Anda di halaman 1dari 10

Tugas Mandiri :

Nama : NUR ATIKA


Tingkat: 3B
Nim : BT1901055

 SOP MELATIH PASIEN MENGGUNAKAN ALAT BANTU BERJALAN :


KURSI RODA,KRUCK,TRIPOT

 Pengertian : Tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang


mengalami penurunan kekuatan otot dan patah tulang pada
anggota gerak bawah serta gangguan keseimbangan
 Tujuan :
1.Meningkatkan kekuatan otot,pergerakan sendi dan kemampuan
mobilisasi.
2.Menurunkan resiko komplikasi dari mobilisasi.
3.Menurunkan ketergantungan pasien dan orang lain.
4.Meningkatkan rasa percaya diri klien.
5.Memelihara dan mengembalikan fungsi otot
6.Mencegah kelainan bentuk,seperti kaki menjadi bengkok
7.Memelihara dan meningkatkan kekuatan otot
8.Mencegah komplikasi seperti otot mengecil dan kekuatan sendi
 Indikasi :
Kursi roda : 1. Paraplegia
2. Tidak dapat berjalan atau tirah baring
3.Pada pelaksanaan prosedur tindakan, klien akan foto
rontgen.
4. Pasca amputasi kedua kaki.
Kruk : 1. Pasca amputasi kaki
2. Hemiparase
3. Paraparase
4. Fraktur pada ekstremitas
5. Terpasang gibs
6. Pasca pemasangan gibs
 Tahap Pra Interaksi:
1. Perawat mempersiapkan diri
2. Melakukan pengecekan program terapi
3. Mencuci tangan
4. Menyiapkan alat
 Tahap Orientasi :
1. Mengucapkan salam dan menyapa pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Memberi tahu kontrak waktu dan persetujuan serta kesiapan pasien
 Tahap Interaksi/kerja :
Kursi Roda :
1. Rendahkan posisi tempat tidur pada posisi terendah sehingga kaki
klien dapat menyentuh lantai. Kunci semua roda tempat tidur.
2. Letakkan kursi roda sejajar dan sedekat mungkin dengan tempat
tidur. Kunci semua roda dari kursi roda. Bantu klien pada posisi
duduk ditepi tempat tidur
3. Kaji adanya hipotensi sebelum memindahkan klie dari tempat tidur.
4. Ketika klien turun dari tempat tidur,perawat harus berdiri tepat
dihadapanya dan klien meletakkan tanganya dipundak perawat.
Selanjutnya,perawat meletakkan tanganya dipinggang klien.
5. Sementara klien mendorong badanya ke posisi berdiri,perawat
membantu mengangkat kaki bgian atas tubuh klien.
6. Klien dibiarkan berdiri selama beberapa detik untuk memastikan
tidak adanya pusing.
7. Perawat tetap berdiri menghadap klien lalu memutar tubuh klien
sehingga membelakangi kursi roda. Setelah itu,perawat memajukan
salah satu kakinya dan memegang kedua lutut untuk menjaga
keseimbangan,kemudia membantu klien untuk duduk di kursi roda.
Kruk :
1. Pastikan panjang kruk sudah tepat
2. Bantu klien mengambil posisi segitiga,posisi dasar berdiri
menggunakan kruk sebelum mulai jalan
3. Ajarkan klien tentang salah satu dari empat cara berjalan dengan
kruk.
4. Perubahan empat titik atau cara berjalan empat titik memberi
kestabilan pada klien,tetapi memerlukan penahanan brat badan pada
kedua tungkai. Masing-masing kruk,sehingga sepanjang waktu
terdapat tiga titik dukungan pad lantai.
5. Perubahan tiga titik ataucara berjalan tiga titik mengharuskan klien
menahan semua berat badan pada satu kaki. Berat badan dibebankan
pada kaki yang sehat,kemudian pada kedua kruk dan selanjutnya
urutan tersebut diulang. Kaki yang sakit tidak menyentuh lantai
selama fase dii berjalan tiga titik. Secara bertahap klien mnyentuh
lantai dan semua beban berat badan bertumpu.
6. Cara berjalan dua titik memerlukan sedikitnya pembebanan berat
badan sebagian pada masing-masing kaki. Kruk sebelah kiri dan
kanan maju bersama-sama. Kruk sebelah kanan dan kaki kiri maju
bersama-sama.
7. Cara jalan mengayun ke kruk (swing to gait),klien yang mengalami
paralisi tungkai dan pinggul dapat menggunakan cara jalan
mengayun ini. Penggunaan cara ini dalam jangka waktu yang lama
dapat mengakibatkan atrofi otot yang tidak terpakai. Minta klien
untuk meggerakkan kruk kedepan secara bersamaan. Pindahkan berat
badan ke lengan dan mengayun melewati kruk.
8. Cara berjalan mengayun melewati kruk (swing throughgait)
9. Cara jalan ini sangat memerlukan keterampilan,kekuatan dan
koordinasi klien, minta klien untuk menggerakkan kedua kruk
kedepan secara bersamaan. Pindahkan berat badan ke lengan dan
mengayun melewati bank.
10. Ajarkan klien menaiki dan menurungi tangga.
Tripod :
1. Gunakan tongkat pada sisi tubuh klien yang terkuat
2. Jelaskan pada klie untuk memegang tongkat dengan tangan yang
sehat.
3. Klien ulai melangkah dengan kaki yang terlemah,bergerak maju
dengan tongkat,sehingga berat badan klien terbagi antar tongkat dan
kaki yang terkuat.
4. Kaki yang terkuat maju melangkah setelah tongkat,sehingga kaki
terlemah dan berat badan klien disokong oleh tongkat dan kaki
terkuat.
5. Berjalanlah disisi bagian tungkai klien yang lemah. Klien
kemungkinan jatuh kearah bagian tungkai yang lemah tersebut
6. Ajak klien berjalan selama waktu atau jarak yang telah ditetapkan
dalam rencana keperawatan.
7. Jika klien kehilangan keseimbanga atau kekuatanya dan tidak segera
pulih,masukkan tangan anda ke ketiak klien,dan ambil jarak berdiri
yang luas untuk mendapatkan dasar tumpuan yang baik. Sandarkan
klien pada pinggul anda sampai tiba bantuan,atau rendahkan badan
anda dan turunkan klien secara perlahan ke lantai
 Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan yang baru dilakukan
2. Berpamitan dengan klien
3. Mencuci tangan
4. Mencatat dokumentasi keperawatan
 SOP ROM (SOP RANGE OF MOTION)
 Pengertian : Latihan gerak aktif-pasif atau range of motion(ROM)
adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau memprbaiki
tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakkan persendian secara
normal dan lengkap.
 Tujuan : 1. Untuk mengurangi kekakuan pada sendi dan kelemahan pada
Otot yang dapat dilakukan secara aktif maupun pasif
Tergantung dengan keadaan pasien.
2. Meningkatkan atau mempertahankan fleksibilitas dan otot.

