Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KEWARGANEGARAAN

“ HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ”

Dosen Pengampu :

Dr. Wetria Fauzi, SH., MH

Di Susun Oleh :

KELOMPOK 2

1. Aulia Defy Hasanah_2211511008


2. Arjuna Syahada_2211512030
3. Ayumi Putri Anjeli_2210613128
4. Azel Attahya_2211513036
5. Fadhilah Aisyah Putri_2211513004
6. Muhamad Mukramin_2211513018
7. Rani Nelwinda Sari _2210412026
8. Tria Nofelia _2211122005

UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT., yang telah memberikan segala nikmat dan karunia-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Hak dan Kewajiban Warga Negara” ini dengan baik
dan tepat waktu. Tugas makalah ini dibuat untuk memenuhi penugasan dari dosen pengampu mata kuliah
wajib umum (MKWU) Kewarganegaraan. Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Ibu Dr. Wetria
Fauzi, SH., MH selaku dosen pengampu mata kuliah mata kuliah wajib umum (MKWU)
Kewarganegaraan.

Makalah ini mengacu pada sumber bacaan dari buku dan sebagian besar berisi kutipan, serta
parafrase dari beberapa sumber yang tertera pada daftar pustaka. Selain itu, kami juga mendapat banyak
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Kami menyadari dalam penulisan makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami berharap kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca.

Padang, 13 Maret 2023


Penulis

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................1
1.3 Tujuan....................................................................................................................................1
1.4 Manfaat..................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................3
2.1 Pengertian Hak dan Kewajiban..............................................................................................3
2.2 Asas Kewarganegaraan..........................................................................................................3
2.3 Hak Warga Negara menurut UUD.........................................................................................5
2.4 Kewajiban warga negara menurut UUD................................................................................6
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN.........................................................................................8
3.1 Kesimpulan............................................................................................................................8
3.2 Saran.......................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masyarakat adalah elemen utama dalam suatu Negara. Dimana rakyat diberi hak dan kewajiban
yang diatur dalam UUD 1945. Bukan hanya oleh negara namun hak dan kewajiban ini juga diatur
juga dalam agama. Seperti yang sudah diketahui, hak dan kewajiban adalah dua hal yang saling
berkaitan dan harus dijalankan dengan seimbang. Hak merupakan segala sesuatu yang mutlak
didapatkan oleh individu sejak masih dalam kandungan. Sedangkan kandungan adalah suatu
keharusan yang dilaksanakan setiap individu sesuai tugasnya. Jika hak dan kewajiban tidak
dilaksanakan sejalan dalam praktik kehidupan, maka akan terjadi sesuatu ketimpangan yang bisa
berakibat fatal seperti terjadinya kesenjangan sosial yang berkepanjangan.
Sebagai contohnya, bahwa setiap warga memiliki hak untuk hidup dengan layak tetapi masih
banyak warga negara yang belum bisa merasakan kesejahteraan dan hidup yang layak. Semua itu
terjadi karena penjabat tinggi lebih mendahului hak daripada kewajiban. Atau warga negara tidak
menjalankan kewajiban mereka seperti tidak membayar pajak juga akan mempersulit pemerintah
dalam memperbaiki ekonomi negara. Maka oleh karena itu, untuk mencapai keseimbangan antara hak
dan kewajiban yaitu dengan mengetahui posisi diri kita sendiri.
Hak dan kewajiban di Indonesia ini tidak akan pernah seimbang apabila masyarakat dan
pemerintah tidak bergerak untuk merubahnya. Jika tidak penyimpangan yang disebabkan oleh
ketidakseimbangan hak dan kewajiban ini akan terus berkelanjutan. Maka setiap individu harus
memperhatikan posisinya masing-masing agar tidak merugikan atau dirugikan oleh orang lain.
Maka pengaplikasian antara kewajiban dan hak ini harus sejalan. Negara juga mengatur
pembagian hak dan kewajiban ini dalam UUD 1945 agar berjalan beriringan dan tidak terjadi
ketimpangan karena tidak seimbangnya. Maka dengan permasalahan ini hak dan kewajiban harus
dipahami menurut undang-undang agar kemashlahatan setiap warga negara tetap terjaga.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja hak-hak dasar warga negara yang dijamin oleh UUD 1945?
2. Apa saja kewajiban warga negara menurut UUD 1945?
3. Bagaimana hubungan antara hak dan kewajiban warga negara dalam konteks negara Indonesia?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui hak-hak dasar warga negara yang dijamin oleh UUD 1945
2. Mengetahui kewajiban warga negara menurut UUD 1945
3. Memahami hubungan antara hak dan kewajiban warga negara dalam konteks negara Indonesia

