Anda di halaman 1dari 47

Pelimpahan wewenang pemerintah pusat kepada pemerintah daerah atau biasa kita

kenal dengan otonomi daerah tentunya memberikan pengaruh terhadap masyarakat.


Masyarakat kelas atas, masyarakat kelas menengah dan masyarakat kelas bawah.
Otonomi daerah berfungsi untuk meningkatkan kesejahteraan, meningkatkan
pelayanan, dan pembangunan daerah.

Desentralisasi atau penguatan demokrasi lokal merupakan hal dasar, ia merupakan


instrument penting untuk mencapai kemakmuran masyarakat, yakni pencapaian nilai-
nilai dari suatu komunitas bangsa, terciptanya pemerintahan demokratis , kemandirian
masyarakat sebagai perwujudan dari otonomi, peningkatan efisiensi administrasi dan
pembangunan sosial ekonomi.

Dalam tulisan Muhammad Zainul Arifin SH MH (A.F. leemans : 1970)


Dari pernyataan diatas dapat saya maknai yakni pembagian wewenang daerah sangat
penting untuk keberlangsungan pemerintahan lokal dan masyarakat yang diayomi.
Bagaimana tentang mencapai pemerataan kemakmuran masyarakat sampai ke
pelosok, tentang nilai dasar falsafah negara yakni Pancasila dapat di terapkan dan
dirasakan secara adil ke seluruh masyarakat. Kemudian tentang memberikan
kesempatan untuk kemandirian daerah dalam menghidupkan daerahnya masing-
masing.

Dalam membangun sebuah daerah yang makmur, peran pemerintah pusat dan daerah
saja belum cukup, tentunya diperlukan kerja sama antar pemerintah dan masyarakat
dalam kebijakan-kebijakan yang diambil agar tidak terciptanya ketimpangan sosial
dan menjadikan daerah yang demokratis.

Indonesia memiliki masyarakat yang mayoritas rakyat di isi oleh kalangan pemuda
atau usia produktif. sampai 68%, data ini tentunya membuktikan bahwa masa depan
Indoneisa terletak pada tangan pemuda dimana pemuda adalah “asset” negara yang
akan menentukan nasib bangsa kedepan. Sebagaimana yang dikatakan oleh Ir
Soekarno, Proklamator RI, “Berikan 10 pemuda maka akan aku guncang dunia”
artinya pemuda adalah kunci/ pembawa perubahan, (Agent of change).

Apabila generasi muda suatu bangsa berkualitas maka tentunya akan berdampak baik
untuk negara itu sendiri. Kata “asset” disini bukan berarti pemuda sebagai objek tetapi
sebagai subjek. Melihat yang terjadi sekarang di Indonesia, pemuda hanya dijadikan
objek oleh para elit politik. Dijadikan sebuah benda yang tidak bergerak, yang
kemudian pergantian generasi tiba-tiba saja kita dihadapkan dengan begitu banyak
persoalan-persoalan pemerintahan tanpa solusi yang dipersiapkan.

Pemuda sebagai generasi muda seharusnya sejak dini dibimbing dan dididik.
Dipersiapkan secara matang agar kelak pemuda mampu memimpin dan membangun
negara. Besarnya tanggung jawab dan tugas dari pemuda sehingga harus
mempersiapkan diri untuk melanjutkan pembangunan bangsa.

Pemuda dituntut untuk berpartispasi dalam pembangunan daerah, banyak sekali saya
temukan di masyarakat organisasi-organisasi/ komunitas kepemudaan seperti karang
taruna, komunitas pecinta alam, komunitas sekolah pelosok, dan masih banyak lagi.
Dari hal- hal tersebut tentunya sangat memberikan manfaat dan bentuk rasa peduli
pemuda dengan masyarakat disekitarnya, pemuda-pemuda tersebut merupakan
pemuda yang memiliki kesadaran akan pentingnya memaknai sebuah pergerakan
menuju kemakmuran daerahnya. Namun, bagaimana dengan pemuda yang tergellincir
oleh arus globalisasi hari ini ? saya pernah mendengar ungkapan “dilahirkan manusia,
diasuh oleh media sosial” teknologi merupakan salah satu dampak dari globalisasi itu
sendiri dimana teknologi sudah menjadi kebutuhan primer masyarakat saat ini,
memesan makanan melalui gadget, saling berbicara jarak jauh, mengirim pesan
dengan hitungan detik, bahkan semua dapat dita rasakan dengan adanya teknologi .

Pada era ini pengaruh teknolgi salah satunya adalah media sosial, tentunya segala
yang berhubungan dengan lingkungan membawa dampak positif dan negatif. Media
sosial membawa dampak yang baik dan buruk bagi masyarakat, dampak baiknya kita
dapat menjalankan pemasaran secara luas, kepenjuru wilayah Indonesia bahkan dunia
dengan hitungan menit, kita dapat berbagi dan saling bertukar informasi, kemudian
dampak buruknya bagi orang di bawah umur adalah mereka mendapatkan informasi
yang belum layak untuk mereka dapatkan.

Informasi-informasi tersebut meliputi konteks seksual, kekerasan, ketidaksopanan,


kejahatan, dan masih banyak hal- hal negatif lainnya, mari kita bayangkan saja
bagaimana dampak bagi generasi muda kedepannya, bukannya menjadi pemuda yang
berintelektual, malah menjadi sampah masyarakat. Salah satu solusinya adalah untuk
para orang tua, mereka harus benar- benar mengontrol anak mereka dalam bermain
gadget. Memantau akun media sosialnya, dan lebih memberikan kenyamanan dan
waktu seefisien mungkin untuk anak-anak mereka.

Dengan permasalahan- permasalahan tersebut, akan berdampak pada progres pemuda


dalam pembangunan daerah dan desa. Desa mempunyai otonomi dan berhak untuk
mengatur serta mengurus urusan rumah tangganya sendiri yang bersifat lokal dengan
tetap mengacu pada pemerintahan yang diaturnya. Seperti yang ditegaskan dalam UU
No.6 tahun 2014 tentang desa. Pembangunan desa sebagai upaya untuk melakukan
perubahan guna mencapai suatu kondisi yang lebih dari sebelumnya, di dalam upaya
perubahaan tersebut tidak terlepas dari proses perencanaan yang memerlukan
pemikiran penentuan rentetan kegiatan yang terstruktur dalam mencapai sasaran
maupun tujuan.

Tidak terlepas dari peran pemuda baik secara fisik maupun non fisik secara bersama-
sama dalam usaha membangun desa. Dimana pemuda memiliki kesempatan kerja
yang lebih banyak jika dibandingkan kelompok umur diatasnya karena pemuda
mempunyai tenaga extra, progresif dan sudah melihat kedepan. Para pemuda desa
dalam keterlibatan pembangunan terbilang cukup tinggi tinggal pemanfaatan potensi
dan sinergi semua pihak untuk pembangunan desa yang lebih baik.

Partisispasi masyarakat terkhususnya pemuda dalam setiap proses dapat berpengaruh


terhadap optimalisasi dalam pembangunan Desa, tetapi pengertian partisipasi yang
salah masih melekat dalam benak masyarakat yang menganggap partisipasi hanya
sebatas kerja bakti atau gotong royong yang hanya dilihat dari fisik. Ini kadang kala
dimanfaatkan untuk kepentingan satu pihak dan merugikan pihak lain.
Banyak sekali saya temui program-program pembangunan Desa yang sifatnya
hedonism, salah satu contohnya adalah pembangunan-pembangunan fasilitas Desa
yang dalam prosesnya memakan waktu yang cukup lama atau bahkan bertahun-tahun
tapi laporan dana Desanya sudah mencapai batas umum dari sebuah pembangunan.
Nah, permasalahan yang seperti ini seharusnya lebih dikaji dan diteliti lebih dalam
oleh masyarakat kemana arah dana tersebut, jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak
di inginkan seperti korupsi dan lain sebagainya.

Pembuat program pembangunan seringkali menganggap partisipasi tersebut hanya


sebatas alasan agar program tersebut mendapat dukungan dari masyarakat tanpa
memperhatikan kelangsungan program kedepannya. Usulan masyarakat dianggap
sebagai harapan belaka sehingga kurang dapat perhatian untuk diwujudkan. Hal
tersebut membuat partisispasi yang bersifat semua atas dasar keterpaksaan dan hanya
mengikuti dari pihak yang lebih kuat.

Pemuda berperan aktif dalam membangun komunikasi dan sinergi yang baik kepada
perangkat Desa setempat serta para petuah Desa. Petuah Desa yang dimaksud adalah
para pendahulu, memiliki pengalaman yang tinggi dalam bermasyarakat dan nilai
kebudayaan yang tinggi. Hal ini menjadi urgensi dan perlu karena dalam sebuah Desa
terdapat tatanan dan perundang-undangan baik secara tertulis maupun tidak tertulis,
keberadaan petuah Desa tidak menutup kemungkinana dapat menjadi penghambat
gerakan pemuda Desa jika tidak adanya sinkronisasi dengan para petuah Desa dan
pemuda itu sendiri. Diperlukan adanya pendekatan bilateral antar keduannya dengan
memprioritaskan rasa saling memahami sehingga para petuah Desa mampu paham
dengan tujuan gerakan pemuda Desa dalam upaya pembanguanan Desa .

Dalam hal tersebut, terlibatnya perangkat Desa mampu membantu keaktifan


organisasi kepemudaan sehingga permasalahan yang timbul dalam upaya
pembangunan Desa dapat diselesaikan secara seksama dengan semua aktor baik dari
perangkat Desa, petuah Desa maupun pemuda itu sendiri.

Dalam penyelenggaraaan pembangunan desa kedepannya sangat diperlukan pemuda


dalam hal pengawasan serta pengotrol kebijakan dari pemerintah Desa dalam
penyelenggaraan pembangunan yang dilaksanakan nantinya. Hal ini dikarenakan
pemuda memiliki idealism yang tinggi serta kemampuan yang masih stabil
dibandingkan dengan masyarakat usia non produktif . Kedepannya pemuda
diharapkan mampu berpartisispasi dan berperan lebih dalam pembangunan desa
kedepannya, mulai dari proses perencanaan pembangunan, penganggaran,
pelaksanaan pembangunan, pelaporan hingga pertanggungjawaban kepada
masyarakat desa.

*Penulis Merupakan Mahasiswa Jurusan Ilmu Politik Fakultas Ushuluddin


Filsafat & Politik (FUFP), semester III.
yaitu:

1. Cover atau sampul depan


2. Kata Pengantar
3. Daftar Isi
4. BAB I PENDAHULUAN
5. BAB II PEMBAHASAN
6. BAB III PENUTUP
7. Daftar Pustaka
8. Lampiran (sangat dianjurkan)
Contoh Makalah Mahasiswa

Contoh
Makalah Mahasiswa

Berikut ini adalah contoh makalah mahasiswa yang bisa kamu jadikan sebagai acuan
dalam membuat tugas makalah yang sudah diberikan oleh dosenmu, salam sukses!

KATA PENGANTAR

Rasa syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-
Nya kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan selesai secara tepat waktu.
Makalah ini kami beri judul “Manfaat Bimbingan Kelompok Untuk Meningkatkan
Motivasi Belajar Siswa”.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas perkuliahan dari dosen
pengampu. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk memberikan tambahan
wawasan bagi kami sebagai penulis dan bagi para pembaca. Khususnya dalam hal
manfaat pelaksanaan bimbingan kelompok sebagai upaya meningkatkan motivasi
belajar siswa.

