Anda di halaman 1dari 93

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pengaruh kemajuan teknologi terhadap perubahan lingkungan ekonomi,

sosial, dan politik tidak dapat dipisahkan dalam periode globalisasi saat ini. Hal

ini berdampak pada tingkat persaingan yang semakin ketat. Salah satu penyebab

pertumbuhan ekonomi juga bagaimana dunia usaha berkembang.

Tabel 1.1 : Data Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan I 2022

Sumber : https://www.bps.go.id

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), perekonomian Indonesia terus

berkembang pada triwulan I tahun 2022 dengan laju pertumbuhan ekonomi sebesar

5,01%, hampir tidak berubah dari laju pertumbuhan triwulan I sebesar 5,02%.

Permintaan lokal yang meningkat dan kinerja ekspor yang stabil merupakan

pendorong utama dari hasil yang menguntungkan ini. (https://www.bi.go.id) Sektor

bisnis Indonesia mencakup berbagai sektor, termasuk industri makanan, pakaian jadi,

mobil, dan alas kaki (sepatu). “Seiring berkembangnya dunia bisnis, sepatu tidak lagi

1
2

hanya sebagai alat pemuas hasrat tetapi juga merupakan unsur kebutuhan dalam

bidang fashion.” Andayani et al., (2020) Pesatnya industri fashion merupakan bagian

penting dari gaya hidup, trend dan penampilan yang di miliki masyarakat. Menurut

Troxell dan Stone (italianfashionschool.id) fashion merupakan gaya atau sesuatu

yang di terima serta digunakan oleh orang atau kelompok dalam satu waktu tertentu .

Menurut data Kemendag, UKM Indonesia mengekspor barang garmen non rajutan

senilai US$ 154,47 juta pada 2020. UKM bisa mengekspor barang rajutan senilai

US$ 133,49 juta ke negara lain. Selain itu, ekspor nonmigas industri garmen dan

asesoris yang dikategorikan sebagai pakaian rajut berhasil meningkat 18,82% (mom)

menjadi hampir US$360 juta per Maret 2021. Sementara ini, ekspor pakaian non-

rajutan dan ekspor aksesori berhasil meningkat 12,81% (mom) menjadi hampir US$

350 juta. Kedua industri ini masuk dalam 20 besar ekspor nonmigas Indonesia.

(nasional.kontan.co.id)

Menurut (Jamiat et al., 2020), “Perkembangan fashion saat ini membuat

banyak orang menggunakan trend fashion sebagai salah satu cara untuk

meningkatkan rasa percaya diri” Sepatu merupakan salah satu gaya yang mengalami

perkembangan. Fenomena item sepatu sudah mendarah daging di masyarakat

Indonesia. “Industri alas kaki Indonesia mencatat total produksi alas kaki mencapai

1,14 miliar pasang sepatu atau dikatakan menyumbang 4,6 persen dari total produksi

sepatu dunia pada tahun 2018”(Galuh Tiyasherlinda et al., 2022). Setelah China,

India, dan Vietnam, industri alas kaki India menempati urutan keempat produsen alas

kaki terbesar di dunia. Kita mengkonsumsi 886 juta pasang sepatu setiap tahunnya,

menempatkan kita sebagai negara pelanggan sepatu terbesar keempat, menurut Gati
3

Wibawaningsih, Direktur Jenderal IKMA (Industri Kecil, Menengah dan Aneka)

Kementerian Perindustrian. Selain itu naik dari USD 4,91 miliar pada 2017 menjadi

USD 5,11 miliar pada 2018, ekspor alas kaki nasional. Pada 2019 menjadi USD 6,5

miliar, dan dalam waktu empat tahun mencapai USD 10 miliar. Sesuai dengan

kemenperin.go.id.

Semua orang memperhatikan sepatu sebagai aksesori fesyen. Meski berada di

bagian bawah bodi, namun tetap terlihat oleh semua orang. Berbagai merek sepatu

internasional, termasuk Nike, Adidas, Vans, Onitsuka, dan New Balance, tersedia

untuk pelanggan di pasar sepatu Indonesia yang terus berkembang. Apalagi di

kalangan anak muda masa kini yang outfitnya selalu menyertakan sepatu Vans, gaya

hidup modern dan berkembang mengharuskan penggunaan alas kaki (sepatu) lebih

dari sekadar kenyamanan.

Di Indonesia, sepatu luar negeri ini modis. Vans ialah perusahaan sepatu yang

terkenal dengan tampilan sporty dan kasualnya. Sepatu ini dibuat di California, sesuai

dengan motto perusahaan, “Off The Wall “ pertama kali diterbitkan di Anaheim,

California dengan label perusahaan The Van Doren Rubber corporate pada tahun

1966” Siahaan & Setiawati, (2018). Vans pertama kali hadir di Indonesia berkat

reseller yaitu PT Gagan Indonesia yang memperoleh barang tersebut langsung dari

luar dan kemudian menjualnya di Indonesia. Di Mall Kota Kasablanka, lokasi ritel

pertama Vans diresmikan pada tahun 2013. Vans memiliki banyak pengikut, pencinta

vans memberi nama komunitas tersebut adalah Vans Head, yang menyatukan

pembeli dan pecinta sepatu. Komunitas ini cukup banyak memiliki anggota di banyak

kota besar.
4

Aspek positif dari apa yang dicapai grup ini termasuk mengedukasi

anggotanya dengan menawarkan pedoman untuk membedakan item Vans asli dari

tiruan. Karena popularitas merek sepatu Vans di kalangan anak muda dan

meningkatnya permintaan pasar untuk sepatu tiruan. Sehingga, ada beberapa cara

untuk membedakan sepatu Vans asli dari yang palsu:

(1) Melihat dari Harga Sepatu Vans Original

(2) Berat dan material Sepatu Vans

(3) Siluet Sepatu dan Tali Vans Original memiliki ukurannya

(4) Dari Kode Waffle (alas Sepatu Vans)

Tidak hanya design dan modelnya yang keren untuk kualitas produknya sepatu vans

bisa di katakan sangat tergolong awet dan banyak pilihan jenisnya. Mulai dari jenis

sepatu Vans Old skool, Sk8-hi, Sk8-low, Era, Authentic, dan Slip on.

Tabel 1.2 : Jenis Sepatu Vans yang paling di gemari

Jenis Sepatu Vans Persentase

Old Skool 13,3%

Era 10%

Sk8-hi 13,3%

Sk8-low 40%

Authentic 13,3%

Slip On 10%

Sumber : Data Pra-survey yang di olah kembali


5

Berlandaskan tabel 1.2, model sepatu vans ada 6 (enam) dianatarnya Vans

Oldskool, Era, Sk8-Hi, Sk8-Low, Authentic dan Slip On. Model yang paling popular

dan digemari saat ini ialah Sk8-low yang memiliki proporsi 40%. Hal ini

menunjukkan bahwa masyarakat lebih tertarik dengan item sepatu Vans Sk8-low

daripada jenis Vans lainnya. Hal itu dikarenakan Sk8-low memiliki rubber waffle

outsole, suede, canvas, dan lace lossure. Sepatu kets Vans Sk8-Low berbantalan pada

konstruksi lidah di samping fitur lain yang membuatnya nyaman dipakai. Kotler dan

Keller mengklaim bahwa “kualitas produk ialah kemampuan suatu produk untuk

menjalankan fungsinya, termasuk daya tahan, keandalan, akurasi, kemudahan

pengoperasian dan perbaikan, dan atribut berharga lainnya” dalam Ajrina & Prihatini

(2020).

Hal ini diperkuat dengan penulisan sebelumnya oleh Revalina & Aprianti

(2020) yang melihat bagaimana pemasaran dari mulut ke mulut dan kualitas produk

mempengaruhi keputusan pembelian untuk membeli lipstik Revlon di kota Semarang.

Penulisan menunjukkan bahwa kualitas produk secara signifikan dan menguntungkan

mempengaruhi pilihan pelanggan. Hal ini didukung pula oleh review dari Ippoyo tv

yang menyatakan bahwa sepatu Sk8-low memiliki desain yang populer dan

komponen rubber waffle-nya sangat baik untuk penggunaan sehari-hari karena

mudah dipakai (https://www.youtube.com). Selain memiliki kualitas produk yang

baik membawa sepatu Vans pada tahun 2016 masuk kedalam top brand index

Indonesia.
6

Tabel 1.3 : Top Brand For Teens Index 2016-2023

Sumber : www.topbrand-award.com yang di olah kembali

Berlandaskan tabel 1.3 dari tahun 2016, Vans mendapat reaksi positif dan

dinobatkan sebagai merek teratas, namun masih berada di belakang Converse, Nike,

dan Bata dalam peringkat. Dapat dikatakan bahwa Vans telah meningkatkan pangsa

pasarnya dan membangun reputasinya di kalangan pelanggan Indonesia. Sepatu Vans

hanya 5,90% dari semua merek pada tahun 2016 menurut Top Brand Index Indonesia
7

untuk tahun 2016 hingga 2023. Sedangkan di tahun 2017 sampai 2023 Vans tidak

masuk kedalam kategori Top Brand Index Indonesia, dikarenakan PT Gagan

Indonesia mengalami status pailit pada tahun 2017 (nasional.kontan.co.id). Setelah

dinyatakan pailit oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, PT Gagan Indonesia menutup

seluruh Vans Store di Indonesia, hal ini tentunya di manfatakan oleh para penjual

online, hampir 95% sepatu Vans palsu beredar di Indonesia (brilio.net). Tidak semua

Vans yang dijual diinternet memiliki barang yang Asli, barang palsu/fake juga ada

yang menjualnya. Akibat munculnya barang palsu/fake Vans hal ini juga berdampak

pada penurunan kepercayaan merek sepatu Vans. Untuk meningkatkan kepercayaan

merek pelanggan dan kembali masuk ke Top Brand Index Vans harus melakukan

inovasi baru dengan cara membuat material sepatu Vans lebih kokoh dan membuat

siluet sepatu yang berbeda dari jenis sepatu yang sudah ada sebelumnya. Sutarso &

Suyato (2019) mendefinisikan kepercayaan merek sebagai kapasitas merek untuk

dipercaya dan mengklaim bahwa itu dihasilkan dari kepercayaan pelanggan bahwa

barang dapat memenuhi klaim nilai dan niat baik merek berlandaskan keyakinan

pelanggan bahwa perusahaan dapat memprioritaskan kepentingan pelanggan.

Berlandaskan informasi yang disajikan di atas, dapat disimpulkan bahwa kepercayaan

merek pada suatu produk tercapai ketika klien memiliki kepercayaan terhadapnya dan

percaya bahwa produk tersebut dapat diandalkan dalam hal kualitas dan

kesempurnaan. Hal ini dikuatkan dengan penulisan Muh Hasban, Muinah, dan Lusia

(2021) Studi Kasus Pelanggan Sepatu Specs di Kota Lombok Timur meneliti

bagaimana keputusan pelanggan untuk membeli Sepatu Specs dipengaruhi oleh

persepsi merek, kepercayaan merek, dan kualitas produk. Menurut statistik, salah satu
8

faktor, kepercayaan merek, secara signifikan dan menguntungkan mempengaruhi

keputusan pembelian pelanggan.

Pelanggan akan menilai kualitas yang dirasakan dari barang yang mereka beli

sebelumnya setelah mereka percaya dan menggunakannya, maka akan ada

kepercayaan merek yang dapat menimbulkan brand loyalty pada pelanggan, Selain

faktor pembeli yang suka dengan kualitas produk, faktor lain pun dari kepuasan,

kecintaan dan kesukaan dengan Vans menjadikan loyalitas brand akan meningkat

serta keputusan pembelian juga akan meningkat. Hal ini ditunjukkan oleh para

influencer Indonesia yang mengenakan alas kaki Vans selama Zalora Fashion

Festival di Singapura, antara lain Sara Robert, Paola Tambunan, dan Melody Amadea

(https://www.fimela.com). Yang dimana Paola Tambunan mengakatakan bahwa

sepatu Vans berwarna pastel menjadikan tampilannya menjadi lebih feminin dan

cantik. mirip dengan penulisan sebelumnya oleh Siska & Mutiara (2018), yang

melihat bagaimana kesadaran merek dan loyalitas merek mempengaruhi perilaku

pembelian. Temuan penulisan menunjukkan bahwa loyalitas merek memengaruhi

pembelian dengan cara yang menguntungkan dan substansial.

Suatu produk harus memiliki kualitas produk, kepercayaan merek, dan

loyalitas merek agar pelanggan dapat mengambil keputusan pembelian.

Pertimbangan penting untuk diingat saat melakukan pembelian ialah bahwa

perusahaan pasti akan mempertimbangkan pendekatan pemasarannya. Kotler dan

Keller (2012) mendefinisikan keputusan pembelian sebagai pilihan yang dibuat

pelanggan untuk memperoleh suatu produk melalui tahapan yang dilalui pelanggan
9

sebelum melakukan pembelian, termasuk identifikasi kebutuhan, aktivitas

prapembelian, perilaku penggunaan, dan umpan balik pelanggan.