 Indikasi : 1. Pasien yang mengalami hambatan mobilitas fisik


2. Pasien yang mengalami keterbatasan rentang gerak.
 Prosedur kerja : Tahap Kerja
Gerakan rom
1. Leher
Tekuk kepala kebawah dan keatas lalu menoleh
kesamping kanan dan kiri.
2. Lengan/pundak
Angkat tangan ke atas lalu kembali ke bawah,setelah
itu samping dan kebawah lagi.
3. Siku
Dengan menekuk lengan,gerakan lengan ke atas dan
kebawah.
4. Pergelangan tangan
Tekuk pergelangan tangan kedalam dan keluar lalu
samping kiri dan kanan.
5. Jari tangan
Tekuk keempat jari tangan kearah dalam lalu
regangkan kembali. Kepalkan seluruh jari lalu buka.
Tekuk tiap jari satu persatu.
6. Lutut
Angkat kaki keatas lalu lutut ditekuk kemudian
diturunkan lagi. Gerakan kaki kesamping kanan dan
kiri lalu putar kearah dalam dan luar.
7. Pergelangan kaki
Tekuk pergelangan kaki keatas lalu luruskan. Tekuk
jari kaki ke atas dan kebawah.
8. Jika mampu berdiri lakukan gerakan badan
Mebungkuk kemudian putar pinggang ke samping
kanan dan kiri. Ingat tidak dipaksakan dalam
latihan,lakukan seringan mungkin.
 Evaluasi : a. Respon verbal : klien mengatakan tidak kaku lagi
Respon non verbal : klien tidak terlihat sulit untuk

Menggerakkan sisi tubuhnya yang kaku.


b. Beri reinforcement positif
c. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutya
d. Mengakhiri kegiatan dengan baik.

 SOP MEMBERIKAN OBAT SESUAI PROGRAM TERAPI (ORAL,TOPIKAL,


ENTERAL,PARENTERAL.
Secara Oral:

Pengertian : Oral adalah obat yang cara pemberiannya melalui mulut. Untuk cara pemberian
obat ini oral, adalah rute pemberian yang paling umum dan paling banyak dipakai, karena
ekonomis, paling nyaman dan aman.

Tujuan : Tujuan dari pengobatan ini yaitu agar suatu obat dapat mencapai tujuan
kesembuhan, molekul obat harus dapat diabsorpsi pada saluran pencernaan dan masuk ke
dalam sistem sirkulasi dalam jumlah yang diinginkan. Karenanya pemberian obat yang paling
menyenangkan adalah pemberian secara oral.

