Abstrak – Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia memiliki 111 pulau yang telah
ditetapkan sebagai pulau-pulau kecil terluar (PPKT) berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 6
Tahun 2017. Peraturan-peraturan yang berlaku hingga saat ini masih berfokus kepada penataan
dan pengelolaan pulau-pulau kecil terluar. Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional melalui Direktorat Pengendalian Hak Tanah, Alih Fungsi Lahan, Kepulauan dan Wilayah
Tertentu memiliki tugas untuk melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan dan program,
penyusunan norma, standar, prosedur, kriteria, pelaksanaan pengendalian, dan pemberian
bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang
pengendalian hak tanah, alih fungsi lahan, kepulauan dan wilayah tertentu. Kajian ini bertujuan
untuk merumuskan suatu konsep dalam melakukan pengendalian penguasaan tanah khususnya
di pulau-pulau kecil terluar di Indonesia melalui studi literatur dari peraturan perundang-undangan
yang berlaku di Indonesia. Sebagai kesimpulan, terdapat perbedaan hak antara Warga Negara
Indonesia dan Warga Negara Asing dalam hal penguasaan tanah di Indonesia dan Peraturan
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 17 Tahun 2016 yang
belum cukup mengakomodasi dari segi pengendalian pertanahan. Sehingga diperlukan pedoman
baru dalam pengendalian pertanahan, khususnya penguasaan tanah di pulau-pulau kecil terluar,
dalam upaya pembelaan negara.
Kata Kunci : bela negara, pengendalian pertanahan, penguasaan tanah, pulau-pulau kecil terluar
Abstract – Indonesia as the largest archipelagic state in the world has 111 islands which have been
registered as Outermost Small Islands (PPKT) based on the 2017 Presidential Decree Number 6.
Ministry of Agrarian Affairs and Spatial Planning/National Land Agency through the Directorate of
Land Rights Control, Land Function Conversion, Islands and Certain Areas has the task of carrying out
the formation and implementation of policies and programs, drafting norms, standards, procedures,
criteria, implementing controls, and providing technical guidance and supervision, as well as the
implementation of monitoring, evaluation and reporting in the field of control of land rights, conversion
of land functions, islands and certain areas. This study aims to build a concept in controlling land
tenure in outermost small islands in Indonesia through a literature study of the prevailing laws and
regulations in Indonesia. In conclusion, there are differences in rights between Indonesian and Foreign
Citizens in terms of land tenure in Indonesia and the Regulation of the Minister of Agrarian Affairs
and Spatial Planning/Head of The National Land Agency Number 17 of 2016 that has not adequately
accommodated in land control. Therefore, new guidelines are needed, specifically in terms of land
tenure in outermost small islands, in the effort of state defense.
Keywords: land control, land tenure, outermost small islands, state defense
Penyusunan Pedoman Pengendalian Penguasaan Tanah ... | Michael Timothy Tasliman | 104
Pendahuluan Pulau Miangas di Provinsi Sulawesi Utara,
Dengan jumlah mencapai 17.000 pulau, Pulau Fani, Pulau Fanildo dan Pulau Bras
Indonesia patut mendapat predikat di Provinsi Papua, serta Pulau Dana dan
negara kepulauan terbesar di dunia. Pulau Batek di Provinsi Nusa Tenggara
Di antara ribuan pulau tersebut, 111 Timur (Nainggolan & Setyoko, 2021).
diantaranya ditetapkan sebagai pulau- Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2005
pulau kecil terluar (PPKT) melalui merupakan bentuk perhatian pemerintah
Keputusan Presiden Nomor 6 Tahun terhadap perlunya pengelolaan PPKT
2017 yang berbatasan langsung dengan untuk menjaga keutuhan kedaulatan
sepuluh negara tetangga yakni Malaysia, NKRI. Pulau-pulau kecil tersebut
Singapura, Thailand, India, Australia, mengemban misi politis yang sangat
Vietnam, Filipina, Republik Palau, Timor penting bagi negara, di mana di kawasan
Leste dan Papua Nugini. tersebut terdapat Titik Dasar (TD) dan
Titik Referensi (TR) sebagai penentuan
batas kedaulatan dan yurisdiksi perairan
Indonesia. Di sisi lain, lokasi yang berada
di perbatasan langsung dengan negara
tetangga menjadikan kawasan tersebut
sangat strategis dari aspek ekonomi
dimana masyarakat di wilayah perbatasan
Gambar 1. Sebaran 111 PPKT yang cenderung bergantung pada
Sumber: Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang
Laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2021
negara tetangga yang perlahan mampu
melunturkan semangat nasionalisme
Dari 111 PPKT, 12 diantaranya (Sari, 2018) dan dari aspek pertahanan
105 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Desember 2021, Volume 11 Nomor 3
Indonesia berdasarkan Pancasila dan menciptakan dan menghasilkan
Undang-Undang Dasar Negara Republik keinginan serta harapan agar negara
Indonesia Tahun 1945, dalam menjamin Indonesia dapat berdaulat secara politik,
kelangsungan hidup bangsa dan negara dan individual di bidang perekonomian
(Indrawan & Efriza, 2018). Bela negara serta memiliki kepribadian di bidang
mengandung empat hal esensial yang kebudayaan. Diantara poin penting
harus dibela, yakni kemerdekaan dan lainnya salah satunya yaitu membangun
kedaulatan negara, kesatuan dan negara dari pinggiran yaitu dengan
persatuan bangsa, keutuhan wilayah dan menguatkan kawasan pedesaan didalam
yurisdiksi nasional, dan nilai-nilai Pancasila konteks NKRI (Halimah, 2017).