Penulis meneliti Vans bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas produk,

kepercayaan merek dan loyalitas merek terhadap keputusan pembelian. Variabel

kepercayaan merek dan loyalitas merek harus di perhatikan oleh Vans. Karena jika

kepercayaan dan loyalitas merek sudah tidak ada, maka akan lebih sulit

meningkatkan penjualan. Studi sebelumnya oleh Andre & Cut (2018) meneliti

pengaruh brand image terhadap keputusan pembelian sepatu vans. Mencari tahu

berapa banyak pelanggan yang mengetahui citra merek sepatu Vans ialah masalah

yang diteliti dalam penulisan ini. Meskipun telah banyak beberapa penulisan tentang

sepatu vans, namun penulisan tersebut tidak melihat faktor-faktor kualitas produk,

kepercayaan dan loyalitas merek yang mempengaruhi keputusan pembelian.

Sehingga, Vans harus memberikan kepercayaan dengan menghadirkan barang

berkualitas tinggi yang menambah nilai pada alas kaki Vans. Dan ini sangat penting

untuk memajukan perusahaan sepatu Vans di sektor alas kaki dan menawarkan

layanan pelanggan yang berkualitas tinggi dan dapat diandalkan.

Berlandaskan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penulisan

dengan judul “PENGARUH KUALITAS PRODUK, KEPERCAYAAN MEREK

MELALUI LOYALITAS MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

SEPATU VANS DI JAKARTA”


10

1.2. Rumusan masalah

Berlandaskan konteks di atas, permasalahan yang akan dibahas dalam

penulisan ini ialah bagaimana kepercayaan merek, loyalitas merek, dan

kualitas produk mempengaruhi keputusan pelanggan untuk membeli sepatu

Vans di Jakarta. Sesuai dengan konteks penyelidikan, pertanyaan penulisan

berikut dapat diturunkan:

1. Apakah kualitas produk mempengaruhi secara langsung terhadap loyalitas

merek sepatu Vans?

2. Apakah kepercayaan merek mempengaruhi secara langsung kepada

loyalitas merek Sepatu Vans?

3. Apakah kualitas produk mempengaruhi secara langsung kepada keputusan

pembelian Sepatu Vans?

4. Apakah kepercayaan merek mempengaruhi secara langsung kepada

keputusan pembelian sepatu vans ?

5. Apakah loyalitas merek mempengaruhi secara langsung kepada keputusan

pembelian sepatu vans?

6. Apakah kualitas produk mempengaruhi secara signifikan kepada

keputusan pembelian sepatu vans melalui loyalitas merek?

7. Apakah kepercayaan merek mempengaruhi secara signifikan kepada

keputusan pembelian sepatu vans melalui loyalitas merek?


11

1.3. Tujuan Penulisan

Penulisan yang didasarkan pada identifikasi masalah ini berusaha untuk

mengetahui pengaruh kualitas produk dan kepercayaan merek melalui

loyalitas merek terhadap keputusan pembelian sepatu Vans di Jakarta:

1. Melakukan pengujian untuk mengetahui sejauh mana kualitas produk

mempengaruhi loyalitas merek sepatu Vans.

2. Melakukan pengujian untuk mengetahui sejauh mana kepercayaan merek

mempengaruhi loyalitas merek sepatu Vans.

3. Melakukan pengujian untuk mengetahui sejauh mana kualitas produk

mempengaruhi keputusan pembelian sepatu Vans.

4. Melakukan pengujian untuk mengetahui sejauh mana kepercayaan merek

mempengaruhi keputusan pembelian sepatu Vans.

5. Melakukan pengujian untuk mengetahui sejauh mana loyalitas merek

mempengaruhi keputusan pembelian sepatu Vans.

6. Mengenali Bagaimana kualitas produk, berdampak pada keputusan

pembelian sepatu Vans melalui loyalitas merek.

7. Mengenali Bagaimana kepercayaan merek, berdampak pada keputusan

pembelian sepatu Vans melalui loyalitas merek.

1.4. Manfaat Penulisan

Keuntungan dari studi ini diantisipasi meliputi:

1. Keuntungan Teoritis
12

Berkaitan dengan Pengaruh Kualitas Produk, Kepercayaan Merek, dan

Loyalitas Merek terhadap Keputusan Pembelian Sepatu Vans khususnya

diharapkan penulisan ini dapat memberikan informasi dan menambah

wawasan pengetahuan. Ini juga dapat berfungsi sebagai dasar dan titik

referensi untuk penulisan masa depan.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, penulisan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

a. Penulis

Temuan penulisan ini diantisipasi untuk berkontribusi pada

pengetahuan kita dan menawarkan perspektif baru tentang bagaimana

kualitas produk, kepercayaan merek, dan loyalitas merek

mempengaruhi pembelian sepatu Vans. Selain itu, penulisan ini dapat

mengungkap item alas kaki Vans mana yang paling populer di

kalangan pelanggan.

b. Bagi pihak Akademis

Temuan penulisan ini diharapkan dapat memberikan informasi

untuk pembelajaran dan aplikasi pengetahuan dalam manajemen,

khususnya yang berkaitan dengan pilihan pembelian.

c. Untuk pihak selanjutnya

Studi ini diharapkan dapat membantu mereka yang tertarik

mempelajari manajemen, khususnya bisnis alas kaki, sebagai sarana

untuk mendapatkan informasi dan sebagai sumber literatur untuk


13

mengembangkan wacana baru, agar lebih memahami bagaimana

melakukannya.

1.5 Sistematika Penulisan

Penulisan untuk penulisan ini disusun sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan

Bab ini memberikan ulasan singkat dari setiap bab dalam tesis serta

informasi tentang latar belakang sejarah subjek, bagaimana masalah itu

dirumuskan, mengapa penulisan dilakukan, manfaatnya, dan mekanismenya.

BAB II : Landasan Teori

Bab ini mencakup rincian investigasi yang dilakukan oleh penulis

sebelumnya serta studi yang menggunakan data dari jurnal, buku, dan

penulisan sebelumnya yang relevan untuk mendukung keyakinan mereka.

BAB III : Metodologi Penulisan

Sebagian dari bab ini dikhususkan untuk menguraikan langkah-

langkah yang diambil untuk mempersiapkan tesis. fitur pemeriksaan

pengujian hipotesis dan informasi tentang teknik pengumpulan data,

metodologi penulisan, variabel operasional, demografi, dan sampel.

BAB IV : Hasil penulisan dan Pembahasan

Inti kajian disajikan dalam bab ini yang meliputi uraian objek

penulisan, uraian data, analisis data, dan pembahasan temuan analisis.

BAB V : Kesimpulan dan Saran

Bab terakhir berisi rekomendasi untuk seluruh penulisan serta temuan.


14

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Tinjauan Pustaka

2.1.1 Kualitas Produk

Menurut Kotler dan Keller “kualitas produk mengacu pada semua

karakteristik suatu barang atau jasa yang memungkinkannya untuk memuaskan

kebutuhan konsumen.” Riya Hardiyanti & Nefianto, (2023).

Menurut Xian, Gou Li, (2011) “salah satu strategi yang digunakan pemasar

untuk menilai posisi produk mereka di pasar adalah kualitas produk.” Menurut

Tjiptono (2019) kualitas produk juga merupakan kondisi yang dinamis meliputi

produk, orang, layanan, proses, dan dalam pengaturan dengan harapan yang

tinggi.

Menurut Pride and Ferrell dalam Tegowati & Mutmainnah (2022)

“kualitas produk mengacu pada keseluruhan karakteristik produk yang

menggambarkan kinerja produk seperti yang diharapkan pelanggan dalam

memenuhi dan memuaskan keinginan pelanggan”.

Tjiptono (2020) menegaskan bahwa terdapat berbagai aspek kualitas

produk, antara lain sebagai berikut:

1. Pertunjukan. Ini berkaitan dengan elemen fungsional produk dan merupakan

keuntungan paling penting yang harus dipertimbangkan pembeli sebelum

melakukan pembelian.

2. Manfaat Ekstra (Fitur). khususnya, fungsionalitas produk yang membuat

produk itu sendiri lebih menarik. Dimensi fitur ialah kualitas ekstra yang
15

melampaui keunggulan fundamental suatu produk.

3. Dapat diandalkan. Ini ada hubungannya dengan apakah suatu produk akan

berfungsi dengan benar atau tidak, serta apakah produk tersebut akan

berhasil memenuhi tujuannya, jika digunakan dalam jangka waktu tertentu

dan dalam serangkaian kondisi tertentu. Kualitas produk meningkat saat

keparahan kerusakan menurun.

4. Spesifikasi kesesuaian (conformance). Ini berkaitan dengan seberapa mirip

suatu produk dengan produk yang sudah ada di pasaran untuk memuaskan

keinginan pelanggan, dan ini tidak terkait dengan cacat produk.

5. Kekokohan. Itu mewakili usia suatu produk dalam hal ukuran ketangguhan

atau kegunaannya. Produk lebih sering digunakan, yang meningkatkan daya

tahannya.

6. Ashtetics, atau estetika. Kualitas estetika mencakup hal-hal yang berkaitan

dengan tampilan produk atau cara tampilannya, serta rasa, aroma, dan

bentuknya.

Dalam buku Fandy Tjiptono tahun 2016, David Garvin menguraikan metrik

utama untuk mengukur kualitas produk, yaitu sebagai berikut.:

1. Kinerja

2. Fitur

3. Keandalan

4. Ketahanan

5. Estetika
16

2.1.2 Kepercayaan Merek

Kepercayaan merek atau kepercayaan pelanggan terhadap suatu merek ialah

persepsi pelanggan atau konsumen yang mempercayai kemampuan merek.

Pandangan pelanggan atau pelanggan bahwa suatu merek dapat dipercaya

disebut dengan brand trust. Persepsi ini dibangun berlandaskan pengalaman

atau rangkaian interaksi dan transaksi yang baik dengan merek. Sutarso &

Suyanto dalam Wadi et al., (2019).

Kepercayaan merek, seperti yang didefinisikan oleh Kotler & Armstrong

(2016) ialah keadaan pelanggan yang dihasilkan dari memiliki kepercayaan

pada merek meskipun memiliki tingkat risiko yang tinggi. Lau dan Lee dalam

Mirzha, A., Imam, & Sunarti (2017) mendefinisikan kepercayaan merek

sebagai kesediaan pelanggan untuk mengambil risiko untuk merek tersebut.

Kapasitas pelanggan untuk mempercayai merek tertentu juga dapat

disebut sebagai kepercayaan merek Bambang & Heriyanto, (2017). Lau dan

Lee dalam Fauziyah (2016) mengidentifikasi tiga variabel yang mempengaruhi

kepercayaan merek. Ketiga komponen yang membentuk interaksi antara merek

dan pelanggan dihubungkan oleh ketiga variabel tersebut. Ketiga unsur tersebut

ialah:

1. Atribut merek (brand attribute)

2. Ciri-ciri organisasi (organizational trait)

3. Fitur Merek Pelanggan (Features of Consumer Brands).

Menurut Lau dan Lee (dalam Fauziyah 2016), loyalitas merek

merupakan hasil dari kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan. Menurut


17

Chaudhuri dan Holbrook (dalam Salma & Endang 2022), terdapat empat

variabel yang dapat digunakan untuk mengukur kepercayaan merek:

1. Kepercayaan (trust)

2. Dapat diandalkan (rely)

3. Jujur (honest)

4. Keamanan (safe)

2.1.3 Loyalitas Merek

Menurut Yuliantari, Nurhidayati, dan Sugiyah (2020), loyalitas merek

ialah pengukuran hubungan dan kesetiaan pelanggan terhadap suatu merek

dengan menyukai dan sering melakukan pembelian ulang yang mencegah

pelanggan beralih ke merek lain. Menurut Magdalena (2014), tanda loyalitas

ialah pelanggan sering melakukan pembelian ulang dan memiliki pengertian

yang jelas tentang apa dan di mana mereka ingin berbelanja. Mereka mendesak

teman mereka untuk membeli barang yang sama dari toko yang sama.

Loyalitas merek dapat didefinisikan sebagai loyalitas individu terhadap

merek atau produk tertentu. Menurut Tjiptono (2014), loyalitas ialah praktik

pembelian merek yang sama secara konsisten.” Nuraisyah et al., (2021)

Aaker (2014) mencantumkan elemen berikut sebagai elemen yang

memengaruhi loyalitas pelanggan:

1. Contentment Pelanggan jika pelanggan menguji berbagai item, mereka

akan memenuhi atau gagal memenuhi persyaratan kepuasan produk. Jika

pelanggan senang dengan produk tersebut setelah mencobanya dan


18

reaksinya positif, dia akan memilih untuk sering membelinya sepanjang

waktu.

2. Perilaku Konsisten Perilaku pelanggan dapat mempengaruhi loyalitas

pelanggan. Jika yang dilakukan sudah menjadi kebiasaan, pelanggan tidak

lagi harus membuat pilihan yang sulit. Dalam skenario ini, dapat dikatakan

bahwa pelanggan akan terus membeli barang tersebut.

3. Dedikasi Ada pelanggan yang memiliki beberapa kewajiban terhadap

produk yang kuat. Jika pelanggan memiliki kepercayaan terhadap barang

tersebut maka akan terjadi peningkatan loyalitas pelanggan.

4. Keserupaan Produk (Brand Linking) Loyalitas yang dibentuk dan

dipengaruhi oleh derajat loyalitas pelanggan secara umum. Dari saat

preferensi terhadap produk pertama kali muncul hingga produk memiliki

keyakinan pada kemampuannya sendiri, tingkat loyalitas dapat ditentukan.

