Anda di halaman 1dari 53

LAPORAN KEGIATAN

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

JUDUL PENELITIAN

Pemberdayaan Masyarakat Untuk Memutuskan Mata Rantai


Corona (Beras Untuk Memana) Kecamatan Mandau, Kabupaten
Bengkalis

PELAKSANA :
Dr. Hengki Firmanda, SH, LL. M, M.Si NIP. 198607282014041001
Ayu Anita NIM. 1711113576
Cintya Elsa Regina NIM. 1711113705
Firlyani Triamanda NIM. 1711113767
Salsabila Putri Aulia NIM. 1711113677
Zahwa Ayunda Salsabilla NIM. 1711123000

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


UNIVERSITAS RIAU
2020

i
HALAMAN PENGESAHAN KEGIATAN PENGABDIAN

1. Judul Kegiatan : Pemberdayaan Masyarakat Untuk Memutuskan Mata Rantai Corona (Beras
Untuk Memana) Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis
2. Ketua pelaksana
a. Nama Ketua : Dr. Hengki Firmanda S, SH., LL.M., MSI
b. Jenis Kelamin : Laki-Laki
c. Alamat :
c. HP/Email : 085271901026/hengki.firmanda@gmail.com
3. Anggota
No NIM NAMA FAKULTAS
1 1711113576 AYU ANITA FKP
2 1711113677 SALSABILA PUTRI AULIA FKP
3 1711113705 CINTYA ELSA REGINA FKP
4 1711113767 FIRLIANY TRIAMANDA FKP
5 1711123000 ZAHWA AYUNDA SALSABILLA FKP
4. Jarak Lokasi : 103 Km

Pekanbaru, 07 September 2020 ,


Mengetahui
Koordinator Pusat Layanan Kukerta Ketua Pelaksana

Digitally signed
by Hengki
Firmanda
Date:
2020.09.10
13:45:08 +07'00'

Dr. Besri Nasrul, SP, M.Si Dr. Hengki Firmanda S, SH., LL.M., MSI
NIP. 197304101999031003 Menyetujui NIP. 198607282014041001
Ketua LPPM Universitas Riau

Prof. Dr. Almasdi Syahza, SE, MP


NIP. 19600822 199002 1002

Dokumen ini ditanda tangani secara secara digital


Silakan scan Qr code untuk kelakukan verifikasi keaslian
Ringkasan

Saat ini, dunia sedang dihebohkan oleh temuan virus corona jenis baru
yang telah dideklarasikan oleh WHO sebagai pandemi global. Temuan virus
corona bermula pada 31 Desember 2019, WHO China Country Office melaporkan
kasus pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan, Provinsi
Hubei, China. Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan
penyakit mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih parah seperti Middle
East Respiratory Syndrome (MERS-CoV) dan Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS-CoV). Penyakit ini terutama menyebar di antara orang- orang
melalui droplet dari batuk dan bersin.Virus ini dapat tetap bertahan hingga tiga
hari dengan plastik dan stainless steel SARS CoV-2 dapat bertahan hingga tiga
hari, atau dalam aerosol selama tiga jam. Gejalanya mirip dengan SARS, namun
angka kematian SARS (9,6%) lebih tinggi dibanding COVID-19 (saat ini kurang
dari 5%), walaupun jumlah kasus COVID-19 jauh lebih banyak dibanding SARS.
COVID-19 juga memiliki penyebaran yang lebih luas dan cepat ke beberapa
negara dibanding SARS (WHO, 2020).
Pengabdian kepada masyarakat adalah suatu kegiatan intrakurikuler yang
memadukan pelaksanaan tri dharma perguruan tinggi (pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat) dengan cara memberikan kepada mahasiswa
pengalaman belajar dan bekerja dalam kegiatan pembangunan masyarakat sebagai
wahana penerapan dan pembembangan ilmu dan teknologi yang dilaksanakan di
luar kampus dalam waktu mekanisme kerja dan teknologi persyaratan tertentu.
Kegiatan Pengabdian kepada masyarakat didasari dengan perkembangan wabah
COVID-19 yang mulai menyebar ke wilyah pedesaan. Salah satu upaya
pencegahan dan penanganan yang tepat di Kecamatan Mandau adalah
memberikan kesadaran dan edukasi kepada masyarakat untuk mencegah
penularan wabah COVID-19. Mahasiswa yang tinggal di sekitar Kecamatan
Mandau bergabung dengan lembaga Gerakan Antar Sedekah (GAS) membantu
masyarakat Kecamatan Mandau untuk penanganan dan pencegahan COVID-19.
Kegiatan yang dilakukan Tim Pengabdian kepada masyarakat di Kecamatan
Mandau berfokus dalam upaya pencegahan dan pemutusan mata rantai virus
COVID-19 dengan memanfaatkan sumber daya disekitar kampung. Dalam
membantu perekonomian masyarakat di Kecamatan Mandau, tim pengabdian
masyarakat bekerjasama dengan lembaga Gerakan Antar Sedekah (GAS) untuk
membantu masyarakat yang tidak mampu dan terdampak COVID-19 dengan
pembagian sembako secara berkala.
Dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat tim pengabdian kepada
masyarakat melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat dengan pemberian
edukasi atau pendidikan mengenai COVID-19, cara pencegahan dan Penerapan
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Untuk memutus mata rantai COVID-19 di
Kecamatan Mandau, tim pengabdian kepada masyarakat melakukan kegiatan
pembagian masker, handsanitaizer alami kepada masyarakat dan pembagian alat
cuci tangan di tempat-tempat umum di Kecamatan Mandau. Semua Program dapat
terlaksana dengan baik dan lancar walaupun ada beberapa kendala, namun hal
tersebut dapat diatasi. Kegiatan program kerelawanan ini dilaksanakan pada pagi
hari, siang hari serta sore hari. Dengan terlaksananya program-program tersebut
diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat yang ada di Kecamatan Mandau.

ii
IDENTITAS ANGGOTA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

ANGGOTA TIM
1. Nama Lengkap : Ayu Anita
Tempat, Tanggal lahir : Duri, 19 April 1999
NIM 1711113576
Fakultas/ Keperawatan : Ilmu Keperawatan
Alamat : Jl. Rangau Km 14, Duri Riau
2. Nama Lengkap : Cintya Elsa
Regina Tempat, Tanggal lahir: Duri, 11 Mei 1999
NIM 1711113705
Fakultas/ Keperawatan : Ilmu Keperawatan
Alamat : Jl. Pepaya no 32 Sebanga, Duri Riau
3. Nama Lengkap : Firliany Triamanda
Tempat, Tanggal lahir : Duri, 16 Juli 1999
NIM 1711113767
Fakultas/ Keperawatan : Ilmu Keperawatan
Alamat : Jl. Amal no 05 Sebanga, Duri Riau
4. Nama Lengkap : Salsabila Putri Aulia
Tempat, Tanggal lahir : Bukittinggi, 26 September 1999
NIM 1711113677
Fakultas/ Keperawatan : Ilmu Keperawatan
Alamat : Jl. Amal no 24 Sebanga, Duri Riau
5. Nama Lengkap : Zahwa Ayunda
Salsabilla Tempat, Tanggal lahir : Duri, 08
November 2000 NIM 1711123000
Fakultas/ Keperawatan : Ilmu Keperawatan
Alamat : Jl. Harapan Baru Sebanga, Duri Riau
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kemudahan
kepada kami dalam menyelesaikan Laporan Pengabdian kepada masyarakat di
Kecamatan Mandau dengan tepat waktu. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Aras Mulyadi, M. Sc selaku Rektor Universitas Riau
2. Bapak Prof. Dr. Almasdi Syahza, SE, MP selaku Ketua Layanan Penelitian
dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Riau
3. Bapak Dr. Besri Nasrul, SP, Msi selaku Koordinator Pusat Layanan
Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Riau
4. Bapak Muhammad Sobri, Ssi selaku ketua lembaga Gerakan Antar Sedekah
(GAS) yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama kegiatan ini.
5. Relawan Kecamatan Mandau telah membantu selama pengabdian kepada
masyarakat berlangsung.
6. Masyarakat yang telah mengajarkan kami banyak hal selama kegiatan
pengabdian kepada masyarakat berlangsung. Serta semua pihak yang telah
mendukung lancarnya pembuatan laporan ini.
Duri, 24 Agustus 2020

Tim Penulis
DAFTAR ISI

COVER.............................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................ii
RINGKASAN....................................................................................................iii
IDENTITAS ANGGOTA PENGABDIAN MASYARAKAT......................iv
KATA PENGANTAR.......................................................................................v
DAFTAR ISI......................................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................vii
BAB I. PENDAHULUAN.................................................................................1
1.1 Analisis Situasi......................................................................................1
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah.....................................................2
1.3 Tujuan Kegiatan Pengabdian.................................................................3
1.4 Manfaat Kegiatan...................................................................................3
1.5 Masyarakat Sasaran...............................................................................3
II. TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................5
2.1 Tinjauan Teoritis....................................................................................5
2.2 Kerangka Pemikiran Kegiatan..............................................................15
III. METODE PENERAPAN........................................................................17
3.1 Langkah-Langkah Kegiatan.................................................................17
3.2 Teknik Penyelesaian Masalah..............................................................21
3.3 Alat Ukur Ketercapaian........................................................................22
IV. HASIL DAN KETERCAPAIAN SASARAN........................................23
1.1 Gambaran Umum Masyarakat Sasaran................................................23
1.2 Potensi Pengembangan (Pemberdayaan) Masyarakat..........................26
1.3 Solusi Pengembangan (Pemberdayaan) Masyarakat............................27
1.4 Tingkat Ketercapaian Sasaran Program...............................................28
V. PENUTUP..................................................................................................29
5.1 Kesimpulan...........................................................................................29
5.2 Rekomendasi........................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................31
LAMPIRAN.....................................................................................................33
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Virus corona....................................................................11


