Askep BBLR New
Askep BBLR New
KELOMPOK 1 :
- Adyt Prayoga - Jodi Setiawan
- Afrilya Sandova - Khairiah Isnaini Efendi
- Andre Fitri Santoso - Priska Setiani
- Dwi Ulan Kurniawati - Sisi Amaliya
- Elis Triana - Sri Mardiah
- Fitri Rahmawati Riva'ie
D O S E N P E M B I M B I N G : N S . E L S A G U S R I A N T I , S . K E P. M S I . M E D
P O LT E K K E S K E M E N K E S TA N J U N G P I N ANG
D I I I K E P E R A W ATA N
TA HU N 2021/2022
DE F I N I S I
Menurut Adelle Pilliteri tahun 1986 bayi BBLR adalah bayi dengan berat lahir
kurang dari 2500 gram. Menurut Manuaba tahun 1998 menyatakan bahwa istilah
prematuritas diganti dengan berat badan lahir rendah (BBLR) karena ada dua
bentuk penyebab kelahiran bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram, yaitu
berat badan lebih rendah dari yang seharusnya meskipun usia kehamilannya
cukup bulan dan usia kehamilan kurang dari 37 minggu atau keduanya (Maryunani
& Nurhayati 2009).
Et i o l o gi
A.Penyebab terjadinya bayi BBLR menurut Maryunani (2009) B.Penyebab bayi BBLR menurut Atikah Proverawati (2010)
1. Bayi dengan berat badan lahir rendah yang lahir kurang bulan (NKB 1. Faktor ibu
KMK) penyebabnya adalah : a. Penyakit :
a. Berat badan ibu yang rendah 1) Pada ibu hamil yang mengalami komplikasi kehamilan seperti
b. Usia ibu hamil yang belum dewasa atau masih remaja : anemia sel berat, perdarahan ante partum,
c. Kehamilan dengan bayi kembar hipertensi,preeclampsia berat, eklampsia dan infeksi
d. Riwayat ibu sebelumnya pernah melahirkan bayi premature atau kandung kemih dan ginjal.
bayi berat badan rendah 2) Menderita penyakit seperti malaria, infeksi menular seksual
e. Ibu yang mulut rahimnya lemah (inkompeten serviks) sehingga seperti HIV/AIDS, TORCH.
tidak mampu menahan berat bayi dalam Rahim
f. Hamil yang sedang sakit b. Keadaan Ibu
g. Penyebab lain yang tidak diketahui 1) Ibu dengan usia <20 tahun atau lebih dari 35 tahun menjadi
faktor prematuritas tertinggi
2. Bayi lahir cukup bulan tetapi berat badan lahir kurang dari normal 2) Kehamilan ganda
(NCB KMK) penyebabnya adalah : 3) Jarak antar kehamilan sebelumnya pendek yaitu kurang dari
a. Ibu hamil kekurangan gizi satu tahun
b. Ibu hamil yang disertai penyakit seperti hipertensi, preeklamsia, 4) Memiliki riwayat BBLR sebelumnya
anemia
c. Ibu hamil dengang penyakit kronis seperti malaria kronik, penyakit
jantung sianosis, infeksi saluran kemih
d. Ibu hamil seorang perokok
Et i o l o gi
Pada bayi dengan berat 900 g alveoli cenderung kecil Jantung saat lahir secara relatif kecil, pada beberapa bayi
dengan adanya sedikit pembuluh darah yang mengelilingi pre-term akan bekerja lemah dan lambat. Dinding pembuluh
stoma seluler. Semakin matur dan bayi lebih besar berat darah juga lemah dan sirkulasi perifer seringkali buruk. Hal ini
badannya, maka akan semakin besar alveoli, pada disebabkan akibat timbulnya kecenderungan perdarahan
hakekatnya dindingnya dibentuk oleh kapiler. Pusat intrakanial yang terlihat pada bayi pre-term. Tekanan darah
pernafasan kurang berkembang dan otot pernafasan bayi lebih rendah dbandingkan dengan bayi aterm, terjadinya
ini lemah. Terdapat kekurangan lipoprotein paruparu, yaitu penurunan berat dan juga tingginya menurun.