Pelanggan dikatakan loyal jika secara konsisten membeli barang tanpa

mengandalkan diskon.

5. Biaya Pengalihan (Switching Cost) Biaya, tenaga, dan beban fisik yang

dialami pelanggan karena memilih salah satu opsi bervariasi tergantung

pada pengorbanan dan/atau risiko kegagalan.

Aaker Dalam Alfia, Nur (2023) “berpendapat bahwa loyalitas merek

menunjukkan pola pembelian yang konsisten terhadap merek tertentu dari

waktu ke waktu dan juga sikap yang menyenangkan terhadap suatu merek.”

Menurut Chinomona, Mahlangu, dan Pooe (dalam Roikha, Arina, andhi

2022), terdapat beberapa tanda loyalitas merek :


19

1. Penggunaan produk secara rutin

2. Merek rekomendasi

3. Loyalitas merek

4. Kesediaan untuk menghabiskan banyak uang.

2.1.4 Keputusan Pembelian

Tahap proses pembelian dimana seorang pelanggan yakin akan melakukan

pembelian disebut keputusan pembelian. Ulasan dan permintaan pelanggan

“sangat memengaruhi keputusan untuk membeli suatu produk.”(Auliyana,

2020).

Kotler dan Keller menyatakan dalam Putri & Deniza (2018) bahwa

keputusan pembelian ialah titik di mana pelanggan memutuskan apakah akan

membeli barang yang mereka sukai atau tidak.

Menurut Tjiptono (2011), salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan

pembelian konsumen adalah ikatan emosional yang berkembang antara

konsumen dan produsen ketika mereka memanfaatkan barang dan jasa yang

ditawarkan bisnis dan menemukan nilai di dalamnya. Menurut Kotler dan

Armstrong (2012), klien akan melalui lima fase berikut saat memutuskan apa

yang akan dibeli:

1. Pemahaman kebutuhan ialah langkah awal dari proses keputusan

pembelian, dimana pelanggan menjadi sadar akan suatu kebutuhan atau

masalah.

2. Pencarian informasi mengacu pada fase proses pengambilan keputusan


20

dimana pelanggan berusaha untuk belajar lebih banyak; pelanggan dapat

memilih untuk lebih memperhatikan atau aktif mencari informasi.

3. Evaluasi opsi ialah tahap proses keputusan pembelian ketika pelanggan

menggunakan informasi untuk menilai merek pesaing di antara daftar

pilihan.

4. Pilihan pembelian Merek mana yang disukai pada akhirnya bergantung

pada pelanggan, tetapi ada dua hal yang mungkin berperan antara niat

membeli dan pengambilan keputusan yang sebenarnya.

5. Perilaku pasca pembelian mengacu pada fase proses pembelian dimana

pelanggan mengambil tindakan tambahan berlandaskan kepuasan atau

ketidakpuasan mereka dengan pembelian mereka.

Sebaliknya menurut Firmansyah (2019), keputusan pembelian

ialah kegiatan pemecahan masalah yang dilakukan oleh individu dalam

memilih opsi perilaku yang sesuai dari dua atau lebih opsi perilaku yang

dianggap paling tepat dalam tindakan pembelian.

Menurut Kotler (2012), faktor-faktor berikut ini mempengaruhi

keputusan pelanggan untuk membeli suatu produk:

1. Pelanggan memutuskan stabilitas produk setelah mempertimbangkan

dengan cermat semua fakta yang ada (kemantapan Produk).

2. Kebiasaan pembelian suatu produk dipengaruhi oleh bagaimana

kerabat terdekat (orang tua, saudara) telah menggunakannya.

3. Membuat rekomendasi kepada orang lain ialah strategi untuk

menyebarkan berita dan membujuk mereka untuk membeli.


21

4. Saat klien senang dengan produk atau layanan yang didapat, mereka

akan terus melakukan pembelian ulang (pembelian ulang).

2.2. Penelitian Terdahulu

Salah satu sumber yang digunakan dalam proses penulisan ialah karya

terdahulu ini, yang memungkinkan penulis untuk mengevaluasi penulisan yang

telah dilakukan berlandaskan teori dari hasil berbagai penulisan sebelumnya.

Bagian terpisah dengan penulisan sebelumnya tentang subjek yang tercakup

dalam penulisan ini harus disediakan sebagai salah satu data pendukung.

Konsekuensinya, penulis melakukan tahap kajian online terhadap berbagai

temuan penulisan yang disajikan dalam bentuk jurnal. Rinciannya diberikan pada

Tabel 2.1.
22

Tabel 2.1

Hasil Penelitian Terdahulu

No Judul Penelitian Variabel Metode Kesimpulan Model

1 INFLUENCE OF E. Brand Analisis Citra merek

BRAND IMAGES Image regresi alas kaki Vans

ON PURCHASING D. Purchase linear berada pada

OF VANS SHOES Decision sederhana kategori baik

(STUDY ON yaitu

STUDENTS OF 70,4%. Hal

TELKOM ini menunjukk

UNIVERSITY an bahwa

FACULTY OF sepatu

COMMUNICATIO Vans mempun

N AND BUSINESS) yai

reputasi yang

Andre, Cut (2018) baik menurut

mahasiswa Sar

jana

Administrasi

Bisnis Telkom

University

Bandung

tersebut. Artin
23

No Judul Penelitian Variabel Metode Kesimpulan Model

ya, citra merek

mempunyai

pengaruh yang

signifikan

terhadap

keputusan

pembelian

sepatu Vans

pada

mahasiswa S1

Bisnis Univers

itas Telkom

Bandung

2 Pengaruh Citra A. Product Analisis Berdasarkan

Merek, Harga, dan Quality regresi penelitian

Kualitas Produk D. Purchase linier dapat

terhadap Keputusan Decision berganda dijelaskan

Pembelian E. Brand bahwa citra

Handphone Merek Image merek, harga,

Xiaomi di Kota dan kualitas

Langsa produk secara

parsial
24

No Judul Penelitian Variabel Metode Kesimpulan Model

Amilia, S. (2017) berpengaruh

signifikan

terhadap

keputusan

pembelian

handphone

Xiaomi di

Kota Langsa di

mana masing-

masing

variabel bebas

(citra merek,

harga, dan

kualitas

produk)

3 THE INFLUENCE E.Brand Analisis Terdapat

OF BRAND IMAGE Image regresi pengaruh

ON THE D. Purchase linier positif dan

DECISION OF Decision sederhana. signifikan

BUYING antara citra

CONVERSE merek
25

No Judul Penelitian Variabel Metode Kesimpulan Model

SHOES IN terhadap

STUDENTS IN keputusan

BANDUNG CITY, untuk

INDONESIA pembelian

produk sepatu

converse di
Nuslih, Agus,
Bandung
Mahir, Bima (2020)
sebesar 33,4%.

4 PENGARUH A.Produk Analisis Berdasarkan

CITRA MEREK, Quality Regresi analisis secara

HARGA DAN D.Purchase Linier parsial, hasil

KUALITAS Decision Berganda penelitian

PRODUK E.Brand membuktikan

TERHADAP Image bahwa variabel

KEPUTUSAN H.Price independen

PEMBELIAN mempengaruhi

SEPATU variabel

SNEAKERS dependen yaitu

MEREK keputusan

CONVERSE pembelian

PADA yang bernilai


26

No Judul Penelitian Variabel Metode Kesimpulan Model

MAHASISWA positif.

UNIVERSITAS

KANJURUHAN

MALANG

Hori Andayan, Iva

Nurdiana Nurfarida,

Rusno (2020)

5 Pengaruh Brand C.Brand Analisis Tidak hanya

Awareness, Brand Loyalty Regresi mengandalkan

Image Dan Brand E.Brand Linier brand loyalty

Loyalty Terhadap Image Berganda dalam

Brand Equity Pada F.Brand meningkatkan

Pengguna Sepatu Awreness brand equity,

Nike Di Jakarta J.Brand tetapi perlu ada

Equity faktor lain

Juliana(2019) seperti brand

awareness dan

brand image

yang secara

signifikan juga
27

No Judul Penelitian Variabel Metode Kesimpulan Model

berpengaruh

positif

terhadap brand

equity.

6 Analisis Pengaruh A.Product Analisis Berdasakan

Brand Image dan Quality Regresi hasil uji t

Kualitas Produk E.Brand Linear (parsial)

Terhadap Image Berganda variabel

Keputusan D.Purchase kualitas

Pembelian Decision produk

HijabRabbani berpengaruh

(Studi Kasus Outlet positif

Rabbani Jombang) signifikan

terhadap

Lina Auliyana keputusan

(2020) pembelian

hijab Rabbani

pada Outlet

Rabbani

Jombangmelal

ui indicator

kinerja,
28

No Judul Penelitian Variabel Metode Kesimpulan Model

keterandalan

produk, fitur,

dayatahan

produk,

kesesuaian,

estetika,

kualitas

dipersiapkan.

7 PENGARUH A.Product Analisis Berdasarkan

KUALITAS Quality Regresi Hasil

PRODUK DAN D.Purchase Linear pengujian

WORD OF Decision Berganda menggunakan

MOUTH M.Word Of koefisien

TERHADAP Mouth korelasi,

KEPUTUSAN analisis

PEMBELIAN regresi, uji F,

PRODUK LIPSTIK dan koefisien

REVLON (STUDI determinasi

PADA menunjukan

KONSUMEN bahwa variabel


29

No Judul Penelitian Variabel Metode Kesimpulan Model

LIPSTIK REVLON kualitas

DI KOTA produk dan

SEMARANG) word of mouth

berpengaruh
Revalina Tri Ajrina,
signifikan,
Apriatni Endang
kuat, dan
Prihatini (2020)
positif

mempengaruhi

keputusan

pembelian.

8 Brand Image And E.Brand Analisis Secara

Price In Influencing Image Linear bersama

The Decision To H. Price Berganda sama citra

Buy Ventela Shoes D. Purchase merek

In Magelang Decision dan harga

terbukti

Galuh, Andhatu, memiliki

Yacob (2022) peran dalam

menjelaskan

variabel

keputusan
30

No Judul Penelitian Variabel Metode Kesimpulan Model

pembelian

sepatu Ventela

di Magelang

dengan

dibuktikan

hasil statistik

yang

menunjukkan

secara

bersama

sama

terdapat

pengaruh

positif dan

signifikan

variabel citra

merek

dan harga

terhadap

keputusan

pembelian
31

No Judul Penelitian Variabel Metode Kesimpulan Model

sepatu Ventela

di Magelang.

9 Pengaruh Brand F. Brand Analisis Berdasarkan

Awareness Dan Awareness Path penelitian yang

Brand Loyalty C. Brand telah

Terhadap Loyalty dilakukan,

Keputusan D. Purchase maka dapat

Pembelian Produk Decision ditarik

Chicken Nugget kesimpulan

Fiesta Di Kota bahwa brand

Padang. awareness dan

brand loyalty

Siska Lusia Putri, berpengaruh

Mutiara Putri terhadap

Deniza (2018) keputusan

pembelian. Hal

ini disebabkan

karena adanya

kesadaran dini

dari pelanggan

Chicken
32

No Judul Penelitian Variabel Metode Kesimpulan Model

Nugget Fiesta

terhadap

besarnya

manfaat

mengkonsumsi

Fiesta Chicken

Nugget.

10 Analisis Pengaruh E. Brand Analisis Secara parsial

Citra Merek, Image Regresi Citra Merek,

Kepercayaan Merek B. Brand Linear Kepercayaan

dan Kualitas Produk Trust Berganda merek,

Terhadap A. Product Kualitas

Keputusan Quality Produk

Pembelian Sepatu D. Purcahse berpengaruh

Specs (Studi Kasus Decision positif dan

Pada Konsumen signifikan

Sepatu Specs Di terhadap

Kota Lombok keputusan

Timur) pembelian

sepatu

Muh Hasban Wadi, olahraga

Muinah Fadhilah,
33

No Judul Penelitian Variabel Metode Kesimpulan Model

Lusia Tria Hatmanti merek specs

Hutami (2021)

2.3. Kerangka Penelitian dan Hipotesis

Keputusan pembelian merupakan variabel dependen dalam penulisan ini,

sedangkan kualitas produk dan kepercayaan merek merupakan faktor independen.

Loyalitas merek ialah variabel independen. Pembenaran ini memberi kita kerangka

konseptual yang digambarkan pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1

Kerangka Konsep Variabel

Keterangan :
34

1. H0: Kualitas produk (X1) tidak berpengaruh signifikan secara parsial

terhadap Loyalitas merek (Z).

H1: Kualitas produk (X1) berpengaruh signifikan secara parsial terhadap

Loyalitas merek (Z).

2. H0: Kepercayaan merek (X2) tidak berpengaruh signifikan secara parsial

terhadap Loyalitas merek (Z) .

H1: Kepercayaan merek (X2) berpengaruh signifikan secara parsial

terhadap Loyalitas merek (Z).

3. H0: Kualitas produk (X1) Tidak berpengaruh signifikan secara parsial

terhadap keputusan pembelian (Y).

H1: Kualitas produk (X1) berpengaruh signifikan secara parsial terhadap

keputusan pembelian (Y).