Kami selaku penulis tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada Ibu Desi
Amalia Sari, S.Psi., selaku dosen pengampu dan Bp. Adi Hidayat, M.Pd selaku dosen
wali. Tidak lupa bagi rekan-rekan mahasiswa lain yang telah mendukung penyusunan
makalah ini kami juga mengucapkan terima kasih.

Terakhir, kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sepenuhnya sempurna.
Maka dari itu kami terbuka terhadap kritik dan saran yang bisa membangun
kemampuan kami, agar pada tugas berikutnya bisa menulis makalah dengan lebih
baik lagi. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kami dan para pembaca.

DAFTAR ISI

HALAMAN
JUDUL…………………………………………………………………………………
….. i
KATA
PENGANTAR…………………………………………………………………………
………… ii
DAFTAR
ISI………………………………………………………………………………………
………. iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang
masalah………………………………………………………………………….. 1
B. Batasan
masalah…………………………………………………………………………………
….. 1
C. Rumusan
Masalah…………………………………………………………………………………
.. 2
D.
Tujuan…………………………………………………………………………………
……………….. 2
E.
Manfaat…………………………………………………………………………………
……………… 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Bimbingan
Kelompok…………………………………………………………….. 3
B. Pengertian Motivasi
Belajar…………………………………………………………………….. 5
C. Syarat Bimbingan
Kelompok…………………………………………………………………… 6
D. Peserta Bimbingan
Kelompok…………………………………………………………………. 8
E. Materi Bimbingan
Kelompok…………………………………………………………………… 9
F. Manfaat Bimbingan
Kelompok………………………………………………………………… 11

BAB III PENUTUP

A.
Kesimpulan……………………………………………………………………………
……………… 12
B.
Saran……………………………………………………………………………………
………………. 12

BAB I PENDAHULUAN

Note : Untuk penulisan BAB I PENDAHULUAN di enter kebawah ya!

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Salah satu fungsi adanya Bimbingan dan Konseling di sekolah adalah sebagai
pendukung segala kebutuhan siswa terkait dengan kegiatan belajarnya di sekolah.
Guru BK bertugas memberikan layanan-layanan yang dapat memotivasi siswa dalam
rangka meningkatkan motivasi belajarnya.

Motivasi belajar sangat penting bagi siswa, karena dapat memberikan pengaruh besar
dalam meraih kesuksesan di kelas. Siswa yang tidak memiliki motivasi belajar akan
cenderung tidak percaya diri, sehingga tidak bisa mendapatkan hasil yang maksimal
dari proses belajarnya.

Salah satu layanan dari Guru BK adalah bimbingan kelompok. Dengan adanya
kegiatan bimbingan kelompok, diharapkan dapat membantu siswa untuk
meningkatkan motivasi belajarnya. Di dalam bimbingan kelompok, siswa juga
berkesempatan untuk saling berbagi semangat dari teman lainnya.

Atas dasar pemikiran itu, maka kami telah membuat suatu pembahasan berkaitan
dengan tema bimbingan kelompok untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
Pembahasan ini cukup penting, khususnya bagi para calon Guru BK dan Guru BK
yang ada di sekolah, baik tingkat SMP maupun SMA/SMK.

B. BATASAN MASALAH
Agar pembahasan tidak terlalu luas, penulis perlu membatasi pembahasan dalam
makalah ini. Pembatasan yang penulis terapkan yaitu hanya membahas layanan
bimbingan kelompok dengan materi terkait motivasi belajar siswa.

C. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah yang akan penulis terapkan yaitu:

1. Apa yang dimaksud bimbingan kelompok?


2. Apa yang dimaksud motivasi belajar?
3. Apa saja syarat bimbingan kelompok?
4. Siapa saja peserta bimbingan kelompok?
5. Materi apa saja yang ada dalam bimbingan kelompok?
6. Bagaimana bimbingan kelompok bisa mempengaruhi motivasi belajar siswa?

D. TUJUAN

Makalah ini bertujuan untuk memberikan wawasan kepada para pembaca dalam hal
manfaat bimbingan kelompok untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Karena
motivasi belajar merupakan sesuatu yang sangat penting dimiliki bagi setiap siswa.

E. MANFAAT

Makalah ini memberikan manfaat yaitu sebagai referensi bagi para pembaca
khususnya calon Guru BK dan Guru BK di sekolah, dalam menerapkan layanan
bimbingan konseling kepada siswa.

BAB II PEMBAHASAN

Note: Penulisan BAB II PEMBAHASAN harus di enter ke bawah sekali lagi!

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN BIMBINGAN KELOMPOK

Pengertian bimbingan kelompok dari beberapa ahli diantaranya adalah:

1. Menurut Tohirin tahun 2007:170, bimbingan kelompok adalah sebuah cara dalam
memberikan bantuan terhadap siswa dengan kegiatan secara berkelompok.
Bimbingan kelompok dapat menunjang peningkatan perkembangan siswa, siswa juga
diharapkan mampu memanfaatkan pengalaman pendidikan yang telah ditempuh.
2. Dewa Ketut Sukardi tahun 2008:64 menyebutkan bahwa bimbingan kelompok adalah
layanan bimbingan yang memberikan bahan materi dari narasumber kepada peserta
didik. Narasumber yang dimaksud adalah Guru Pembimbing atau Konselor. Tujuan
dari layanan ini adalah untuk menunjang kualitas kehidupan peserta dalam kehidupan
sehari-hari. Secara spesifik, peserta diharapkan mampu mengambil keputusan dalam
setiap problematika yang dihadapi.
Kesimpulan yang dapat ditarik ialah bimbingan kelompok merupakan sebuah layanan
yang diberikan narasumber (Guru BK/Konselor) kepada siswa dengan tujuan agar
siswa mampu mengatasi masalah dalam kehidupan sehari-hari.

B. PENGERTIAN MOTIVASI BELAJAR

Pengertian motivasi belajar menurut pendapat para ahli adalah:

1. Sardiman tahun 1986:75 menyatakan bahwa motivasi belajar adalah sebuah daya
yang dapat menggerakkan siswa untuk melakukan proses belajar. Daya yang timbul
juga harus bisa memberikan tujuan arah yang benar, sehingga tujuan dari proses
belajar dapat tercapai.
2. Nasution tahun 1982:77 mengungkapkan bahwa motivasi belajar adalah sebuah
penggerak “motor” yang dapat melepaskan energi, dan juga bisa menentukan arah
tujuan yang akan di capai.

Berdasarkan penyataan dari kedua ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi
belajar adalah sebuah daya dari dalam diri individu untuk bisa menjalani proses
belajar yang bertujuan untuk mencapai sesuatu yang diinginkan.

C. SYARAT BIMBINGAN KELOMPOK

Dalam melaksanakan layanan bimbingan kelompok, maka harus bisa memenuhi


beberapa syarat yang telah diatur. Menurut Prayitno (1995:40) syarat-syarat tersebut
yaitu harus memenuhi 4 tahapan yakni pembentukan, peralihan, kegiatan, dan
pengakhiran.

1. Pembentukan, yaitu sebuah tahap yang berisi pengenalan dari seluruh peserta dan
narasumber yang bertugas. Masing-masing peserta harus memperkenalkan diri,
disertai dengan paparan singkat mengenai arti bimbingan kelompok dan tujuan apa
yang ingin dicapai. Pada tahap ini juga perlu dijelaskan tentang “aturan main” dalam
bimbingan kelompok.
2. Peralihan, yaitu sebuah tahapan yang sering disebut juga sebagai jembatan
penghubung antara tahap pembentukan dan tahap kegiatan. Beberapa hal yang harus
dilakukan narasumber pada tahap ini adalah menjelaskan materi apa saja yang akan
diberikan, mengamati kesiapan para peserta bimbingan kelompok, dan membahas
suasana yang dirasakan pada saat bimbingan kelompok berlangsung.
3. Kegiatan, merupakan acara inti dari layanan bimbingan kelompok. Dalam tahapan ini
masing-masing peserta bisa dengan bebas mengutarakan pendapat terkait topik yang
dibahas. Di sela-sela pembahasan materi, bisa diberikan sebuah permainan yang
bertujuan untuk mencairkan suasana di dalam kelompok. Pembahasan dilakukan
secara tuntas hingga menemukan sebuah kesimpulan yang disetujui oleh seluruh
anggota kelompok.
4. Pengakhiran, yaitu tahap terakhir dari layanan bimbingan kelompok. Pada tahapan ini
narasumber sebagai pemimpin kelompok harus menjelaskan bahwa layanan akan
segera berakhir, dan perlu juga mengajak peserta untuk melakukan layanan
bimbingan kelompok di lain waktu. Seluruh peserta juga diberi kesempatan untuk
mengungkapkan kesan dan pesan selama proses bimbingan kelompok berlangsung.

D. PESERTA BIMBINGAN KELOMPOK


Peserta dalam layanan bimbingan kelompok terdiri dari pemimpin kelompok (Guru
BK/Konselor) dan anggota kelompok (siswa) dengan jumlah antara 8 sampai 10
orang. Pemimpin kelompok berperan untuk mengatur dinamika kelompok agar semua
anggota kelompok dapat aktif berpartisipasi serta dapat mencapai tujuan umum
maupun tujuan khusus dari bimbingan kelompok. Selain itu, pemimpin kelompok
juga bertanggung jawab sepenuhnya terhadap apapun yang terjadi di dalam
kelompok. Sedangkan anggota kelompok bertugas mematuhi aturan yang berlaku,
serta turut aktif mengikuti arahan dari pemimpin kelompok.

E. MATERI BIMBINGAN KELOMPOK

Dalam layanan bimbingan kelompok, siswa dapat diberikan bahasan tema secara
umum. Misalnya tentang kesehatan, teknologi, atau pendidikan. Dalam makalah ini
akan dibahas layanan bimbingan kelompok dengan materi motivasi belajar. Materi ini
termasuk materi umum, artinya hampir semua orang pernah mengalami masalah yang
berkaitan dengan motivasi belajar. Proses belajar juga tidak hanya terbatas dengan
mata pelajaran yang ada di sekolah saja. Namun lebih dari itu, proses belajar bisa
merujuk pada segala jenis pengetahuan baik yang bersifat akademik maupun non
akademik.

F. MANFAAT BIMBINGAN KELOMPOK

Menurut pendapat Dewa Ketut Sukardi pada tahun 2008:67, layanan bimbingan
kelompok dapat memberikan beberapa manfaat, di antaranya sebagai berikut:

1. Peserta berkesempatan menyampaikan pendapat terkait materi yang sedang dibahas.


2. Peserta bisa menambah pemahaman secara obyektif dan tepat terhadap segala hal
yang terjadi di sekitarnya.
3. Dapat membentuk sikap positif pada diri sendiri dan lingkungan sekitar.
4. Peserta memiliki keberanian untuk menolak hal yang buruk bagi dirinya, serta
mengembangkan hal baik bagi kemajuan dirinya.
5. Peserta mampu menerapkan hasil dari layanan bimbingan kelompok pada kehidupan
nyata dan mendapatkan hasil sesuai keinginan.

