Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PROGRAM INDONESIA SEHAT

( PIS - PK )

Dosen pengampau : Ns. Deni Metri, M.Kes.

KELOMPOK 5

1.Fajri Bahtiar

2.Fahrul Roji

3.Febyla Putri Andini

4.Fifin Indriyani

5.Fuji Antika

6. Firly Marhanda

7.Galuh Ramadhan

8.Gema Adelia Fitri

9. Hamas Ugi Prayogi

10. Hani Gusnia

POLTEKKES KEMENKES TANJUNG KARANG

PRODI D-III KEPERAWATAN KOTABUMI

TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah ini. Makalah
ini kami buat dalam memenuhi tugas mata kuliah ”Puskesmas”. Makalah ini kami buat untuk
membantu memahami tentang “ Program Indonesia Sehat ” baik teori maupun Asuhan P.P
Puskesmas yang di buat.

Dengan adanya makalah ini, para pembaca diharapkan mampu mengembangkan


dan menambah pengetahuan mereka disamping adanya buku- buku referensi dan makalah
yang lain, makalah ini bukan suatu hasil yang sempurna, dengan adanya waktu - waktu yang
akan datang diperlukan proses perbaikan dan penyempurnaan.

Apabila Makalah ini terdapat kekurangan - kekurangan, maka kami sebagai


penyusun makalah ini mengharapkan kritikan dan saran dari para pembaca.

Harapan kami semoga makalah ini berguna bagi semua pembaca. Kritik dan saran
yang membangun sangat kami harapkan untuk pembelajaran berikutnya.

Terimakasih.

Lampung Utara, 3 Februari 2022

penuls
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................i

DAFTAR ISI .............................................................................................................ii

LAMPIRAN ..............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................1

A. LATAR BELAKANG .............................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH ........................................................................2

C. TUJUAN ..................................................................................................2

BAB II TINJAUAN TEORI .....................................................................................3

A. KONSEP KLUARGA ..........................................................................................3

B. PELAKSANAAN PENDEKATAN KLUARGA ................................................4

C. PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN ............................................................5

BAB III PEMBAHASAN .........................................................................................7

BAB IV PENUTUP ...........................................................................................17


A. KESIMPULAN ....................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................18


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Program Indonesia Sehat merupakan salah satu program dari Agenda ke-5 Nawa Cita,
yaitu Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia indonesia. Program ini didukung oleh program
sektor lainnya yaitu Program Indonesia Pintar, Program Indonesia Kerja dan Program
indonesia Sejahtera, Program Indonesia selanjutnya menjadi program utama pembangunan
kesehatan yang kemudian direncanakan pencapainnya melalui Rencana Strategis Kementrian
Kesehatan Tahun 2015-2019, yang ditetapkan melalui Keputusan Mentri Kesehatan RI
Nomor HK 02.02/Menkes/52/2015.
Sasaran dari program Indonesia Sehat adalah meningkatnya derajat kesehatan dan
status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang
didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan, sasaran ini
sesuai dengan sasaran pokok RPJMN 2015-2019, yaitu :
1. Meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak,
2. Meningkatnya pengendalian penyakit,
3. Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutama di
daerah terpencil, tertingal dan perdesaan,
4. Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui Kartu Indonesia Sehat
dan kualitas pengelolaan SJSN kesehatan,
5. Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin, serta
6. Meningkatnya responsifitas sistem kesehatan.

Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan menegakkan tiga pilar utama yaitu :
1. Penerapan paradigma sehat,
2. Penguatan pelayanan kesehatan,
3. Pelaksanaan jaminan kesehatan nasional ( JKN ).

Penerapan paradgma sehat dilakukan dengan strategi pengarusutamaan kesehatan dalam


pembangunan, penguatan upaya promotif dan preventif, serta pemberdayaan masyarakat.
Penguatan pelayanan kesehatan dilakukan dengan strategi peningkatan akses
pelayanan kesehatan, optimalisasi sistem rujukan, dan peningkatan mutu menggunakan
pendekatan continuum of care dan intervensi berbasis resiko ksehatan. Sedangkan
pelaksanaan JKN dilakukan dengan strategi perluasan sasaran dan manfaat (benefit), serta
kendali mutu dan biaya.
Kesemuanya itu ditunjukan pada tercapainnya keluarga-keluarga sehat.

