Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH

DI RUMAH SAKIT REHABILITASI BUNGKANEL

A. PENGKAJIAN

Pengkajian ini dilakukan oleh

Nama Mahasiswa :-

NIM :-

Tempat Pengkajian : Desa Kawunganten, Cilacap

Hari/Tanggal : Rabu, 9 Mei 2020

Waktu Pengkajian : Pukul 14.00 WIB

Sumber Data : Pasien dan keluarga

1. Identitas Pasien

Nama : Tn. J

Umur : 43 tahun

Alamat : Bobotsari, Purbalingga

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Serabutan

Suku Bangsa : Jawa, Indonesia

Dx : Harga Diri Rendah


2. Identitas Penanggung Jawab

Nama : Ny. H

Umur : 63 tahun

Alamat : Bobotsari, Purbalingga

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pendidikan : SD

Pekerjaan : IRT

Hubungan dengan pasien : Ibu pasien

3. Faktor Presipitasi

Keluarga pasien mengatakan pasien tidak mau berinteraksi dengan orang lain karena

pasien merasa tidak cocok dengan orang lain. Keluarga pasien mengatakan teman teman

teman pasien sudah banyak yang bekerja menjadi pegawai negeri dan pasien hanya

bekerja serabutan karena pendidikannya hanya SD. Pasien juga tidak mau berinteraksi

dengan teman-temannya karena pasien belum menikah dan teman-temannya sudah

menikah. Pasien menjadi marah apabila ada yang bicara masalah pendidikannya dan

statusnya yang belum menikah.

4. Faktor Predisposisi

Pasien sudah pernah masuk RSUD Cilacap pada umur 30 tahunan selama setengah

bulan karena perubahan tingkah laku emosi labil dan tidak suka bergaul dengan orang

lain. Keluarga pasien mengatakan pasien pernah mengalami kecelakaan 2x sehingga

menyebabkan cedera otak. Selain itu pasien juga mengalami penolakan dari

lingkungannya. Keluarga pasien mengatakan di dalam keluarganya tidak ada anggota


keluarga yang memiliki riwayat gangguan jiwa. Klien kontrol ke RSUD Cilacap satu

bulan sekali, tetapi sudah satu bulan tidak kontrol karena terkendala biaya dan akhir-

akhir ini merasa gelisah dan khawatir

5. Pemeriksaan Fisik
Hasil pemeriksaan fisik Tn. J pada tanggal 9 Maret 2020 sebagai berikut:
a) Keadaan umum : Baik

b) Kesadaran : Composmentis E4M6V5

c) Tanda-tanda vital

TD : 130/90 mmHg

N : 94 x/menit

RR : 21 x/menit

S : 37,50C.

6. Psikososial
a. Genogram
Keterangan :

= Laki-laki = Pasien

= Perempuan = Menikah

= Laki-laki meninggal = Tinggal serumah

= Perempuan meninggal = Garis keturunan

Pasien adalah anak pertama dari sembilan bersaudara. Pasien tinggal bersama ibunya.

Saat ini pasien belum menikah. Keluarga pasien mengatakan di keluarganya tidak ada

yang menderita gangguan jiwa.

b. Konsep Diri

1) Citra Tubuh atau Gambaran Diri

Pasien mensyukuri dan menerima kondisi fisiknya saat ini. Pasien tidak

membenci anggota tubuhnya dan tidak ada masalah atau gangguan pada

bagian anggota tubuh.

2) Identitas Diri

Pasien anak ke 1 dari 9 bersaudara. Pasien tinggal bersama ibunya. Pasien

belum menikah. Sebelum sakit pasien berperilaku normal dan mau

berinteraksi dengan orang lain. Pasien merupakan anak pertama dan

mempunyai latar belakang pendidikan SD.

3) Peran

Pasien merupakan anak ke 1 dari 9 bersaudara. Selama dirumah pasien

mengerjakan tugasnya sebagai seorang anak yaitu melakukan pekerjaan


sehari-hari seperti mengumpulkan kayu untuk bahan bakar dan terkadang

pasien juga mau menyapu lantai dan halaman.

4) Ideal Diri

Pasien berharap supaya kondisinya cepat membaik dan dapat berinteraksi

dengan orang lain.

