Anda di halaman 1dari 7

Natural Science: Jurnal Penelitian Bidang IPA dan Pendidikan IPA

Volume 7(No.2) Tahun 2021 (Hal 89 s.d 95) ISSN: 2715-470X (Online) / 2477-6181 (cetak)

Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika Berbasis Model Pembelajaran


Guided Discovery Learning pada Kelas XI IPA
SMA I Negeri Ulakan Tapakis

Chintia yola Finsi*) Abstract: The purpose of this study was to see the validity
STKIP PGRI Sumatera Barat and practicality of the physics learning module based on
Padang, Indonesia the Guided Discovery learning model in class XI students
E-mail: chintyayolafinsi@gmail.com
of SMA Negeri 1 Ulakan tapakis.This type of research is
Megasyani Anaperta research and development (R&D). The subjects of this
STKIP PGRI Sumatera Barat research trial were 32 students of class XI IPA at SMA
Padang, Indonesia Negeri 1 Ulakan Tapakis. The data collection instruments
E-mail: megasyani0801@gmail.com
used were in the form of expert validation questionnaires
Helendra and practical test questionnaires for educators and students.
STKIP PGRI Sumatera Barat The data analysis technique used is the analysis of the
Padang, Indonesia validity of the module and the analysis of the practicality of
E-mail:helendra@gmail.com using a physics learning module based on the guided
discovery learning model. From the results of the analysis
*) Corresponding Author
of the learning module validation test, the developed
Article History: module was categorized as very valid with a validity level
Received: 15 Januari 2021 of 84,56%. The practicality level of the module from
Revised: 21 Juli 2021
educators and students is 86.03% with a very practical
Accepted: 29 Agustus 2021
category.
Intisari: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui validitas dan kepraktisan modul pembelajaran
fisika berbasis model pembelajaran Guided Discovery
learning pada peserta didik kelas XI SMA Negeri 1 Ulakan
tapakis. Jenis penelitian ini adalah penelitian dan
pengembangan (R&D). Subjek uji coba penelitian ini
adalah peserta didik kelas XI IPA SMA Negeri 1 ulakan
Tapakis berjumlah 32 orang. Instrumen pengumpul data
yang digunakan berupa angket validasi tenaga ahli dan
angket uji kepraktisan pendidik dan peserta didik. Teknik
analisis data yang digunakan adalah analisis validitas modul
dan analisis kepraktisan penggunaan modul pembelajaran
fisika berbasis model guided discovery learning. Dari hasil
analisis terhadap uji validasi modul pembelajaran, maka
modul yang dikembangkan berkategori sangat valid dengan
tingkat kevalidan sebesar 84,56%. Tingkat praktikalitas
modul dari pendidik dan peserta didik 86,03% dengan
kategori sangat praktis.

Keywords: Physics Learning Module, Guided Discovery Learning, Validity.

