Kelompok 3
i
20. Intan Maulid Dameyanti ( P1337420220072 )
21. Nazar Rayhanda ( P1337420220073 )
22. Dwi Ari Febriyanti ( P1337420220074 )
23. Nindy Ma’azizah ( P1337420220075 )
KELAS B
Jl. Pertiwi, Mersi, Kec. Purwokerto Tim., Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah
53112
ii
KATA PENGANTAR
Makalah yang kami susun berisikan informasi tentang hak-hak apa saja yang
dimiliki oleh perawat dan pasien kewajiban yang harus dilakukan oleh warganegara.
Makalahini diharapkan dapat memberikan informasi kepada kita semua dan
mampumemberikan pengetahuan yang bermanfaat. Kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna, oleh karenaitu kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun selalu kami harapkandemi kesempurnaan makalah ini. Dalam
makalah ini kami akan memaparkan semua hal yang berkaitan dengan tema yang kami
buat berdasarkan fakta yang kami dapat dari berbagai sumber. Kami bekerjasama
dengan baik untuk menyusun makalah yang baik dan menarik.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telahberperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
AllahSWT senantiasa meridhai segala usaha kita.
iii
Daftar Isi
PENDAHULUAN ...........................................................................................................................................................
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................................................
1.3 Tujuan Pembahasan ...............................................................................................................................................
PEMBAHASAN ..............................................................................................................................................................
2.1 Pengertian Hak, Kewajiban, Perawat, Pasien ..................................................................................................
2.2 Hak dan Kewajiban Perawat ............................................................................................................................
2.3 Hak dan Kewajiban Pasien ..............................................................................................................................
2.4 Kasus Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban ..................................................................................
2.4.1 Kasus Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban Perawat ....................................................................
2.4.2 Kasus Pelanggaran Hak dan aPengingkaran Kewajiban Pasien ....................................................................
BAB III ............................................................................................................................................................................
PENUTUP........................................................................................................................................................................
KESIMPULAN ............................................................................................................................................................
SARAN ........................................................................................................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA…………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………….……………………………
…………….11
iv
v
BAB I
PENDAHULUAN
Hak dan Kewajiban merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan, akan tetapi
terjadi pertentangan karena hak dan kewajiban tidak seimbang. Bahwa setiap warga
negara memiliki hak dan kewajiban untuk mendapatkan penghidupan yang layak, tetapi
pada kenyataannya banyak warga negara yang belum merasakan kesejahteraan dalam
menjalani kehidupannya. Semua itu terjadi karena pemerintah dan para pejabat tinggi
lebih banyak mendahulukan hak daripada kewajiban. Padahal menjadi seorang pejabat
itu tidak cukup hanya memiliki pangkat akan tetapi mereka berkewajiban untuk
memikirkan diri sendiri. Jika keadaannya seperti ini, maka tidak ada keseimbangan
antara hak dan kewajiban. Jika keseimbangan itu tidak ada akan terjadi kesenjangan
sosial yang berkepanjangan.
Untuk mencapai keseimbangan antara hak dan kewajiban, yaitu dengan cara
mengetahui posisi diri kita sendiri. Sebagai seorang warga negara harus tahu hak dan
kewajibannya. Seorang pejabat atau pemerintah pun harus tahu akan hak dan
kewajibannya. Seperti yang sudah tercantum dalam hukum dan aturan-aturan yang
berlaku. Jika hak dan kewajiban seimbang dan terpenuhi, maka kehidupan masyarakat
akan aman sejahtera. Hak dan kewajiban di Indonesia ini tidak akan pernah seimbang.
Apabila masyarakat tidak bergerak untuk merubahnya. Karena para pejabat tidak akan
pernah merubahnya, walaupun rakyat banyak menderita karena hal ini. Mereka lebih
memikirkan bagaimana mendapatkan materi daripada memikirkan rakyat, sampai saat
ini masih banyak rakyat yang belum mendapatkan haknya. Oleh karena itu, kita sebagai
warga negara yang berdemokrasi harus bangun dari mimpi kita yang buruk ini dan
merubahnya untuk mendapatkan hak-hak dan tak lupa melaksanakan kewajiban kita
sebagai rakyat Indonesia.
