http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/geoimage
Abstract
___________________________________________________________________
The purpose of this research is to model or describe the distribution of material flow eruption and to know the
zoning vulnerable to the disaster of Mount Ungaran if one day there is a volcanic disaster. The method used to
model the flow of eruption material is by using Monte Carlo methods of numerical simulation with the
assumption that the topography determines the course of the flow. Determination of zoning of disaster prone areas
is done by using overlay technique of eruption material flow aspect, land use condition aspect, morphology aspect,
and sensitivity aspect to hazard represented by weight value. The result of this research is to produce the eruption
material flow model at three different location points, the point is based on the chance of eruption activity. At the
first point the area of eruption flow is 3.91𝑘𝑚 2 , the second point is 1.25𝑘𝑚 2 , and the third point is 2.51𝑘𝑚 2 .
Zoning of disaster prone areas produces disaster-prone class which is divided into very low, low, medium, and
high class. At all three locations the eruption shows that the high disaster-prone zoning class has the smallest area
compared to the extent of other disaster-prone zoning classes.
18
Yusuf Rizki Ananda dkk. / Geo Image 7 (1) (2018)
19
Yusuf Rizki Ananda dkk. / Geo Image 7 (1) (2018)
dokumentasi, serta survey lapangan untuk dengan tinggi sel piksel pada saat aliran tersebut
mendapatkan data-data dan analisis yang berada. Oleh karena itu (∆hi) dapat dievaluasi
dibutuhkan untuk melengkapi berbagai variabel berdasarkan persamaan berikut,
yang digunakan untuk menjawab dari tujuan 1. ∆ℎ𝑖 = ℎ𝑜 + ℎ𝑐 − ℎ𝑖 𝑖𝑓(ℎ𝑜 + ℎ𝑐 − ℎ𝑖 ) > 0
penelitian ini. Hasil akhir dari penelitian ini yaitu 2. ∆ℎ𝑖 = 0 𝑖𝑓(ℎ𝑜 + ℎ𝑐 − ℎ𝑖 ) ≤ 0
untuk membuat gambaran zonasi kawasan
(hc) adalah sebuah nilai parameter yang
rawan bencana aliran material erupsi Gunung
menggambarkan dan mensimulasikan pengaruh
Ungaran.
atau efek dari ketinggian aliran material erupsi
Teknik analisis yang digunakan yaitu
(Falpeto et al. 2007;Yulianto, 2012).
menggunakan tiga pendekatan yaitu, analisis
Simulasi numerik bahaya avulkanik pada
SIG untuk simulasi model aliran material erupsi,
penelitian ini difokuskan pada aliran material
analisis overlay, dan analisis deskriptif. Analisis
erupsi berupa aliran lava dan lahar, dimana
pertama dilakukan untuk mengidentifikasi atau
simulasi tersebut telah tersistem otomatisasi
membuat persebaran aliran material erupsi
untuk penentuan sebaran bahaya vulkanik.
gunung ungaran, dalam analisis ini
Sistem tersebut dikembangkan dalam framework
mengaplikasikan suatu model simulasi Monte
SIG di sebuah tool VORIS(Volcanic Risk
Carlo. Model simulasi aliran material erupsi yang
Information System) dalam sistem ArcGIS yang
dipergunakan dalam penelitian ini merupakan telah dimodifikasi.