A. Rumusan Masalah.

Pada makalah ini penulis akan membahas :


1. Konsep kluarga,
2. Pelaksanaan pendekatan kluarga sehat,
3. Peran pemangku kepentingan.

B. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sbg :
1. Untuk mengetahui definisi konsep kluarga.
2. Untuk mengetahui pelaksanaan pendekatan kluarga.
3. Untuk mengetahui peran pemangku kepentingan.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. konsep Kluarga

Pendekatan kluarga adalah salah satu car puskesmas untuk meningkatkan jangkauan

sasaran dan mendekatkan/meningkatkan akses pelayanan kesehatan diwilayah kerjanya

dengan mendatangi kluarga. Puskesmas tidak hanya menyelenggarakan pelayanan kesehatan

di dalam gedung, melainakan juga keluar gedung dengan mengunjungi keluarga diwilayah

kerjanya.

Keluarga sebagai fokus dalam pendekatan pelaksanaan program Indonesia Sehat, karena

menurut Friedman (1998), terdapat lima fungsi kluarga, yaitu :

1. Fungsi afektif (The Affe’tive Fun’tion) adalah fungsi kluarga yang utama untuk

mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota kluarga berhubungan dengan

orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan individu dan psikososial anggota

keluarga.

2. Fungsi sosialisasi yaitu proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu

yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosialnya.

Sosialisasi dimulai sejak lahir. Fungsi ini berguna untuk membina sosialisasi pada anak,

membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan

meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.

3. Fungsi reproduktif (The Reprodu’tion Fun’tion) adalah fungsi untuk mempertahan

kan generasi dan menjaga kelansungan keluarga.

4. Fungsi ekonomi ( The E’onomi’ Fun’tion) yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi

kebutuhan kluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan


individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan kluarga.

a) Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan ( The Health Care Fun’tion)

adalah untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota kluarga agar tetap

memiliki produktifitas yang tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas

keluarga dibidang kesehatan. Sedangkan tugas-tugas kluarga dalam pemeliharaab

kesehatan adalah :

a. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarnya,

b. Mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan yang tepat,

c. Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit,

d. Mempertahan kan suasana rumah yang menguntungkan untuk kesehatan

danperkembangan kepribadian anggota kluarga,

e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara kluarga dan fasilitas kesehatan.

pendekatan keluarga yang yang dimaksud dalam pedoman umum ini merupakan
pengembangan dari kunjungan rumah oleh puskesmas dan perluasan dari upaya
Perawatan Kesehatan Masyarakat ( perkesmas ), yang meliputi kegiatan berikut:
1. Kunjungan kluarga untuk pendataan/pengumpulan data Profil Kesehatan Keluarga
dan peremajaan (updating) pangkalan datanya.
2. Kunjungan keluarga dalam rangka promosi kesehatan sebagai upaya promotif dan
prefentif.
3. Kunjungan kluarga untuk menindaklanjuti pelayanan kesehatan dalam gedung.
4. Pemanfaatan data dan informasi dar Profil Kesehatan Keluarga untuk
pengorganisasian/pemberdayaan masyarakat dan manajemen puskesmas.