4. H0: Kepercayaan merek (X2) tidak berpengaruh signifikan secara parsial

terhadap keputusan pembelian (Y).

H1: Kepercayaan merek (X2) berpengaruh signifikan secara parsial

terhadap keputusan pembelian (Y).

5. H0: Loyalitas merek (Z) tidak berpengaruh signifikan secara parsial

terhadap keputusan pembelian (Y).

H1: Loyalitas merek (Z) berpengaruh signifikan secara parsial terhadap

keputusan pembelian (Y).

6. H0: Kualitas produk (X1) tidak berpengaruh signifikan secara parsial

terhadap keputusan pembelian (Y) dan loyalitas merek (Z).


35

H1: Kualitas produk (X1) berpengaruh signifikan secara parsial terhadap

keputusan pembelian (Y) dan loyalitas merek (Z).

7. H0: Kepercayaan merek (X2) tidak berpengaruh signifikan secara parsial

terhadap keputusan pembelian (Y) dan loyalitas merek (Z).

H1: Kepercayaan merek (X2) berpengaruh signifikan secara parsial

terhadap keputusan pembelian (Y) dan loyalitas merek (Z).


36

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis dan Sumber Data

Data kuantitatif ialah jenis data yang digunakan dalam penulisan ini.

Dengan memberikan data berupa angka-angka, penulis menggunakan

pendekatan penulisan kuantitatif untuk mencoba menemukan informasi.

Dengan kata dasar, penelitian kuantitatif ialah studi ilmiah yang disusun

secara sistematis pada komponen-komponennya dan untuk mengidentifikasi

hubungan sebab akibat. Angka-angka yang dikumpulkan digunakan untuk

melakukan analisis informasi. Sugiyono dalam Sutisna (2020) menjelaskan

pendekatan kuantitatif sebagai teknik penulisan berbasis positivisme yang

digunakan untuk mempelajari populasi atau sampel tertentu. Pengguna

sneakers Vans di Jakarta diberikan survei dalam bentuk formulir Google

sebagai bagian dari pengumpulan data pertama studi tersebut.

Data sekunder juga digunakan dalam penulisan ini. Data sekunder menurut

Sugiyono (2016) adalah informasi yang diperoleh dari sumber yang tidak

terlibat langsung dalam proses pengumpulan data atau melalui perantara yang

terkait erat dengan penulisan ini. Data sekunder untuk artikel ini dikumpulkan

melalui internet, jurnal, buku, dan sumber bacaan lain yang relevan dan

mendukungnya.
37

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2022 sampai dengan

selesai. Tempat penelitian ini di Kota Jakarta dengan responden

pengguna/pemakai sepatu Vans di Jakarta.

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Sugiyono dalam Dinova et al (2022), populasi adalah kategori umum

yang terdiri dari objek atau orang yang memiliki karakteristik tertentu

yang dipilih oleh penulis untuk diperiksa sebelum ditarik kesimpulan,

seperti Pengembangan Organisasi. Pengguna sepatu Vans di Jakarta

merupakan populasi yang dijadikan subjek penulisan.

3.3.2 Sampel

Menurut Sugiyono dalam Ramadhan & Tamba (2022) sampel hanya

mewakili sebagian kecil dari populasi saat ini. Jika populasi cukup besar

dan penulis tidak dapat meneliti keseluruhan populasi, sampel dari

populasi tersebut dapat digunakan. Ukuran sampel pada penelitian ini di

ambil dengan menggunakan rumus Hair. Menurut Hair et al., (2014)

menyatakan bahwa jika ukuran populasi tidak jelas, maka jumlah sampel

ditentukan dengan mengalikan jumlah indikator dengan 5 untuk sampel

terendah dan 10 untuk sampel maksimum. Ada total sampel dalam

penyelidikan ini:
38

Gambar 3.1 Rumus Metode Hair

Sampel : n x jumlah observed

Keterangan :

n : Jumlah indikator dalam indikator

Maka : 17 x 6 = 102

Berlandaskan rumus diatas maka dapat di ketahui sampel penulisan ini

sebanyak 102 responden. Dari data yang terkumpul pada google form

terdapat 99 responden yang tinggal di Jakarta dan 3 responden yang bukan

tinggal di Jakarta.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan metode survei, yaitu dengan

membagikan angket dan mengajukan pertanyaan kepada responden khususnya

warga Jakarta yang memiliki atau menggunakan sepatu Vans. Angket yang

disediakan bersifat pribadi dan rahasia. Survei bersifat tertutup, dan

kemungkinan jawaban sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, dan sangat

tidak setuju (Juliana, 2019).


39

Tabel 3.1 Pengukuran dan Skor Skala Likert

Keterangan Skor

Sangat Setuju Sekali(SSS) 7

Setuju Sekali(SS) 6

Setuju (S) 5

Netral (N) 4

Tidak Setuju (TS) 3

Sangat Tidak Setuju (STS) 2

Sangat Tidak Setuju Sekali (STSS) 1

3.5. Definisi Operasional dan Skala Pengukuran

Dalam penelitian ini, ada tiga variabel bebas, variabel

interverning/penghubung, dan variabel terkait. Keputusan Pembelian (Y)

adalah variabel tekait, Loyalitas Merek (Z) adalah variabel

interverning/penghubung dan variabel bebas adalah Product Quality (X1)


40

dan Brand Trust (X2). Definisi tersebut ada di Tabel 3.1 yang berisi

definisi setiap variabel, indikator, dan skala pengukuran.

3.5.1. Variabel Dependen

Sugiyono (2019), variabel terkait (Y) kadang disebut sebagai

variabel dependen dan merupakan variabel yang dipengaruhi atau

dihasilkan dari variabel independen. Keputusan Pembelian adalah variabel

dependen dalam penelitian ini.

3.5.2. Variabel Interverning

Sugiyono (2015) menyatakan bahwa variabel mediasi, atau variabel

intervening (Z), adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi

(memperlemah dan memperkuat) hubungan antara variabel independen dan

dependen. Namun, variabel ini tidak dapat diamati atau diukur. Loyalitas

merek adalah variabel yang berperan dalam penelitian ini.

3.5.3. Variabel Independen

Sugiyono (2019) mendefinisikan variabel bebas (X) sebagai

variabel yang mempengaruhi, membuat modifikasi, atau mempengaruhi

perwujudan dari variabel terikat. Penghargaan merek dan kaliber produk

adalah variabel independen (X1 dan X2, masing-masing).

3.5.4 Definisi Operasional


41

Tabel 3.2 Tabel Definisi Opernasional

No Variabel Definisi Indikator No Skala

Operasional Kuesioner

1 Kualitas Kualitas produk 1. Kinerja 1, 2, 3, 4 , Ordinal

Produk mengacu pada (performance) 5, 6, 7, 8, 9,

(X1) keseluruhan 2. Keistimewaan 10, 11, 12,

karakteristik Tambahan 13

suatu produk (Features)

yang 3. Keandalan

menggambarkan (Reliability)

kinerja produk 4. Daya tahan

yang diharapkan (Durability)

pelanggan 5. Estetika

dalam (Aeshtetics)

memenuhi dan

memuaskan

harapan David Garvin dalam

pelanggan. buku Fandy

Tjiptono (2016)

Menurut Pride

dan Ferrel

(dalam Saidani

dkk., 2013)
42

2 Kepercay Kepercayaan 1. Kepercayaan 14, 15, 16, Ordinal

aan merek (trust) 17, 18, 19,

merek merupakan 2. Dapat diandalkan 20, 21

(X2) suatu keadaan (rely)

dimana 3. Jujur (honest)

konsumen 4. Keamanan (safe)

mempercayai

suatu merek

walaupun

tingkat

risikonya tinggi,

namun Menurut Chaudhuri

ekspektasi yang dan Holbrook

tinggi juga (dalam Salma &

membawa hasil Endang 2022)

yang positif.

Menurut Kotler

& Armstrong

(2016)

3 Loyalitas Loyalitas merek 1. Penggunaan 22, 23, 24, Ordinal

Merek mengukur produk berulang 25, 26, 27,

(Z) loyalitas dan 2.Merekomendasika 28, 29, 30


43

keterikatan n merek

pelanggan 3. Komitmen

terhadap suatu terhadap merek

merek dengan 4. Kesediaan

mempertahanka membayar harga

n dan mahal

melakukan

pembelian

berulang secara

konsisten, Menurut

sehingga Chinomona,

pelanggan tidak Mahlangu dan Pooe

dapat beralih ke (Dalam Roikha,

merek lain. Arina, Andhi 2022)

Menurut

Yuliantari,

Nurhidayati, &

Sugiyah (2020)

4 Keputusa Keputusan 1. Kemantapan pada 31, 32, 33, Ordinal

n pembelian sebuah produk 34, 35, 36,

Pembelia adalah proses 2. Kebiasaan dalam 37, 38, 39,

n (Y) dimana membeli produk 40


44

konsumen 3. Memberikan

mengidentifikas rekomendasi kepada

i suatu masalah, orang lain

mencari 4. Melakukan

informasi pembelian ulang

tentang produk

atau merek

tertentu, dan

mengevaluasi

dengan tepat

setiap pilihan Menurut Kotler

untuk (2012)

memecahkan

masalah, yang

kemudian

mengarah pada

keputusan

pembelian.

Menurut

Tjiptono (2012)

3.6. Metode Analisis Data


45

Menurut Sugiyono dalam Wijoyo (2020), analisis data adalah dengan

cermat menempatkan dan mengklasifikasikan materi yang dikumpulkan

dengan membaginya ke dalam kategori, membedahnya menjadi bagian-bagian

komponennya, mensintesiskannya, dan menyusunnya menjadi pola. Namun,

prosedur deskriptif, pemeriksaan validitas, dan uji reliabilitas pada awalnya

dilakukan sebelum data dikumpulkan.

3.6.1. Metode Deskriptif Statistik

Salah satu jenis penulisan, yang dikenal dengan penulisan

deskriptif kuantitatif, berusaha menggambarkan fenomena secara

mendalam atau fakta dan ciri populasi tertentu secara sistematis, faktual,

dan akurat. Statistik deskriptif ialah yang menggunakan data

kependudukan menurut Sugiyono (2013).

3.6.2. Uji Validitas

Uji validitas menurut Sugiyono (2016) dilakukan untuk instrumen

yang memuat teks atau isi dan membandingkan isi instrumen dengan topik

yang telah diajarkan.

Untuk penulisan ini, pengolahan data dilakukan dengan menggunakan

SPSS for Windows. Metode yang digunakan dalam artikel ini adalah

analisis kuantitatif, yang memerlukan penilaian data menggunakan formula

tertentu yang ditemukan selama prosedur pengujian sebelumnya. Pada

tingkat signifikansi 0,05, instrumen tersebut valid. Dengan menggunakan

rumus r, sebagai berikut ini:


46

r XY =n ∑ xy−¿ ¿ ¿

Gambar 3.2 Rumus Uji Validitas

Keterangan:

N : Jumlah Sampel

rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan variable Y

X : Skor yang diperoleh subyek dari seluruh item

Y : Skor total yang diperoleh dari seluruh item

Kriteria pengukuran keabsahan data adalah apabila rhitung (koefisien

korelasi) lebih besar dari rtabel maka bias dikatakan

valid. Menurut Ghozali (2018) uji validitas digunakan untuk mengukur sah

atau valid tidaknya suatu kuesioner. Dasar pengambilan keputusan uji

validitas. Nilai rhitung > rtabel maka item pertanyaan di katakana valid, jika

Nilai rhitung < rtabel maka item pertanyaan dikatakan tidak valid.

3.6.3. Uji Reliabilitas

Uji indeks yang disebut uji reliabilitas menentukan seberapa besar

peralatan pengukuran dapat diandalkan atau dipercaya. Ini menunjukkan

seberapa konsisten hasil pengukuran untuk gejala yang sama ketika


47

dilakukan dua kali atau lebih. Menurut Ghozali (2016), uji reliabilitas

adalah suatu teknik penilaian suatu angket yang berfungsi sebagai

petunjuk suatu variabel atau konstruk. "Konstruk" atau "variabel"

keduanya digunakan.

Jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau

stabil dari waktu ke waktu, kuesioner dikatakan reliabel atau handal.

Dalam penelitian ini, One Shot atau pengukuran sekali saja digunakan

untuk menguji reliabilitas; pengukuran ini dilakukan hanya sekali dan

kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau diukur

hubungan antara jawaban pertanyaan. Uji statistik Cronbach Alpha

digunakan untuk mengukur reliabilitas. Suatu konstruk atau variabel

dianggap reliabel jika nilai Cronbach Alphanya lebih besar dari 0,70.

Validitas dan reliabilitas akan diuji dengan program Statistical

Product Service Solution (SPSS). Reliabilitas akan diukur dengan metode

ilmiah alpha.

3.7. Uji Asumsi Klasik

Menurut Ghozali (2017), uji asumsi klasik digunakan untuk mengevaluasi

apakah data yang digunakan dalam penelitian ini memenuhi asumsi klasik,

yaitu bahwa data berdistribusi normal, tidak menunjukkan gejala

multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas.

3.7.1. Uji Normalitas


48

Menurut Ghozali (2016), tujuan uji normalitas adalah untuk

menentukan apakah distribusi variabel penelitian normal atau tidak.

Analisis grafik digunakan untuk melakukan uji normalitas penelitian ini.