Gambar 2.2 Ilustrasi Transmisi Virus corona....................................................11
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Luas Wilayah Kecamatan Mandau....................................................23


Tabel 4.2 Nama Kecamatan Mandau menurut Desa/ Kelurahan.......................24
Tabel 4.3 Sarana Ibadah di Kecamatan Mandau...............................................26
Tabel 5.1 Tingkat Ketercapaian Sasaran Program.............................................28
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Pemikiran........................................................................16


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Menjadi Relawan.............................................33


Lampiran 2 Daftar Kegiatan..............................................................................34
Lampiran 3 Daftar Hadir Kegiatan....................................................................36
Lampiran 4 Dokumentasi Program Kerja..........................................................37

2.1 Analisis Situasi BAB I


PENDAHULUAN

Wabah virus corona bermula pada 31 Desember 2019, WHO China


Country Office melaporkan kasus pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di
Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China. Coronavirus adalah keluarga besar virus
yang menyebabkan penyakit mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih
parah seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS-CoV) dan Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS-CoV). Penyakit ini terutama menyebar di antara
orang- orang melalui droplet dari batuk dan bersin.Virus ini dapat tetap bertahan
hingga tiga hari dengan plastik dan stainless steel SARS CoV-2 dapat bertahan
hingga tiga hari, atau dalam aerosol selama tiga jam. Gejalanya mirip dengan
SARS, namun angka kematian SARS (9,6%) lebih tinggi dibanding COVID-19
(saat ini kurang dari 5%), walaupun jumlah kasus COVID-19 jauh lebih banyak
dibanding SARS. COVID-19 juga memiliki penyebaran yang lebih luas dan cepat
ke beberapa negara dibanding SARS (WHO, 2020).
Peningkatan penyebaran kasus COVID-19 berdampak bagi tatanan
kehidupan masyarakat. Karena kasus COVID-19 mengakibatkan masalah pada
kesehatan fisik dan psikologi (IPKJI,2020). Masalah pada fisik diantaranya yaitu
demam, batuk, nyeri tenggorokan, malaise, hidung tersumbat, dan gangguan
psikologi berupa kecemasan yang berlebihan. Keadaan ini semakin diperparah
oleh kurangnya pengetahuan masyarakat tentang COVID-19 (Ausrianti, et.,al
2020;Mona, 2020). Bahkan wabah Virus corona (COVID-19) ini mempunyai
efek kompleksitas yang tinggi, bahkan luar biasa, karena ekspektasinya tidak
hanya di dunia kesehatan saja namun merambah semua sendi kehidupan manusia,
tidak saja di Indonesia tetapi seluruh dunia merasakan. Karena hampir semua
1
sendi kehidupan manusia mengalami kelumpuhan baik itu dunia kesehatan, dunia
pendidikan, dunia kerja, perekonomian, industri, transportasi, kehidupan sosial-
budaya, wisata dan sebagainya. Oleh sebab itu, pihak Universitas mengubah
proses jalannya pengabdian kepada masyarakat yang biasanya dilaksanakan
didaerah yang tersebar diseluruh provinsi, kini berfokus pada pencegahan
masyarakat sekitar kampung masing-masing dari bahaya wabah Virus corona
(COVID-19).

1
Kecamatan Mandau merupakan salah satu Kecamatan yang termasuk
dalam wilayah administrasi kabupaten Bengkalis. Mayoritas pekerjaan dari
masyarakat di Kecamatan Mandau adalah sebagai buruh tani dan karyawan PT.
COVID-19 cukup berpengaruh dalam kehidupan masyarakat, dari segi
perekonomian banyak masyarakat terdampak COVID-19 di Kecamatan Mandau
yang terkena pemutusan kontrak kerja. Disisi lain berdasarkan hasil analisis
situasi yang dilakukan di Kecamatan Mandau, didapatkan masih banyaknya
masyarakat yang belum paham mengenai bahaya wabah COVID-19. Ini dapat
dilihat dari gaya hidup masyarakat yang masih belum mematuhi protokol
kesehatan dalam beraktifitas diluar rumah seperti tidak memakai masker saat
keluar rumah, tidak mencuci tangan setelah bepergian atau sebelum berpergian,
bahkan masih banyak juga masyarakat yang berkerumunan di tempat umum dan
tidak menjaga jarak.
Sebagai salah satu civitas akademika yang memiliki tugas Tri Dharma
Perguruan Tinggi terpanggil untuk turut berkontribusi bersama dalam
menghadapi COVID-19 (Prasetyo & Suherlan, 2020). Dengan melihat keaadaan
masyarakat di Desa Kecamatan Mandau kami sebagai mahasiswa Universitas
Riau akan melakukan pengabdian kepada masyarakat dengan program
pengabdian kepada masyarakat Kecamatan Mandau tahun 2020 dalam upaya
untuk memutus mata rantai COVID-19 dengan melakukan program kerja yang
bersangkutan dengan situasi yang terjadi di Kecamatan Mandau akibat pandemi
COVID-19 berharap masyarakat dapat meningkatkan kepedulian terhadap
kesehatan dengan mematuhi protokol kesehatan sebagai upaya pemutusan mata
rantai COVID-19.
2.2 Identifikasi Dan Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil analisis situasi tersebut, dapat diidentifikasi beberapa
permasalahan yang ada di wilayah Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis
yaitu sebagai berikut :
a. Kondisi perekonomian di masyarakat karearna terjadinya virus COVID-
19 ini akibatnya berdampak buruk pada perekonomian masyarakat di
wilayah Kecamatan Mandau.

2
b. Kurangnya pengetahuan masyarakat yang ada di wilayah Kecamatan
Mandau mengenai wabah Covid 19 dan cara pencegahan wabah COVID-
19.
c. Banyaknya masyarakat yang belum mematuhi protocol kesehatan saat
beraktifitas di luar rumah.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah,
sebagai berikut :
a. Bagaimana cara memenuhi kebutuhan perekonomian keluarga di Desa
Kecamatan Mandau ?
b. Bagaimana cara meningkatkan pengetahuan masyarakat di wilayah
Kecamatan Mandau mengenai wabah COVID-19?
c. Bagaimana mengedukasi masyarakat terkait cara memutuskan mata
rantai penyebaran virus corona di Kecamatan Mandau ?
2.3 Tujuan Kegiatan Pengabdian
1. Untuk membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan logistic dimasa
pandemi COVID-19
2. Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai COVID-19 serta mecegah
Penyebaran COVID-19 yang ada di wilayah Kecamatan Mandau dengan
memberikan edukasi kepada masyarakat yang ada di Kecamatan Mandau
3. Memutuskan mata rantai COVID-19 di Kecamatan Mandau
1.4 Manfaat Kegiatan
1. Bagi Masyarakat
Membantu perekonomian masyarakat yang terdampak COVID-19 serta
menambah pengetahuan masyarakat tentang bahaya COVID-19 dan cara
pencegahannya dari program kerja yang dilaksanakan oleh tim Pengabdian
kepada masyarakat
2. Bagi Pemerintah
Pemerintah memperoleh kemudahan saat akan melakukan beberapa kegiatan
yang berkaitan dengan COVID-19 dengan bantuan dari tim pengabdian
kepada masyarakat.
3. Bagi Tim Pengabdian kepada masyarakatKecamatan Mandau
Tim Pengabdian kepada masyarakat COVID-19 di Kecamatan Mandau
memperoleh ilmu, pengetahuan dan pengalaman yang sangat berharga.
Terutama pada bidang kesehatan seperti bagaimana cara mencegah COVID-
19 tidak lagi mewabah di daerah Kecamatan Mandau.
1.5 Masyarakat Sasaran
Masyarakat sasaran kegiatan tim relawan COVID-19 yaitu seluruh
masyarakat di Kecamatan Mandau secara umum. Dengan dikhususkan kepada
masyarakat tidak mampu dan terdampak COVID-19 untuk penerima Bantuan
Langsung yang didistribusikan oleh pihak Gerakan Antar Sedekah (GAS) dan
dibantu oleh tim pengabdian kepada masyarakat, masyarakat yang tidak
menggunakan masker saat keluar rumah, serta masyarakat yang menggunakan
fasilitas tempat-tempat umum seperti masjid dan kantor di Kecamatan Mandau

