Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

ETIKA KEPERAWATAN DAN HUKUM KESEHATAN


Penentuan hak-hak seseorang dan kewajiban serta jenis jenis hak

Disusun oleh :

Kelompok 9

1. Nataza Duhita Hayu Athira


(P1337420120345)
2. Nova Kusumaningtyas
(P1337420120328)
3. Nizzatin Ilma
(P1337420120321)
4. Novia Rahma Hadisetyani
(P1337420120316)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN SEMARANG


KELAS KENDAL
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
SEMARANG
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Penentuan hak-hak
seseorang dan kewajiban serta jenis jenis hak” ini dengan sungguh-sungguh dan semaksimal
mungkin.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Dosen pada
Mata Kuliah Farmakologi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah Etika
keperawatan dan hukum kesehatan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang penulis tekuni.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga penulis dapat menyelesaian makalah ini.

Harapan penulis semoga makalah ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan
informasi mengenai “Penentuan hak-hak seseorang dan kewajiban serta jenis jenis hak” bagi
penulis dan pembaca. Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa makalah ini
belum sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat
diharapkan demi penyempurnaan dan perbaikan makalah ini.

Semarang, 25 Februari 2021

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan Masalah
1.4. Manfaat Makalah

BAB II PEMBAHASAN

2.15 syarat yang mempengaruhi penentuan hak-hak seseorang (Bandman and


Bandman,1985)
2.2 Hak Asasi Manusia Menurut Sifatnya
2.3 Peranan hak-hak.
2.4 Hak Asasi Manusia
2.5 Kewajiban dan Hak pasien
2.6 Hak pasien

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pelayanan kesehatan ditengah dinamika moderenisasi kehidupan masyarakat di Indonesia


yang didalamnya semakin meningkatnya kesadaran hukum masyrakat, menjadikan profesi
tenaga kesehatan harus mempersiapkan diri secara maksimal dan proporsional.

Sebagai perwujudan derajat tenaga kesehatan secara optimal agar serasi dan selaras denga
tujuan pembangunan kesehatan, diperlukan suatu keseimbangan antara hak dan kewajiban
pada pemberi jasa pelayanan kesehatan dengan kepentingan pihak-pihak.

Tenaga kesehatan merupakan unsur yang sangat strategis ataupun utama dalam mewujudkan
pelayanan kesehatan yang optimal, aman, tertib dan profesional, yang berlangsung setiap
waktu dan berkesinambungan.

Sesuai dengan pengamalan Negara hukum, berlandaskan Pancasila yang terletak dalam UUD
1945, tentang pengaturan dibidang kesehatan telah diundangkan dalam Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan. Dan khusus tentang tenaga kesehatan dikeluarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 Tentang Tenaga Kesehatan. Dan walaupun
Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 te;ah diubah/direvisi menjado Undang-undang
Nomor 36 Tahun 2009, namun Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 32 Tahun 1996 tetap
dinyatakan berlaku.

Tenaga kesehatan sebagaimana tercantum dalam Pasal 2 PP Nomor 32 Tahun 1996 adalah :

1. Tenaga kesehatan terdiri dari :


a. tenaga medis;
b. tenaga keperawatan;
c. tenaga kefarmasian;
d. tenaga kesehatan masyarakat;
e. tenaga gizi;
f. tenaga keterampilan fisik;
g. tenaga keteknisian medis;
2. Tenaga medis meliputi dokter dan dokter gigi;
3. Tenaga keperawatan meliputi perawat dan bidan
4. Tenaga kefarmasian meliputi apoteker, analis farmasi, dan asisten apoteker
5. Tenaga kesehatan masyarakat meliputi epidemiolog kesehatan,entomolog kesehatan,
mikrobiolog kesehatan, penyuluh kesehatan,administrator kesehatan dan sanitarian.
6. Tenaga gizi meliputi nutrisionis dan dietisien
7. Tenaga ketrapian fisik meliputi Fisioterafis, okupasiterapis, dan terapis wicara
8. Tenaga keteknisan medis meliputi radiografer, radioterapis, teknisi gigi, teknisi
elektromedis, analis kesehatam, refiaksionis optisien, otorik prostetik, teknisi transfusi,
dan perekam medis.

Dari berbagai tenaga kesehatan yang ada, setidaknya tenaga medis dan tenaga keperawatan
dapat dikatakan sebagi ujung tombak didalam pelayanan kesehatan. Dari daerah terpencil ke
tingkat kota besar tenaga medis dan tenaga keperawatan selalu hadir di tengah-tengah
kebutuhan masyarakat yang membutuhkannya. Dominasi tenaga medis dan tenaga
keperawatan di Indonesia juga mengingat sangat luasnya wilayah Republik Indonesia dan
dengan situasi dan kondisi yang berbeda- beda, baik daerah terpencil hingga seperti kota
metropolitan di Jakarta.