model probabilistik yang mengasumsikan bahwa
Data masukan yang dgunakan untuk
kondisi topografi mempunyai peranan penting
melakukan simulasi ini yaitu dengan
dalam mensimulasikan atau menentukan
menggunakan data DEM-SRTM(Digital Elevation
jalannya aliran material erupsi (Arana et al.,
Model- Shuttle Radar Terrain Model) ArcSecond 30
2000; Felpeto et al., 2001; Damiani et al 2005;
meter. Selain itu parameter yang digunakan
Falpeto et al 2007;Yulianto, 2012). Model ini
dalam simulasi ini yaitu nilai koreksi ketinggian
dibuat untuk menghitung beberapa peluang dari
piksel sebesar 2meter, panjang aliran
sebuah sel piksel yang mungkin terjadi aliran,
10kilomater, iterasi 10.000, dan titik kordinat
dengan asumsi dua aturan sederhana, yaitu :
awal simulasi. Beberapa dasar penentuan
aliran hanya dapat merambat dari satu piksel ke
parameter tersebut yaitu menggunakan data-data
salah satu piksel dari delapan piksel sel
historis aktivitas vulkanik yang pernah ada, akan
tetanggaya jika perbedaan ketinggian
tetapi untuk Gunung Ungaran sendiri tidak
topografinya adalah positif, dan kemungkinan
memiliki catatan aktivitas vulkanik sehingga
untuk berpindah dari satu piksel sel ke piksel sel dalam penentuan parameter dalam penelitian ini
tetangganya adalah proporsional dengan
sebagian hanya menggunakan asumsi.
perbedaannya. Penentuan probabilitas simulasi
Analisis overlay digunakan dalam
aliran material erupsi dalam penelitian ini
menentukan estimasi dampak bahaya terhadap
menggunakan alogaritma Monte Carlo (Falpeto,
kondisi permukiman dan penggunaan lahan
2009), yang disajikan dalam persamaan berikut.
lainnya, serta dalam penentuan zonasi area
∆ℎ𝑖
𝑃𝑖 = ∑8 rawan bencana aliran material erupsi. Dalam
𝑗=1 ∆ℎ𝑖
Dimana kondisi topografi dipresentasikan penentuan zonasi area rawan bencana aliran
pada nilai ketinggian (h) sebuah sel pikesl pada material erupsi ditentukan oleh nilai khusus
data DEM. Jika aliran terletak dalam sel piksel (bobot) yang ada dalam setiap subvariabel zonasi
(i=0), maka probabilitas peluang aliran yang area rawan bencana, pemberian bobot
masuk dalam salah satu delapan sel disekitarnya menunjukkan tingkat kerawanan suatu lokasi
adalah (Pi), dimana (i=1,2,3,…..,8). Δh mewakili terhadap bahaya dan kemungkinannya jatuh
perbedaan ketinggian antara sel piksel satu korban jiwa maupun harta (Sari et al,2001).
dengan sel piksel tetangganya. Dalam estimasi Adapun variabel-variabel yang digunakan dalam
perbedaan, koreksi ketinggian (hc) ditambahkan penentuan zonasi area rawan bencana yaitu
kondisi aliran material erupsi yang diperoleh dari
20
Yusuf Rizki Ananda dkk. / Geo Image 7 (1) (2018)
hasil simuasli pemodelan, kondisi penggunaan Ungaran Muda merupakan pusat vulkanik yang
lahan yang diperoleh dari citra satelit SPOT 6, terkini, menutup daerah puncak sejauh radius ±
kondisi morfologi yang diperoleh dari bentuk 2 kilometer. ( Syabaruddin dkk., 2003)
medan. Persebaran Spasial Aliran Material Erupsi (ξ1)
Analisis deskriptif dalam penelitian ini Dalam penelitian ini digunakan beberapa
digunakan untuk menjelaskan tentang titik sebagai titik awal jalannya skenario simulasi
keterkaitan antara aliran material erupsi terhadap aliran material erupsi. Titik awal jalannya
kondisi topografi wilayah penelitian serta material erupsi ditentukan dengan melihat
menjelaskan tentang keterkaitan dengan material kondisi geologi yang memiliki peluang
erupsi yang dihasilkan dengan kondisi vulkanik kemungkinan menjadi titik awal skenario erupsi.
gunung api. Selain itu analisis ini juga Titik pertama berada lereng Selatan Gunung
menjelaskan tentang kondisi penggunaan lahan Ungaran di koordinat 7 ͦ 12’ 7,75”LS , 110 ͦ 20’
terhadap tingkat kerawanan wilayah yang 22,06”BT dipilih karena, terdapat aktivitas
terdapat pada zonasi area rawan bencana. vulkanik fumarol, terdapat sesar normal yang
dapat menyebabkan terjadinya pusat erupsi
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN akibat intrusi magma, dan lokasinya yang dekat
dengan kawah hasil aktivitas ungaran muda.