5) Harga Diri

Pasien mengatakan pasien merasa malu untuk berinteraksi dengan teman-

temannya yang dulu dan orang lain karena kondisinya yang belum menikah

dan hanya bekerja serabutan. Nada bicara pasien rendah dan kontak mata

pasien kurang dan tatapan mata pasien kosong. Pasien suka melamun dan

menundukkan kepala serta tersenyum sendiri. Tindakan pasien terkadang

berulang dan tidak bermakna seperti pasien mondar mandir.

6) Hubungan sosial

a) Orang yang Terdekat dalam Kehidupan Pasien Orang yang terdekat

dengan pasien adalah ibunya yaitu Ny. H. Pasien jarang bicara, tidak mau

bercerita tentang masalahnya dan lebih suka menyendiri, melamun dan

memendam masalahnya sendiri. Saat ditanya masalah yang berhubungan

dengan pendidikan dan statusnya emosi pasien menjadi labil.

b) Peran Serta dalam Kegiatan Kelompok atau Masyarakat Pasien tidak

mengikuti kegiatan di lingkungannya karena malu dengan kondisinya yang

belum menikah dan lebih suka untuk tinggal di rumah dan tidak

berinteraksi di lingkungan masyarakat sekitar.


c) Hambatan dan Hubungan dengan Orang Lain Pasien kesulitan dalam

berkomunikasi karena tidak bisa memulai pembicaraan. Pasien hanya

tersenyum saat ditanya dan lebih sering diam. Keluarga pasien mengatakan

pasien tidak suka menceritakan masalahnya kepada orang lain dan lebih

sering memendam masalahnya sendiri.

7) Spiritual

a) Nilai dan Keyakinan

Pasien mengatakan bahwa sakitnya merupakan cobaan dari Allah dan

pasien percaya dapat sembuh.

b) Kegiatan Ibadah

Pasien rajin mengerjakan sholat 5 waktu dan berdoa. Keluarga pasien

mengatakan terkadang jumlah rakaat shalat yang dikerjakan pasien tidak

sesuai dengan rakaat shalat pada umumnya. Terkadang pasien melakukan

shalat dengan rakaat berlebih.

7. Status Mental

a. Penampilan

Pasien terlihat cukup rapi, rambut hitam dan sedikit beruban serta pendek.

b. Pembicaraan

Pasien lebih sering diam dan melamun, pasien tidak mampu memulai

pembicaraan terlebih dahulu, pasien hanya menjawab pertanyaan seperlunya dan

berbicara dengan nada pelan. Pasien tampak lebih banyak diam saat dilakukan

wawancara. Pasien tampak asyik dengan pikirannya sendiri. Kontak mata pasien
kurang. Terkadang pasien menundukkan kepala saat berbicara dan tidak menatap

lawan bicara.

c. Aktivitas Motorik

Pada saat pengkajian pasien terlihat tenang dan merespon dengan baik. Namun

pada saat tidak berinteraksi dengan pengkaji pasien melamun dan pandangan

mata kosong.

d. Alam Perasaan

Keluarga pasien mengatakan pasien minder untuk berinteraksi dengan teman

temannya.

e. Afek

Afek pasien datar karena tidak ada perubahan ekspresi wajah pada stimulus

menyenangkan atau menyedihkan.

f. Interaksi Selama Wawancara

Selama wawancara kontak mata pasien kurang. Pasien tertutup dan tidak mau

menceritakan masalahnya. Pada saat awal pengkajian pasien terlihat tidak

percaya dengan pengkaji namun seiring berjalannya waktu pasien mulai percaya,

sedikit terbuka dan mau bercerita tentang keluarganya.

g. Persepsi

Pasien tidak memiliki halusinasi penglihatan atau pendengaran.

h. Proses Pikir

Pasien tidak ada gangguan dalam proses pikirnya

i. Isi Pikir

Pasien tidak mengalami gangguan isi pikir seperti waham dan pikiran magis.
j. Tingkat Kesadaran

Kesadaran pasien cukup baik, tidak mengalami disorientasi (tempat dan orang),

tetapi pasien mengalami disorientasi waktu. Pasien mampu menyebutkan nama

keluarga dan tempat saat ini ia berada tetapi pasien tidak mampu menyebutkan

hari dan tanggal saat dilakukan pengkajian.

k. Memori

1) Jangka Panjang

Pasien lupa dengan kejadian masa lalu yang menimpa dirinya.

2) Jangka Pendek

Pasien mampu mengingat nama saudaranya dan temannya

3) Saat Ini

Pasien mampu mengingat kegiatan yang ia lakukan hari ini

l. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung

Pasien tidak mampu berkonsentrasi dan melakukan perhitungan sederhana.

Selama interaksi perhatian pasien mudah beralih.

m. Kemampuan Penilaian

Pasien mampu melakukan penilaian secara ringan seperti mampu meminum obat

agar cepat sembuh dengan motivasi dari diri sendiri dan bantuan motivasi dari

orang lain.

n. Daya Tilik Diri

Pasien tidak menyalahkan dan mengingkari hal-hal di luar dirinya yang

berkaitan dengan sakitnya.

8. Kebutuhan Sehari-hari
a. Makan

Pasien makan 3 kali sehari dengan bantuan diri sendiri.

b. BAB/BAK

Pasien mampu BAB dan BAK secara mandiri. Frekuensi BAB pasien 1 kali sehari

dan frekuensi BAK pasien cukup banyak ± 5-7 kali sehari.

c. Mandi

Pasien mampu mandi secara mandiri dengan frekuensi mandi 1 kali sehari pada

sore hari. Pasien mengetahui cara mandi.

d. Berpakaian

Pasien mampu berpakaian secara mandiri dengan frekuensi 1 kali sehari dan

terkadang sesuai situasi dan kondisi.

e. Istirahat dan Tidur

Pasien tidak tidur siang dan pasien tidur malam ± 8 jam sehari.

f. Penggunaan Obat

Pasien mampu minum obat secara mandiri dengan bantuan motivasi diri sendiri

dan orang lain.

g. Pemeliharaan Kesehatan

Keluarga pasien mengatakan pasien sudah satu bulan ini tidak kontrol karena

terkendala biaya.

h. Kegiatan di Dalam Rumah

Pasien melakukan kegiatan rumah tangga seperti menyapu lantai.

i. Kegiatan di Luar Rumah


Pasien jarang melakukan kegiatan di masyarakat/lingkungan sekitar rumahnya

karena pasien tidak suka berinteraksi dengan orang lain. Pasien tampak tidak

memiliki teman dekat. Keluarga pasien mengatakan pasien hanya melakukan kerja

bakti di masyarakat apabila dibutuhkan. Pasien sering menghabiskan waktunya

dengan mengumpulkan kayu bakar. Terkadang pasien juga menyapu halaman

rumahnya. Keluarga pasien mengatakan pasien malu dengan kondisinya karena

belum menikah dan bekerja serabutan.

j. Mekanisme Koping

Keluarrga pasien mengatakan apabila pasien banyak masalah pasien lebih suka

diam dan tidak menceritakan masalahnya pada orang lain. Pasien berusaha

menyelesaikan masalahnya sendiri dan tidak berinteraksi dengan teman

temannya/orang lain. Pasien lebih suka melakukan aktivitas dan pekerjaan di

rumahnya seperti menyapu lantai/halaman dan mengumpulkan kayu bakar.

9. Masalah Psikososial dan Lingkungan

Hubungan pasien dengan masyarakat sekitar rumahnya kurang baik karena pasien lebih

memilih berada di rumahnya dan tidak berinteraksi dengan masyarakat sekitar.

Keluarga pasien mengatakan pasien malu dengan kondisinya karena bekerja serabutan

dan belum menikah.

10. Pengetahuan

Pasien mengetahui tentang penyakitnya, tetapi pasien tidak tahu tentang koping untuk

menghadapi dan menyelesaikan masalahnya.

11. Aspek Medik

a. Diagnosa Medik : Harga Diri Rendah


b. Terapi Medik : Sudah satu bulan ini tidak kontrol dan meminum obat karena

terkendala biaya

B. ANALISA DATA

Tabel 1.5 Analisa Data

No Data Fokus Diagnosa Keperawatan Paraf

1 DS : Keluarga pasien mengatakan Harga Diri Rendah


pasien merasa malu untuk
berinteraksi dengan teman-
temannya yang dulu dan orang lain
karena kondisinya yang belum
menikah dan hanya bekerja
serabutan. Nada bicara pasien
rendah dan kontak mata pasien
kurang serta tatapan mata pasien
kosong. Keluarga pasien
mengatakan pasien minder untuk
berinteraksi dengan teman-
temannya dan orang lain

DO : Pasien sering melamun dan


menundukkan kepala

C. POHON MASALAH

Isolasi Sosial
Effect

Harga Diri Rendah


core problem
Koping Individu Tidak Efektif
Causa

D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Harga Diri Rendah
E. INTERVENSI
1. Tindakan keperawatan pada pasien:

(1)Tujuan:

a) Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.

b) Pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.

c) Pasien dapat menetapkan/memilih kegiatan yang sesuai kemampuan.

d) Pasien dapat melatih sesuai kegiatan yang sudah dipilih, sesuai kemampuan.

e) Pasien dapat menyusun jadwal untuk melakukan kegiatan yang sudah dipilih.

(2) Tindakan keperawatan

a. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki pasien Tn. J

Untuk membantu pasien dapat mengungkapkan kemampuan dan aspek positif

yang masih dimilikinya, perawat dapat:

(1) Mendiskusikan bahwa sejumlah kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

pasien seperti kegiatan di rumah, dalam keluarga dan lingkungan adanya

keluarga dan lingkungan terdekat pasien Tn. J.

(2) Beri pujian kepada Tn. J yang realistik/nyata dan hindarkan setiap kali

bertemu dengan pasien penilaian yang negatif.

b. Membantu pasien menilai kemampuan yang dapat digunakan.Untuk

tindakan tersebut perawat dapat:


(1) Mendiskusikan dengan pasien kemampuan yang masih dapat digunakan saat

ini.

(2) Bantu pasien menyebutkannya dan memberi penguatan terhadap kemampuan

diri yang diungkapkan pasien.

(3) Perlihatkan respon yang kondusif dan menjadi pendengar yang aktif.

c. Membantu pasien memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih. Tindakan

keperawatan yang dapat dilakukan adalah:

(1) Mendiskusikan dengan pasien beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dan

dipilih sebagai kegiatan yang akan pasien lakukan sehari-hari.

(2) Bantu pasien menentukan kegiatan mana yang dapat pasien lakukan

secara mandiri, mana kegiatan yang memerlukan bantuan minimal dari

keluarga atau lingkungan terdekat pasien. Berikan contoh pelaksanaan

kegiatan yang dilakukan pasien. Susun bersama pasien dan buat daftar

kegiatan sehari-hari pasien.

d. Melatih kemampuan yang dipilih pasien.

Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah :

(1) Mendiskusikan dengan pasien untuk melatih kemampuan yang dipilih

(2) Bersama pasien memperagakan kegiatan yang ditetapkan.

(3) Beri dukungan dan pujian pada setiap kegiatan yang dapat dilakukan

pasien.

e. Membantu menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang dilatih.

Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah:


(1) Memberi kesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan yang telah

dilatihkan yaitu terapi hortikultura.

(2) Beri pujian atas kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan pasien setiap hari.

(3) Susun jadwal untuk melaksanakan kegiatan yang sudah dilatih.

(4) Berikan kesempatan mengungkapkan perasaannya setelah pelaksanaan

kegiatan terapi hortikultura.

2. Tindakan Keperawatan Terapi Hortikultura terhadap pasien Harga Diri Rendah.

Terapi Hortikultura diharapkan mampu mengatasi pasien dengan harga diri rendah

dan menjadi terapi pendukung yang efektif bagi pasien.

1) Tujuan

a) Pasien dapat meningkatkan kepercayaan diri serta memunculkan rasa puas

ketika tanaman yang mereka tanam dapat tumbuh.

b) Pasien dapat melatih dan menjaga kemampuan motorik, seperti koordinasi

mata dan tangan, melatih otot-otot serta memberikan latihan ringan.

c) Pasien mampu mengontrol hidupnya serta memberikan tujuan dalam

kegiatan sehari-hari.

2) Tindakan keperawatan

a) Membina hubungan saling percaya dengan perawat, seperti ada kontak

mata, berjabat tangan, menyebut nama, menjawab salam, duduk

berdampingan dengan perawat, dan mengutarakan masalah yang dihadapi.

b) Menjelaskan prosedur, posisi, tujuan, waktu, dan peran perawat sebagai

pembimbing.

c) Lakukan pembimbingan menanam yang baik terhadap pasien


d) Mendiskusikan dengan pasien mengenai bibit tanaman yang digunakan

untuk terapi berkebun dengan diarahkan tanaman hortikultura seperti sayur,

buah atau tanaman hias. Tanaman hortikultura disesuaikan dengan

kebutuhan serta musim saat ditanam.

e) Bersama dengan pasien melakukan penanaman bibit dengan sarana polybag

dengan jumlah tidak terlalu banyak agar mudah dalam pemeliharaan dan

pengawasan.

f) Isi setengah polybag dengan tanah setelah itu memasukan bibit yang ingin

di tanam dipolybag dan memasukan kembali tanah secukupnya.

g) Memberikan contoh mengenai pemeliharaan tanaman polybag seperti

menyiram setiap pagi dan sore.

h) Beri dukungan dan pujian pada setiap kegiatan yang dilakukan pasien

i) Dengan menyediakan terapi hortikultura ini diharapkan pasien memiliki

aktivitas rutin yang dapat dimasukkan ke dalam ADL pasien.

j) Berikan kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaannya

setelah pelaksanaan terapi hortikultura.

3. Tindakan Keperawatan untuk Keluarga

Keluarga diharapkan dapat merawat pasien dengan harga diri rendah di rumah

dan menjadi sistem pendukung yang efektif bagi pasien.

1) Tujuan:

a) Keluarga membantu pasien mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki

pasien
b) Keluarga memfasilitasi pelaksanaan kemampuan yang masih dimiliki

pasien

c) Keluarga memotivasi pasien untuk melakukan kegiatan yang sudah

dilatih dan memberikan pujian atas keberhasilan pasien

d) Keluarga mampu menilai perkembangan perubahan kemampuan pasien.

2) Tindakan keperawatan:

a) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien

b) Jelaskan kepada keluarga tentang harga diri rendah yang ada pada pasien

c) Diskusikan dengan keluarga kemampuan yang dimiliki pasien dan memuji

atas kemampuannya

d) Jelaskan cara-cara merawat pasien dengan harga diri rendah

e) Beri kesempatan kepada keluarga untuk mempraktekan cara merawat

pasien dengan harga diri rendah seperti yang telah perawat demonstrasikan

sebelumnya

f) Bantu keluarga menyusun rencana kegiatan pasien di rumah.

F. IMPLEMENTASI
Tabel 1.6 Implementasi Asuhan Keperawatan pada Pasien Harga Diri Rendah dengan Terapi
Hortikultura

No Hari, Implementasi Respon Paraf


Tanggal/Jam

1 Rabu, 09 1. Menyapa pasien Pasien terlihat tertutup dan


dengan ramah, malu dengan orang lain.
Maret 2020
menunjukkan ekspresi Setelah bersalaman dan
bersahabat dan rasa
14.00 senang. memperkenalkan diri
2. Memperkenalkan nama pasien mulai sedikit
penulis, nama percaya dan mulai sedikit
panggilan yang penulis berkomunikasi.
sukai, serta
menanyakan nama dan Pasien terlihat sedang
nama panggilan yang mengumpulkan kayu bakar
pasien sukai.
Keluarga pasien
14.30 3. Mengidentifikasi
mengatakan pasien sering
kemampuan dan aspek
positif yang dimiliki menyapu
pasien. Pasien mau mengikuti
4. Membantu pasien terapi hortikultura
menilai kemampuan walaupun sedikit gelisah
pasien yang masih
15.00 dapat digunakan. Pasien kooperatif saat
5. Membantu pasien diajari terapi hortikultura
memilih kegiatan yang Pasien terlihat gelisah
akan dilatih sesuai
dengan kemampuan
pasien yaitu terapi
hortikultura. Pasien hanya bisa
15.30 6. Melatih pasien cara menunduk dan
terapi hortikultura mengatakan “iya” dengan
dengan media tanaman pelan
cabai.
7. Memberikan pujian
yang wajar tehadap
keberhasilan menanam
bibit pasien kepada
pasien.
8. Menyuruh pasien
untuk menyiram
tanaman pada pagi dan
sore hari.

2 Kamis, 10 1. Menggali kembali Pasien membuat sapu lidi


askep positif yang
Maret 2020
dimiliki klien
13.00 2. Menanyakan apa yang Pasien mengatakan karena
menyebabkan pasien belum menikah
malu dan minder
13.30 3. Mendiskusikan Pasien mengatakan
kegiatan kegiatan yang mencari kayu bakar
disukai oleh pasien
4. Mendorong agar
13.35 berpenilaian positif Pasien terlihat bingung
5. Membantu
mengungkapkan Pasien tidak banyak
perasaannya berkata tetapi hanya
14.00 6. Mengingatkan untuk mengatakan malu dan
menyiram tanaman minder
pada pagi dan sore Pasien tidak mau
menyiram tanamannya

3 Jumat, 11 1. Menanyakan keadaan Pasien mengatakan baik


pasien dengan suara pelan
Maret 2020
2. Memberikan pujian Pasien terlihat senang saat
14.00 terkait dengan diberi pujian
kemajuan pasien dalam
mencapai tujuan
14.30 3. Mendiskusikan Keluarga pasien
masalah yang dirasakan mengatakan masalah
keluarga dalam
dalam merawatnya
merawat pasien.
Keluarga terlihat antusias
14.35 4. Menjelaskan pengertian
harga diri rendah, tanda saat diterangkan dan
dan gejala, serta proses berusaha bertanya
terjadinya harga diri
rendah.
5. Melatih keluarga cara Keluarga terlihat mengerti
merawat pasien dengan
15.00 harga diri rendah.
6. Melatih keluarga cara Keluarga kooperatif
merawat klien harga
diri rendah secara
15.30 langsung.
7. Membantu klien Keluarga mengatakan
termasuk minum obat. sebulan ini belum kontrol
karena terkendala biaya

G. EVALUASI
Tabel 1.7 Evaluasi Asuhan Keperawatan pada Pasien Harga Diri Rendah dengan Terapi
Hortikultura

No Dx Hari, Catatan Perkembangan Paraf


Tanggal/Jam

1 I Rabu, 09 S : Keluarga pasien mengatakan pasien merasa


Maret 2020 malu untuk berinteraksi dengan teman-
temannya yang dulu dan orang lain karena
kondisinya yang belum menikah dan hanya
bekerja serabutan.. Keluarga pasien
mengatakan pasien minder untuk berinteraksi
dengan teman-temannya. Klien mengatakan
mau melakukan terapi hortikultura
O : Pasien sering melamun, menundukkan
Kepala, Nada bicara pasien rendah dan kontak
mata pasien kurang serta tatapan mata pasien
kosong. Pasien terlihat antusias dalam terapi
hortikultura
A : Masalah harga diri belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi (Menggali kembali
askep positif yang dimiliki klien,
Menanyakan apa yang menyebabkan pasien
malu dan minder, Mendiskusikan kegiatan
kegiatan yang disukai oleh pasien)

2 I Kamis, 10 S : Keluarga pasien mengatakan pasien tidak


Maret 2020 menyiram tanamannya pagi dan sore.
O : Tanaman terlihat layu. Pasien masih terlihat
khawatir seperti hari kemarin
A : Masalah harga diri rendah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi (Menggali kembali
askep positif yang dimiliki klien, Menanyakan
apa yang menyebabkan pasien malu dan
minder, Mendiskusikan kegiatan kegiatan yang
disukai oleh pasien)
3 I Jumat, 11 S : Pasien mengatakan akan mencoba
Maret 2020 berinteraksi dengan orang lain
O : Pasien masih berbicara lirih dan menjawab
pertanyaan pengkaji seperlunya saja
A : Masalah harga diri rendah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi (beri pujian terkait
dengan kemajuan pasien dalam mencapai
tujuan, dukung keterlibatan keluarga dengan
cara yang tepat)

Anda mungkin juga menyukai