Anda di halaman 1dari 16

A.

KASUS
Ners B dari puskesmas sido mulyo melakukan pembinaan pada SDN 45
lingkar timut. Dari hasil screening didapatkan bahwa sebanyak 113 siswa (31,6
%) berusia 11-12 tahun. Berdasarkan tumbuh kembang siswi yang sudah
mengalami menstruasi adalah 4orang dan 5 orang siswa telah mengalami mimpi
basah. Hasil wawancara dengan guru : belum ada pendidikan khusus tentang
pendidikan kesehatan gigi di SDN 45 Ligkar Timur. Dari hasil angket didapatkan
bahwa Hasil angket didapatkan bahwa 64,08 % peserta didik mengalami gigi
caries.23,05 % peserta didik menggosok gigi 1x sehari yaitu pada saat
mandi.78.45% peserta didik tidak pernah melakukan pemeriksaan gigi
disekolah.56% peserta didik jajan sembarangan seperti sering mengkonsumsi
permen dan coklat.
Hasil wawancara guru mengatakan sering terjadinya masalah kesehatan seperti
diare,cacingan pada anak didik.Hasil observasi 45,01% peserta didik mencuci
tangan sebelum makan namun dari hasil wawancara kepada peserta didik 89%
mengatakan tidak mencuci tangan sebelum makan makanan jajanan. Dari hasil
wawancara menurut guru di sdn 45 jarang diadakan gotong royong oleh pihak
sekolah.Hasil observasi kondisi lingkungan sekolah, WC kotor dan berbau, kantin
sekolah terletak di depan WC dan makanan yang dijual tidak tertutup, ruang kelas
tidak tersusun rapi, terlihat sedikit kotor dan berdebu. Dari hasil wawancara
menurut guru yang bertanggung jawab terhadap UKS kegiatan kesehatan sekolah
yang dilakukan hanya penyediaan obat-obat dan P3K.

B. PENGKAJIAN
a. Dimensi fisik
1. Usia

1
Dari hasil screening didapatkan bahwa sebanyak 113 siswa (31,6%)
berusia 11-12 tahun. Berdasarkan tumbuh kembang siswi yang sudah
mengalami menstruasi adalah 4 orang dan 5 orang siswa telah mengalami
mimpi basah.
2. Genetic
- SDN 45 terdapat di wilayah lingkat timur, sehingga suku yang
dominan dalam populasi tersebut adalah suku melayu;
- Kaji kembali bagaimana proporasi siswa laki-laki dan perempuan.
(Dalam kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali apakah terdapat presdiposisi factor genetic, jika ada jenis
apa penyakitnya. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
2. Fungsi fisiologis
- Dari hasil angket didapatkan bahwa 64,08 % peserta didik mengalami
gigi caries.
- Kaji kembali apakah terdapat insiden penyakit menular di SDN 45 dan
apakah ada siswa yang mengalami penyakit tersebut. (Dalam kasus
tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali bagaimana cakupan imunisasi di SDN 45. (Dalam kasus
tidak teridentifikasi)
b. Dimensi psikologis
- Di SDN Jaya Sari belum terdapat promosi kesehatan, kegiatan kesehatan
sekolah yang dilakukan hanya penyediaan obat-obat dan P3K.
- Kaj i kembali bagaimana kualitas hubungan antar siswa. (Dalam kasus
tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali apa tipe disiplin di sekolah, apakah tipe ini tepat, dan
bagaimana aplikasinya. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali apakah ada tekanan pada siswa untuk penampilan. (Dalam
kasus tidak teridentifikasi)

2
- Kaji kembali bagaimana kualitas hubungan orangtua dan pihak sekolah.
(Dalam kasus tidak teridentifikasi)
c. Dimensi fisik sekolah
- SDN 45 terdapat di wilayah lingkar timur, terdapatnya hazard di daerah
sekolah belum teridentifikasi.
- Kondisi lingkungan sekolah, sebagai berikut : WC kotor dan berbau,
kantin sekolah terletak di depan WC dan makanan yang dijual tidak
tertutup, runag kelas tidak tersusun rapi, terlihat sedikit kotor dan berdebu,
tempat untuk mencuci tangan guru setelah menulis menggunakan kapur
jarang diganti sehingga ditemukan jentik dalam air.
- Kaji kembali apakah terdapat area untuk bermain yang aman dan apakah
alat permainannya aman. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali apakah terdapat binatang di lingkungan sekolah. (Dalam
kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali apakah terdapat tanaman beracun/alergic di lingkungan
sekolah. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali bagaimana keadaan di lingkungan sekolah, misalnya suhu
ruangan (panas/dingin), penerangan dan ventilasi. (Dalam kasus tidak
teridentifikasi)
- Kaji kembali bagaimana tingkat kebisingan lingkungan sekolah tersebut.
(Dalam kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali apakah terdapat bahaya listrik. (Dalam kasus tidak
teridentifikasi)
d. Dimensi sosial
- Sumber daya manusia yang ada adalah guru dan siswa.
- Kaji kembali bagaimana sikap masyarakat terhadap pendidikan di SDN
45. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)

3
- Kaji kembali apakah masyarakat mendukung terhadap program sekolah.
(Dalam kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali bagaimana keamanan lingkungan sekolah di SDN 45.
(Dalam kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali bagaimana status sosial ekonomi siswa dan staf. (Dalam
kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali apa latar belakang budaya yang dominan pada siswa dan
staf. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali bagaimana tipe lingkungan rumah siswa dan identifikasi
apakah terdapat kemungkinan terjadinya kekerasan. (Dalam kasus tidak
teridentifikasi)
- Kaji kembali apa latar belakang pendidikan orang tua siswa di SDN 45.
(Dalam kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali apakah terdapt siswa yang tuna wisma. (Dalam kasus tidak
teridentifikasi)
- Kaji kembali apakah terdapat konflik antargroup di populasi SDN 45.
(Dalam kasus tidak teridentifikasi)
e. Dimensi perilaku
1. Pola konsumsi
- Kaji kembali apa kebutuhan nutrisi dan status nutrisi siswa dan staf.
(Dalam kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali apa program peningkatan kualitas nutrisi sekolah.
(Dalam kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali bagaimana pengetahuan tentang nutrisi siswa, guru dan
keluarga. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali bagaimana kebiasaan merokok siswa dan staf. (Dalam
kasus tidak teridentifikasi)
2. Latihan dan aktivitas

4
- Kaji kembali bagaimana pola istirahat dan aktivitas siswa dan staf di
sekolah. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali bagaimana kesempatan dan jenis rekreasi siswa dan staf.
(Dalam kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali bagaimana keamanan alat saat siswa melakukan olah
raga. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
2. Pengunaan pengobatan
- Kaji kembali adakah siswa yang melakukan pengobatan rutin dalam
populasi tersebut. Dan apa jenis pengobatan yang dilakukan siswa
tersebut. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
f. Dimensi system kesehatan
- Dari hasil wawancara menurut guru yang bertanggung jawab terhadap
UKS kegiatan kesehatan sekolah yang dilakukan hanya penyediaan obat-
obat dan P3K.
- Karena hanya ada penyediaan obat-obat dan P3K, pelayanan UKS di SDN
45 belum adekuat.

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS


I. Analisa Data
No. Data Etiologi Masalah
1. Data Subjektif : - Kurang terpapar Defisit
- Guru mengatakan belum informasi tentang pengetahuan
adanya pendidikan caries gigi. tentang caries gigi
tentang kesehatan gigi - Tidak adanya
kepada peserta didik. program
Data Objektif : pembinaan dan
- Tampak peserta didik pemeriksaan rutin

5
banyak yang mengalami tentang caries gigi
caries gigi.
Hasil Angket :
- Hasil angket didapatkan
bahwa 64,08 % peserta
didik mengalami gigi
caries.
- 23,05 % peserta didik
menggosok gigi 1x
sehari yaitu pada saat
mandi
- 78.45% peserta didik
tidak pernah melakukan
pemeriksaan gigi
disekolah
- 56% peserta didik jajan
sembarangan seperti
sering mengkonsumsi
permen dan coklat.
- 45,01% peserta didik
mencuci tangan sebelum
makan namun dari hasil
wawancara kepada
peserta didik 89%
mengatakan tidak
mencuci tangan sebelum
makan makanan jajanan.
- 32,75 % kuku peserta

6
didik dalam keadaan
kotor.

