Anda di halaman 1dari 10

OUTLINE 1

“PENGARUH BRAND IMAGE DAN BRAND TRUST TERHADAP


KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPATU CONVERSE DI MATARAM”

NAMA : AKHMAD ZAENUL FIKRI

NIM : A1B017006

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS ENOKOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MATARAM
A. Latar belakang
Perkembangan industri sepatu di Indonesia kian hari semakin meningkat.
Kondisi ini mengakibatkan produsen berlomba-lomba untuk berinovasi dalam
memciptakan berbagai macam produk sepatu yang bervariatif sehingga banyak
diminati oleh konsumen. Indonesia merupakan salah satu produsen terbesar sepatu
dengan jumlah industri sepatu nasional tercatat ada 18.687 unit usaha yang meliputi
18.091 unit sekala kecil, 441 unti skala menengah, dan 155 unit skala besar. Menurut
Gati Wibawaningsih (Direktrul Jenderal Industri Kecil, Menegah, dan Aneka (IKMA)
Kementrian Perindustrian (Kemenprin), dengan banyaknya unit usaha sepatu yang
ada di Indonesia mengakibatkan tingkat konsumsi sepatu meningkat sebesar 9,42
persen dengan konsumsi 886 juta pasang alas kaki pada tahun 2018. Dengan adanya
data tersebut, menjadikan Indonesia sebagai sebuah peluang yang besar dan terbuka
untuk industri sepatu.
Perkembangan bisnis sepatu zaman ini menuntut produsen untuk semakin
kompetitif dalam berinovasi. Inovasi adalah suatu gagasan baru yang diterapkan
untuk memelopori sebuah produk (Robbins, 1994). Inovasi diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan pelanggan yang bervariasi dan agar para pelaku usaha dapat
mengikuti perkembangan zaman sehingga dapat terus bertahan. Kondisi yang
demikian menyebabkan perusahaan memerlukan inovasi yang tepat untuk
memasarkan produknya. Salah satu inovasi yang perlu dilakukan perusahaan adalah
membangun brand image dan brand trust.
Menurut Kotler, dan Amstrong (2001:225) “Brand Image adalah keyakinan
tentang merek tertentu”. Citra atau asosiasi mempresentasikan persepsi yang bisa
merefleksikan kenyataan yang objektif ataupun tidak. Citra yang terbentuk dari
asosiasi inilah yang mendasari dari keputusan membeli bahkan loyalitas merek (brand
loyality) dari konsumen.
Membangun brand image yang kuat dapat memberikan daya tarik tersendiri
bagi para konsumen. Semakin kuat barnd image yang dimiliki sebuah produk, maka
semakin besar pula minat konsumen untuk membeli produk tersebut. Keberadaan
merk menjadi kunci utama dalam strategi marketing untuk menarik minat konsumen
untuk membeli produk tersebut. Dalam membangun brand image tentu juga harus
membangun kepercayaan pelanggan pada merek (brand trust), karena setelah kita
membangun nama baik dengan reputasi yang baik sebuah produk kita harus
membangun kepercayaan pelanggan dengan memberikan kualitas produk yang terbaik
maka konsumen akan semakin yakin dengan pilihannya dan konsumen akan memiki
kepercayaan pada merek, menyukai merek, serta menganggap merek tersebut sudah
menjadi bagian dari dirinya. Dengan demikian, kesetian merek akan lebih mudah
dibentuk dan perusahaan akan memiliki nama merek yang memiliki kesetiaan
konsumen yang kuat karena menurut Morgan & Hunt (1994) yang dikutip oleh Halim
(2003) dalam Edris (2009), kepercayaan merek (brand trust) akan menentukan
kesetiaan konsumen terhadap meerek dan kepercayaan akan berpotensi menciptakan
hubungan-hubungan yang bernilai tinggi.
Sepatu merupakan alas kaki yang memiliki berbagai fungsi dengan fungsi
utama yaitu sebagai pelindung kaki. Saat ini, sepatu dapat digunakan dalam berbagai
kegiatan sehari-sehari seperti pergi sekolah, bekerja, dan juga sekedar jalan-jalan.
Sepatu juga dapat berperan penting dalam menunjang penampilan dan dapat
memberikan value bagi seseorang. Masyarakat sering kali mencocokkan baju atau
penampilan mereka dengan sepatu yang mereka gunakan.
Dengan banyaknya industri sepatu tadi mengakibatkan munculnya berbagai
macam merk sepatu yang beredar di pasaran dengan berbagai macam pilihan. Salah
satunya adalah sepatu merk converse. Diawal tahun berdirinya, Converse
memproduksi sepatu yang dikhususkan untuk olahraga basket. Namun, seiring
berjalannya waktu, converse merubah segmen pasarnya yang awalnya hanya khusus
untuk olahraga basket kini meluas ke berbagai kalangan pemakainya seperti untuk
bermain skate, bermusik, berkarya hingga untuk kebutuhan fashion dalam kegiatan
sehari-hari. Converse memiliki bahan karet yang kuat tahan segala medan serta kain
sepatunya tidak mudah luntur dan tidak mudah robek.
Menurut Best Sneaker Brands (2019), dimana 3000
responden melakukan vote untuk menentukan 10 merek sepatu terbaik dunia,
diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 1.10 merek sepatu terbaik dunia