1
1.4 Manfaat
1. Memperkuat kesadaran dan tanggung jawab warga negara dalam memenuhi hak dan kewajiban
yang diamanatkan oleh UUD 1945.
2. Meningkatkan pemahaman tentang pentingnya menjaga kedaulatan dan integritas negara
Indonesia.
3. Memperkaya wawasan tentang kewarganegaraan dan tata kelola negara Indonesia.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hak dan Kewajiban

Hak pada umumnya adalah kesempatan yang diberikan kepada setiap individu untuk bisa
melakukan, memiliki, mendapatkan sesuatu yang diinginkan oleh individu tersebut. Profesor R. M. T.
Sukamto Notonagoro mengemukakan pandangannya mengenai pengertian hak, bahwa hak adalah
kewenangan ketika seseorang mempunyai kekuasaan untuk mendapatkan atau melakukan sesuatu
yang diinginkannya dan memang semestinya diterima atau dilakukan orang tersebut. Hak ini tidak
boleh dan tidak dapat dialihkan kepada orang lain. Oleh karena itu, orang lain tidak dapat
menggunakan atau menerimanya. Hak-hak yang dimiliki oleh warga negara, mempunyai kuasa untuk
digugat oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia1 Hak dapat
diartikan sebagai bentuk dari kewenangan, suatu kekuasaan yang memungkinkan seorang individu
untuk berbuat (atas dasar undang-undang karena hal tersebut telah diatur serta ditentukan oleh
undang-undang atau aturan tertentu), serta kekuasaan yang mutlak berdasarkan dari sesuatu atau
difungsikan untuk menuntut sesuatu.
Disamping hak, terdapat lawannya yaitu kewajiban. Secara umum, kewajiban merupakan segala
sesuatu yang dianggap sebagai suatu hal yang harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh tiap individu.
Prof. R. M. T. Sukamto Notonagoro mengungkapkan bahwa kewajiban adalah sesuatu yang harus
dilakukan oleh pihak tertentu dengan penuh rasa tanggung jawab dan dengan prinsip yang dapat
dituntut secara paksa oleh pihak yang berkepentingan. Menurut John Salmon, orang yang tidak
mengerjakan kewajibannya sudah sepatutnya menerima sanksi akan hal tersebut. Kamus Besar
Bahasa Indonesia2 juga menegaskan bahwa kewajiban itu sesuatu yang harus dilaksanakan.

2.2 Asas Kewarganegaraan

Seseorang dapat dinyatakan sebagai warga negara suatu negara haruslah melalui ketentuan-
ketentuan dari suatu negara. Ketentuan inilah yang menjadi asas atau pedoman dalam menentukan
kewarganegaraan seseorang. Setiap negara memiliki kebebasan dan kewenangan untuk menentukan
asas kewarganegaraannya. Dalam penentuan kewarganegaraan ada 2 (dua) asas atau pedoman, yaitu
asas kewarganegaraan berdasarkan kelahiran dan asas kewarganegaraan berdasarkan perkawinan.
Dalam asas kewarganegaraan yang berdasarkan kelahiran ada 2 (dua) asas kewarganegaraan yang
digunakan, yaitu ius soli (tempat kelahiran) ius sanguinis (keturunan). Sedangkan dari asas
kewarganegaraan yang berdasarkan perkawinan juga dibagi menjadi 2 (dua), yaitu asas kesatuan
hukum dan asas persamaan derajat.

1. Asas Kewarganegaraan Berdasarkan Kelahiran

Ius soli (asas kelahiran) berasal dari latin; ius  yang berarti hukum atau pedoman, sedangkan soli
berasal dari kata solum yang berarti negeri, tanah atau daerah. Jadi, ius soli adalah penentuan status
kewarganegaraan berdasarkan tempat atau daerah kelahiran seseorang. Jadi, seseorang dapat
menjadi warga negara dimana dia dilahirkan. Contoh negara yang menganut asas kewarganegaran
ini, yaitu negara  Amerika Serikat, Brazil, Argentina, Bolivia, Kamboja, Kanada, Chili, Kolombia,

3
Kosta Rika, Dominika, Ekuador, El Savador, Grenada, Guatemala, Guyana, Honduras, Jamaika,
Lesotho, Meksiko, Pakistan, Panama, Paraguay, Peru, Uruguay, Venuzuela, dan lain-lain.
Ius sanguinis (asas keturunan) juga berasal dari bahasa latin, ius yang berarti hukum atau
pedoman, sedangkan sanguinis dari kata sanguis yang berarti darah atau keturunan. Jadi,  ius
sanguinis adalah asas kewarganegaraan yang berdasarkan darah atau keturunan. Asas ini
menetapkan seseorang mendapat warga negara jika orang tuanya adalah warga negara suatu negara.
Misalkan seseorang yang lahir di Indonesia, namun orang tuanya memiliki kewarganegaraan dari
negara lain, maka ia mendapat kewarganegaraan dari orang tuanya. Contoh negara yang
menggunakan asas ini adalah negara China, Bulgaria, Belgia, Replublik Ceko, Kroasia, Estonia,
Finlandia, Jepang, Jerman, Yunani, Hongaria, Islandia, India, Irlandia, Israel, Italia, Libanon,
Filipina, Polandia, Portugal, Rumania, Rusia, Rwanda, Serbia, Slovakia, Korea Selatan, Spanyol,
Swedia, Turki, dan Ukraina.

2. Asas Kewarganegaraan Berdasarkan Perkawinan

Selain dilihat dari sisi kelahiran, kewarganegaraan juga dilihat dari sisi perkawinan yang
mencakup asas kesatuan atau kesamaan hukum dan asas persamaan derajat. Asas kesatuan atau
kesamaan hukum itu berdasarkan pada paradigma bahwa suami-isteri ataupun ikatan keluarga
merupakan inti masyarakat yang meniscayakan suasana sejahtera, sehat, dan tidak terpecah. Jadi,
suami-isteri atau keluarga yang baik dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakatnya harus
mencerminkan adanya suatu kesatuan yang bulat. Dan untuk merealisasikan terciptanya kesatuan
dalam keluarga atau suami-isteri, maka semuanya harus tunduk pada hukum yang sama. Dengan
kebersamaan tersebut sehingga masing-masing tidak terdapat perbedaan yang dapat mengganggu
keutuhan dan kesejahteraan keluarga.
Asas persamaan derajat menyebutkan bahwa suatu perkawinan tidak menyebabkan perubahan
status kewarganegaraan masing-masing pihak. Jadi, baik suami maupun isteri tetap dangan
kewarganegaraan aslinya, sama seperti sebelum mereka dikaitkan oleh pernikahan dan keduanya
memiliki hak untuk memilih kewarganegaraan yang dianutnya.
Selain itu, dalam hukum negara juga mengatur tentang asas warga negara, yaitu pada UU Nomor
12 Tahun 2006. Hukum negara tersebut membagi asas kewarganegaraan juga menjadi dua asas
atau pedoman, yaitu (1) asas kewarganegaraan umum dan (2) asas kewarganegaraan khusus.

3. Asas Kewarganegaraan Umum

Berdasarkan UU No. 12 Tahun 2006 asas kewarganegaraan umum terdiri atas  (4) empat asas,
yaitu asas kelahiran (ius soli), asas keturunan (ius sanguinis), asas kewarganegaraan tunggal, dan
asas kewarganegaraan ganda terbatas.
Asas kelahiran (ius soli) dan asas keturunan (ius sanguinis) mempunyai pengertian yang sama
dengan yang telah diterangkan di atas tadi. Sedangkan asas kewarganegaraan tunggal adalah asas
yang menentukan satu kewarganegaraan bagi setiap orang. Jadi, setiap warga negara hanya
memiliki satu kewarganegaraan, tidak bisa memiliki kewarganegaraan ganda atau lebih dari satu.
Asas kewarganegaraan ganda terbatas adalah asas yang menentukan kewarganegaraan ganda (lebih
dari satu kewarganegraan) bagi anak-anak sesui dengan ketentuan yang diatur dalam UU. Jadi,
kewarganegraan ini hanya bisa dimiliki ketika masih anak-anak dan setelah anak tersebut berumur
18 (delapan belas) tahun, maka ia harus memilih atau menentukan salah satu kewarganegaraannya.
Jadi, sebagai seorang warga negara tidak boleh memiliki lebih dari satu kewarganegaraan dan jika
seseorang berhak mendapatkan status kewarganegaraan karena kelahiran dan keturunan sekaligus,
maka ia harus memilih salah satu diantaranya ketika ia sudah berumur 18 tahun.

4
4. Asas Kewarganegaraan Khusus

Asas ini terdiri atas beberapa macam asas atau pedoman kewarganegaraan, yaitu
a) Asas Kepentingan Nasional
Adalah asas yang menentukan bahwa peraturan kewarganegaraan mengutamakan
kepentingan nasional Indonesia, yang bertekad mempertahankan kedaulatannya sebagai negara
kesatuan yang memiliki cita-cita dan tujuan sendiri.
b) Asas Perlidungan Maksimum
Adalah asas yang menentukan bahwa pemerintah wajib memberikan perlindungan penuh
kepada setiap warga negara Indonesia dalam keadaan apapun, baik di dalam maupun di luar
negeri.
c) Asas Persamaan di dalam Hukum dan Pemerintahan
Adalah asas yang menentukan bahwa setiap warga negara Indonesia mendapatkan
perlakuan yang sama di dalam hukum dan pemerintahan.
d) Asas Kebenaran Substantif
Adalah asas dimana prosedur kewarganegaraan seseorang tidak hanya bersifat
administratif, tetapi juga disertai substansi dan syarat-syarat permohonan yang dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
e) Asas Non-Diskriminatif
Adalah asas yang tidak membedakan perlakuan dalam segala hal ihwal yang
berhubungan dengan warga negara atas dasar suku, ras, agama, golongan, jenis kelamin, serta
harus menjamin, melindungi, dan memuliakan HAM pada umumnya dan hak warga negara
pada khususnya.
f) Asas Pengakuan dan Penghormatan terhadap HAM
Adalah asas yang dalam segala hal ihwal yang berhubungan dengan warga negara harus
menjamin, melindungi, dan memuliakan HAM pada umumnya, dan hak warga negara pada
khususnya.
g) Asas Keterbukaan
Adalah asas yang menetukan bahwa segala hal ihwal yang berhubungan dengan warga
negara harus dilakukan secara terbuka.
h) Asas Publisitas
Adalah asas yang menentukan bahwa seseorang yang memperoleh dan atau kehilangan
kewarganegaraan RI akan diumumkan dalam berita negara RI agar masyarakat mengetahuinya.
        
 
2.3 Hak Warga Negara menurut UUD

Hak warga negara diatur dalam UUD 1945 Pasal 26-34. Tidak seperti HAM, hak warga negara
bisa saja dicabut sewaktu-waktu apabila warga negara tersebut melanggar suatu ketentuan yang
berlaku.

-Hak Warga Negara Indonesia dalam UUD 1945

Hak warga negara Indonesia yang tertuang dalam Undang-Undang 1945 disejumlah pasal, yakni :

● Pasal 27 ayat 1: persamaan kedudukan di dalam hukum.


● Pasal 27 ayat 2: hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak.
● Pasal 28 : kemerdekaan berserikat (hak politik).
● Pasal 28 A–J : hak atas HAM.

5
● Pasal 29 : hak atas agama.
● Pasal 30 : hak atas pembelaan negara.
● Pasal 31 : hak atas pendidikan.
● Pasal 32 : hak atas budaya.
● Pasal 33 : hak atas perekonomian.
● Pasal 34 : hak atas kesejahteraan sosial.

Contoh Hak Warga Negara

1. Setiap warga negara berhak memeluk dan menjalankan agama yang mereka yakini.
2. Setiap warga negara berhak menyuarakan pendapat mereka secara lisan dan tulisan sesuai
undang-undang yang berlaku.
3. Setiap warga negara berhak menerima pendidikan dan pengajaran.
4. Setiap warga negara berhak menikah.
5. Setiap warga negara berhak mendapatkan penghidupan yang layak.
6. Setiap warga negara berhak memiliki kedudukan yang sama di mata hukum dan mendapat
perlindungan hukum.

2.4 Kewajiban warga negara menurut UUD

Kewajiban sebagai warga negara dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang harus dilakukan
oleh seorang warga negara dengan penuh tanggung jawab dan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.

Kewajiban kita sebagai warga dari negara Indonesia juga sudah diatur dalam UUD 1945, yaitu:

● Pasal 27 ayat 1: Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan
pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
● Pasal 27 ayat 3: Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.
● Pasal 28 J ayat 1: Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
● Pasal 28 J ayat 2: Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada
pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-mata untuk
menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi
tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan
ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis.
● Pasal 30 ayat 1: Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara.
● Pasal 31 ayat 2: Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya.

6
Contoh Kewajiban Warga Negara dalam UUD 1945:

1. Kewajiban untuk membayar pajak dan retribusi yang ditetapkan pemerintah baik pusat maupun
daerah.
2. Kewajiban untuk menaati, tunduk, dan patuh pada peraturan hukum yang berlaku di wilayah
negara Indonesia
3. Kewajiban untuk menghargai orang lain
4. Kewajiban untuk mengikuti pendidikan dasar
5. Kewajiban untuk melakukan pembelaan kedaulatan negara
6. Kewajiban untuk tunduk kepada pembatasan atas hak kebebasan

7
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Hak dan kewajiban warga negara sebagaimana diatur oleh Konstitusi dan UUD 1945
menyimpulkan bahwa sebagai warga negara yang baik dan bertanggung jawab, kita harus
memahami dan mematuhi hak dan kewajiban yang diatur oleh konstitusi dan UUD 1945.
Hak-hak warga negara di Indonesia mencakup hak untuk hidup, hak atas kemerdekaan
pribadi, hak untuk bekerja dan memilih pekerjaan, hak untuk berpendapat dan berkumpul, hak
atas pendidikan, hak atas perlindungan hukum, dan lain-lain.
Namun, hak juga datang dengan kewajiban. Sebagai warga negara, kita memiliki kewajiban
untuk mematuhi hukum, membayar pajak, menghormati hak orang lain, melindungi keamanan
negara, serta melaksanakan kewajiban sosial dan moral.
Dalam melaksanakan hak dan kewajiban sebagai warga negara, penting untuk diingat bahwa
hak tidak boleh mengabaikan kewajiban, dan sebaliknya, kewajiban tidak boleh mengabaikan
hak. Oleh karena itu, sebagai warga negara yang baik, kita harus memahami hak dan kewajiban
kita, serta melaksanakannya dengan baik dan bertanggung jawab.
Dalam kesimpulannya, makalah ini menekankan bahwa hak dan kewajiban warga negara
harus dipegang dengan penuh tanggung jawab dan kesadaran akan pentingnya menjalankan peran
masing-masing dalam membangun negara yang lebih baik.

3.2 Saran

Hak dan kewajiban adalah dua hal yang saling terikat satu sama lain sehingga dalam
praktiknya di kehidupan harus dijalankan secara seimbang agar tidak terjadi ketimpangan yang
Akan menyebabkan terjadinya kesenjangan sosial yang berkepanjangan dan timbulnya gejolak
yang tidak diinginkan di dalam masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

8
Ensiklopedi Indonesia

https://katadata.co.id/safrezi/berita/61655a95c2db5/contoh-hak-dan-kewajiban-warga-negara-
yang-tercantum-dalam-uud-1945

http://www.gramedia.com/literasi/pengertian-hak/#1_Pengertian_Hak_Secara_Umum

_____ , Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education): Demokrasi, HAM, dan


Masyarakat      Madani, Jakarta: Prenada Media, 2008.

Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga, Pancasila dan Kewarganegaraan, Yogyakarta: UIN
Sunan Kalijaga, 2005.

Srijanti, dkk., Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi   Mengembangkan Etika


Bewarganegara, Jakarta: Salemba Empat, 2007.

Ubaedillah, A., dkk., Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani, Jakarta: Prenada
Media, 2003.

Winarno, Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Panduan Kuliah di Perguruan Tinggi,


Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007.

Wania Nevela, Negara-negara yang Termasuk Ius Soli,


www.Keykodeswanianavela.blogspot.com, 2012.

Anda mungkin juga menyukai