Anda di halaman 1dari 3

Majalah Ilmu Kefarmasian

Volume 3 Number 1 Article 2

4-30-2006

Amankah Pengawet Makanan Bagi Manusia ?


Harmita Harmita
Staf Pengajar Departemen Farmasi FMIPA-UI, Depok

Follow this and additional works at: https://scholarhub.ui.ac.id/mik

Part of the Natural Products Chemistry and Pharmacognosy Commons, Other Pharmacy and
Pharmaceutical Sciences Commons, and the Pharmaceutics and Drug Design Commons

Recommended Citation
Harmita, Harmita (2006) "Amankah Pengawet Makanan Bagi Manusia ?," Majalah Ilmu Kefarmasian: Vol.
3 : No. 1 , Article 2.
DOI: 10.7454/psr.v3i1.3395
Available at: https://scholarhub.ui.ac.id/mik/vol3/iss1/2

This Mini Review Article is brought to you for free and open access by the Faculty of Pharmacy at UI Scholars Hub.
It has been accepted for inclusion in Majalah Ilmu Kefarmasian by an authorized editor of UI Scholars Hub.
OPINI

AMANKAH panjang (toksisitas kronik) (Hardman


J.G et all 1996). Bahaya ini dapat terjadi
PENGAWET karena produk makanan tersebut setiap
MAKANAN BAGI hari dimakan, berbeda dengan obat-obat
per oral yang digunakan hanya kalau
MANUSIA ? sakit.
Harmita Kebutuhan akan pengawet pada
Staf Pengajar Departemen Farmasi industri kecil (rumah tangga) karena
FMIPA-UI, Depok kebersihan tempat, alat produksi, dan
proses produksi yang tidak memenuhi
syarat. Sesuai dengan persaingan usaha
Pengawet makanan termasuk yang terjadi tentunya semakin banyak
dalam kelompok zat tambahan makanan produk yang dapat dibuat akan semakin
yang bersifat inert secara farmakologik murah harga produk tersebut sehingga
(efektif dalam jumlah kecil dan tidak dapat merebut pasar. Akibat hal ini
toksis). Pengawet penggunaannya maka diperlukanlah zat kimia untuk
sangat luas, hampir seluruh industri membantu kestabilan produk jika target
mempergunakannya termasuk industri penjualan tidak tercapai (produk tidak
farmasi, kosmetik, dan makanan. terjual dalam waktu tertentu) Jika zat
Di bidang kesehatan termasuk kimia tersebut tidak termasuk dalam
farmasi penggunaan pengawet dibatasi kelompok yang diijinkan pengguna-
jenis dan jumlah penggunaannya. annya sebagai pengawet oleh peme-
Karena Indonesia tertinggal dalam rintah tentunya ada alasannya, yang
bidang penelitiannya maka diadopsilah terutama adalah bahaya toksisitas
peraturan yang ada di WHO. Khusus kronisnya akibat tidak inert secara
untuk pengawet makanan peraturannya farmakologik.
sesuai dengan Permenkes RI No 722/ Daya beli masyarakat Indonesia
Menkes/Per/IX/88 (Anonim, 1988) rendah akibat krisis yang berlangsung
Industri yang sudah memiliki ISO 9001 sejak 1998, akibatnya masyarakat
tentunya telah menerapkan manajemen memerlukan kebutuhan makanan yang
produksi yang baik sehingga banyak murah sesuai dengan daya jangkau
yang sudah mengurangi jumlah peng- keuangannya. Makanan yang murah itu
gunaan pengawet atau tidak meng- adalah tahu, tempe, ikan, ikan asin.
gunakan pengawet lagi (produk susu, Produk makanan inilah yang dimakan
teh dalam botol) oleh sebagian besar masyarakat Indone-
Seringkali ada salah pengertian sia dari tingkat ekonomi atas sampai
mengenai pengawet untuk makanan dengan rendah. Jika produk ini tercemar
yang seolah-olah aman digunakan maka akan sangat merugikan rencana
selama tidak menyebabkan keracunan pembangunan Indonesia dan akan
atau kematian (toksisitas akut), tetapi merusak kemampuan bersaing generasi
sebenarnya menyebabkan kerusakan mendatang menghadapi globalisasi.
organ tubuh manusia dalam jangka Kerugian yang muncul bukan hanya itu

53
tetapi juga kepercayaan terhadap akan hilang, akibatnya proses absorpsi,
makanan terkontaminasi itu akan hilang distribusi, metabolisme dan ekskresi
sehingga akan masuklah produk lain tubuh akan terganggu. Tentunya masya-
dari luar negeri sebagai penggantinya, rakat farmasi khususnya dan bangsa
hal ini tentunya tidak diinginkan. Indonesia umumnya harus segera
Senyawa kimia yang saat ini mencari jalan keluar jika tidak ingin hal
banyak terdapat pada tahu, ikan, ikan ini berlangsung terus. Pemerintah
asin, dan mie basah adalah formalin melalui Depkes, Badan POM, Deperin,
(larutan formaldehid 37% dalam 10-15% Deperdag, dan Dinas Kesehatan beserta
metanol dan air). Formalin in mem- jajarannya tentunya sudah mengetahui
punyai BM = 30 dengan RM CH2O (2). kasus ini dan sedang memikirkan cara
Karena kecilnya molekul ini memu- penanggulangannya, masalah ini akan
dahkan absorpsi dan distribusinya ke cepat teratasi jika semua pihak yang
dalam sel tubuh(Anonim, The Complete berkepentingan merasa bertanggung
Drug References, 2005. Gugus karbonil jawab terhadap mutu generasi men-
yang dimilikinya sangat aktif dapat datang. Pemerintah harus segera mem-
bereaksi dengan gugus –NH2 dari pro- beri bimbingan,penyuluhan,bantuan
tein yang ada pada tubuh membentuk yang memadai untuk sanitasi produksi
senyawa yang mengendap (Anonim, dan lingkungan,serta manajemen
The Merck Index 12 th 1996 ). Enzim, produksi sehingga dapat terbukti bahwa
hormon, atau reseptor adalah protein dengan mematuhi/mengerti cara ter-
tertier/kwaterner yang jika bereaksi sebut ternyata pengawet tidak diperlu-
dengan karbonil dari formaldehid dapat kan lagi.
menyebabkan hilangnya sifat spesifik-
nya. Metabolit yang terdapat pada RNA
dan DNA pun akan dapat berikatan DAFTAR PUSTAKA
dengan gugus karbonil formaldehid
yang mengakibatkan cacatnya gen Hardman J,G. et al, Goodman & Gilman
akibat jangka panjangnya adalah s The Pharmacological Basis of
terjadinya kanker (Anonim 2005, WHO Therapeutic, 9th, McGraw-Hill,
2006) Efek formalin pada produk 1996, hal. 3.Permenkes RI. No. 722/
makanan yang mengandung protein MenKes/Per/IX/88, Departemen
seperti tahu, baso, ikan, ikan asin, dan Kesehatan R.I., 1988.
mie sudah dapat dilihat yaitu berubah- The Merck Index 12th, Merck&Co, 1996,
nya konsistensi menjadi keras atau 4262.
kenyal pada produknya, tentunya hal ini The Complete Drug Reference 34th, Phar-
akan terjadi juga jika formalin bebas maceutical Press, 2005, hal. 1179-3.
masuk ke organ tubuh dan bereaksi WHO Information product on water
dengan protein tubuh, maka membran sanitation, hygiene and Health
sel, tulang rawan akan mengeras; enzim, 2005http//www.who.int/water
dan hormon akan berubah atau tidak sanitation health, 14.00 27 Maret
berfungsi. Sifat permeabelitas dari sel 2006.

54 MAJALAH ILMU KEFARMASIAN

Anda mungkin juga menyukai