Rank Brand Persentasi (%)


1 Nike 21
2 Adidas 14
3 Converse 9
4 Vans 7
5 Puma 7
6 Air Jordan 6
7 Asics 5
8 Dc 5
9 Reebok 4
10 Fila 3
Sumber: best sneaker brands (2019)
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa converse memiliki brand
image yang baik disisi hati konsumen dan mampu bertahan di urutan atas yang kini
usianya 111 tahun. Namun dibalik kesuksesan dalam membangun brand image
Converse banyak melewati masa-masa sulit, dimana pada tahun 2001 converse telah
dinyatakan bangkrut sebelum akhirnya dibeli nika pada tahun 2003 (Lorenzetti, 2013,
par. 1). Walaupun telah mengalami kebangkrutan, brand image converse tidak
terganggu dan selalu dipandang positif dalam diri konsumen hingga saat ini.
Dengan adanya brand image converse yang telah ternanam dalam hati dan
jiwa, diharapkan akan muncul brand trust dari konsumen. Berdasarkan latar belakang
yang telah diuraikan di atas, maka penelitian ini diberi judul “Pengaruh Brand Image
dan Brand Trust terhadap Keputusan Pembelian Sepatu Converse.”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka dapat diidentifikasi
masalah yang muncul adalah sebagai berikut :
1. Banyaknya sepatu merek lokal yang lebih murah membuat konsumen bingung
memilih sepatu yang sudah jelas kualitasnya namun mahal atau sepatu yang lebih
murah tetapi kualitasnya standar.
2. Selain sepatu import merek converse, banyak merek-merek lain yang lebih digemari
oleh konsumen seperti nike dan adidas yang memiliki brand image & brand trust
yang lebih baik menjadikan konsumen banyak pilihan
C. Pertanyaan penelitian
1. Apakah brand image berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian sepatu
converse ?
2. Apakah brand trust berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian sepatu
converse ?
3. Apakah hubungan antara pengaruh brand image dan brand trust terhadap pembelian
sepatu converse ?

D. Alat Analisa Penelitian


1. Metode pengumpulan data
Metode pengumpulan data yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah metode
survey karena dilakukan pengamatan langsung dan pengumpulan data primer
yang berupa pertanyaan-pertanyaan kepada responden. Pengumpulan informasi
yang telah diperoleh dari beberapa responden yang dijadikan sampel diharapkan
dapat mewakili seluruh populasi.
2. Alat pengumpulan data
Alat pengumpulan data yang digunakan adalah dengan survey kuesioner. Survey
kuesioner merupakan teknik pengumpulan data kuantitatif karena kuesioner
merupakan alat yang efektif dan efesien untuk mengumpulkan data yang dapat
dihitung atau diukur. Teknik ini merupakan teknik yang tepat untuk digunakan
saat kondisi pandemic covid-19 karena dapat dilakukan secara tidak langsung
seperti menyebar link google form di platform media sosial whatsapp, Instagram
dan lain-lain dan juga responden dapat menjawab kuesioner pada waktu luangnya.
3. Uji validitas dan rehabilitas
Dalam pembuatan kuesioner , terlebih dahulu harus dilakukan uji validitas dan uji
reabilitas sebelum diberikan kepada responden. Uji validitas adalah pengujian
untuk mengukur apakah kuesioner yang digunakan untuk mengukur variabel
penelitian valid (sah) atau tidak. Kuesioner dikatakan valid apabila kuesioner
tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Dalam
penelitian ini yang diukur adalah brand image dan brand trust dari sepatu merk
converse. Uji reabilitas adalah uji untuk menentukan apakah kuesioner yang akan
digunakan untuk reliabel (andal) atau tidak. Kuesioner dikatakan reliable jika
kuesioner tersebut dilakukan pengukuran berulalang, maka akan mendapatkan
hasil yang sama.
4. Metode analisis penelititan
Metode Analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis
regresi karena mengukur pengaruh variabel bebas, yaitu brand trust dan brand
image terhadap variabel terikat, yaitu keputusan pembelian. Pada kasus ini
digunakan metode analisis regresi linear berganda karena terdapat dua variabel
bebas yang akan diamati.