Persiapan alat : Baki berisi obat


Kartu atau buku berisi rencana pengobatan
Pemotong obat (bila diperlukan)
Martil dan lumpang penggerus (bila diperlukan)
Gelas pengukur (bila diperlukan)
Gelas dan air minum
Sedotan
Sendok
Pipet
Spuit sesuai ukuran untuk mulut anak-anak
Prosedur kerja :
1.Siapkan peralatan dan cuci tangan
2.Kaji kemampuan klien untuk dapat minum obat per oral (menelan, mual,
Muntah,adanya program tahan makan atau minum, akan dilakukan pengisapan lambung,dll)
3. Periksa kembali perintah pengobatan (nama klien, nama dan dosis obat, waktu dan cara
pemberian) periksa tanggal kedaluarsa obat, bila ada kerugian pada perintah pengobatan
laporkan pada perawat/bidan yang berwenang atau dokter yang meminta.
4.Ambil obat sesuai yang diperlukan (baca perintah pengobatan dan ambil obat yang
diperlukan)Siapkan obat-obatan yang akan diberikan. Siapkan jumlah obat yang sesuai
dengan dosis yang diperlukan tanpa mengkontaminasi obat (gunakan tehnik aseptik untuk
menjaga kebersihan obat).
5.Tablet atau kapsul
6. Tuangkan tablet atau kapsul ke dalam mangkuk disposibel tanpa menyentuh obat.
7. Gunakan alat pemotong tablet bila diperlukan untuk membagi obat sesuai dengan dosis
yang diperlukan.
8.Jika klien mengalami kesulitan menelan, gerus obat menjadi bubuk dengan menggunaka
martil dan lumpang penggerus, kemudian campurkan dengan menggunakan air. Cek dengan
bagian farmasi sebelum menggerus obat, karena beberapa obat tidak boleh digerus sebab
dapat mempengaruhi daya kerjanya.
9. Obat dalam bentuk cair
10.Kocok /putar obat/dibolak balik agar bercampur dengan rata sebelum dituangkan, buang
obat yang telah berubah warna atau menjadi lebih keruh.
11.Buka penutup botol dan letakkan menghadap keatas. Untuk menghindari kontaminasi
pada tutup botol bagian dalam.
12.Pegang botol obat sehingga sisa labelnya berada pada telapak tangan, dan tuangkan obat
kearah menjauhi label. Mencegah obat menjadi rusak akibat tumpahan cairan obat, sehingga
label tidak bisa dibaca dengan tepat.
13.Tuang obat sejumlah yang diperlukan ke dalam mangkuk obat berskala.
14.Sebelum menutup botol tutup usap bagian tutup botol dengan menggunakan kertas tissue.
Mencegah tutup botol sulit dibuka kembali akibat cairan obat yang mengering pada tutup
botol.
15.Bila jumlah obat yang diberikan hanya sedikit, kurang dari 5 ml maka gunakan spuit steril
untuk mengambilnya dari botol.
16. Berikan obat pada waktu dan cara yang benar.
17.Identifikasi klien dengan tepat.
18.Menjelaskan mengenai tujuan dan daya kerja obat dengan bahasa yang mudah dimengerti
oleh klien.
19.Atur pada posisi duduk, jika tidak memungkinkan berikan posisi lateral. Posisi ini
membantu mempermudah untuk menelan dan mencegah aspirasi.
20.Beri klien air yang cukup untuk menelan obat, bila sulit menelan anjurkan klien
meletakkan obat di lidah bagian belakang, kemudian anjurkan minum. Posisi ini membantu
untuk menelan dan mencegah aspirasi.
21.Catat obat yang telah diberikan meliputi nama dan dosis obat, setiap keluhan, dan tanda
tangan pelaksana. Jika obat tidak dapat masuk atau dimuntahkan, catat secara jelas alasannya.
22.Kembalikan peralatan yang dipakai dengan tepat dan benar, buang alat-alat disposibel
kemudian cuci tangan.
23.Lakukan evaluasi mengenai efek obat pada klien.

Secara topikal
Pengertian : memberikan obat secara lokal pada kulit.
Tujuan : untuk memperoleh reaksi lokal dari obat tersebut.
Alat-alat : 1. Obat topikal sesuai yang dipesankan (krim,lotion,aerosol,bubuk,spray)
2. Buku obat
3. Kassa kecil steril (sesuai kebutuhan)
4. Sarung tangan
5. Lidi kapas atau tongue spatel.
6. Baskom dengan air hangat,waslap,handuk,dan sabun basah
7. kassa balutan,penutup plastik dan plester (sesuai kebutuhan)
Prosedur : 1. Cek instruksi dokter untuk memastikan nama obat,daya kerja dan tempat
Pemberian
2. cuci tangan
3. atur peralatan disamping tempat tidur klien
4.tutup gorden atau pintu ruangan.
5. identifikasi klien secara tepat
6. posisikan klien dengan tepat dan nyaman,pastikan hnya membuka area yang
Akan diberi obat.
7.inspeksi kondisi kulit. Cuci area yang sakit,lepaskan semua debris dan kerak
Pada kulit.
8.keringkan atau biarkan area kering oleh udara.
9.bila kulit terlalu kering dan mengeras,gunakan agen topikal.
10. gunakan sarung tangan bila ada indikasi.
11. oleskan agen topical :
a. - krim,salep dan lotion yang mengandung minyak
-letakkan 1-2 sendok teh obat ditelapak tangan kemudian lunakkan dengan

Dengan menggosok lembut diantara kedua tangan.


-usapkan merata diatas permukaan kulit,lakukan gerakan memanjang sarah
Pertumbuhan bulu
-Jelaskan pada klien bahw kulit dapat terasa berminyak setelah pemberian.
b. Lotion mengandung supsensi
-Kocok wadah dengan kuat
-Oleskan sejumlah kecil lotion pada kassa balutan atau bantalan kecil.
-jelaskan padaa klien area akan terasa dingin dan kering
Unit terkait : perawat
Bidan

Secara erenteral :

Pengertian : Sublingual adalah obat yang cara pemberiannya ditaruh di bawah lidah.
Tujuannya adalah agar efek yang ditimbulkan bisa lebih cepat karena pembuluh darah di
bawah lidah merupakan pusat dari sakit. Kelebihan dari cara pemberian obat dengan
sublingual adalah efek obat akan terasa lebih cepat dan kerusakan obat pada saluran cerna
dan metabolisme di dinding usus dan hati dapat dihindari.

Persiapan : Cek perencanaan Keperawatan klien

Klien diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan Persiapan Alat

Obat yang sudah ditentukan


Tongspatel (bila perlu )
Kasa untuk membungkus tongspatel
Pelaksanaan :
Perawat cuci tangan
Memasang tongspatel ( jika klien tidak sadar ) kalau sadar anjurkan klien untuk
mengangkat lidahnya
Meletakan obat dibawah lidah
Memberitahu klien supaya tidak menelan obatt
Perawat cuci tangan
Perhatikan dan catat reaksi klien setelah pemberian obat
Secara parenteral :
Injeksi Intrakutan :
Tujuan : Mendapatkan reaksi setempat
Memberikan kekebalan/ imunisasi
Tempat penyuntikkan :
Lengan atas : 3 jari  dibawah sendi bahu, ditengah musculus deltoideus. ex: bcg
Lengan bawah:  bagian depan 1/3 dari lekukan siku, di kulit yang sehat jauh dari pembuluh
darah
Alat2 yang diperlukan: Spuit + obat
Kom
Kapas alkohol
Bak instrumen
Bengkok
Cara Kerja :
Tahap orientasi :
1.Beri salam, panggil klien
2.Jelaskkan tujuan,prosedur, dan pemberian obat
Tahap Kerja :
1.Cuci tangan
2.Beri kesempatan klien untuk bertanya sebelum tindakkan dilakukan
3.Tanyakan keluhan utama klien dan kaji adanya alergi
4.Jaga privasi klien
5.Pilih tempat penusukkan
6.Bantu klien untuk mendapatkan posisi yang nyaman sesuai tempat yang dipilih
7.Bebaskan daerah penyuntikkan dari pakaian
8.Desinfeksi daerah penyuntikkan
9.Tegangkan kulit dengan tangan non dominan
10.Masukkan jarum dengan sudut 15-20 derajat, posisi jarum menghadap ke atas
11.Masukkan obat sampai terjadi gelembung berwarna putih pada kulit,tarik jarum
12.Bersihkan tempat penyuntikkan dengan kassa steril secara perlahan
13.Lingkari daerah penyuntikkan
14.Buang spuit ke bengkok
15.Rapikan klien
16.Bereskan alat
Tahap terminasi :
1.Evaluasi kegiatan
2.Akhiri kegiatan
3.Cuci tangan
4.Dokumentasi

Daftar Pustaka
Kusyani,Eni.2006. Keterampilan Dan Prosedur Laboratorium. Jakarta : EGC.
Perry,Potter Peterson. 2005. Keterampilan Dan Prosedur Dasar. Jakarta : EGC
Dr. Lyndon Saputra. 2013. Keterampilan Dasar Untuk Perawat Dan Bidan :
Binarupa Aksara Publisher.
A.Aziz Alimul Hidayat, Musfiratul Uliyah.2002. Buku Saku Praktikum Kebutuhan
Dasar Manusia : EGC
A.Aziz Alimul Hidayat, Muafiratul Hidayat. 2008. Keterampilan Dasar Praktik Kliik :
Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai