Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Globalisasi saat ini, mengakibatkan banyak pelaku usaha berlomba-lomba

untuk memenangkan persaingan pasar demi menempati posisi sebagai pemimpin.

Diketahui, saat ini berbagai jenis industri lokal telah menawarkan produk atau jasa

dengan harga yang relatif terjangkau disertai layanan yang paling unggul.

Tujuannya, agar konsumen memiliki preferensi lebih terhadap suatu merek dan

membangun hubungan baik antara mereka dengan organisasi (qontak.com, 2020).

Saat ini, Indonesia memiliki 59,2 juta pelaku usaha akibat program pemerintah

terhadap peningkatan jumlah kualitas UMKM (kominfo.go.id, 2017). Program

tersebut di wadahi oleh Ekonomi Kreatif dalam basis digital agar produk atau jasa

dapat dipasarkan melalui online dan aplikasi e-commerce (tribunnews.com, 2020).

Seperti yang kita tau, jumlah pelaku usaha di Indonesia terpusat di pulau Jawa

yang memproduksi berbagai barang kebutuhan rumah tangga hingga barang-

barang mewah. Salah satunya, Provinsi Jawa Barat yang dikenal sebagai surganya

penghasil pakaian jadi. Dari hal tersebut, banyak negara dikawasan Asia dan

Eropa yang mengimpor pakaian jadi untuk di re-branding dan dijual kembali

dengan harga yang lebih tinggi (bppp.kemendag.go.id, 2015).

Peneliti menyadari, di Jawa Barat terdapat 2 kota dengan jumlah pabrik

terbanyak yang memproduksi pakaian jadi mulai dari atasan, bawahan, hingga

aksesoris. Kota tersebut adalah Tangerang dan Bandung yang memberikan

pendapatan daerah dengan jumlah paling tinggi dari hasil ekspor dan perdagangan

1
2

dalam negeri (bandungkota.bps.go.id, 2018). Tercatat, Kota Bandung

menyumbang pendapatan daerah sebesar Rp 5,92 triliun di tahun 2018

(news.ddtc.co.id, 2020) Sedangkan, Kota Tangerang menyumbang pendapatan

daerah sebesar Rp 3,55 triliun di tahun 2020 (republika.co.id, 2020).

Penelitian ini, berfokus menganalisa Kota Bandung yang dikenal sebagai Paris

Van Java dan trendsetter bagi kawula muda untuk menjaga eksistensi styling di

Indonesia. Selain itu, Bandung yang dikenal sebagai emerging city branding

mampu menghasilkan mode baru di dunia fashion, hingga masyarakat memiliki

antusias untuk membeli produk lokal sebagai dukungan (perhumas.or.id, 2020).

Kota Bandung sendiri, memliki berbagai sentra industri pakaian jadi yang sangat

popular bagi masyarakat Indonesia dan dunia. Salah satunya, sentra industri alas

kaki Cibaduyut yang memproduksi bahan-bahan sepatu dan sandal, hingga

sebagai produsen bagi beberapa brand dengan kualitas yang cukup bersaing dari

harga yang ditawarkan (alampriangan.com, 2019).

Diketahui, saat ini jumlah pelaku usaha alas kaki yang terdata di Cibaduyut

berjumlah 205 unit dengan pembagian 3 komoditi, diantaranya:

Tabel 1.1
Jumlah Pelaku Usaha Alas Kaki Cibaduyut
Komoditi Jumlah
Sepatu 118
Sandal 64
Sepatu dan Sandal 23
Sumber: Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung (2015)

Berdasarkan Tabel 1.1 beberapa brand lokal Indonesia memanfaatkan

peluang untuk bekerjasama dengan home industry Cibaduyut sebagai pemasok /

produsen. Sementara, beberapa brand impor mempercayakan Cibaduyut sebagai


3

produsen dalam memproduksi sepatu, sandal, tas, dan aksesoris. Dikarenakan

memiliki 2 konsumen terbesar, asosiasi IKM persepatuan Cibaduyut serentak

menetapkan ketentuan dalam pemesanan yaitu:

“Semakin banyak pesanan maka harga produksi semakin murah dan variatif, baik

dari segi model, ukuran, dan warna. Sebaliknya, jika pesanan berada pada titik

minimal maka produksi berada di harga tertinggi dan tidak variatif, yaitu hanya

mendapat 2 warna, 1 model, dan 5 grade ukuran”.