B. Pelaksanaan pendekatan kluarga sehat

Yang dimaksud kluarga adalah satu kesatuan kluarga inti (ayah, ibu, dan anak)
sebagaimana dinyatakan dalam Kartu Keluarga. Jika dalam satu rumah tangga terdapat kakek
dan atau nenek atau individu lain, maka rumah tangga tersebut dianggap terdiri lebih dari satu
kluarga. Untuk menyatakan bahwa satu kluarga sehat atau tidak digunakan sejumlah penanda
atau indikator. Dalam rangka pelaksanaan program Indonesia Sehat telah disepakati adaanya
12 indikator utama untk penandaan status kesehatan sebuah keluarga.
Kedua belas indikator utama tersebut adalah sebagai berikut.
1. Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana ( KB )
2. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan.
3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap.
4. Bayi mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif.
5. Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan.
6. Penderita tuberkolosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar.
7. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur.
8. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak di terlantarkan.
9. Anggota keluarga tidak ada yang merokok.
10. Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
11. Keluarga mempunyai akses saran air bersih.
12. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jambatan sehat.
Berdasarkan indikator tersebut, dilakukan perhitungan Indeks Keluarga Sehat (IKS)
dari setiap keluarga. Sedangkan keadaan masing-masing indikator, mencerminkan
kondisi PHBS dari kluarga yang bersangkutan.
Dalam pelaksanaan pendekatan kluarga ini tiga hal berikut harus diadakan atau di
kembangkan, yaitu :
1. Instrumen yang digunakan di tingkat kluarga.
2. Forum komunikasi yang dikembangkan untuk kontak dengan kluarga.
3. Keterlibatan tenaga dari masyarakat sebagai mitra puskesmas.
Instrumen yang di perlukan ditingkat keluarga adalah sebagai berikut :
1. Prodi kesehatan kluarga ( selanjutnya disebut prokesga ), berupa family forder,
yang merupakan sarana untuk merekam ( menyimpan ) data kluarga dan data
individu anggota kluarga. Data kluarga meliputi komponen rumah sehat
(akses/ketersediaan air bersih dan akses penggunaan jamban sehat ). data individu
anggota kluarga mencantumkan instrumen yang diperlukan ditingkat kluarga
adalah sebagai berikut. Karakteristik individu ( umur, jenis kelamin, pendidikan,
dan lain-lain ) serta kondisi individu yang bersangkutan : mengidap penyakit
(hipertensi, tuberkulosis, dan gangguan jiwa) serta perilakunya ( merokok, ikut
KB, memantau pertumbuhan dan perkembangan balita, pemberian ASI eksklusif
dan lain-lain).
2. Paket informasi kluarga (selanjutnya disebut pinkesga), berupa flyer,
leaflet, buku saku, atau bentuknya lainnya, yang diberikan kepada kluarga sesuai
masalah kesehatan yang dihadapinya. Misalnya : Flyer tentang kehamilan dan
persalinan untuk keluarga yang ibunya sedang hamil, Flyer tentang pertumbuhan
Balita untuk keluarga yang mempunyai balita, Flyer tentang hipertensi
untuk mereka yang menderita hipertensi, dan lain-lain.
Forum komunikasi yang digunakan untuk kontak dengan keluarga dapat berupa forum-
forum berikut :
1. Kunjungan rumah ke kluarga-kluarga diwilayah kerja puskesmas.
2. Diskusi kelompok terarah (DKT) atau biasa dikenal dengan focus group discussion
(FGD) melalui Dasa Wisma dari PKK.
3. Kesempatan konseling di UKBM (posyandu, posbindu, pos UKK, dan lain-lain).
4. Forum-forum yang sudah ada dimasyarakat seperti majlis taklim, rembug desa,
selapan dan lain-lain.
Sedangkan ketertiban tenaga dari masyarakat sebagai mitra dapat di upayakan
dengan menggunakan tenaga-tenaga berikut :
1. Kader-kader kesehatan, seperti kader posyandu, kader posbindu, kader
poskestren, kader PKK, dan lain-lain.
2. Pengurus organisasi kemasyarakatan setempat, seperti pengurus PKK, pengurus
Karang Trauna, pengelola pengajian, dan lain-lain.
Targer program PIS Pk pada tahun 2019 adalah pelaksanaan diseluruh
puskesmas di Indonesia.

