Nim : 105611106720
Final : Komunikasi & advokasi
JAWABAN :
1. Semakin banyak kesamaan komunikasi dengan orang lain, maka semakin terjadi
keakraban.
2. A. Hambatan semantik
Terkadang dalam berkomunikasi, ada penggunaan kata yang punya arti ganda, tidak jelas,
atau berbelit-belit.
Situasi seperti ini bisa menjadi hambatan besar dalam komunikasi efektif. Karena sebuah
proses komunikasi akan dikatakan efektif, jika komunikator dan komunikannya mencapai
kesamaan makna.
Ketika hambatan semantik terjadi, besar kemungkinan komunikan akan memiliki
persepsi, pandangan, dan pemikiran yang berbeda dengan apa yang diharapkan
komunikator.
B. Hambatan psikologis
Dalam komunikasi efektif, bentuk hambatan psikologis dan sosial sangat mungkin
terjadi. Contohnya, perbedaan nilai, harapan, keyakinan, pendapat, pandangan, dan
sebagainya.
Perbedaan inilah yang menyebabkan komunikasi efektif jarang tercapai. Karena antara
komunikator dan komunikan punya cara berbeda dalam memandang suatu hal.
3. Redundancy berarti Pengulangan kata atau kombinasi kata yang tidak perlu dalam sebuah
kalimat.
4.
5. A. Menentukan Pelaksana Advokasi:” Bagian terpenting dari advokasi adalah aspek
perencanaannya. Sebuah perencanaan lengkap yang kita sebut sebagai kerangka kerja
(framework) advokasi yang mancakup hasil analisis kasus sesuai isu, aktivitas, dan situasi
yang mempunyai peran dalam suatu advokasi. Kerangka kerja ini sangat diperlukan
mengingat advokasi merupakan jalinan interaksi dari berbagai pihak, aktivitas dan
situasi.”
B. Isu:” Kriteria penentuan isu strategis meliputi:
masalah yang paling prioritas dirasakan oleh stakeholder lokal dan mendapat
perhatian publik dikaitkan dengan hasil penelitian,
masalahnya mendesak (aktual) dan sangat penting untuk diberi perhatian segera,
jika tidak diatasi akan segera berakibat fatal di masa depan,
relevan dengan masalah-masalah nyata dan aktual yang dihadapi oleh masyarakat
(sedang hangat atau sedang menjadi perhatian masyarakat).
Daftar tolok ukur analisa isu strategis:
Aktual : apakah isu ini sedang jadi pusat perhatian?
Urgensi : apakah isu ini mendesak?
Relevansi : apakah isu ini sesuai kebutuhan?
Dampak positif : apakah isu ini sesuai dengan visi & misi kita?
Kesesuaian: dapatkah konstituen kita berpartisipasi dalam isu ini?
Sensitivitas: apakah isu ini aman dari dampak sampingan?
C. Maksud dan Tujuan:” Penentuan tujuan diharapkan fokus pada satu tujuan kunci,
yang merupakan pernyataan apa saja harapan yang ingin dicapai dengan melakukan
advokasi, baik dalam hal kebutuhan-kebutuhan kepada pembuat kebijakan maupun
hasil-hasil jangka menengah. Tujuan merupakan penyataan umum tentang apa yang
diharapkan dan akan dicapai dalam jangka panjang (tiga sampai lima tahun), disusun
dengan prinsip SMART: Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-bound
D. Sasaran:” Penentuan ini juga berkaitan dengan permasalahan yang ingin diatasi oleh
komunikator melalui advokasi. Target audiens atau komunikan bisa merupakan
kelompok-kelompok yang mewakili masyarakat umum ataupun yang mewakili
pemuka masyarakat atau pengambil kebijakan.
Siapa aktor kunci potensial, kita perlu melakukan analisis kepentingan mereka dan
tingkat pengaruhnya. Sehingga menghasilkan matriks siapa-siapa yang mendukung,
dapat diyakinkan, mungkin akan menentang, dan harus dinetralkan.