Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Stres adalah masalah atau gangguan mental dan emosional yang disebabkan oleh
faktor luar atau ketegangan. yang disebabkkan karena ketidak penyesuaian antara lingkungan
dan keadaan biologis, psikologis atau sosial seseorang tersebut, yang mempengaruhi
dorongan yang ada pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk mengetahui suatu
tindakan yang terdapat dari diri individu tersebut kekuatan akibat tidak adanya keseimbangan
dengan stres dan kemampuan untuk mengatasi masalah tersebut (indrawati 2018).

Karena Stres yaitu suatu bentuk yang terjadi pada mahasiswa sebagian besar tidak
mampu menggatasi stres yang dihadapi mahasiswa secara fisik, dan emosional maupun
interpersonal. yang dialami oleh seseorang sehingga dapat mempengaruhi kegiatan orang
tersebut Dan merupakan seorang pelajar tidak mampu menghadapi tuntutan akademik dan
mempersepsi tuntutan akademi yang diterima tersebut sebangai gangguan terhadap diri
sendiri (broto,2016).

Tingkat stres yaitu yang biasanya dialami seseorang yang jika skornya stresnya
tinggi, maka mereka biasanya memiliki self-efficacy yang rendah, sedang kanmereka yang
percaya bahwa mereka mampu dan percya bahwa mengatasi rintangan akan berhasil dan
memperlakukannya sebagai tantangan yang perlu dihindari memiliki rasa percayadiri yang
tinggi. Efikasidiri, hal ini dikarenakan tekanan pada mahasiswa dapat berasal dari diri sendiri
dan lingkungan sekitarnya sumber stress siswa dapat berasal dari persyaratan nilai orang tua,
frekuensi ujian, kursus akademik, kesuli tantidur, kekuatiran tentang masadepan, perasaan
kesepian, kualitas makanan, kursus yang tidaknyaman, danfasilitas belajar yang tidak
tersedia. Faktor-faktor stres akademik adalah meliputi faktor eksternal dan faktor internal.
Faktor eksternal stres akademik antara lain pelajaran yang padat, dan tekanan untuk
berprestasi tinggi, sementara faktor internal antara lain pola pikir, kepribadian dan keyakinan
diri atau efikasi diri .

Penyebab dari timbulnya stres akademik adalah merupakan stres yang di sebabkan
oleh pembelajar atau hal yang berkaitan dengan pembelajar yang meliputi: Tekanan banyak
tugas keputusan mentukan. mahasisiswa kurang berminat untuk meneliti, tidak dapat
menemukan judul KTI, kesulitan mencari literature dan bahan bacaan, menemui kesulitan
dengan tutor, dan, bertindak, dan berperilaku, karena semakin tingkat pendidikan
makasemakin lebih banyak tekanan yang mereka hadapi dalam semua aspek (Rozak 2014).

Efikasi diri adalah untuk mengacu pada kemampuan individu untuk meningkatkam
motivasi, kemampuan kognitif dan tindakan yang di perlukan dalam menanggapi berbagai
situasi yang di hadapinya. Self-efficacy tergantung pada kesulitan tugas yang di hadapi.
Artinya ketika tingkat kesulitan suatu tugas dianggap mudah, efikasi diri akan meningkat dan
stres akademik akan menurun. Efektivitas biasanya dikatakan memicu mahasiswa untuk
mengambil tindakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Self-efficacy siswa berkaitan
dengan keyakinan siswa akan kemampuan untuk melakukan tugas, mengatur kegiatan
belajar, dan memenuhi harapan akademik diri sendiri dan orang lain. Semakin tinggi,
semakin banyak ussaha yang dikeluarkan siswa. Cukup besar bagi mereka untuk mencapai
hasil yang tinggi. Siswa telah menemukan bahwa motivasi penting dan self-efficacy
mempengaruhi kinerja akademik seseorang. Di sana merekapercaya pada kemampuan untuk
mencapai hasil yang diinginkan akan benar-benar mendapatkan prestasi akademik. Pelajar
adalah generasi muda yang melindungihal-halbaik yang telah mereka perjuangkan, mengubah
hal-hal buruk Negara, dan membawa perubahan yang sangat pisitif dimasa depan. efikasi diri
dengan tingkat stres pada mahasiswa (dalam jess feist, 2010) .

Dalam penelitian ini berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan penelitian
tertarik untuk mengkaji apakaha dahubungan antara efikasi diri dengan tingkat stres
mahasiswa semester akhir saat mempersiapkan KTI.