Dalam menjalankan profesinya, sudah barang tentu kesehatan harus mengacu pada peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Disamping itu, setiap profesi tenaga kesehatan juga
dilengkapi suatu kode etik profesi, yang harus dimengerti, difahami dan dilaksanakan di
setiap waktu. Dan sangat melekat dengan profesinya, adalah hak dan kewajiban tenaga
kesehatan.

Berkenaan dengan era globalisasi, dan juga mengingat para tenaga kesehatan utamanya para
perawat juga melakukan profesinya bersama- sama dengan tenaga kerja Indonesia di luar
negeri, hak dan kewajiban tenaga perawat Indonesia yang bekerja di luar negeri, perlu
disiapkan secara maksimal dan profesionalismenya.
1.2. Rumusan Masalah

a. Apa saja syarat yang mempengaruhi penentuan hak-hak seseorang ?


b. Bagaimanakah Hak Asasi Manusia Menurut Sifatnya?
c. Apa saja Peranan hak-hak dan bagaimana pengimpletasiannya dalam kehidupan sehari
- hari?
d. Apa saja jenis - jenis Hak?
e. Bagaimana Kewajiban Dan Hak Paisen?

1.3. Tujuan

a. Untuk mengetahui syarat yang mempengaruhi penentuan hak hak seseorang.


b. Untuk menjelaskan Hak Asasi Manusia Menurut Sifatnya.
c. Untuk mengetahui peranan hak-hak dan pengimpletasiannya dalam kehidupan sehari -
hari.
d. Untuk mengetahui jenis jenis hak.
e. Untuk mengetahui beberapa hak dan kewajiban pasien

1.4. Manfaat

a. Agar mengetahui syarat yang mempengaruhi penentuan hak hak seseorang.


b. Agar mengetahui Hak Asasi Manusia Menurut Sifatnya.
c. Agar mengetahui peranan hak-hak dan pengimpletasiannya dalam kehidupan sehari -
hari.
d. Agar mengetahui jenis jenis hak.
e. Agar mengetahui dan paham tentang hak dan kewajiban pasien.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 5 Syarat yang mempengaruhi penentuan hak-hak seseorang (Bandman and


Bandman,1985)
Tantangan profesi keperawatan adalah profesi yang sudah mendapatkan pengakuan dari
profesi lain, dituntut untuk mengembangkan dirinya untuk berpartisipasi aktif dalam
sistem pelayanan kesehatan agar keberadaannya mendapat pengakuan dari masyarakat.
Untuk mewujudkan pengakuan tersebut, maka perawat masih harus memperjuangkan
langkah-langkah profesionalisme sesuai dengan keadaan dan lingkungan sosial. 5 syarat
yang mempengaruhi penentuan hak-hak seseorang (Bandman and Bandman, 1985)
dari jadwal pembedahan dengan tidak disengaja, pasien dikompensasikan untuk
ditempatkan bagian tertas dari daftar pembedahan berikutnya (bila terjadi kekeliruan).
1. Kebebasan untuk menggunakan hak yang dipilih oleh seseorang lain, orang yang
bersangkutan tidak disalahkan atau dihukum karena menggunakan atau tidak
menggunakan hak tersebut.
Contoh : Pasien mempunyai hak untuk pengobatan yang ditetapkan oleh dokter, tapi
dia mempunyai hak untuk menerima atau menolak pengobatan tersebut.
2. Seseorang mempunyai tugas untuk memberikan kemudahan bagi orang lain untuk
menggunakan hak-haknya.
Contoh : Perawat mempunyai tugas untuk meyakinkan dan melindungi hak paisen
untuk mendapatkan pengobatan.
3. Hak harus sesuai dengan prinsip-prinsip keadilan, yaitu persamaan, tidak memihak
dan kejujuran.
Contoh :Semua pasien mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan pengobatan
dan perawatan.
4. Hak untuk dapat dilaksanakan.
Contoh : Dibeberapa Rumah sakit, para penentu kebijakan mempunyai tugas untuk
memastikan bahwa pemberian hak-hak asasi manusia dilaksanakan untuk semua
pasien.
5. Apabila hak seseorang bersifat membahayakan, maka hak tersebut dapat
dikesampingkan atau ditolak dan orang tersebut akan diberi kompensasi atau
pengganti.
Contoh : Apabila nama pasien tertunda