OUTLINE 2
“PENGARUH CELEBRITY ENDORSER TERHADAP MINAT BELI
PADA E COMMERCE TOKOPEDIA DI MATARAM (STUDI KASUS
MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS
MATARAM)”

NAMA : AKHMAD ZAENUL FIKRI

NIM : A1B017006

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS ENOKOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MATARAM
a. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, membuat
banyak perubahan secara global diberbagai bidang salah satunya dalam
perkembangan dunia bisnis. Perkembangan ini memberikan fasilitas kemudahan
kepada masyarakat dalam berbelanja ataupun dalam berjualan. Berkat dari
kemajuan teknlogi, sekarang berbelanaja untuk memenuhi kebutuhan hidup tidak
perlu lagi pergi ke toko maupun grosir yang akan dituju secara langsung, hanya
diam dirumah dengan smarthpone melalui aplikasi-aplikasi belanja online.
Online shop pertama kali diperkenalkan pada tahun 1979 oleh Michael
Aldrich dari Redifon Computers. Pada saat itu, Michael menyambungkan televisi
berwarna dengan komputer yang memproses transaksi secara real time melalui
sarana kabel telpon.
Dari tahun 1994-2000an terjadi perkembangan yang signifikan dalam
transaksi jual beli online yang semakin aman dan terhindar dari pembobolan.
Kegiatan belanja online ini merupakan bentuk komunikasi baru yang tidak
memerlukan komunikasi tatap secara langsung melainkan dapat dilakukan secara
terpisah melalui media notebook komputer ataupun handphone yang tersambung
dengan layanan akses internet (Loekamto, 2012).
Amazon merupakan toko online pertama yang berdiri pada tahun 1994.
Amazon memulai bisnisnya berbasis online melalui website. Amazon menjual
menjual barang elektronik, perangkat lunak, video game, pakaian, furniture,
makanan mainan dan perhiasan. Dengan kemunculan Amazon ini, menyebabkan
banyak bermunculan nama-nama online shop lainnya.
Dampak dari lahirnya e commerce amazon, banyak lahir nama-nama online
shop khususnya di Negara Republik Indonesia seperti kaskus dan bhineka
merupakan forum jual beli pertama. Seiring berjalannya waktu semakin banyak
bermunculan e commerce seperti tokobagus, bukalapak, tokopedia.
Saat ini e commerce mengalami peningkatan yang pesat salah satunya
Tokopedia. Tokopedia merupakan salah satu perusahaan jual beli terbesar di
Indonesia yang berbasis web dan aplikasi. Pada tahun 2019, tokopedia menduduki
peringkat ke-2 berdasarkan banyaknya jumlah pengunjung web bulanan sebesar
67,90 juta. Hal ini diperoleh karena tokopedia melakukan promosi secara besar-
besaran seperti mengadakan program gratis ongkir, harbolnas dan menggunakan
selebriti sebagai alat promosi atau biasa dikenal dengan sebutan celebrity
endorser.
Menurut Shimp (2003:460) celebrity endorser adalah menggunakan artis sebagai
bintang iklan di media-media. Mulai dari media cetak, media sosial, maupun
media televisi.
Celebrity endorser adalah orang yang mengiklankan suatu produk secara
digital baik itu melalui televisi, sosial media dan website. Dahulu penggunaan
celebrity endorser hanya melalui media televisi, namun saat ini lebih populer
digunakan pada media sosial seperti youtube, facebook dan instagram.
Dikarenakan pengguna media sosial aktif di Indonesia berdasarkan survei yang
dilakukan situs hootsuite.com pada tahun 2020 sebesar 160 juta. Oleh karena itu,
penggunaan celebrity endorser sebagai strategi marketing di media sosial akan
lebih efektif.
Menurut Kelman (2014 : 12-13) celebrity endorsment adalah strategi yang
sangat sering digunakan dalam pengiklanan dikarenakan sifatnya yang lebih
efektif daripada endorsement lainnya yang tidak menggunakan selebriti dalam
konteks memproduksi hasil yang diinginkan buat para sponsor. Selebriti –
selebriti tersebut mampu mempromosikan produk yang diiklankan dengan baik
melalui kemampuannya dalam berkomunikasi dengan calon konsumen di sosial
media. Pada umumnya, perusahaan yang ingin menggunakan jasa celebrity
endorser melakukan perjanjian terlebih dahulu dengan selebriti tersebut dengan
harapan akan memberikan feedback yang sesuai dan mampu mendapatkan minat
beli dari para konsumen.

Berdasarkan grafik diatas, menunjukkan bahwa pada tahun 2019, provinsi Nusa
Tenggara Barat menduduki posisi pertama dalam survey yang dilakukan oleh
Kominfo se Bali-Nusra sebesar 68,2%. Hal tersebut berkolerasi dengan
banyaknya pengguna situs belanja online yang banyak bermunculan di media
sosial. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul, ‘’ Pengaruh Celebrity Endorser Terhadap
Minat Beli pada E-Commerce Tokopedia Di Mataram (Studi Kasus Mahasiswa
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Mataram) ‘’

b. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang di uraikan diatas,maka peneliti merumuskan
masalah pokok yang akan dibahas adalah sebagai berikut: Apakah terdapat
pengaruh selebriti endorser yang terdiri dari faktor daya tarik (attractivenees) dan
kredibilitas (cridibility) yang dimiliki selebriti terhadap minat beli pada e
commerce tokopedia di mataram (studi kasus mahasiswa fakultas ekonomi dan
bisnis) ?
c. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana pengaruh celebrity endorser pada minat beli konsumen terhadap i
commerce tokopedia ?
2. Bagaimana pengaruh celebrity endorser pada minat beli konsumen terhadap
iklan tokopedia ?
3. Bagaimana minat beli mahasiswa FEB UNRAM terhadap tokopedia?

d. Alat Analisa Penelitian


1. Metode pengumpulan data
Metode pengumpulan data yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah
metode survey karena dilakukan pengamatan langsung dan pengumpulan data
primer yang berupa pertanyaan-pertanyaan kepada responden. Pengumpulan
informasi yang telah diperoleh dari beberapa responden yang dijadikan sampel
diharapkan dapat mewakili seluruh populasi.
2. Alat pengumpulan data
Alat pengumpulan data yang digunakan adalah dengan survey kuesioner.
Survey kuesioner merupakan teknik pengumpulan data kuantitatif karena
kuesioner merupakan alat yang efektif dan efesien untuk mengumpulkan data
yang dapat dihitung atau diukur. Teknik ini merupakan teknik yang tepat
untuk digunakan saat kondisi pandemic covid-19 karena dapat dilakukan
secara tidak langsung seperti menyebar link google form di platform media
sosial whatsapp, Instagram dan lain-lain dan juga responden dapat menjawab
kuesioner pada waktu luangnya.
3. Uji validitas dan rehabilitas
Dalam pembuatan kuesioner , terlebih dahulu harus dilakukan uji
validitas dan uji reabilitas sebelum diberikan kepada responden. Uji validitas
adalah pengujian untuk mengukur apakah kuesioner yang digunakan untuk
mengukur variabel penelitian valid (sah) atau tidak. Kuesioner dikatakan
valid apabila kuesioner tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang
hendak diukur. Dalam penelitian ini yang diukur adalah brand image dan
brand trust dari sepatu merk converse. Uji reabilitas adalah uji untuk
menentukan apakah kuesioner yang akan digunakan untuk reliabel (andal)
atau tidak. Kuesioner dikatakan reliable jika kuesioner tersebut dilakukan
pengukuran berulalang, makan akan mendapatkan hasil yang sama.
4. Metode analisis penelititan
Metode Analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis regresi karena mengukur pengaruh variabel bebas, yaitu penggunaan
celebrity endrose terhadap variabel terikat, yaitu minat beli konsumen. Pada
kasus ini digunakan metode analisis regresi linear sederahan karena hanya
terdapat satu variabel bebas yang akan diamati.

Anda mungkin juga menyukai