suatu surfaktan yang dapat mengurangi tegangan
permukaan pada paru-paru. Pada bayi baru lahir sewaktu C. Sistem pencernaan
istirahat, maka kecepatan pernafasan dapat mencapai 60
sampai 80 per menit, dan akan menurun dendekati Semakin rendah usia kehamilan, maka semakin lemah reflek
kecepatan yang biasa yaitu 34 sampai 36 permenit menelan dan menghisap, bayi yang paling kecil cenderung
tidak mampu untuk minum secara efektif. Regurgitasi adalah
hal yang mungkin sering terjadi. Hal ini disebabkan karena
spingter pilorus yang secara relatif kuat dan mekanisme
penutupan spingter jantung yang kurang berkembang.
Pencernaan bergantung pada perkembangan dari alat
pencernaan itu sendiri.
L a njuta n. . . .
Pada saat lahir perubahan lingkungan harus disesuaikan Perkembangan saraf sebagian besar tergantung pada
oleh fungsi ginjal, dengan adanya angka filtrasi derajat maturitas. Hal ini akan menyebabkan kurang
glumerolus yang menurun maka fungsi ginjal akan berkembangnya pusat pengendali fungsi vital, suhu
kurang efisien, dan bahan terlarut yang juga rendah. Hal tubuh, pernafasan, dan pusat reflek. Pada bayi
ini akan terjadinya penurunan kemampuan untuk prematur yang ditemukan reflek leher tonik dan reflek
mengkonsentrasi urin sehingga menyebabkan urin akan moro di, tetapi reflek tandon bervariasi. Bayi kecil lebih
sedikit. Gangguan elektrolit dan keseimbangan air lemah dibangunkan dan mempunyai tangisan yang
mudah terjadi. lemah yang disebabkan karena buruknya perkembangan
saraf (Price, 2006 ; Syaifudin, 2006).
M A N I F E S TA S I K L I N I S
A. Penatalaksanaan bayi BBLR menurut Rukiyah et al. (2010) B. Penatalaksanaan bayi BBLR dengan hipotermi menurut
1. Mempertahankan suhu tubuh dengan ketat. Bayi BBLR Anik Maryunani (2009).
mudah mengalami hipotermi, oleh sebab itu suhu tubuh 1. Pengaturan suhu tubuh pada bayi BBLR terutama yang
bayi harus dipantau dan dipertahankan dengan ketat. kurang bulan perlu suatu thermoregulasi yaitu
2. Mencegah infeksi , karena bayi BBLR sangat rentan dengan pengontrolan suhu badan secara :
infeksi memperhatikan prisip pencegahan infeksi termasuk a. Fisiologis yaitu mengatur pembentukan atau
mencuci tangan sebelum memegang bayi. pendistribusian panas
3. Pengawasan nutrisi (ASI). Refleks menelan BBLR belum b. Pengaturan terhadap suhu keliling dengan mengontrol
sempurna, oleh sebab itu pemberian nutrisi dilakukan kehilangan dan pertambahan panas.
dengan cermat.
4. Penimbangan ketat, Perubahan berat badan 2. Beberapa cara untuk untuk mencegah kehilangan panas
mencerminkan kondisi gizi bayi dan erat kaitannya dengan yaitu :
daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan harus a. Setelah lahir segera keringkan bayi dan bedong
dilakukan dengan ketat. dengan popok kering dan hangat
5. Kain yang basah harus segera diganti dengan kain yang b. Gunakan transport bayi dengan incubator yang sudah
kering dan bersih, pertahankan suhu tubuh tetap hangat. hangat
6. Kepala bayi ditutup topi, beri oksigen bila perlu.
7. Beri minum bayi dengan sonde/ tetes dengan pemberian
ASI.
PATO F I S I O LO G I
Akibat berbagai dari berat badan lahir rendah yaitu faktor yaitu, faktor ibu, faktor janin dan faktor lingkungan.