1
Sebagaimana telah ditetapkan dalam UUD 1945 pada pasal 28, yang
menetapkan bahwa hak warga negara dan penduduk untuk berserikat dan berkumpul,
mengeluarkan pikiran dengan lisan maupun tulisan, dan sebagainya, syarat-syarat akan
diatur dalam undang-undang. Pasal ini mencerminkan bahwa negara Indonesia bersifat
demokrasi. Pada para pejabat dan pemerintah untuk bersiap-siap hidup setara dengan
kita. Harus menjunjung bangsa Indonesia ini kepada kehidupan yang lebih baik dan
maju. Yaitu dengan menjalankan hak-hak dan kewajiban dengan seimbang. Dengan
memperhatikan rakyat-rakyat kecil yang selama ini kurang mendapat kepedulian dan
tidak mendapatkan hak-haknya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi Keperawatan, baik
di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah sesuai dengan ketentuan
Peraturan perundangundangan (Undang-undang Nomor 38 tahun 2014 tentang
Keperawatan ). Perawat dalam bahasa inggris sening dipanggil nurse Dimana kata nurse
sendin berasal dari bahasa Latin, yakni dan kata nutrix: Dan kata nutrix dapat diartikan
merawat atau memelihara. Sementara definisi Keperawatan adalah kegiatan pembenan
asuhan kepada individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik dalam keadaan sakit
maupun sehat, menurut UU No. 38 tahun 2014 pada Pasal 1
3
dipaparkan pada materi sebelumnya sedang dipertimbangkan oleh berbagai pihak, baik
dari PPNI, Organisasi profesi kesehatan yang lain, lembaga legislatif serta elemen
pemerintahan lain yang berkepentingan.
Selain mendapatkan perlindungan hukum secara legal, perawat berhak untuk
memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari klien dan atau keluarganya agar
mencapai tujuan keperawatan yang maksimal. Jadi kepada klien dan keluarga yang
berada dalam lingkup keperawatan tidak hanya memberikan informasi kesehatan klien
kepada salah satu profesi kesehatan lainnya saja, akan tetapi perawat berhak mengakses
segala informasi mengenai kesehatan klien, karena yang berhadapan langsung dengan
klien tidak lain adalah perawat itu sendiri.
Hak perawat yang lain yaitu melaksanakan tugas sesuai dengan kompetensi dan
otonomi profesi. Ini dimaksudkan agar perawat dapat melaksanakan tugasnya hanya
yang sesuai dengan ilmu pengetahuan yang didapat berdasarkan jenjang pendidikan
dimana profesi lain tidak dapat melakukan jenis kompetensi ini. Perawat berhak untuk
dapat memperoleh penghargaan sesuai dengan prestasi, dedikasi yang luar biasa dan
atau bertugas di daerah terpencil dan rawan.’
HAK-HAK PERAWAT :
1. Memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan
profesinya.
2. Mengembangkan diri melalui kemampuan spesialisasi sesuai latar belakang
3. Menolak keinginan klien/pasien yang bertentangan dengan peraturan
perundangan serta standar profesi dan kode etik profesi.
4. Mendapatkan informasi lengkap dari klien/pasien yang tidak puas terhadap
pelayanannya.
5. Meningkatkan pengetahuan berdasarkan perkembangan IPTEK dalam bidang
keperawatan/kebidanan/kesehatan secara terus menerus.
6. Diperlakukan adil dan jujur oleh rumah sakit maupun klien/pasien dan atau
keluarganya.
7. Mendapatkan jaminan perlindungan terhadap risiko kerja yang berkaitan dengan
tugasnya.
8. Diikutsertakan dalam penyusunan/penetapan kebijakan pelayanan kesehatan di
rumah sakit
9. Diperhatikan privasinya dan berhak menuntut apabila nama baiknya dicemarkan
oleh klien/pasien dan atau keluarganya serta tenaga kesehatan lain.
10. Menolak pihak lain yang memberi anjuran/permintaan tertulis untuk melakukan
tindakan yang bertentangan dengan perundang-undangan, standar profesi dan
kode etik profesi.
11. Mendapatkan perhargaan imbalan yang layak dari jasa profesinya sesuai
peraturan/ketentuan yang berlaku di rumah sakit.
12. Memperoleh kesempatan mengembangkan karir sesuai dengan bidang
profesinya.
4
KEWAJIBAN PERAWAT
Dalam melaksanakan praktik keperawatan perawat berkewajiban untuk
memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan standar profesi, standar praktek
keperawatan, kode etik, dan SOP serta kebutuhan klien atau pasien dimana standar
profesi, standar praktek dan kode etik tersebut ditetapkan oleh organisasi profesi dan
merupakan pedoman yang harus diikuti oleh setiap tenaga keperawatan. Perawat yang
melaksanakan tugasnya diwajibkan untuk merujuk klien dan atau pasien ke fasilitas
pelayanan kesehatan yang mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih baik,
apabila tidak mampu melakukan suatu pemerikasaan atau tindakan. Hal ini juga
tergantung situasi, jika lingkungan kita juga tidak memungkinkan maka kita sebagai
perawat dapat menerangkan alasan yang tepat.
Perawat wajib untuk merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang
klien dan atau pasien, kecuali untuk kepentingan hukum. Hal ini menyangkut privasi
klien yang berada dalam asuhan keperawatan karena disis lain perawat juga wajib
menghormati hak-hak klien dan atau pasien dan profesi lain sesuai dengan ketentuan
dan peraturan yang berlaku.
Perawat wajib melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan,
kecuali bila ia yakin ada orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya. Jika
dalam konteks ini memang agak membingungkan, saya hanya bisa menjelaskan seperti
ini, pelaksanaan gawat darurat yang sangat membutuhkan pertolongan segera dapat
dilaksanakan dengan baik yaitu di rumah sakit yang tercipta kerja sama antara perawat
serta tenaga kesehatan lain yang berhubungan langsung, sedangkan untuk daerah yang
jauh dari pelayanan kesehatan modern tentunya perawat kebanyakan menggunakan
seluruh kemampuannya untuk melakukan tindakan pertolongan, demi keselamatan jiwa
klien.
Kewajiban lain yang jarang diperhatikan dengan serius yaitu menambah ilmu
pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu keperawatan dalam meningkatkan
profesionalsme. Beberapa faktor-faktor yang membuat kita malas mengembangkan ilmu
keperawata banyak sekali.
Kewajiban Perawat Meliputi :
Perawat wajib memiliki :
1. Surat Ijin Perawat ( SIP ) ; sebagai bukti tertulis pemberian kewenangan
untuk menjalankan pekerjaan keperawatan diseluruh wilayah Indonesia.
2. Surat Ijin Kerja ( SIK ) ; sebagai bukti tertulis yang diberikan kepada
perawat untuk melakukan praktek keperawatan di sarana kesehatan
3. Surat Ijin Praktek Perawat ( SIPP ) ; sebagai bukti tertulis yang diberikan
kepada perawat untuk menjalankan praktek perawat perorangan / kelompok
4. Perawat wajib menghormati hak-hak pasien.
5. Perawat wajib merujuk kasus yang tidak dapat ditangani
5
6. Perawat menyimpan rahasia pasien sesuai dengan peraturan perundang-
nundangan yang berlaku
7. Perawat wajib memberikan informasi kepadapasien / keluarga yang sesuai
bbatas kewenangan perawat
8. Meminta persetujuan setiap tindakan yang akan dilakukan oleh perawat
sesuai dengan kondisi pasien baik secara tertulis maupun secara lisan
9. Mencatat semua tindakan keperawatan ( dokumentasi asuhan keperawatan
) secara akurat sesuai peraturan & SOP yang berlaku
10. Mematuhi standar profesi & kode etik perawat Indonesia dalam
melaksanakan praktik profesi keperawatan
11. Meningkatkan pengetahuan berdasarkan perkembangan Iptek keperawatan
& kesehatan
12. Melakukan pertolongan darurat yang mengancam jiwa pasien sesuai batas
kewenangan & SOP
13. Melaksanakan program pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat Mentaati semua peraturan perundang-undangan
14. Mengumpulkan angka kredit profesi dalam rangka memenuhi persyaratan
untuk memperoleh SIK ulang & SIPP Menjaga hubungan kerja yang baik
antara sesama perawat maupun dengan anggota tim kesehatan lain.
• Hak dan Kewajiban Pasien
2.3. Hak dan Kewajiban Pasien
HAK PASIEN :
1. Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang
berlaku di rumah sakit.
2. Pasien berhak atas pelayanan yang manusiawi, adil dan jujur.
1. Pasien berhak memperoleh pelayanan medis yang bermutu sesuai dengan
standar profesi kedokteran / kedokteran gigi dan tanpa diskriminasi .
2. Pasien berhak memperoleh asuhan keperawatan dengan standar profesi
keperawatan
3. Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan
keinginannya dan sesuai dengan peraturan yang berlaku di rumah sakit.
4. Pasien berhak dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan pendapat
klinis dan pendapat etisnya tanpa campur tangan dari pihak luar.
5. Pasien berhak meminta konsultasi kepada dokter lain yang terdaftar di
rumah sakit tersebut (second opinion) terhadap penyakit yang dideritanya,
sepengetahuan dokter yang merawat.
6. Pasien berhak atas “privacy” dan kerahasiaan penyakit yang diderita
termasuk data- data medisnya.
7. Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi :
➢ penyakit yang diderita tindakan medik apa yang hendak dilakukan
6
➢ kemungkinan penyakit sebagai akibat tindakan tsb sebut dan tindakan
untuk mengatasinya
➢ alternatif terapi lainnya
➢ prognosanva.
➢ perkiraan biaya pengobatan
8. Pasien berhak menyetujui/memberikan izin atas tindakan yang akan
dilakukan oleh dokter sehubungan dengan penyakit yang dideritanya
9. Pasien berhak menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya
dan mengakhiri pengobatan serta perawatan atas tanggung jawab sendiri
sesudah memperoleh informasi yang jelas tentang penyakitnya.
10. Pasien berhak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
11. Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama/kepercayaan yang
dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya.
12. Pasien berhak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam
perawatan di rumah sakit
13. Pasien berhak mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan perlakuan
rumah sakit terhadap dirinya.
14. Pasien berhak menerima atau menolak bimbingan moril maupun spiritual.
KEWAJIBAN PASIEN
1. Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk mentaati segala peraturan dan
tata tertib rumah skait
2. Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokter dan perawat
dalam pengobatannya.
3. Pasien berkewajiban memberikan informasi dengan jujur dan selengkapnya
tentang penyakit yang diderita kepada dokter yang merawat.
4. Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban untuk melunasi semua
imbalan atas jasa pelayanan rumah sakit/dokter
5. Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban memenuhi hal-hal yang telah
disepakati/perjanjian yang telah dibuatnya
6. Memahami dan menerima konsekuensi pelayanan.
7. Memperhatikan sikap menghormati dan tenggang rasa.
7
Oleh : WBP
"Saksi-saksi sudah diperiksa dan polisi telah membuat surat pemanggilan terhadap para
terduga atau terlapor untuk menghadap Senin besok," kata Kepala Polresta Pulau
Ambon, Komisaris Besar Polisi Leo Simatupang di Ambon, Minggu (28/6/2020).
Perawat RSUD Haulussy yang diduga dikeroyok dan dianiaya istri serta dua anak
almarhum adalah Jumima Orno pada Jumat sekitar pukul 07.30 WIT. Pengeroyokan
dilakukan di depan ruang jenazah rumah sakit tersebut.
Penasihat hukum korban, Ronny Samloy, menyatakan kejadian yang dilaporkan adalah
penghadangan dan pengambilan paksa jenazah di Jalan Jenderal Sudirman, Ambon.
"Yang dilaporkan ke Polresta Ambon, di antaranya istri almarhum bersama dua anaknya
serta seorang perawat yang bertugas di RSU Masohi, Kabupaten Maluku Tengah,"
katanya.
Ronny pun menceritakan kronologi kejadian tersebut. Jumima Orno menjalani piket
malam hari sampai pagi di lantai dua di bagian ruang isolasi pasien Covid-19,
sementara perawat lainnya, Sely, bertugas di lantai satu di salah kamar isolasi yang
ditempati almarhum. Ketika Jumima Orno turun ke lantai satu sekitar pukul 07.00 WIT,
Sely meminta bantuannya mengantarkan jasad pasien ke kamar mayat khusus pasien
Covid-19.
8
Saat Jumima Orno dan Sely dibantu seorang petugas lain membawa jasad almarhum,
tiba-tiba muncul keluarga almarhum. Salah satu keluarga almarhum berinisial NK
menarik dan memukuli Jumima Orno. Istri almarhum pun turut memukulinya. Jumima
Orno berusaha menyelamatkan diri, tetapi anak laki-laki almarhum berinisial HK
menahannya, lalu ikut mengeroyok.
Saat dikeroyok, Jumima Orno berupaya melepaskan diri tetapi ada yang menendangnya
di bagian belakang hingga terjatuh dan mereka kembali memukulinya di bagian kepala.
"Korban dipukuli keluarga pasien tanpa alasan jelas. Diduga ada informasi sepihak yang
berkembang bahwa pasien saat masuk RSUD tidak dirawat secara baik," kata Samloy.
Inilah bentuk kelalaian atau keteledoran petugas rumah sakit (RS). Seorang perawat
RSUD dr R. Soedarsono Kota Pasuruan memberikan infus yang sudah kedaluwarsa
(expired) kepada seorang pasien pada Senin malam (15/6). Meski tindakan itu belum
berdampak pada kondisinya, pasien yang berobat melalui jalur reguler tersebut seketika
itu minta pulang. Berdasar informasi yang dihimpun Jawa Pos Radar Bromo, Haikal
Somadani, 22, warga Jalan Sukun, Kelurahan Purutrejo, Purworejo, Kota Pasuruan,
mendatangi RSUD dr R. Soedarsono pada Jumat (12/6). Ketika itu, pria yang
didiagnosis suspect demam berdarah (DB) tersebut berobat melalui jalur reguler. Dia
lantas menjalani rawat inap di ruang VIP. Lantas, pada Senin lalu perawat memberikan
infus yang sudah kedaluwarsa kepada pasien. Semula, infus yang expired itu diketahui
keluarga Haikal. Setelah dilaporkan, pihak rumah sakit buru-buru menggantinya.
Tetapi, Senin malam Haikal dibawa pulang paksa oleh keluarganya. ''Saya benar-benar
kecewa dengan pelayanan rumah sakit. Sebab, masih ada obat kedaluwarsa yang
berkeliaran dan diberikan kepada pasien,'' kata Zaeni, ayah Haikal, kemarin (16/6). Dia
menuturkan, pihak rumah sakit sempat meminta maaf atas kesalahan tersebut. Namun,
9
Zaeni tidak menerima keteledoran itu. Saat dikonfirmasi, pihak rumah sakit tidak
memungkiri adanya peristiwa tersebut. Menurut Sudarmanto, direktur RSUD dr R.
Soedarsono, insiden itu terjadi karena perawat kurang teliti saat mengambil infus.
Tetapi, dia menyatakan, jenis infus yang diberikan si perawat sudah sesuai dengan
saran dokter. ''Cuma expired. Tanggalnya kedaluwarsa,'' tuturnya kemarin. Kendati
begitu, ungkap dia, infus yang kedaluwarsa itu tidak sampai habis diberikan kepada
pasien. Sebab, pihak keluarga pasien mengetahuinya lebih dahulu. Kondisi pasien juga
tidak terdampak. ''Setelah diketahui, langsung kami ganti. Infusnya tidak sampai habis.
Keadaan pasien juga tidak apa-apa,'' jelasnya. Soal pemberian infus yang kedaluwarsa
itu, Sudarmanto memastikan bahwa perawat kurang teliti. Jadi, tahun kedaluwarsa
(2014) pada kemasan infus itu tidak diketahui si perawat. ''Infus itu kan dipinjam dari
paviliun. Perawatnya kurang teliti dalam mengambil. Tanggal kedaluwarsa tidak dilihat
dulu,'' terangnya.
Kasus Penelantaran Pasien Terjadi Lagi, Kemenkes Tidak Belajar Dari Kasus
Sebelumnya
25-09-2017 / KOMISI IX
'Kasus penelantaran RSUAM pada jenazah bayi keluarga tidak mampu dengan bukti
tidak diantarkannya jenazah bayi ke kediamannya dengan ambulans di Lampung,
membuktikan pihak RS tidak menjalankan perintah UU. Ini kesalahan fatal dan tidak
boleh terulang,” tegas Nihayatul dalam keterangan persnya, Sabtu (24/09/2017).
Sebagaimana diketahui, beredar foto seorang ibu asal Lampung Utara pulang
menggendong jenazah bayinya di angkutan umum. Sang ibu mengatakan, anaknya
meninggal setelah menjaalani operasi di RSUD Abdul Moeloek dengan menggunakan
10
BPJS. Namun, ketika ia meminta jenazah dibawa dengan ambulans, pihak RS tidak
bersedia memberikan pelayanan.
'Kita masih geram dengan penelantaran pasien bayi Debora oleh RS Mitra keluarga,
penelantaran itu baru beberapa hari sekarang terjadi kasus penelantaran lagi. Kemenkes
belajar tidak sih dari kasus-kasus tersebut?,” lirih Nihayah
Politisi PKB ini juga mendesak Kemenkes mensosialisasikan Pasal 29 ayat (1) huruf f
UU No 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit agar dituliskan di setiap RS sebagai alarm
agar patuh. Pasal tersebut mewajibkan Rumah Sakit melayani masyarakat tidak mampu.
Selain itu, juga sebagai perlindungan hukum untuk pasien yang tidak mampu agar
mereka berani menuntut haknya.
Keluarga Pasien Berbohong, Marah dan Berkacak Pinggang pada Petugas Medis Saat
Ditanyai Riwayat
Seorang pasien dibawa ke Rumah Sakit TNI Ciremai, Cirebon, Jawa Barat pada
Senin (14/4/2020). Pasien tersebut tiba di rumah sakit dalam keadaan tak sadar, sesak
napas dan tensi tinggi. Sesuai prosedur, petugas medis rumah sakit harus menanyakan
mengenai riwayat perjalanan dan kontak pasien. Lantaran pasien tak sadarkan diri,
pertanyaan diajukan pada pihak keluarganya. Baca juga: Keluarga Pasien Tidak Jujur,
21 Tenaga Medis di Cirebon Diisolasi Tak jujur Lihat Foto Ilustrasi bibir(shutterstock)
Kepala Rumah Sakit TNI Ciremai Cirebon Letkol CKM Andre Novan menjelaskan,
keluarga pasien tak jujur saat dimintai keterangan. "Awalnya kami tidak tahu bawa
pasien tersebut pernah kontak dengan keluarganya yang PDP positif dan meninggal
dunia," kata Andre. Saat ditanya, keluarga terus-menerus menyangkal dan terkesan
menutup-nutupi. Padahal kenyataannya, pasien tersebut sempat berkontak dengan
11
pasien positif Covid-19 yang saat ini sudah meninggal dunia. "Kami tidak mendapatkan
keterangan secara gamblang dari keluarga pasien. Tidak mungkin kami tanyakan pada
pasien, karena kondisi pasien sudah koma,” kata Andre. Baca juga: Kasus-kasus
Kebohongan Pasien Corona di Sejumlah Daerah, Dilakukan Kuli Bangunan dan Petugas
Medis Terinfeksi Lihat Foto Ilustrasi berkacak pinggang(shutterstock) Malah marah
hingga berkacak pinggang Bukan hanya berbohong, keluarga pasien justru marah ketika
ditanyai mengenai riwayat kontak. Kepala Bidang Pelayanan Medis RS TNI Ciremai
Tetri Yuniwati bercerita, selain memarahi petugas, keluarga pasien juga ada yang
berkacak pinggang. Tetri mengatakan, pertanyaan memang diajukan berulang untuk
memastikan kondisi pasien. "Sampai petugas kami menanyakan berulang-ulang, ini
menyangkut kepentingan bersama. Bapak yang mengantar sampai berkacak pinggang,
karena merasa marah,” kata Tetri. Kepadanya, pihak keluarga hanya mengatakan bahwa
pasien memiliki riwayat kencing manis. Namun, riwayat kontak dengan pasien positif
corona tersebut tidak dijelaskan. Baca juga: Kuli Bangunan Positif Corona, Mudik dari
Jakarta tapi Bohong, Bikin Puluhan Pekerja RS Ikut Rapid Test Tenaga medis jalani
isolasi mandiri.
12
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Hak istiadat terhadap sesuatu, dimana seseorang mempunyai hak terhadapnya,
seperti kekuasaan dan hak-hak istimewa yang berupa pedoman yang berdasarkan
keadilan, moralitas atau legalitas. Hak dapat dipandang dari sudut hokum dan pribadi
(C. Fagin, 1975) .Hak terdiri dari 3 jenis, yaitu hak kebebasan, hak kesejahteraan, dan
hak legislatif. Peran hak dan kewajiban, yaitu hak dapat digunakan sebagai
pengekspresia kekuasaan dalam konflik antara seseorang, hak yang dapat digunakan
untuk memberikan pembenaran pada suatu tindakan, dan hak yang dapat digunakan
untuk menyelesaikan perselisihan.
Hak Perawat yaituperawat berhak mendapatkan perlindungan hukum dalam
melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya. Sedangkan hak dan kewajiban pasien
atau klien yaitu pentingnya memperhatikan hak-hak pasien dalam pelaksanaan asuhan
kesehatan baru muncul pada akhir tahun 1960.
Hak dan kewajiban menurut Undang-Undang RI No.23 tahun 1992.Berikut ini
adalah isi undang-undang RI No. 23 tahun 1992 tentang Hak dan Kewajiban tenaga
medis , perawat dan pasien.
13
DAFTAR PUSTAKA
https://mkri.id/index.php?page=web.Berita&id=11732
https://www.romadecade.org/makalah-hak-dan-kewajiban-warga-negara/#!
https://alifakhrurrozi.wordpress.com/2017/07/27/makalah-hak-dan-kewajiban-warga-
negara/
https://saintif.com/hak-dan-kewajiban-warga-negara-lengkap-penjelasan/
https://www.jojonomic.com/blog/perbedaan-hak-dan-kewajiban/
https://www.kompasiana.com/alphabravo/54f5dfa1a33311746f8b4578/pelanggaran-
hak-dalam-keadilan-hukum
https://cerdika.com/pelanggaran-hak-warga-negara/
https://guruberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/enam-6-kasus-pengingkaran-kewajiban-
warga-negara-di-indonesia/
https://www.sumbartoday.net/2020/08/02/hak-dan-kewajiban-menurut-para-ahli/
https://lmsspada.kemdikbud.go.id/pluginfile.php/5279/mod_resource/content/2/BAB%2
0IV%20Kewajiban%20dan%20Hak%20PDITT/
https://aepnurulhidayat.wordpress.com/2019/05/18/pengertian-pasien/
https://www.herusetianto.com/2019/09/definisi-tugas-wewenang-hak-
kewajiban-perawat.html
https://www.jpnn.com/news/teledor-perawat-beri-pasien-infus-kedaluwarsa
14
15