Anda di halaman 1dari 57

Laporan Tugas Akhir PERANCANGAN PROMOSI SEPATU CONVERSE DI INDONESIA

DK 38315 / Tugas Akhir Semester II 2012-2013

Oleh : Rully Kurnia Suandana NIM 51909069 Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG 2013

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN..i LEMBAR PENYERAHAN HAK EKSKLUSIF....ii LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS...iii KATA PENGANTARiv ABSTRAK.......v ABSTRACT.vi DAFTAR ISI.vii DAFTAR GAMBAR..ix DAFTAR TABEL...xi Bab I Pendahuluan.......1 1.1 Latar Belakang Masalah.......1 1.2 Identifikasi Masalah.....4 1.3 Rumusan Masalah....4 1.4 Batasan Masalah..4 1.5 Tujuan Perancangan.....4 Bab II Promosi Sepatu Converse di Indonesia5 2.1 Sepatu Converse...............5 2.2 Original...13 2.3 Palsu (Fake)14 2.4 Harga (Price)...15 2.5 Perbedaan Sepatu Converse Original dengan Palsu...17 2.6 Fakta Tentang Produk Palsu....20 2.7 Komunitas...22 2.8 Tempat (Place)....25 2.9 Promosi (Promotion)...26 2.10 Definisi Event..29 2.11 Analisis Target Market....29 2.12 Objek Permasalahan.....30
vii

2.13 Pemecahan masalah30 Bab III Strategi Perancangan dan Konsep Visual ..32 3.1 Strategi Perancangan...32 3.1.1 3.1.2 3.1.3 Pendekatan Komunikasi..32 Strategi Kreatif....36 Strategi Media.....36 Format Desain.39 Tata Letak...40 Tipografi..40 Ilustrasi....42 Warna..43

3.2 Konsep Visual.....39 3.2.1 3.2.2 3.2.3 3.2.4 3.2.5

Bab IV Teknis Produksi Media..44 4.1 Material Produksi...44 4.2 Teknis Produksi..45 DAFTAR PUSTAKA52 LAMPIRAN..53 DAFTAR RIWAYAT HIDUP.63

viii

Kata Pengantar
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini dengan baik dan alhamdulillah tepat pada waktunya. Besar harapan penulis agar laporan tugas akhir ini dapat membantu dan memberikan manfaat bagi pihak yang terkait. Laporan tugas akhir ini berisikan tentang sejarah, jenis produk, harga produk hingga distribusi produk sepatu Converse di Indonesia serta informasi lain yang lebih utama yaitu perbedaan karakteristik antara sepatu Converse original dengan produk palsu serta tahapan siklus hidup produk, diharapkan dapat memberikan informasi secara menyeluruh kepada pembaca. Penulis menyadari bahwa laporan tugas akhir ini masih jauh dari sempurna, hal ini disebabkan terbatasnya kemampuan, pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki, namun demikian banyak pula pihak yang telah membantu dengan menyediakan dokumen atau sumber informasi, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan laporan tugas akhir ini. Akhir kata, penulis sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan aktif dalam penyusunan laporan tugas akhir ini dari awal hingga akhir. Bandung, Agustus 2013

