Nim : 751440119080
Kelas / Prodi : IIC / DIII KEPERAWATAN
Mata Kuliah : Keperawatan Medical Bedah (KMB 1)
Dosen Pengampu : Eka Firmansyah Pratama, S.Kep, Ns, M.Kep
SARS
Pengertian SARS
SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) adalah infeksi saluran pernapasan berat disertai
dengan gejala saluran pencernaan yang disebabkan oleh coronavirus. Gejala awalnya mirip
dengan influenza, namun dapat memburuk dengan cepat. SARS merupakan penyakit menular.
Penularan SARS terjadi saat seseorang tidak sengaja menghirup percikan air liur yang
dikeluarkan oleh penderita SARS saat bersin atau batuk.
Gejala SARS
Gejala SARS diketahui berupa malaise, mialgia, demam, dan diikuti gejala pernapasan berupa
batuk disertai kesulitan bernapas. Gejalanya juga dapat disertai dengan diare. Gejala-gejala ini
memberat beberapa hari kemudian disertai dengan viraemia, 10 hari setelah onset. namun
secara umum akan muncul gejala berupa:
Demam
Batuk
Sesak napas
Nafsu makan menurun
Tubuh mudah lelah
Menggigil
Sakit kepala
Nyeri otot
Diare
Mual
Muntah
Gejala SARS mirip dengan gejala flu, tapi dapat memburuk dengan cepat. Pada sebagian
besar kasus, SARS akan berkembang menjadi pneumonia, yaitu peradangan pada kantong
udara di dalam paru-paru. Kondisi ini juga rentan menyebabkan hipoksia (kekurangan
oksigen di sel dan jaringan tubuh).
Penyebab SARS
Penyebabnya adalah coronavirus. SARS ditularkan melalui kontak dekat, misalnya pada
waktu merawat pengidap, tinggal satu rumah dengan atau kontak langsung dengan
sekret/cairan tubuh dari pengidap suspect atau probable. Diduga cara penyebaran utamanya
adalah melalui percikan (droplets) dan kemungkinan juga melalui pakaian dan alat-alat yang
terkontaminasi. Para ahli menduga bahwa virus penyebab SARS berasal dari kelelawar dan
luwak. Virus ini kemudian bermutasi menjadi virus baru yang bisa menular dari hewan ke
manusia dan dari manusia ke manusia.
Virus SARS dapat menginfeksi manusia melalui berbagai cara, antara lain:
Tidak sengaja menghirup percikan ludah penderita SARS yang batuk atau bersin
Menyentuh mulut, mata, atau hidung dengan tangan yang sudah terpapar percikan
ludah penderita SARS
Berbagi penggunaan alat makan dan minum dengan penderita SARS
Seseorang juga dapat tertular SARS ketika menyentuh barang yang terkontaminasi oleh tinja
penderita SARS. Penularan ini terjadi bila penderita tidak mencuci tangan dengan bersih
setelah buang air besar.
SARS lebih berisiko terjadi pada seseorang yang kontak jarak dekat dengan penderita,
misalnya berada di wilayah yang mengalami wabah SARS, tinggal satu rumah dengan
penderita SARS, atau petugas kesehatan yang merawat penderita SARS.
Diagnosis SARS
Selain dari gejala, diagnosis ditegakkan melalui beberapa metode pemeriksaan laboratorium
telah digunakan seperti PCR, ELISA, IFA. Untuk menyatakan suatu tes PCR positif untuk
SARS diperlukan paling sedikit 2 spesimen yang berbeda (yaitu spesimen yang diambil dari
nasofaring dan tinja).
Pencegahan SARS
Vaksin untuk penyakit SARS belum ditemukan, oleh karena itu hindari berkunjung ke negara
yang sedang terjangkit SARS, gunakan masker saat bepergian atau menjenguk pasien di RS,
hal ini dapat membantu mengurangi penyebaran melalui udara, melalui percikan dan kontak
langsung. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah SARS, yaitu:
Bila Anda mengalami gejala mirip SARS, lakukan beberapa langkah berikut untuk mencegah
penyebaran SARS ke orang lain:
Penanganan SARS
Oseltamivir secara oral bersama dengan antibiotika berspektrum luas dan ribavirin intravena
dalam dosis yang direkomendasikan, juga memberikan hasil yang kurang meyakinkan. Pada
saat ini, penanganan pengidap SARS yang dianggap paling penting adalah terapi suportif,
yaitu mengupayakan agar pengidap tidak mengalami dehidrasi dan infeksi ikutan.
FLU BURUNG
Pengertian Flu Burung
Flu burung merupakan flu yang ditularkan burung ke manusia. Dalam dunia medis flu burung
juga dikenal dengan sebutan avian influenza. Flu burung sendiri disebabkan oleh virus H5N1
atau H7N9. Jangan menganggap remeh penyakit ini, sebab infeksi virus ini bisa berujung
pada kematian bila tidak ditangani dengan tepat.
Menyentuh unggas yang terinfeksi, baik yang masih hidup atau sudah mati
Menyentuh kotoran, air liur, dan lendir, dari unggas yang terinfeksi
Menghirup percikan cairan saluran pernapasan (droplet) yang mengandung virus
Mengonsumsi daging atau telur unggas terinfeksi yang mentah dan tidak matang
Penularan antarmanusia diduga juga dapat terjadi, tetapi belum jelas mekanisme dan cara
penularannya. Seseorang lebih berisiko terinfeksi virus flu burung jika memiliki faktor-faktor
berikut ini:
Ketika seseorang terserang virus penyebab flu burung, maka dirinya akan mengalami gejala
yang beragam. Gejala yang timbul bisa ringan, bisa pula parah yang bisa berpotensi
membahayakan nyawa. Berikut beberapa gejala flu burung yang mungkin dialami
pengidapnya:
Sakit perut.
Demam tinggi.
Sakit kepala.
Nyeri otot.
Gangguan pernapasan.
Pendarahan gusi.
Pendarahan hidung.
Nyeri dada.
Untuk mendiagnosis flu burung dokter akan melakukan beberapa metode. Pada tahap awal,
dokter akan melakukan wawancara medis dan pemeriksaan medis. Setelah itu, dokter juga
akan melakukan pemeriksaan penunjang dengan mengambil sampel cairan dari hidung atau
tenggorokan.
Tak menutup kemungkinan dokter juga akan melakukan pemeriksaan darah. Tujuannya untuk
mengetahui kadar sel darah putih di dalam tubuh pasien. Dalam beberapa kasus, dokter juga
akan melakukan tes X-ray untuk melihat kondisi paru-paru pasien.
Pengobatan flu burung harus dilakukan secepat mungkin. Karena jika tidak, penyakit ini
sangat berpotensi menimbulkan komplikasi yang berakibat fatal, seperti:
Ketika seseorang mengidap flu burung, biasanya mereka akan dirawat di ruang isolasi.
Tujuannya jelas, untuk meminimalisir terjadinya penularan. Selain itu, mereka juga
dianjurkan untuk minum banyak cairan, mengonsumsi makanan sehat, istirahat, dan minum
obat pereda rasa sakit, dokter juga biasanya akan meresepkan obat-obatan antivirus dan
antinyeri agar penyakit tidak berkembang makin parah. Pemberian obat antivirus juga
bertujuan mencegah terjadinya komplikasi dan membuat peluang hidup pasien tetap besar.
Andaikan flu burung sudah menimbulkan komplikasi, maka penanganannya akan disesuaikan
dengan komplikasi yang timbul, contohnya pneumonia. Pasien yang mengalami kondisi ini
biasanya harus dibantu dengan ventilator di rumah sakit untuk membantu mengurangi
kesulitan bernapas. Selain itu, pemberian obat-obatan antibiotik harus terus dilakukan sampai
pneumonia sembuh.
Pencegahan Flu Burung