B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui apakah terdapat hubungan efikasi diri dengan tingkat stres pada mahasiswa
semester akhir dalam penyusunan KTI.

C. Tujuan
1. Tujuan umum

UntukMengetahuiantara hubungan efikasi diri dengan tingkat stres pada mahasiswa semerter
akhir dalam penyusunan karya tulis ilmia.

2. Tujuan khusus
a. Penelitian ini merupakan penelitian ilmu kesehatan dan keselamatan kerja .
b. Masalah penelitian di batasi pada hubungan efikasi dengan tingkat stres mahasiswa
semester akhir dalam menyusun karya tulis ilmiah.
c. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan efikasi diri dengan tingkat stres
pada mahasiswa semester akhir.

D. Manfaat
a. Manfaat bagi peneliti

Agar hasil ini akan penulis gunakan untuk mempelajari lebih lanjut Agar supaya
penelitian ini dapat menanbah pengetahuan dan memperluas peneliti dalam meneliti.

b. Manfaat bagi pendidikan

Dapat digunakan sebagai salah satu acuan penelitian selanjutnya, dalam menemukan
upaya untuk meneliti mahasiswa “hubungan efikasi diri dengan tingkat stres pada
mahasiswa semester akhirdalam penyusunan KTI”.

c. Mafaat bagi mahasiswa

Efikasi diri dengan tingkat stres pada mahasiswa tingkat akhir. di harapkan dapat
membantu dan digunakan dalam mengurangi peningkatan mahasiswa yang stres.
BAB II

TINJUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN STRES

Stres merupakan kondisi seseorang yang mengalami tuntutan emosi berlebihan


dan atau waktu yang membuatnya sulit memfungsikan secara efektif semua wilayah
kehidupandan gangguan pada tubuh dan pikiran yang disebabkan oleh perubahan dan
tuntutan kehidupan dari mahasiswa. Stress merupakan kebutuhan eksternal pada orang,
seperti benda-benda dilingkungan atau rangsangan yang secara objektif berbahaya. Stres
dapat diartikan sebagai tekanan dariluar, ketegangan, dangan gagguan tidak menyenangkan

(jenita DT donsu,2017).

Stress adalah masalah atau persayaratan penyesuaian apapun yang dapat


menggangu keseimbangan kita. Ketika kita tida kmampu menghadapinya dengan baik,
ketegangan fisik, psikologis dan perilaku muncul. Bentuk ketegangan ini dapat menurun kan
produktivitas, menyebabkan rasa sakit dan gangguan mental. Stres adalah reaksi tubuh
terhadap situasi yang tampak berbahaya atau sulit, stres membuat tubuh untuk memproduksi
hormon adrenline yang berfungsi untuk mempertahankan diri, stres merupakan bagian dari
kehidupan manusia

(Rozak 2014).

Stres ringan biasanya merangsang dan memberikan rasa lebih bergairah dalam
kehidupan yang biasanya membosankan dan rutin. Tetapi stres yang terlalu banyak atau
terlalu tinggi akan berkelanjutan, bila tidak ditanggulangi dan akan berbahaya bagi
kesehatan.

Istilah stres terbagi atas dua yaitu:

1. Stres yaitu berarti reaksi non spesifik tubuh terhadap beberapa tuntutan yang belebih
dari kemampuan seseorang.
2. Stres merupakan gejalah subjektif seseorang secara alami dan merupakan hasil dari
tuntutan lingkungan.

a. Faktor stres
Stres yang dialami terdiri atas dua faktor yaitu :
1. faktor internal: Faktor internal meliputi kemampuan atau kecerdasan seseorang
Contoh : Seperti pola pikir seseorang
2. faktor eksternal: Sedangkan faktor eksternal meliputi tuntutan kampus, keluarga dan
keuangan.
Contoh : Gagal dalam mencari judul KTI, Dipaksa keluarga bahwa harus kuliah
sementara keuangan keluarga tidak memadai/mencukupi.

Jenis stres terbagi dua yaitu:

1. Eustres : Contoh : hasil dari respon terhadap stres yang bersifat sehat
2. Distres : Contoh : hasil dari respon terhadap stres yang bersifat tidak sehat

b . Gejala-gejala stres

1. Gejalah psikologis: Gejalah psikologis berupa ketakutan atau ketegangan,baik buruk


seseorang Gejalah fisik peningkatan detak jantung dan tekanan darah.
2. Gejalah Prilaku: Gejalah prilaku seseorang kelihatan seperti penurunan kualitas,
hubungan antara teman dan anggota keluarga.
- Mut mudah berubah-rubah baik terhahap orang tua atau teman
- Bertindak secara agresif dan defensif
- Selalu merasa tidak nyaman
- Palpasi atau jantung berdebar
- Sukar konsentrasi atau menjadi pelupa
- Palpasi atau jantung berdebar-debar
- Sakit kepala perut dan diare
Komplikasi stres atau stres yang berkelebihan :
- Tekanan darah tinggi dan serangan jantung
- Gangguan mental
- Pola makantidakseusai
- Susah tidur [insomia]
- Migren atau kepala pusing
- Sakit pada bagian lambung (maag)
- Ruam kulit

C Tingkat stres
1. Stres ringan
Stres ringan adalah stresor yang dihadapi setiap orang secara teratur, umumnya
dirasakan oleh setiap orang misalnya: lupa, kebanyakan tidur, dan dikritik. Situasi seperti ini
biasanya berakhi dalam 16 sampai beberapa menit atau beberapa jam dan biasanya tidak akan
menimbulkan berbahaya, yaitu contohnya yaitu selalu bingung, sering tidur, dan kemacetan
pada diri sendiri.

2. Stres sedang

Stres sedang umumnya lebih lama dari stres ringan. Biasanya berlangsung beberapa
jam sampai beberapa hari. Situasi seperti ini dapat berpengaruh pada kondisi kesehatan
seseorang, contohnya stresor menimbulkan stress sedangialahdimanapengesahanatautekanan
yang tidakselesai.

3. Stres berat

Stres berat merupakan stres kronis yang terjadi beberapa minggu sampai beberapa
tahun. Stres yang berat biasanya lebih cenderung mengalami gangguan, misalnya pusing,
mengalami ketegangan ketika bekerja, peningkatan tekanan darah, jantung berdebar, nyeri
leher dan bahu serta berkeringat dingin. Mahasiswa yang mengalami stres berat biasanya
seringkali membolos atau tidak ikut aktif dalam masa perkuliahan.

Dan biasanya stres akademik terdiri atas empat yaitu:

1. Tingkalaku : reaksi dari tingkalaku yaitu tidur belebihan dan kurang tidur.
2. Pemikiran : antara lain kurang percaya diri
3. Respon tubuh : sepeti mulut kering, telapat tangan berkeringat, dan nyeri kepala,detak
jantung meningkat.
4. Perasaan : seperti takut dan mudah emosi.
(olejni dan holschuh (2016)

b. Mahasiswa
Mehasiswa merupakan seseorang yang mencari ilmu di salah satu perguruan tinggi
dan penting bagi di masyarakat karena berpengaru baik di masa yang akan datan baik bangsa
maupun negara (ilham,2011). Mahasiswa memiliki tingkat-tingkat intelektual yang tinggi,
kecerdasan dalam berpikir dan perencanaan dalam bertindak dengan cepat dan tepat
merupakan sifat yang cenderung melekat pada diri setiap mahasiswa, yang merupakan prinsip
yang saling melengkapi, karakteristik mahasiswa.
B. Efikasi diri
Efikasi menyangkut atau berkaitan variabel yang akan dikaji tentang efikasi diri
yang meliputi pengertian efikasi diri, faktor yang memengaruhi efikasi diri, ciri-ciri efikasi
diri tinggi dan rendah, dimensi efikasi diri, kerangka teori hipotesis.

Efikasi diri yaitu menandakan apakah seseorang mampu atau tidak mampu untuk
menyelesaikan masalah yang ada. Dan mendefinisikan kemempuan, keyakinan dan
kegagalan dalam diri indivitu tersebut (dalam ghufron, 2010:88).

a. Tingkat kesulitan tugas (Level)

Merupakan kemampuan seseorang dalam menyelesaikan tugas akhir. adapun tugas-


tugas yang dibebankan pada individu yang disusun menurut judul dan tingkat pengetahuan
masing-masing. Maka perbedaan efikasi diri individu pada seseorang terbatas pada tugas
akhir yang mudah, sedang, sulit sesuai dengan pengambilan judul masing-masing orang.
Efikasi diri dapat ditunjukkan dengan tingkatan yang dibebankan pada individu yang
nantinya akang mengadakan ujian KTI.

b. Generality

Generaliti yaitu merupakan Efikasi diri berkaitan dengan kemantapan keyakinan


efikasi diri pada seluruh kegiatan kampus, yang berbeda-beda. Dengan kata lain seseorang
yang memiliki keyakinan diri yang tinggi cenderung dapat menguasai beberapa bidang,
sebaliknya orang yang memiliki keyakinan diri yang rendah hanya menguasai sedikit bidang
dalam hal mengerjakan tugas-tugasnya.

C. Tingkat kekuatan (Strength)

Tingkat kekuatan yang sesuai dengankeberhasilan untuk menyelesaikan KTI atau


tersebut.

a. Faktor Efikasi diri


(dalam jess feist dan feist 2010) Efikasi diri terdapat beberapa faktor yang
memengaruhinya efikasi yaitu dengan:

1. Semakin sulit tugasnya, keberhasilan akan membuat efikasi semakin


tinggi.
2. Kerja sendiri, lebih meningkatkan efikasi dibanding kerja kelompok dan dibantu orang
lain.

3. Kegagalan menurunkan efikasi, jika sudah merasa berusaha sebaik mungkin.

b. Ciri-ciri Efikasi diri


Ciri – ciri efikasi diri terbagi dua yaitu:

1. Orang yang memiliki efikasi diri rendah (akan merasa ragu-ragu terhadap
kemampuannya).
2. Orang yang memiliki efikasi diri tinggi (merasa tidakpercaya diri
bahwa ia dapat mengerjakan sesuai dengan tuntutan situasi, memperkirakan hasil sesuai
dengan kemampuan diri sendir.

Berdasarkan uraian yang dipaparkan diatas dapat disimpulkan bahwa efikasi diri mencakup
tiga dimensi yaitu level (tingkat kesulitan mencari judul KTI), generality, strength (tingkat
pengetahuan) (dalam jess feist dan feist 2010).

C. kerangka konsep
Kerangka konsep ini diambil dari teori-teori yang berkaitan dengan stres kemudian di
kembangkan sendiri oleh peneliti.

stres juga dapat dilihat dari segi fisik, fisiologis, prilaku konogtif dan emosi indikator-
indikator ini kemudian dibagi menjadi tiga kategori/ikatan yakni:

- Stres ringan
- Stres sedang
- Stres berat

kemudian di hubungkan dengan faktor-faktor penyebabnya.

Jenis-jenis stres faktor – faktor


1 Stres ringan penyebabnya
2 Stres sedang
3 Stres berat

Internal
1. kecerdasan
2 . kepribadian
3 . keyakinan terhadap
Diri sendiri
Eksternal
1. Pelajaran
2. erprestasi tinggi
3. Status sosial
4. Orang tua

Dampak
1. Dampak psikologis
2. Dampak fisiologis
3. Dampak perilaku

Daftar tabel 1.2

b. Kerangka konsep yang ini terdapat dua fariabel yaitu :


Fariabel dependen bararti Variabel bebas sedangkan (independen variable) adalah variabel
yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab terjadinya perubahan/timbulnya variabel
dependen (terikat) variabel dependen. Baik yang pengaruhnya positif namun yang
pengaruhnya negatif.

Fisiologis

Gejalah gejalah
Psikologi prilaku

Stres

Daftar gambar 2.2

Kerangka konsep pada penelitian ini adalah menjadi variabel independenya yaitu stres
sedangkan dependennya yaitu mahasiswa.

D. Hipotesis
Hipotesis merupakan berpikir terhadap hubungan efikasi diri dengan tingkat stres
pada mahasiswa tingkat akhir dalam penyusunan ( KTI ) akper rumkit Tk,III manado.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. jenis dan rancangan penelitian


Metodepenelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif. Penelitian
kuantitatif adalah metode penelitan yang berhubungan dengan angka-anagka, memperoleh
data serupa angka-angka seperti skort atau nilai. Kemudian dilakukan analisis dan
pengelolaan statistic. Penelitian ini mengadopsi studikolerasi, yaitu salah satu metode
kuantitatif untuk mengathui hubungan dandrajat kolerasi antara dua variable.
B. Populasi dan sampel penelitian
Yang menyadi populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa tingkat akhir
akper rumkit Tk. III manado. Dan yang untuk pengembilan sampel dalam penelitian ini
adalah penggambilan data dari masing-masing anggota mahasiswa semester akhir. Karena
jumblah populasi relaktif kecil. Umur yang relaktif 20-35 tahun (laki-laki dan perempuan)
sudah permaksuk mahasiswa dan organik didalamnya.

Jumlah sampel yang digunakan dilihat dari tingkat ahkir mahasiswa dalam
penyusunan karya tulis ilmiah. Total sampel dimana jumblah sampel tidak sama dengan
populasi. Tergantung berapa jumblah mahasiswa. Kuesioner disebar melalui [WA GRUP]
sehingga mahasiswa mengisi melalui via ponsel dari tempat tinggal masing-masing.

C. Tempat dan watu penelitian


1 Tempat
Penelitian ini rencana akan dilakukan di kampus akper rumkit Tk.III manado
2 Waktu
Waktu penelitian akan direncanakan pada bulan januari 2022

D Variabel penelitian dan definisi oprasional dan skala pengukuran


1 Variabel penelitian
Dalam penelitian seperti menggunakan variabel babas dan variabel terikat. Adapun
variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas ( independen variabel ) veriabel
penelitian ini adalah hubungan efikasi diri dengan tingkat stres pada mahasiswa
tingkat akhir dalam penyusunan KTI Di akper rumkit Tk.III manado.
2 Definisi oprasional
Definisi oprasional yaitu veriabel yang diartikan secara operasional yang dalam
karakteristik yang diamati peneliti sehingga dapat melakukan pengukuran terhadap
suatu objek secara teliti.

No Variabel Definisi Alat ukur Skala


Oprasional
1. Stres Hubungan antara Kuisoner Ordinal
efikasi diri
dengan tingkat
stres

E Instrumen pengumpulan data


Instrumen pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang terdiri
dari pertanyaan yang terikat hubungan efikasi diri dengan tingkat stres pada
mahasiswa tingkat akhir dalam penyusunan KTI.

F Teknik pengolahan data


Data yang sudah di dapatkan selanjutnya dilakukan pengolahan melalui tahap sebagai
berikut:
1 Pemeriksaan kembali yaitu pemeriksaan data apa sudah sesuai dengan harapan
serta memeriksa kelengkapandan keseragaman data.
2 Pengkodean yaitu penyederhanaan data dengan pemberian kode.
3 Proses/entri data yaitu melakukan entri data dari screening kedalam masker tabel.
4 Pemberian data yaitu pengecekan kembali yang sudah di proses apakah ada
kesalahan atau tidak.

G Analisa data
Untuk analisa data terdapat dua yaitu:

1. Data primer
Data primer adalah merupakan data yang diambil sendiri secara langsung oleh
peneliti berupa data-data dari mahasiswa itu sendiri
Contoh:
Keluhan serta gangguan dari mahasiswa itu sendiri
2. Data sekunder
Sedangkan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber berupa internet
dan catatan kejadian atau keluhan pada mahasiswa tersebut.
Data ini adalalah hasil analisis,skala yang digunakan adalah skala stres akademik
dan skala efikasi sama-sama berjumblah 81 item. Peneliti mengkategorikan aspek
dari variabel penelitian secara empirik menjadi tiga ketegori yaitu:
Skala stres:
- Ringan
- Sedang
- Berat
Skala efikasi diri:
- Rendah
- sedang
- tinggi

H Etika penelitian
Semua peneliti yang erat kaitannya dengan manusia sebagai objel harus
mempertimbangkan etika. Peneliti selalu memperhatikan etika:
1 Lembar persetujuan peneliti ( informed consent)
Informed consent penelitian dilaksanakan agar responden mengetahui maksut dan
tujuan penelitian serta dampak yang akan terjadi saat pengumpulan data. Jika
responden bersedia diteliti maka dianjurkan menanda tanggani lembar perdetujuan
tersebut, sedangkan jika responden tidak bersedia maka peneliti harus menghormati.
2 Kerahasiaan (confidentiality)
Kerahasiaan merupakan suatu pertanyaa jaminan bahwa informasi apapun yang
berkaitan dengan respon tidak dilaporkan dengan cara apapun dan tidak mungkin
diakses oleh orang lain selain tim peneliti.
3. Kemanfaatan (beneficence)
Peneliti harus secara jelas mengetahui manfaat dan resiko yang mungkin terjadi.
Peneliti boleh dilakukan apabila manfaat yang diperoleh lebih besar dari pada
resiko yang akan terjadi.

Anda mungkin juga menyukai