2.2 Hak Asasi Manusia Menurut Sifatnya


Hak-hak pasien dan perawat pada prinsipnya tidak terlepas pula dengan hak-hak manusia
atau lebih dasar lagi hak asasi manusia. Hak asasi manusia tidak tanpa batas dan merupakan
kewajiban setiap negara/pemerintah untuk menentukan batas-batas kemerdekaan yang dapat
dilaksanakan dan dilindungi dengan mengutamakan kepentingan umum.
Menurut sifatnya hak asasi manusia dibagi dalam beberapa jenis :
1. Personal Rights (hak-hak asasi pribadi)Meliputi kemerdekaan menyatakan
pendapat dan memeluk agama, kebebasan bergerak, dsb.
2. Property Rights (Hak untuk memiliki sesuatu)Meliputi hak untuk membeli,
menjual barang miliknya tanpa dicampuri secara berlebihan oleh pemerintah
termasuk hak untuk mengadakan suatu perjanjian dengan bebas.
3. Rights of legal aqualityYaitu hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama dan
sederajat dalam hukum dan pemerintahan.
4. Political Rights (hak asasi politik)Yaitu hak untuk ikut serta dalam pemerintahan
dengan ikut memilih atau dipilih, mendirikan partai politik, mengadakan petisi, dll.
5. Social and Cultural Rights (hak asasi sosial dan kebudayaan), diantaranya hak
untuk memilih pendidikan serta mengembangkan kebudayaan yang disukai.
6. Procedural Rights, yaitu hak untuk memperoleh tata cara peradilan dan jaminan
perlindungan misalnya dalam hal penggeledahan dan peradilan.

2.3 Peranan hak-hak.


1. Hak dapat digunakan sebagai pengekspresian kekuasaan dalam konflik antara
seseorang dengan kelompok
Contoh : Seorang dokter mengatakan pada perawat bahwa ia mempunyai hak untuk
menginstruksikan pengobatan yang ia inginkan untuk pasiennya. Disini terlihat bahwa
dokter tersebut mengekspresikan kekuasaannnya untuk menginstruksikan pengobatan
terhadap pasien, hal ini mmerupakan haknya selaku penanggung jawab medis.
2. Hak dapat digunakan untuk memberikan pembenaran pada suatu tindakan.
Contoh : Seorang perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatannya mendapat
kritikan karena terlalu lama menghabiskan waktunya bersama pasien. Perawat
tersebut dapat mengatakan bahwa ia mempunyai hak untuk memberikan asuhan
keperawatan yang terbaik untuk pasien sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya.
Dalam hal ini, perawat tersebut mempunayi hak melakukan asuhan keperawatan
sesuai denga kondisi dan kebutuhan pasien.
3. Hak dapat digunakan untuk menyelesaikan perselisihan. Seseorang seringkali dapat
menyelesaikan suatu perselisihan dengan menuntut hak yang juga dapat diakui oleh
orang lain.
4. Contoh : Seorang perawat menyarankan pada pasien agar tidak keluar ruangan selama
dihospitalisasi. Pada situasi tersebut pasien marah karena tidak setuju dengan saran
perawat dan pasien tersebut mengatakan pada perawat bahwa ia juga mempunyai hak
untuk keluar dari ruanagan bilamana ia mau. Dalam hal ini, perawat dapat menerima
tindakan pasien sepanjang tidak merugikan kesehatan

2.4 Hak asasi manusia


ini meliputi hak untuk hidup dan kebebasan, kebebasan dari perbudakan dan penyiksaan,
kebebasan berpendapat dan berekspresi, hak untuk bekerja dan pendidikan, dan banyak lagi.
Setiap orang berhak atas hak-hak tersebut, tanpa adanya diskriminasi. Berikut ini jenis-jenis
hak.
Jenis-jenis hak :
1. Hak untuk memilih/kebebasan
Yaitu hak orang-orang untuk hidup sesuai dengan pilihannya dalam batas-batas yang
telah ditentukan.
Contoh : Seorang perawat wanita yang bekerja dirumah sakit dapat mempergunakan
seragam yang diiginkan (haknya) asalkan berwarna putih bersih dan sopan sesuai dengan
batas-batas. Batas-batas ini merupakan kebijakan RS dan suatu norma yang ditetapkan
perawat.
2. Hak kesejahteraan
Yaitu hak-hak yang diberikan secara hukum untuk untuk hal-hal yang merupakan standar
keselamatan spesifik dalam suatu bangunan atau wilayah tertentu.
Contoh :Hak pasien untuk memperoleh asuhan keperawatan, hak penduduk memperoleh
air bersih, dan lain-lain.
3. Hal legislative Yaitu hak yang diterapkan oleh hukum berdasarkan konsep keadilan.
Contoh : Seorang wanita mempunyai hak legal untuk tidak diperlakukan semena-mena
oleh suaminya.