Berdasarkan hasil wawancara terhadap beberapa pemilik home industry

Cibaduyut mengatakan: “minimal pemesanan sepatu sebanyak 100 pcs dengan

pilihan 3 tehnik konstruksi”. Konsumen dapat memesan dengan beberapa tehnik

diantaranya: cementing, good years, dan vulcanized.

(1) Konstruksi cementing, sepatu menggunakan sole utuh / cup sole yang di

amplas sebagai base dan di lem ke bagian upper dengan mesin press.

Biasanya tehnik tersebut digunakan untuk memproduksi sepatu sneakers dan

olahraga dengan kisaran harga 80-160 ribu tergantung bahan yang digunakan.

(2) Konstruksi good years, sepatu menggunakan sole potong yang memiliki 3

ukuran (small = 36-38, medium = 39-41, dan large = 42-44) yang dibentuk

dengan mata pisau dan di jahit sulam ke bagian upper. Biasanya tehnik

tersebut digunakan untuk memproduksi sepatu boots, pantopel, dan oxford

dengan kisaran harga 225 ribu-1,5 juta tergantung bahan yang digunakan.

(3) Konstruksi vulcanized, sepatu menggunakan pleteran dibagian mid sole dan

sole potong di bagian out sole. Upper akan dilapis dengan sole yang telah

dipanaskan dan dibentuk mengikuti cetakan. Kemudian, sepatu akan di oven


4

di dalam tabung besar dengan suhu di atas 120 o C selama 6-8 jam. Biasanya

tehnik tersebut digunakan untuk memproduksi sepatu sneakers dengan tingkat

elastisitas yang lebih baik dan dengan kisaran harga 120-225 ribu tergantung

bahan yang digunakan.

Maraknya brand lokal yang menawarkan sneakers murah dengan atribut yang

mencolok, mampu meningkatkan produktivitas Sentra Industri Sepatu Cibaduyut

dalam waktu cepat. Tingginya permintaan pasar memberikan keuntungan besar

bagi pabrik yang dipercaya sebagai produsen (gaya.tempo.co, 2019). Ditambah

dengan adanya kampanye Local Pride yang digaungkan Dr. Tirta selaku

influencer sekaligus shoes enthusiast, mampu mendorong masyarakat untuk

menyukai dan membeli produk-produk dalam negeri (kumparan.com, 2020).

Akan tetapi, hal tersebut tidak bertahan lama karena masuknya produk impor yang

memiliki kualitas lebih baik dan harga yang jauh lebih murah

(medanbisnisdaily.com, 2013). Kemudian, ancaman dari dalam negeri sendiri

yang menawarkan produk tiruan dari merek terkenal seperti Converse, Adidas,

Nike, Puma, Vans, dan lainnya dengan harga bersaing yang disebut sebagai

gerakan strategi bootleg (ussfeed.com, 2020).

Tingginya angka sepatu impor dan strategi bootleg yang secara aktif

menyerang brand lokal, memberikan dampak buruk atas pandangan masyarakat

terhadap Sentra Industri Sepatu Cibaduyut. Hal tersebut mambangun stigma baru,

bahwa sepatu yang diproduksi memiliki harga lebih mahal dengan kualitas yang

rendah. Selain itu persepsi yang terbentuk di benak masyarakat, bahwa Sentra

Industri Sepatu Cibaduyut lebih banyak memproduksi merek sepatu impor dan
5

membuat tiruan dari merek ternama dibanding untuk UMKM brand lokal.

Sehingga, masyarakat memberikan cap persepatuan KW dan parodi merek

ternama sebagai asosiasi merek Sentra Industri Sepatu Cibaduyut (yonulis.com,

2020). Seperti yang dikatakan Kotler dan Keller (2012:482), konsumen mengingat

suatu merek dari pikiran, perasaan, persepsi, gambar, pengalaman, kepercayaan,

dan sikap yang terikat dengan brand node.