Kawasan Gunung Ungaran termasuk Titik kedua yaitu terletak di lereng Utara Gunung
dalam unit fisiografis Serayu Utara bagian Timur Ungaran dengan koordinat 7 ͦ 8’ 11,50”LS , 110 ͦ
(Easter part of The North Seraju Range). 20’ 14,87”BT dipilih karena terdapat aktivitas
Sedangkan di bagian Selatan merupakan jalur sumber air panas yang mengindikasikan masih
Gunung Api Kuarter (Sindoro, Sumbing, terdapat dapur magma, dan letak lokasi tersebut
Telomoyo, dan Merbabu), sedangkan pada yang berada pada sesar normal, serta berada pada
bagian timur berbatasan dengan Pegunungan wilayah aliran lava Ungaran muda. Titik ketiga
Kendeng (Bemmelen, 1949). berada di lereng Timur Laut Gunung Ungaran
Berdasarkan morfostatigrafinya, aktivitas dengan koordinat 7 ͦ 9’ 46,50”LS , 110 ͦ 22’
Gunung Ungaran telah megalami beberapa kali 0,46”BT titik tersebut dipilih karena berada pada
periode aktivitas. Aktivitas Ungaran Tua sesar normal yang berpeluang menjadi pusat
terwujud pada satuan morfologi dengan tekstur erupsi. Adapun hasil simulasi aliran material
yang sangat kasar membentuk lembah dan erupsi dari ketiga titik tersebut disajikan dalam
pegunungan terjal merupakan hasil erosi tingkat gambar.1 serta tabel.1, tabel.2, dan tabel.3.
lanjut. Kemudian Ungaran Muda yang menutupi
sebagian besar tubuh gunung api. Satuan Sentral
21
Yusuf Rizki Ananda dkk. / Geo Image 7 (1) (2018)
Tabel 1. Luasan Area Aliran Material Erupsi Tabel 2. Luasan Area Aliran Material Erupsi
Berdasarkan Tingkat Kemungkinan Terdampak Berdasarkan Tingkat Kemungkinan Terdampak
Lokasi Pertama Lokasi Kedua
Nilai Tingkat Perse Nilai Tingkat
Luas Luas Persentase
No Interval Kemungkinan 𝟐
ntase No Interval Kemungkinan
(𝐤𝐦 ) (𝐤𝐦𝟐) (%)
Kelas Terdampak (%) Kelas Terdampak
-4 – - -4 – -
1 Rendah 2,94 75,17 1 Rendah 0,48 38,29
2,67 2,67
-2,66 – - -2,66 – -
2 Sedang 0,57 14,68 2 Sedang 0,55 43,77
1,34 1,34
-1,33 – -1,33 –
3 Tinggi 0,40 10,15 3 Tinggi 0,22 17,94
0 0
Total 3,91 100 Total 1,25 100
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sumber : Hasil Pengolahan Data
22
Yusuf Rizki Ananda dkk. / Geo Image 7 (1) (2018)
Tabel 3. Luasan Area Aliran Material Erupsi Berdasarkan Tingkat Kemungkinan Terdampak Lokasi
Ketiga
No Nilai Interval Kelas Tingkat Kemungkinan Terdampak Luas (𝐤𝐦𝟐) Persentase (%)
1 - 4 – -2,67 Rendah 0.93 37.12
2 - 2,66 – -1,34 Sedang 1.08 43.08
3 - 1,33 – 0 Tinggi 0.50 19.80
Total 2.51 100
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Berdasarkan pada gambar.1 maka dapat mengetahui apakah arah aliran erupsi telah
diketahui bahwa nilai probabilitas yang sesuai antara hasil dengan perhitungan manual
dihasilkan menghasilkan beberapa kemungkinan pada beberapa titik sampel. Hasil dari koreksi
atau peluang. Pada tingkat kemungkinan rendah tersebut didapatkan bahwa arah aliran material
diwakili dengan simbol warna hijau yang berarti erupsi telah sesuai dan berarti bahwa sistem
pada area tersebut peluang untuk terdampak berjalan dengan benar.