3. Data Subjektif : - program tidak atau Defisit Kesehatan


- menurut guru di sdn 45 kurang didukung Komunitas
jarang diadakan gotong komunitas
royong oleh pihak -Rendahnya
sekolah. Kesadaran warga
- Menurut guru sering sekolah terhadap
terjadinya masalah kebersihan
kesehatan seperti lingkungan sekolah
diare,cacingan pada
anak didik
Data Objektif :
- Kondisi lingkungan
sekolah WC kotor dan
berbau.
- kantin sekolah terletak
di depan WC dan
makanan yang dijual
tidak ditutup.
- ruang kelas tidak
tersusun rapi, terlihat
sedikit kotor dan
berdebu.
Hasil Angket :
- 45,01% peserta didik
mencuci tangan sebelum
makan namun dari hasil

7
wawancara kepada
peserta didik 89%
mengatakan tidak
mencuci tangan sebelum
makan makanan jajanan.
- 32,75 % kuku peserta
didik dalam keadaan
kotor.

II. Diagnosa Keperawatan Komunitas


No. Diagnosa Keperawatan
1. D.0111 Defisit Pengetahuan tentang caries gigi b.d kurang terpapar
informasi tentang caries gigi d.d peserta didik mengalami caries gigi
2. D.0110 Defisit Kesehatan Komunitas b.d program tidak atau kurang
didukung komunitas d.d terjadi masalah kesehatan dalam komunitas

8
Prioritas Masalah Keperawatan Komunitas
No Diagnosa Kriteria Jumlah Keterangan
A B C D E F G H I J K L
1. Defisit 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 3 3 52 Keterangan
pengetahuan Kriteria :
tentang karies a. Sesuai dengan
dentis dibuktikan peran perawat
dengan : komunitas
- Hasil angket b. Resiko terjadi
didapatkan c. Resiko parah
bahwa 64,08 % d. Potensial untuk
peserta didik penkes
mengalami gigi e. Minat anak
caries. sekolah
- 23,05 % f. Kemungkinan
peserta didik dapat diatasi
menggosok g. Relevan dengan
gigi 1x sehari program
yaitu pada saat h. Tersedianya
mandi tempat
- 78.45% peserta i. Tersedianya
didik tidak waktu j.
pernah Tersedianya dana
melakukan k. Tersedianya
pemeriksaan fasilitas
gigi disekolah l. Tersedianya
- 56% peserta sumber daya
didik jajan
Keterangan

9
sembarangan pembobotan :
seperti sering 1.Sangat rendah
mengkonsumsi 2. Rendah
permen dan 3. Cukup
coklat. 4. Tinggi
- 5. Sangat tinggi
2. Defisit kesehatan 5 4 5 5 5 4 5 3 5 5 3 4 53 Keterangan
komunitas ditandai Kriteria :
dengan : a. Sesuai dengan
- Kondisi peran perawat
lingkungan komunitas
sekolah WC b. Resiko terjadi
kotor dan c. Resiko parah
berbau. d. Potensial untuk
- kantin sekolah penkes
terletak di e. Minat warga
depan WC dan sekolah
makanan yang f. Kemungkinan
dijual tidak dapat diatasi
ditutup. g. Relevan dengan
- ruang kelas program
tidak tersusun h. Tersedianya
rapi, terlihat tempat
sedikit kotor i. Tersedianya
dan berdebu. waktu
Hasil Angket : j. Tersedianya dana
- 45,01% peserta k. Tersedianya
didik mencuci fasilitas

10
tangan sebelum l. Tersedianya
makan namun sumber daya
dari hasil Keterangan
wawancara pembobotan :
kepada peserta 1. Sangat rendah
didik 89% 2. Rendah
mengatakan 3. Cukup
tidak mencuci 4. Tinggi
tangan sebelum 5. Sangat tinggi
makan
makanan
jajanan.
- 32,75 % kuku
peserta didik
dalam keadaan
kotor.

