkungan yang telah dipakai pasien lain
Faktor resiko : ❖ Risk control 2.Pertahankan teknik isolasi
1. Pengetahuan yang tidak cukup untuk 3.Batasi pengunjung
menhindari pemanjanan patogen Kriteria hasil: 4.Intruksikan kepada pengunjung untuk mencuci
2. Pertahanan tubuh primer yang tidak adekuat tangan saat berkunjung dan setelah berkunjung
1. Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi meninggalkan pasien
− Perubahan sekresi pH 2. Mendesktripsikan proses penularan penyakit, faktor
− Pecah ketuban dini 5. Gunakan sabun anti mikrobia untuk cuci tangan
yang mempengaruhi penularan serta penatalakasanaanya 6. Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
− Pecah ketuban lama 3. Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya
− Statis cairan tubuh keperawatan
infeksi 7. Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung
− Trauma jaringan(imunitas didapat tidak 4. Jumlah leukosit dalam batas normal
adekuat) ketidakadekuatan pertahanan 8. Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan
5. Menunjukkan perilaku hidup sehat alat
sekunder
− Penurunan hemoglobin 9. Monitor tanda gejala infeksi sistemik dan lokal
10.Monitor kerentanan terhadap infeksi
11.Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap
kemerahan, panas, drainase
12.Ajarkan keluara pasien tanda dan gejala infeksi
13.Ajarkan cara menghindari infeksi
14.Laporkan kecuriaan infeksi
I N T E RV E N S I
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN NOC NIC

4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan NOC NIC


tubuh ❖ Nutritional status Nutrition management
Definisi : asupan nutrisi tidak cukup untuk ❖ Nutritional status : food and fluid intake 1. Kaji adanya alergi makanan
2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
memenuhi kebutuhan metabolik ❖ Nutritional status: nutrien intake
kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien
Batasan karakteristi : ❖ Weight control
3. Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake fe
1. Berat badan 20% atau lebih dibawah berat Kriteria hasil Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan
badan ideal 1. Adanya peningkatan berat badan vitamin C Beri substansi gula
2. Kurang makan 2. Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan 4. Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat
3. Membran mukosa pucat untuk mencegah konstipasi
3. Mempu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
5. Berikan makanan yang terpilih
4. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
6. Ajarkan pasien bagaimana cara membuat catatan
makanan harian
7. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
8. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi Kaji
kemampuan pasien untuk mendaoatkan nutrisi yang
dibutuhkan
Nutrition monitoring
1. BB pasien dalam batas normal
2. Monitoring adanya penurunan berat badan
3. Monitor tipe dan jumlah aktifitas yang biasa dilakukan
4. Monitor interaksi anak atau orangtua selama makan
5. Monitor lingkungan selama makan
6. Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam
makan
I N T E RV E N S I
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN NOC NIC

7. Monitor kulit kering dan peubahan pigmentasi


8. Monitor turgor kulit
9. Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah
10. Monitor mula muntah
11. Monitor kadar albumin, total protein, Hb, kan kadar
Ht
12. Monitor pertumbuhan dan perkmbangan
13. Monitor pucat, kemerahan dan kekeringan, jaringan
konjungtiva
14. Monitor kalori dan intake nutrisi
15. Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik, papila
lidah, dan cavitas oral
16. Catat adanya lidah berwarna magenta scarlet
IMPLEMENTASI

Implementasi yang merupakan kompnen dari proses


keperawatan adalah kategori dari prilaku keperawatan dimana
tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang
dperkirakan dari asuhan keperawatan dilakukan dan
diselesaikan. Dalam teori, implementasi dari rencana asuhan
keperawatan mengikuti komponen perencanaan dari proses
keperawatan. Namun demikian, di banyak lingkungan
perawatan kesehatan, implementasi mungkin dimulai secara
lansung setelah pengkajian (potter & perry, 2005 ).
EVALUASI

Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang merupakan


perbandingan yang sistematis dan terencana antara hasil yang teramati
dengan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan
yangmenggunakan pendekatan SOAP. Evaluasi dilakukan secara
berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan
lainnya. Jika hasil evaluasi menunjukkan tercapainya tujuan dan kriteria
hasil, klien bias keluar dari siklus proses keperawatan. Jika sebaliknya,
klien akan masuk kembali kedalam siklus tersebut mulai dari pengkajian
ulang (reassessment). Secara umum, evaluasi ditujukan untuk :
a. Melihat dan menilai kemampuan klien dalam mencapai tujuan.
b. Menentukan apakah tujuan keperawatan telah tercapai atau belum.
c. Mengkaji penyebab jika tujuan asuhan keperawatan belum tercapai
DAFTAR PU STAK A

1. Latifah, A. M. I. (2017). Asuhan Keperawatan Pada Bayi Berat Badan Lahir Rendah Dengan Hipotermi Di
Ruang Perinatologi Rsud Bangil Pasuruan (Doctoral dissertation, STIKes Insan Cendekia Medika
Jombang).
2. Alwi, Hasan. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
3. Bobak, Irene M. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC.
4. Coughlin, dkk (2009). Core measures for developmentally supportive care in neonatal intensive care units.
Journal of Advanced Nursing,
5. Hanifah, 2010. Perawatan Pediatic. Jakarta : TUSCA
6. Hassan, R. 2005. Ilmu Kesehatan Anak. Ed. 11. Jakarta : FKUI
7. Hockenberry, M.J., & Wilson, D. (2009). Wong’s essentials of pediatric nursing Louis: Elsevier.
8. Horner, S. 2012. Developmental care. Article of Neonatal Intensive Care, Chicago Children’s Memorial
Hospital. Diperoleh dari http:// www.developmental.aspx.htm.
9. Idriansari, A. 2011. Pengaruh Development Care Terhadap Fungsi Fisiologis Dan Perilaku Tidur Terjaga
Bayi Berat Lahir Rendah Di Rsup Fatmawati Jakarta. Program Magister Ilmu Keperawatan Depok.
10. Deswani, K. 2012.Panduan Praktik Klinis dan Laboratotium Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba
Medika
11. Lissauer, T & Fanoroff, A. 2009. At a glance : neonatologi. Jakarta : Erlangga
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai