UNIVERSITAS JAMBI
2021
LAPORAN KEGIATAN
A. Latar Belakang
Pada tahun 1970-an daerah Jambi menjadi salah satu daerah transmigrasi di
Indonesia. Beberapa masyarakat berlatar suku berbeda didatangkan ke Provinsi Jambi,
mereka ditempatkan di berbagai daerah dalam Provinsi Jambi. Daerah Jambi juga
merupakan daerah perantauan suku Minangkabau kehidupan utama mereka adalah
berdagang. Etnis dengan latar suku beragam juga ada di Jambi ialah etnis Batak, Sunda,
dan Bugis. Keragaman suku dan etnis yang berada di Jambi sekarang menjadikan Jambi
relatif cukup dinamis dalam perkembangannya menuju Provinsi yang lebih maju dengan
kota utamanya adalah Kota Jambi, yaitu kota perdagangan berada di tepian Sungai
Batang Hari. Sekarang kehidupan ekonomi dan sosial budaya Jambi digerakkan oleh
masyarakat serta warga multi etnis sebagaimana telah dijelaskan di atas.
Kondisi Jambi yang cukup menarik dalam berbagai hal seperti dijelaskan di
muka, terutama dari latar sejarah dan kebudayaan serta dinamika kehidupan masyarakat
dan warganya saat ini sebagai bagian dari potret keragaman suku bangsa di NKRI,
manarik untuk diketahui dan dipelajari oleh generasi muda sebagai pewaris kelangsungan
hidup berdiri kokoh dan tangguhnya NKRI baik secara internal maupun secara eksternal
di tengah kehidupan dunia.
B. Nama Kegiatan
C. Tujuan kegiatan
F. Panitia Kegiatan
G. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan Perkuliahan di buka oleh dosen modul nusantara sebagai penghantar
sebelum narasumber menjelaskan materi perkuliahan. Setelah dosen membuka perkuliah
mahasiswa menonton video yang berupa materi perkuliahan yang kemudian dilanjutkan
dengan narasumber menjelaskan materi perkuliahan pada mahasiswa modul nusantara.
Materi perkuliahan sudah di jelaskan keseluruhan maka masuk pada sesi tanya jawab
yang di pandu oleh asisten dosen.
H. Narasumber
Dra. Nurlaini
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
Penanggung Jawab,
NIP. 196009021987021002
LAMPIRAN
I. Sejarah Singkat
Museum Siginjai Jambi dibangun pada tanggal 18 Februari 1981 oleh Gubernur Jambi,
Masjchun Syofwan dan diresmikan pada tanggal 6 Juni 1988 oleh Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan, Fuad Hassan.[2] Awalnya museum ini bernama Museum Negeri Jambi. Peresmian
ditandai dengan penandatangani prasasti, maka Museum Negeri Jambi telah dapat dikunjungi
oleh para pelajar, siswa dan mahasiswa serta masyarakat dan peneliti. Benda-benda warisan
budaya yang terhimpun di Museum Negeri Jambi merupakan warisan budaya yang mempunyai
nilai-nilai luhur yang mencerminkan kehidupan masyarakat Provinsi Jambi pada masa lalu.
Berlakunya Undang-undang No. 22 Th 1999 tentang otonomi daerah, nama Museum Negeri
Propinsi Jambi berubah menjadi Museum Negeri Jambi. Perda No. 26 Tahun 2012 tanggal 12
Juni 2012, nama Museum Negeri Jambi berubah menjadi Museum Siginjei yang diresmikan oleh
Bapak Gubernur tanggal 30 Oktober 2012.