Untuk menguji normalitas data, Probability Plot adalah teknik untuk

menguji normalitas data yang berdistribusi normal (P Plot). Data yang

dikatakan berdistribusi normal apabila data atau titik-titik menyebar

disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal menjadi dasar

dalam melakukan pendugaan dengan menggunakan Probability Plot (P

Plot). Jika data atau titik menyebar dari arah garis atau tidak mengikuti

garis diagonal, maka kebalikannya disebut tidak berdistribusi normal

Ghozali (2019).

3.7.2. Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2016), uji multikolinieritas digunakan untuk

menentukan apakah ada hubungan antara variabel kualitas produk,

kepercayaan merek, dan loyalitas merek dalam persamaan regresi. Nilai

toleransi dan faktor ketidaksamaan inflasi (VIF) dapat digunakan untuk

melakukan uji multikolinearitas. Menurut Ghozali (2016), kriteria untuk

menggunakan uji multikolinearitas adalah bahwa jika nilai toleransi lebih

dari 0,1 dan nilai VIF <10, maka disimpulkan bahwa tidak ada

multikolinearitas antar variabel independen.

3.7.3. Uji Heterokedastisitas


49

Memiliki kesamaan varian dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain dalam model regresi adalah hasil yang baik dari uji

heteroskedastisitas, yang juga dikenal sebagai homoskedastisitas. Untuk

uji heteroskedastisitas, kriteria berikut digunakan untuk membuat

keputusan, jika titik-titik tidak membentuk pola yang jelas dan jika titik-

titik tersebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka

heteroskedastisitas tidak terjadi.

3.8. Uji Statistik

Uji Statistik adalah proses pengambilan keputusan mengenai sebuah

klaim terhadap populasinya. Yang artinya dalam melakukan uji hipotesis

peneliti akan menguji apakah dugaan sementara terbukti atau tidak

berdasarkan dengan data. Populasinya adalah seluruh jumlah pemilih yang

sudah ditetapkan, selanjutnya membuat pernyataan hipotesis. Tidak hanya

dinyatakan dalam Bahasa penelitian, tetapi juga harus menyatakan dalam

bahasa statistik yang disebut hipotesis statistik. Selanjutnya mengumpulkan

data-data dari pendukung melalui pengambilan sebagian data dari populasi

yang disebut sampel. Hasil dari sampelini untuk menyatakan bahwa hipotesis

terbukti atau tidak.

3.8.1 Uji t

Pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen diukur

secara parsial dengan uji t (t-test). Sugiyono (2019) menyatakan bahwa uji t

digunakan untuk menentukan kebenaran dugaan atau pertanyaan. Dengan

menggunakan metode ini, uji t pada tingkat kepercayaan atau kebenaran


50

95%. H0 ditolak dan H1 diterima jika thitung lebih besar dari ttabel dan

pada α = 5% atau tingkat signifikansi di bawah 0,05. Sebaliknya, H0

diterima dan H1 ditolak jika thitung lebih rendah dari ttabel dan pada α =

5% atau tingkat signifikansi di bawah 0,05. Uji koefisien regresi secara

parsial, atau uji t, digunakan untuk mengevaluasi pengaruh variabel bebas

secara parsial terhadap variabel terikat. Ini dilakukan dengan

membandingkan nilai thitung dan ttabel sesuai dengan rumus berikut:

Rumust tabel = t (α/2; n-k-1)

Gambar 3.3 Rumus t tabel

Keterangan :

K : Jumalah Variabel X

α : Signifikan 0,05

n : Jumlah Sampel Penelitian

1 : df Residual (Derajat Kebebasan Nilai Residual).

X−µ
Rthitung = S
√n
Gambar 3.4 Rumus t hitung

Rumus Standar deviasi:

S=
√ ∑ ( Xi−X )2
n−1
51

Keterangan :

X : rata-rata hitung

µ : rata-rata hipotesis

n : banyak data

Xi : data ke –I (I = 1,2,3…N)

S : standar deviasi.

Setiap t hasil perhitungan ini dibandingkan dengan t tabel yang

dihasilkan dengan menggunakan ambang batas signifikansi 0,05.

Persamaan regresi dianggap signifikan jika nilai t kriteria pembanding

secara signifikan lebih kecil dari 0,05. spesifikasi uji t:

1. Jika nilai thitung > ttabel dan nilai signifikan < 0,05, maka

hipotesis H1 diterima H0 ditolak.

2. Jika nilai thitung < ttabel dan nilai signifikan > 0,05, maka

hipotesis H1 ditolak H0 diterima.

3.8.2 Uji F

Jika variabel independen (independen) memiliki pengaruh gabungan

terhadap variabel dependen (tergantung), uji F akan menunjukkan hal itu.

Uji statistik F menurut Ghozali (2016) pada hakikatnya mengungkapkan

apakah semua variabel bebas, tergantung, atau bergantung satu sama lain.

Karena uji F memiliki ambang batas signifikansi 5%, uji F menunjukkan

bahwa keempat variabel independen memberikan pengaruh yang signifikan


52

terhadap variabel dependen jika tingkat signifikansinya kurang dari 0,05. Uji

F dihitung dengan rumus Ftabel :

F tabel = F (k; n-k-1)

Gambar 3.5 Rumus F tabel

Keterangan :

K : Jumlah Variabel X

n : Jumlah Sampel Penelitian

2
R /k
Fn = 2
(1−R )/(n−k−1)

Gambar 3.6 Rumus F hitung

Keterangan :

R : koefisien korelasi ganda

K : banyaknya variabel independen

n : banyaknya anggota sampel

Dasar pengambilan keputusan pengujian sebagai berikut:

1.
Jika nilai sig < 0,05 atau Fhitung > Ftabel maka terdapat
53

pengaruh variabel X secara simultan terhadap variabel Y. (H0

di tolak H1 diterima)

2.
Jika nilai sig > 0,05 atau F hitung < Ftabel maka tidak

terdapat pengaruh variabel X secara simultan terhadap

variabel Y. (H1 di tolak H0 diterima)

3.
Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F

menurut tabel. Jika nilai F hitung lebih besar dari pada nilai F

tabel, maka H0 ditolak dan menerima H1.

3.8.3. Koefisien Determinasi (R²)

Koefisien determinasi (R²), menurut Ghozali (2016), adalah ukuran

seberapa jauh kemampuan model untuk menjelaskan variasi variabel

dependen. Nilai (R²) yang kecil menunjukkan bahwa kemampuan

variabel-variabel independen sangat terbatas untuk menjelaskan variabel

dependen, dan nilai (R²) yang mendekati satu menunjukkan bahwa

variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang

diperlukan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Untuk

mengetahui besarnya koefisien determinasi, rumus berikut dapat

digunakan:

KD = r2 X 100%

Gambar 3.7 Rumus Koefisien Determinasi

Keterangan:
54

KD : Koefisien determinasi

r : Koefisien korelasi.

3.9. Analisis Jalur (Path Analysis)

Analisis jalur adalah alat analisis yang digunakan untuk membuktikan

model penelitian dan menjawab rumusan masalah. Dengan menggunakan

variabel antara, model dapat menunjukkan bagaimana variabel independen

dapat mempengaruhi variabel bebas. Jadi, menemukan semua pengaruh dan

efek tidak langsung adalah yang terpenting.

Analisis jalur, atau Path Analysis, adalah penggunaan analisis regresi

untuk memperkirakan hubungan kausalitas antar variabel (model kausal),

menurut Jung & Lee dalam Khoiriyah & Putra (2022).

Untuk mengetahui bagaimana kualitas produk dan kepercayaan merek

memengaruhi keputusan pembelian konsumen, digunakan analisis regresi

linear berganda dan analisis jalur. Analisis jalur digunakan untuk

mengetahui bagaimana hubungan antara variabel yang mempengaruhi

keputusan pembelian.
55

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

Vans ialah produk sepatu yang di produksi oleh Van Doren Rubber Co,

berdiri pada tanggal 16 Maret 1966. Pendiri Vans ialah Paul Van Doren, Sepatu

Vans berasal dari Anaheim, California. Vans merupakan salah satu produk sepatu

yang di tujukan kepada remaja baik pria maupun wanita untuk berpenampilan

fashion yang trendy. Produk ini mempunyai keunggulan untuk pelanggannya

yaitu dalam memproduksi beragam jenis model sepatu seperti Authentic, Slip-on,

Oldskool, Sk8-hi, Sk8-low, Era.

Sepatu Vans dianggap sepatu olahraga selain digunakan untuk fashion.

Karena sepatu Vans ialah sepatu skate pertama, Tony Alva dan Stacy Peralta, dua

skater, menemukan sepatu Era Vans pada tahun 1975. Ketika label "Off The

Wall" kemudian tiba, Vans mencapai puncak ketenarannya dan menjadi alas kaki
56

pilihan para skater. Vans menawarkan berbagai macam warna, termasuk merah,

hijau, hitam, baby blue, pink, dan lain-lain.

Kemasan sepatu Vans dibuat sangat tahan lama dan mudah digunakan oleh

pelanggannya sehingga sepatu tetap dalam kondisi prima. Untuk mahasiswa,

harganya juga cukup masuk akal.

4.2 Karateristik Responden

4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1

Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

1 Laki – Laki 53 53.5%

2 Perempuan 46 46.5%

Total 99 100%

Sumber : Data Primer (Diolah Penulis, 2023)

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa dengan jumlah

sampel sebanyak 99 responden diketahui jumlah responden laki-laki

sebanyak 53 orang dengan persentase sebesar 53,5%, dan responden

perempuan sebanyak 46 orang dengan persentase sebesar 46,5%. Dapat

disimpulkan bahwa responden di dalam penelitian ini didominasi oleh

responden berdasarkan jenis kelamin laki-laki.


57

4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Berikut ini karakteristik responden berlandaskan usia pengguna sepatu

vans:

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

No Usia Frekuensi Persentase

1 17 Tahun s/d 20 Tahun 5 5.1%

2 21 Tahun s/d 25 Tahun 68 68.7%

3 26 Tahun s/d 30 Tahun 25 25.3%

4 Lebih dari 30 Tahun 1 1.0%

Total 99 100%

Sumber : Data primer (Diolah Penulis, 2023)

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat dengan jumlah sampel

sebanyak 99 responden diketahui responden berdasarkan usia 17 Tahun

s/d 20 Tahun berjumlah 3 orang dengan persentase sebesar 5,1%,

responden berdasarkan usia 21 Tahun s/d 25 Tahun berjumlah 68 orang

dengan persentase sebesar 68,7%, responden berdasarkan usia 26

Tahun s/d 30 Tahun berjumlah 25 orang dengan persentase sebesar

25,3%, responden berdasarkan usia lebih dari 30 Tahun berjumlah 1

orang dengan persentase sebesar 1,0%. Dapat disimpulkan bahwa

responden di dalam penelitian ini berdasarkan usia didominasi oleh

responden berdasarkan usia 21 Tahun s/d 25 Tahun.


58

4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan pendidikan

terakhir sebagai berikut :

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Pendidikan
No Frekuensi Persentase
Terakhir

1 SMA 25 25.3%

2 DIPLOMA 3 3.0%

3 S1 71 71.7%

Total 99 100%

Sumber : Data Primer (Diolah Penulis, 2023)

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat dengan jumlah sampel

sebanyak 99 responden diketahui responden berdasarkan pendidikan

terakhir SMA berjumlah 25 orang dengan persentase sebesar 25,3%,

responden berdasarkan pendidikan terakhir DIPLOMA berjumlah 3 orang

dengan persentase sebesar 3,0%, responden berdasarkan pendidikan

terakhir S1 berjumlah 71 orang dengan presentasi sebesar 71,7%.

Disimpulkan bahwa responden di dalam penelitian ini berdasarkan

pendidikan terakhir didominasi oleh responden berdasarkan pendidikan

terakhir S1.
59

4.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Tempat Tinggal

Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan tempat tinggal,

sebagai berikut :

Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Tempat Tinggal

No Tempat Tinggal Frekuensi Persentase

1 Jakarta Barat 7 7.1%

2 Jakarta Pusat 18 18.2%

3 Jakarta Selatan 70 70.7%

4 Jakarta Timur 3 3.0%

5 Jakarta Utara 1 1.0%

Total 99 100%

Sumber: Data Primer (Diolah Penulis, 2023)

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat dengan jumlah sampel

sebanyak 99 responden diketahui responden berdasarkan tempat tinggal

di Jakarta Barat berjumlah 7 orang dengan persentase sebesar 7,1%,

responden berdasarkan tempat tinggal di Jakarta Pusat berjumlah 18

orang dengan persentase sebesar 18,2%, responden berdasarkan tempat

tinggal di Jakarta Selatan berjumlah 70 orang dengan persentase sebesar

70,7%, responden berdasarkan tempat tinggal di Jakarta Timur

berjumlah 3 orang dengan persentase sebesar 3,0%, sedangkan

responden berdasarkan tempat tinggal di Jakarta Utara berjumlah 1


60

orang dengan persentase sebesar 1.0%. Disimpulkan bahwa responden

di dalam penelitian ini berdasarkan tempat tinggal didominasi oleh

responden dengan tempat tinggal di Jakarta Selatan.

4.2.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Rata-rata Pengeluaran

dalam sebulan

Untuk mengetahui karakteristik berdasarkan rata-rata pendapatan

dalam sebulan sebagai berikut:

Tabel 4.5

Karakteristik Responden Berdasarkan Rata-Rata Pengeluaran

perbulan

No Pendapatan dalam Satu Bulan Frekuensi Persentase

1 500Ribu S/D 1JT 2 2.0%

2 1.5JT S/D 2JT 7 7.1%

3 2.5JT S/D 4JT 44 44.4%

4 4.5JT S/D 5JT 36 36.4%

5 Lebih besar dari 5JT 10 10.1%

Total 99 100%

Sumber : Data Primer (Diolah Penulis, 2023)

Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat dengan jumlah sampel

sebanyak 99 responden diketahui responden berdasarkan rata-rata

pendapatan dalam sebulan berkisar antara 5Ribu S/D 1JT berjumlah 2

orang dengan persentase sebesar 2,0%, responden berdasarkan rata-rata


61

pendapatan dalam sebulan berkisar antara 1.5JT S/D 2JT berjumlah 7

orang dengan persentase sebesar 7,1%, responden berdasarkan rata-rata

pendapatan dalam sebulan berkisar antara 2.5JT S/D 4JT berjumlah 44

orang dengan persentase sebesar 44,4%, responden berdasarkan rata-

rata pendapatan dalam sebulan berkisar antara 4.5JT S/D 5JT berjumlah

36 orang dengan persentase sebesar 36,4%, sedangkan responden

berdasarkan rata-rata pendapatan dalam sebulan lebih besar dari 5JT

berjumlah 10 orang dengan persentase sebesar 10,1%. Disimpulkan

bahwa responden di dalam penelitian ini berdasarkan rata-rata

pendapatan dalam sebulan didominasi oleh responden rata-rata

memiliki pendapatan dalam sebulan berkisar antara 2.5JT S/D 4JT.

4.2.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Untuk mengetahui karakteristik berdasarkan jenis pekerjaan sebagai

berikut:

Tabel 4.6

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan

No Jenis Pekerjaan Frekuensi Persentase

1 Belum Bekerja 1 1.0%

2 Karyawan Swasta 86 86.9%

3 Pelajar/Mahasiswa 7 7.1%

4 PNS 2 2.0

5 Wiraswasta 3 3.0
62

No Jenis Pekerjaan Frekuensi Persentase

Total 99 100%

Sumber : Data Primer (Diolah Penulis, 2023)

Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat dengan jumlah sampel

sebanyak 99 responden diketahui responden berdasarkan jenis pekerjaan

belum bekerja berjumlah 1 orang dengan persentase sebesar 1,0%,

responden berdasarkan jenis pekerjaan karyawan swasta berjumlah 86

orang dengan persentase sebesar 86,9%, selanjutnya untuk responden

berdasarkan jenis pekerjaan pelajar/mahasiswa berjumlah 7 orang dengan

persentase sebesar 7,1%, lalu responden berdasarkan jenis pekerjaan PNS

berjumlah 2 orang dengan persentase sebesar 2.0%, dan untuk responden

berdasarkan jenis pekerjaan wiraswasta berjumlah 3 orang dengan

persentase 3.0%. Disimpulkan bahwa responden di dalam penelitian ini

didominasi oleh responden berdasarkan jenis pekerjaan karyawan swasta.

4.3 Analisa Deskriptif Variabel

Tabel 4.7

Hasil Analisis Deskriptif Variabel

Descriptive Statistics

No Variabel N Minimum Maximum Mean

1 Kualitas Produk 99 58 91 69,15

2 Kepercayaan Merek 99 22 62 43,10

3 Loyalitas Merek 99 33 56 40,95

4 Keputusan 99 37 65 50,30
63

Pembelian

Sumber: Output

Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat dengan jumlah sampel sebanyak 99

responden diketahui variabel kualitas produk memiliki nilai minimum sebesar

58 dan nilai maksimum sebesar 91 dengan rata-rata sebesar 69,15 dibagi

dengan 13 pertanyaan menjadi 5,319 pembulatan 5 (Setuju), hal ini yang

berarti bahwa responden menyatakan setuju jika kualitas produk yang di

miliki oleh sepatu Vans dapat menarik keputusan pembelian konsumen.

Selanjutnya variabel kepercayaan merek memiliki nilai minimum sebesar 33

dan nilai maksimum sebesar 56 dengan rata-rata sebesar 40,95 dibagi dengan

8 pertanyaan menjadi 5,118 pembulatan 5 (Setuju), hal ini yang berarti bahwa

responden menyatakan setuju jika kepercayaan merek yang diberikan oleh

sepatu Vans dapat menarik keputusan pembelian konsumen.

Selanjutnya variabel loyalitas merek memiliki nilai minimum sebesar 22

dan nilai maksimum sebesar 62 dengan rata-rata sebesar 43,10 dibagi dengan

9 pertanyaan menjadi 4,788 pembulatan 5 (Setuju), hal ini yang berarti bahwa

responden menyatakan setuju jika loyaliyas merek yang diberikan oleh sepatu

vans dapat menarik keputusan pembelian konsumen.

Kemudian variabel keputusan pembelian memiliki nilai minimum sebesar

37 dan nilai maksimum sebesar 65 dengan rata-rata sebesar 50,30 dibagi

dengan 10 pertanyaan menjadi 5,030 pembulatan 5 (Setuju), hal ini yang

berarti bahwa responden menyatakan setuju jika kualitas produk, kepercayaan


64

merek, dan loyalitas merek dapat menarik keputusan pembelian konsumen

atas produk yang ditawarkan oleh sepatu Vans.

4.4 Validitas dan Reliabelitas Data

4.4.1. Uji Validitas Data

Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Data

Pearson’s R Tabel
No Variabel Aitem Ket.
Correlation (df = n-2)

Pernyataan 1 0,482 0,197 Valid

Pernyataan 2 0,600 0,197 Valid

Pernyataan 3 0,603 0,197 Valid

Pernyataan 4 0,599 0,197 Valid

Pernyataan 5 0,785 0,197 Valid


Kualitas
Pernyataan 6 0,751 0,197 Valid
Produk
1 Pernyataan 7 0,558 0,197 Valid
(X1)
Pernyataan 8 0,646 0,197 Valid

Pernyataan 9 0,553 0,197 Valid

Pernyataan 10 0,651 0,197 Valid

Pernyataan 11 0,790 0,197 Valid

Pernyataan 12 0,616 0,197 Valid

Pernyataan 13 0,628 0,197 Valid

2 Perceived Pernyataan 1 0,738 0,197 Valid

Value (X3) Pernyataan 2 0,649 0,197 Valid

Pernyataan 3 0,806 0,197 Valid


65

Pearson’s R Tabel
No Variabel Aitem Ket.
Correlation (df = n-2)

Pernyataan 4 0,727 0,197 Valid

Pernyataan 5 0,766 0,197 Valid

Pernyataan 6 0,735 0,197 Valid

Pernyataan 7 0,615 0,197 Valid

Pernyataan 8 0,683 0,197 Valid

Pernyataan 1 0,570 0,197 Valid

Pernyataan 2 0,792 0,197 Valid

Pernyataan 3 0,766 0,197 Valid

Pernyataan 4 0,607 0,197 Valid


Loyalitas
3 Pernyataan 5 0,814 0,197 Valid
Merek (Z)
Pernyataan 6 0,819 0,197 Valid

Pernyataan 7 0,824 0,197 Valid

Pernyataan 8 0,863 0,197 Valid

Pernyataan 9 0,845 0,197 Valid

4 Keputusan Pernyataan 1 0,467 0,197 Valid

Pembelian Pernyataan 2 0,741 0,197 Valid

(Y) Pernyataan 3 0,610 0,197 Valid

Pernyataan 4 0,669 0,197 Valid

Pernyataan 5 0,628 0,197 Valid

Pernyataan 6 0,566 0,197 Valid

Pernyataan 7 0,731 0,197 Valid

Pernyataan 8 0,803 0,197 Valid


66

Pearson’s R Tabel
No Variabel Aitem Ket.
Correlation (df = n-2)

Pernyataan 9 0,725 0,197 Valid

Pernyataan 10 0,659 0,197 Valid

Sumber: Output

Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat variabel kualitas produk (X 1) dengan

jumlah pertanyaan sebanyak 13 pertanyaan yang dicantumkan di dalam

kuesioner memiliki nila rhitung lebih besar dari nilai rtabel. Hal ini yang berarti

bahwa seluruh item pernyataan yang berjumlah 13 item pernyataan dinyatakan

valid (sah).

Selanjutnya variabel kepercayaan merek (X2) dengan jumlah pertanyaan

sebanyak 8 pertanyaan yang dicantumkan di dalam kuesioner memiliki nila

rhitung lebih besar dari nilai rtabel. Hal ini yang berarti bahwa seluruh item

pernyataan yang berjumlah 8 item pernyataan dinyatakan valid (sah).

Kemudian variabel loyalitas merek (Z) dengan jumlah pertanyaan sebanyak 9

pertanyaan yang dicantumkan di dalam kuesioner memiliki nila r hitung lebih

besar dari nilai rtabel. Hal ini yang berarti bahwa seluruh item pernyataan yang

berjumlah 9 item pernyataan dinyatakan valid (sah).

Kemudian variabel kepuasan pembelian (Y) dengan jumlah pertanyaan

sebanyak 10 pertanyaan yang dicantumkan di dalam kuesioner memiliki nila

rhitung lebih besar dari nilai rtabel. Hal ini yang berarti bahwa seluruh item

pernyataan yang berjumlah 10 item pernyataan dinyatakan valid (sah).


67

4.4.2. Uji Reliabilitas Data

Tabel 4.9

Hasil Uji Reliabilitas Data

Cronbach’ Cut off


Variabel Keterangan
s Alpha Value

Kualitas Produk (X1) 0,877 0,60 Reliabel

Kepercayaan Merek (X2) 0,863 0,60 Reliabel

Loyalitas Merek (Z) 0,912 0,60 Reliabel

Keputusan Pembelian (Y) 0,847 0,60 Reliabel

Sumber: Output

Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat hasil uji reliabilitas pada 13 pernyataan

variabel kualitas produk (X1) diketahui nilai cronbach”s alpha sebesar 0,877

> cut off value sebesar 0,60, hal ini yang berarti bahwa 5 item pernyataan

variabel kualitas produk (X1) yang digunakan di dalam kuesioner di dalam

penelitian ini dikatakan reliable (konsisten).

Selanjutnya hasil uji reliabilitas pada 8 pernyataan variabel kepercayaan

merek (X2) diketahui nilai cronbach”s alpha sebesar 0,863 > cut off value

sebesar 0,60, hal ini yang berarti bahwa 8 item pernyataan variabel

kepercayaan merek (X2) yang digunakan di dalam kuesioner di dalam

penelitian ini dikatakan reliable (konsisten).

Kemudian hasil uji reliabilitas pada 9 pernyataan variabel loyalitas merek

(Z) diketahui nilai cronbach”s alpha sebesar 0,912 > cut off value sebesar

0,60, hal ini yang berarti bahwa 9 item pernyataan variabel loyalitas merek (Z)
68

yang digunakan di dalam kuesioner di dalam penelitian ini dikatakan reliable

(konsisten).

Selanjutnya hasil uji reliabilitas pada 10 pernyataan variabel keputusan

pembelian (Y) diketahui nilai cronbach”s alpha sebesar 0,847 > cut off value

sebesar 0,60, hal ini yang berarti bahwa 10 item pernyataan variabel

keputusan pembelian (Y) yang digunakan di dalam kuesioner di dalam

penelitian ini dikatakan reliable (konsisten).

4.5 Hasil Analisis Penelitian

4.5.1 Uji Asumsi Klasik

4.5.1.1 Uji Normalitas

Sumber: Output
69

Gambar 4.1

Hasil Uji Normalitas X1, dan X2, Terhadap Z

Berdasarkan hasil uji normalitas, menunjukkan bahwa

data pada variabel kualitas produk, dan kepercayaan merek

terhadap loyalitas merek terdistribusi normal, hal tersebut dapat

dilihat pada grafik hasil uji probability plot menunjukkan bahwa

titik menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal, maka dapat disimpulkan data pada penelitian ini

dikatakan data pada variabel kualitas produk, dan kepercayaan

merek terhadap loyalitas merek berdistribusi normal.

Sumber: Output

Gambar 4.2

Hasil Uji Normalitas X1, X2, dan Z Terhadap Y


70

Berdasarkan hasil uji normalitas, menunjukkan bahwa

data pada skala kualitas produk, kepercayaan merek, dan loyalitas

merek terhadap keputusan pembelian terdistribusi normal, hal

tersebut dapat dilihat pada grafik hasil uji probability plot

menunjukan bahwa titik menyebar di sekitar garis diagonal dan

mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan data pada

penelitian ini dikatakan data pada variabel kualitas produk,

kepercayaan merek, dan loyalitas merek terhadap keputusan

pembelian berdistribusi normal.

4.5.1.2 Uji Multikolinearitas

Tabel 4.10 Hasil Uji Multikolinearitas

Collinearity Statistics
Variabel
Tolerance VIF

Kualitas Produk (X1) 0,403 2,480

Kepercayaan Merek (X2) 0,403 2,480

Sumber: Output

Tabel 4.10 di atas menunjukkan bahwa hasil uji

multikolinearitas, variabel bebas menunjukkan bahwa nilai tolerance

variabel kualitas produk (X1) sebesar 0,400 > 0,1 dan nilai VIF

sebesar 2,503 < 10, nilai tolerance variabel kepercayaan merek (X2)

sebesar 0,292 > 0,1 dan nilai VIF sebesar 3,420 < 10. Hal ini berarti

bahwa kedua nilai diatas berdasarkan teori, jika nilai tolerance lebih
71

besar dari 0,1 dan nila VIF lebih kecil dari 10 maka tidak terjadi

multikolinearitas. Sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi

multikolinearitas pada seluruh variabel bebas pada penelitian ini.

4.5.1.3 Uji Heterokedastisitas

Sumber: Output JASP 0.17

Gambar 4.3

Hasil Uji Heteroskedastisitas X1, dan X2, Terhadap Z

Gambar 4.3 di atas menunjukkan bahwa hasil uji

heteroskedastisitas menggunakan uji scatterplot dapat dilihat bahwa

titik-titik data penyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka nol,

titik-titik tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah, penyebaran

titik data tidak membentuk pola gelombang melebar kemudian

menyempit dan melebar kembali, dan penyebaran titik-titik data tidak

berpola. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah


72

heteroskedastisitas data pada variabel kualitas produk, dan

kepercayaan merek terhadap loyalitas merek dalam penelitian ini.

Sumber: Output

Gambar 4.4

Hasil Uji Heteroskedastisitas X1, X2, dan Z Terhadap Y

Gambar 4.4 di atas menunjukkan bahwa hasil uji

heteroskedastisitas menggunakan uji scatterplot dapat dilihat bahwa

titik-titik data penyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka nol,

titik-titik tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah, penyebaran

titik data tidak membentuk pola gelombang melebar kemudian

menyempit dan melebar kembali, dan penyebaran titik-titik data tidak

berpola. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah

heteroskedastisitas data pada variabel kualitas produk, kepercayaan


73

merek, dan loyalitas merek terhadap keputusan pembelian dalam

penelitian ini.

4.6. Analisis Jalur (Path Analysis)

4.6.1 Analisis Hipotesis Secara Parsial (Uji T)

Tabel 4.11

Hasil Analisis Hipotesis Secara Parsial (Uji T) X1, dan X2, Terhadap Z

Coefficients
Variabel
Standardized t Sig.

Kualitas Produk (X1) -0,114 -0,933 0,032

Kepercayaan Merek (X2) 0,735 6,031 0,000

Sumber: Output

Sebelum melakukan pengujian terhadap uji t, terlebih dahulu

diketahui nilai tabel t dengan mencari nilai signifikansi dan nilai deegre of

freedom (df). Dengan rumus sebagai berikut; 𝒕𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 = t (α/2; n-k-1) = t

(0,05/2; 99-2-1) = t (0,025; 96 (df)), sehingga diperoleh nilai 𝒕𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 = 1.984.

Berdasarkan tabel 4.11 dapat dilihat hasil uji output regresi

variabel kualitas produk, dan kepercayaan merek terhadap loyalitas

merek, pada tabel coefficient dapat diketahui bahwa nilai signifikansi dari

variabel kualitas produk (X1) sebesar 0,032 < 0,05, dan nilai t hitung

sebesar -0,933 < nilai t tabel sebesar 1,984. Hal ini menunjukkan bahwa

kualitas produk (X1) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap variabel

loyalitas merek (Z), sehingga menerima H1 dan menolak H0.


74

Selanjutnya, nilai signifikansi dari variabel kepercayaan merek

(X2) sebesar 0,000 < 0,05, dan nilai t hitung sebesar 6,031 > nilai t tabel

sebesar 1,984. Hal ini yang berarti regresi variabel Promosi (X 2)

berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel loyalitas merek (Z).

Sehingga menerima H1 dan menolak H0.

e I = 0,609
Kualitas
Produk

(X1)
-0,114 Loyalitas
Merek
Kepercayaan
(Z)
Merek 0,735

(X2)

Gambar 4.5

Diagram jalur Sub I X1, X2, Terhadap Z

e 1 = √(1−0,629)= 0,609

Catatan: 0,629 adalah nilai R Square X1, dan X2, terhadap Z

Persamaan jalur X1, dan X2, terhadap Z

Z = PZX1 + PZX2 + e I = -0,114 + 0,735 + 0,609

Tabel 4.12

Hasil Analisis Hipotesis Secara Parsial (Uji T) X1, X2, dan Z Terhadap Y
75

Coefficients
Variabel
Standardized t Sig.

Kualitas Produk (X1) 0,234 2,371 0,020

Kepercayaan Merek (X2) 0,205 1,775 0,079

Loyalitas Merek (Z) 0,479 5,812 0,000

Sumber: Output

Berdasarkan tabel 4.12 dapat dilihat hasil uji output regresi

variabel kualitas produk, kepercayaan merek, dan loyalitas merek terhadap

Keputusan pembelian, pada tabel coefficient dapat diketahui bahwa nilai

signifikansi dari variabel kualitas produk (X 1) sebesar 0,020 < 0,05, dan

nilai t hitung sebesar 2,371 > nilai t tabel sebesar 1,984. Hal ini yang

berarti regresi pada variabel kualitas produk (X 1) berpengaruh positif dan

signifikan terhadap variabel keputusan pembelian (Y), sehingga menerima

H1 dan menolak H0.

Selanjutnya, nilai signifikansi dari variabel kepercayaan merek

(X2) sebesar 0,079 > 0,05, dan nilai t hitung sebesar 1,775 < nilai t tabel

sebesar 1,984. Hal ini yang berarti regresi pada variabel kepercayaan

merek (X2) tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel keputusan

pembelian (Y). Sehingga menolak H1 dan menerima H0.

Kemudian, nilai signifikansi dari variabel loyalitas merek (Z)

sebesar 0,000 < 0,05, dan nilai t hitung sebesar 5,812 > nilai t tabel sebesar

1,984. Hal ini yang berarti regresi pada variabel loyalitas merek (Z)
76

berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel keputusan pembelian

(Y). Sehingga menerima H1 dan menolak H0.

Gambar 4.6

Diagram jalur Sub II X1, X2, dan Z Terhadap Y

e 1 = √ (1−0,497)= 0,709

Catatan: 0,497 adalah nilai R Square X1, X2, dan Z terhadap Y

Persamaan jalur X1, X2, X3, dan Z terhadap Y

Y = PYX1 + PYX2 + PYZ + e II

= 0,234 + 0,205 + 0,479 + 0,709

Perhitungan pengaruh variabel kualitas produk (X1),

dan kepercayaan merek (X2), terhadap keputusan pembelian

(Y) dengan loyalitas merek (Z) sebagai variabel intervening,

yaitu sebagai berikut;

1. Pengaruh langsung sebagai berikut:

a. Pengaruh kualitas produk terhadap loyalitas merek

X1 → Z = -0,114

Diperoleh besarnya pengaruh kualitas produk terhadap

loyalitas merek adalah -0,114


77

b. Pengaruh kepercayaan merek terhadap loyalitas merek

X2 → Z = 0,735

Diperoleh besarnya pengaruh kepercayaan merek

terhadap loyalitas merek adalah 0,735

c. Pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian

X1 → Y = 0,234

Diperoleh besarnya pengaruh kualitas produk terhadap keputusan

pembelian adalah 0,234

d. Pengaruh kepercayaan merek terhadap keputusan

pembelian

X2 → Y = 0,205

Diperoleh besarnya pengaruh kepercayaan merek

terhadap keputusan pembelian adalah 0,205

e. Pengaruh loyalitas merek terhadap keputusan pembelian

Z → Y = 0,479

Diperoleh besarnya pengaruh loyalitas merek terhadap

keputusan pembelian adalah 0,497

2. Pengaruh tidak langsung

a. Pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian

melalui loyalitas merek

X1 → Z → Y = -0,114 x 0,234 = -0,0266


78

Diperoleh besarnya pengaruh kualitas produk terhadap

keputusan pembelian melalui loyalitas merek adalah

-0,0266

b. Pengaruh kepercayaan merek terhadap keputusan

pembelian melalui loyalitas merek

X2 → Z → Y = 0,735 x 0,205 = 0,1506

Diperoleh besarnya pengaruh kepercayaan merek

terhadap keputusan pembelian melalui loyalitas merek

adalah 0,1506

3. Pengaruh total

a. Pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian

melalui loyalitas merek

X1 → Z → Y = -0,114 + 0,234 = 0,12

Diperoleh besarnya pengaruh kualitas produk terhadap

keputusan pembelian melalui loyalitas merek adalah 0,12

b. Pengaruh kepercayaan merek terhadap keputusan

pembelian melalui loyalitas merek

X2 → Z → Y = 0,735 + 0,205 = 0,94

Diperoleh besarnya pengaruh kepercayaan merek

terhadap keputusan pembelian melalui loyalitas merek

adalah 0,94
79

Gambar 0.7

Diagram Jalur Pengaruh Total

4.6.2 Analisis Hipotesis Secara Simultan (Uji F)

Tabel 4.13

Hasil Analisis Hipotesis Secara Simultan (Uji F) X1, dan X2, Terhadap Z

ANOVA
Variabel
F Sig.

Kualitas Produk

(X1), dan

Kepercayaan
35,409 0,000
Merek (X2)

Terhadap loyalitas

merek (Z)

Sumber: Output SPSS 25


80

Sebelum melakukan pengujian terhadap uji F, terlebih dahulu

diketahui nilai tabel F dengan mencari nilai signifikansi dan nilai deegre of

freedom (df). Dengan rumus sebagai berikut; 𝑭𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 = F (k; n-k-1) = F (2;

99-3-1) = F (2; 96 (df)), sehingga diperoleh nilai 𝑭𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 = 3,09.

Hasil uji F pada tabel 4.13 di atas diketahui nilai signifikansi untuk

pengaruh variabel kualitas produk (X1), dan variabel kepercayaan merek

(X2), secara simultan (bersamaan) terhadap variabel loyalitas merek (Z)

adalah sebesar 0,000 < 0,05 dan nilai Fhitung 35,409 > Ftabel 3,09.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif dan

signifikan variabel kualitas produk (X1), dan variabel kepercayaan merek

(X2) terhadap variabel loyalitas merek (Z). Sehingga menerima hipotesis

H1 dan menolak hipotesis H0.

Tabel 4.14

Hasil Analisis Hipotesis Secara Simultan (Uji F) X1, X2, dan Z Terhadap Y

ANOVA
Variabel
F Sig.

Kualitas Produk 53,750 0,000


81

ANOVA
Variabel
F Sig.

(X1), Kepercayaan

Merek (X2), dan

Loyalitas Merek

(Z) Terhadap

Keputusan

Pembelian (Y)

Sumber: Output SPSS 25

Hasil uji F pada tabel 4.14 di atas diketahui nilai signifikansi untuk

pengaruh variabel kualitas produk (X 1), variabel kepercayaan merek (X 2),

dan loyalitas merek (Z) secara simultan (bersamaan) terhadap variabel

keputusan pembelian (Y) adalah sebesar 0,000 < 0,05 dan nilai Fhitung

53,750 > Ftabel 3,09. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat

pengaruh positif dan signifikan pada variabel kualitas produk (X1),

variabel kepercayaan merek (X2), dan loyalitas merek (Z) terhadap

variabel Keputusan pembelian (Y). Sehingga menerima hipotesis H1 dan

menolak hipotesis H0.

4.6.3 Uji Koefesien Determinasi (R2)

Tabel 4.15

Hasil Uji Koefesien Determinasi (R2) X1, X2 terhadap Z


82

Model

Variabel Summary

R Square

Kualitas Produk (X1), dan

Kepercayaan Merek (X2)


0,425
Terhadap loyalitas merek

(Z)

Sumber: Output SPSS 25

Berdasarkan tabel 4.15 dapat dilihat nilai R Square sebesar 0,425

hal ini yang berarti variabel kualitas produk (X1), dan variabel

kepercayaan merek (X2) mampu menjelaskan variasi variabel loyalitas

merek (Z) sebesar 42,5%, sisanya sebesar 57,5% dijelaskan faktor atau

variabel lain diluar model penelitian ini.

Tabel 4.16

Hasil Uji Koefesien Determinasi (R2) X1, X2 dan Z terhadap Y


83

Model

Variabel Summary

R Square

Kualitas Produk (X1),

Kepercayaan Merek (X2),

dan Loyalitas Merek (Z) 0,629

Terhadap Keputusan

Pembelian (Y)

Sumber: Output SPSS 25

Berdasarkan tabel 4.19 dapat dilihat nilai R Square sebesar 0,629

hal ini yang berarti variabel kualitas produk (X 1), variabel kepercayaan

merek (X2), dan loyalitas konsumen (Z) mampu menjelaskan variasi

variabel keputusan pembelian (Y) sebesar 62,9%, sisanya sebesar 37,1%

dijelaskan faktor atau variabel lain diluar model penelitian ini.

Tabel 4.17

Hubungan Langsung dan Tidak Langsung Antar Variabel


84

No Hipotesis Keputusan Kesimpulan

1 Pengaruh Kualitas Berpengaruh

Produk (X1) Terhadap H0 ditolak langsung dan

Loyalitas Merek (Z) H1 diterima signifikan

2 Pengaruh Kepercayaan Berpengaruh

Merek (X2) Terhadap H0 ditolak langsung dan

Loyalitas Merek (Z) H1 diterima signifikan

3 Pengaruh Kualitas Berpengaruh

Produk (X1) Terhadap H0 ditolak langsung dan

Keputusan Pembelian H1 diterima signifikan

(Y)

4 Pengaruh Kepercayaan Tidak

Merek (X2) Terhadap H0 diterima berpengaruh

Keputusan Pembelian H1 ditolak langsung dan

(Y) tidak signifikan

5 Pengaruh Loyalitas Berpengaruh

Merek (Z) Terhadap H0 ditolak langsung dan

Keputusan Pembelian H1 diterima tidak signifikan

(Y)

6 Pengaruh Kualitas Berpengaruh

Produk (X1) Terhadap H0 ditolak langsung dan

Keputusan Pembelian H1 diterima signifikan

(Y) Melalui Loyalitas


85

No Hipotesis Keputusan Kesimpulan

Merek (Z)

7 Pengaruh Kepercayan Berpengaruh

Merek (X2) Terhadap H0 ditolak langsung dan

Keputusan Pembelian H1 diterima signifikan

(Y) Melalui Loyalitas

Merek (Z)

1.7. Pembahasan

1.7.1. Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Loyalitas Merek

Pengaruh Kualitas Produk (X1) Terhadap Loyalitas Merek (Z)

dalam perhitungan menunjukkan t hitung penelitian sebesar -0,933

yang dimana lebih besar dari nilai t tabel sebesar 1,984, maka

keputusannya adalah H0 ditolak dan H1 diterima, artinya terdapat

hubungan linear antara kedua variabel tersebut. Karena adanya

hubungan linear antara kedua variabel tersebut, kualitas produk

(X1) mempengaruhi variabel loyalitas merek (Z). Besarnya

pengaruh variabel pengaruh Kualitas Produk (X1) Terhadap

Loyalitas Merek (Z) dapat diketahui dari nilai koefisien beta yaitu

sebesar -0,114. Pengaruh kedua variabel tersebut signifikan karena

nilai signifikansi dari hasil perhitungan tertera 0,032 < 0,05.

Pelanggan dapat menjadi loyal apabila merasa puas dengan suatu

barang atau jasa. Apabila kualitas produk sudah baik dan


86

berkualitas tinggi akan membuat pelanggan melakukan repeat

order terhadap sepatu Vans.

1.7.2. Pengaruh Kepercayaan Merek Terhadap Loyalitas Merek

Pengaruh kepercayaan merek (X2) terhadap loyalitas merek (Z)

dalam perhitungan menunjukkan thitung sebesar 6,031 yang

dimana lebih besar dari nilai ttabel sebesar 1,984, maka

keputusannya adalah H0 ditolak dan H1 diterima, artinya terdapat

hubungan linear antara kedua variabel tersebut. Karena adanya

hubungan linear antara kedua variabel tersebut, kepercayaan merek

(X2) mempengaruhi variabel loyalitas merek (Z). Besarnya

pengaruh variabel pengaruh Kualitas Produk (X1) Terhadap

Loyalitas Merek (Z) dapat diketahui dari nilai koefisien beta yaitu

sebesar 0,735. Pengaruh kedua variabel tersebut signifikan karena

nilai signifikansi dari hasil perhitungan tertera 0,000 < 0,05.

Loyalitas pelanggan terhadap merek tertentu sangat dipengaruhi

oleh kepercayaan merek. Mempertahankan kepercayaan dari waktu

ke waktu akan menghasilkan loyalitas. Karena loyalitas merek

terhadap suatu merek hanya dapat dinilai dengan memiliki

kepercayaan pelanggan terhadap suatu merek, produsen harus

dapat membangun kepercayaan pelanggan terhadap suatu produk

atau jasa. Untuk meningkatkan kepercayaan merek dan loyalitas

pelanggan, pembeli perlu percaya bahwa produk baru dibuat oleh

perusahaan yang sama dengan merek yang mereka kenal saat ini.
87

1.7.3. Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian

Pengaruh kualitas produk (X1) terhadap keputusan pembelian

(Y) dalam perhitungan menunjukkan t hitung sebesar 2,371 yang

dimana lebih besar dari nilai t tabel sebesar 1,984, maka

keputusannya adalah H0 ditolak dan H1 diterima, artinya terdapat

hubungan linear antara kedua variabel tersebut. Karena adanya

hubungan linear antara kedua variabel tersebut, kualitas produk

(X1) mempengaruhi variabel keputusan pembelian (Y). Besarnya

pengaruh variabel pengaruh pengaruh kualitas produk (X1)

terhadap keputusan pembelian (Y) dapat diketahui dari nilai

koefisien beta yaitu sebesar 0,234. Pengaruh kedua variabel

tersebut signifikan karena nilai signifikansi dari hasil perhitungan

tertera 0,020 < 0,05.

Kualitas Produk menentukan seberapa lama produk bertahan di

pasaran. Konsumen tidak selalu dipengaruhi oleh kualitas produk

ketika mereka memilih untuk membeli barang dengan harga

murah. Agar produknya laku keras dipasaran, produsen harus dapat

memberikan produk berkualitas tinggi dengan harga yang dapat

bersaing.

Hasil ini sejalan dengan penelitian terdahulu oleh Hutami et al.

(2021) menemukan bahwa kualitas citra merk, kepercayaan merk,

dan kualitas produk secara signifikan memengaruhi pilihan

konsumen untuk membeli sepatu olahraga merk specs.


88

1.7.4. Pengaruh Kepercayaan Merek Terhadap Keputusan

Pembelian

Pengaruh kepercayaan merek (X2) Terhadap Keputusan

Pembelian (Y) dalam perhitungan menunjukkan t hitung penelitian

1,775 yang dimana lebih kecil dari nilai t tabel 1,984, maka

keputusannya adalah H0 diterima dan H1 ditolak, artinya tidak

terdapat hubungan linear antara kedua variabel tersebut. Karena

tidak adanya hubungan linear antara kedua variabel tersebut,

kepercayaan merek (X2) tidak mempengaruhi variabel keputusan

pembelian (Y). Besarnya pengaruh variabel kepercayaan merek

(X2) dengan variabel keputusan pembelian (Y) dapat diketahui dari

nilai koefisien beta yaitu sebesar 0,205. Pengaruh kedua variabel

tersebut tidak signifikan karena nilai signifikansi dari hasil

perhitungan tertera 0,830 > 0,05.

Hal ini tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya oleh Hutami,

dkk. (2021) yang menemukan bahwa kepercayaan merek

berpengaruh signifikan terhadap keputusan pelanggan untuk

membeli sepatu olahraga bermerek.

1.7.5. Pengaruh Loyalitas Merek Terhadap Keputusan Pembelian

Pengaruh loyalitas merek (Z) terhadap keputusan pembelian (Y)

dalam perhitungan menunjukkan t hitung sebesar 5,812 yang

dimana lebih besar dari nilai t tabel sebesar 1,984, maka


89

keputusannya adalah H0 ditolak dan H1 diterima, artinya terdapat

hubungan linear antara kedua variabel tersebut. Karena adanya

hubungan linear antara kedua variabel tersebut, loyalitas merek (Z)

mempengaruhi variabel keputusan pembelian (Y). Besarnya

pengaruh loyalitas merek (Z) terhadap keputusan pembelian (Y)

dapat diketahui dari nilai koefisien beta yaitu sebesar 0,479.

Pengaruh kedua variabel tersebut signifikan karena nilai

signifikansi dari hasil perhitungan tertera 0,000 < 0,05.

Hasil ini menunjukkan bahwa sepatu Vans harus memenuhi

harapan pelanggan atau calon pembeli agar mereka mau

membelinya lagi. Ini menunjukkan bahwa produk Vans

menciptakan loyalitas pelanggan yang signifikan. Sesuai dengan

teori Lau dan Lee (dalam Fauziyah 2016), kepercayaan konsumen

terhadap produk separu vans menghasilkan rasa loyalitas yang

tinggi di dalam diri konsumen. Rasa loyalitas terhadap merk akan

membuat pelanggan kembali membeli sesuatu. Tingkat loyalitas

pelanggan dapat diukur mulai dari timbulnya kesukaan terhadap

produk sampai kepercayaan terhadap produk tersebut. Loyalitas

pelanggan berawal dari penilaian pelanggan terhadap produk,

apakah produk yang dijual oleh Vans memenuhi ekspektasi, dan

penilaian pelanggan terhadap produk Vans menimbulkan rasa

kepuasan bagi pelanggan. Oleh karena itu, apabila loyalitas


90

pelanggan meningkat, keputusan pembelian konsumen juga akan

meningkat.

Temuan ini sejalan dengan Siska (2018) yang menyatakan

bahwa kesetiaan merek memengaruhi keputusan pembelian.

1.7.6. Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian

Melalui Loyalitas Merek

Berdasarkan hasil dari uji F nilai signifikansi untuk pengaruh

kualitas produk (X1) terhadap keputusan pembelian (Y) melalui

loyalitas merek (Z) adalah 0,000 lebih kecil dari 0,05, dan Fhitung

memiliki nilai 35,409 > Ftabel 3,09, dengan nilai koefisien mediasi

sebesar 0,425 hal tersebut membuktikan bahwa H0 ditolak dan H1

diterima. Artinya terdapat pengaruh signifikan kualitas produk

terhadap keputusan pembelian melalui loyalitas merek.

1.7.7. Pengaruh Kepercayan Merek Terhadap Keputusan Pembelian

Melalui Loyalitas Merek

Berdasarkan hasil dari uji F nilai signifikansi untuk pengaruh

kualitas kepercayaan merek (X2) terhadap keputusan pembelian (Y)

melalui loyalitas merek (Z) adalah 0,000 lebih kecil dari 0,05, dan

Fhitung memiliki nilai 53,750 > Ftabel 3,09, dengan nilai koefisien

mediasi sebesar 0,629


91

hal tersebut membuktikan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima.

Artinya terdapat pengaruh signifikan kualitas kepercayaan merek

terhadap keputusan pembelian melalui loyalitas merek.

Seiring kepercayaan merek tumbuh, loyalitas pelanggan akan

meningkat. Sepatu Vans sudah dipercaya oleh pelanggan, sehingga

apabila produsen sepatu vans mengeluarkan barang terbaru,

pelanggan sudah yakin bahwa produk tersebut akan memiliki kualitas

yang sama atau lebih bagus lagi dibandingkan produk yang sudah

ada. Tidak hanya itu, produk yang dihasilkan oleh produsen sepatu

vans merupakan produk yang mengikuti trends, terutama untuk

golongan muda. Dengan adanya kepercayaan tersebut maka

pelanggan akan langsung membeli produk tersebut. Sehingga, bisnis

harus bekerja keras untuk menjaga kepercayaan dan kepuasan

kliennya. Pelanggan yang senang dengan pembelian mereka lebih

cenderung melakukan lebih banyak pembelian dan pada akhirnya

dapat menjadi klien setia. Memiliki pelanggan yang loyal tentu akan

sangat membantu bisnis.


92

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Hasil penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh kualitas produk dan kepercayaan

merk terhadap keputusan pembelian dengan loyalitas sebagai variabel mediasi pada pelanggan

sepatu vans di Jakarta, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Kualitas produk mempengaruhi secara parsial kepada loyalitas merek produk vans di

Jakarta.

2. Kepercayaan merek mempengaruhi secara parsial kepada loyalitas merek produk vans di

Jakarta.

3. Kualitas produk mempengaruhi secara parsial kepada keputusan pembelian produk vans

di Jakarta.

4. Kepercayaan merek tidak mempengaruhi secara parsial kepada keputusan pembelian

produk vans di Jakarta.

5. Loyalitas merek mempengaruhi secara parsial kepada keputusan pembelian produk vans

di Jakarta.

6. Kualitas produk mempengaruhi signifikan kepada keputusan pembelian melalui loyalitas

merek sebagai variabel intervening produk vans di Jakarta.

7. Kepercayaan merek mempengaruhi signifikan terhadap keputusan pembelian melalui

loyalitas merek sebagai variabel intervening produk vans di Jakarta.


93

5.2 Saran

Berdasarkan analisis dan pembahasan, maka saran yang dapat diajukan adalah sebagai

berikut:

1. Produsen sepatu Vans harus meningkatkan kualitas produk mereka agar pelanggan lebih

puas dan meningkatkan loyalitas merek. Produk berkualitas tinggi dapat membantu

mempertahankan pelanggan lama dan menarik pelanggan baru. Selain itu, penting untuk

memperhatikan kepercayaan merek Vans, ciri khas yang membedakan produk dari

produk lain. Pelanggan akan merasa sangat puas dan akan kembali membeli produk

karena kepercayaan merek yang baik.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Untuk kemajuan penulisan di masa depan, temuan ini dapat berfungsi sebagai sumber

inspirasi dan wawasan. Di luar kualitas produk, kepercayaan merek, dan loyalitas,

penulis masa depan diperkirakan akan menciptakan karakteristik yang lebih luas yang

memengaruhi keputusan pembelian. Penulis masa depan disarankan untuk memperluas

wilayah studi mereka untuk mengoptimalkan temuan mereka, daripada membatasi diri

di wilayah Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai