Disusun oleh :
Kelompok 9
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Penentuan hak-hak
seseorang dan kewajiban serta jenis jenis hak” ini dengan sungguh-sungguh dan semaksimal
mungkin.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Dosen pada
Mata Kuliah Farmakologi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah Etika
keperawatan dan hukum kesehatan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang penulis tekuni.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga penulis dapat menyelesaian makalah ini.
Harapan penulis semoga makalah ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan
informasi mengenai “Penentuan hak-hak seseorang dan kewajiban serta jenis jenis hak” bagi
penulis dan pembaca. Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa makalah ini
belum sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat
diharapkan demi penyempurnaan dan perbaikan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Sebagai perwujudan derajat tenaga kesehatan secara optimal agar serasi dan selaras denga
tujuan pembangunan kesehatan, diperlukan suatu keseimbangan antara hak dan kewajiban
pada pemberi jasa pelayanan kesehatan dengan kepentingan pihak-pihak.
Tenaga kesehatan merupakan unsur yang sangat strategis ataupun utama dalam mewujudkan
pelayanan kesehatan yang optimal, aman, tertib dan profesional, yang berlangsung setiap
waktu dan berkesinambungan.
Sesuai dengan pengamalan Negara hukum, berlandaskan Pancasila yang terletak dalam UUD
1945, tentang pengaturan dibidang kesehatan telah diundangkan dalam Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan. Dan khusus tentang tenaga kesehatan dikeluarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 Tentang Tenaga Kesehatan. Dan walaupun
Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 te;ah diubah/direvisi menjado Undang-undang
Nomor 36 Tahun 2009, namun Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 32 Tahun 1996 tetap
dinyatakan berlaku.
Tenaga kesehatan sebagaimana tercantum dalam Pasal 2 PP Nomor 32 Tahun 1996 adalah :
Dari berbagai tenaga kesehatan yang ada, setidaknya tenaga medis dan tenaga keperawatan
dapat dikatakan sebagi ujung tombak didalam pelayanan kesehatan. Dari daerah terpencil ke
tingkat kota besar tenaga medis dan tenaga keperawatan selalu hadir di tengah-tengah
kebutuhan masyarakat yang membutuhkannya. Dominasi tenaga medis dan tenaga
keperawatan di Indonesia juga mengingat sangat luasnya wilayah Republik Indonesia dan
dengan situasi dan kondisi yang berbeda- beda, baik daerah terpencil hingga seperti kota
metropolitan di Jakarta.
Dalam menjalankan profesinya, sudah barang tentu kesehatan harus mengacu pada peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Disamping itu, setiap profesi tenaga kesehatan juga
dilengkapi suatu kode etik profesi, yang harus dimengerti, difahami dan dilaksanakan di
setiap waktu. Dan sangat melekat dengan profesinya, adalah hak dan kewajiban tenaga
kesehatan.
Berkenaan dengan era globalisasi, dan juga mengingat para tenaga kesehatan utamanya para
perawat juga melakukan profesinya bersama- sama dengan tenaga kerja Indonesia di luar
negeri, hak dan kewajiban tenaga perawat Indonesia yang bekerja di luar negeri, perlu
disiapkan secara maksimal dan profesionalismenya.
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan
1.4. Manfaat
3.1 Kesimpulan
syarat yang mempengaruhi penentuan hak-hak seseorang yaitu Kebebasan untuk
menggunakan hak yang dipilih oleh seseorang lain, memberikan kemudahan bagi orang lain
untuk menggunakan hak-haknya, Hak harus sesuai dengan prinsip-prinsip keadilan, yaitu
persamaan, tidak memihak dan kejujuran,Haknya dapat dilaksanakan, hak dapat
dikesampingkan atau ditolak dan orang tersebut akan diberi kompensasi atau pengganti
apabila membahayakan. Hak pasien dan perawat pada prinsipnya tidak terlepas pula dengan
hak-hak manusia atau lebih dasar lagi hak asasi manusia.
Hak dapat digunakan sebagai pengekspresian kekuasaan dalam konflik antara seseorang. Hak
asasi manusia meliputi hak untuk hidup dan kebebasan, kebebasan dari perbudakan dan
penyiksaan, kebebasan berpendapat dan berekspresi, hak untuk bekerja dan pendidikan, dan
banyak lagi. Setiap orang berhak atas hak-hak tersebut, tanpa adanya diskriminasi.
3.2 Saran
Perawat dan mahasiswa harus lebih mampu untuk megembangkan dirinya sehingga dapat
memberikan pelayanan yang terbaik serta mampu melaksanakan standart praktik dengan baik
sehingga dengan perubahan paradigma tersebut dan pembagian tugas dan tanggung jaawab
membuat seorang perawaat selalu siap.