aliran material erupsi sangat kecil. Pada tingkat Luas Area Terdampak Aliran Material Erupsi
kemungkinan sedang diwakili dengan simbol (ξ2)
warna kuning, yang berarti memiliki peluang Penentuan luas area terdampak ini yaitu
sedang untuk terdampak. Pada tingkat peluang menggunakan cara overlay atau tumpang susun
tinggi maka pada area ini sangat berpotensi tinggi dari peta hasil simulasi aliran material erupsi
untuk terdampak. dengan peta penggunaan lahan. Dalam
Untuk mengkoreksi hasil dari simulasi penentuan luas area yang terdampak, area yang
tersebut maka dalam penelitian ini digunakan terdampak dibagi menjadi tiga kelas area
alogaritma sebelumnya untuk menghitung nilai berdasarkan pada tingkat peluang terdampak
selisih sel piksel (∆hi) pada beberapa titik sampel aliran material erupsi atau tingkat
yang diambil secara acak. Tujuan dari koreksi kerawanannya. Luas area terdampak pada tiga
pada hasil tersebut yaitu untuk mengetahui lokasi disajikan dalam gambar.2 dan tabel.4,
apakah sistem telah berjalan dengan benar serta tabel.5 ,dan tabel.6 berikut.
23
Yusuf Rizki Ananda dkk. / Geo Image 7 (1) (2018)
24
Yusuf Rizki Ananda dkk. / Geo Image 7 (1) (2018)
Dari gambar.2 maka dapat diketahui 1. Aspek Bahaya Aliran Material Erupsi
bahwa luas penggunaan lahan yang banyak 2. Aspek Penggunaan Lahan
terdampak yaitu sawah dengan luas 3,47 𝑘𝑚2, 3. Aspek Morfologi
kemudian untuk luas terkecil yang terdampak 4. Aspek kepekaan terhadap bahaya
yaitu penggunaan lahan ladang atau tegalan Gambaran Zonasi Kawasan Rawan
dengan luas 0,98 𝑘𝑚2 , dan untuk luas Bencana Aliran Material Erupsi disajikan pada
penggunaan lahan permukiman yang terdampak gambar 3, dan tabel.7, tabel.8, dan tabel.9 sebagai
yaitu seluas 1,87 𝑘𝑚2. berikut.
Zonasi Kawsasan Rawan Bencana Aliran
Material Erupsi (ξ3) Tabel 7. Zonasi Rawan Bencana Lokasi pertama
Dalam penentuan zonasi area rawan Kelas Zona
Luas Persentas
bencana material erupsi Gunung Ungaran No Interv Rawan
(𝐤𝐦𝟐 ) e (%)
dipengaruhi oleh subvariabel yang menentukan al Bencana
tingkat rawan bencana dengan cara overlay Sangat
1 2 - 17 3.43 87.61
untuk kemudian dilakukan scoring. Scoring yang Rendah
dimaksud adalah pemberian bobot yang 2 18 - 35 Rendah 0.17 4.32
menunjukan tingkat kerawnan suatu lokasi 3 36 - 53 Sedang 0.25 6.39
terhadap bahaya dan kemungkinannya jatuh 4 54 - 72 Tinggi 0.07 1.68
korban jiwa maupun harta. Sub-variabel tersebut Total 3.91 100.00
terbagi menjadi sebagai berikut ( Bacharudin &
Sumber : Hasil Pengolahan
Wirakusumah, 1998) ;
25
Yusuf Rizki Ananda dkk. / Geo Image 7 (1) (2018)
Gambar 3. Zonasi Kawasan Rawan Bencana Aliran Material Erupsi Gunung Ungaran.
Persebaran Spasial Aliran Material Erupsi (ξ4) sel piksel tetangganya (ℎ𝑖 ), lalu setelah
Berdasarkan pada hasil penelitian didapatkan peluang ke beberapa sel piksel
persebaran aliran material erupsi dapat diketahui tetangganya (ℎ𝑖 ) maka dari sel piksel tetangganya
bahwa simulasi aliran material erupsi ditentukan tersebut akan melakukan perhitungan kembali
oleh kondisi topografi daerahnya, hal tersebut terhadap delapan sel piksel tetangganya, dan
telah sesuai dengan hasil simulasi aliran erupsi proses tersebut akan terus berulang hingga suatu
dimana aliran erupsi tersebut mengalir menuruni sel piksel tidak memiliki peluang sehingga aliran
lereng Gunung Ungaran menuju ke wilayah akan berhenti.
topografi yang lebih rendah. Seperti pada hasil Kondisi nilai sel piksel menggambarkan
simulasi dapat dilihat bahwa aliran material nilai ketinggian piksel tersebut. Jika ketinggian
erupsi akan cenderung mengikuti alur-alur piksel tetangga (ℎ𝑖 ) memiliki nilai lebih rendah
sungai, hal tersebut karena alur-alur sungai daripada sel piksel awal (ℎ0 ), maka semakin
memiliki penampang yang cekung sehingga tinggi nilai koreksi ketinggian (ℎ𝑐 ) yang
aliran akan mengalir mengikuti alur tersebut. digunakan akan memberikan nilai selisih yang
Pada simulasi tersebut sistem perhitungan semakin tinggi, sehingga peluang terjadinya
akan dimulai pada titik awal terjadinya erupsi, aliran akan menjadi semakin tinggi pula.
dimana sistem akan mulai melakukan proses Semakin banyak jumlah sel piksel yang memiliki
perhitungan dari piksel awal(ℎ0 ) dengan delapan peluang tinggi maka hasil aliran material erupsi
26
Yusuf Rizki Ananda dkk. / Geo Image 7 (1) (2018)
akan semakin luas jangkauannya. Arah aliran aliran material erupsi dan akan meluap ke area
erupsi di tiap piksel memiliki perbedaan yang sekitarnya. Pada area tingkat kerawanan rendah
dipengaruhi oleh nilai peluangnya dan nilai merupakan hasil sisa-sisa material erupsi yang
selisih pikselnya (ℎ𝑐 ). Jika suatu sel piksel meluap dari area tingkat kerawanan tinggi,
memiliki nilai selisih positif itu berarti piksel sehingga jarak lokasi antara area dengan tingkat
tersebut memiliki peluang untuk teraliri aliran. kerawanan tinggi dan rendah akan berjarak
Jika sel piksel(ℎ𝑖 ) lebih tinggi dari ketinggian sel cukup jauh.
piksel awal (ℎ0 ), maka ketinggian sel piksel Area Terdampak Aliran Material Erupsi (ξ5)
tersebut akan dikoreksi oleh ketinggian sel piksel Luas area terdampak pada penelitian ini di
dimana aliran tersebut berada. Probabilitas atau klasifikasikan berdasarkan tingkat kerawanannya
peluang terjadinya aliran untuk merambat ke terhadap aliran material erupsi. Pada tingkat
suatu sel piksel adalah nol, kondisi tersebut kerawanan tinggi itu berarti wilayah yang akan
menunjukan bahwa aliran tidak dapat merambat terdampak memiliki peluang yang besar terkena
ke atas. Aliran material erupsi akan berhenti jika aliran material erupsi. Selain itu jika aliran
nilai piksel awal lebih rendah dari nilai piksel material erupsi melanda wilayah tersebut berarti
delapan tetangganya. Jika terjadi kondisi tersebut kerusakan kondisi penggunaan lahan serta
maka sistem tersebut akan mengevaluasi kedua infrastruktur akan mengalami kerusakan yang
persamaan sebelumnya untuk enam belas sel-sel parah baik akibat oleh aliran lava ataupun aliran
piksel yang mengelilingi delapan sel piksel lahar, hal tersebut karena pada area dengan
aslinya dengan mempertimbangkan sel piksel (0) tingkat kerawanan tinggi merupakan aliran
dimana aliran tersebut berada. Jika dari dari utama yang mengalir mengikuti aliran alur
enam belas sel piksel tersebut terdapat peluang sungai. Pada tingkat kerawanan sedang jika
untuk teraliri, maka aliran material erupsi akan terdampak oleh aliran material erupsi maka
berlanjut, jika setelah terkoreksi dan tidak ada memiliki peluang untuk terkena dan mengalami
peluang maka aliran tersebut akan berhenti. Nilai kerusakan sedang, artinya kerusakan yang terjadi
probabilitas suatu sel piksel pada dasarnya di area ini tidak lebih parah daripada kerusakan
dihitung dari perbandingan antara jumlah sel pada area dengan tingkat kerawanan tinggi.