C. Peran Pemangku Kepentingan


a) Peran Puskesmas
Pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Kluarga di tingkat
Puskesmas dilakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1. Melakukan pendataan kesehatan kluarga menggunakan prokesga oleh pembina.
2. Membuat dan mengelola pangkalan dan puskesmas oleh tenaga pengelola data
puskesmas.
3. Menganalisis, merumuskan intervensi masalah kesehatan, dan menyusun
rencana Puskesmas oleh Pimpinan puskesmas.
4. Melaksanakan pelayanan profesional (dalam gedung dan luar gedung ) oleh
tenaga teknis/profesional Puskesmas.
5. Melaksanakan sistem informasi dan Pelaporan Puskesmas oleh tenaga
pengelola data Puskesmas.
Kegiatan-kegiatan tersebut harus diintegrasikan ke dalam langkah-langkah
manajemen Puskesmas yang mencakup P1 (perencanaan), P2 (penggerakan), dan P3
(pengawasan-pengendalian-penilaian).
b) Peran Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Peran Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sebagai pemilik Unit Pelaksanaan
Teknik/Puskesmas adalah mengupayakn dengan sungguh-sungguh agar Peraturan
Mentri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 terpenuhi untuk semua Puskesmas diwilayah
kerjaannya. Dalam rangka pelaksanaan penekatan kluarga oleh puskesmas, Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota memiliki 3 peran utaa, yakni : pengembangan sumber daya,
koordinasi dan bimbingan, serta pemantauan dan pengendalian.
c) Peren Dinas Kesehatan Provinsi
Peran Dinas Kesehatan Provinsi dalam menyelenggarakan Puskesmas secara umum
adalah memfasilitasi dan mengoordinasikan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota di wilayah
kerjaannya untuk berupaya dengan sungguh-sungguh agar Peraturan Mentri Kesehatan
Nomor 75 Tahun 2014 terpenuhi di semua puskesmas. Dalam rangka pelaksanaan
pendekatan kluarga, Dinas Kesehatan Provinsi juga memiliki tiga peran utama, yakni :
Pengembangan sumber daya, koordinasi dan bimbingan, serta memantau dan
pengendalian.
d) Peran Kementrian Kesehatan
Kementrian Kesehatan sebagai Pemerintah Pusat dalam menyelenggarakan urusan
pemerintah konkuren sebagaimana UU No. 23 Tentang Pemerintah Daerah berwenang
untuk :
 Menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria dalam rangka
penyelenggaraan urusan pemerintah ?
 Melaksanakan pembinaan dan pengawasanterhadap penyelenggaraan urusan
pemerintah yang menjadi kewenangan daerah, selain juga mengembangkan
sumber daya, koordinasi, dan bimbingan, serta pemantauan dan evaluasi.
e) Peran Kementrian Kesehatan
Kementrian Kesehatan sebagai Pemerintah Pusat dalam menyelenggarakan urusan
pemerintah konkuren sebagaimana UU No. 23 Tentan Pemerintah Daerah berwenang,
untuk :
 Menetapkan noema, standar, prosedure dan kriteria dalam rangka
menyelenggarakan urusan pemerintah ?
 Melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan urusan
pemerintah yang menjadi kewenang daerah, selain juga pengembangan sumber
daya, koordinasi dan bimbingan, serta pemantaunan dan evaluasi.
f) Peran dan Tanggung Jawab Lintas Sektor
Keberhasilan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Kluarga diukur dengan
Indeks Kluarga Sehat, yang merupakan komposit dari 12 indikator. Semakin banyak
indikator yang dapat dipenuhi oleh suatu kluarga, maka status kluarga tersebut akan
mengarah kepada Keluarga Sehat. Sementara itu, semakin banyak kluarga yang mencapai
status Kluarga Sehat, maka akan semakin dekat tercapainnya Indonesia Sehat.
Sehubung dengan hal tersebut, disadari bahwa keberhasilan Program Indonesia
Sehat dengan Pendekatan Kluarga juga sangat ditentukan oleh peran dan tanggung jawab
sektor-sektor lain di luar sektor kesehatan (lintas sektor). kementrian dan lembaga yang
dapat ikut berperan dalam program ini misalnya Kementrian PDT, Kmendikbud,
Kemenristekdikti, Kemenpan & RB, Kemenkominfo, Kemendagri/Pemda,
Kemenperindag, Kemenaker, Kemenag, BKKBN, TNI dan POLRI.

