Anda di halaman 1dari 7

PRE PLANNING SUPPORTIVE GROUP THERAPY

DI PSTW HUSNUL KHOTIMAH PROVINSI RIAU

OLEH:
KELOMPOK III

Ayu Anita, S. Kep Maidenni Fortuna, S. Kep

Dede Hidayat, S. Kep Romaito Arohman Harahap, S. Kep

Isfahani Safril, S. Kep Seprina S, S. Kep

Humairatun Zakiyah, S. Kep Susilawati, S. Kep

Lina Tri Wahyuni, S. Kep Syarifah Nurul Fadila, S. Kep

Vidia Humaira, S. Kep Vioni Julika Putri, S. Kep

PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN KOMUNITAS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2022
PRE PLANNING SUPPORTIVE GROUP THERAPY
DI PSTW HUSNUL KHOTIMAH PROVINSI RIAU

A. LATAR BELAKANG
Menurut Ratnawati (2017), lansia adalah seseorang individu telah berusia diatas 60
tahun,dan tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-
hari. Menurut WHO seseorang disebut lansia jika berumur 60-70 tahun.berdasarkan
pengertian lanjut usia secara umum, seseorang dapat dikatakan lanjut usia apabila usianya
telah mencapai 65 tahun keatas (Effemdi dan Makhfudli, dalam Zulfiana 2019).
Proses menua adalah proses alamiah setelah 3 tahap kehidupan yaitu masa anak, masa
dewasa, dan masa tua yang tidak dapat dihindari oleh individu. Menurut organisasi kesehatan
dunia (WHO), sesorang yang dikatakan lanjut usia (lansia) meliputi usia pertengahan (middle
age) dengan rentang usia 45 sampai 59 tahun, usia lanjut (elderly) antara 60 sampai 74 tahun,
usia tua (old) antara 75 sampai 90 tahun, dan usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun
(Mubarak dkk, 2006). Departemen kesehatan RI (2006) memberikan batasan lansia dengan 3
kategori yaitu Virilitas (prasenium) yang merupakan masa persiapan usia lanjut yang
menampakkan kematangan jiwa yakni dengan rentang usia 55 sampai 59 tahun, usia lanjut
dini (senescen) yakni kelompok yang mulai memasuki masa usia lanjut dini dengan rentang
usia 60 sampai 64 tahun, dan lansia berisiko tinggi untuk menderita berbagai penyakit
degeneratif yakni dengan usia di atas 65 tahun (Fatmah, 2010). Menurut Undang-Undang
No.4 tahun 1965 pasal 1 “seseorang dinyatakan sebagai orang jompo atau lanjut usia setelah
yang bersangkutan mencapai umur 55 tahun, tidak mempunyai atau tidak berdaya mencari
nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain.
Kemunduran-kemunduran yang dialami oleh lansia berdampak pada penyakit yang
dideritanya. Beberapa penyakit yang ditemukan pada lansia memiliki karakteristik tertentu
yaitu penyakit yang sering multiple (berhubungan satu sama lain), penyakit bersifat
degenerative (sering menimbulkan kecacatan), gejala sering tidak jelas yakni berkembang
secara perlahan), sering bersama-sama problem psikologis dan sosial, lansia sangat peka
terhadap penyakit infeksi akut, dan sering terjadi penyakit yang bersifat iatrogenik (Mubarak,
2006).
Proses asuhan keperawatan individu gerontik merupakan suatu proses kompleks dengan
pendekatan yang sistematis berdasarkan konseptualisasi keperawatan keluarga untuk bekerja
sama dengan keluarga dan individu sebagai anggota keluarga. Dalam memberikan asuhan
keperawatan keluarga digunakan pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian,
diagnose, intervensi, implementasi serta evaluasi. Pengkajian merupakan tahap utama dimana
seorang perawat harus mengumpulkan data dan menggali informasi secara bertahap dan terus-
menerus terhadap lansia. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisa sehingga
mendapatkan suatu rumusan masalah dan dapat ditegakkan suatu diagnosa keperawatan.
Diagnosa keperawatan yang diangkat perilaku kesehatan cenderung berisiko berhubungan
dengan penyakit kronis: asam urat pada lansia.
Salah satu program yang dilaksanakan oleh ners muda adalah proses kelompok. Kegiatan
proses kelompok yang dilakukan berupa Support Group theraphy yang merupakan terapi pada
kelompok yang memiliki masalah relative sama dengan berkomunikasi ataupun berbagi
informasi tentang permasalahan yang dialami serta solusi yang dapat dilakukan sekaligus
saling menguatkan dan mendukung satu sama lain untuk mencapai kemampuan dalam
mengatasi masalah.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan Support Group therapy bersama lansia diharapkan lansia mampu
mengungkapkan, mencari solusi dan saling menguatkan bersama-sama.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan 1 kali pertemuan, diharapkan lansia bersama ners muda mampu:
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami lansia di wisma teratai dan cempaka.
b. Menemukan solusi dari permasalahan yang ditemukan
c. Memberikan dukungan antar sesama lansia dan ners muda.
3. Output yang diharapkan
a. Penyampaian masalah kesehatan berjalan dengan lancar
b. Mendapatkan solusi dan dapat diimplementasikan
c. Mendapatkan dukungan dari sesama lansia.
C. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Judul kegiatan
Support Group Therapy wisma Teratai dan wisma Cempaka
2. Sasaran dan Target
Sasaran : lansia wisma Teratai dan wisma Cempaka
Target : lansia yang memiliki riwayat penyakit asam urat
3. Metode
Penyampaian masalah kesehatan, mencari solusi dan memberikan dukungan antar lansia
disampaikan melalui diskusi.
4. Media dan Alat
TOA, mikrofon.
5. Waktu
Waktu : Rabu, 19 Januari 2022
Pukul : 10.00 WIB
Tempat : Wisma Cempaka
6. Setting tempat

Le

Co M N

F L F L F

L L

O F L F L F D

Keterangan:
Le : Leader
Co : Co Leader
P : Pembimbing
MC : Pembawa Acara
M : Moderator
N : Notulen
F : Fasilitator
O : Observer
D : Dokumenter
L : Lansia
D. SUSUNAN ACARA
No. Waktu Kegiatan penyuluhan Pembicara

1. 10.00-10.05 Pembukaan Susilawati, S.Kep


(5 menit)

2. 10.05-10.08 Do’a Dede Hidayat, S.Kep


(3 menit)

4. 10.10-10.40 Ayu Anita, S.Kep dan


Support Group Therapy
(30 menit) Romaito Arrohman
Harahap, S.Kep

5. 10.40-10.45 Penutup: Susilawati, S.Kep


(5 menit)
- Salam penutup

E. URAIAN TUGAS
1. Persiapan
a. Penanggung Jawab : Ayu Anita, S.Kep
Tugas : Mengkoordinasi persiapan dan pelaksanaan kegiatan.
b. Pembawa Acara : Susilawati, S.Kep
Tugas : Membuka acara, menjelaskan tujuan, membuat kontrak
waktu, menutup kegiatan.
c. Presentator : Ayu Anita, S.Kep
Tugas : Presentasi data hasil pengkajian mahasiswa.
d. Moderator : Romaito Arrohman Harahap, S.Kep
Tugas : Memimpin diskusi.
e. Notulen : Maideni Fortuna, S.Kep
Tugas : Mencatat hasil musyawarah dan kegiatan.
f. Observer : Seprina, S.Kep
Tugas : Mengamati jalannya kegiatan dan membuat laporan hasil
kegiatan.
g. Dokumentasi : Humairatun Zakiyah, S.Kep
Tugas : Mendokumentasikan kegiatan Support Group
Fasilitator : Isfahani, S.Kep, Vioni Julika Putri, S.Kep, Vidia
Humaira, S.Kep, Lina Tri wahyuni, S. Kep.
Tugas : Memfasilitasi kelancaran kegiatan

F. KRITERIA EVALUASI

1. Struktur:

a. SAP disiapkan sehari hari sebelum kegiatan

b. Undangan telah disebarkan minimal satu hari sebelum kegiatan.

c. Tempat dan alat telah disepakati sebelum kegiatan.

d. Peran dan tanggung jawab Ners muda telah ditentukan.

2. Proses:

a. Pelaksanaan sesuai dengan waktu yang ditentukan.

b. Lansia datang sesuai dengan jumlah undangan yang disebarkan.

c. Lansia mengikuti kegiatan dengan antusias dan semangat

3. Hasil:
a. Penyampaian masalah kesehatan berjalan dengan lancar
b. Mendapatkan solusi dan dapat diimplementasikan
c. Mendapatkan dukungan dari sesama lansia.
d. Meningkatnya pengetahuan lansia mengenai masalah kesehatannya.
DAFTAR PUSTAKA

Mubarak, W, I & Chayatin, N (2009). Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar dan Teori.

Jakarta : Salemba Medika.

Harnilawati. (2013). Pengantar ilmu keperawatan komunitas. Takalar: Pustaka As Salam

Stanhope & Lancaster. (2009). Community & public health nursing. Sixth edition.

Mosby: New Jersey.

Mubarak, B & Chayatin, N. (2011). Ilmu keperawatan komunitas: Pengantar dan teori.
Jakarta : Salemba Media.

Anda mungkin juga menyukai