Faktor ibu seperti penyakit yang diderita ibu, usia ibu saat hamil lebih dari 35 tahun atau kurang dari 16 tahun, keadaan
sosial ekonomi. Adapun dari berbagai Faktor janin seperti kelainan kromosom, hidramnion, kehamilan ganda. Tempat
tinggal, radiasi, dan zat-zat beracun merupakan faktor dari lingkungan. Dari faktor-faktor tersebut akan mengalami
gangguan dan suplai makanan ke bayi jadi berkurang yang akan menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan janin
dalam rahim terganggu. Maka terjadilah bayi lahir prematur atau dismatur dengan berat badan lahir yang belum cukup
dari 2500 gram. Jika hal tersebut terjadi, maka bayi diharuskan untuk beradaptasi terhadap kehidupan ekstrauterin
sebelum organ dalam tubuhnya berkembang secara optimal.
Penyebab dari BBLR juga oleh hamil dengan infeksi dalam rahim, hidramnion, perdarahan, hamil ganda, cacat
bawaan,. Hal tersebut juga menyebabkan bayi lahir dengan berat 2500 gram dengan panjang tidak mencapai 45 cm,
besarnya kepala, kulit tipis, transparan , lingkar dada kurang dari 30 cm, banyaknya rambut lanugo, lemak kurang,
pernapasan tak teratur dapat terjadinya penurunan pernafasan.
BBLR pada bayi berkemungkinan akan terjadi sindrom distres respirasi , sindrom aspirasi mekonium, asfiksia
neonatorum, penyakit membran hialin, dismatur preterm terutama bila masa kehamilannya belum mencapai 35 minggu,
hiperbilirubinemia, hipoglikemia, hipokalsemia, patent ductus arteriosus, perdarahan ventrikel otak, hipotermia,
kekuerangan darah merah, gangguan pembekuan darah, infeksi, retrolental fibroplasia, necrotizing enterocolitis (NEC),
bronchopulmonary dysplasia, dan malformasi konginetal. (Bobak, Irene M. 2005)
PATO F I S I O LO G I
Ibu : malnutrisi, kelainan Cacat bawaan, Kebiasaan Ibu : hipertensi, Hematongioma, Ganda, kelainan
uterus, hipertensi, kehamilan ganda, merokok, kerja infrak plasenta krom, infeksi, cacat
GGK, Merokok,
preeklamsia, anemia, hidramnion, KPD terlalu lelah DM, gizi rendah bawaan
malaria kronik
Prematur Dismatur
BBLR
b. Keluhan Utama
Bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram.c.
c. Riwayat kesehatan
1) Riwayat penyakit sekarang
Pada riwayat penyakit sekarang ditemukan umur kehamilan biasanya antara 24 sampai 37 minggu, rendahnya
berat badan pada saat kelahiran, berat biasanya kurang dari 2500 gram, kurus, lapisan lemak subkutan sedikit
atau tidak ada, kepala relative lebih besar dibandingkan badan, 3 cm lebih besar dibandingkan lebar dada,
kelainan fisik mungkin terlihat, nilai APGAR pada 1 sampai 5 menit, 0 sampai 3 menunjukkan kegawatan yang
parah, 4 sampai 6 kegawatan yang sedang, dan 7 sampai 10 normal
2) Riwayat natal
Umur kehamilan biasanya antara 24 sampai 37 minggu, berat biasanya kurang dari 2500 gram, nilai APGAR pada 1 sampai 5 menit, 0 sampai 3
menunnjukkan kegawatan yang parah, 4 sampai 6 kegawatan yang sedang, dan 7 sampai 10 normal.
e. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
Bayi BBLR memiliki berat kurang dari 2500 gram, panjang badan kurang dari 45 cm, pernafasan belum teratur dan sering mengalami serangan
apnea, dan bayi BBLR mudah mengalami hipotermia.
• Abdomen
- Inspeksi : Penonjolan abdomen, tali pusat berwarna kuning kehijauan.
- Auskultasi : Peristaltik usus peristaltik dapat dimulai 6-12 jam setelahkelahiran.
