DISUSUN OLEH :
Muh. Dirmansyah
4518041099
Kelas C
i
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadiran Allah SWT yang Maha
Pengasih lagi Maha Panyayang, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah- Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Tentang “
Pembatasan Kendaraan Pribadi
Dengan Menerapkan Sistem Bus Rapid Transit (BRT)” . makalah ini di tulis
dalam rangka menyelesaikan tugas mata kuliah Rekayasa Lalu Lintas Lanjutan.Kami
menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari cara susunan kalimat ataupun tata
bahasanya. Oleh karena itu dengan ini kami menerima semua saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Kami berharap semoga makalah
tentang Kemacetan lalu lintas dan manfaatnya untuk masyarakan ini dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Muh. Dirmansyah
ii
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul..........................................................................................................i
Kata Pengantar.........................................................................................................ii
Daftar Isi..................................................................................................................iii
BAB I Pendahuluan...............................................................................................1
1.1. Latar Belakang..................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.............................................................................................1
1.3. Tujuan dan Manfaat Penulisan.........................................................................1
BAB II Pembahasan..............................................................................................3
2.1. Pengertian Bus Rapid Transit ( BRT )..............................................................3
2.2. Sejarah Bus Rapid Transit ( BRT )...................................................................3
2.3. Bus Rapid Transit ( BRT ) yang ada di Indonesia............................................4
2.4. Sistem Bus Rapid Transit ( BRT )....................................................................5
BAB III Penutup....................................................................................................11
3.1. Kesimpulan.......................................................................................................11
3.2. Saran.................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................13
iii
iv
1.1. Latar Belakang
BAB I
PENDAHULUAN
Transportasi umum atau transportasi massal merupakan salah satu upaya
pemerintah untuk mengurangi adanya kemacetan lalu lintas khususnya di kota-
kota besar. Dalam pengadaan transportasi umum, pemerintah perlu
memperhatikan keamanan, kenyamanan, dan keselamatan transportasi umum.
Transportasi umum harus menjamin penumpangnya sampai di tempat tujuan
dengan selamat dan terhindar dari adanya kecelakaan lalu lintas.
Berdasarkan ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah no. 43,
Th. 1993 Tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan, yang dimaksud dengan
kecelakaan lalu lintas adalah: “Suatu peristiwa dijalan yang tidak disangka-sangka
dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pemakai jalan
lainnya mengakibatkan korban manusia atau kerugian harta benda”.
1
c. Memperoleh gambaran lengkap tentang perencanaan sistem Bus Rapid
Transit (BRT) sebagai pilihan angkutan umum massal di kota Metropolitan
Jakarta, termasuk pengaturan angkutan pengumpan (feeder) dalam
peningkatan kapasitas angkut sistem BRT dan integrasi transportasi,
d. Sebagai tugas pada mata kuliah “Rekayasa Lalu Lintas Lanjutan”.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Bus Rapid Transit ( BRT )
Bus Rapid Transit (BRT) atau busway merupakan bus dengan kualitas tinggi
yang berbasis sistem transit yang cepat, nyaman, dan biaya murah untuk mobilitas
perkotaan dengan menyediakan jalan untuk pejalan kaki, infrastrukturnya, operasi
pelayanan yang cepat dan sering, perbedaan dan keunggulan pemasaran dan
layanan kepada pelanggan. Bus Rapid Transit (BRT), pada dasarnya
mengemulasi karakteristik kinerja sistem transportasi kereta api modern. Satu
sistem BRT biasanya akan dikenakan biaya 4-20 kali lebih kecil dari Light Rail
Transit (LRT) dan 10-100 kali lebih kecil dari sistem kereta api bawah tanah.
3
Asia menjadi lebih jelas sejak tahun 2004. Pada tahun 2004, jalur bus
Transjakarta mulai beroprasi dari Blok M menuju Kota. (Hook dan Ernst, 2005).
Pada tanggal 1 Juli 2004, 3 koridor BRT sepamjang 37 km telah dibangun di
Seoul, Korea Selatan (Pucher dan al. 2005). Pada tangal 25 Desember 2004, tahap
pertama komersial BRT diluncurkan di Beijing,China sepanjang 5 km (Chang,
2005). Di Bangkok, proyek BRT telah diumumkan pada tahun 2004 oleh
Gubernur baru di Bangkok Administration (BMA), dan dibuka pada Oktober
2005.
Hingga saat ini, terdapat berbagai macam BRT (Bus Rapid Transit) dengan
keunikannya masing-masing pada beberapa negara seperti Colombia, China, dan
Indonesia.