dan UUD 1945 (Sunarso et al., 2008). Disaat masyarakat ikut serta
Upaya bela negara tidak hanya menjadi dan memberikan dukungannya demi
tugas Tentara Nasional Indonesia (TNI), mewujudkan harapan dan keinginan,
tetapi juga seluruh masyarakat Indonesia. Kementerian Agraria dan Tata Ruang/
Kewajiban bela negara diemban Badan Pertanahan Nasional, melalui
oleh seluruh masyarakat Indonesia Direktorat Pengendalian Hak Tanah, Alih
berlandaskan pada Pancasila, Undang- Fungsi Lahan, Kepulauan dan Wilayah
undang Dasar 1945, Wawasan Nusantara, Tertentu memiliki suatu tanggung jawab
dan Ketahanan Nasional. Belajar dari untuk merumuskan serta melaksanakan
kekalahan Indonesia di Mahkamah Hukum regulasi kebijakan serta agenda, dalam
Internasional saat memperebutkan menyusun asas hukum, tolak ukur,
Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan dengan metode, kriteria, kegiatan pengelolaan,
Malaysia, menyimpan satu pelajaran serta memberikan arahan teknis serta
penting terhadap pentingnya pulau-pulau supervisi, dan pelaksanaan pemantauan,
kecil terluar sebagai salah satu bagian dari evaluasi serta pelaporan dibidang
kedaulatan wilayah Indonesia. Sejarah pengendalian hak tanah, alih fungsi
tersebut tentu membuat Indonesia lahan, kepulauan serta wilayah tertentu.
memberi perhatian terhadap pulau-pulau Tanggung jawab tersebut amat berguna,
kecil terluar yang kini dipercaya sebagai strategis serta dapat dijadikan preferensi
mata dan telinga bagi setiap aktivitas dan dalam nawacita apabila teringat jika
informasi yang ada di sekitar perbatasan kawasan pesisir serta pulau-pulau kecil
(Asana et al., 2014). sedang menjadi primadona pada saat
Di era pemerintahan pada saat pengembangan wilayah (Waryanta,
ini, yang mana pemerintah sudah 2016). Sedangkan di PPKT, dalam upaya
mencetuskan ide nawacita untuk melindungi kedaulatan negara, perlu
Penyusunan Pedoman Pengendalian Penguasaan Tanah ... | Michael Timothy Tasliman | 106
melibatkan pihak-pihak yang saling ini merupakan hasil para peneliti
terkait, diantaranya Kementerian terdahulu yang diperoleh dengan cara
Kelautan dan Perikanan, Badan Nasional mencari dan menghimpun beberapa
Pengelola Perbatasan, Kementerian Luar buku, majalah yang berhubungan dengan
Negeri, Kementerian Pekerjaan Umum setiap permasalahan serta tujuan suatu
dan Perumahan Rakyat, Kementerian penelitian (Danial & Wasriah, 2009).
Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Pendekatan penelitian menggunakan
Tentara Nasional Indonesia, Pemerintah Grounded Theory dimana teori ini
Daerah dan Kementarian Agraria dan Tata bergerak dari level empiris menuju ke
Ruang/Badan Pertanahan Nasional. level konseptual-teoritis atau menemukan
Pemerintah pusat dan Kementerian teori berdasarkan data (Kosasih, 2018).
ATR/BPN telah melakukan inventarisasi Penelitian ini bertujuan untuk menemukan
penguasaan, pemilikan, penggunaan, suatu konsep pengendalian penguasaan
dan pemanfaatan tanah (P4T) di wilayah tanah yang berlandaskan bela negara
pesisir, pulau-pulau kecil dan PPKT dari peraturan perundangan yang
serta diperlukan tindak lanjut terhadap berlaku di Indonesia. Riset berikut telah
hasil inventarisasi tersebut (Nugroho & mengumpulkan beberapa data sekunder.
Wicaksono, 2013)including the National Data sekunder tersebut bersumber dari
Land Agency has the task of carrying Undang-undang yaitu:
out government duties in the land a.
Undang-Undang Dasar Tahun
sector in national, regional and sectoral. 1945 Pasal 27 ayat (3) yang
Instruments Ownership, Usage, Waste, mengamanatkan bahwa “Setiap
Land Tenure (P4T. Tujuan dari penelitian warga negara berhak dan wajib
ini adalah merumuskan suatu konsep ikut serta dalam upaya pembelaan
pengendalian pertanahan di PPKT sebagai negara” dan Pasal 30 ayat (1) yang
tugas dari Subdirektorat Wilayah Pesisir, mengamanatkan bahwa “Tiap-tiap
Pulau-Pulau Kecil, Perbatasan dan Wilayah warga negara berhak dan wajib ikut
Tertentu (WP3WT) berdasarkan amanat serta dalam usaha pertahanan dan
dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan keamanan negara”;
Nasional Nomor 16 Tahun 2020. b. Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 5 Tahun 1960
Metode Penelitian tentang Peraturan Dasar Pokok-
Metode kualitatif dengan teknik Pokok Agraria (UUPA). UUPA
pengumpulan data menggunakan studi adalah undang-undang yang
literatur yang digunakan pada penelitian mengatur tentang dasar-dasar dan
107 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Desember 2021, Volume 11 Nomor 3
ketentuan penguasaan, pemilikan, dan pemanfaatan Wilayah Negara
penggunaan dan pemanfaatan dan Kawasan Perbatasan;
sumber daya agraria nasional di e. Peraturan Pemerintah Nomor 62
Indonesia. Adapun pasal dalam Tahun 2010 tentang Pemanfaatan
UUPA yang berkaitan dengan Pulau-Pulau Kecil Terluar pada
pengendalian wilayah pesisir, pulau- Pasal 2 Ayat (1) yang berbunyi:
pulau kecil dan pulau-pulau kecil “Pemanfaatan PPKT dilakukan oleh
terluar adalah Pasal 2 Ayat (1) yang Pemerintah bersama-sama dengan
berbunyi: “…bumi, air dan ruang pemerintah daerah” dan Pasal
angkasa, termasuk kekayaan alam 3 ayat (1) yang berbunyi: “PPKT
yang terkandung di dalamnya itu merupakan KSNT”;
pada tingkatan tertinggi dikuasai f. Peraturan Pemerintah Republik
oleh Negara, sebagai organisasi Indonesia Nomor 16 Tahun 2004
kekuasaan seluruh rakyat.”; tentang Penatagunaan Tanah pada
c. Undang-Undang Republik Indonesia Pasal 7 Ayat (1) dan (2) yang berarti
Nomor 3 Tahun 2002 tentang penggunaan dan pemanfaatan
Pertahanan Negara pada Pasal 9 tanah yang sudah ada haknya baik
ayat (2) disebutkan bahwa salah yang sudah atau belum terdaftar,
satu bentuk bela negara yang dapat tanah negara dan tanah ulayat
dilakukan oleh warga negara yaitu masyarakat hukum adat harus
melalui pengabdian sesuai dengan sesuai dengan Rencana Tata Ruang
profesi; Wilayah yang diatur berdasarkan
d. Undang-Undang Republik Indonesia pedoman, standar dan kriteria teknis
Nomor 43 Tahun 2008 tentang yang ditetapkan oleh Pemerintah;
Wilayah Negara pada Pasal 9 g. Peraturan Pemerintah Republik
yang berbunyi : “Pemerintah dan Indonesia Nomor 18 Tahun 2021
pemerintah daerah berwenang tentang Hak Pengelolaan, Hak Atas
mengatur pengelolaan dan Tanah, Satuan Rumah Susun, dan
pemanfaatan Wilayah Negara dan Pendaftaran Tanah pada Pasal 2
Kawasan Perbatasan” dan Pasal 10 Ayat (2) menjelaskan bahwa Tanah
ayat (1) poin a yang menyatakan Negara dapat diberikan kepada
bahwa dalam pengelolaan perorangan atau badan hukum
Wilayah Negara dan Kawasan dengan sesuatu Hak Atas Tanah
Perbatasan, pemerintah berwenang sesuai dengan peruntukan dan
menetapkan kebijakan pengelolaan keperluannya;
Penyusunan Pedoman Pengendalian Penguasaan Tanah ... | Michael Timothy Tasliman | 108
h. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Nasional melalui Direktorat Pengendalian