BAB III
PEMBAHASAN

PROGRAM INDONESIA SEHAT PENDEKATAN KELUARGA (PIS-PK)


DALAM PEMBANGUNAN KESEHATAN INDONESIA
A. Konsep Pelayanan Kesehatan Dasar Di Negara Maju
Beberapa negara di dunia menerapkan konsep pelayanan kesehatan dasar atau
dikenal dengan istilah primacy health care. Implementasi diri primacy health care ini
umumnya berbeda-beda di tiap negara. Dibeberapa negara maju primacy health care
diterapkan dengan pelayanan perorangan/individu dengan pelayanan kesehatan
masyarakat.
Pelayanan kesehatan masyarakat dilaksanakan oleh petugas dan saran kesehatan
milik publik yang didirikan khusus untuk itu, baik pemerintah ataupun swasta.
Sedangkan pelayanan kesehatan perorangan dilaksanakan oleh dokter kluarga.
Dinegara maju, seorang dokter kluarga harus memiliki kompetensi khusus yang
lebih baik dibandingkan seorang dokter umum biasa. Ada pendidikan tambahan yang
harus dijalani oleh dokter umum untuk menjadi dokter kluarga. Kompetensi khusus ini
yang diharapkan mampu menjadikan seorang dokter kluarga dapat memberikan
pelayanan kesehatan secara lebih menyeluruh dan berkesinambungan kepada suatu
individu ataupun kumpulan individu seperti kluarga. Pendekatan dokter kluarga sebagai
primary health care merupakan suatu solusi dalam mewujudkan kualitas kesehatan
individu dan masyarakat yang lebih baik.

A. Konsep Pelayanan Kesehatan Dasar Di Indonesia


Berbeda dengan hal diatas, di Indonesia menerapkan pelayanan kesehatan
perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat dalam satu wadah terpadu yang dikenal
sebagai pusat kesehatan masyarakat (puskesmas). sehingga puskesmas menjalankan
kedua pelayanan tersebut secara bersamaan.
Upaya kesehatan yang ada di puskesmas mencakup upaya kuratif, rehabilitatif,
preventiv, dan promotif. Dalam perkembangannya, fungsi pelayanan kesehatan
perorangan dan masyarakat yang dilakukan oleh puskesmas berupa tindakan kuratif
(pengobatan) menjadi lebih dominan dibandingkan kegiatan-kegiatan promotif dan
prefentif.
Masyarakat menganggap bahwa tidak perlu datang ke puskesmas, maka masyarakat
sudah sehat. Sehingga ada anggapan bahwa puskesmas identik dengan tempat
berkumpulnya orang-orang sakit. Anggapan seperti ini harus dapat diubah dengan
program pendekatan kluarga.

B. Program Kesehatan Dengan Pendekatan Kluarga


Kluarga adalah salah satu lembaga yang merupakan unit terkecil dari masyarakat.
Karena merupakan unit dari masyarakat, keluarga memiliki peran yang cukup signifikan
dalalm menentukan derajat kesehatan masyarakat. Tinggi rendahnya derajat kesehatan
kluarga akan sangat menentukan tinggi rendahnya derajat kesehatan masyarakat. Sangat
tepat Kementrian Kesehatan RI dalam menetapkan pendekatan kluarga untuk mencapai
keberhasilan pembangunan kesehatan. Pendekatan kluarga sebagai satuan terkecil
masyarakat dinilai akan lebih efektif dalam mengatasi berbagai persoalan kesehatan
seperti gizi buruk, sanitasi buruk, penyebaran penyakit menular seperti tuberkulosis,
HIV/AIDS, malaria, serta pengendalian penyakit tidak menular seperti obesitas, darah
tinggi, diabetes, dll.
Sesuai amanat UU No.23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, pembangunan
kluarga adalah upaya mewujudkan keluarga berkualitas yang hidup dalam lingkungan
yang sehat. Menurut Friedman (1998), terdapat lima fungsi kluarga yang salah satunya
adalah fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (The Health Care Function).
fungsi ini adalah untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota kluarga agar tetap
memiliki produktivitas yang tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas kluarga
dibidang kesehatan. Setiap anggota kluarga memiliki peran dan fungsinya masing-masing
untuk mempertahankan kondisi kesehatan didalam keluarga. Kondisi kesehatn yang
dipertahankan mencakup pencegahan, perawatan, pemeliharaan, termasuk upaya
membangun hubungan timbal balik antara keluarga dengan fasilitas kesehatan.