Penulis

iv

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Proses perkembangan zaman yang ditandai dengan pertukaran budaya dari luar daerah hingga negara, menjadi salah satu alasan dalam kreativitas dunia fashion. Gaya populer atau fashion yang dihasilkan akan menjadi sebuah identitas budaya dari negara tersebut. Fashion dapat menunjukkan kelas sosial mereka di masyarakat. Seolah fashion telah menjadi bagian dari gaya hidup dan status sosial mereka dalam pergaulan. Menurut Walker dalam buku Desain, Sejarah, Budaya (2010:182) menyatakan bahwa, mereka menempatkan gaya dalam hidup dan kebiasaan kelompok sosial khusus serta mempertimbangkan fungsi sosialnya. Hal ini dapat menjelaskan bahwa, orang-orang kini tidak hanya memakai sesuatu yang dipakainya dalam bentuk busana dan sebagainya, yang dimulai dari ujung rambut hingga ujung kaki dalam bentuk kenyamanan serta fungsinya, namun melihat dari segi desain serta gaya yang akan dihasilkannya. Demikian pula akan terlihat status sosial orang-orang yang terlibat didalamnya. Converse merupakan salah satu merek dagang perusahaan sepatu asal Amerika yang pertama kali memulai produksinya pada tahun 1908. Pada perkembangannya muncul saat sepatu Converse dipakai oleh sebuah grup band yang sedang tenar pada tahun 1987 bernama Nirvana. Salah seorang personelnya yaitu almarhum Kurt Cobain menjadi acuan dalam trend fashion bagi para remaja pada zamannya. Dengan memakai kemeja flannel dan sepatu Converse serta tampilan yang cuek terlihat liar seolah telah menjadi ciri khas dari seseorang dari aliran musik Grunge. Namun dengan seiring berkembangnya zaman, trend fashion tersebut meredup saat Kurt Cobain wafat pada tahun 1994. Awalnya pada tahun 1930 Converse menguasai pasar sepatu hingga sampai tahun 1990. Namun pada tahun 1990 Converse menjadi kurang populer, hal tersebut disebabkan semakin ketatnya persaingan dalam bidang yang sejenis. Nike merupakan salah satu pesaing berat Converse, meskipun pihak Converse mencoba mengeluarkan lebih banyak varietas dengan gaya yang berbeda, pihak Converse tetap mengalami kerugian. Hal tersebut mendorong pihak Converse untuk menjual sebagian besar sahamnya kepada Nike, dengan alasan ingin mempertahankan

keberadaan Converse dimata konsumen. Ketika Converse dibeli oleh Nike pada tahun 2003 dan operasi produksi dipindahkan dari Amerika Serikat menuju kawasan Asia. Pada saat itu pula terlihat jelas perubahan desain pada sebagian sepatu Converse. Kini Converse tercatat sebagai salah satu ikon merek dagang paling legendaris di dunia dan merupakan salah satu brand yang memiliki spesialisasi dalam pembuatan sepatu yang terbuat dari kanvas. Keberadaan sepatu Converse di Indonesia dinilai cukup besar, hal tersebut terlihat dengan dibangunnya 2 (dua) buah pabrik tempat pendistribusian sepatu Converse yang tepatnya berada di daerah Tangerang dan Sukabumi. Seiring berjalannya waktu peningkatan penjualan di Indonesia kurang terlihat adanya pertumbuhan. Hal ini terjadi ketika munculnya produk palsu, memanfaatkan dari segi harga yang lebih terjangkau serta segi efektivitas sepatu Converse dapat dipakai baik oleh wanita maupun pria dan dapat dipadukan dengan berbagai gaya busana. Semakin menjamurnya produk sepatu Converse palsu telah menjadikan ancaman serius bagi perusahaan yang berimbas pada penjualan. Para produsen memanfaatkan kesempatan tersebut untuk meraih

keuntungan materi tanpa memikirkan keberlangsungan hidup produk sepatu Converse. PT Mitra Adi Perkasa merupakan perusahaan pemegang lisensi serta distributor sepatu Converse di Indonesia. Berikut data laporan keuangan sepatu Converse:

