Anda di halaman 1dari 2

BERDEDIKASI

Maha guru, engkaulah pencurah kokohnya syariat.


Kepada kami umat yang tak banyak berbuat.
Tanpamu rasanya kami tak kuat.
Hingga kami beranikan bertarekat, agar sampai indahnya hakikat.

Kau kenalkan kami kepada Allah sang pemberi Nikmat.


Agar kelak bahagia diakhirat dengan mensyukuri nikmat.
Kau tak pernah letih tuk ajari kami menjadi insan beradab dan taat.
Harapmu, kelak agar kami bisa bersua dan bersama sang nabi dan sahabat.

Engkau, melakukan tanya jawab hingga debat.


Seakan menjadi gelar yang berbakat.
Menjadikan kami bertambah semangat.
Tuk raih tetesan ilmu yang bermanfaat.

Maha guru, engkau ajari kami berniat.


Tuk menjadi hamba yang taat.
Agar menjadi insan yang hebat.
Sehingga mulia disisi Allah sang maha penerima taubat.

Kulihat, semakin hari kau muliakan niat.


Ajaranmu membuat kami selamat.
Dari pedihnya adzab dan laknat.
Hingga kami berpendapat, kaulah insan yang hebat.

Engkau untaikan kalimat do'a dan sholawat.


Hingga lantunan bait-bait munajat.
Juga kau haturkan salam Kepada nabi sang pemimpin umat.
Berharap agar umat islam selamat, dapat syafaat dan diterima taubat.

Wahai maha guru, engkaulah seruan umat.


Tak pernah luntur semangatmu tuk ajak kami bertaat.
Kepada Allah sang maha pemberi Rahmat.
Kepada Nabi sang pemberi Syafaat.
Gelombang suaramu tak pernah menyakiti gendang telinga umat.
Berkat niat indahmu yang tepat.
Tetapi kini, suara, bahkan frekuensi itu tak bisa lagi kami dapat.
Dari maha guru yang terkenal hebat dan kuat.

Engkau ajari kami tuk menjadi seperti padi yang berisi padat.
Bukan seperti padi yang tak berisi padat.
Agar kami menjadi insan yang tak pernah merasa hebat.
Dari apa-apa yang telah kami perbuat.

Maha guru, senyummu bak mawar merah yang merkak, yang nikmat tuk dilihat.
Keindahan dan aroma mewangimu yang memikat.
Dan tak kami siasiakan tuk melihat.
Disetiap insan yang melihat, pasti berniat tuk memetik dan didapat.

Anda mungkin juga menyukai