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis

1. Pemberdayaan Masyarakat
a. Definisi Pemberdayaan
Secara konseptual, pemberdayaan atau pemberkuasaan (empowerment)
berasal dari kata ‘power’ yang artinya kekuasaan atau keberdayan.
Karenanya, ide utama pemberdayaan bersentuhan dengan konsep mengenai
kekuasaan. Kekuasaan seringkali dikaitkan dengan kemampuan kita untuk
membuat orang lain melakukan apa yang kita inginkan, terlepas dari
keinginan dan minat mereka (Edi Suharto, 2017).
Pemberdayaan sebagai sebuah proses perubahan kemudian memiliki
konsep yang bermakna. Dengan kata lain, kemungkinan terjadinya proses
pemberdayaan sangat tergantung pada dua hal:
1) Bahwa kekuasaan dapat berubah. Jika kekuasaan tidak dapat berubah,
pemberdayaan tidak mungkin terjadi dengan cara apapun.
2) Bahwa kekuasaan dapat diperluas. Konsep ini menekankan pada
pengertian yang tidak statis, melainkan dinamis.
Pemberdayaan masyarakat pada dasarnya adalah suatu proses
pertumbuhan dan perkembangan kekuatan masyarakat untuk ikut terlibat
dalam berbagai aspek pembangunan di suatu wilayah. Dengan adanya
pemberdayaan bisa melepaskan masyarakat dari keterbelakangan dan
kemiskinan, sehingga masyarakat mampu bersaing dengan dunia luar
(Almasri dan Desmiwar, 2014).
Menurut Fahrudin (2012), pemberdayaan masyarakat adalah upaya
untuk memampukan dan memandirikan masyarakat yang dilakukan dengan
upaya sebagai berikut:
1) Enabling, yaitu menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan
potensi masyarakat berkembang. Titik tolaknya adalah pengenalan
bahwa setiap manusia, setiap masyarakat memiliki potensi yang dapat
dikembangkan. Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya
itu dengan cara mendorong (encourage), memotivasi dan
membangkitkan kesadaran (awareness) akan potensi yang dimilikinya
serta berupaya untuk mengembangkannya.
2) Empowering, yaitu meningkatkan kapasitas dengan memperkuat
potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat. Perkuatan ini
meliputi langkah-langkah nyata seperti penyediaan berbagai masukan
(input) serta pembukaan akses kepada berbagai peluang yang dapat
membuat masyarakat menjadi makin berdayaan.
3) Protecting, yaitu melindungi kepentingan dengan mengembangkan
sistem perlindungan bagi masyarakat yang menjadi subjek
pengembangan. Dalam proses pemberdayaan harus dicegah yang
lemah menjadi bertambah lemah, oleh karena kekurangberdayaan
dalam menghadapi yang kuat. Melindungi dalam hal ini dilihat
sebagai upaya untuk mencegah terjadinya persaingan yang tidak
seimbang serta eksploitasi yang kuat atas yang lemah.
Pemberdayaan masyarakat memiliki enam tujuan (Theresia, S. Andini,
and Mardikanto, 2014) yaitu:
1) Perbaikan kelembagaan
2) Perbaikan usaha
3) Perbaikan Pendapatan
4) Perbaikan lingkungan
5) Perbaikan kehidupan dan
6) Perbaikan masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat dapat berlangsung dan berhasil bila
menggunakan strategi dan pendekatan yang tepat. Suharto (2005)
menyarankan 5 (lima) pendekatan, yaitu:
1) Pemungkinan
Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi
masyarakat berkembang secara optimal.
2) Penguatan
Memperkuat pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki masyarakat
dalam memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
3) Perlindungan
Melindungi masyarakat terutama kelompok-kelompok lemah agar
tidak tertindas oleh kelompok kuat, menghindari terjadinya persaingan
yang tidak seimbang (apalagi tidak sehat) antara yang kuat dan lemah,
dan mencegah terjadinya eksploitasi kelompok kuat terhadap
kelompok lemah.
4) Penyokongan
Memberikan bimbingan dan dukungan agar masyarakat mampu
menjalankan peranan dan tugas-tugas kehidupannya, dan
5) Pemeliharaan
Memelihara kondisi yang kondusif agar tetap terjadi keseimbangan
distribusi kekuasaan antara berbagai kelompok dalam masyarakat.
b. Tahapan Pemberdayaan Masyarakat
Dalam upaya agar masyarakat berdaya maka memerlukan
intervensi. Ada beberapa tahapan intervensi yang direncanakan agar
tercapai keberhasilan pemberdayaan tersebut. Tahapan yang dilakukan
lebih dekat sebagai upaya pengembangan masyarakat. Pengembangan
masyarakat yang dilakukan diharapkan berujung pada terrealisasinya
proses pemberdayaan masyarakat (Zubaedi, 2007). Menurut (Adi, 2013)
tahapan dalam proses pengembangan masyarakat, yaitu:
1) Tahap persiapan (engagement)
Tahap persiapan dalam kegiatan pengembangan masyarakat terdiri
dua hal, yaitu persiapan petugas dan persiapan lapangan. Persiapan
petugas diperlukan untuk menyamakan persepsi antar anggota tim
sebagai pelaku perubahan mengenai pendekatan apa yang akan dipilih
dalam melakukan pengembangan masyarakat. Sedangkan persiapan
lapangan dilakukan melalui studi kelayakan terhadap daerah yang
akan dijadikan sasaran, baik dilakukan secara formal maupun
informal. Bila sudah ditemukan daerah yang ingin dikembangkan,
petugas harus mencoba menerobos jalur formal untuk mendapat
perizinan dari pihak terkait. Di samping itu, petugas juga harus
menjalin kontak dengan
tokoh-tokoh informal agar hubungan dengan masyarakat dapat terjalin
dengan baik.
2) Tahap pengkajian (assessment)
Proses pengkajian yang dilakukan dengan mengidentifikasi
masalah atau kebutuhan yang diekspresikan dan sumber daya yang
dimiliki komunitas sasaran. Masyarakat dilibatkan secara aktif agar
permasalahan yang keluar adalah dari pandangan mereka sendiri, dan
petugas memfasilitasi warga untuk menyusun prioritas dari
permasalahan yang mereka sampaikan. Hasil pengkajian ini akan
ditindaklanjuti pada tahap berikutnya, yaitu tahap perencanaan.
3) Tahap perencanaan alternatif kegiatan (planning)
Pada tahap ini petugas secara partisipatif mencoba melibatkan
warga untuk berpikir tentang masalah yang mereka hadapi, bagaimana
cara mengatasinya serta memikirkan beberapa alternatif program dan
kegiatan yang dapat dilakukan.
4) Tahap formulasi rencana aksi (formulation action plan)
Pada tahap ini petugas membantu masing-masing kelompok untuk
merumuskan dan menentukan program dan kegiatan apa yang akan
mereka lakukan guna mengadaptasi permasalahan yang ada. 7 Pada
tahap ini diharapkan petugas dan masyarakat sudah dapat
membayangkan dan menuliskan tujuan jangka pendek tentang apa
yang akan dicapai dan bagaimana mencapai tujuan tersebut.
5) Tahap implementasi kegiatan (implementation)
Tahap pelaksanaan ini merupakan salah satu tahap yang paling
penting dalam proses pengembangan masyarakat, karena sesuatu yang
sudah direncanakan dengan baik dapat melenceng dalam pelaksanaan
di lapangan bila tidak ada kerjasama antara pelaku perubahan dan
warga masyarakat, maupun kerjasama antarwarga.
6) Tahap evaluasi (evaluation)
Evaluasi sebagai proses pengawasan dari warga dan petugas
terhadap program yang sedang berjalan. Pada tahap ini sebaiknya
melibatkan warga untuk melakukan pengawasan secara internal agar
dalam jangka panjang diharapkan membentuk suatu sistem dalam
masyarakat yang lebih mandiri dengan memanfaatkan sumber daya
yang ada. Evaluasi dimaksudkan untuk memberikan umpan balik bagi
perbaikan kegiatan.
7) Tahap terminasi (termination)
Tahap ini merupakan tahap ‘perpisahan’ hubungan secara formal
dengan komunitas sasaran. Terminasi dilakukan seringkali bukan
karena masyarakat sudah dianggap mandiri, tetapi karena proyek
sudah harus dihentikan karena sudah melebihi jangka waktu yang
ditetapkan sebelumnya, atau karena anggaran sudah selesai dan tidak
ada penyandang dana yang dapat dan mau meneruskan program
tersebut.
3 Coronavirus Disease (COVID-19)
a. Defenisi Coronavirus Disease (COVID-19)
Coronavirus adalah suatu kelompok virus yang dapat menyebabkan
penyakit pada hewan atau manusia. Beberapa jenis coronavirus diketahui
menyebabkan infeksi saluran nafas pada manusia mulai dari batuk pilek
hingga yang lebih serius seperti Middle East Respiratory Syndrome
(MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus
jenis baru yang ditemukan menyebabkan penyakit COVID-19. COVID-
19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis coronavirus yang
baru ditemukan. Virus baru dan penyakit yang disebabkannya ini tidak
dikenal sebelum mulainya wabah di Wuhan, Tiongkok, bulan Desember
2019. COVID-19 ini sekarang menjadi sebuah pandemi yang terjadi di
banyak negara di seluruh dunia (WHO, 2020).
b. Epidemiologi
Sejak kasus pertama di Wuhan, terjadi peningkatan kasus COVID-19
di China setiap hari dan memuncak diantara akhir Januari hingga awal
Februari 2020. Awalnya kebanyakan laporan datang dari Hubei dan
provinsi di sekitar, kemudian bertambah hingga ke provinsi-provinsi lain
dan seluruh China (Wu Z et al, 2020). Tanggal 30 Januari 2020, telah
terdapat 7.736 kasus terkonfirmasi COVID-19 di China, dan 86 kasus
lain dilaporkan dari berbagai negara seperti Taiwan, Thailand, Vietnam,
Malaysia, Nepal, Sri Lanka, Kamboja, Jepang, Singapura, Arab Saudi,
Korea Selatan, Filipina, India, Australia, Kanada, Finlandia, Prancis, dan
Jerman (WHO, 2020). COVID-19 pertama dilaporkan di Indonesia pada
tanggal 2 Maret 2020 sejumlah dua kasus (WHO, 2020). Data 31 Maret
2020 menunjukkan kasus yang terkonfirmasi berjumlah 1.528 kasus dan
136 kasus kematian (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2020).
Tingkat mortalitas COVID-19 di Indonesia sebesar 8,9%, angka ini
merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara (WHO, 2020) Per 30 Maret
2020, terdapat 693.224 kasus dan 33.106 kematian di seluruh dunia.
Eropa dan Amerika Utara telah menjadi pusat pandemi CCOVID-19,
dengan kasus dan kematian sudah melampaui China. Amerika Serikat
menduduki peringkat pertama dengan kasus COVID-19 terbanyak
dengan penambahan kasus baru sebanyak 19.332 kasus pada tanggal 30
Maret 2020 disusul oleh Spanyol dengan 6.549 kasus baru. Italia
memiliki tingkat mortalitas paling tinggi di dunia, yaitu 11,3% (WHO,
2020).
c. Etiologi
Coronavirus disease (COVID-19) disebabkan oleh virus yang
disebut . Coronavirus merupakan virus RNA strain tunggal positif,
berkapsul dan tidak bersegmen. Coronavirus tergolong ordo Nidovirales,
keluarga Coronaviridae. Coronaviridae dibagi dua subkeluarga
dibedakan berdasarkan serotipe dan karakteristik genom.Terdapat empat
genus yaitu alpha coronavirus, betacoronavirus, deltacoronavirus dan
gamma coronavirus (Huang et al, 2020, Wang et al, 2020, & Fehr et al,
2020).
Coronavirus memiliki kapsul, partikel berbentuk bulat atau elips,
sering pleimorfik dengan diameter sekitar 50-200m (Wang et
al,2020).Semua virus ordo Nidovirales memiliki kapsul, tidak
bersegmen, dan virus positif RNA serta memiliki genom RNA sangat
panjang (Fehr et al, 2020). Struktur coronavirus membentuk struktur
seperti kubus dengan protein S berlokasi di permukaan virus. Protein S
atau spike protein merupakan salah satu protein antigen utama virus dan
merupakan struktur utama untuk penulisan gen. Protein S ini berperan
dalam penempelan dan
masuknya virus kedalam sel host (interaksi protein S dengan reseptornya
di sel inang) (Wang et al, 2020, & Fehr et al, 2020).

Gambar 2.1 Struktur Virus corona


Coronavirus bersifat sensitif terhadap panas dan secara efektif dapat
diinaktifkan oleh desinfektan mengandung klorin, pelarut lipid dengan
suhu 56oC selama 30 menit, eter, alkohol, asam perioksiasetat, detergen
non-ionik, formalin, oxidizing agent dan kloroform. Klorheksidin tidak
efektif dalam menonaktifkan virus (Wang et al, 2020 & Korsman et al,
2020).
Mekanisme Penularan

Gambar 2.2 Ilustri Transmisi Coronavirus


COVID-19 paling utama ditransmisikan oleh tetesan aerosol penderita
dan melalui kontak langsung. Aerosol kemungkinan ditransmisikan
ketika orang memiliki kontak langsung dengan penderita dalam jangka
waktu
yang terlalu lama. Konsentrasi aerosol di ruang yang relatif tertutup akan
semakin tinggi sehingga penularan akan semakin mudah.
d. Faktor Resiko
Berdasarkan data yang sudah ada, penyakit komorbid hipertensi
dan diabetes melitus, jenis kelamin laki-laki, dan perokok aktif
merupakan faktor risiko dari infeksi SARS-CoV-2. Distribusi jenis
kelamin yang lebih banyak pada laki-laki diduga terkait dengan
prevalensi perokok aktif yang lebih tinggi. Pada perokok, hipertensi, dan
diabetes melitus, diduga ada peningkatan ekspresi reseptor ACE (Cai H,
2020 & Fang L et al, 2020).
Diaz JH menduga pengguna penghambat ACE (ACE-I) atau
angiotensin receptor blocker (ARB) berisiko mengalami COVID-19 yang
lebih berat.Terkait dugaan ini, European Society of Cardiology (ESC)
menegaskan bahwa belum ada bukti meyakinkan untuk menyimpulkan
manfaat positif atau negatif obat golongan ACE-i atau ARB, sehingga
pengguna kedua jenis obat ini sebaiknya tetap melanjutkan
pengobatannya (European Society of Cardiology, 2020).
Beberapa faktor risiko lain yang ditetapkan oleh Centers for
Disease Control and Prevention (CDC) adalah kontak erat, termasuk
tinggal satu rumah dengan pasien COVID-19 dan riwayat perjalanan ke
area terjangkit. Berada dalam satu lingkungan namun tidak kontak dekat
(dalam radius 2 meter) dianggap sebagai risiko rendah. Tenaga medis
merupakan salah satu populasi yang berisiko tinggi tertular. di Italia,
sekitar 9% kasus COVID-19 adalah tenaga medis (International Council
of Nurse, 2020).
e. Gejala Klinis
Infeksi COVID-19 dapat menimbulkan gejala ringan, sedang atau
berat. Gejala klinis utama yang muncul yaitu demam (suhu >380C), batuk
dan kesulitan bernapas. Selain itu dapat disertai dengan sesak memberat,
fatigue, mialgia, gejala gastrointestinal seperti diare dan gejala saluran
napas lain. Setengah dari pasien timbul sesak dalam satu minggu. Pada
kasus berat perburukan secara cepat dan progresif, seperti ARDS, syok
septik, asidosis metabolik yang sulit dikoreksi dan perdarahan atau
disfungsi sistem koagulasi dalam beberapa hari. Pada beberapa pasien,
gejala yang muncul ringan, bahkan tidak disertai dengan demam.
Kebanyakan pasien memiliki prognosis baik, dengan sebagian kecil
dalam kondisi kritis bahkan meninggal (Wang, 2020).
f. Klasifikasi Klinis
Berikut sindrom klinis yang dapat muncul jika terinfeksi.
1) Tidak berkomplikasi
Kondisi ini merupakan kondisi teringan. Gejala yang muncul
berupa gejala yang tidak spesifik. Gejala utama tetap muncul seperti
demam, batuk, dapat disertai dengan nyeri tenggorokan, kongesti
hidung, malaise, sakit kepala, dan nyeri otot. Perlu diperhatikan
bahwa pada pasien dengan lanjut usia dan pasien
immunocompromises presentasi gejala menjadi tidak khas atau
atipikal. Selain itu, pada beberapa kasus ditemui tidak disertai
dengan demam dan gejala relatif ringan. Pada kondisi ini pasien
tidak memiliki gejala komplikasi diantaranya dehidrasi, sepsis atau
napas pendek (WHO, 2020).
2) Pneumonia ringan
Gejala utama dapat muncul seperti demam, batuk, dan sesak.
Namun tidak ada tanda pneumonia berat. Pada anak-anak dengan
pneumonia tidak berat ditandai dengan batuk atau susah bernapas
atau tampak sesak disertai napas cepat atau takipneu tanpa adanya
tanda pneumonia berat (WHO, 2020).
Definisi takipnea pada anak:
a) < 2 bulan : ≥ 60x/menit
b) 2-11 bulan : ≥ 50x/menit
c) 1-5 tahun : ≥ 40x/menit (WHO, 2020).
3) Pneumonia berat
Pada pasien dewasa
a) Gejala yang muncul diantaranya demam atau curiga infeksi
saluran napas
b) Tanda yang muncul yaitu takipnea (frekuensi napas:>
30x/menit), distress pernapasan berat atau saturasi oksigen
pasien <90% udara luar (WHO, 2020).
g. Karakteristik Epidemiologi
1) Orang dalam Pemantauan (ODP)
Seseorang yang mengalami gejala demam (≥38°C) atau memiliki
riwayat demam atau ISPA tanpa pneumonia. Selain itu seseorang yang
memiliki riwayat perjalanan ke negara yang terjangkit pada 14 hari
terakhir sebelum timbul gejala juga dikategorikan sebagai dalam
pemantauan (Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit, 2020).
2) Pasien dalam Pengawasan (PDP)
a) Seseorang yang mengalami memiliki riwayat perjalanan ke negara
yang terjangkit pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala-gejala
COVID-19 dan seseorang yang mengalami gejala- gejala, antara
lain: demam (>38°C), batuk, pilek, dan radang tenggorokan,
pneumonia ringan hingga berat berdasarkan gejala klinis dan/atau
gambaran radiologis, serta pasien dengan gangguan sistem
kekebalan tubuh (immunocompromised) karena gejala dan tanda
menjadi tidak jelas.
b) Seseorang dengan demam>38°C atau ada riwayat demam atau
ISPA ringan sampai berat dan pada 14 hari terakhir sebelum timbul
gejala, memiliki salah satu dari paparan berikut: Riwayat kontak
dengan kasus konfirmasi COVID-19, bekerja atau mengunjungi
fasilitas kesehatan yang berhubungan dengan pasien konfirmasi
COVID-19, memiliki riwayat perjalanan ke Provinsi Hubei,
memiliki sejarah kontak dengan orang yang memiliki riwayat
perjalanan pada 14 hari terakhir ke Provinsi Hubei (Direktorat
Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, 2020).
3) Kasus Probable
Pasien dalam pengawasan yang diperiksakan untuk COVID-19
tetapi inkonklusif atau tidak dapat disimpulkan atau seseorang dengan
hasil konfirmasi positif pan-coronavirus atau beta coronavirus
(Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, 2020 &
WHO, 2020).
4) Kasus Terkonfirmasi
Seseorang yang secara laboratorium terkonfirmasi COVID-19
(Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, 2020).
3.1 Kerangka Pemikiran Kegiatan
Beberapa masalah muncul dalam masa pandemi ini terutama dalam
penyebaran virus, kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan dan masalah
perekonomian. Sehingga kami dari tim pengabdian melakukan beberapa upaya
pencegahan terhadap penyebaran virus corona melalui beberapa program kerja
dalam membantu masyarakat mengatasi permasalahan terkait kebutuhan
ekonomi sehari-hari, tim pengabdian bekerjasama dengan Gerakan Antar
Sedekah (GAS) untuk melakukan pemberian sembako pada masyarakat yang
membutuhkan dan terdampak COVID-19. Pembagian sembako dilakukan
setiap hari pada bulan puasa dan setiap hari jum’at pada bulan selanjutnya.
Selanjutnya untuk mengatasi masalah kurangnya pengetahuan dan
kesadaran masyarakat terhadap bahaya COVID-19 tim pengabdian melakukan
edukasi dan penyebaran leaflet serta edukasi dalam bentuk video yang
disosialisasikan kepada masyarakat di desa Kecamatan Mandau.
Selain itu dalam memberdayakan masyarakat untuk memutus mata
rantai virus corona, tim pengabdian masyarakat membuat masker menggunakan
bahan sederhana, dan melakukan pembagian masker kepada masyarakat. Selain
masker tim pengabdian juga memberdayakan bahan alam untuk membuat
handsanitaizer alami yang kemudian dibagikan kepada masyarakat dan diberi
edukasi terkait pembuatan dan penggunaan handsanitaizer alami.
Kurang
Munculnya pengetahuan
kasus COVID-19 didan kesadaran masyarakat terhadap bahaya COVID-19
Indonesia Meningkatnya kasus
COVID-19 di
Indonesia