yang telah dialiri terhadap total sel piksel yang Sedangkan pada area tingkat kerawanan rendah
dihitung(Yulianto, 2012). itu berarti area tersebut memiliki peluang
Pada penelitian ini aliran material erupsi terdampak dan mengalami kerusakan yang
hasil dari simulasi diklasifikassikan berdasarkan rendah, tingkat kerusakan pada area ini jika
tingkat kerawanannya. Tingkat kerawanan terdampak aliran material erupsi maka
tersebut didasarkan pada peluang terdampak jika kerusakannya tidak lebih besar dari tingkat
terjadi aliran material erupsi. Tingkat kerawanan kerusakan area sebelumnya.
pada penelitian ini dibagi menjadi tiga yaitu, Kondisi penggunaan lahan terluas
tinggi, sedang, dan rendah. Kelas tingkat adalah sawah, kondisi tersebut diakibatkan
kerawanan tinggi pada penelitian ini berarti karena kondisi kesuburan tanah yang baik di
memiliki peluang besar untuk terdampak oleh wilayah sekitar gunung api, hal tersebut
aliran material erupsi. Pada aliran material erupsi diakibatkan karena hasil aktivitas vulkanik masa
dengan tingkat kerawanan tinggi cenderung lampau gunung ungaran. Kondisi tanah tersebut
berada mengkuti alur aliran sungai, hal tersebut mengakibatkan manusia tertarik untuk
terjadi karena jalannya aliran material erupsi melakukan kegiatan pertanian di daerah Gunung
ditentukan oleh kondisi topografinya. Sedangkan Ungaran sehingga mengakibatkan munculnya
untuk aliran material erupsi dengan tingkat permukiman-permukiman di lereng-lereng
kerawanan sedang akan berada pada sekitar Gunung Ungaran. Kondisi permukiman di
tingkat kerawanan tinggi, hal terebut terjadi wilayah gunung atau pegunungan cenderung
karena pada aliran ini terjadi akibat alur sungai memiliki pola menyebar, hal tersebut
sudah tidak mampu lagi menampung volume
27
Yusuf Rizki Ananda dkk. / Geo Image 7 (1) (2018)
berhubungan dengan faktor kondisi fisik suatu zona sebelumnya untuk teraliri aliran material
wilayah. erupsi. Kemudian kondisi penggunaan lahan
Kondisi topografi mempengaruhi manusia pada zona ini mayoritas adalah permukiman
untuk cenderung mendirikan permukiman di terutama permukiman dengan kepadatan sedang
wilayah topografi datar. Faktor kondisi fisik hingga tinggi, kondisi tersebut menyebabkan
lainnya yang mempengaruhi letak permukiman tingkat risiko untuk jatuhnya korban jiwa serta
yaitu iklim, dimana manusia akan cenderung harta akan tinggi jika aliran material erupsi
mendirikan memilih untuk mendirikan melanda wilayah tersebut. Faktor berikutnya
permukiman di iklim yang mendukung untuk yaitu bentuk medan, bentuk medan pada zona
menjalankan kehidupan. Kondisi iklim seperti tersebut berada pada lereng bawah atau kaki
curah hujan akan mempengaruhi letak gunung sehingga kondisi tersebut tidak akan
permukiman dimana wilayah dengan kondisi menjadi hambatan aliran material erupsi.
curah hujan cukup akan lebih digemari untuk Pada zona rawan bencana rendah
mendirikan permukiman, karena dengan berdasarkan hasil penelitian menunjukan
cukupnya curah hujan maka sumber air akan cakupan luas pada dua lokasi yang lebih rendah
mudah didapatkan. dari zona rawan bencana sedang sebelumnya dan
Zonasi Kawsasan Rawan Bencana Aliran terdapat satu lokasi yang memiliki luas lebih
Material Erupsi (ξ6) besar dari zona rawan bencana sedang. Pada
Hasil penelitian tentang zonasi rawan zona rawan bencana rendah dapat diartikan
bencana aliran material erupsi menunjukan bahwa pada zona ini tingkat kerawanan yang
beberapa kategori zona rawan bencana. Zona ditimbulkan oleh aliran material erupsi serta
rawan bencana tinggi pada hasil penelitian faktor lain yang menentukan akan berdampak
menunjukan cakupan area yang paling kecil lebih kecil dari zona sebelumnya. Kondisi
daripada zona rawan bencana lainnya. Pada tersebut menjadikan zona rawan bencana rendah
zona rawan bencana tinggi kondisi tersebut karena ketika terjadi aliran material erupsi maka
menunjukan bahwa tingkat kerawanan serta resiko menimbulkan korban jiwa maupun harta
kemungkinan untuk jatuhnya korban tinggi akan lebih sedikit daripada zona rawan
dikarenakan pada zona tersbut berada pada sebelumnya.
aliran material erupsi dengan nilai probabilitas Pada zona rawan bencana sangat rendah
tinggi untuk terdampak langsung aliran material berdasarkan hasil penelitian pada tiga lokasi yang
erupsi. Kemudian zona ini jika dilihat dari berbeda menunjukan cakupan area yang terbesar
kondisi penggunaan lahannya maka mayoritas disbandingkan dengan zona rawan bencana
berada pada kondisi penggunaan lahan lainnya. Pada zona rawan bencana kondisi
permukiman terutama permukiman padat, hal penggunaan lahan sangat berpengaruh, karena
tersebut menjadi hal penting karena kondisi pada zona ini mayoritas berada pada kondisi
tersebut terdapat banyak aktiviatas manusia di penggunaan lahan non permukiman yang berada
dalamnya sehingga menimbulkan risiko jauthnya pada semua kondisi aliran material erupsi dari
korban jiwa ataupun harta akan sangat tinggi. sangat rendah hingga tinggi dan berada pada
Pada zona rawan bencana sedang semua wilayah bentuk medan, tetapi terdapat
berdasarkan hasil penelitian menunjukan luasan satu kondisi dimana zona ini berada di wilayah
wilayah yang lebih besar dari zona rawan permukiman dengan tingkat kepadatan rendah
bencana tinggi. Pada zona rawan bencana sedang namun berada pada area aliran material erupsi
menunjukan tingkat kerawanan serta jatuhnya dengan nilai probabilitas yang sangat rendah.
korban jiwa maupun harta yang tidak lebih besar
dari zona rawan bencana tinggi. Hal tersebut
dapat terjadi karena pada zona ini berada pada
area aliran material erupsi dengan tingkat
probabilitas atau peluang yang lebih rendah dari
28
Yusuf Rizki Ananda dkk. / Geo Image 7 (1) (2018)
29
Yusuf Rizki Ananda dkk. / Geo Image 7 (1) (2018)
Yulianto, Fajar, dan Parwati. 2012. Aplikasi Model Peneliti Bidang Lingkungan dan Mitigasi
Probabilistik untuk Simulasi Aliran Material Erupsi Bencana.
Studi Kasus: Gunung Merapi, Jawa Tengah.
30