BAB II
LANDASAN TEORI
yang artinya “pelari” dan curere yang berarti “tempat berpacu”. Jadi
sebagai suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start
rencana dan peraturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta
16
Sholeh Hidayat, Pengembangan Kurikulum Baru (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013),
19.
17
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:
Balai Pustaka, 2006), 617.
16
17
anggota masyarakat.
18
Sholeh Hidayat, Pengembangan Kurikulum Baru (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), 20.
19
Anselmus JE Toenlie, Pengembangan Kurikulum, Teori, Catatan Kritis, dan Panduan
(Bandung: PT Refika Aditama, 2017), 2.
18
secara rill dapat dilaksanakan oleh guru sesuai dengan keadaan dan
yang bersangkutan.
20
Sukiman, Pengembangan Kurikulum Perguruan Tinggi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya
,2015), 16.
21
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran Teori (Jakarta: Prenada Media, 2008), 22.
19
dihapuskan.22
22
Asep Herry, dkk, Meteri Pokok Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta:
Universitas Terbuka, 2008), 15.
23
Rakhmat Hidayat, Pengantar Sosiologi Kurikulum (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2011), 73
20
kurikulum potensial/ideal.26
24
Ibid,.75-76
25
Ibid,.77
26
Sukiman, Pengembangan. Pengembangan Kurikulum Perguruan Tinggi (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya ,2015), 4.
21
27
ibid,. 143
22
sosial tertentu.30
yang di pikirkan oleh sekolah dan sering kali tidak di ucapkan oleh
28
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 1994), 59.
29
H. Dakir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), 7.
30
Adlan Fauzi Lubis, Tesis : Hidden Curriculum dan Pembentukan Karakter (Studi Kasus di
Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta). Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2015.
31
Caswita, The Hidden Curriculum (Yogyakarta: Leutikoprio, 2013), 45
23
sekolah secara lebih luas dan perilaku dari semua komponen sekolah
kuat untuk pondasi bagi umat manusia untuk hidup bersama dalam
bermoral.33
32
Rakhmat Hidayat, Pengantar Sosiologi Kurikulum (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2011), 80.
33
Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2007), 31.
34
Rohinah M Noor, The Hidden Curriculum (Yogyakarta: Insan Madani, 2012), 28.
24
sekolah, suasana kelas, pola interaksi guru dengan siswa di dalam kelas,
maupun dengan Tuhan. Segala kegiatan yang dilakukan ini tidak tertulis
lingkungan.
25
diskusi.
35
Sri Rahayu, Hidden Curriculum (Kurikulum Tersembunyi), http://Srirahayustkip.blogspot.co.id,
diakses 10 Juni 2019.
36
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran Teori (Jakarta: Prenada Media, 2008), 26.
27
yaitu aspek relatif tetap dan aspek yang dapat berubah. Yang
dalamnya menentukan budaya apa yang apa yang patut dan tidak
guru dengan guru, guru dengan peserta didik, guru dengan staf
37
Farhurrohman, “konservasi pendidikan karakter islam dalam hidden curriculum sekolah”, jurnal
pendidikan agama islam. vol, 02 no, 01 (Mei, 2014), 7.
38
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta : Balai
Pustaka, 2003), 783.
28
sruktur kognitif.39
Nilai memiliki makna yang berbeda bila berada pada konteks yang
yang lain nilai berarti kadar, "nilai gizi berbagai jeruk hampir sama"40
Namun ketika kata tersebut sudah dihubungkan dengan suatu objek dari
tentang harga suatu nilai lahir bukan hanya disebabkan oleh perbedaan
ilmiah, tetapi lebih dari itu, harga suatu nilai perlu dimunculkan untuk
39
Rohmat Mulyana, Mengartikulasikan Pendidikan Nilai (Bandung: Alfabeta, 2004), 21.
40
Ibid,.11.
41
Mulyasa, Menejemen Pendidikan Karakter (Bandung: Rosdakarya,2011), 56.
29
nilai bagi yang akan menganutnya. Seseorang dapat memilih suatu nilai
salah satu agama. Dalam bahasa latin agama diucapkan dengan kata
Kata ini berasal dari "re" dan "eligare", yang berarti memilih kembali.43
balasan, dan kebiasaan.44 Hal ini memang sejalan dengan apa yang
keharusan tunduk terhadap Tuhan, dan juga adanya pahala, siksa, surga,
sekitar.45
agama lain.47
45
Abu Ahmadi dan Noor Salim, Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Bumi Aksara,
2004), 14.
46
Muhyani, Pengaruh Pengasuhan Orang Tua dan Peran Guru di Sekolah Menurut Persepsi
Murid Terhadap Kesadaran Religius dan Kesehatan Mental, (Jakarta : Kementerian Agama RI,
2012), 55.
47
Marsella Pramadhana, “Konsep Religius Sebagai Salah Satu Nilai Karakter”,
http://Marchellapramadhana.blogspot.com.html-document, diakses 10 Februari 2019.
31
syariat.
yang terkait erat dengan Tuhan Yang Mahakuasa adalah nilai religius.
bersumber dari ajaran agama yang dianutnya. Jadi, agama yang dianut
kehidupan sehari-hari.
2. Dimensi-dimensi Religius
Menurut Glock dan Starck ada 4 dimensi religius, dimensi itu bila
Dia telah menciptakan bagi manusia dua mata, dua telinga, dua
bibir, dua tangan dan dua kaki lalu menciptakan akal baginya untuk
permanen.
a. Keteladanan
46.Djamaludin Ancok dan Fuad Nasori Suroso, Psikologi Islami (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2005), 76-78.
35
didik.
49
agama yang dianutnya. Untuk itu, kepala sekolah, para
c. Pembelajaran
d. Penguatan
51
Lutfiana Nur Hidayah, Linda., Penanaman Nilai-Nilai Karakter Religius Melalui Hidden
Curriculum Kepesantrenan Di MTs Al-Ma’arif Tulungagung, ( IAIN Tulungagung, Tulungagung
2017), 37.
52
Daryanto dan Suyatri Darmiatun, Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah
(Yogyakarta: Gava Media, 2013). 124-125.