• Genetalia
- Inspeksi : Pada bayi perempuan ditemukan klitoris yang menonjol dengan labia mayora yang belum berkembang,
sedangkan pada bayi laki-laki skrotum belum berkembang sempurna dengan ruga yang kecil, dan testis tidak turun ke
dalam skrotum.
• Anus
- Inspeksi : Pengeluaran mekonium biasanya terjadi dalam waktu 12 jam, terdapat anus.
• Ektremitas
- Inspeksi : Tonus otot dapat tampak kencang dengan fleksi ekstremitas bawah dan atas serta keterbatasan gerak,
penurunan masaa otot, khususunya pada pipi, bokong dan paha.
- Palpasi : Tulang tengkorak lunak
- Kulit (intergumen) :
- Inspeksi : Kulit berwarna merah muda atau merah, kekuning-kuningan, sedikit venik kaseosa dengan lanugo disekujur
tubuh, kulit tampak transparan, halus dan mengkilap, kuku pendek belum melewati ujung jari.
3) Pemeriksaan neurologis
- Refleks rooting dan menghisap Respon bayi dalam menolehkan kepala ke arah stimulus lemah,
membuka mulut membuka mulut, dan mulai menhisap lemah
- Menelan Terjadi muntah, batuk atau regurgitasi cairan.
- Ekstrusi Ekstrusi lidah secara kontinue atau menjulurkan lidah yang berulang-ulang terjadi pada
kelainan SSP dan kejang.
- Moro Respon asimetris pada pemeriksaan reflek moro, fleksi ekstremitas bawah dan atas serta
keterbatasan gerak.
- Tonik leher atau fencing Reflex tonus leher lemah.
- Glabellar “blink” Terus berkedip dan gagal untuk berkedip menandakan kemungkianan
gangguan neurologis
- Palmar grasp Pada bayi normal jari bayi akan melekuk di sekeliling benda dan menggegamnya
seketika bila jari diletakkan di tangan bayi, namun pada bayi dengan BBLR respon ini berkurang
- Plantar grasp Pada bayi normal jari bayi akan melekuk di sekeliling benda dan menggegamnya
seketika bila jari diletakkan ditelapak kaki bayi, namun pada bayi BBLR respon ini berkurang.
- Tanda babinski Jari-jari kaki akan hiperektensi dan terpisah seperti kipas dari dorsofleksi ibu jari
kaki bila satu sisi kaki di gosok dari tumit ke atas melintasi bantalan kaki pada respon normal
bayi, namun pada defisit SSP tidak ada respon yang terjadi pada pemeriksaan tanda babinski.
DI AGN O S A K EP ERAWATAN
1. Latifah, A. M. I. (2017). Asuhan Keperawatan Pada Bayi Berat Badan Lahir Rendah Dengan Hipotermi Di
Ruang Perinatologi Rsud Bangil Pasuruan (Doctoral dissertation, STIKes Insan Cendekia Medika
Jombang).
2. Alwi, Hasan. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
3. Bobak, Irene M. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC.
4. Coughlin, dkk (2009). Core measures for developmentally supportive care in neonatal intensive care units.
Journal of Advanced Nursing,
5. Hanifah, 2010. Perawatan Pediatic. Jakarta : TUSCA
6. Hassan, R. 2005. Ilmu Kesehatan Anak. Ed. 11. Jakarta : FKUI
7. Hockenberry, M.J., & Wilson, D. (2009). Wong’s essentials of pediatric nursing Louis: Elsevier.
8. Horner, S. 2012. Developmental care. Article of Neonatal Intensive Care, Chicago Children’s Memorial
Hospital. Diperoleh dari http:// www.developmental.aspx.htm.
9. Idriansari, A. 2011. Pengaruh Development Care Terhadap Fungsi Fisiologis Dan Perilaku Tidur Terjaga
Bayi Berat Lahir Rendah Di Rsup Fatmawati Jakarta. Program Magister Ilmu Keperawatan Depok.
10. Deswani, K. 2012.Panduan Praktik Klinis dan Laboratotium Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba
Medika
11. Lissauer, T & Fanoroff, A. 2009. At a glance : neonatologi. Jakarta : Erlangga
Terimakasih