Dengan persepsi yang terbentuk, masyarakat menilai Sentra Industri Sepatu

Cibaduyut tidak pro terhadap UMKM brand lokal yang berkecimpung di industri

alas kaki. Sehingga, bagi konsumen yang membeli produk lokal dan mengetahui

berasal dari Kota Bandung akan di nilai sebagai produk abal, mahal, dan tidak

memberikan benefit. Pada kasus ini, terdapat kesan kualitas yang tidak baik antara

konsumen dengan brand lokal yang mempercayakan sepatu di produksi oleh

home industry Cibaduyut. Oleh karena itu, menurut Rangkuti (2004:41) persepsi

pelanggan terhadap suatu produk / jasa berkaitan dengan keseluruhan kualitas atau

keunggulan yang diharapkan.

Dari permasalahan tersebut, mampu memberikan dampak buruk terhadap

minat beli masyarakat akan sepatu brand lokal yang diproduksi Cibaduyut.

Pengalaman yang terbentuk di benak masyarakat semakin buruk, karena isu-isu

yang tidak relevan atas kampanye yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan

Perdagangan (DISPERINDAG) Provinsi Jawa Barat Sub Unit Pengembangan

IKM Persepatuan Cibaduyut. Semakin hari, masyarakat menilai Sentra Industri

Sepatu Cibaduyut sebagai cabang sepatu KW merek Vans dan Converse, serta

produsen barang-barang reject merek impor seperti Bershka, Zara, dan Pull &
6

Bear. Selain itu, dinilai sebagai produk yang memiliki kualitas rendah dengan

harga yang relatif tinggi. Dari hal ini, masyarakat menyebut Sentra Industri

Sepatu Cibaduyut sebagai “RAJA YANG TURUN TAHTA” (yonulis.com, 2020).

Untuk memperkuat fenomana diatas, peneliti melakukan survei awal kepada

35 shoes enthusiast yang tergabung dalam komunitas LOCAL PRIDE sebagai

responden yang mewakili pandangan masyarakat terhadap sepatu lokal yang

diproduksi oleh Cibaduyut, sebagai berikut:

Tabel 1.2
Tanggapan Responden terhadap
Asosiasi Merek pada Sentra Industri Sepatu Cibaduyut
No Pernyataan STS TS CS S SS
Sentra Industri Sepatu Cibaduyut
10
memproduksi sepatu dengan inovasi desain 5 20
1 0 28,6 0
trendy dan menggunakan teknologi paling 14,3% 57,1%
%
mutahir.
Sentra Industri Sepatu Cibaduyut merupakan 19
4 11 54,3 1
2 produsen untuk merek ternama impor dan 0
11,4% 31,4% 2,9%
lokal. %
Sentra Industri Sepatu Cibaduyut diproduksi 18
0 15 2
3 oleh para pelaku usaha yang memiliki 0 51,4
42,9% 5,7%
kredibilitas tinggi (dapat dipercaya). %
Sentra Industri Sepatu Cibaduyut lebih
13
banyak memproduksi sepatu KW dan 7 13 2
4 0 37,1
membuat parodi merek ternama dengan 20% 37,1% 5,7%
%
personal brand.
Sentra Industri Sepatu Cibaduyut
22
memberikan kualitas hasil produksi yang 2 11
5 0 62,9 0
optimal terhadap brand lokal yang 5,7% 31,4%
%
berkecimpung di industri alas kaki.
Sentra Industri Sepatu Cibaduyut pantas
diberikan cap oleh masyarakat sebagai 4 13 14 4
6 0
“RAJA YANG TURUN TAHTA” karena 11,4% 37,1% 40% 11,4%
produktivitas yang melemah.
Sentra Industri Sepatu Cibaduyut 6
21 8 17,1
7 memproduksi sepatu abal, mahal, dan tidak 0 0
60% 22,9%
memberikan benefit. %
8 Sentra Industri Sepatu Cibaduyut dan 0 2 17 9 1
DESPERINDAG IKM Persepatuan Kota 22,9% 48,6% 25,7 2,9%
Bandung mengkampanyekan isu %
#LOCALPRIDE yang tidak relevan terhadap
7

gerakan impelentasinya.
Sumber: Diolah Peneliti (2021)

Berdasarkan Tabel 1.2 sebanyak 57,1% responden berpendapat cukup setuju

jika Sentra Industri Sepatu Cibaduyut memproduksi sepatu dengan inovasi desain

trendy dan menggunakan teknologi paling mutahir. Kemudian, sebanyak 54,3%

responden berpendapat setuju jika Sentra Industri Sepatu Cibaduyut merupakan

produsen untuk merek ternama impor dan lokal. Selanjutnya, sebanyak 51,4%

responden berpendapat setuju jika Sentra Industri Sepatu Cibaduyut diproduksi

oleh para pelaku yang memiliki kredibilitas tinggi (dapat dipercaya). Selain itu,

sebanyak 37,1% responden berpendapat setuju jika Sentra Industri Sepatu

Cibaduyut lebih banyak memproduksi sepatu KW dan membuat parodi merek

ternama dengan personal brand. Sementara, sebanyak 40% responden

berpendapat setuju jika Sentra Industri Sepatu Cibaduyut pantas diberikan cap

oleh masyarakat sebagai “RAJA YANG TURUN TAHTA” karena produktivitas

yang melemah. Hal lain, sebanyak 60% responden berpendapat tidak setuju jika

Sentra Industri Sepatu Cibaduyut memproduksi sepatu abal, mahal, dan tidak

memberikan benefit. Terakhir, sebanyak 48,6% reponden berpendapat cukup

setuju jika Sentra Industri Sepatu Cibaduyut dan DEPERINDAG IKM

Persepatuan Kota Bandung mengkampanyekan isu #LOCALPRIDE yang tidak

relevan terhadap gerakan implementasinya. Maka, sementara dapat disimpulkan

Sentra Industri Sepatu Cibaduyut membentuk asosiasi merek yang buruk di benak

masyarakat.

Tabel 1.3
Tanggapan Responden terhadap
Kesan Kualitas pada Sentra Industri Sepatu Cibaduyut
8

No Pernyataan STS TS CS S SS
Sepatu buatan Sentra Industri Sepatu 18
4 12 1
9 Cibaduyut memberikan manfaat yang sesuai 0 51,4
11,4% 34,3% 2,9%
terhadap harga yang ditawarkan. %
Sepatu buatan Sentra Industri Sepatu
12 20 3
10 Cibaduyut dapat diandalkan pada medan jalan 0 0
34,3% 57,1% 8,6%
yang ekstrim.
Sepatu buatan Sentra Industri Sepatu 9
5 21
11 Cibaduyut memberikan kualitas yang sesuai 0 25,7 0
14,3% 60%
harapan. %
6
Sepatu buatan Sentra Industri Sepatu 5 23 1
12 0 17,1
Cibaduyut memiliki durability yang optimal. 14,3% 65,7% 2,9%
%
Sumber: Diolah Peneliti (2021)

Berdaasarkan Tabel 1.3 sebanyak 51,4% responden berpendapat setuju jika

sepatu buatan Sentra Industri Sepatu Cibaduyut memberikan manfaat yang sesuai

terhadap harga yang ditawarkan. Kemudian, sebanyak 57,1% responden

berpendapat cukup setuju jika sepatu buatan Sentra Industri Sepatu Cibaduyut

dapat diandalkan pada medan jalan yang ekstrim. Selanjutnya, sebanyak 60%

responden berpendapat cukup setuju jika sepatu buatan Sentra Industri Sepatu

Cibaduyut memberikan kualitas yang sesuai harapan. Terkahir, sebanyak 65,7%

responden berpendapat cukup setuju jika sepatu buatan Sentra Industri Sepatu

Cibaduyut memiliki durability yang optimal. Maka, sementara dapat disimpulkan

Sentra Industri Sepatu Cibaduyut memberikan kesan kualitas yang buruk kepada

masyarakat.

Tabel 1.4
Tanggapan Responden terhadap
Minat Beli Masyarakat pada Sentra Industri Sepatu Cibaduyut
No Pernyataan STS TS CS S SS
Saya tertarik untuk membeli sepatu buatan
4
Cibaduyut atau brand lokal yang di produksi 22 8 1
13 0 11,4
Cibaduyut karena memiliki kualitas yang 62,9% 22,9% 2,9%
%
sesuai terhadap harga yang ditawarkan.
14 Saya bersedia merekomendasikan sepatu 0 6 16 12 1
buatan Cibaduyut atau brand lokal yang di 17,1 45,7% 34,3% 2,9%
9