Pembuatan dan pengumpulan laporan kegiatan


Programkerelawanan
pengabdian kepada masyarakat
Pencegahan munculnya kasus COVID-
Pembagian sembako
Edukasi dan penyebaran leaflet
Pengadaan alat cuci tangan
Pembuatan dan pembagian handsanitaizer alami
Pembagian masker

Bagan 2.1 Kerangka Pemikiran


BAB III
PENERAPAN METODE

3.1 Langkah-langkah Kegiatan


Langkah atau tahap kegiatan yang dilakukan dalam Pengabdian kepada
masyarakatrelawan desa lawan COVID-19 ini ada beberapa tahapan yaitu sebagai
berikut:
a. Tim pe nga bd ia n k ep ada ma s ya r ak a t melakukan survei lokasi
kegiatan, yaitu di Kecamatan Mandau
b. Melakukan koordinasi dengan L e m b a g a G e r a k a n A n t a r S e d e k
a h ( G A S ) d a n Kepala Kecamatan Mandau bahwa akan melaksanakan
kegiatan Pengabdian kepada masyarakatdi Kecamatan Mandau serta
menyerakan surat permohonan untuk dapat bergabung bersama di lembaga
Gerakan Antar Sedekah di Kecamatan Mandau.
c. Melakukan diskusi terkait program kerja yang relevan dengan Pennaggung
Jawab Lembaga Gerakan Antar Sedekah (GAS).
d. Lembaga Gerakan Antar Sedekah (GAS) Kecamatan Mandau mengeluarkan
surat tugas Pengabdian kepada masyarakatkepada mahasiswa bersedia
menjadi relawan.
e. Melakukan pendaftaran pengabdian oleh ketua Tim dan mengunggah file
surat tugas relawan dari lembaga GAS melalui link pendaftaran Pengabdian
kepada masyarakatrelawan desa lawan COVID-19
bit.ly/Pengabdiankepadamasyarakatrelawandesa.
f. Melaksanakan program kerja yang telah ditetapkan (berdasarkan kesepakatan
dengan perangkat lembaga Gerakan Antar Sedekah (GAS).
g. Kegiatan pengabdian dilakukan bersama lembaga Gerakan Antar Sedekah
(GAS). Adapun program yang dilakukan :
1) Edukasi Masyarakat
Tim pengabdian kepada masyarakat Kecamatan Mandau
menyelenggarakan kegiatan edukasi masyarakat mengenai pandemi
COVID-19 melalui leaflet tentang Virus corona dan pencegahan COVID-
19. Kegiatan ini merupakan salah satu program kerja yang dimiliki oleh
tim pengabdian kepada masyarakat Kecamatan Mandau.
Edukasi yang diberikan berupa informasi mengenai virus corona,
pencegahan penyebaran virus corona. Kegiatan pemberian edukasi ini
dimulai dari pengumpulan informasi mengenai virus corona melalui situs
website resmi kementerian kesehatan. Kemudian tim pengabdian
mengkonsepkan dalam bentuk leftleat yang menarik sehingga dapat
menjadi sarana edukasi bagi masyarakat di Kecamatan Mandau. Selain
mengenai pencegahan virus corona, tim pengabdian juga mencantumkan
nomor rujukan ke pusat pelayanan kesehatan terdekat yaitu di RSUD
Mandau.
a) Tujuan kegiatan: tujuan dari kegiatan ini ialah untuk memberikan
pemahaman kepada masyarakat Kecamatan Mandau agar selalu
melakukan pencegahan terhadap Virus corona.
b) Sasaran kegiatan: sasaran dari kegiatan ini adalah seluruh
masyarakat Kecamatan Mandau.
2) Penyediaan alat cuci tangan
Salah satu cara pencegahan penyebaran virus corona, baik dirumah
maupun di lingkungan sekitar rumah adalah dengan menerapkan
kebersihan, termasuk melakukan kegiatan mencuci tangan saat dirumah
maupun diluar rumah yang jauh dari sumber mata air, sehingga
dibutuhkannya tempat-temoat mencuci tangan di daerah-daerah yang
sering dikunjungi seperti masjid, sekolah dsb.
Tim pengabdian kepada masyarakat melakukan kegiatan pembuatan
alat cuci tangan dimulai dari persiapan alat dan bahan berupa kayu, paku
dan meteran. Selanjutnya tim mulai membuat alat cuci tangan.
Kemudian pembagian alat ini dilakukan di beberapa masjid yang ada di
Kecamatan Mandau dan sekolah madrasah di Kecamatan Mandau.
a) Tujuan kegiatan: tujuan kegiatan ini yaitu sebagai salah satu cara
pencegahan penyebaran virus corona dengan selalu menjaga
kebersihan tangan.
b)Sasaran kegiatan: sasaran kegiatan ini yaitu masjid-masjid di
Kecamatan Mandau.
3) Pembuatan dan Pembagian Masker
Saat pandemi COVID-19 seperti sekarang ini masih banyak
masyarakat yang kurang peduli akan kesehatan dirinya dan orang lain,
maka dari itu kami dari tim pengabdian kepada masyarakat Kecamatan
Mandau membagikan masker secara gratis kepada masyarakat Kecamatan
Mandau. Pembagian ini dilakukan dibeberapa tempat umum. Kami pun
membagi tim menjadi beberapa kelompok agar menghindari kerumunan
saat pembagian masker berlangsung. Kegiatan ini dimulai dari pembuatan
masker dari bahan-bahan yang sederhana yang tersedia kemudian meminta
tolong kepada penjahit untuk menjahit masker, setelah itu masker
dibagikan kepada masyarakat sekitar di Kecamatan Mandau.
a) Tujuan kegiatan: tujuan dari kegiatan ini adalah disamping
memberikan masker gratis juga mengingatkan agar masyarakat
Mandau selalu menggunakan masker ketika berada di luar rumah.
b) Sasaran kegiatan: sasaran dari kegiatan ini adalah seluruh
masyarakat Mandau.
4) Pembuatan dan Pembagian HandsinitizerAlami
Tim pengabdian kepada masyarakat Kecamatan Mandau turun ke
jalan untuk membagikan handsanitizer alami kepada masyarakat
Kecamatan Mandau. Handsanitizer ini merupakan produksi sendiri dengan
menggunakan bahan alami yang mudah dicari. Handsanitizer alami ini
terbuat dari ekstrak daun sirih.
Kegiatan pembuatan dimulai dari mahasiswa pengabdian mencari
referensi untuk membuat handsanitaizer alami, setelah itu mahasiswa
mengumpulkan alat dan bahan yang dapat digunakan untuk menunjang
pembuatan handsanitaizer alami. Adapun alat dan bahan yaitu :
a) Daun Sirih
b) Air Jeruk
c) Aquades
d) Botol
Setelah itu tim pengabdian melakukan kegiatan pembuatan
handsanitaizer alami dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a) Daun sirih di cuci dan ditiriskan, kemudian potong-potong kecil
b) Masukkan daun sirih yang sudah dipotong ke wadah, lalu tambahkan
aquadest atau air matang, sampai sirih terendam
c) Siapkan panci berisi air, panaskan sampai suhu 900 selama 15-30 menit
d) Dinginkan rebusan daun sirih kemudian saring
e) Tambahkan air sesuai takaran
f) Masukkan kedalam botol yang sudah disterilkan.

(1) Tujuan kegiatan: tujuan dari kegiatan ini adalah agar


masyarakat selalu menjaga kebersihan dengan menggunakan
handsanitizer alami sebagai pengganti cuci tangan.

(2) Sasaran kegiatan: sasaran utama dari kegiatan ini adalah para
pedagang kaki lima yang berada di Kecamatan Mandau.
5) Penyaluran Sembako
Kegiatan penyaluran sembako ini diadakan setiap hari selama
bulan ramadhan dan setiap hari jumat pada bulan selain ramadhan.
Sebelum melakukan penyaluran Sembako, Langkah pertama dalam
melakukan kegiatan ini adalah mendata masyarakat yang tergolong
duafha atau tidak mampu dan terdampak covid disekitar Kecamatan
Mandau, setelah itu tim melakukan mempersiapkan bahan-bahan
sembako. Selanjutnya pembagian sembako dilakukan di beberapa rumah
warga yang telah di data sebelumnya. Sembako yang dibagikan berupa :
Beras, gula pasir, minyak goreng, daging sapi, atau ayam, telur ayam,
susu dan mentega. Pembagian sembako ini dilakukan setiap hari pada
bulan ramadhan dan setiap hari jumat pada bulan-bulan selanjutnya.
Kegiatan pembagian sembako ini ditujukan kepada seluruh
masyarakat terdampak COVID-19 dan kaum dhuafa.

a) Tujuan kegiatan: memberikan bantuan kepada masyarakat


terdampak COVID-19

b) Sasaran kegiatan: sasaran dari kegiatan ini adalah seluruh


masyarakat Kecamatan Mandau terdampak COVID-19.

h. Mengikuti pembekalan dengan bimbingan dari DPL


i. Membuat akun tim Pengabdian kepada masyarakatyang dilakukan oleh masing-
masing mahasiswa dan melakukan pendaftaran Pengabdian kepada masyarakat
oleh ketua tim melalui portal Pengabdian kepada masyarakat LPPM
Universitas Riau.
j. Membuat logbook dalam bentuk blog.
k. Membuat luaran kegiatan: publikasi kegiatan di media massa dan publikasi
di youtube.
l. Membuat laporan kegiatan Pengabdian kepada masyarakat
3.2 Teknik Penyelesaian Masalah
Dalam melakukan kegiatan pengabdian ini, lokasi tempat tujuan
mahasiswa tim pengabdian adalah Kecamatan Mandau bekerjasama dengan
lembaga Gerakan Antar Sedekah (GAS). Untuk melaksanakan program yang
diusulkan tim pengabdian menggunakan sepeda motor untuk berkunjung kerumah
warga melakukan pembagian sembako. Tujuan kegiatan pembagian sembako
untuk meringankan beban masyarakat dalam hal mencukupi perekonomian
ditengah pandemic COVID-19. Hambatan yang di hadapi adalah, keterbatasan
sembako yang diberikan dikarenakan dana yang terbatas, namun hal itu tentunya
tidak menjadi hambatan bagi tim pengabdian di karenakan selain pembagian
sembako saat berkunjung tim pengabdian juga memberikan edukasi kepada
masyarakat di Kecamatan Mandau, edukasi mengenai COVID-19 sehingga
masyarakat dapat lebih memahami wabah yang tengah marak, dan dapat
mengetahui bagaimana mencegah penularan COVID-19. Selian edukasi dalam
bentuk leaflet, tim pengabdian juga memberikan handsanitaizer alami dan masker
kain yang bertujuan untuk mencegah penularan COVID-19 di Kecamatan
Mandau. Hambatan yang ditemui saat memberikan edukasi, masker dan
handsanitaizer adalah masyarakat banyak yang belum mengerti sepenuhnya
mengenai bagaimana pencegahan COVID-19. Hal itu membuat tim pengabdian
semakin semangat untuk memberikan edukasi tidak hanya berupa penjelasan dan
leaflet, namun juga dalam bentuk video edukasi.
Dalam pengadaan alat cuci tangan tim pengabdian memberikan alat tersebut
ke beberapa masjid di Kecamatan Mandau, dan sekolah di Kecamatan Mandau.
Hambatan yang dialami tim pengabdian adalah jauhnya jarak masjid yang
ditempuh
untuk meletakkan alat cuci tangan, namun hal ini tidak memudarkan semangat tim
pengabdian untuk memberikan kebermanfaatan bagi banyak orang di Kecamatan
Mandau guna membantu pemerintah memutuskan mata rantai virus corona.
3.3 Alat Ukur Ketercapaian
Alat ukur ketercapaian yang digunakan berupa wawancara atau evaluasi
secara langsung setelah dilakukannya edukasi dan program kerja lainnya kepada
masyarakat di Kecamatan Mandau. Mayoritas masyarakat yang telah diberi
edukasi faham terhadap edukasi yang diberikan dan akan menjalankan protocol
kesehatan untuk memutus mata rantai corona.
BAB IV
HASIL DAN KETERCAPAIAN SASARAN

4.1 Gambaran Umum Masyarakat Sasaran


1. Letak dan Luas Wilayah Kecamatan Mandau
Secara georgrafis Kecamatan Mandau yang ibukotanya Duri merupakan salah
satu Kecamatanyag termasuk dalam wilayah administrasi Kabupaten Bengkalis
yang berada di Pulau Sumatera dengan jumlah penduduk sebanyak 250,529
Jiwa. Kecamatan Mandau pada awalnya berada di Muara Kelantan yang saat ini
berada di wilayah kabupaten Siak yaitu KecamatanSungai Mandau. Pada tahun
1960 ibu kota Kecamatan Mandau pindah dengan kantor pertamannya di
Simpang Pokok Jengkol. Pada tahun 1977 Kantor Camat Mandau pindah ke
Jalan Sudirman Nomor 56 Duri sampai saat ini. Luas wilayah Kecamatan
Mandau saat ini adalah 912,47 Km2 yang memiliki batas-batas wilayah sebagai
berikut:
a. Sebelah Utara Berbatasan dengan KecamatanBukit Batu & Kota Dumai
b. Sebelah Selatan Berbatasan dengan KecamatanPinggir
c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Rokan Hulu
d. Sebelah Timur Berbatasan dengan KecamatanBukit Batu
Sedangkan letak wilayahnya berada pada 0°56’12”Lintang Utara sampai
dengan 1°28’17”Lintang Utara dan 100°56’10” Bujur Timur - 101°43’26”
Bujur Timur. Berikut tabel luas wilayah Kecamatan Mandau Kabupaten
Bengkalis:
Tabel 4.1 Luas Wilayah Kecamatan Mandau

No Desa/ Kelurahan Luas Wilayah Presentase


(𝑲𝒎𝟐 ) (%)
1 Air Jamban 25 2,74
2 Babussalam 8 0,88
3 Batang Serosa 6 0,66
4 Balik Alam 6 0,66
5 Duri Barat 14 1,53
6 Duri Timur 6 0,66
7 Gajah Sakti 20 2,19
8 Talang mandi 20 2,19
9 Pematang Pudu 25 2,74
10 Balai Makam 45 4,93

11 Harapan Baru 14 1,53


Sumber: http://bappeda.bengkaliskab.go.id//2016.

Berdasarkan luas wilayah 912,47 dan jumlah penduduk sebesar


250,529 jiwa maka akan menghasilkan kepadatan penduduk sebesar 263
yang artinya dalam setiap 1 km2 dihuni sekitar 263 orang (BPS Kabupaten
Bengkalis, 2016).
2. Kependudukan Kecamatan Mandau
Jumlah penduduk Kecamatan Mandau sebesar 250,529 jiwa yang terdiri
dari 126,966 jiwa laki-laki dan 123.563 jiwa perempuan. Kecamatan Mandau
memiliki jumlah keluarga sebanyak 59.583 kepala keluarga. Dengan rata-rata
jumlah keluarga dalam keluarga adalah empat orang. Jumlah tersebut hampir
merata di semua desa/kelurahan. Kecamatan Mandau terdiri dari 902 Rukun
tetangga (RT) dan 203 Rukun Warga (RW). Adapun Desa/Kelurahan yang
memiiki jumlah RT yang terbanyak adalah Kelurahan Air Jamban sebanyak
122 RT dan Kelurahan Pematang Pudu sebanyak 83 RT (BPS Kabupaten
Bengkalis, 2016).
Tabel 4.2 Kecamatan Menurut Desa/Kelurahan
No Kelurahan/ Desa RT RW
1 Air Jamban 23 122
2 Babbusalam 8 55
3 Balik Alam 10 35
4 Batang Serosa 5 17
5 Duri Barat 12 59
6 Duri Timur 6 29
7 Gajah Sakti 11 51
8 Pematang Pudu 17 83
9 Talang Mandu 15 68
10 Bathin Batuah 4 18
11 Harapan Baru 5 20
Sumber : UPT Disdukcapil 2017
3. Pendidikan, Sosial Budaya Agama dan Ekonomi Kecamatan Mandau
Pendidikan merupkan faktor terpenting dalam menciptakan menusia
yang berkualitas dan berintegritas terutama di dalam era kehidupan saat
ini. Sehubungan dengan itu, tingkat pendidikan yang dimiliki oleh
masyarakat akan mendukung keberhasilan dan kemajuan pembangunan di
suatu daerah. Karena pada dasarnya kemajuan suatu daerah salah satunya
harus di dukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Agar dapat
mendukung dan menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas
Kecamatan Mandau juga menyediakan sarana dan prasarana pendidikan di
wilayahnya (BPS Kabupaten Bengkalis, 2016)..
Jumlah sarana pendidikan di wilayah Kecamatan Mandau relatif
banyak dan cukup merata di seluruh desa/kelurahan. Sarana pendidikan
berjumlah 225 unit, dengan perincian 67 unit Taman Kanak-kanak (TK),
103 unit Sekolah Dasar (SD), 29 unit Sekolah Menengah Pertama (SMP),
17 unit Sekolah Menengah Atas (SMA), 7 unit Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) dan 2 Perguruan Tinggi (PT) (BPS Kabupaten Bengkalis,
2016).
Jika melihat perspektif sosial budaya masyarakat di Kecamatan
Mandau terdapat sosial budaya yang beragam. Mayoritas masyarakat di
Kecamatan Mandau adalah Islam. Kemudian di domisili oleh mayarakat
berkeyakinan Kristen, Kong Hu Cu dan Budha. Walaupun sebagai agama
mayoritas, masyarakat muslim memiliki toleransi dan tenggang rasa yang
baik terhadap sesama pemeluk agama serta menjaga ketentraman
beragama sehingga di Kecamatan Mandau tidak pernah terjadi
permasalahan antar umat beragama. Untuk menunjang fasilitas kegiatan
peribadahan umat beragama di Kecamatan Mandau terdapat beberapa
sarana ibadah sepeti pada tabel berikut:
Tabel 4.3 Sarana Ibadah di Kecamatan Mandau
No Nama Sarana Ibadah Jumlah
1 Masjid 222
2 Mushola 218
3 Gereja 99
4 Vihara/Klenteng 2

Selain memiliki keberagaman beragama yang beragam Kecamatan


Mandau memiliki budaya yang beragam yang terdiri dari berbagai suku
seperti Suku Sakai, Suku Melayu,Suku Minang, Suku Batak, Suku Jawa,
Suku Banjar dan berbagai suku lainnya.
Apabila melihat perspektif perekonomian di Kecamatan Mandau sektor
industri dan pertanian memegang peranan penting dalam perekonomian
kemasyarakatan di Kecamatan Mandau dimana terdapat tiga industri besar
dan satu industri besar yang beroprasi di wilayah Kecamatan Mandau.
Sedangkan untuk industri kecil terdapat 62 unit dan industri mikro
sebanyak 863 unit sedangkan sektor pertanian di isi dari sektor perkebunan
karet dan perkebunan kelapa sawit. Selain sektor industri dan pertanian,
perdagangan dan budidaya perikanan di kolam juga merupakan salah satu
penggerak perekonomian di Kecamatan Mandau. Sebagai wilayah
perlintasan antar Provinsi dan antar Kabupaten Kecamatan Mandau
memiliki sarana perdagangan dan akomodasi dengan jumlah relatif
banyak. Disamping itu peranan koperasi sebagai dasar perekonomian di
Kecamatan Mandau juga cukup marak tercatat sebanyak 18 unit KUD dan
79 unit koperasi non KUD tersebar diseluruh desa/kelurahan (BPS
Kabupaten Bengkalis, 2016).
4.2 Potensi Pengembangan (Pemberdayaan) Masyarakat
Situasi terkait sebaran COVID-19 di Kecamatan Mandau pada tanggal 03
mei 2020 , dimana tercatat sebanyak 5.742 kasus, terdiri dari 5.697 ODP (Orang
Dalam Pengawasan), semenytara untuk jumlah PDP sebanyak 42 pasien
sedangkan untuk pasien positif COVID-19 sebanyak 3 orang (situs web Riau
Pembaharuan, 2020). Kecamatan Mandau merupakan salah satu Kecamatanyang
termasuk dalam wilayah administrasi kabupateng bengkalis (Kecamatan Mandau
dalam angka,
2016). Dengan melihat keadaan Kecamatan Mandau untuk menjalankan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat Universitas Riau dengan program kukerta Tenaga
Relawan Dan Relawan Desa Lawan COVID-19 tahun 2020 dalam upaya
melakukan pencegahan, penanggulangan dan pemutusan mata rantai COVID-19.
Adapun program ini merupakan program yang sasarannya adalah
masyarakat yang berada di sekitar tempat tinggal mahasiswa. Sasaran program
kegiatan ini adalah seluruh masyarakat di Kecamatan Mandau. Mahasiswa
melaksanakan program kegiatan bermitra dengan RT, RW, Kelurahan/Desa atau
lembaga dengan menggunakan media sosial/cetak/elektrolik. Kegiatan yang dapat
dilakukan seperti Edukasi kepada masyarakat, leaflet yang di sebar dan diberikan
kepada masyarakat yang bertujuan untuk mengedukasi masyarakat. Leaflet
tersebut berisi informasi mengenai COVID-19, cara pencegahan dan penerapan
prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan tim pengabdian kepada masyarakat
adalah:
a. Merancang, mencari jurnal-jurnal terkait edukasi pencegahan COVID-19
berupa leaflet bagi masyarakat
b. Mengkomunikasikan dengan ketua lembaga Pembimbing Lapangan
c. Membantu lembaga Gerakan Antar Sedekah (GAS) Kecamatan Mandau
mencetak media edukasi pencegahan COVID-19 berupa leaflet.
d. Membantu Lembaga Gerakan Antar Sedekah (GAS) untuk membagikan
lembaran leaflet dan menjelaskan kepada masyarakat.
e. Mengevaluasi pengetahuan masyarakat terkait pemaparan leaflet yang
dijelaskan tim pengabdian
f. Mendokumentasikan media edukasi pencegahan COVID-19 yang telah di
sebar dan dibagikan kepada masyarakat.
g. Membuat laporan kegiatan harian melalui laman web: https://Pengabdian
kepada masyarakatrelawanKecamatan Mandau.blogspot.com/
1. Menjadi mitra Kelurahan/Desa dan komunitas dalam pencegahan COVID-19
4.3 Solusi pengembangan masyarakat
Pada kondisi pandemic COVID-19 saat ini terjadi pembatasan dalam
melakukan aktivitas diluar rumah khususnya dengan begitu tentunya penggunaan
media social akan semakin meningkat hal ini sejalan berdasarkan pada data dari
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun (2020),
mengungkapkan dari 272,1 juta jiwa penduduk Indonesia jumlah pengguna
internet di Indonesia mencapai 175 juta orang dari total seluruh penduduk yang
ada. Tentunya hal ini menjadi peluang kita untuk meningkatkan pemahaman
masyarakat mengenai COVID-19 dengan membagikan video edukasi dan poster
mengenai COVID-19. Dalam pelaksanaannya kami telah menyebarkan video
edukaasi terkait COVID-19 dan pencegahannya melalui youtube dan blog.
Sehingga masyarakat dapat dengan mudah mengakses informasi tersebut.
Selain secara online tim pengabdian kepada masyarakat juga memberikan
edukasi melalui offline dengan penyebaran kuesioner, pembagian masker dan
handsanitaizer alami. Sehingga harapan kami segala informasi yang diberikan
dapat menambah pengetahuan masyarakat dan dapat membantu memutuskan mata
rantai COVID-19.
4.4 Tingkat ketercapaian sasaran program
Ketercapaian sasaran program diukur melalui penyebaran informasi dengan media
elektronik dan media social. Dengan adanya pemberian materi di media tersebut
diharapkan masyarakat lebih memahami dan mengetahui edukasi mengenai
COVID-19. Berikut program kegiatan pengabdian kepada masyarakat di
Kecamatan Mandau
Tabel. 5.1 Tingkat ketercapaian sasaran program
No Program Kerja Waktu Keterangan
Pelaksanaan
1 Pembagian sembako kepada 07 Mei 2020 Terlaksana
masyarakat yang membutuhkan
dan terdampak COVID-19
2 Pembuatan dan pembagian masker 13 Mei 2020 Terlaksana
3 Pembuatan dan Pembagian 08 Mei 2020 Terlaksana
handsanitaizer alami
4 Edukasi kepada masyarakat 09 Mei 2020 Terlaksana
5 Pengadaan alat cuci tangan di 26 Juni 2020 Terlaksana
tempat umum
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Pengabdian kepada masyarakat yang setiap tahun dilaksanakan oleh


Universitas Riau pada tahun ini khususnya sedikit berbeda dengan yang biasanya,
Status pandemi corona virus disease (COVID-19) sangat berdampak terhadap
aktivitas perkuliahan dan aktivitas diluar kampus lainnya. Salah satu kampus yang
mengalaminya adalah Universitas Riau. Pengabdian kepada masyarakat pada
masa pandemi ini melakukan kegiatan Pengabdian kepada masyarakat. Dimana
Mahasiswa yang terlibat aktif sebagai relawan baik secara mandiri maupun yang
tergabung dalam Gugus Tugas Kabupaten/Kota akan dikonversi dengan Mata
kuliah pengabdian kepada masyarakat
1. Dalam membantu perekonomian masyarakat di Kecamatan Mandau, tim
pengabdian masyarakat bekerjasama dengan lembaga Gerakan Antar Sedekah
(GAS) untuk membantu masyarakat yang tidak mampu dan terdampak
COVID-19 dengan pembagian sembako secara berkala.
2. Dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat tim pengabdian kepada
masyarakat melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat dengan pemberian
edukasi atau pendidikan mengenai COVID-19, cara pencegahan dan
Penerapan Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
3. Dalam memutus mata rantai COVID-19 di Kecamatan Mandau, tim
pengabdian kepada masyarakat melakukan kegiatan pembagian masker,
handsanitaizer alami kepada masyarakat dan pembagian alat cuci tangan di
tempat-tempat umum di Kecamatan Mandau.
4. Semua Program dapat terlaksana dengan baik dan lancar walaupun ada
beberapa kendala, namun hal tersebut dapat diatasi. Kegiatan program
kerelawanan ini dilaksanakan pada pagi hari, siang hari serta sore hari.
Dengan terlaksananya program-program tersebut diharapkan dapat
bermanfaat bagi masyarakat yang ada di Kecamatan Mandau
5.2 REKOMENDASI

1. Bagi Mahasiswa Pengabdian kepada masyarakat Kecamatan Mandau

a. Diharapkan mahasiswa pengabdian kepada masyarakat harus siap


menghadapi permasalahan yang terjadi dilapangan baik yang bersifat
individu maupun kelompok.

b. Menjadikan segala hal yang dilakukan selama pengabdian kepada


masyarakat sebagai bekal dalam pembelajaran hidup bermasyarakat serta
membiasakan pola hidup sehat di kehidupan sehari-hari.

c. Ketersiapan keterampilan serta perencanaan yang lebih matang dan


terprogram dengan baik sebelum terlaksananya pengabdian kepada
masyarakat serta sering melakukan koordinasi dengan peserta lain dalam
satu kelompok dengan warga ataupun pemerintah setempat.
2. Bagi Masyarakat di Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau:
a. Diharapkan Masyarakat untuk tetap memperhatikan protokol kesehatan,
seperti menggunakan masker saat keluar rumah, melakukan social
distancing, serta tidak berkumpul di tempat umum.
b. Program – program yang dilaksanakan mahasiswa pengabdian kepada
masyarakat ini semoga dapat diteruskan dan dilaksanakan untuk
kepentingan masyarakat setempat.
DAFTAR PUSTAKA

Adi, I. R. 2013. Intervensi Komunitas dan Pengembangan Masyarakat sebagai


Upaya Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: Rajawali Press.
Almasri., Deswimar, Devi., 2014. Peran Program Pemberdayaan Masyarakat
Desa Dalam Pembangunan Pedesaan. Uin Suska; Pekanbaru, Riau.
Ausrianti, R., Andayani, R., Surya, D., & Suryani, U. 2020. Edukasi Pencegahan
Penularan Covid 19 serta Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial
pada Pengemudi Ojek Online. Jurnal Peduli Masyarakat, 2(2), 59-64.
https://doi.org/10.37287/jpm.v2i2.101.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bengkalis. 2016. Kecamatan Mandau
Dalam Angka 2016. BPS Kabupaten Bengkalis
Cai H. 2020. Sex difference and smoking predisposition in patients with COVID-
19.Lancet Respir Med.; published online March 11. DOI: 10.1016/S2213-
2600(20)30117-X
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. 2020. Pedoman
kesiapsiagaan menghadapi infeksi Novel Coronavirus (2019-nCoV).
Kemenkes RI. Jakarta.
Edi Suharto. 2017. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: kajian
strategis pembangunan kesejahteraan sosial & pekerjaan social. Bandung:
Refika Aditama. hlm.57
European Society of Cardiology. 2020. Position Statement of the ESC Council on
Hypertension on ACEInhibitors and Angiotensin Receptor
Blockers [Internet]. [updated 2020 March 13; cited 2020
July]. Available from: https://www.escardio.org/Councils/Council-on-
Hypertension(CHT)/News/positionstatement-of-the-esc-council-on-
hypertension-on-ace-inhibitorsand-ang.
Fahrudin, Adi. 2012. Pemberdayaan, Partisipasi dan Penguatan Kapasitas
Masyarakat. Bandung: Humaniora.
Huang C, Wang Y, Li X, Ren L, Zhao J, Zang Li, Fan G, etc. 2020. Clinical
features of patients infected with 2019 novel coronavirus in Wuhan, China.
The Lancet. 24 jan 2020.
Ikatan Perawat Kesehatan Jiwa Indonesia, 2020. Dukungan Kesehatan Jiwa dan
Psikososial (Mental Health and Psychosocial Support) COVID-19. Jakarta :
Keperawatan Jiwa. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.
Indonesia, A. P. J. I. (2020). Infografis Penetrasi dan Perilaku Pengguna Internet
Indonesia. Diakses dari https://www.apji.or.id
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2020. Info Infeksi Emerging
Kementerian Kesehatan RI [Internet]. [updated 2020 March 30; cited 2020
July]. Available from: https://infeksiemerging.kemkes.go.id/.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2020. Situasi Terkini Perkembangan
Coronavirus Disease (COVID-19) 5 Juli 2020. Available from:
https://covid19.kemkes.go.id/situasi-infeksi-emerging/info-corona-
virus/situasi-terkini-perkembangan-coronavirus-disease-COVID-19-5-juli-
2020/#.XwLnRecxXIU (Diakses 6 Juli 2020).
Prasetyo, S. D., & Suherlan, Y. 2020. KKN UNS Era COVID-19 Di Rt 03 Rw 07
Desa Panjer KecamatanKebumen. Jurnal Penelitian Dan Pengabdian
Masyarakat| Vol, 1(1).
Suharto, Edi. 2005. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung:
Refika Aditama.
Theresia, Aprillia, Krisnha S. Andini, and Totok Mardikanto. 2014.
Pembangunan Berbasis Masyarakat: Acuan Bagi Praktisi, Akademisi, Dan
Pemerhati Pengembangan Masyarakat. Bandung: Alfabeta.
Wang Z, Qiang W, Ke H. 2020. A Handbook of 2019-nCoV Pneumonia Control
and Prevention.Hubei Science and Technologi Press. China
World Health Organization. 2020. Clinical management of severe acute
respiratory infection when novel coronavirus (2019-nCoV) infection is
suspected. interim guidance. [Serial on The Internet]. Cited July 30th 2020.
Available on: https://www.who.int/publications-detail/clinical-management-
ofsevereacute-respiratory-infection-when-novel-coronavirus(ncov)-
infection-is-suspected.
WHO.Global Surveillance for human infection with novel coronavirus (2019-
nCoV). [Serial on The Internet]. Cited July 30rd 2020. Available on:
(https://www.who.int/publicationsdetail/globalsurveillance-for-
humaninfection-withnovelcoronavirus-(2019-ncov).
WHO. 2020. QnA For Public https://www.who.int/indonesia/news/novel-
coronavirus/qa-for-public Accessed 04 Juli 2020
World Health Organization.Situation Report – 10 [Internet]. 2020 [updated 2020
January 30; cited 2020 July 30]. Available from:
https://www.who.int/docs/defaultsource/coronaviruse/situationreports/2020
0130-sitrep-10-ncov.pdf?sfvrsn=d0b2e480_2.
Zubaedi. (2007). Wacana Pembangunan Alternatif: Ragam Perspektif
Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta: Ar Ruzz
Media Group.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Permohonan Menjadi Relawan
Lampiran 2. Daftar Kegiatan
Lampiran 3. Daftar Hadir Kegiatan
Lampiran 4. Dokumentasi Program Kerja

Edukasi Masyarakat
Penyediaan Alat Cuci Tangan

Pembuatan dan Pembagian Masker


Pembuatan dan pembagian Handsanitaizer
Penyaluran sembako
Lampiran 5. Publikasi Media Massa
Lampiran 6. Logbook dan Youtube

Anda mungkin juga menyukai