2.5 Kewajiban Dan Hak Paisen


pasien mempunyai kewajiban- kewajiban yang harus dipenuhi, guna untuk tercapainya
kesembuhan dan sebagai imbangan dari hak-hak yang telah diperolehnya,karena pada
hakekatnya keseimbangan hak dan kewajiban merupakan tolak ukur tercapainya suatu
keadilan didalam suatu tindakan, dalam hal hubungan antara dua pihak (dokter-pasien), maka
hak yang satu harus diimbangi oleh kewajiban pihak yang lainnya,begitu juga dengan
sebaliknya. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 2014 Pasal 28
Dalam menerima pelayanan dari Rumah Sakit, pasien mempunyai kewajiban:
1. mematuhi peraturan yang berlaku di Rumah Sakit;
2. menggunakan fasilitas rumah sakit secara bertanggungjawab;
3. menghormati hak-hak pasien lain, pengunjung dan hak Tenaga Kesehatan serta
petugas lainnya yang bekerja di rumah sakit ;
4. memberikan informasi yang jujur, lengkap dan akurat sesuai kemampuan dan
pengetahuannya tentang masalah kesehatannya;
5. memberikan informasi mengenai kemampuan finansial dan jaminan kesehatan yang
dimilikinya;
6. mematuhi rencana terapi yang direkomendasikan oleh Tenaga Kesehatan di rumah
sakit dan disetujui oleh Pasien yang bersangkutan setelah mendapatkan penjelasan
sesuai ketentuan peraturan perundangundangan;
7. menerima segala konsekuensi atas keputusan pribadinya untuk menolak rencana
terapi yang direkomendasikan oleh Tenaga Kesehatan dan/atau tidak mematuhi
petunjuk yang diberikan oleh Tenaga Kesehatan dalam rangka penyembuhan penyakit
atau masalah kesehatannya; dan
8. memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.
2.6 Hak Pasien
Hak adalah kekuasaan atau kewenangan yang dimiliki seseorang atau badan hukum untuk
mendapatkan atau memutuskan untuk berbuat sesuatu. Berikut ini hak-hak pasien antara lain
1. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di Rumah
Sakit
2. Memperoleh Informasi tentang hak dan kewajiban pasien;
3. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi;
4. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan
standar prosedur operasional;
5. Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian
fisik dan materi;
6. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan;
7. Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginan dan peraturan yang
berlaku di Rumah Sakit;
8. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang
mempunyai surat ijin praktek (SIP) baik didalam maupun diluar Rumah Sakit;
9. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data
medisnya;
10. Mendapatkan informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan
tindakan medis, alternative tindakan, resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan
prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan;
11. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga
kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya;
12. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis;
13. Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama itu tidak
mengganggu pasien lainnya;
14. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di Rumah
Sakit;
15. Mengajukan usul, saran perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit terhadap dirinya;
16. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan
kepercayaan yang dianutnya;
17. Menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga memberikan
pelayanan yang tidak sesuai dengan standart baik secara perdata maupun pidana;dan
18. Mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan
melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
syarat yang mempengaruhi penentuan hak-hak seseorang yaitu Kebebasan untuk
menggunakan hak yang dipilih oleh seseorang lain, memberikan kemudahan bagi orang lain
untuk menggunakan hak-haknya, Hak harus sesuai dengan prinsip-prinsip keadilan, yaitu
persamaan, tidak memihak dan kejujuran,Haknya dapat dilaksanakan, hak dapat
dikesampingkan atau ditolak dan orang tersebut akan diberi kompensasi atau pengganti
apabila membahayakan. Hak pasien dan perawat pada prinsipnya tidak terlepas pula dengan
hak-hak manusia atau lebih dasar lagi hak asasi manusia.

Hak dapat digunakan sebagai pengekspresian kekuasaan dalam konflik antara seseorang. Hak
asasi manusia meliputi hak untuk hidup dan kebebasan, kebebasan dari perbudakan dan
penyiksaan, kebebasan berpendapat dan berekspresi, hak untuk bekerja dan pendidikan, dan
banyak lagi. Setiap orang berhak atas hak-hak tersebut, tanpa adanya diskriminasi.

Kewajiban Dan Hak Paisen


pasien mempunyai kewajiban- kewajiban yang harus dipenuhi, guna untuk tercapainya
kesembuhan dan sebagai imbangan dari hak-hak yang telah diperolehnya. maka hak satu
harus diimbangi oleh kewajiban pihak yang lainnya,begitu juga dengan sebaliknya.

3.2 Saran
Perawat dan mahasiswa harus lebih mampu untuk megembangkan dirinya sehingga dapat
memberikan pelayanan yang terbaik serta mampu melaksanakan standart praktik dengan baik
sehingga dengan perubahan paradigma tersebut dan pembagian tugas dan tanggung jaawab
membuat seorang perawaat selalu siap.

Anda mungkin juga menyukai