89
Chintia Yola Finsi,Megasyani Anaperta,Helendra,
P e n g e m b a n g a n M o d u l P e m b e l a j a r a n | 90

PENDAHULUAN bervariasi seperti : sumber yang ada


diperpustakaan, serta beberapa buku
Pendidikan merupakan suatu usaha sumber lainnya. Berdasarkan
untuk disiapkan demi menciptakan pendapat di atas, untuk memecahkan
kemampuan yang dapat diharapkan untuk permasalahan itu salah satunya dengan
meningkatkan mutu pembelajaran. menguraikan bahan ajar dan praktis. bahan
Pendidikan juga merupakan usaha yang ajar yang akan diuraikan adalah modul
disiapkan untuk mengembangkan potensi- pembelajaran. Modul yaitu suatu keperluan
potensi yang diharapkan sebagai yang disusun semenarik mungkin untuk
peningkatan mutu pendidikan agar warga belajar dari pendidik dengan kalimat yang
negaranya dapat berfikir dan berprilaku sederhana untuk peserta didik. Hal ini
sesuai dengan apa yang diharapkan dan sejalan dengan pendapat (Prastowo,
dicita-citakan. Seperti yang tercantum 2011:106) “Modul merupakan sebuah
dalam Undang-Undang Republik bahan ajar yang disusun secara sistematis
Indonesia No. 20 Tahun 2003 pasal 1 dengan bahasa yang mudah dipahami oleh
tentang Sistem Pendidikan Nasional yang peserta didik sesuai dengan tingkat
menjelaskan bahwa “Pendidikan adalah pengetahuan dan usia mereka, agar mereka
suatu usaha sadar dan terencana untuk dapat belajar sendiri (mandiri) dengan
mewujudkan suasana belajar dan proses bantuan atau bimbingan yang minimal dari
pembelajaran agar peserta didik secara pendidik”.
aktif mengembangkan potensi dirinya Modul yang dikembangkan perlu
untuk memiliki kekuatan spiritual memperhatikan karakteristik/prilaku yang
keagamaan, pengendalian diri, cocok dengan model pembelajaran dan
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, Kurikulum 2013. Salah satu model tersebut
serta keterampilan yang diperlukan diantaranya adalah model Guided
dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara”. Discovery Learning (penemuan
Untuk menyelenggarakan fungsi terbimbing)”. Menurut Wanti (2019:38)
pembelajaran yang aktif, kreatif, “Model Guided Discovery Learning
menyenangkan dan bermakna tentunya merupakan suatu model pembelajaran yang
pendidik perlu mempersiapkan bahan menuntut siswa aktif dalam kegiatan
pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran sehingga siswa dapat
karakteristik peserta didik. Hal ini sejalan menemukan konsep secara mandiri serta
dengan pendapat Mulyasa (2014:6) bahwa meningkatkan kemampuan berpikir kritis
“dengan perubahan pendidikan yang siswa”.
demikian diharapkan mampu melahirkan Adapun Tahapan-tahapan model
calon-calon penerus pembangunan masa Guided Discovery learning yang terdiri
depan yang sabar, kompeten, mandiri, dari 6 tahapan menurut Supliyadi, M.
kritis, rasional, cerdas, kreatif, dan siap Irham Baedhoni, (2017:209) yaitu: 1)
menghadapi berbagai macam tantangan, Stimulation (stimulasi/pemberian
dengan tetap bertawakal terhadap sang rangsangan), 2) Problem Statement
penciptanya”. (pernyataan /identifikasi masalah), 3) Data
Beberapa kendala dalam Collection (pengumpulan data), 4) Data
pembelajaran yaitu kurangnya Processing (pengolahan data), 5)
kelengkapan sumber bahan ajar dan Verification (pembuktian), 6)
peserta didik kurang memahami soal dan Generalization (menarik
menggunakan atau mengaplikasikan rumus kesimpulan/generalisasi).
serta keterbatasan waktu peserta didik Berdasarkan permasalahan yang
dalam memahami materi. Kemudian telah diuraikan di atas, maka peneliti
sumber bahan ajar yang diberikan belum mengembangkan bahan ajar berupa modul
91 | C h i n t i a Y o l a F i n s i , M e g a s y a n i A n a p e r t a , P e n g e m b a n g a n M o d u l …

pembelajaran fisika berbasis Guided individu. Analisis peserta didik sangat


Discovery Learning yang valid dan praktis. berpengaruh terhadap pembuatan bahan
Dengan menggunakan bahan ajar berupa ajar karena harus sesuai dengan
modul ini dapat membantu peserta didik karakteristik yang dimiliki oleh peserta
untuk mendapatkan konsep dan menguasai didik.
materi pembelajaran fisika. Modul c) Analisis Bahan Ajar
pembelajaran fisika berbasis Guided Analisis bahan ajar, analisis bahan ajar
Discovery Learning ini dikembangkan bertujuan “untuk menentukan perancangan
pada materi elastisitas dan hukum hooke. bahan ajar yang akan digunakan dalam
Seperti yang kita ketahui ada banyak penelitian.
aplikasi yang dapat diterapkan dalam 2) Perancangan (design)
kehidupan sehari-hari. Pada tahap ini dilakukan
perancangan terhadap modul
METODE pembelajaran. Perancangan pada modul
yang dikembangkan berdasarkan format
Jenis penelitian yang dilaksanakan yang dijelaskan dalam Depdiknas,
adalah penelitian pengembangan (2008:21) dengan berbasis “model Guided
(Research and Development) dengan Discovery Learning. Pemilihan format
membuat suatu produk yaitu bahan ajar yang akan dikembangkan sesuai
pengembangan bahan ajar fisika berupa dengan kebutuhan peserta didik dan sesuai
modul pembelajaran berbasis model dengan pembelajaran fisika. Aspek-aspek
pembelajaran Guided Discovery Learning yang digunakan dalam perancangan modul
yang valid dan praktis untuk digunakan ini meliputi aspek kelayakan isi materi,
oleh peserta didik kelas XI IPA SMA. keterbacaan bahasa dan gambar, penyajian
Prosedur yang dilaksanakan dalam dan kegrafikan. Instrumen pengambilan
penelitian pengembangan ini adalah 4-D data berupa angket analisis awal pada
model. Dalam 4-D model terdiri dari tahap define, lembar validitas untuk pakar
empat tahapan penelitian yaitu : “1) tahap di bidang fisika, dan lembar praktikalitas
pendefinisian (define), 2) tahap untuk pendidik dan peserta didik.
perencanaan (design), 3) tahap 3) Pengembangan (develop)
pengembangan (development), dan 4) Tahapan pengembangan bertujuan
tahap penyebaran (disseminate)” (Trianto, untuk menghasilkan modul pembelajaran
2012:96). yang valid dan praktis. Pada tahap
1) Pendefenisian (Define) pengembangan dilakukan uji validasi dan
Pada tahap define, peneliti uji praktikalitas modul pembelajaran.
melakukan tiga tahapan yaitu analisis Modul pembelajaran yang dikembangkan
kurikulum, analisis peserta didik, dan terlebih dahulu divalidasi oleh para pakar
analisis bahan ajar. fisika. Validasi yang dilakukan
a) Analisis Kurikulum berdasarkan aspek kelayakan isi, aspek
Analisis kurikulum, dilaksanakan kelayakan bahasa dan gambar, aspek
untuk melihat tuntutan kompetensi yang kelayakan penyajian, dan aspek kelayakan
terdapat dalam silabus pembelajaran. kegrafikkan. Berdasarkan hasil validasi
b) Analisis peserta didik dari pakar, dilakukan revisi rancangan
Analisis peserta didik dilakukan awal modul pembelajaran. Revisi
dengan menyebar angket bertujuan untuk dilakukan untuk mendapatkan modul
melakukan telaah terhadap karakteristik pembelajaran yang valid menurut pakar.
peserta didik yang meliputi tingkat Secara umum instrumen penelitian
perkembangan kemampuan berfikir ini terdiri dari 2 bagian yaitu: angket uji
(intelektual), pengetahuan yang validitas modul oleh pakar dan angket uji
dimilikinya, baik secara kelompok maupun kepraktisan peserta didik dan pendidik
Chintia Yola Finsi,Megasyani Anaperta,Helendra,
P e n g e m b a n g a n M o d u l P e m b e l a j a r a n | 92

tentang keterlaksanaan dan kemudahan Tabel 2. Kriteria Kepraktisan


penggunaan bahan pembelajaran berupa Persentase (%) Kategori
modul pembelajaran fisika berbasis model
Guided Discovery Learning. 0 – 20 Tidak praktis
Teknik analisis data dilakukan
21 – 40 Kurang
melalui 2 tahapan yaitu analisis validitas
modul, analisis praktikalitas modul. 41 – 60 Cukup
1) Analisis Validitas Modul
Validitas modul yang dilaksanakan 61 – 80 Praktis
berdasarkan angket yang telah diisi oleh 3
pakar. Hasil validasi dari pakar tersebut 81 – 100 Sangat Praktis
dinilai dan kemudian dianalisis terhadap
seluruh aspek yang dinilai dengan Sumber: (Riduwan, 2012:89)
menggunakan rumus menurut Riduwan Klasifikasi nilai kepraktisan yang
(2012: 89). digunakan dalam penelitian ini jika terletak
pada rentangan nilai 61 – 100%.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Kriteria untuk menentukan A. Hasil Penelitian
validitas modul terdapat pada Tabel 1 yaitu Hasil penelitian Pada tahap
sebagai berikut : pengembangan (development) bertujuan
Tabel 1. Kriteria Validitas Produk untuk mneghasilkan modul elastisitas dan
No Persentase (%) Kategori hukum hooke berbasis model Guided
1. 0 – 20 Tidak valid Discovery Learning yang valid dan praktis.
Hasil yang diperoleh pada tahap
2. 21 – 40 Kurang valid pengembangan, yaitu : 1) hasil validasi
modul yaitu modul yang telah dirancang
3. 41 – 60 Cukup valid
divalidasi oleh 3 pakar ahli dengan kriteria
4. 61 – 80 Valid pemilihan pakar, yaitu memahami dan
pernah menggeluti bidang kajian ini. pakar
5. 81 – 100 Sangat valid ahli yang dipilih untuk memvalidasi modul
Penilaian validitas ditentukan ini, yaitu Ibu Dra.Hj.Husna, M.Si, Ibu
berdasarkan kriteria interpretasi skor yang Rahmi Zulva M.Pd dan Ibu Silvi Trisna,
diperoleh. Klasifikasi nilai validitas yang M.Pd adalah dosen STKIP PGRI Sumatera
digunakan pada penelitian ini jika terletak Barat dan pernah melakukan penelitian
pada rentangan nilai 61 – 100%. jenis pengembangan. Hasil validasi oleh
pakar ahli dapat dilihat pada tabel 3 yaitu
2) Analisis Kepraktisan Modul sebagai berikut:
Kepraktisan Modul pembelajaran Tabel 3. Validasi Oleh Pakar Ahli
fisika dengan model Guided Discovery
Learning dilihat dari angket tanggapan No Validasi Oleh Pakar Rata - Kategori
Ahli Rata validasi
pendidik dan peserta didik kelas XI IPA HN RZ ST
SMA 1 Ulakan Tapakis. Format uji 1 Sangat
82% 80% 92% 86,11%
praktikalitas dengan Skala Likert Valid
modifikasi dari Riduwan (2012 : 89) 2 Sangat
80% 80% 91,42% 83,80%
disajikan dalam tabel 7 berikut ini: valid
3 Sangat
80% 80% 90% 83,33%
Kriteria yang digunakan untuk valid
menentukan praktkalitas dari modul 4 Sangat
80% 80% 96% 85,33%
valid
terdapat pada Tabel 2 berikut ini.
Sangat
Jumlah 84,56%
valid
93 | C h i n t i a Y o l a F i n s i , M e g a s y a n i A n a p e r t a , P e n g e m b a n g a n M o d u l …

Berdasarkan tabel 3 hasil validasi oleh didik kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1
pakar ahli berkategori sangat valid dengan Ulakan tapakis. Berdasarkan hasil analisis
nilai rata-rata 84,56% dapat dinyatakan data uji coba, modul yang dirancang telah
bahwa modul sudah layak untuk berkategori valid dan praktis. Dengan
diujicobakaan. dijadikannya modul sebagai bahan yang
2) Hasil Praktikalitas modul adalah Modul telah dipelajari. Namun, sebelum membuat
elastisitas dan hukum hooke berbasis modul pendidik harus memperhatikan
model “Guided Discovery Learning yang beberapa hal. Hal yang perlu pendidik
telah direvisi sesuai dengan saran yang perhatikan dalam pembuatan modul ialah
diberikan validator pada lembaran mengetahui unsur-unsur modul dan
instrumen validasi modul dapat di uji mengikuti semua tahap-tahap pembuatan
cobakan pada proses pembelajaran untuk modul yang dimulai dari pendefinisian,
mengetahui tingkat praktikalitas modul”. perancangan, dan pengembangan. Sebelum
Praktikalitas modul dapat diketahui modul dikasikan ke peserta didik, maka
“berdasarkan instrumen praktikalitas yang modul harus memenuhi kategori valid dan
diisi oleh pendidik dan peserta didik”. praktis. Validitas dan praktikalitas modul
modul di uji cobakan terbatas kepada 1 yang telah dirancang akan dibahas di
orang pendidik fisika dan 32 orang peserta bawah ini.
didik pada tanggal 31 Agustus 2020 di 1. Validasi Modul berbasis model
SMA 1 Ulakan Tapakis. Aspek yang Guided Discovery Learning
dinilai dalam lembar praktikalitas modul Berdasarkan analisis data dari
terdiri atas tiga aspek, yaitu kemudahan angket uji validitas modul oleh pakar
dalam penggunaan, penguasaan terhadap modul pembelajaran dikatakan sangat
materi, dan manfaat terhadap penggunaan. valid. Nilai validitas modul elastisitas dan
Hasil praktikalitas modul oleh pendidik hukum hooke yang dikembangkan
dan peserta didik dapat dilihat pada tabel 4 mencapai tingkat 87,68%. Hal ini
yaitu sebagai berikut: menunjukkan bahwa modul pembelajaran
Tabel 4. Praktikalitas Pendidik Dan Peserta fisika berbasis model Guided Discovery
Didik Learning telah layak di uji cobakan.
Nilai
No Responden
Praktikalitas
Kategori Berdasarkan analisis yang dilakukan pada
Sangat angket uji validasi modul pembelajaran
1 Pendidik 92,44% yang dikembangkan pada aspek kelayakan
Valid
2
Peserta
79,61%
Sangat isi mencapai tingkat kevalidan sebesar
Didik Valid 87% dengan kategori sangat valid.
Rata-Rata Sedangkan pada aspek bahasa dan gambar
Keseluruhan Sangat
86,03% modul pembelajaran, diperoleh hasil
Nilai Valid
Praktikalitas bahwa modul yang dikembangkan
Berdasarkan tabel 4 hasil dikategorikan sangat valid mencapai
praktikalitas pendidik dan peserta didik tingkat kevalidan sebesar 87,14%.
berkategori sangat valid dengan niai rata- Kemudian pada angket uji validasi modul
rata 86,03% dapat dinyatakan bahwa pembelajaran yang dikembangkan pada
modul yang dikembangkan dapat aspek penyajian dikategorikan sangat valid
digunakan oleh peserta didik dan pendidik dengan nilai persentase kevalidan sebesar
dalam proses pembelajaran. 87,5%. Serta pada aspek kegrafikaan
modul, diperoleh hasil bahwa modul yang
B. Pembahasan dikembangkan dikategorikan sangat valid
Modul dirancang untuk mencapai tingkat kevalidan sebesar 89%.
mengembangkan minat, pemahaman Berdasarkan pembahasan keempat
konsep dan motivasi belajar peserta didik. aspek di atas, dapat disimpulkan “bahwa
Modul ini telah diterapkan pada peserta modul pembelajaran fiska berbasis model
Chintia Yola Finsi,Megasyani Anaperta,Helendra,
P e n g e m b a n g a n M o d u l P e m b e l a j a r a n | 94

Guided Discovery Learning pada kelas XI Berdasarkan hasil penilaian


IPA 2 SMA Negeri 1 Ulakan Tapakis yang pendidik terhadap ketiga aspek tersebut
dirancang tergolong sangat valid dengan dapat disimpulkan analisis angket uji
nilai rata-rata validitas 87,68%. Dengan praktikalitas modul oleh pendidik
begitu modul telah bisa diujicobakan menunjukkan modul memiliki kategori
kepada peserta didik untuk melihat sangat praktis dengan nilai kepraktisan
kepraktisan modul yang telah dirancang”. 92,44%. .pendidik mengemukakan bahwa
2. Praktikalitas Modul Pembelajaran secara umum modul sudah sesuai dengan
Fisika Berbasis Model Guided kompetensi dasar dan bisa diterapkan.
Discovery Learning. Sedangkan dari hasil pada lembar
Berdasarkan hasil analisis angket angket oleh peserta didik, maka modul
praktikalitas modul pembelajaran fisika berbasis model Guided Discovery
berbasis model Guided Discovery Learning mecapai tingkat kepraktisan
Learning pada kelas XI SMAN Negeri 1 sebesar 79,61% dengan kategori praktis.
Ulakan Tapakis menunjukkan bahwa Berdasarkan hasil analisis kepraktisan
penilaian untuk ketiga aspek berkategori modul berbasis model Guided Discovery
sangat praktis dengan nilai praktikalitas Learning “oleh peserta didik dan
92,44%. Aspek yang dinilai ialah aspek pendidik, terlihat bahwa modul yang
kemudahan penggunaan, aspek penguasaan dikembangkan dapat digunakan oleh
materi, dan aspek manfaat penggunaan. peserta didik dan pendidik dalam proses
Ketiga aspek itu akan dijelaskan di bawah pembelajaran”. Hal ini berdasarkan “
ini. hasil analisis praktikalitas oleh peserta
Aspek kemudahan dalam didik dan pendidik yang berkategori sangat
penggunaan secara umum berkategori praktis dengan nilai keseluruhan 86,03%”
sangat praktis dengan nilai rata-rata . Dengan demikian, modul berbasis model
praktikalitas 93,33%. Pencapaian kategori Guided Discovery Learning mudah
praktis terlihat dari hasil penilaian digunakan oleh peserta didik dan pendidik
pendidik terhadap aspek kemudahan dalam Berdasarkan uraian tersebut hasil
penggunaan dapat disimpulkan bahwa
yang terlihat adalah “bahwa modul yang
modul mudah digunakan dalam
digunakan dengan model Guided
pembelajaran kerena modul yang
Discovery Learning dapat meningkatkan
dirancang telah sesuai dengan apa yang
pemahaman peserta didik dalam
diharapkan dan
menemukan konsep dan peserta didik
Aspek penguasaan materi yang
dilibatkan secara aktif dan mandiri dengan
diperlukan dalam penggunaan secara
melakukan percobaan-percobaan yang
umum berkategori sangat praktis dengan
terdapat dalam modul sehingga dapat
nilai rata-rata praktikalitas 88%. Hasil
meningkat kemampuan berfikir kritis
penilaian pendidik terhadap aspek ini
peserta didik. Hal ini terbukti dari hasil
bahwa konsep dan latihan-latihan yang
praktikalitas peserta didik dari aspek
dikembangkan untuk modul mudah
penguasaan materi dengan nilai
dimengerti.
praktikalitas 81,35% dengan kategori
Aspek manfaat penggunaan secara
umum berkategori sangat praktis dengan sangat praktis”. Hal ini sejalan dengan
nilai rata-rata praktikalitas 96%. Hasil teori (Priansa, 2017) yang menyatakan
penilaian pendidik terhadap aspek ini dapat bahwa “model Guided Discovery
disimpulkan modul telah dapat membantu Learning adalah menciptakkan siatuasi
pendidik. Selain itu, selain itu modul yang belajar yang melibatkan peserta didik
di kembangkan dapat dijadikan sebagai secara aktif dan mandiri dengan
buku pendamping oleh pendidik. menemukan suatu konsep, teori,
pemahaman, dan pemecahan masalah”.
95 | C h i n t i a Y o l a F i n s i , M e g a s y a n i A n a p e r t a , P e n g e m b a n g a n M o d u l …

Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang Mulyasa. (2014). Pengembangan Dan
dilakukan oleh (Marzuki & Ramli, 2017) Implementasi Kurikulum 2013.
yang menyatakan bahwa “modul plantae Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
berbasis GDL terintegrasi potensi lokal
efektif meningkatkan kemampuan berfikir Prastowo, A. (2011). panduan kreatif
kritis peserta didik”. membuat bahan ajar inovatif :
menciptakan metode yang menarik
KESIMPULAN DAN SARAN dan menyenangkan. diva press.

Berdasarkan hasil penelitian dapat Priansa, D. juni. (2017). Pengembangan


disimpulkan hal-hal sebagai berikut: Strategi & Model Pembelajaran
“Validitas modul pembelajaran fisika Inovatif, Kreatif, Dan Prestatif
berbasis model Guided Discovery Dalam Memahami Peserta Didik.
Learning pada kelas XI SMA Negeri 1 CV Pustaka Setia.
ulakan Tapakis berada pada kategori
sangat valid. Nilai rata-rata validasi modul R Wanti, Y. (2019). Pengembangan Modul
dari tenaga ahli adalah 84,56%. Sedangkan Reaksi Reduksi dan Oksidasi
penggunaan modul pembelajaran fisika Berbasis Guided Discovery Learning
berbasis model Guided Discovery untuk Kelas X SMA. Journal,
Learning adalah sangat praktis menurut Edukimia, 1(2), 38–45.
pendidik dan peserta didik. Nilai rata-rata
kepraktisan 86,03%”. Riduwan. (2012). Belajar Mudah
Saran yang ingin peneliti berikan Penelitian Untuk Guru-Karyawan
agar selanjutnya modul yang Dan Peneliti Pemula. Alfabeta.
dikembangkan diujicobakan dan dapat
lanjutkan dalam keseluruhan materi fisika. Sivasailam Thiagarajan Dorothy a’.,
ammel M. I. S. (1974). Instructional
REFERENSI development for training teachers of
exceptional children: A sourcebook.
Depdiknas. (2008). Penulisan Modul. In P. In School Psychology (Vol. 14, Issue
. Surya Dharma, MPA. (Ed.), 1). Center for Innovation in Teaching
Direktur Tenaga Kependidikan the Handicapped.
Ditjen PMPTK (Vol. 98, Issue 1). https://doi.org/10.1016/0022-
4405(76)90066-2.
Markaban. (2008). Model Penemuan
Terbimbing pada Pembelajaran Sugiyono. (2018). Metode Penelitian
Matematika SMK. Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D). Alfabeta.
Marzuki, M., & Ramli, M. (2017).
Pengembangan Modul Plantae Supliyadi, M. Irham Baedhoni, W. (2018).
Berbasis Guided Discovery Learning Jurnal Profesi Keguruan. Jurnal
Terintegrasi Potensi Lokal untuk Profesi Keguruan, 3(2), 205–212.
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Undang-Undang Republik Indonesia No.
Kritis Siswa SMA Lombok Timur. 10, 20 Tahun 2003 pasal 1 tentang
47–54. Sistem Pendidikan Nasional. (n.d.).

Anda mungkin juga menyukai