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Hak Tanah, Alih Fungsi Lahan, Kepulauan
Nasional Nomor 17 Tahun 2016 dan Wilayah. Selanjutnya, dalam pemilihan
tentang Penataan Pertanahan di objek untuk kegiatan pemantauan dan
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau evaluasi dengan memperhatikan nilai
Kecil yang menjadi pedoman strategis dari aspek sebagai berikut :
terhadap pemberian hak atas tanah a. Politik :
di wilayah pesisir dan pulau-pulau termasuk pulau kecil terluar untuk
kecil di Indonesia; memperkuat diplomasi dengan luar
i. Peraturan Menteri Agraria dan Tata negeri;
Ruang/Kepala Badan Pertanahan b. Hukum :
Nasional Nomor 16 Tahun 2020 potensi klaim dari negara lain,
tentang Organisasi dan Tata Kerja illegal fishing, human trafficking,
Kementerian Agraria dan Tata penyelundupan obat-obatan
Ruang/Badan Pertanahan Nasional terlarang, dan lain-lain;
pada Pasal 426 yang berbunyi: c. Hankam :
”Subdirektorat Pengendalian termasuk dalam wilayah perbatasan
Wilayah Pesisir, Pulau-Pulau Kecil, negara yang memiliki potensi
Perbatasan dan Wilayah Tertentu gangguan hankam;
mempunyai tugas melaksanakan
d. Ekonomi :
penyiapan bahan perumusan
memiliki potensi perkembangan
kebijakan, pelaksanaan kebijakan,
ekonomi yang tinggi (adanya SDA
penyusunan norma, standar,
berupa tambang, hutan, perikanan,
prosedur, dan kriteria serta
dan lain-lain);
pembinaan dan pelaksanaan
e. Sosial Budaya :
pengendalian wilayah pesisir, pulau-
adanya potensi pariwisata atau
pulau kecil, perbatasan dan wilayah
peninggalan budaya.
tertentu”.
Kegiatan Pemantauan dan Evaluasi merupakan bagian dari bumi. Tanah yang
Wilayah Pesisir, Pulau-Pulau Kecil, dan di maksudkan disini tidak mengatur tanah
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan mengatur satu aspeknya saja yakni
109 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Desember 2021, Volume 11 Nomor 3
tanah menurut yuridis yang dinamakan untuk berbuat sesuatu mengenai tanah
kedaulatan penguasaan tanah. Definisi yang menjadi haknya (Tejawati, 2021).
“penguasaan” bisa digunakan sebagai Sesuatu yang boleh, wajib, atau dilarang
aspek fisik, dapat pula aspek yuridis, untuk diperbuat yang merupakan isi hak
juga memiliki aspek privasi serta publik penguasaan itulah yang menjadi kriteria
(Santoso, 2005). Penguasaan menurut atau tolok pembeda di antara hak-hak
arti yuridis yaitu penguasaan dengan penguasaan atas tanah yang diatur
didasari oleh hak atau kedaulatan, dengan dalam Hukum Tanah. Pengaturan hak-hak
perlindungan hukum serta pada dasarnya penguasaan atas tanah dibagi menjadi
memberikan kewenangan terhadap dua, yaitu sebagai berikut:
pemegang hak agar dapat berkuasa baik 1. Hak penguasaan atas tanah ini
secara fisik tanah yang menjadi haknya. belum dihubungkan dengan tanah
Contohnya pemilik tanah menggunakan dan orang atau badan hukum
ataupun mengambil fungsi dari tanah tertentu sebagai pemegang haknya.
yang merupakan haknya tersebut, Ketentuan-ketentuan dalam hak
tidak diserahkan pada pihak lainnya. penguasaan atas tanah, adalah
Terdapat penguasaan yuridis, meskipun sebagai berikut:
memberikan wewenang agar dapat • Memberikan nama kepada hak
menguasai tanah yang menjadi haknya penguasaan terkait;
secara fisik, pada faktanya penguasaan
• Menentukan isi, yakni mengatur
fisik dilaksanakan oleh pihak yang lain.
apa sajakah yang diperbolehkan,
Misalnya seseorang yang mempunyai
diwajibkan serta dilarang agar
tanah belum menggunakan tanahnya
diperbuat pemegang hak dan
sendiri, namun tanah tersebut disewakan
jangka waktu penguasaan;
pada pihak lainnya. Pada penjelasan di atas
• Mengatur segala hal berkaitan
secara yuridis tanah itu dimiliki oleh pemilik
dengan subjek yang telah
tanah, namun secara fisik dilaksanakan
ditentukan, siapa saja yang
oleh seseorang yang menyewa tanah.
diperbolehkan menjadi
Terdapat pula penguasaan secara yuridis
pemegang hak serta persyaratan
yang tidak memberikan wewenang agar
kepada penguasaannya;
dapat berkuasa terhadap tanah yang
berhubungan secara fisik. • Mengatur segala hal berkaitan
dengan tanah.
Hak penguasaan atas tanah berisi
serangkaian wewenang, kewajiban, dan 2. Hak penguasaan atas tanah sebagai
Penyusunan Pedoman Pengendalian Penguasaan Tanah ... | Michael Timothy Tasliman | 110
Hak penguasaan atas tanah ini Penguasaan Tanah oleh Negara
sudah dihubungkan dengan tanah Menurut Undang-Undang Dasar 1945
tertentu sebagai objeknya dan Pasal 33, ayat (3) menjelaskan jika Bumi
orang atau badan hukum tertentu air serta aset Sumber Daya Alam (SDA)
sebagai subjek atau pemegang yang ada di dalamnya dan dikuasai oleh
haknya. Ketentuan-ketentuan negara serta dapat digunakan sebayak-
dalam hak penguasaan atas tanah, banyaknya untuk kesejahteraan seluruh
adalah sebagai berikut: rakyat. Atas dasar ini, bumi, air serta
• Mengelola hal yang berkaitan ruang angkasa, meliputi aset SDA yang
dengan penciptaan menjadi ada didalamnya, dalam susunan tertinggi
sebuah relasi hukum yang aktual, dikuasai oleh negara, selaku lembaga
dengan nama ataupun sebutan kuasa semua rakyat.
hak penguasaan atas tanah Hal tersebut memiliki arti jika
tertentu; bumi, air serta ruang angkasa di wilayah
• Mengelola hal yang berkaitan Republik Indonesia dijadikan kekuasaan
dengan pembebanannya negara, maka bukan sekedar dijadikan
terhadap hak-hak lainnya; hak setiap pemilik. Begitu juga dengan
111 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Desember 2021, Volume 11 Nomor 3
c. Menetapkan serta mengelola relasi pengelolaan di wilayah pesisir serta pulau-
hukum sesama manusia serta pulau kecil. Maka, umumnya pulau kecil
perilaku hukum yang berhubungan dikuasai negara, lalu negara mengatur
dengan bumi, air, serta ruang kekuasaannya pada aspek lainnya dapat
angkasa. berbentuk pribadi maupun swasta yang
berbentuk izin.
Pulau Kecil dan Pengaturannya
Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 Hak Atas Tanah Pulau-Pulau Kecil
tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Peraturan Menteri Agraria dan Tata
Pulau-Pulau Kecil sebagaimana diubah Ruang/Kepala Badan Pertanahan
oleh Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 Nasional Nomor 17 Tahun 2016 tentang
dan lebih rinci lagi diatur dalam Peraturan Penataan Pertanahan di Wilayah Pesisir
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala dan Pulau-Pulau Kecil mengkaji jika pulau-
Badan Pertanahan Nasional Nomor 17 pulau kecil bisa di berikan Hak Atas Tanah.
Tahun 2016 tentang Penataan Pertanahan Namun, pemberian tersebut sebaiknya
di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. mencermati beberapa faktor di bawah ini:
Menurut Undang-Undang Nomor a. penguasaan atas pulau-pulau kecil
1 Tahun 2014, didalam rancangan untuk paling banyak 70% (tujuh puluh
mengoptimalisasikan pengelolaan wilayah persen) dari luas pulau, atau sesuai
pesisir serta pulau-pulau kecil, negara dengan arahan rencana tata ruang
bertanggungjawab dari pengelolaan wilayah provinsi/kabupaten/kota
wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil dan/atau rencana zonasi pulau kecil
yang berbentuk penguasaan pada tersebut;
pihak lainnya (pribadi ataupun swasta) b. sisa paling sedikit 30% (tiga puluh
menggunakan prosedur perizinan. persen) luas pulau kecil yang ada
Memberikan izin terhadap pihak lain dikuasai langsung oleh negara dan
dengan tidak mengurangi kewenangan digunakan dan dimanfaatkan untuk
negara agar dapat menciptakan kebijakan kawasan lindung, area publik atau
(beleid), melaksanakan pengaturan kepentingan masyarakat; dan
(regelendaad), melaksanakan pengurusan c. harus mengalokasikan 30% (tiga
(bestuursdaad), melaksanakan pengelolan puluh persen) dari luas pulau untuk
(beheersdaad), serta melaksanakan kawasan lindung.
pengawasan (toezichthoudensdaad).