Intervensi Keperawatan Komunitas


Data Pendukung Diagnosa Outcomes Intervensi Keperawatan

11
Data pendukung Kode diagnosis kode Hasil kode Intervensi
dengan masalah :

Data Subjektif : D.0111 Defisit L.12111 Setelah dilakukan I.12383 Edukasi


- Guru Pengetahuan intervensi kesehatan
mengatakan tentang caries gigi keperawatan Observasi
belum adanya b.d kurang selama 1 4. Identifikasi
pendidikan terpapar informasi pertemuan, kemampuan
tentang tentang caries gigi Tingkat menerima
kesehatan gigi d.d peserta didik pengetahuan informasi
kepada mengalami caries meningkat : 5. Identifikasi
peserta didik. gigi dari Hasil Kriteria hasil : faktor-faktor yang
Data Objektif : angket yang 1. Prilaku sesuai dapat
- Tampak didapatkan bahwa anjuran meningkatkan dan
peserta didik 64,08 % peserta meningkat (5) menurunkan
banyak yang didik mengalami 2. Prilaku sesuai motivasi perilaku
mengalami gigi caries.23,05 dengan hidup bersih dan
caries gigi. % peserta didik pengetahuan sehat.
Hasil Angket : menggosok gigi meningkat (5) Terapeutik
- Hasil angket 1x sehari yaitu 3. Persepsi yang 6. Sediakan
didapatkan pada saat mandi. keliru terhadap materi dan media
bahwa 64,08 78.45% peserta masalah menurun pendidikan
% peserta didik tidak pernah (5) kesehatan
didik melakukan Edukasi
mengalami pemeriksaan gigi 7. Jelaskan faktor
gigi caries. disekolah.56% resiko yang dapat
- 23,05 % peserta didik jajan mempenaruhi

12
peserta didik sembarangan kesehatan
menggosok seperti sering 8. Ajarkan
gigi 1x sehari mengkonsumsi perilaku hidup
yaitu pada permen dan bersih dan sehat.
saat mandi coklat.
- 78.45%
peserta didik
tidak pernah
melakukan
pemeriksaan
gigi disekolah
- 56% peserta
didik jajan
sembarangan
seperti sering
mengkonsums
i permen dan
coklat.
Data Subjektif : D.0110 Defisit Kesehatan L.12108 Setelah dilakukan I.12472 Promosi
- menurut guru Komunitas b.d pertemun 1x perilaku upaya
di sdn 45 program tidak atau diharapkan status kesehatan
jarang kurang didukung kesehatan Observasi :
diadakan komunitas d.d komunitas - Identifikasi
gotong royong terjadi masalah meningkat: perilaku
oleh pihak kesehatan dalam Kriteria Hasil : upaya
sekolah. komunitas - Ketersediaan kesehatan
- Menurut guru ditandai Kondisi program dapat
sering lingkungan promosi ditingkatkan

13
terjadinya sekolah WC kotor kesehatan Terapeutik :
masalah dan berbau.kantin meningkat (5) - Berikan
kesehatan sekolah terletak di - Partisipasi lingkungan
seperti depan WC dan dalam yang
diare,cacingan makanan yang program mendukung
pada anak dijual tidak kesehatan kesehatan
didik ditutup.ruang komunitas - Orientasi
Data Objektif : kelas tidak meningkat (5) pelayanan
- Kondisi tersusun rapi, - Kepatuhan kesehatan
lingkungan terlihat sedikit terhadap dapat
sekolah WC kotor dan standar dimanfaatkan
kotor dan berdebu.dari Hasil kesehatan Edukasi :
berbau. Angket didapatkan lingkungan - anjurkan
- kantin sekolah 45,01% peserta meningkat (5) menggunakan
terletak di didik mencuci - Pravelensi air bersih
depan WC tangan sebelum penyakit - anjurkan
dan makanan makan namun dari menurun (5) mencuci
yang dijual hasil wawancara tangan dengan
tidak ditutup. kepada peserta air bersih dan
- ruang kelas didik 89% sabun
tidak tersusun mengatakan tidak - anjurkan
rapi, terlihat mencuci tangan menggunakan
sedikit kotor sebelum makan jamban sehat.
dan berdebu. makanan
Hasil Angket : jajanan.32,75 %
- 45,01% kuku peserta didik
peserta didik dalam keadaan
mencuci kotor.

14
tangan
sebelum
makan namun
dari hasil
wawancara
kepada
peserta didik
89%
mengatakan
tidak mencuci
tangan
sebelum
makan
makanan
jajanan.
- 32,75 % kuku
peserta didik
dalam
keadaan
kotor.

DAFTAR PUSTAKA

15
Ananto,p. 2006. usaha kesehatan sekolah di sekolah dasar dan madrasah
ibtidaiyah.bandung: yrama widya

Departemen kesehatan republik indonesia.2003.pedoman untuk tenaga


kesehatan, usaha kesehatan sekolah di tingkat sekolah
dasar.jakarta:depkes RI.

Tim pembina UKS pusat. 1996. pedoman pengembangan pembinaan UKS.


jakarta: depkes RI.

16

Anda mungkin juga menyukai