1. Arca Avolokiteswara
Arca ini ada dua dan ditemukan di situs Rantaukapastuo, Kabupaten Batanghari, secara tidak
sengaja oleh petani pada tanggal 3 Februari 1991. Arca ini bukan berasal dari situs, karena di
lokasi penemuan tidak terdapat tanda-tanda kepurbakalaan. Arca dewa bertangan empat ini
dalam keadaan relatif utuh walau bagian belakang dan bawahnya rusak akibat patah. Kedua arca
perunggu berlapis emas ini digambarkan mengenakan sejenis kain. Arca ini merupakan salah
satu puncak dari seni kejayaan Kerajaan Sriwijaya.[3]
2. Kalung emas
Terbuat dari jalinan kawat emas lengkap dengan gespernya. Ditemukan di Desa Lambur I,
Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Seluruhnya terbuat dari emas 18 karat dengan sebuah bandul
kecil masih terikat diujungnya. Kalung ini ditemukan tahun 1994 oleh seorang wanita saat akan
membersihkan ladangnya di dalam timbunan abu gambut. Pemerintah memberi imbalan seharga
emas ditambah uang sebagai tanda terima kasih karena telah menyerahkannya kepada negara.[3]
3. Sabuk emas
Ditemukan di Desa Lambur, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, kadar emasnya 18 dan 20
karat, terbuat dari sambungan ribuan cincin-cincin kecil terikat menjadi satu. Asal-usulnya sukar
diketahui karena tidak ada tanda yang spesifik, mengingat lokasinya yang berada dekat pantai,
didominasi oleh rawa-rawa maka dapat dipastikan sabuk emas ini atau logam emasnya,
didatangkan dari luar daerah Lambur. Emas sendiri banyak dihasilkan melalui penambangan di
tepi sungai Batang Hari hingga sekarang, terutama daerah pedalaman pada aliran Sungai
Batanghari yaitu Kabupaten Bungo dan Kabupaten Merangin.[3]
4. Arca Budha
Arca kecil ini ditemukan di situs Rantau Kapas Limau Manis, Kabupaten Tebo. Lokasi
aslinya tidak diketahui karena saat diterima tahun 80-an oleh pemerintah tanpa disertai catatan
yang memadai. Seperti halnya arca-arca Budha lainnya di Jambi, arca ini pun memiliki gaya seni
Gandhara yang dicirikan oleh jubah tipis yang dikenakan sang Budha. Awalnya seluruh
permukaan arca dilapisi oleh emas, namun karat-karat timbul akibat korosi yang terbentuk di
bawah lapisan emas menyebabkan permukaannya rusak dan mengelupas.[3]
5. Medali Turki
Medali Turki merupakan bukti persahabatan antara Kesultanan Jambi dengan Kesultanan
Turki. Sultan Turki memberikanya sebagai penghargaan kepada utusan Sultan Taha Saifuddin
yang berkunjung ke Turki dalam upaya meminta dukungan Sultan Turki dalam menghadapi
Belanda di Jambi. Pada bagian lingkaran terdapat tulisan Arab.[3]
https://ksmtour.com/informasi/tempat-wisata/jambi/museum-negeri-jambi-museum-terbesar-di-
kota-jambi.html
Museum Negeri Jambi merupakan salah satu objek wisata yang ada di Provinsi Jambi.
Jika Anda menyukai wisata budaya dan sejarah, maka datang ke Museum Negeri Jambi adalah
pilihan yang tepat. Tempat wisata ini berada di Jalan Urip Sumoharjo Nomor 1, Jambi.
Bangunan museum ini dibuat menyerupai Rumah Kajang Lako yang merupakan rumah adat di
Jambi.
Museum Negeri Jambi sebagai museum terbesar di Kota Jambi, kini berganti nama
menjadi Museum Siginjai. Perubahan nama diharapkan memperkuat ingatan kolektif masyarakat
akan tempat peninggalan benda-benda bersejarah Jambi ini. Perubahan nama Museum Negeri
Jambi menjadi Museum Siginjai ini berdasakan Peraturan Gubernur Nomor 26 tahun 2012.
Dipilihnya nama Siginjai sebagai pengganti, karena merupakan nama sebilah keris yang
digunakan oleh Orang Kayo Hitam, sebagai Raja Jambi di masa lalu dalam membela negeri
Jambi. Keris Siginjai sampai saat ini masih tersimpan di Museum Nasional di Jakarta, dan
duplikatnya tersimpan di museum ini.
Museum Negeri Jambi mulai dibangun dengan peletakan batu pertama oleh Gubernur
Jambi, Masjchun Sofwan pada 18 Februari 1981 pada lahan seluas 13.350 meter persegi.
Pembangunan museum ini selesai tahun 1988, dan diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan, Prof Fuad Hasan, pada 6 Juni 1988, dan diberi nama Museum Negeri Provinsi
Jambi. Museum Negeri Jambi mempunyai bermacam koleksi yang sejumlah sekitar 2. 855 buah,
diantaranya geologi (benda koleksi yang disebut objek disiplin pengetahuan geologi diantaranya
mencakup batuan, mineral, fosil serta benda-benda bentukan alam yang lain). Biologi (benda
koleksi yang masuk kelompok benda objek riset/dipelajari oleh disiplin pengetahuan biologi),
filologi (naskah-naskah kuno yang ditulis tangan, naskah incung Kerinci yang ditulis diatas
tanduk serta bambu, Alquran serta Kitab Tassauf yang ditulis tangan.