Maka dari itu, negara akan selalu berkuasa Penguasaan dan pemilikan tanah di pulau
serta memperhatikan secara menyeluruh kecil tidak boleh menutup akses publik.
Penyusunan Pedoman Pengendalian Penguasaan Tanah ... | Michael Timothy Tasliman | 112
Akses publik adalah: pembebanan, kewajiban dan larangan
a. akses perorangan atau kelompok serta hapusnya Hak Atas Tanah di Pulau-
orang untuk berlindung, berteduh, Pulau Kecil dilakukan menyesuaikan
menyelamatkan diri, mencari dengan ketentuan yang ada pada
pertolongan dalam pelayaran; undang-undang. Dalam menggunakan
orang dengan izin resmi untuk dan ditulis pada buku tanah atau sertifikat.
113 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Desember 2021, Volume 11 Nomor 3
1960 tentang Peraturan Dasar Pokok- Sinergitas Kementerian Agraria dan
Pokok Agraria. Hak-hak atas tanah terdiri Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
dengan Kementerian Pertahanan
dari:
Kementerian Pertahanan dalam
a. hak milik,
Keputusan Menteri Pertahanan Republik
b. hak guna usaha, Indonesia Nomor: Kep/1255/M/XII/2015
c. hak guna bangunan, tentang Kebijakan Pertahanan Negara
d. hak pakai, Tahun 2015, mengeluarkan rencana
Penyusunan Pedoman Pengendalian Penguasaan Tanah ... | Michael Timothy Tasliman | 114
melindungi keselamatan namun juga Nomor 17 Tahun 2016. Namun peraturan
memberikan rasa nyaman kepada SDM tersebut belum mengakomodasi tata
atau SDA (Asana et al., 2014). cara pengendalian penguasaan tanahnya.
Dalam mendukung kebijakan Oleh karena itu, diperlukan pedoman
pertahanan, Kementerian Agraria dan pengendalian penguasaan tanah yang
Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional tepat bagi Warga Negara Indonesia dan
melalui Kantor Pertanahan Kabupaten/ Warga Negara Asing untuk menciptakan
Kota menerbitkan sertifikat Hak Pakai tertib pertanahan di pulau-pulau kecil
sebagai bentuk legalisasi aset Kementerian terluar.
Pertahanan di pulau-pulau kecil terluar. Sebagai rekomendasi dalam
Adanya legalisasi aset pulau-pulau kecil penyusunan pedoman pengendalian
terluar dapat menjadi bukti kehadiran penguasaan tanah di pulau-pulau kecil
pemerintah dalam memperjuangkan terluar di Indonesia dengan berlandaskan
kepastian hukum. pada konsep bela negara terutama
dikaitkan dengan beberapa poin penting
Kesimpulan untuk dapat dijadikan acuan dalam tahap
Pulau-pulau kecil terluar memiliki implementasinya, yaitu:
berbagai potensi yang siap untuk a. Diperlukan fungsi kontrol yang
dikelola dan dimanfaatkan. Berdasarkan tepat dalam pemberian Hak Atas
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 Tanah di pulau-pulau kecil terluar
tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok untuk mencegah penyelundupan
Agraria bahwa kekayaan alam dikuasai hukum dalam bentuk penguasaan
oleh Negara dan digunakan sebesar- tanah oleh pihak asing dengan
besarnya untuk kemakmuran rakyat dan perjanjian pinjam nama (nominee)
mengacu pada Peraturan Pemerintah yang dilarang menurut Undang-
Nomor 18 Tahun 2021 bahwa penguasaan Undang Nomor 5 Tahun 1960 Pasal
tanah negara dapat diberikan kepada 26 Ayat (2);
perorangan atau badan hukum melalui b. Penguasaan tanah di pulau-pulau
Hak Atas Tanah sesuai dengan peruntukan kecil terluar sepenuhnya ditujukan
dan keperluannya. Kementerian Agraria kepada kesejahteraan masyarakat
dan Tata Ruang/Badan Pertanahan serta kepentingan bersama. Apabila
Nasional telah menunjukkan perhatiannya tidak ada penguasaan tanah, maka
terhadap pulau-pulau kecil terluar melalui penguasaan dapat diprioritaskan
Peraturan Menteri Agraria dan Tata kepada pemerintah pusat serta
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional dimanfaatkan untuk kepentingan
115 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Desember 2021, Volume 11 Nomor 3
nasional. Dalam hal ini, pemerintah Nir-Militer. Jurnal Pertahanan &
Bela Negara, 8(2), 21–40. https://doi.