No Pernyataan STS TS CS S SS
produksi Cibaduyut kepada keluarga, kerabat,
%
dan orang lain.
Saya memilih sepatu buatan Cibaduyut atau
12
brand lokal yang di produksi Cibaduyut dalam 15 7 1
15 0 34,3
memenuhi kebutuhan alas kaki untuk aktivitas 42,9% 20% 2,9%
%
harian.
Saya tertarik terhadap sepatu buatan Cibaduyut 7 16 10 2
16 0
atau brand lokal yang di produksi Cibaduyut. 20% 45,7% 28,6% 5,7%
Saya menanyakan sepatu buatan Cibaduyut 9
7 16 3
17 atau brand lokal yang di produksi Cibaduyut 0 25,7
20% 45,7% 8,6%
kepada orang yang telah menggunakannya %
Sumber: Diolah Peneliti (2021)

Berdasarkan Tabel 1.4 sebanyak 62,9% responden menjawab cukup setuju

jika tertarik untuk membeli sepatu buatan Cibaduyut atau brand lokal yang

diproduksi Cibaduyut karena memiliki kualitas yang sesuai terhadap harga yang

ditawarkan. Kemudian, sebanyak 45,7% responden menjawab cukup setuju jika

bersedia merekomendasikan sepatu buatan Cibaduyut atau brand lokal yang

diproduksi Cibaduyut kepada keluarga, kerabat, dan orang lain. Selanjutnya,

sebanyak 42,9% responden menjawab cukup setuju jika memilih sepatu sepatu

buatan Cibaduyut atau brand lokal yang diproduksi Cibaduyut dalam memenuhi

kebutuhan alas kaki untuk aktivitas harian. Selain itu, sebanyak 45,7% responden

menjawab cukup setuju jika tertarik terhadap sepatu buatan Cibaduyut atau brand

lokal yang diproduksi Cibaduyut. Terakhir, sebanyak 45,7% responden menjawab

setuju jika menanyakan sepatu buatan Cibaduyut atau brand lokal yang

diproduksi Cibaduyut kepada orang lain yang telah menggunakannya. Maka,

sementara dapat disimpulkan masyarakat memiliki minat beli yang rendah

terhadap produk yang dipasarkan oleh Sentra Industri Sepatu Cibaduyut.

Sebagaimana hasil pra survei diatas, peneliti menemukan batasan yang

didukung oleh hasil penelitian terdahulu dengan variabel serupa sebagai berikut:
10

1. Gunawardane, Nisal. (2015). Impact of Brand Equity towards Purchasing

Decision: A Situation on Mobile Telecommunication Service of Sri Lanka.

Jurnal Manajemen Pemasaran, 3 (1): 100-117. Memiliki hasil bahwa asosiasi

merek berpengaruh positif terhadap minat beli dengan korelasi yang lemah.

2. Hermawan, Edo. et al. (2016). Pengaruh Kesadaran Merek, Asosiasi Merek,

dan Loyalitas Merek terhadap Minat Beli Sepatu Nike Factory Store

Surabaya. Jurnal Manajemen, 2 (1): 102-112. Memiliki hasil bahwa asosiasi

merek berpengaruh positif terhadap minat beli dengan korelasi yang kuat.

3. Boa, Yongchuan. et al. (2011). Motivating Purchase of Private Brands:

Effects of Store Image, Product Signatureness, and Quality Variation. Jurnal

Penelitian Bisnis, 64 (2): 220-226. Memiliki hasil bahwa kesan kualitas

berpengaruh positif terhadap minat beli dengan korelasi yang lemah.

4. Firdaus. (2020). Pengaruh Persepsi dan Kepuasan Konsumen terhadap Minat

Pembelian Ulang Produk Private Label Indomaret (Studi pada Konsumen

Indomaret di Kecamatan Telanaipura Kota Jambi). Jurnal Manajemen

Terapan dan Keuangan (Mankeu), 9 (1): 1-14. Memiliki hasil bahwa persepsi

konsumen berpengaruh positif terhadap minat pembelian ulang dengan

korelasi yang kuat.

5. Riduansyah, Muhamad. et al. (2016). Pengaruh Kesadaran Merek, Asosiasi

Merek, dan Kesan Kualitas terhadap Keputusan Pembelian (Survei pada

Pembeli Sepatu Merek Adidas di Adidas Store Mal Olympic Garden Malang).

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), 41 (1): 163-169. Memiliki hasil bahwa


11

asosiasi merek dan kesan kualitas secara bersama-sama (simultan)

berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian dengan korelasi yang kuat.