Dengan memberikan materi terkait motivasi belajar, maka peserta dapat menyusun
rencana kegiatan yang dapat menunjang proses belajar mereka. Sehingga tujuan akhir
dari para peserta dapat terwujud sesuai dengan apa yang diharapkan.

BAB III PENUTUP

Note: Sesuaikan format makalah seperti berikut ya!

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan pada BAB sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan


bahwa layanan bimbingan kelompok dapat memberikan banyak manfaat positif bagi
peserta atau siswa. Dengan pembahasan materi tentang motivasi belajar, maka peserta
dapat melaksanakan upaya kegiatan yang dapat meningkatkan motivasi belajar
mereka di kehidupan nyata.

B. SARAN

Kami sebagai penulis juga memiliki saran kepada para Guru BK agar dapat
mengadakan layanan bimbingan kelompok secara berkala agar masalah yang dialami
siswa yang dicegah sedini mungkin. Selain itu, layanan bimbingan kelompok juga
bisa mempererat hubungan antar guru dan siswa.

Contoh Makalah Sederhana

Contoh
Makalah Sederhana
Berikut adalah sebuah contoh makalah sederhana yang bisa kamu jadikan acuan
dalam pembuatan makalah baik dari jenjang SMP, SMA, maupun untuk tugas kuliah.

KATA PENGANTAR

Ucapan syukur alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah SWT, atas rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu.
Makalah ini kami beri judul “Manfaat Biologi Dalam Kehidupan Sehari-hari”.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas individu mata pelajaran
biologi. Selain itu, makalah ini juga memiliki tujuan untuk memberikan ilmu
pengetahuan dan wawasan bagi saya khususnya dan bagi para pembaca. Materi dalam
makalah ini cukup penting karena berkaitan dengan ilmu biologi yang sering
digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Saya sebagai penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Siti Sri Wahyuni,
S.Pd., M.Pd., selaku Guru mata pelajaran biologi, dan Bp. Rahmat Santoso, M.Pd
selaku wali kelas XI IPA 6. Tidak lupa bagi teman-teman lain yang telah membantu
menulis makalah ini, saya sampaikan terima kasih.

Terakhir, saya sadar bahwa makalah ini masih perlu untuk disempurnakan. Maka dari
itu saya sangat terbuka pada kritik dan saran yang bisa meningkatkan kemampuan
saya, agar pada tugas berikutnya bisa menyusun makalah dengan lebih baik lagi.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

DAFTAR ISI

HALAMAN
JUDUL………………………………………………………………………………. i
KATA
PENGANTAR…………………………………………………………………………
…… ii
DAFTAR
ISI………………………………………………………………………………………
… iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang
masalah……………………………………………………………………. 1
B. Batasan
masalah……………………………………………………………………………… 1
C. Rumusan
Masalah…………………………………………………………………………… 2
D.
Tujuan…………………………………………………………………………………
………… 2
E.
Manfaat…………………………………………………………………………………
……….. 2
BAB II PEMBAHASAN

Pengertian
biologi………………………………………………………………………………. 3
Manfaat
biologi…………………………………………………………………………………..
5
Penerapan ilmu biologi dalam kehidupan sehari-hari……………………………. 6

BAB III PENUTUP

Kesimpulan……………………………………………………………………………
…………. 12
Saran……………………………………………………………………………………
………….. 12

BAB I PENDAHULUAN

Note: Penulisannya sesuai format.

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pada saat di sekolah, siswa tentu mendapatkan banyak mata pelajaran. Terkadang
beberapa siswa masih belum menyadari bahwa setiap mata pelajaran memiliki
manfaat sendiri-sendiri di dalam kehidupan sehari-hari.

Saat berada pada jenjang Sekolah Dasar atau SD, mata pelajaran yang diberikan
masih level dasar. Setelah memasuki jenjang Sekolah Menengah Pertama atau SMP,
mata pelajaran mulai mengerucut secara spesifik.

Terlebih saat SMA/SMK, beberapa mata pelajaran semakin spesifik dan bahkan
dijadikan sebagai jurusan khusus. Misalnya mata pelajaran yang tergabung dalam
ranah Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial.

Bagi siswa yang menyukai hal-hal terkait SAINS, maka bisa mengambil jurusan IPA.
Sebaliknya, bagi siswa yang menyukai hal-hal sosial maka bisa mengambil jurusan
IPS. Salah satu yang akan di bahasa dalam makalah ini adalah mata pelajaran Biologi
yang notabene masuk dalam ranah SAINS.

Ilmu Pengetahuan Biologi membahas banyak hal yang berkaitan secara langsung
dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu contohnya adalah mempelajari tentang sistem
pernapasan pada manusia. Di mana setiap detik manusia akan bernapas agar tetap
hidup. Secara lebih lanjut, akan di bahas dalam makalah ini agar pembaca bisa lebih
detail mengetahui manfaat Biologi dalam kehidupan sehari-hari.

B. BATASAN MASALAH
Agar pembahasan tidak terlalu luas, penulis perlu membatasi pembahasan dalam
makalah ini. Pembatasan yang penulis terapkan yaitu hanya membahas manfaat Ilmu
Pengetahuan Biologi dalam kehidupan sehari-hari yang dialami oleh semua orang
secara umum.

C. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah yang akan penulis terapkan yaitu:

1. Bagaimana pengertian Ilmu Pengetahuan Biologi?


2. Hal-hal apa saja yang dipelajari di dalam Ilmu Biologi?
3. Bagaimana penerapannya dalam kehidupan sehari-hari?

D. TUJUAN

Makalah ini bertujuan untuk memberikan wawasan kepada para pembaca dalam hal
manfaat Ilmu Pengetahuan Biologi dalam kehidupan sehari-hari. Pengetahuan ini
sangat penting karena setiap hari semua orang tidak lepas dari kegiatan yang berkaitan
dengan Ilmu Biologi.

E. MANFAAT

Makalah ini memberikan manfaat yaitu sebagai ilmu pengetahuan bagi para pembaca,
agar dalam setiap aktivitas yang dijalani sehari-hari dapat menjadi lebih efektif dan
efisien.

BAB II PEMBAHASAN

Note: Penulisan sesuai format.

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN BIOLOGI

Biologi adalah salah satu cabang ilmu yang membahas tentang makhluk hidup, mulai
dari struktur, pertumbuhan, fungsi, evolusi, dan taksonominya. Dalam ilmu biologi,
dasar yang paling utama adalah bahwa sel merupakan satuan dasar yang menjadi cikal
bakal kehidupan. Kemudian disusul dengan gen yang merupakan satuan dasar dalam
hal yang berkaitan dengan pewarisan.

Selain itu ada pembahasan tentang evolusi pada makhluk hidup. Evolusi merupakan
suatu mekanisme yang membuat makhluk hidup mengalami perubahan atau bahkan
menghasilkan spesies baru. Dalam praktik kehidupan sehari-hari, Ilmu Biologi
mempelajari tentang proses pertahanan yang dilakukan oleh setiap makhluk hidup
berupa aktivitas mengkonsumsi, dan menghasilkan energi agar kehidupan bisa
berjalan secara stabil.

B. MANFAAT BIOLOGI
Banyak manfaat yang diperoleh dari Ilmu Pengetahuan Biologi, di antaranya adalah:

1. Sektor Pertanian.

Biologi sangat bermanfaat dalam sektor pertanian. Penerapannya terkait dengan


adanya sel dan gen sebagai faktor penentu keberlangsungan hidup pada tumbuhan.
Salah satu contohnya adalah menciptakan varian hasil tumbuhan dengan karakter
yang lebih unggul dari aslinya. Saat ini mulai banyak dikembangkan buah-buahan dan
sayuran yang telah melalui rekayasa genetik demi mendapatkan hasil yang jauh lebih
baik dari karakter aslinya.

2. Sektor Kesehatan.

Dalam kesehatan, Ilmu Biologi juga memiliki peran yang sangat penting dan vital.
Karena dalam Ilmu Pengetahuan Biologi membahas tentang susunan struktur tubuh
makhluk hidup, khususnya pada hewan dan manusia. Struktur yang dipelajari meliputi
ilmu tentang jaringan atau histologi, ilmu tata letak tubuh atau anatomi, ilmu yang
membahas tentang faal tubuh atau fisiologis, ilmu tentang kondisi yang abnormal atau
patologi, dan masih banyak lainnya.

3. Bidang Obat-obatan (Farmasi)

Terkait dengan sektor kesehatan, Ilmu Biologi juga membahas tentang obat-obatan
yang dapat menunjang kesehatan makhluk hidup, khususnya bagi yang terserang
penyakit. Bahkan, Ilmu biologi juga dapat menghasilkan senyawa antibiotik serta
senyawa insulin yang berfungsi untuk melindungi tubuh dari ancaman virus atau
bakteri dari luar.

C. PENERAPAN ILMU BIOLOGI

Penerapan Ilmu Biologi dalam kehidupan sehari-sehari secara spesifik diantaranya:

1. Bidang Kesehatan dan Kedokteran

Pada kedua bidang ini Ilmu Pengetahuan Biologi memiliki peran sangat penting.
Misalnya yaitu berkaitan dengan operasi bedah pada pasien, pelayanan metode bayi
tabung bagi pasangan suami istri yang sulit mendapatkan anak, dan yang paling sering
digunakan adalah pemeriksaan pada penyakit-penyakit ringan seperti flu, demam, dan
sebagainya.

2. Bidang Farmasi

Berkaitan erat dengan dengan bidang kesehatan dan kedokteran, Ilmu Pengetahuan
Biologi juga berfungsi untuk membuat obat-obatan. Tidak hanya obat dengan
campuran bahan kimia, tetapi juga obat herbal yang menggunakan bahan dasar
tanaman. Berkat Ilmu Biologi, masyarakat bisa mengkonsumsi obat herbal atau jamu
karena telah mengetahui khasiat dari macam-macam tanaman yang ada di sekitarnya.

3. Bidang Pertanian.
Contoh spesifik penerapan Ilmu Pengetahuan Biologi dalam bidang pertanian adalah
praktik menanam dengan metode hidroponik, merekayasa genetika dan kultur
jaringan pada tumbuhan. Metode-metode ini dipelajari secara detail dengan ilmu
Biologi. Berkat ilmu-ilmu ini, masyarakat bisa memakan buah pepaya yang tidak
mudah membusuk (rekayasa genetika), mengkonsumsi buah dan sayur organik yang
tidak mengandung pestisida (metode hidroponik), dan berbagai macam produk unggul
lainnya.

4. Bidang Pangan

Pada bidang ini Ilmu Pengetahuan Biologi juga sangat berperan penting dan vital.
Pasalnya, berkat Ilmu Biologi ini masyarakat bisa mengkonsumsi berbagai jenis
makanan olahan seperti tahu, tempe, kecap, yogurt, sosis, dan masih banyak lainnya.
Selain enak dan bergizi, makanan-makanan tersebut juga dapat mempermudah
masyarakat dalam menyiapkan menu makanan sehari-hari.

5. Bidang Peternakan

Pada bidang peternakan, Ilmu Pengetahuan Biologi berguna sebagai pencipta metode
inseminasi buatan atau disebut juga kawin suntik. Dengan metode ini, para peternak
bisa menghasilkan produk hewani tanpa harus melalui perkawinan secara alami.
Contohnya adalah peternak ayam, ayam-ayam tersebut bisa menghasilkan telur hanya
dengan inseminasi buatan. Sehingga metode ini sangat menguntungkan bagi peternak,
karena dapat menghemat waktu dan bisa menghasilkan laba yang besar.

6. Bidang Perikanan

Tidak kalah penting dari bidang lainnya, Ilmu Pengetahuan Biologi juga memberikan
kemudahan dan keuntungan bagi para pelaku usaha di bidang perikanan. Misalnya
tentang budidaya kerang sebagai penghasil mutiara yang memiliki nilai jual yang
sangat mahal, budidaya ikan hias, dan sebagainya. Dengan membudidayakan ikan
maka dapat membantu meningkatkan sistem perekonomian bagi masyarakat,
khususnya yang tinggal di daerah pesisir.

7. Bidang Industri

Bidang industri juga perlu menguasai Ilmu Pengetahuan Biologi. Salah satu
contohnya yaitu pemanfaatan bakteri untuk memisahkan logam dari bijinya. Dengan
menggunakan teknik-teknik khusus yang berkaitan dengan Ilmu Biologi, maka para
Pengusaha ini akan semakin mudah menjalankan roda bisnisnya.

8. Bidang Pengelolaan Hidup

Terkait dengan bidang industri, Ilmu Pengetahuan Biologi juga berfungsi dalam
bidang pengelolaan hidup. Misalnya adalah, proses pengelolaan limbah yang telah
dihasilkan dari sebuah industri. Jika limbah tidak dikelola dengan baik dan benar,
maka akan memberikan dampak buruk bagi kesehatan masyarakat dan
lingkungannya. Salah satu cara untuk mengelola limbah yaitu dengan memanfaatkan
mikroorganisme dan bakteri agar bisa menguraikan limbah-limbah industri seperti
minyak, plastik, dan lain-lain.
BAB III PENUTUP

Note: Penjelasan penulisan seperti format berikut.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan pada BAB II, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Ilmu
Pengetahuan Biologi memiliki banyak manfaat bagi kehidupan sehari-hari. Mulai dari
bidang kesehatan, kedokteran, pertanian, dan lain sebagainya.

B. SARAN

Kami sebagai penyusun makalah juga akan memberikan saran kepada para pembaca,
agar memperbanyak bacaan terkait Ilmu Pengetahuan Biologi. Hal ini bertujuan untuk
mempermudah segala macam aktivitas sehari-hari yang tentu tidak pernah lepas dari
makhluk hidup lain di sekitar kita.
Contoh Makalah Penelitian

Contoh
Makalah Penelitian

Berikut adalah contoh makalah penelitian beserta cover makalah yang sudah kami
lampirkan sesuai dengan gambar dan penjelasan lengkapnya.

KATA PENGANTAR

Rasa syukur kami haturkan kepada Allah SWT, berkat rahmat dan hidayah-Nya saya
dapat menyusun makalah ini dengan optimal dan dapat selesai secara tepat waktu.
Makalah ini saya beri judul “Pengaruh Koping Stres Untuk Siswa SMA”.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tanggung jawab dalam


menyelesaikan tugas perkuliahan dari dosen pengampu. Selain itu, makalah ini juga
memiliki tujuan untuk memberikan wawasan baru bagi saya sebagai penulis dan bagi
para pembaca. Khususnya dalam hal mengelola stres pada siswa SMA dengan
menggunakan beberapa jenis koping.

Saya selaku penulis tidak lupa untuk menyampaikan rasa terima kasih kepada Ibu
Dini Wulandari Sari, S.Psi., M.Psi., selaku dosen pengampu dan Bp. Haikal Ramli,
M.Pd selaku dosen wali. Tidak lupa untuk rekan mahasiswa lainnya yang telah ikut
mendukung penyusunan makalah ini, saya juga mengucapkan terima kasih.

Terakhir, saya menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna secara
keseluruhan. Maka dari itu saya sangat terbuka terhadap kritik dan saran yang bersifat
membangun. Agar kemampuan saya dapat bertambah dan pada tugas berikutnya bisa
menulis makalah dengan lebih baik lagi. Semoga makalah ini bermanfaat bagi saya
dan para pembaca.

DAFTAR ISI       

HALAMAN
JUDUL…………………………………………………………………………………
…. i
KATA
PENGANTAR…………………………………………………………………………
………… ii
DAFTAR
ISI………………………………………………………………………………………
………. iii

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar belakang
masalah……………………………………………………………………… 1
2. Batasan
masalah………………………………………………………………………………..
1
3. Rumusan
Masalah…………………………………………………………………………….. 2
4. Tujuan…………………………………………………………………………………
…………… 2
5. Manfaat…………………………………………………………………………………
…………. 2

BAB II PEMBAHASAN

1. Pengertian
stres………………………………………………………………………………… 3
2. Pengertian koping
stres……………………………………………………………………… 5
3. Bentuk koping
stres…………………………………………………………………………… 7
4. Jenis-jenis koping
stres……………………………………………………………………… 9
5. Peran koping stres untuk
siswa…………………………………………………………… 11
6. Kerangka
Berpikir……………………………………………………………………………… 1
3
7. Hipotesis………………………………………………………………………………
………….. 13

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

1. Tempat dan waktu


pelaksanaan…………………………………………………………. 12
2. Variabel
Penelitian…………………………………………………………………………….
12
3. Metode dan desain
penelitian…………………………………………………………….. 12
4. Populasi, sample, dan
sampling…………………………………………………………. 13
5. Instrumen
penelitian………………………………………………………………………… 15
6. Teknik analisis
data………………………………………………………………………….. 17

BAB IV PENUTUP

1. Kesimpulan……………………………………………………………………………
……….. 21
2. Saran……………………………………………………………………………………
………… 21

BAB I PENDAHULUAN

Note: Penulisan sesuai dengan format.

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Seorang siswa memiliki kewajiban untuk belajar dan mengerjakan tugas-tugas


sekolahnya. Tanggung jawab tersebut bertujuan untuk mencapai kematangan
intelektualnya. Bagi siswa SMA, selain tanggung jawab terhadap tugas belajar juga
diharapkan menguasai kompetensi dalam mengambil keputusan serta dapat
memecahkan masalah. Keputusan tersebut diambil berdasarkan pertimbangan secara
matang, serta bersiap dengan berbagai resiko yang mungkin terjadi.Namun pada
kenyataannya, sebagian siswa tidak mampu belajar dengan baik di kelas. Meskipun
kondisi finansial orang tua siswa telah mendukungnya secara penuh. Hal ini dapat
dipengaruhi beberapa faktor, salah satunya yaitu stres.

Menurut Lazarus dan Folkman (dalam Oseatiarla, dkk. : 2012) stres adalah hubungan
antara seseorang dengan lingkungannya, di mana hubungan tersebut ada banyak
tuntutan yang melebihi kemampuan seseorang tersebut serta dapat membahayakan
kesejahteraannya. Stres terjadi diakibatkan oleh alasan yang dikenal sebagai stressor.
Stressor bisa bersumber dari lingkungan fisik, kepribadian seseorang itu sendiri,
kelompok serta keorganisasian

(Siswanto, 2007 : 52). Banyaknya tugas sekolah yang harus dipenuhi oleh siswa
merupakan stressor yang bersumber dari siswa sendiri, karena tanggung jawab dalam
mengerjakan tugas sekolah dirasa terlalu berat bagi siswa.
Sebagian siswa dapat mengelola stres dengan optimal sehingga mampu meraih
prestasi, karena siswa memiliki kemampuan dalam merespon serta mengelola peluang
yang datang secara positif, misalnya seperti perintah atau tugas dari guru, maupun
kesadaran yang timbul dari diri siswa sendiri dalam melaksanakan kewajibannya
sebagai pelajar. Namun sebagian siswa lainnya juga banyak yang mengalami stres,
karena menganggap tugas sekolah dan belajar sebagai tekanan, sehingga tidak dapat
mencapai hasil yang diharapkan.

B. BATASAN MASALAH

Agar pembahasan tidak terlalu luas, penulis perlu membatasi pembahasan dalam
makalah ini. Pembatasan yang penulis terapkan yaitu hanya membahas koping stres
dalam masalah belajar yang bisa dilakukan oleh siswa SMA.

C. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah yang akan penulis terapkan yaitu:

1. Apa yang dimaksud dengan stres?


2. Bagaimana penjelasan tentang koping stres?
3. Bagaimana peran koping stres untuk motivasi belajar siswa?
4. Bagaimana hasil penelitian terhadap siswa SMA terkait keterampilan koping stres?

D. TUJUAN

Makalah ini bertujuan untuk meneliti apakah koping stres dapat mempengaruhi
motivasi belajar pada siswa SMA. Selain itu makalah ini juga bertujuan memberikan
wawasan baru khususnya bagi para siswa SMA agar bisa menerapkan koping stres
agar bisa mencapai hasil belajar yang maksimal.

E. MANFAAT

Makalah ini memberikan beberapa manfaat yaitu:

1. Teoritis
Secara umum, makalah penelitian ini memberikan manfaat untuk menggambarkan
ilmu Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, serta memberikan penjelasan tentang
pentingnya keterampilan koping stres bagi siswa SMA dalam menghadapi tugas dan
tanggung jawabnya di sekolah.

2. Praktis

a. Sekolah

Memberikan beberapa informasi bagi pihak sekolah terkait keterampilan koping stres
yang perlu dijelaskan oleh setiap siswa, agar segala kegiatan belajarnya menjadi lebih
baik dan terarah.

b. Siswa

Agar siswa mengetahui tentang keterampilan koping stres, serta dapat menerapkannya
untuk kepentingan belajar dan tanggung jawab terhadap tugas dari guru.

BAB II PEMBAHASAN

Note : Penulisan sesuaikan dengan format makalah.

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN STRESS

Kondisi stres pada individu diawali dengan stimulus yang kurang baik. Misalnya bagi
seorang siswa, banyaknya tugas sekolah dan tuntutan orang tua bisa dijadikan sebagai
stimulus atau stresor. Setelah siswa terpengaruh oleh stresor tersebut, maka secara
reflek siswa akan memberikan sebuah respon, respon yang dimunculkan bergantung
dari bagaimana karakter siswa tersebut.

Respon yang dihadirkan bisa berupa respon fisik maupun psikis, respon fisik misalnya
siswa merasa berdebar jantungnya saat akan menjalani ujian semester, sedangkan
untuk respon psikis contohnya siswa merasa ketakutan di kala mendapatkan hasil nilai
yang jelek pada ulangannya.

Setelah siswa memberikan respon, maka selanjutnya akan ada sebuah proses yang
siap melanjutkan respon yang telah muncul sebelumnya. Jika siswa telah mengalami
gejala stres, maka akan muncul perubahan pada tingkah laku, afeksi, maupun
kognisinya. Contohnya, saat siswa mendapatkan nilai yang jelek maka siswa akan
mudah marah, bahkan bisa dengan mudah menyalahkan gurunya karena telah
memberikan nilai jelek.

B. PENGERTIAN KOPING STRES

Pengertian koping menurut Lazarus dan Sarafino (dalam Adi, 2010 : 2) yakni sebuah
perwujudan hal-hal yang akan dilakukan oleh seseorang dalam mengatasi sebuah
keadaan yang tidak menyenangkan, menekan, menantang, atau bahkan mengancam.
Seseorang yang melakukan tindakan koping adalah sebagai bentuk usaha untuk
meminimalisir atau mengurangi gejala stres.

Hampir semua orang selalu menginginkan sesuatu untuk memenuhi kepuasan dirinya,
baik itu mengerjakan sebuah tantangan maupun tugas-tugas yang memang sudah
menjadi kewajiban baginya. Namun terkadang hal tersebut bisa memberikan hasil
yang menyenangkan maupun menyedihkan bagi seseorang yang menjalaninya.
Berdasarkan keadaan tersebut, maka setiap orang perlu memiliki kemampuan dalam
mengelola tugas beserta tantangan yang dihadapinya agar tidak berlanjut pada kondisi
yang merugikan seperti stres.

Seseorang harus bisa melakukan koping agar dapat mengurangi gejala stres yang
timbul karena tantangan maupun tugas dan tanggung jawab, selain itu juga agar
seseorang bisa tetap optimal dalam mengerjakan hal-hal yang sudah menjadi
tugasnya.

C. BENTUK KOPING STRES

Tidak semua orang bisa menghadapi atau mengelola stres dengan cara adaptif
(konstruktif), ada banyak juga seseorang yang masih kurang mampu dalam mengelola
keadaan stres dengan baik, sehingga tindakan koping yang dilakukan justru bersifat
maladaptif (destruktif).

Contoh koping yang bersifat adaptif (konstruktif) yang bisa dilakukan seseorang
adalah dengan sifat semangat seseorang mampu menyelesaikan tugas dan tanggung
jawabnya dengan baik, serta mampu menentukan skala prioritas dan menjadikannya
sebagai jadwal rutin sehari-hari.

Sedangkan contoh untuk koping yang bersifat maladaptif (destruktif), seseorang akan
melakukan tindakan yang negatif dalam menghadapi gejala stres, misalnya dengan
perilaku marah-marah pada orang lain, melarikan diri dari tugas dan tanggung jawab,
atau bahkan bisa melakukan tindakan yang berakibat fatal bagi dirinya sendiri seperti
minum alkhohol atau mengkonsumsi narkoba.

D. JENIS-JENIS KOPING STRES

Berikut beberapa jenis koping stres yang telah dijelaskan oleh ahlinya, yaitu menurut
Lazarus dalam (Siswanto, 2007 : 60) ada 2 jenis koping, yaitu :

1. Tindakan Langsung (Direct Action).

Koping ini bisa diartikan sebagai usaha yang dijalankan oleh seseorang dalam
mengatasi sebuah ancaman maupun tantangan. Caranya yakni dengan mengubah
masalah yang berkaitan dengan lingkungan. Terdapat empat macam koping dari jenis
tindakan langsung :

a. Mempersiapkan kemampuan diri dalam menghadapi luka.

Seseorang akan melakukan sebuah langkah aktif dan antisipatif (beraksi) dengan
tujuan untuk mengurangi bahkan menghilangkan keadaan bahaya dengan cara
menempatkan diri secara langsung ke dalam keadaan yang mengancam. Selain itu,
seseorang juga akan melakukan aksi yang sesuai dengan bahaya yang mengancam
tersebut. Misalnya, bagi siswa yang akan menghadapi ujian sekolah, tentu akan
mempersiapkan dirinya dengan belajar secara berkala sekitar 6 bulan sampai 1 tahun
sebelum ujian, dengan belajar sedikit demi sedikit tiap-tiap mata pelajaran yang
diterimanya maka siswa tersebut akan memiliki kesiapan dan rasa percaya diri yang
maksimal.

b. Agresi

Agresi adalah sebuah tindakan yang dilakukan oleh seseorang dengan cara menyerang
orang lain yang dirasa mengancam atau berpotensi melukai. Selain itu agresi juga bisa
dilakukan saat seseorang merasa dirinya lebih kuat atau berkuasa terhadap sesuatu
yang mengancam tersebut. Misalnya adalah sebuah tindakan penggusuran yang
dilakukan Pemerintah kepada penduduk yang tinggal di pemukiman kumuh atau
pinggiran sungai.

c. Penghindaran (avoidance)

Tindakan ini dilakukan saat orang yang mengancam dirasa lebih berkuasa dan
berbahaya sehingga seseorang memilih untuk menghindari bahkan melarikan diri dari
lingkaran situasi yang telah mengancam tersebut.

d. Apati

Apati merupakan tindakan koping bagi orang yang putus asa. Apati diwujudkan oleh
seseorang dengan cara tidak bergerak dan menerima begitu saja tentang tindakan dari
orang yang melukai. Seseorang tersebut juga tidak memiliki usaha apa-apa dalam
memberikan perlawanan.

2. Peredaan atau Peringanan (Palliation)

Palliation mengacu pada pengurangan tekanan-tekanan fisik, motorik, serta tekanan


emosi yang telah muncul akibat adanya lingkungan yang bermasalah. Artinya
seseorang akan menggunakan koping ini jika posisinya dengan masalah yang dihadapi
tidak mengalami perubahan, yang berubah adalah diri seseorang tersebut, yakni
dengan cara merubah reaksi emosi atau persepsinya. Palliation memiliki dua macam
koping, yaitu:

a. Diarahkan pada gejala (symptom directed modes).

Koping ini digunakan saat gejala-gejala stres muncul dari diri seseorang, lalu
seseorang tersebut akan melakukan tindakan untuk mengurangi gangguan-gangguan
yang berkaitan dengan emosi-emosi. Misalnya seperti melakukan kegiatan relaksasi,
meditasi, atau berdoa untuk mengurangi ketegangan.

b. Cara Intrapsikis (Intrapsychic modes)


Koping ini memiliki beberapa cara yang dapat digunakan sebagai perlengkapan
psikologis seseorang, atau sering dikenal dengan sebutan defense mechanism
(mekanisme pertahanan diri).

E. PENGARUH KOPING STRES PADA SISWA

Koping stres pada siswa dapat memberikan pengaruh yang positif. Metode-metode
yang dapat menunjang keberhasilan siswa dalam menghadapi stres yaitu:

1. Menurut Wade (2007 : 304) cognitive coping adalah sebuah cara untuk mengubah
cara berfikir siswa terkait masalah yang dihadapinya. Meskipun masalah tersebut
dinilai sangat sulit, bahkan tidak mungkin untuk diselesaikan. Ada tiga cara yang
cukup efektif dalam menerapkan metode cognitive coping :

a. Menilai serta meninjau kembali situasi yang muncul.

Meskipun siswa tidak dapat menghilangkan keberadaan stresor, siswa dapat


menggantinya dengan cara membuat pemikiran yang berbeda terhadap masalah
tersebut. Proses ini sering disebut sebagai reappraisal (menilai/meninjau kembali).
Masalah atau stresor yang muncul dapat diubah menjadi sebuah tantangan, dan
kehilangan dapat diubah menjadi sebuah keuntungan yang tidak terduga bagi siswa
tersebut. Reappraisal juga dapat merubah emosi kemarahan menjadi rasa simpati, rasa
kecemasan menjadi determinasi, dan perasaan kehilangan menjadi perasaan memiliki
kesempatan (Folkman & Moskowitz, 2000).

b. Belajar dari pengalaman

Siswa dapat memanfaatkan sebuah pengalaman menjadi sebuah kekuatan baru.


Misalnya siswa memiliki pengalaman buruk yakni tidak lulus saat ujian sekolah,
maka dengan pengalaman tersebut akan membuat siswa semakin semangat dalam
belajar. Sebagian orang dapat mengambil pelajaran dari peristiwa yang tidak dapat
dihindari, dan orang yang mengalaminya dapat menemukan sebuah arti dari
pengalaman tersebut. Kemudian mereka akan mendapatkan sebuah keberhasilan dari
usaha yang telah dilakukannya. (Davis, Nolen-Hoeksema, & Larson, 1998; Folkman
& Moskowitz, 2000)

c. Membuat perbandingan sosial

Dalam situasi sulit, beberapa orang yang telah sukses seringkali membandingkan
kondisi mereka dengan orang lain yang dianggap kurang beruntung dibandingkan
kehidupan mereka. Terkadang orang sudah sukses menghadapi masalah juga akan
membandingkan diri mereka sendiri dengan orang lain yang belum mampu
menyelesaikan masalah dengan dibandingkan mereka sendiri (Collins, 1990). Sesuai
dengan pendapat ahli tersebut, maka dapat diterapkan dalam kehidupan seorang
siswa. Siswa perlu membandingkan diri mereka pada siswa lain secara pribadi. Hal ini
bertujuan untuk menciptakan sendiri sebuah koping untuk menghadapi stres yang
muncul akibat tugas yang menekan kemampuan siswa.

F. KERANGKA BERFIKIR
Gejala stres bermula pada saat siswa menerima stresor. Stresor bisa berupa tugas,
tuntutan maupun kendala-kendala yang muncul saat siswa menerima pelajaran di
sekolah. Stresor akan menuai sebuah respon dari siswa, setiap siswa akan
memberikan respon yang berbeda-beda bergantung dari karakter setiap siswa. Respon
yang muncul saat menghadapi stresor disebut dengan koping stres, hal ini sangat
penting dilakukan agar gejala yang dirasakan tidak berlanjut pada kondisi stres yang
lebih parah.

Respon keterampilan koping stres bisa berupa tindakan yang bersifat konstruktif atau
pun destruktif. Setiap siswa perlu memiliki keterampilan koping stres yang bersifat
konstruktif agar dapat terwujud kondisi psikis yang sehat, sehingga dapat
menyelesaikan tugas, tuntutan dari guru, maupun menghadapi kendala belajar dengan
baik. Untuk memberikan pemahaman kepada siswa, maka perlu dilakukan layanan
yang disebut bimbingan kelompok, yaitu sebuah diskusi yang diikuti oleh 8 sampai 15
siswa dengan dipimpin oleh 1 guru BK.

Gambar 1
Bagan Kerangka Berpikir

Bagan Kerangka
Berpikir

G. HIPOTESIS

Sesuai dengan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis kerja (Ha)
dalam makalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut, layanan bimbingan
kelompok efektif meningkatkan keterampilan koping stres pada siswa. Sedangkan
hipotesis nihil (Ho) dirumuskan dengan layanan bimbingan kelompok tidak efektif
dalam meningkatkan keterampilan koping stres pada siswa.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Note: Penulisan makalah sesuai dengan format standar.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN


Pelaksanaan penelitian berada di SMA N 2 Demak, penelitian akan dilaksanakan
selama bulan Januari sampai dengan April tahun 2019. Adapun jadwal kegiatan
penelitian secara detail dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 1.1 Jadwal Kegiatan Penelitian

Tabel 1.1 Jadwal


Kegiatan Penelitian

B. VARIABEL PENELITIAN

Dalam makalah penelitian ini ada dua variabel yaitu variabel bebas (independent)
serta variabel terikat (dependent). Variabel terikat (dependent) merupakan variabel
yang dapat dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel terikat dalam makalah
penelitian ini adalah koping stres (X). Variabel bebas (independent) merupakan
variabel yang dapat mempengaruhi variabel lainnya. Variabel bebas dalam makalah
penelitian ini yaitu bimbingan kelompok (Y).

C. METODE DAN DESAIN PENELITIAN

Model desain penelitian yang digunakan adalah rancangan Pre-Experimental Designs.


Rancangan pre-experimental yang akan digunakan adalah jenis One group pretest-
posttest design, dengan menggunakan minimal kontrol, yakni memberikan pretest
sebelum dilakukan sebuah treatment, kemudian dilakukan observasi dengan
pemberian posttest. Hasil treatment dapat diketahui secara akurat, karena akan
diperoleh perbandingan antara keadaan sebelum dan sesudah treatment. Berikut ini
tabel One group pretest-posttest yang digunakan dalam rancangan pre-experimental
(Soegeng 2006: 163).

Tabel Desain Penelitian

Tabel Desain Penelitian

Test awal (Pre-test) Perlakuan / treatment Test akhir (Post-test)

T1 X T2
D. PUPULASI, SAMPEL, DAN SAMPLING

1. Populasi

Pada penelitian ini populasi yang digunakan adalah siswa dari kelas X IPA SMA N 2
Demak. Sampel penelitian diambil dengan teknik purposive sampling. Rincian jumlah
populasi siswa masing-masing kelas dapat dilihat pada tabel berikut:

Rincian Jumlah Populasi

Jenis Kelamin
Kelas Jumlah
Laki-Laki Perempuan

X IPA 1 15 20 35

X IPA 2 14 20 34

X IPA 3 11 19 30

X IPA 4 14 20 34

Jumlah 54 79 133

2. Sampel

Sampel penelitian ini diambil menggunakan teknik pengambilan sampel bertujuan


atau purposive sampling yaitu mengambil sampel dari banyaknya populasi
berdasarkan kriteria tertentu. Berdasarkan teknik ini, peneliti mengambil sampel
sejumlah 10 siswa dengan alasan bahwa siswa tersebut telah sesuai dengan kriteria,
yaitu siswa kurang memahami keterampilan koping stres. Selain itu, peneliti juga
membatasi jumlah sampel agar pelaksanaan bimbingan kelompok dapat berlangsung
dengan efektif dan efisien.

3. Sampling

Peneliti menggunakan teknik sampling yaitu sampel bertujuan atau purposive


sampling. Alasan peneliti memakai teknik ini yaitu, agar materi dalam layanan
bimbingan kelompok terkait koping stres dapat disampaikan secara tepat sasaran pada
siswa-siswa yang belum bisa melakukan keterampilan koping stres yang bersifat
konstruktif.

E. INSTRUMEN PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan skala likert keterampilan koping stres yang disajikan
berupa skala psikologi. Skala ini memberikan pilihan untuk dijawab oleh subjek,
pilihan tersebut yaitu “Sangat sesuai, sesuai, tidak sesuai dan sangat tidak sesuai”.
Pemberian skor pada jawaban subjek adalah sangat sesuai (SS) = 4, sesuai (S) = 3,
tidak sesuai (TS) = 2, sangat tidak sesuai (STS) = 1. Sedangkan untuk jawaban pada
item negatif pilihan skor sangat sesuai (SS) = 1, sesuai (S) = 2, tidak sesuai (TS) = 3,
sangat tidak sesuai (STS) = 4.
Tabel Penskoran Skala Psikologis

Indikator Item favorable Item unfavorable


      No
1. 1 6 6

2. 2 6 6

3. 3 6 6

Jumlah : 18
18

Kisi-kisi Instrumen Keterampilan Koping Stres

Nomor Item
Indikator Jumlah
  Favourable   Unfavourable

 Menilai atau meninjau kembali situasinya. 1, 7, 1 3, 19, 25, 31 2, 8, 14, 20, 26, 32 12

 Belajar dari pengalaman 3, 9, 1 5, 21, 27, 33,  4, 10, 16, 22, 28, 34,  12

 Membuat perbandingan sosial 5, 11,  17, 23, 29, 35 6, 12, 18, 24, 30, 36 12

36
Jumlah

F. TEKNIK ANALISIS DATA

Peneliti menggunakan sebuah teknik yaitu uji-t untuk mengetahui bagaimana


pengaruh layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan keterampilan koping
stres terhadap siswa. Pengumpulan data dilakukan selama dua kali melalui sebaran
angket, yaitu pada saat sebelum treatment (pre-test) dan sesudah pelaksanaan
eksperimen (post-test). Menurut Arikunto (2010 : 349) adapun rumusnya adalah :

Rumus uji-t

Keterangan :
Md : mean dari perbedaan Pre test dan Posttest
Xd : deviasi masing- masing subjek (d- Md)
∑x²d : jumlah kuadrat deviasi
N : subjek pada sampel
db : ditentukan dengan N- 1

Apabila t_hitung ≥ t_tabel , maka hipotesis kerja diterima sebaliknya jika t_hitung ≤
t_tabel , maka hipotesis ditolak dengan taraf signifikan 5 %.

1. Validitas
Validitas merupakan sebuah suatu ukuran yang dapat menunjukan tingkat kevaliditan
atau kesahihan pada sebuah instrument (Arikunto, 2010: 211). Suatu instrument yang
valid harus mempunyai validitas tinggi. Penelitian ini menggunakan rumus product
moment menurut (Arikunto, 2010: 213), sebagai berikut:

Validitas

Dalam penelitian ini menggunakan taraf signifikansi sebesar 5% analisis butir untuk
mengetahui valid atau tidaknya butir soal yang terdapat dalam instrument. Caranya
yakni dengan mengkorelasikan skor total dengan skor-skor yang ada dalam butir soal,
lalu dibandingkan pada taraf signifikansi sebesar 5%. Apabila rhitung > rtabel maka
butir instrument dapat dinyatakan valid, namun sebaliknya jika r_hitung ˂ r_tabel
maka butir instrument dinyatakan tidak valid. Tahap selanjutnya hasil rekapitulasi
validitas bisa dilihat pada tabel berikut :

Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Validitas

r xy Keterangan No Butir r xy
No Butir Keterangan
1 -0,027 Tidak Valid 19 0,109 Tidak Valid

2 0, 491 Valid 20 0,37 Valid

3 0,063 Tidak Valid 21 0,672 Valid

4 0, 478 Valid 22 0,459 Valid

5 0,222 Tidak Valid 23 0,07 Tidak Valid

6 -0,004 Tidak Valid 24 0,086 Tidak Valid

7 -0,103 Tidak Valid 25 0,468 Valid

8 0,496 Valid 26 0,61 Valid

9 0,705 Valid 27 0,751 Valid

10 0,514 Valid 28 0,496 Valid


11 0,659 Valid 29 0,687 Valid

12 0,767 Valid 30 0,478 Valid

13 0,637 Valid 31 0,622 Valid

14 0,682 Valid 32 0,588 Valid

15 0,457 Valid 33 0,593 Valid

16 0,176 Tidak Valid 34 0,478 Valid

17 0,028 Tidak Valid 35 0,484 Valid

18 0,39 Valid 36 0,535 Valid

Dari tabel tersebut diperoleh diperoleh rtabel sebesar 0, 344 dari banyak N = 33 pada
taraf signifikansi 0, 05. Dikarenakan rh > rt (0, 027 < 0, 344), maka butir skala nomor
1 dinyatakan tidak valid. Butir pernyataan yang dinyatakan tidak valid adalah: 1, 3, 5,
6, 7, 16, 17, 19, 23, 24. Untuk butir yang dinyatakan valid maka akan di uji
reliabilitasnya, dan yang tidak valid harus dihilangkan.

2. Reliabilitas

Dalam penelitian ini menggunakan rumus alpha dalam mencari reabilitasnya. Rumus
Alpha bertujuan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan bernilai 1
dan 0. Rumus Alpha dapat dituliskan sebagai berikut:

Suatu instrument dapat dikatakan reliable atau tidak, dapat diukur dengan rumus alpha
dan instrument dapat dikatakan tidak reliable jika r11 > rtabel.

Perhitungan Reliabilitas

Langkah-langkah :

1. Menghitung varian butir.

Untuk varians butir no.1 :


2. Menghitung varians total.

3. Menghitung reliabilitas alpha :


Nilai r11 (0,893) > rtabel (0,329)
maka variabel ini adalah reliable.

Kisi-kisi Pengembangan Instrumen

Skala Kematangan Vokasional (Sesudah Try Out)

Indikator Favorable Unfavorable Jumlah item

Eksplorasi terhadap 
1, 7, 19, 24 13, 16, 21, 28 12
masalah pekerjaan
Perencanaan masalah
11, 17, 22, 29 2, 8, 14, 20 12
Pekerjaan
Penilaian diri yang

berhubungan dengan  3, 9, 27 5, 12, 23, 26, 30 12

pemilihan pekerjaan
Kemandirian dalam 

pengambilan keputusan  6, 18, 4, 10, 15, 25 12

pemilihan pekerjaan
Jumlah 13 17 30

BAB IV PENUTUP

Note: Penulisan harus sesuai format.


BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Melalui pembahasan pada BAB sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan bahwa
layanan bimbingan kelompok dapat meningkatkan pengetahuan tentang koping stres
pada siswa. Kemudian siswa mampu menerapkan koping stres untuk mengelola tugas
dan tuntutannya sebagai siswa.

B. SARAN

Sebagai penulis, saya juga memiliki saran kepada para pembaca khususnya guru BK
dan wali kelas, yakni agar selalu memberikan dorongan dan motivasi kepada
siswanya agar tidak terlalu cemas menghadapi tugas-tugas sekolahnya.

Setelah mempelajari contoh makalah diatas, semoga kamu dapat lebih memahami
tentang bagaimana cara menulis makalah secara baik dan benar. Sehingga dapat
memberikan hasil yang memuaskan pada nilai tugas kamu.

Mana saja yang paling kamu butuhkan dari contoh makalah diatas? Contoh makalah
penelitian, contoh makalah pendidikan dan beberapa contoh makalah lain berbagai
tema.

Untuk makalah dan proposal adalah dua jenis laporan yang berbeda, fyi juga untuk
membuat makalah yang baik perlu juga kutipan yang bagus dan valid.
DAFTAR ISI

HALAMAN
JUDUL…………………………………………………………………………………
….. i

KATA PENGANTAR

Rasa syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat
karunianya kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan selesai tepat pada
waktunya. Makalah ini kami beri judul “Kontribusi Pembangunan Kota Tangerang”.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas ujian penyesuai ijazah
dilingkunagan Kota Tangerang. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
memberikan tambahan wawasan bagi kami sebagai penulis dan bagi para pembaca.
Khususnya dalam hal upaya membangun kota yang kita cintai agar kota Tangerang
lebih maju lagi dan Pendapatan Asli Daerah agar lebih meningkat lagi.

Kami selaku penulis tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Kepala BKSDM Kota Tangerang Bapak …….. , Bapaka Kepala Dinas Pendidikan
Kota Tangerang, Bapak H. Djamaludin, M.Pd, dan Ibu Kepala SMPN 5 Tangerang
Ibu H. Sudjiawati, M.Pd. Tidak lupa bagi pihak-pihak lain yang telah mendukung
penulisan makalah ini kami juga mengucapkan terima kasih.

Terakhir, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka
dari itu kami membutuhkan kritik dan saran yang bisa membangun kemampuan kami,
agar kedepannya bisa menulis makalah dengan lebih baik lagi. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi para pembaca, dan bagi kami khususnya sebagai penulis.

…………. ii
DAFTAR
ISI………………………………………………………………………………………
……….. iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemerataan pembangunan telah digariskan dalam Undang-Undang
Dasar 1945 alinea keempat, yang menyatakan bahwa fungsi
sekaligus tujuan Negara Indonesia yakni memajukan kesejahteraan
umum. Salah satu proses pencapaian tersebut adalah melalui
pembangunan. Menurut Tjokroamidjojo (1988) dalam Husna dkk
(2011), pembangunan adalah “upaya suatu masyarakat
bangsa yang merupakan suatu perubahan sosial yang besar dalam
berbagai bidang kehidupan ke arah masyarakat yang lebih maju dan
baik, sesuai dengan pandangan masyarakat itu”. Jadi, pembangunan
dimaksudkan agar ada perubahan positif yang terjadi dalam semua
bidang, baik dari segi ekonomi, sosial, budaya, infrastruktur, dan
bidang lainnya. Tujuan akhir dari pembangunan itu sendiri yakni
tercapainya kesejahteraan bagi masyarakat. Keberhasilan
pembangunan ekonomi dapat dilihat melalui pertumbuhan
ekonominya, Pertumbuhan ekonomi berkaitan erat dengan
peningkatan produksi barang dan jasa, yang diukur antara lain
melalui Produk Domestik Bruto ( PDB ) pada tingkat nasional dan
Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB ) pada tingkat
daerah baik Propinsi, Kabupaten maupun Kota. Pandangan demikian
merupakan bagian yang tidak terlepaskan dari proses pelaksanaan
pembangunan di Indonesia. Perjalanan pembangunan di Indonesia
sejak jaman kepemimpinan Presiden Sukarno hingga saat ini, telah
banyak menghasilkan perkembangan dan kemajuan bagi
keberlanjutan pembangunan di Indonesia. Walaupun demikian
permasalahan pembangunan di Indonesia masih cukup banyak,
angka kemiskinan masih tinggi, kesenjangan sosial, hutang negara,
distribusi pendapatan serta disparitas antar daerah akibat
ketidakmerataan pembangunan masih menjadi tugas rumah yang
harus diselesaikan oleh pemerintah.

Berbagai upaya untuk mengatasi permasalahan pembangunan di


Indonesia telah banyak dilakukan oleh pemerintah. Lahirkannya UU
No. 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintah Daerah yang kemudian
diganti menjadi UU No. 32 tahun 2004 menajdi era baru bagi sistem
penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia. Reformasi dalam tata
hubungan antara pemerintah pusat dan daerah sebagai bentuk
otonomi daerah dimana pemerintah pusat melimpakan sebagian
wewenang kepada daerah untuk mengurusi, mengatur dan
menyelenggarakan urusan rumah tangga sendiri dalam rangka
pembangunan nasional mampu mendorong kegairahan daerah untuk
mengembangkan perokonomiannya di masing-masing daerah.
Sistem desentralisasi fiskal ini mampu memberikan ruang gerak
yang lebih bagi pemerintah daerah untuk mengoptimalkan berbagai
potensi daerahnya.

Didalam UU No. 32 Tahun 2004 menyebutkan “bawha efisiensi dan


efektivitas penyelenggaraan pemerintahan daerah perlu ditingkatkan
dengan lebih memperhatikan aspek-aspek hubungan antar susunan
pemerintahan pusat dan antar pemerintahan daerah, potensi dan
keanekaragaman daerah, peluang dan tantangan persaingan global
dengan memberikan kewenangan yang seluas-luasnya kepada daerah
disertai dengan pemberian hak dan kewajiban menyelenggarakan
otonomi daerah dalam kesatuan sistem penyelenggaraan
pemerintahan negara”. Dengan kata lain kesempatan yang diberikan
kepada setiap daerah baik provinsi maupun kabupaten atau kota
dalam mengembangkan potensi daerah sendiri harus memperhatikan
potensi dan keanekaragaman daerah, karena setiap daerah memiliki
karakter baik itu sosial, budaya, bahkan geografis yang berbeda
sehingga perlu kebijakan yang berbeda pula.

Era otonomi daerah saat ini, keberhasilan pembangunan nasional


sangat bergantung pada keberhasilahan pembangunan daerah. Oleh
karena itu setiap daerah dituntut untuk selalu meningkatkan
kemampuannya dalam pengelolaan potensi daerahnya. John Glasson
(1990) dalam Nudiatulhuda (2007) mengatakan bahwa kemakmuran
suatu wilayah berbeda dengan wilayah lainnya. Perbedaan
tersebut disebabkan oleh perbedaan pada struktur ekonominya dan
faktor ini merupakan faktor utama. Perubahan wilayah kepada
kondisi yang lebih makmur tergantung pada usaha-usaha di daerah
tersebut dalam menghasilkan barang dan jasa, serta usaha-usaha
pembangunan yang diperlukan. Oleh sebab itu maka kegiatan basis
mempunyai peranan penggerak utama (prime mover role) dalam
pertumbuhan ekonomi suatu daerah, dimana setiap perubahan
mempunyai efek multiplier terhadap perekonomian regional.
Berdasarkan teori basis ekonomi, faktor penentu utama pertumbuhan
ekonomi suatu daerah adalah berhubungan langsung dengan
permintaan akan barang dan jasa dari Kota Tangerang sebagai salah
satu kota yang berada di Provinsi Banten merupakan daerah otonom
yang memiliki andil dalam mewujudkan pembangunan nasional
melalui pencapaian pembangunan daerah.

Keberhasilahan akan pembangunan nasional yang juga didukung


dari keberhasilan pembangunan daerah menjadi sangat penting bagi
setiap pemerintah daerah termasuk Kota Tangerang untuk selalu
mendorong laju pembanguanan baik pembangunan fisik maupun
pembangunan non fisik seperti pembangunan ekonomi dengan
meningkatkatkan pertumbuhan ekonomi yang kemudian akan
menjadikan masyarakat semakin sejahtera.

Letak geografis Kota Tangerang sangat strategis, berada di


perbatasan Propinsi Banten dengan Ibukota Negara dan Kota
Tangerang juga merupakan pintu gerbang masuk ke Negara kesatuan
Republik Indonesia juga Kota Tangerang juga merupakan pintu
gerbang koridor ekonomi Republik Indonesia sebagai “Pendorong
Industri dan Jasa Nasional”, yang menghubungkan dengan Koridor
Ekonomi Ibu Kota Daerah Khusus Jakarta dan Juga Propinsi Jawa
Barat sebagai “Pintu Gerbang Pariwisata dan Pendukung Pangan
Nasional”. Selain itu sumber daya alam yang cukup melimpah
tersedia di wilayah Kota Tangerang. Menurut data statistik,
merupakan kota Industri dengan berbagai industri yang tersebar
diseluruh kota. Sehingga tidak mengherankan apabila Kota
Tangerang tujuan bagi warga Negara Indonesia yang bermigrasi ke
kepertokaan Selain potensi dibidang Industri, Kota Tangerang juga
memiliki potensi wisata kuliner yang cukup menjanjikan sehingga
kedepan bisa menjadi pendapatan asli daerah dari pajak wisata
kuliner tersebut asal dikelola dengan baik, perhatian pemerintah
dalam meningkatkan sektor tersebut melalui berbagai upaya
intensifikasi dan diversifikasi pengelolaan kawasan wisata tersebut.

Bukan hal yang tidak mungkin apabila percepatan


pengembangan sektor-sektor potensial seperti kekayaan wisata
kuliner dan sektor potensial lainnya ini dapat segera terwujud
mengingat potensi yang dimiliki cukup besar.

Pergerakan ekonomi Kota Tangerang yang terus meningkat dalam


beberapa tahun terakhir, dikontribusi oleh dua sektor utama yaitu
Industri, Restoran, Parkir, Pertokoan dan Kuliner.
B. Batasan
masalah…………………………………………………………………………………
….. 1
C. Rumusan
Masalah…………………………………………………………………………………
.. 2
D.
Tujuan…………………………………………………………………………………
……………….. 2
E.
Manfaat…………………………………………………………………………………
………………. 2
F. Istilah
penting…………………………………………………………………………………
……… 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian
longsor…………………………………………………………………………………
3
B. Faktor penyebab
longsor……………………………………………………………………….. 5
C. Dampak
longsor…………………………………………………………………………………
…. 7
D. Upaya mencegah
longsor……………………………………………………………………….. 9

BAB III PENUTUP

A.
Kesimpulan……………………………………………………………………………
…………….. 20
B.
Saran……………………………………………………………………………………
……………… 20

3. Cover Makalah
Cover
Makalah

MAKALAH
UPAYA MENCEGAH BENCANA LONGSOR

(Logo SMA)

GURU PEMBIMBING
Drs. Edi Sudrajat, M.A

DISUSUN OLEH
Nur Endah Puji Lestari
Kelas X IPA 2
SMA NEGERI 2 KENDAL
2019/2020

11. Pendahuluan Makalah

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Semua orang menginginkan kehidupan yang aman dan tenteram. Namun, terkadang
bencana datang dengan tiba-tiba. Sehingga bisa memberikan dampak yang cukup
buruk bagi kelangsungan hidup masyarakat. Apalagi Indonesia termasuk dalam
kawasan “ring fire” yang artinya rawan terhadap bencana alam.

Di Indonesia memiliki banyak gunung api aktif yang bisa meletus sewaktu-waktu.
Selain itu Indonesia juga di apit oleh 2 samudera dengan lempengan di dalam laut
yang juga berpotensi menimbulkan bencana tsunami. Bencana alam seperti ini
memang sulit untuk diprediksi secara akurat.

Meskipun sulit diprediksi, namun Indonesia tetap berusaha meningkatkan teknologi


pendeteksi bencana. Hal ini bertujuan agar sebuah bencana tidak memakan banyak
korban jiwa dan mengakibatkan banyak kerugian materi. Selain bencana gunung
meletus, gempa, dan tsunami, Indonesia juga rawan bencana alam lainnya.

Bencana alam yang sering terjadi di Indonesia yakni banjir dan tanah longsor.
Berbeda dengan bencana alam gunung meletus, gempa, dan tsunami, banjir dan tanah
longsor lebih mudah untuk diprediksi dan bisa dilakukan upaya pencegahan. Upaya
pencegahan tentu berkaitan dengan perilaku masyarakat itu sendiri.

Dalam makalah ini akan dibahas tentang upaya-upaya yang bisa dilakukan untuk
mencegah terjadinya bencana tanah longsor. Pembahasan ini sangat penting
mengingat bencana tanah longsor sudah mulai sering terjadi di berbagai wilayah
Indonesia.

B. BATASAN MASALAH

Agar pembahasan tidak terlalu luas, penulis perlu membatasi pembahasan dalam
makalah ini. Pembatasan yang penulis terapkan yaitu hanya membahas upaya
pencegahan tanah longsor dalam jangka pendek, dan bisa dilakukan dengan mudah
oleh masyarakat.

C. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah yang akan penulis terapkan yaitu:

1. Apa yang dimaksud dengan tanah longsor?


2. Faktor apa saja yang menyebabkan tanah longsor?
3. Dampak apa saja timbul akibat tanah longsor?
4. Bagaimana upaya pencegahan tanah longsor?

D. TUJUAN

Makalah ini bertujuan untuk memberikan wawasan kepada para pembaca dalam hal
upaya pencegahan bencana tanah longsor. Karena tanah longsor merupakan bencana
yang timbul akibat ulah manusia. Selain itu, dampak bencana tanah longsor juga
dinilai cukup berbahaya bagi kelangsungan hidup di sekitarnya.

E. MANFAAT

Makalah ini memberikan manfaat yaitu sebagai referensi bagi para pembaca dalam
menerapkan upaya pencegahan bencana tanah longsor.

12. Pembahasan Makalah

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN TANAH LONGSOR

Tanah longsor merupakan peristiwa geologi yang ditandai dengan adanya gerakan
dari sebuah lahan tanah. Tanah longsor biasanya terjadi pada lahan yang berbentuk
miring, misalnya pegunungan, bukit, lereng, atau bahkan area perkebunan. Tanah
yang longsor akan luruh ke bawah (longsor). Jika tanah yang telah longsor itu
berukuran besar tentu akan berdampak buruk bagi lingkungan di bawahnya.

B. FAKTOR PENYEBAB

Secara umum terjadinya bencana tanah longsor dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor berikut ini:

1. Erosi Tanah

Erosi tanah merupakan salah satu faktor yang paling sering terjadi dan mengakibatkan
tanah longsor. Erosi tanah terbentuk karena adanya aliran air yang cukup deras
sehingga menyebabkan tanah menjadi luruh. Air ini bisa berasal dari curah hujan
yang tinggi, air bah, sungai, bahkan gelombang air laut. Salah satu contoh bencana
tanah longsor akibat erosi tanah yaitu longsor di daerah Ponorogo, tepatnya pada
tanggal 22 Februari 2018. Air yang menyebabkan erosi tersebut bersumber dari curah
hujan yang sangat tinggi.

2. Gempa Bumi

Gempa bumi merupakan sebuah getaran yang muncul dari dalam bumi. Getaran yang
sangat kuat dapat mengakibatkan permukaan bumi menjadi bergerak, salah satunya
adalah permukaan tanah yang miring. Pergerakan tanah akibat gempa bumi dapat
mengakibatkan kerusakan pada lingkungan di sekitarnya. Misalnya rumah menjadi
hancur, pohon-pohon tumbang, dan tanah longsor itu sendiri.

3. Gunung Meletus

Hampir sama dengan gempa bumi, gunung meletus juga memicu munculnya getaran
yang kuat dari dalam bumi. Hanya saja getaran tersebut bersumber dari dalam gunung
yang meletus. Tanah yang longsor akibat gunung meletus bisa berupa material yang
telah keluar dari perut gunung, misalnya seperti lahar dingin, debu, dll. Getaran yang
sangat kuat akibat gunung meletus juga dapat mengakibatkan tanah-tanah di sekitar
kaki gunung menjadi longsor.

4. Penebangan Hutan Secara Liar

Penebangan hutan secara liar dan berlebihan merupakan faktor yang paling sering
menyebabkan terjadinya tanah longsor. Faktor ini merupakan hasil perilaku buruk
dari masyarakat yang tidak bertanggung jawab. Demi kepentingan kelompok,
beberapa masyarakat telah banyak menebang pohon sehingga hutan menjadi gundul.
Saat hutan gundul, maka tidak ada lagi kekuatan yang mampu menahan pergerakan
tanah. Fungsi pohon yaitu untuk menyerap air dari tanah, sekaligus mencengkeram
tanah dengan akar-akarnya. Jika semua pohon ditebang, maka tidak ada lagi yang
dapat menahan gerakan tanah dari tekanan air hujan, sehingga terjadilah bencana
tanah longsor.

5. Lahan Pertanian di Lereng

Lahan pertanian di daerah lereng tentu bukan sebuah pilihan yang tepat. Struktur
tanah di daerah lereng tentu akan rawan longsor, sehingga seharusnya tanah
membutuhkan banyak pohon dengan akar-akar yang kuat. Ketika digunakan sebagai
lahan pertanian, maka akar dari tanaman tersebut tidak cukup kuat menahan tanah.
Kondisi ini tentu cukup berbahaya jika sewaktu-waktu hujan turun dengan intensitas
yang tinggi.

C. DAMPAK BENCANA LONGSOR

Bencana tanah longsor dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan, baik dari segi
infrastruktur maupun adanya korban jiwa. Beberapa dampak yang dapat diakibatkan
oleh bencana tanah longsor yaitu:

1. Rusaknya bangunan di sekitar lokasi bencana


2. Timbul korban luka maupun korban meninggal
3. Rusaknya sanitasi lingkungan
4. Terputusnya jalur untuk transportasi
5. Menimbulkan trauma bagi para korban
6. Mengakibatkan kerugian materi

D. UPAYA PENCEGAHAN TANAH LONGSOR


Untuk mencegah terjadinya bencana tanah longsor serta meminimalisir kerugian
akibat bencana tanah longsor, maka perlu dilakukan upaya pencegahan yang tepat.
Beberapa upaya yang bisa dilakukan di antaranya:

1. Hindari Membuka Lahan Pertanian Di Area Lereng

Lahan pertanian di area lereng justru dapat memicu terjadinya bencana tanah longsor.
Hal ini karena lahan pertanian mengandung banyak air, sedangkan tanah kekurangan
kekuatan seperti akar pepohonan. Volume air di lahan pertanian juga menjadikan daya
hidrostika semakin menekan tanah secara kuat, sehingga potensi longsor akan
semakin besar.

2. Hindari Mendirikan Bangunan di Bawah Tebing

Untuk menghindari bencana tanah longsor, maka jangan sekali-kali mendirikan


bangunan tepat di bawah tebing. Sebagai perbandingan, jika tebing memiliki tinggi
100 meter, maka jarak aman jika terjadi longsor yaitu sekitar 250 meter dari lokasi
tebing. Semakin jauh dari lokasi tebing, maka akan semakin aman dari bencana tanah
longsor.

3. Hindari Menebang Pohon

Pohon berfungsi untuk menahan tanah agar tidak mudah bergeser. Maka sebaiknya
jangan menebang pohon khususnya yang berada di wilayah lereng, agar tanah tidak
mudah bergerak atau longsor.

4. Jangan Sembarangan Memotong Tebing

Upaya selanjutnya adalah hindari memotong tebing dengan bentuk tegak lurus. Hal
ini akan berpengaruh pada kekuatan tanah. Saat bentuk tebing tegak lurus, maka akan
semakin berpotensi terjadinya tanah longsor akibat tanah bagian bawah tidak mampu
menopang beban tanah bagian atas.

5. Jangan Mendirikan Bangunan di Pinggir Sungai

Sebuah tebing yang berjarak dengan sungai maka akan memperbesar potensi
terjadinya longsor. Sedikit demi sedikit tanah di bawah tebing akan mengalami erosi
akibat air sungai. Jika tanah sudah banyak menyerap air makan akan terjadi bencana
tanah longsor. Khususnya saat curah hujan tinggi, maka akan sangat berbahaya.

6. Membangun Terasering

Sebuah upaya yang bisa dilakukan saat lahan miring harus digunakan untuk lahan
pertanian adalah dengan membuat terasering. Terasering adalah bentuk bertingkat
pada lahan yang cenderung miring atau disebut lereng. Pembuatan terasering
bertujuan untuk menghambat laju permukaan tanah saat terjadi hujan, sehingga minim
potensi tanah longsor. Bentuk terasering yang baik adalah dengan memasang sistem
drainase yang tepat. Drainase yang tepat membuat air akan selalu mengalir ke bawah
dan tidak tergenang di atas lahan pertanian. Kondisi ini sangat penting agar tanah
tidak mudah erosi karena menampung banyak air.
7. Melakukan Tindakan Preventif

Tindakan preventif atau pencegahan bisa diwujudkan dengan rutin mengecek kondisi
tanah. Jika terjadi keretakan di permukaan tanah, maka harus segera dilakukan
penambalan agar tidak mengakibatkan tanah longsor. Penambalan bisa menggunakan
tanah lempung agar air tidak bisa masuk ke dalam celah tersebut. Selain itu, menjaga
kelestarian macam-macam tumbuhan di sekitar tebing juga tidak kalah pentingnya.

8. Mengadakan Penyuluhan Masyarakat

Penyuluhan kepada masyarakat sangat penting dilakukan, khususnya bagi mereka


yang tinggal di daerah-daerah rawan longsor. Biasanya penyebab tanah longsor tidak
hanya disebabkan oleh tindakan ilegal saja. Namun juga dari ketidaktahuan
masyarakat terhadap tindakan yang dapat memicu tanah longsor. Sebaiknya
penyuluhan dilakukan secara berkala dan spesifik, agar tujuan dari penyuluhan
mendapatkan sasaran masyarakat yang tepat.

9. Harus Ada Campur Tangan Pemerintah

Pemerintah juga berperan penting dalam upaya pencegahan bencana tanah longsor.
Salah satu peran yang paling sentral adalah dengan membuat peraturan hukum yang
jelas dan tegas. Sehingga masyarakat menjadi lebih tertib, dan para pelaku penebang
pohon ilegal dapat dihukum sesuai Undang-undang yang berlaku.

13. Penutup Makalah

Setelah membuat contoh makalah, kamu perlu kalimat penutup agar makalahmu
menjadi makalah yang utuh. Lalu, bagaimana contoh kalimat penutup makalah yang
bagus?

Ini adalah salah satu contoh penutup makalah yang bisa kamu jadikan acuan dalam
membuat makalah yang benar sesuai dengan PUEBI.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan pada BAB sebelumnya adalah tanah
longsor merupakan bencana alam yang disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya
faktor alam dan faktor kelalaian manusia. Bencana tanah longsor mengakibatkan
dampak buruk bagi masyarakat yaitu kerugian materi dan timbulnya korban jiwa.
Banyak upaya yang bisa dilakukan, namun upaya ini harus dilakukan secara kompak
antara masyarakat dan Pemerintah.

B. SARAN

Penulis juga memiliki saran kepada para pembaca yakni agar selalu menjaga
kelestarian lingkungan dengan baik. Kebiasaan baik ini bisa dimulai dari hal kecil
yang ada di sekitar lingkungan tempat tinggal. Selain itu, perbanyak membaca buku
atau artikel yang berkaitan dengan tanah longsor agar dapat meningkatkan wawasan
dan kesadaran tentang pentingnya mencegah tanah longsor.

14. Daftar Pustaka Makalah

Bagaimana cara menulis daftar pustaka yang sesuai kaidah? Berikut kami berikan
contoh agar kamu bisa memahami lebih baik ya!

DAFTAR PUSTAKA

Diakses melalui http://id.wikipedia.org/wiki/tanahlongsor, pada tanggal 13 Januari


2020.
Diakses melalui http://www.cektanah.info/?q=node/312 pada tanggal 14 Januari 2020.
Farhan, Muhammad. 2010. Upaya Preventif Tanah Longsor. Jakarta : Rineka Cipta
Satria, Widi. 2006. Metodologi Pencegahan Tanah Longsor. Jakarta : Kencana Media
Group.

Anda mungkin juga menyukai