pusat dapat menempatkan fasilitas
org/10.33172/jpbh.v8i2.395
pertahanan maupun keamanan
Jacinda, I., Jusuf, J., & Ferdina, V. (2018).
di pulau-pulau kecil terluar yang Penguasaan Tanah di Indonesia
menjadi basis pertahanan utama oleh Warga Negara Asing melalui
Perkawinan Campuran dalam
dalam menjaga kedaulatan NKRI. Falsafah Hukum. ADIL: Jurnal
Hukum, 9(2), 61-78.
Daftar Pustaka Jastrawan, I. D. A. D., Dharma, D. A., &
Suyatna, I. N. (2019). Keabsahan
Arisaputra, M. I. (2015). Penguasaan Perjanjian Pinjam Nama (Nominee)
Tanah Pantai dan Wilayah Pesisir di oleh Warga Negara Asing dalam
Indonesia. Perspektif Hukum, 15(1). Penguasaan Hak Milik Atas Tanah di
27-44. Indonesia. Jurnal Kertha Semaya, 7,
Asana, R., Suwartiningsih, S., & Bintang, 1-13.
A. (2014). Kebijakan Pertahanan Korebima, R. A. (2015). Status Hak
Indonesia Terhadap Pulau- Penguasaan Tanah Pada Pulau di
Pulau Kecil Terluar Pada Masa Sekitar Taman Nasional Komodo.
Pemerintahan Jokowi. Jurnal Disertasi Doktoral. Surabaya :
Cakrawala, 1693, 6248. Universitas Airlangga
Dahuri, R. (2015). Penataan Ruang Wilayah Kosasih, A. (2018). Pendekatan Grounded
Pesisir, Pulau Kecil Dan Lautan untuk Teori (Grounded Theory Approach)
Meningkatkan Daya Saing dan Sebuah Kajian Sejarah, Teori, Prinsip
Pertumbuhan Ekonomi Berkualitas dan Strategi Metodenya. Prosiding
secara Berkelanjutan Menuju Seminar Dosen Hasil Penelitian Dan
Indonesia sebagai Poros Maritim Pengabdian Kepada Masyarakat
Dunia. Makalah Fullboard Direktorat Tahun 2018.
Jenderal Penataan Agraria, Jakarta.
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
Danial, E., & Wasriah, N. (2009). Badan Pertanahan Nasional
Metode Penulisan Karya Ilmiah. Republik Indonesia. (2016).
Bandung: Laboratorium Pendidikan Peraturan Menteri Agraria dan Tata
Kewarganegaraan. Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Halimah, F. (2017). Studi Deskriptif Nasional Republik Indonesia Nomor
Penerapan Program Nawacita 17 Tahun 2016 tentang Penataan
Presiden Joko Widodo Tentang Pertanahan Di Wilayah Pesisir dan
Membangun Indonesia Dari Pulau-Pulau Kecil. Berita Negara
Pinggiran terhadap Kesejahteraan Republik Indonesia Tahun 2016, No.
Warga di Desa Kanoman Kecamatan 573. Jakarta: Kementerian Agraria
Panjatan Kabupaten Kulon Progo. dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Prodi PPKn Universitas PGRI Nasional.
Yogyakarta. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
Indrawan, R. M. J., & Efriza, E. (2018). Badan Pertanahan Nasional
Membangun Komponen Cadangan Republik Indonesia. (2020).
Berbasis Kemampuan Bela Negara Peraturan Menteri Agraria dan Tata
Sebagai Kekuatan Pertahanan Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Indonesia Menghadapi Ancaman Nasional Republik Indonesia Nomor
Penyusunan Pedoman Pengendalian Penguasaan Tanah ... | Michael Timothy Tasliman | 116
16 Tahun 2020 tentang Organisasi Republik Indonesia. (2007). Undang-
dan Tata Kerja Kementerian Agraria Undang Republik Indonesia Nomor
dan Tata Ruang/Badan Pertanahan 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan
Nasional. Berita Negara Republik Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau
Indonesia Tahun 2020, No. 985. Kecil. Lembaran Negara Republik
Jakarta: Kementerian Agraria dan Indonesia Tahun 2007, No. 84.
Tata Ruang/Badan Pertanahan Jakarta: Sekretariat Negara.
Nasional. Republik Indonesia. (2008). Undang-
Nainggolan, A. S. P., & Setyoko, B. (2021). Undang Republik Indonesia Nomor
Optimalisasi Peran Satgas TNI Guna 43 Tahun 2008 tentang Wilayah
Meningkatkan Pemberdayaan Pulau Negara. Lembaran Negara Republik
Terluar Indonesia dalam Menjaga Indonesia Tahun 2008, No. 177.
Kedaulatan NKRI. Jurnal Abdimas Jakarta: Sekretariat Negara.
Bina Bangsa, 2(1), 126–140. Republik Indonesia. (2010). Peraturan
Nugroho, R., & Wicaksono, A. (2013). Pemerintah Republik Indonesia
Menata Sejengkal Tanah di Ujung Nomor 62 Tahun 2010 tentang
Batas Negara (Sinkronisasi dan Pemanfaatan Pulau-Pulau Kecil
Koordinasi Lintas Kementerian Terluar. Lembaran Negara Republik
dan Lembaga dalam Percepatan Indonesia Tahun 2010, No. 101.
Pembangunan). Th V. Nomor 1, 283– Jakarta: Sekretariat Negara.
293. Republik Indonesia. (2021). Peraturan
Pramana, K. Y. (2020). Tinjauan Yuridis Pemerintah Republik Indonesia
Pembatasan Penguasaan Tanah Oleh Nomor 18 Tahun 2021 tentang Hak
Warga Negara Asing Berdasarkan UU Pengelolaan, Hak Atas Tanah, Satuan
No. 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Rumah Susun, dan Pendaftaran
Dasar Pokok-Pokok Agraria. Disertasi Tanah. Lembaran Negara Republik
Doktoral. Universitas Pendidikan Indonesia Tahun 2021, No. 28.
Ganesha. Jakarta: Sekretariat Negara.
Republik Indonesia. (1960). Undang- Republik Indonesia. (2014). Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 5 Undang Republik Indonesia Nomor
Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar 32 Tahun 2014 tentang Kelautan.
Pokok-Pokok Agraria. Lembaran Lembaran Negara Republik
Negara Republik Indonesia Tahun Indonesia Tahun 2014, No. 294.
1960, No. 104. Jakarta: Sekretariat Jakarta: Sekretariat Negara.
Negara. Sari, I. P. (2018). Ketergantungan
Republik Indonesia. (2004). Peraturan Masyarakat Perbatasan Indonesia
Pemerintah Republik Indonesia Kepada Malaysia (Studi Kasus: Desa
Nomor 16 Tahun 2004 tentang Badau, Kabupaten Kapuas Hulu,
Penatagunaan Tanah. Lembaran Kalimantan Barat). Jurnal BAABU
Negara Republik Indonesia Tahun AL-ILMI: Ekonomi dan Perbankan
2004, No. 45. Jakarta: Sekretariat Syariah, 1(2).
Negara. Santoso, Urip. (2005). Hukum Agraria
Republik Indonesia. (2007). Undang- & Hak-Hak Atas Tanah. Jakarta :
Undang Republik Indonesia Nomor Kencana.
26 Tahun 2007 tentang Penataan Satria, Arif. (2009). Pesisir dan Laut untuk
Ruang. Lembaran Negara Republik Rakyat. Bogor : IPB Press.
Indonesia Tahun 2007, No. 68.
Jakarta: Sekretariat Negara.
117 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Desember 2021, Volume 11 Nomor 3
Sitorus, O., & Khaeruman, E. (2021).
Pengaturan Penguasaan Tanah di
Wilayah Perairan Pesisir dan Pulau-
Pulau Kecil. BHUMI: Jurnal Agraria
dan Pertanahan, 7(1), 68-78.
Sunarso, S., Dwikusrahmadi, S., &
Sutarini, Y. C. N. (2008). Pendidikan
Kewarganegaraan PKN untuk
perguruan tinggi. Yogyakarta: UNY
Press.
Tejawati, D. N. (2021). Penguasaan Hak
Atas Tanah Bagi Badan Hukum
Asing Di Indonesia. Perspektif, 26(1),
39-47.
Waryanta, W. (2016). Integrasi Penataan
Pertanahan Dalam Kerangka
“Penataan Wilayah Pesisir Dan
Lahan Atas Terpadu. BHUMI: Jurnal
Agraria Dan Pertanahan, 2(1), 19–30.
Winardi, M. (2017). Penguasaan Tanah
Oleh Warga Negara Asing Dengan
Perjanjian Pinjam Nama (Nominee) Di
Wilayah Indonesia Menurut Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1960.
Disertasi Doktoral. Solo : Universitas
Sebelas Maret.
Penyusunan Pedoman Pengendalian Penguasaan Tanah ... | Michael Timothy Tasliman | 118