Anda di halaman 1dari 7

Nama: Febyla Putri Andini

Nim: 2014471043

Kelas: Reguler 1 tingkat 2

TUGAS MANDIRI 1 KMB

1. Jelaskan Bagian Anatomi organ dari Sistem Traktus Urinarius.

Traktus urinarius atau yang sering disebut dengan saluran kemih terdiri dari dua buah ginjal, dua
buah ureter, satu buah kandung kemih ( vesika urinaria ) dan satu buah uretra.

A. Ginjal : yaitu organ yang memproduksi urine

B. Ureter: yaitu saluran dimana urine yang di produksi dari ginjal menuju kandung

kemih

C. Kandung kemih: tempat menyimpan urine sementara

D. Uretra: saluran tempat urine dikeluarkan.

Contoh gambar anatomi traktus urinarius


2. Jelaskan Fungsi dari masing masing Bagian Organ tsb.

Fungsi Ginjal :

1. Menyaring dan membersihkan darah dari zat-zat sisa metabolisme tubuh.

2. Mengeksresikan zat yang jumlahnya berlebihan

3. Reabsorbsi (penyerapan kembali) elektrolit tertentu yang dilakukan oleh bagian

tubulus ginjal

4. Menjaga keseimbanganan asam basa dalam tubuh

5. Menghasilkan zat hormon yang berperan membentuk dan mematangkan sel-sel

darah merah (SDM) di sumsum tulang

6. Hemostasis Ginjal, mengatur pH, konsentrasi ion mineral, dan komposisi air

dalam darah.

Fungsi Ureter :

merupakan dua saluran dengan panjang sekitar 25 sampai 30 cm, terbentang dari

ginjal sampai vesika urinaria. Fungsi satu – satunya adalah menyalurkan urin ke

vesika urinaria.

Fungsi Vesika urinaria:

adalah kantong berotot yang dapat mengempis, terletak 3 sampai 4 cm dibelakang

simpisis pubis ( tulang kemaluan ). Vesika urinaria mempunyai dua fungsi yaitu :

1. Sebagai tempat penyimpanan urin sebelum meninggalkan tubuh.

2. Dibantu uretra vesika urinaria berfungsi mendorong urin keluar tubuh.

Didalam vesika urinaria mampu menampung urin antara 170 - 230 ml.

Fungsi Uretra:
adalah saluran kecil dan dapat mengembang, berjalan dari kandung kemih sampai

keluar tubuh. Pada wanita uretra pendek dan terletak didekat vagina. Pada uretra

laki – laki mempunyai panjang 15 – 20 cm.

3. Jelaskan pengeritian dari glumerulonephritis dan pielonephritis

A. Glumerulonephritis

Glumerulonefritis adalah suatu sindrom yang ditandai oleh peradangan dari glomerulus diikuti
pembentukan beberapa antigen yang mungkin endogenus ( seperti sirkulasi tiroglobulin) atau
eksogenus ( agen infeksius atau proses penyakit sistemik yang menyertai).

B. Pielonephritis

Pielonefritis adalah inflamasi pada pelvis ginjal dan parenkim ginjal yang disebabkan karena
adanya infeksi oleh bakteri. Infeksi bakteri pada jaringan ginjal yang di mulai dari saluran kemih
bagian bawah terus naik ke ginjal. Infeksi ini dapat mengenai parenchym maupun renal pelvis
(pyelum=piala ginjal). Dan meskipun ginjal menerima 20% - 25% curah jantung, namun bakteri
jarang mencapai ginjal melalui darah. Pielonefritis sering sebagai akibat dari refluks uretero
vesikal, dimana katup uretrovresikal yang tidak kompeten menyebabkan urin mengalir
baik(refluks) ke dalam ureter

4. Pada saat pengkajian, tanda dan gejala apa yang ditemukan pada no 3 (a dan b)

A. Glumerulonephritis

Tanda dan gejala yang muncul yaitu:

1.Hematuria, proteinuria

Kerusakan pada rumbai kapiler glomerulus

2. Edema (sekitar mata/ seluruh tubuh)

- Penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG/GFR) yang mengakibatkan ekskresi air,

natrium, zat-zat nitrogen mungkin berkurang


- Peningkatan aldosteron dapat juga berperan pada retensi air dan natrium

3. Hipertensi

4.Peningkatan suhu badan

5. Mual, tidak ada nafsu makan, Akumulasi ureum dan kreatinin

7. Oliguri dan anuria sebagai akibat berkurangnya filtrasi glomerulus

8. Anemia, hipervolemia disamping adanya sintesis eritropoetik yang menurun

B. Pielonephritis

Tanda dan gejala yang muncul yaitu :

1. Gejala pada klien dengan pielonefritis biasanya timbul secara tiba-tiba berupa demam,
menggigil, nyeri di punggung bagian bawah, mual dan muntah. Selain itu, beberapa penderita
menunjukkan gejala infeksi saluran kemih bagian bawah biasanya sering berkemih dan nyeri
ketika berkemih.

2. Bisa terjadi pembesaran salah satu atau kedua ginjal. Kadang otot perut berkontraksi kuat.
Bisa terjadi kolik renalis, dimana penderita merasakan nyeri hebat yang disebabkan oleh kejang
ureter. Kejang bisa terjadi karena adanya iritasi akibat infeksi atau karena lewatnya batu ginjal.

3. Pada anak-anak, gejala infeksi ginjal seringkali sangat ringan dan lebih sulit untuk dikenali.
Pada infeksi menahun (pielonefritis kronis), nyerinya bersifat samar dan demam hilang-timbul
atau tidak ditemukan demam sama sekal

5. Apa masalah keperawatan dari pasien yg mengalami Glumerulonephritis berdasarkan


tanda dan gejala yang ditemukan bila mengacu pada SDKI

1. Hipervolemia b.d gangguan mekanisme ginjal (glomerulonephritis) d.d edema

anarsaka dan/atau edema perifer, oliguria, dan anuria.


2. Defisit nutrisi b.d kurangnya asupan makanan d.d nafsu makan berkurang

3. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan

oksigen d.d mengeluh lelah dan merasa lemah

6. Apa Rencana Tindakan dari masing masing masalah tersebut? Uraikan dengan

metode OTEK (observasi, Theraupetik, edukasi dan Kolaborasi).

1. Hipervolemia b.d gangguan mekanisme ginjal (glomerulonephritis) d.d edema

anarsaka dan/atau edema perifer, oliguria, dan anuria.

- Manajemen Hipervolemia

Observasi :

- Identifikasi penyebab hipervolemia

- Monitor intake dan output cairan - Monitor tanda hemokonsentrasi (mis. kadar
natrium, BUN, hematokrit, berat jenis urine)

- Monitor tanda peningkatan tekanan onkotik plasma (mis. kadar protein dan
albumin meningkat)

- Monitor keceptan infus secara ketat - Monitor efek samping diuretik (mis.
Hipotensi ortostatik, hipovolemia, hipokalemia, hiponatremia

Terapeutik :

- Timbang berat badan setiap hari pada waktu yang sama - Batasi asupan cairan
dan garam

- Tinggikan kepala tempat tidur 30-40°

Edukasi:

- Anjurkan melapor jika haluaran urin < 0,5 mL/kg/jam dalam 6 jam - Anjurkan
melapor jika BB bertambah > 1 kg dalam sehari

- Ajarkan cara mengukur dan mencatat asupan dan haluaran cairan - Ajarkan cara
membatasi cairan

Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian diuretik

2. Defisit nutrisi b.d kurangnya asupan makanan d.d nafsu makan berkurang

- Manajemen Nutrisi

Observasi :

- Identifikasi status nutrisi - Identifikasi alergi dan intoleransi makanan -


Identifikasi makanan yang disukai

- Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient

- Monitor asupan makanan

- Monitor berat badan

- Monitor hasil pemeriksaan laboratorium

Teraupetik:

- Lakukaoral hygiene sebelum makan, jika perlu

- Fasilitasi menentukan pedooman diet (mis. Piramida makanan)

- Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai

- Berikan makanantinggi serat untuk mencegah konstipasi

- Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein

- Berikan makanan rendah protein

Edukasi:

- Anjurkan posisi duduk, jika mampu

- Anjurkan diet yang diprogramkan

Kolaborasi :

- Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. Pereda nyeri, antiemetic),


jika perlu
- Kolaborasi dengan ahli gizi menentukan jumlah kalori dan jenis nutrient yang
dibutuhkan, jika perlu

3. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbanga n antara suplai dan kebutuhan oksigen d.d
mengeluh lelah dan merasa lemah

-Manajemen Energi

Observasi:

- Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan

- Monitor kelelahan fisik dan emosional

- Monitor pola dan jam tidur

Terapeutik:

- Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis. cahaya, suara,


kunjungan) - Lakukan latihan rentang gerak pasin dan/atau aktif

- Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan

- Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah atau berjalan

Edukasi:

- Anjurkan tirah baring

- Anjurkan melakukkan aktivitas secara bertahap

- Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan tidak berkurang

- Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan

Kolaborasi:

- Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan

Anda mungkin juga menyukai