Etnografi (koleksi sebagai objek riset/disiplin pengetahuan antropologi, benda-benda itu
adalah hasil budaya atau melukiskan jati diri satu etnis), arkeologi (koleksi sebagai objek
riset/disiplin pengetahuan arkeologi, seperti : peninggalan saat prasejarah), historis (koleksi
sebagai disiplin pengetahuan histori, mulai sejak masuknya budata barat, benda yang terkait
dengan momen histori), keramik (koleksi keramik terbuat dari tanah liat yang dibakar dengan
suhu spesifik), senirupa (koleksi seni yang mengekspresikan pengalaman artistik manusia lewat
objek dua serta atau tiga dimensi) serta tehnologi (koleksi yang melukiskan perubahan tehnologi
tradisional s/d tehnologi moderen).
Museum ini juga menyimpan benda peninggalan prasejarah seperti beliung batu, gong
bertuliskan aksara kuno Cina, teko, piring porselen, fragmen tangan, arca Budha, arca dan
sebagainya. Fasilitas yang ada : Ruangan Pameran Tetap, Ruangan Pameran Temporer, Ruangan
Auditorium, Ruangan Perpustakaan, Ruangan Laboratorium/Konservasi, Toilet. Tempat wisata
di Jambi ini buka setiap hari Senin sampai Kamis pada pukul 08:00 – 15:00 dan Jumat pada
pukul 07:15 – 11.00. Hari Sabtu, Minggu dan hari libur nasional museum ini tutup. Sedangkan
biaya masuk museum adalah 3.000 Rupiah untuk dewasa dan 1.000 Rupiah untu anak-anak.
https://jambi.antaranews.com/berita/330757/koleksi-benda-museum-siginjai-jambi-capai-7890
Seorang petugas Museum Siginjai tengah memeriksa ruang pamer di salah satu ruang utama
tempat penyimpanan benda bersejarah. (Fitria Febriana)
Jambi (Antaranews Jambi) - Koleksi benda bersejarah yang ada di Museum Siginjai, Jambi
sampai saat ini mencapai 7.890 buah dengan tujuh benda yang menjadi unggulanseperti arca
'arvolokiteswara' yang ditemukan pada 1991 yang merupakan perninggalan zaman kerajaan
Sriwijaya.
Kepala Museum Siginjai, Jambi Nurlaini di Jambi, Kamis, mengatakan, selain arca
peninggalan sejarah kerajaan Sriwijaya, juga ada benda unggulan lainnya seperti kalung emas
dan sabuk emas yang merupakan benda bersejarah di Desa Lambur Kabupaten Tanjung Jabung
Timur dengan kadar emas 18 hingga 20 karat serta arca budha yang ditemukan di Kabupaten
Tebo juga peninggalan sejarah kerajaan masa lalu.
Kemudian ada benda berupa medali Turki yang menunjukan bahwa pada saat itu
kerajaan di Jambi dibawah kesultanan Sultan Thaha Saifuddin sudah bekerjasama dengan
kerajaan di Turki, serta ada benda tanduk bertuliskan aksara incung serta arca 'dipalksmi' dan
arca dewi yang merupakan benda bersejarah ditemukan di Muara Sabak merupakan benda
peninggalan abad 13 hingga 14 masehi. "Benda-benda tersebut kini menjadi ikon museum
Siginjai Jambi saat dikunjungi oleh para pengunjung ," kata Nurlaini.
Kemudian museum ini juga membagi ragam koleksinya menjadi sepuluh jenis benda
yang memiliki nilai budaya dan ilmiah. Jumlah keseluruhan koleksi jika dihitung per satuan
adalah 7.890 buah dan bila dihitung per set ada 3.375 set.
Sementara itu setiap tahun jumlah pengunjung ke Museum Siginjai meningkat, Terutama bila
ada pameran pelajar mulai dari Taman Kanak-Kanak (TK) sampai mahasiswa yang datang.
Sedangkan hari biasa yang berkunjung mahasiswa dan umum.
"Kami pengurus museum giat mengirimkan surat kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
untuk mengajak pelajar maupun masyarakat untuk berkunjung ke museum, yang merupakan
adalah jendela dunia," kata Nurlaini.
Untuk merawat koleksi yang ada pihak museum menyiapkan tenaga dengan spesialisasi masing-
masing. Biasanya untuk membersihkan dan merawat koleksi di museum ini menggunakan cairan
kimia khusus. Pengunjung dilarang menyentuh benda koleksi di museum.