C. Puskesmas Sebagai Penentu Keberhasilan Program Pendekatan Kluarga.


Dengan diterbitkannya Peraturan Mentri Kesehatan (Permenkes) RI No. 39 Tahun
2016 tentang “ Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat denagn Pendekatan
Kluarga”, pemerintah telah menetapkan bahwa pelaksanaan dari program ini adalah pusat
kesehatanmasyarakat (puskesmas). puskesmaslah ujung tombak dan penentu
keberhasilan program ini. Adapun area prioritas/sasaran yang telah ditetapkan oleh
pemerintah melalui program ini adalah penurunan angka kematian ibu/angka kematian
bayi (AKI dan AKB), penurunan prevelansi balita pendek (stunting), penanggualangan
penyakit menular dan penanggulangan penyakit tidak menular. Pelaksanaannya melalui
pendekatan upaya promotif dan prefentif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan
rehabilitatif.
Pendekatan kluarga dalah pendekatan pelayanan puskesmas yang menggabungkan
upaya kesehatan perorangan (UKP) dan upaya kesehatan masyarakat (UKM) tingkat
pertama secara berkesinambungan dengan didasarkan kepada data dan informasi dan
profil kesehatan keluarga.
Kedepan, puskesmas sebagai ujung tombak dari pelayanan kesehatn milik pemerintah
harus lebih proaktiflagidalam melaksanakan program-program kesehatannya. Program
proventif dan promotif garus kembali digalakan. Melalui pendekan kluarga, diharapkan
puskesmas dapat menangani masalah-masalah kesehatan individu secara siklus hidup
(life cycle). ini artinya penanganan masalah kesehatan dilakukan sejak fase dalam
kandungan, proses kelahiran, tumbuh kembang masa bayi-balita, usia sekolah dasar,
remaja, dewasa sampai usia lanjut. Fokusnya adalah pada kesehatan individu-individu
dalam keluarga. Hal ini sesuai dengan Rencana Strategis Kementrian Kesehatan RI
Tahun 2015-2019 dimana penerapan pelayanan kesehatn harus terintegrasi dan
berkesinambungan (continuum of care). Contoh Kegiatan Program Pendekatan Kluarga.
Salah satu bentuk dari pendekatan keluarga yang dapat dilakukan oleh puskesmas
adalah melalui kegiatankunjungan rumah secara rutin dan terjadwal. Dengan kunjungan
rumah, puskesmas dapat memperoleh data profil kesehatan keluarga (prokesga) yang
berguna untuk mengenali secara lebih menyeluruh (holistic) masalah-masalah kesehatan
di kluarga. Selain itu, kegiatan promotif dan prefentif terhadap keluarga juga dapat
terlaksana dengan kunjungan rumah.
Kombinasi dari profil kesehatan keluarga dan upaya promotif-prefentif tentu akan
lebih efektif dalammengatasi masalah-masalah kesehatan dikluarga. Program pendekatan
kluarga yang dilaksakan puskesmas juga secara lansung akan menguatkan manajemen
puskesmas secara internal, yang mencakup sumber daya manusia, pendanaan, sarana
prasarana,program kesehatan, sistem informasi dan jejaring dengan pihak terkait
dilingkup wilayah kerjanya seperti puskesmas pembantu (pustu), puskesmas keliling
(pusling), pos pelayanan terpadu (posyandu), bidan desa dan lain-lain.

D. Hal Yang Mempengaruhi Keberhasilan Program Pendekatan Keluarga


Keberhasilanprogram ini tentunya memerlukan pemahaman dan komitmen yang
sungguh-sungguh,sistematis dan terencana dari seluruh petugas puskesmas. Kesamaan
pemahaman dan komitmen yang kuat akan menghasilkan tercapainya target area
prioritas/sasaran dari program iini. Komitmen untuk bekerja didalam dan diluar gedung
puskesmas tentu juga perlu didukung oleh Dinas Kesehatan ( Dinkes ) Kabupaten/Kota
sebagai induk dari puskesmas.
Salah satu bentuk dkungan dari Dinkes adalah melalui alokasi anggaran berupa dana
operasional puskesmas. Walaupun puskesmas sudah memiliki dana kapasitas dari BPJS
Kesehatan yang dapat digunakan untuk pelaksanaan program ini, dukungan alokasi
anggaran dari Dinkes tentu juga diharapkan tetap didapatkan, terlebih kegiatan
kunjungan rumah yang memerlukan pengorbanan ekstra dari petugas puskesmas.
Kunjungan rumah yang dilakukan harus mempertimbangkan jumlah petugas puskesmas,
jumlah keluarga diwilayah kerja puskesmas, kondisi geografis dan juga pendanaan.
Bila memerlukan, puskesmas dapat merekrut petugas tambahan dari kader-kader
kesehatn diwilayah kerjanya. Rekrutmen ini tentu merupakan hasil analisis kebutuhan
dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut diatas. Kunjungan rumah yang dilakukan
juga dapat menjadi sarana penyampaian pesan-pesan kesehatn kepada individu-individu
dalam kluarga, maka petugas memberikan leaflet/flyer tentang kluarga berencana,
pemeriksaan kehamilan,asi eklusif, imunisasi, gizi seimbang, pencegahan penyakit
menular,pencegahan penyakit tidak menular, bahaya merokok, cara mencuci tanganyang
baik, jaminan kesehatan nasional dll
Profil kesehatan keluarga (prokesga) yang dibawa pada saat kunjungan rumah
mengacu padaindikator kluarga sehat yang telah ditetapkan Kementrian Kesehatan RI.
Hal ini untuk menyeragamkan pendataan agar efektif dan tepat sasaran. Data prokesga
didapat dari kunjungan rumah merupakan data yang sanagat berharga bagi puskesmas.
Analisis yang akurat terhadap prokesga akan berguna untuk mengidentifikasi dan
menetapkan intervensi kesehtan apa saja yang dibutuhkan terhadap suatu keluarga. Setiap
keluarga tentu akan menghasilkan intervensikesehatan yang berbeda dengan keluarga
lain. Perbedaan ini akan dapat dibaca sebagai hasil yang akurat dengan adanya
keseragaman indikator. Sehingga hasil akhir yang diharapkan adalah tercapainya area
prioritas/sasaran dar program ini.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Terobosan baru dalam pembanguanan kesehatan berupa pendekatan kluarga ini


memerukan dukungan dari berbagai pihak. Sampai kapan Indonesia harus terus menerus
berkutat dengan persoalan-persoalan kesehatan yang mendasar sepertitingginya angka
kematian ibu/angka kematian bayi (AKI-AKB), gizi buruk, penyebaran penyakit menular
dantidak menular ? Maka pertanyaan tersebut mungkin mampu dijawab dengan keberhasilan
“program Indonesia Sehat
DAFTAR PUSTAKA

http://www.depked.go.id/resources/download/lain/BukuE20MMonitoringE20danE20Eva
luasiE20PIS-PK.pdf

http://dinkes.dharmasyakab.go.id/artikel/9/pprogram-indonesia-sehat-pendekatan-
keluarga-pis-pk-dalam-pembangunan-kesehatan-di-indonesia.html

https://www.scribd.com/document/365248303SPM-PIS-Pk-GERMAS-pdf

Anda mungkin juga menyukai