Berdasarkan fenomena yang telah dibahas sebelumnya, peneliti tertarik untuk

melakukan riset terhadap Sentra Industri Sepatu Cibaduyut dengan judul:

“PENGARUH ASOSIASI MEREK DAN KESAN KUALITAS TERHADAP

MINAT BELI MASYARAKAT (Studi pada Sentra Industri Sepatu

Cibaduyut)”.

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah

1.2.1 Identifikasi Masalah

1. Masuknya sepatu impor dengan kualitas yang lebih baik dan harga

yang murah.

2. Adanya ancamana strategi bootleg dari beberapa pemilik home

industry Cibaduyut.

3. Pandangan buruk masyarakat terhadap Sentra Industri Sepatu

Cibaduyut karena kualitas buruk dan harga yang tinggi.

4. Sentra Industri Sepatu Cibaduyut lebih banyak memproduksi sepatu

impor dan merek tiruan ternama.

5. Masyarakat memberikan cap Cibaduyut sebagai persepatuan KW dan

parodi merek ternama.

6. Persepsi masyarakat bahwa Cibaduyut tidak pro terhadap brand lokal

di industri alas kaki.


12

7. Masyarakat menilai Cibaduyut memproduksi barang abal, mahal, dan

tidak memberikan benefit.

8. Kesan kualitas yang tidak baik antara masyarakat dengan Sentra

Industri Sepatu Cibaduyut.

9. Menurunnya minat beli masyarakat terhadap sepatu yang diproduksi

oleh Cibaduyut.

10. Pengalaman buruk masyarakat karena isu yang dikampanyekan

DISPERINDAG tidak relevan.

1.2.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh asosiasi merek pada Sentra Industri Sepatu

Cibaduyut?

2. Bagaimana pengaruh kesan kualitas pada Sentra Industri Sepatu

Cibaduyut?

3. Bagaimana pengaruh minat beli masyarakat pada Sentra Industri

Sepatu Cibaduyut?

4. Bagaimana pengaruh asosiasi merek terhadap minat beli masyarakat

pada Sentra Industri Sepatu Cibaduyut?

5. Bagaimana pengaruh kesan kualitas terhadap minat beli masyarakat

pada Sentra Industri Sepatu Cibaduyut?

6. Bagaimana pengaruh asosiasi merek dan kesan kualitas secara

bersama-sama terhadap minat beli masyarakat pada Sentra Industri

Sepatu Cibaduyut?
13

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Penelitian dimaksudkan untuk memeroleh data-data dan informasi yang

diperlukan sebagaimana yang digambarkan dalam perumusan masalah

mengenai Pengaruh Asosiasi Merek dan Kesan Kualitas terhadap Minat Beli

Masyarakat (Studi pada Sentra Industri Sepatu Cibaduyut).

1.3.2 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh asosiasi merek pada Sentra Industri

Sepatu Cibaduyut.

2. Untuk mengetahui pengaruh kesan kualitas pada Sentra Industri Sepatu

Cibaduyut.

3. Untuk mengetahui pengaruh minat beli masyarakat pada Sentra

Industri Sepatu Cibaduyut.

4. Untuk mengetahui pengaruh asosiasi merek terhadap minat beli

masyarakat pada Sentra Industri Sepatu Cibaduyut?

5. Untuk mengetahui pengaruh kesan kualitas terhadap minat beli

masyarakat pada Sentra Industri Sepatu Cibaduyut?

6. Untuk mengetahui pengaruh asosiasi merek dan kesan kualitas secara

bersama-sama terhadap minat beli masyarakat pada Sentra Industri

Sepatu Cibaduyut?
14

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Praktis

Penelitian dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan minat

beli masyarakat, sehingga menjadi bahan pertimbangan dalam membentuk

asosiasi merek dan membangun kesan kualitas diwaktu mendatang.

1.4.2 Kegunaan Akademis

Penelitian diharapkan menjadi bahan acuan atau referensi bagi penelitian

lain yang sejenis diwaktu mendatang. Penelitian juga diharapkan menjadi

saran dalam mengaplikasikan teori yang diperoleh khususnya jurnal

manajemen pemasaran, sehingga meningkatkan pemahaman atas teori yang

ada dengan kenyataan yang terjadi.

Anda mungkin juga menyukai