4
TransSemarang, Batik Solo Trans, Trans Jogja, dan Trans Musi. BRT-BRT itu
juga tak sepenuhnya mengikuti TransJakarta
5
untuk jalur alias tanpa separator. Beberapa BRT ini malah ada yang terhubung
langsung ke bandar udara, stasiun kereta api, bahkan dermaga bus air seperti
Trans Jogja, Batik Solo Trans, Trans Semarang, Trans Musi, dan Trans Metro
Pekanbaru.
2.4. Sistem Bus Rapid Transit ( BRT )
Bus Rapid Transit adalah sebuah angkutan bus yang digunakan sebagai sistem
angkutan umum yang dapat mengantarkan dengan cepat, nyaman dan biaya yang
efektif untuk mobilitas penduduk perkotaan. Melalui pengalokasian jalur lintasan
jalan sebelah kanan dan pelayanan publik yang memuaskan, performa dan
karakteristik BRT pada dasarnya menyerupai pelayanan sistem angkutan umum
berbasis rel, tetapi membutuhkan biaya yang lebih sedikit. Sistem BRT
membutuhkan biaya 4 sampai 20 kali lebih murah dibandingkan dengan sistem
Light Rail Transit (LRT). Definisi BRT yang lainnya adalah moda transportasi
yang mengkombinasikan kualitas rail transit dan fleksibilitas dari bus.
Bentuk BRT telah muncul dalam diaplikasikan di Amerika Utara dan Eropa.
Namun demikian, konsep yang sama juga terdapat di seluruh dunia dengan nama-
nama yang berbeda. Bentuk-bentuk tersebut termasuk :
High-Capacity Bus Sistems,
High-Quality Bus Sistems
Metro-Bus,
Surface Subway,
Express Bus Sistems, dan
Busway Sistems,
Bentuk-bentuk tersebut bisa sangat beragam pada negara yang satu dengan
negara lain, dasar pikiran yang sama adalah sebagai berikut: kualitas tinggi,
kompetitif armada untuk pelayanan angkutan umum dalam biaya yang sesuai.
Penyederhanaannya, bentuk BRT akan di utilisasikan dalam pembahasan ini
untuk menggambarkan secara umum tipe-tipe dari sistem tersebut. Namun
demikian, bentuk ini diakui bahwa konsep dan bentuknya tak dapat diragukan lagi
hingga dilanjutkan ketahap pengembangan.
6
Ciri-ciri Bus Rapid Transit termasuk koridor busway pada jalur terpisah sejajar
atau dipisahkan secara bertingkat dan teknologi bus yang dimodernisasi.
Meskipun demikian, terlepas dari pemilahan busway, sistem BRT secara umum
meliputi :
Menaikkan dan menurunkan penumpang dengan cepat
Penarikan Ongkos yang efisien
Halte dan stasiun yang nyaman
Teknologi bus bersih
Integrasi moda
Pemasaran modern
Layanan pelanggan yang sangat baik
Perumahan pada daerah yang kecil tidak harus menjadi korban dari sistem.
Sistem desain yang baik dapat mengakomodasi berbagai populasi agar mencapai
layanan kota secara menyeluruh. Secara umum, terdapat dua pilihan layanan yang
dapat melayani kota dengan kepadatan yang tinggi dan yang rendah. Pilihan
layanan tersebut adalah :
b. Layanan langsung.
7
Layanan angkutan pengumpan (feeder) yang menggunakan kendaraan kecil
pada wilayah dengan kepadatan rendah kemudian mengharuskan penumpangnya
untuk pindah ke kendaraan yang berkapasitas besar pada terminal. Layanan
angkutan pengumpan (feeder) relatif lebih efisien jika beroperasi dekat dengan
kendaraan yang memiliki karakteristik sesuai dengan permintaan. Akan tetapi,
layanan tersebut secara tidak langsung akan membuat penumpang pindah
kendaraan untuk dapat mencapai tujuannya. Proses perpindahan ini dapat dilihat
sebagai beban untuk beberapa penumpang.
9
adalah koridor yang beberbeda dari koridor pada jaringan yang terdekat. Gambar:
menggambarkan perbandingan antara layanan angkutan pengumpan (feeder)
dengan layanan langsung.
Layanan angkutan
Faktor Layanan Langsung
pengumpan (Feeder)
Kepadatan populasi Layanan angkutan Layanan langsung akan
pengumpan (feeder) efisien efisien jika terdapat
dengan perbedaan yang perbedaan yang kecil pada
signifikan pada kepadatan kepadatan populasi rute
populasi antara koridor yang dilewatinya
utama dan kawasan
Struktur bisnis Memperbolehkan sistem Menawarkan sistem terbuka
tertutup dimana hanya dimana semua angkutan
operator tertentu yang boleh umum diperbolehkan
masuk ke dalam sistem masuk
ke dalam sistem
Konfigurasi Memperbolehkan median Biasanya batas desain untuk
busway busway, yang memiliki sisi yang sejajar busway
keuntungan untuk membuat transfer antar
menghindari konflik dengan koridor lebih sulit
kendaraan lain dan
memperbolehkan transfer
antar koridor
1
Tipe Kendaraan Rute jaringan dapat Sulit untuk mengizinkan
mengakomodasi kendaraan articulated atau bi-
articulated atau bi- articulated karena radius
articulated; rute angkutan perputaran
pengumpan (feeder) kendaraan tersebut terlalu
menggunakan bus berukuran besar untuk
standard atau lebih kecil jalan yang kecil
Waktu tempuh Waktu tambahan dibutuhkan kumpulan dari
untuk transfer, tetapi kendaraan sepanjang
kecepatan maximal selama busway dapat
perjalanan busway sering mengurangi
kecepatan
dan meningkatkan waktu
perjalanan
Kapasitas Arus penumpang yang tinggi Kumpulan dari kendaraan
dapat diatasi secara efisien yang bersamaan dengan
dengan layanan angkutan busway dapat
pengumpan (feeder) menghalangi arus
penumpang dengan
layanan langsung
Jarak tempuh Dampak akibat transfer Menghindari transfer dapat
lebih sedikit jika jarak dilakukan
keseluruhan cukup panjang khususnya di perjalanan jarak
(10 km atau lebih) pendek
Prasarana Jalan
Angkutan pengumpan (feeder) biasanya menggunakan jalur yang
berdekatan dengan pinggiran jalan dibanding di median. Jadi, jalur bus
untuk angkutan pengumpan (feeder) tidak dilindungi oleh sebuah
pembatas dari laulintas bebas. Laulintas bebas akan butuh mengakses jalur
pinggir dalam rangka mengatasi putaran atau mengakses parker
Halte
Sebuah layanan angkutan pengumpan (feeder) resmi harus membuat halte.
Penempatan halte angkutan pengumpan (feeder) agak lebih dekat daripada
1
jarak yang dianjurkan untuk angkutan pada trayek utama (trunk line), yang
kira-kira 300 meter sampai 1000 meter. Karena kondisi pejalan kaki
sepanjang trayek angkutan pengumpan (feeder) dapat kurang
dikembangkan daripada angkutan pada trayek utama (trunk line).
Prasarana Gabungan
Integrasi Transportasi
1
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Dari tahun ketahun masalah kemacetan lalu lintas tidak kunjung
mnedapatkan solusi dan di perkirakan akan terus bertambah karena pertambahan
kendaraan bermotor 11% tiap tahun nya, sedangkan pertambahan jalan hanya 1%
pertahun nya. Dari perbandingan tersebut kita bias membayangkan masalah
kemacetan ini sangat sulit diatasi.
Untuk mengurangi kemacetan dengan membatasi jumlah kendaraan pribadi
Tetapi sebelum itu diterapkan, moda transportasi publik harus diperbaiki terlebih
dahulu sehingga masyarakat punya pilihan yang nyaman. Tanpa ada perbaikan
transportasi umum yang memadai pembatasan kurang efektif.
Salah satunya menerapkan sistem Bus Rapid Transit (BRT). Bus Rapid
Transit adalah sebuah angkutan bus yang digunakan sebagai sistem angkutan
umum yang dapat mengantarkan dengan cepat, nyaman dan biaya yang efektif
untuk mobilitas penduduk perkotaan. Dan Angkutan pengumpan (feeder)
memberikan layanan kepada semua sektor perumahan dan komersial dari kota. Di
bagian kota yang padat memerlukan volume kendaraan yang tinggi untuk
mencapai kapasitas yang diperlukan, daerah perumahan yang memiliki kepadatan
rendah mungkin paling efektif dilayani dengan kendaraan kecil.
3.2. SARAN
1. Pemerintah sebaiknya meningkatkan pelayanan dan kenyamanan angkutan
umum, agar masyarakat tertarik untuk beralih dari kendaraan pribadi ke
kendaraan umum.
2. Operator angkutan pengumpan (feeder) seharusnya bekerja sama dengan
Transjakarta, sehingga memudahkan penumpang yang ingin
menggunakan busway, baik dari segi pembayaran maupun pemberhentian.
Dimana penumpang hanya membayar satu kali untuk dapat menggunakan
angkutan pengumpan (feeder) dan busway, selain itu angkutan
1
pengumpan (feeder)
1
juga dapat masuk ke jalur busway sehingga dapat menaikkan dan
menurunkan penumpang pada halte busway.
3. Disediakan angkutan pengumpan (feeder) pada waktu jam sibuk dengan
jumlah armada yang memadai
1
DAFTAR PUSTAKA
http://dishub.jabarprov.go.id/artikel/view/566.html