Gambar I.1 Laporan Keuangan PT MAP Tbk

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dan simpulkan bahwa, mulai dari periode tahun 2009 yang berlangsung selama 12 bulan hingga memasuki akhir tahun 2010 sepatu Converse tidak mengalami peningkatan penerimaan penjualan dan masih berada pada angka 4%, meski akhirnya pada 2 tahun setelahnya mengalami peningkatan 2%, namun pada 1 tahun kemudian yaitu tahun 2013 tidak terjadi peningkatan meski belum memasuki akhir tahun. Kesimpulan tersebut menunjukkan bahwa sepatu Converse mengalami stagnasi atau lambat pada proses penjualan. Dengan begitu, dalam mengantisipasi agar tidak semakin terkikis oleh produk palsu, maka diperlukan promosi yang efektif guna mengurangi intensitas produk palsu hingga meningkatkan penjualan sepatu Converse original serta memberikan pengaruh positif bahwa sepatu Converse original merupakan produk dengan kualitas menjanjikan yang bertahan lama. Sehingga penelitian tugas akhir ini diberi judul, Perancangan Promosi Sepatu Converse di Indonesia. I.2 Identifikasi Masalah Dalam hal ini dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut : Kurangnya promosi yang menginformasikan perbedaan antara produk original dengan produk palsu. Menghambat laju penjualan. Menurunnya citra sepatu Converse original dengan adanya produk palsu sepatu Converse. I.3 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan diatas, maka subjek penelitian dirumuskan pada : 1. Bagaimana merancang promosi untuk mengurangi jumlah produk palsu dalam meningkatkan penjualan? I.4 Batasan Masalah Dalam kaitannya dengan batasan masalah, maka pembahasan dapat dibatasi mengenai promosi sepatu Converse original dalam sebuah event yang menginformasikan perbedaan sepatu Converse original dengan produk palsu yang melibatkan langsung target audien, bertujuan untuk meningkatkan penjualan serta

merancang konsep promosi event tersebut dalam lingkup desain komunikasi visual hingga berbentuk sebuah karya sebagai hasil akhirnya. I.5 Tujuan Perancangan Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah diatas maka tujuan dari perancangan ini adalah untuk menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk serta mengingatkan pelangggan mengenai perbedaan sepatu Converse original dan produk palsu berdasarkan material bahan yang digunakan produk Converse yang didesain proporsional sesuai dengan bentuk ukuran kaki. Kemudian memberikan informasi tentang siklus hidup produk yang dimiliki oleh sepatu Converse berdasarkan tahapan-tahapan seperti : Tahap Perkenalan (introduction) Tahap Pertumbuhan (growth) Tahap Kedewasaan/Kematangan (maturity) Tahap Penurunan (decline)

Sehingga dalam hal ini dapat diketahui strategi penetapan posisi dan perusahaan dalam mengikuti alur pasar dan pesaing yang dapat berubah sepanjang waktu serta dengan tahapan-tahapan tersebut, dapat terlihat produk sepatu Converse berada diantara salah satu tahapan-tahapan diatas. Pada suatu titik tingkat tahapan tersebut,dapat diambil sebuah solusi untuk terus meningkatkan penjualan serta mempertahankan pangsa pasar sebagai market leader.

BAB II PROMOSI SEPATU CONVERSE DI INDONESIA II.1 Sejarah Converse Sepatu Converse adalah produk buatan asal Amerika. Converse Rubber Company dibuka pada tahun 1908 oleh Marquis M. Converse, di Massachusetts. Sebelumnya pada usia 30-an, Marquis M memiliki beberapa pengalaman dan salah satunya sebagai manajer di sebuah perusahaan manufaktur. Awalnya, Converse hanya membuat galoshes (pelindung alas kaki) dan sepatu musiman. Sembilan tahun kemudian, Marquis M memutuskan untuk membuat sepatu

atletik, agar mereka dapat terus-menerus produksi hingga beberapa tahun kedepan. Dengan semakin meningkatnya popularitas olahraga basket, perusahaan Converse merancang sebuah sepatu bagi para atlet basket. Chuck Taylor adalah seorang atlet basket yang bermain di Indiana, Amerika Serikat. Pada saat itu Chuck Taylor duduk di bangku SMA. Chuck Taylor mendapatkan kesempatan untuk menggunakan sepatu Converse, namun saat digunakan terdapat kekurangan sehingga Chuck Taylor menyarankan kepada pihak perusahaan untuk mengganti alas pada bagian dalam sepatu. Sebagai atlet yang disponsori oleh Converse, Chuck Taylor diajak untuk bekerja sebagai marketing. Karena kesukaannya pada sepatu yang digunakannya, dirinya juga merancang sepatu yang mendukung fleksibilitas dan melindungi pergelangan kaki. Beberapa tahun kemudian sepatu Converse marak digunakan oleh para pemain basket profesional dan Chuck Taylor pun mendapatkan kesempatan untuk menorehkan tandatangannya pada bagian pergelangan kaki. Kemudian sepatu Converse karya Chuck Taylor dikenal dengan nama All Star. Pada tahun 1930, All Star dipakai oleh para atlet pada saat Olimpiade dan pada saat perang dunia ke II, tentara Amerika menggunakan All Star pada saat melakukan latihan. Dari segi desain, sepatu All Star karya Chuck Taylor pertama kali memiliki tiga jenis tipe, yakni: Converse hitam putih dengan list warna hitam. Converse putih polos dengan list merah dan biru. Converse hitam polos dengan list warna hitam.

Gambar II.1 Desain Sepatu All Star Karya Chuck Taylor Sumber: www.converse.com (12 Januari 2013)

Kemudian pada tahun 1957, All Star dibuat lebih kasual. Konsumen menuntut All Star menyediakan desain sepatu yang lebih beragam, khususnya desain sepatu yang berkaitan dengan pertandingan basket dari segi warna. Setelah All Star menambahkan koleksi warna pada desainnya, Chuck Taylor mulai menambahkan koleksi jenis bentuk pada All Star, yaitu terdiri dari: Low-top atau Oxford High-top Knee-high

Gambar II.2 Variasi Desain Bentuk Sepatu All Star Sumber: www.converse.com (12 Januari 2013)

All Star juga memproduksi jenis sepatu dengan bahan yang lebih variatif diantaranya kulit, Suede, Vinyl, Denim, dan Rami.

Gambar II.3 Variasi Bahan Sepatu All Star Sumber: www.converse.com (12 Januari 2013) 6

Pada tahun 1969 Chuck Taylor meninggal karena serangan jantung di daerah Florida. Sebuah biografi tentang Chuck Taylor diterbitkan oleh Indiana University Press pada bulan Maret 2006 dengan judul Chuck Taylor, All Star: The True Story of the Man Behind the Most Famous Athletic Shoe in History, dengan kata pengantar yang diisi oleh pensiunan pelatih bola basket universitas, Dean Smith. Selama tahun 1970 sampai 1980, Converse All Stars menjadi sangat populer. Sepatu yang menjadi bagian dari gerakan hippies disertai oleh musisi dan band mereka. Kaum hippies adalah kaum yang mengedepankan kebebasan untuk melakukan apa yang mereka inginkan dan membuat mereka senang. Kaum hippies sering memakai sepatu All Star sebagai kombinasi yang berani dan terkesan bertabrakan dalam berpenampilan untuk mempromosikan individualitas mereka. Converse All Star saat ini tidak lagi hanya sebagai sepatu basket, tapi juga sebagai sepatu santai yang mewakili kebebasan. Selama akhir tahun 1980 sampai 1990, Converse All Stars menjadi kurang populer, hal itu disebabkan semakin ketatnya persaingan dalam bidang yang sejenis. Nike merupakan salah satu pesaing berat Converse, meskipun pihak Converse mencoba mengeluarkan lebih banyak varietas dalam All Star dengan gaya yang berbeda, pihak Converse tetap mengalami kerugian. Hal tersebut mendorong pihak Converse untuk menjual sebagian besar sahamnya kepada Nike, dengan alasan ingin mempertahankan keberadaan Converse dimata konsumen. Ketika Converse dibeli oleh Nike pada tahun 2003 dan operasi produksi Converse dipindahkan dari Amerika Serikat menuju kawasan Asia. Pada saat itu pula terlihat jelas perubahan desain pada sebagian sepatu Converse. Model baru Converse yang menampilkan double canvas yang dimulai pada tahun 2005 sampai tahun 2009 menyebabkan peningkatan pendapatan Converse secara signifikan. Data sejarah sepatu Converse didapat dari halaman situs

http://labsky2012.blogspot.com yang diakses pada tanggal [9 Januari 2013]. II.1.1 Produk ( Product ) Berdasarkan produk, sepatu Converse mempunyai jenis, bentuk serta bahan yang digunakan lebih beragam seperti Chuck Taylor, Special Edition, Jack Purcell, Sport Authentics, Premium, Skateboarding, Kids hingga edisi spesial. Bahan yang ditawarkan meliputi bahan kulit, Suede, Vinyl, Denim, dan Rami serta
7

bentuk yang ditawarkan diantaranya seperti Low-top atau Oxford (dibawah mata kaki), High top (diatas mata kaki) dan Knee-high (ukuran hingga setinggi lutut). Hal tersebut merupakan salah satu kelebihan produk yang diberikan kepada pelanggan. Awal kebutuhan produk tersebut muncul pada saat Chuck Taylor membuat produk sepatu Converse dengan fleksibilitas yang dimiliki produk sepatu tersebut hingga dapat melindungi pergelangan kaki, dimana pada saat itu terdapat keluhan di pergelangan kaki yang terjadi pada salah seorang pemain basket. Produk dapat dikatakan sebagai fokus inti dari proses penjualan sebuah bisnis. Berawal dari mendesain produk, membuat sistem produksi dan operasi, menciptakan program pemasaran, sistem distribusi, iklan dan mengarahkan tenaga penjual untuk memasarkan produk tersebut. Jenis produk sepatu Converse Chuck Taylor All Star merupakan salah satu jenis produk sepatu yang kini telah terdapat versi bukan original atau palsu. Data definisi produk didapat dari halaman situs http://id.shvoong.com yang diakses pada tanggal [9 Januari 2013]. III.1.1.1 Chuck Taylor All Star Sepatu jenis Chuck Taylor All Star dibuat pada tahun 1917. Sepatu All Star sebenarnya memiliki beberapa nama yaitu Chuck Taylor All Stars, Chuck, Converses, Converse All Star, ataupun Cons. Sepatu ini adalah jenis sepatu karet dan kanvas yang diproduksi oleh Converse. Sepatu All Star ini memiliki komposisi yang terdiri dari sol karet dan kanvas yang digunakan untuk membuat bagian depan sepatu. Tingginya semata kaki dilengkapi sol karet empuk berwarna putih dengan garis hitam. Di bagian telapak sebelah dalam terdapat dua lubang sirkulasi udara. Data Sepatu All Star didapat dari halaman situs

http://www.shoedistro.com yang diakses pada tanggal [12 Januari 2013].

Gambar II.4 Chuck Taylor All Star Sumber: www.converse.com (12 Januari 2013)

III.1.1.2 Kids Sepatu Converse pun menyediakan sepatu khusus untuk anak-anak. Hal ini dapat meyakinkan target market, bahwa Converse merupakan sebuah perusahaan yang tidak membatasi produknya bagi kalangan dengan usia tertentu, tapi dapat mempromosikan produknya untuk digunakan oleh anak-anak.

Gambar II.5 Kids Chuck Taylor All Star Sumber: www.converse.com (12 Januari 2013)

II.1.2 Atribut Produk Menurut Kotler yang diterjemahkan oleh Fandy Tjiftono dalam buku Strategi Pemasaran I (1995:86) menyatakan bahwa,Atribut produk adalah unsur unsur penting oleh konsumen dan dijadikan dasar keputusan pembelian. Sedangkan menurut Henri Simamora dalam buku Manajemen Pemasaran Internasional (2000:539) menyatakan bahwa, "Atribut produk adalah manfaatmanfaat yang akan diberikan oleh produk, manfaat-manfaat ini dikomunikasikan dan dipenuhi oleh atribut produk yang berwujud seperti merek produk, mutu produk, ciri-ciri produk, desain produk, label produk, kemasan produk serta layanan pendukung produk, atribut-atribut ini sangat mempengaruhi reaksi konsumen terhadap sebuah produk. Dalam hal atribut produk sepatu Converse mempunyai ciri tersendiri dalam produk yang juga merupakan sebuah desain yang sederhana. Ciri khas dari sepatu Converse yaitu sebuah lingkaran dengan logo bintang didalam lingkaran tersebut, serta tulisan Converse All Star dengan huruf kapital dan ditambahkan dengan sebuah tandatangan Chuck Taylor yang tepatnya di bagian pergelangan kaki. Bagian karet tebal dinding luar atau yang sering disebut Rubber Sidewall pada gambar yang dihitamkan merupakan bagian dari atribut produk. Bagian Bumper depan karet dan atap karet atas merupakan komponen dari atribut produk, dimana

dengan atribut tersebut dapat membantu membedakan sepatu Converse original dengan kualitas bukan original atau palsu.Kebanyakan karet yang digunakan pada produk palsu menggunakan karet yang tipis. Berikut gambar Atribut tersebut :

Gambar II.6 Material Produk Sepatu Converse Original Sumber: www.kaskus.co.id/ we-love-converse (11 Maret 2013)

II.1.3 Siklus Hidup Produk Penciptaan produk merupakan salah satu bagian alternatif pemecahan untuk memenuhi suatu kebutuhan. Kebutuhan tersebut berkembang sepanjang waktu sesuai dengan berkembangnya kegiatan perdagangan. Namun kebutuhan pada suatu saat dapat diikuti oleh kemajuan teknologi. Pada umumnya

masyarakat mengetahui keberadaan suatu produk baru setelah produk tersebut berada di pasar selama beberapa waktu, hingga kemudian mereka menerimanya secara bertahap. Menurut Kotler dalam buku Manajemen Pemasaran (2005:361) mengatakan bahwa, produk memiliki siklus hidup yang diantaranya adalah : Produk memiliki umur yang terbatas Penjualan produk melalui berbagai tahap yang khas, masing-masing memberikan tantangan, peluang, dan masalah yang berbeda bagi penjualnya. Laba naik turun pada berbagai tahap yang berbeda selama siklus hidup produk.

10

Produk

memerlukan

strategi

pemasaran,

keuangan,

manufaktur,

pembelian, dan sumber daya manusia yang berbeda dalam tiap tahap siklus hidupnya.

Gambar II.7 Siklus Hidup Penjualan dan Laba Sumber: Philip Kotler (2005)

Serta siklus hidup produk mempunyai 4 tahap yaitu : Tahap Perkenalan Pada tahap perkenalan produk Converse telah diakui banyak orang, bahkan mempunyai 15 juta penggemar di seluruh dunia. Tahap Pertumbuhan Tahap pertumbuhan ditandai dengan peningkatan pesat penjualan. Konsumen penerima awal menyukai produk tersebut dan konsumen berikutnya mulai membeli produk tersebut. Para pesaing baru memasuki pasar, karena tertarik dengan peluang produksi dan laba dengan skala besar. Pesaing tersebut memperkenalkan produk mereka dan memperluas jaringan distribusi. Pada tahap ini menjelaskan bahwa produk palsu Converse mempunyai jaringan distribusi yang lebih luas dibanding original. Gerai resmi hanya terdapat di 6 kota besar seperti Bandung, Jakarta, Tangerang, Bali, Surabaya, dan Balikpapan. Di daerah Bandung hanya terdapat 2 (dua) gerai resmi yaitu di Bandung Super Mall dan Parisj Van Java, namun kebalikan dengan produk palsu yang terdapat di daerah11

daerah perbelanjaan seperti alun-alun, Cikudapateuh (Ahmad Yani), Tegalega, Pasar Gedebage, Pasar Baru, Cihapit serta toko-toko eceran sepatu lain dengan volume yang lebh besar. Tahap Kedewasaan/Kematangan Tahap kedewasaan dibagi menjadi tiga fase : Kedewasaan bertumbuh (Growth Maturity), tingkat pertumbuhan penjualan mulai menurun. Dalam hal ini berkaitan dengan saluran distribusi baru yang belum tersedia. Kedewasaan stabil (Stable Maturity), penjualan menjadi datar karena kejenuhan pasar. Sebagian besar calon konsumen telah mencoba produk tersebut dan penjualan masa depan ditentukan oleh pertumbuhan penduduk. Kedewasaan menurun (Decaying Maturity), level penjualan mulai menurun dan pelanggan mulai beralih ke produk lain. Pada tahap ini pihak Converse mendorong penjualan dengan memodifikasi karakteristik produk dengan membuat edisi special DC Comic serta Marvel, namun tidak didistribusikan ke Indonesia akibat dengan maraknya produk palsu. Dengan begitu masyarakat harus mendapatkan produk tersebut via online. Tahap Penurunan (Decline) Penjualan menurun karena sejumlah alasan seperti kemajuan teknologi, pergeseran selera konsumen serta meningkatnya persaingan. Pada tahap ini dapat dijelaskan bahwa dengan semakin meningkatnya informasi serta teknologi tepatnya di dunia maya (internet) maka orang akan semakin mudah menerima informasi yang mereka butuhkan, begitu pula dengan semakin banyaknya para penjual sepatu Converse palsu dengan cara online dan berbanding terbalik dengan pihak Converse resmi yang hanya memiliki satu (1) situs resmi di Indonesia. Berikut merupakan gambar pola siklus-berulang (Cycle-Recycle Pattern) produk Converse :

12

Gambar II.8 Pola Siklus-Berulang (Cycle-Recycle Pattern) sumber: Philip Kotler (2005)

II.2 Original Jenis produk dengan kualitas original adalah produk yang merupakan barang resmi dari pihak pembuatnya. Produk tersebut murni di produksi, di seleksi, di standarisasi oleh produsen sendiri sehingga kualitas produk benar-benar terjaga. Berdasarkan kualitas, bahan kanvas yang digunakan merupakan bahan dengan kualitas yang menjanjikan. Dapat dikatakan pula bahwa popularitasnya berasal dari design, warna, material yang digunakan atau kombinasi dari kesemuanya. Dari segi desain, produk original dibuat dengan proporsional. Berikut gambar desain sepatu Converse :
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) TOE CAP TOE BUMPER / TOE GUARD EYELET EYESTAY LACE RACING STRIPE RUBBER SIDEWALL / FOXING TAPE PORT HOLE / VENTILATION HOLE TONGUE

(10) ANKLE PATCH (11) HEEL PATCH (12) HEEL STRIPE (13) STITCH

Gambar II.9 Desain Sepatu Converse Original


Sumber: www.kaskus.co.id/ we-love-converse (11 Maret 2013)

13

Berikut dibawah ini, beberapa kelebihan sepatu Converse original : Toe Cap atau atap pelindung jari kaki yang berbahan karet tebal didesain sesuai dengan ukuran batas rata-rata jari kaki agar mudah dalam pergerakan lekukan jari kaki. Toe Bumper atau tameng dibuat dengan ukuran panjang yang disesuaikan dengan batas ibu jari dimaksudkan untuk memudahkan dalam lekukan kaki tepatnya pada batas ibu jari dan jari kelingking serta Toe Bumper berfungsi untuk melindungi kaki bagian depan. Kemudian Eyestay atau alas tempat untuk lubang tali sepatu didalamnya terdapat lapisan karet yang berfungsi melindungi kaki apabila tertimpa suatu benda agar tidak terluka. Rubber Sidewall atau karet dinding bagian luar menggunakan karet tebal yang kuat dan dapat bertahan lama yang berfungsi apabila kaki mengalami goresan terhadap benda kasar. Hingga saking kuatnya Rubber Sidewall tidak mampu dikalahkan oleh pudarnya bahan kanvas namun pada saat Rubber Sidewall mengelupas dari kanvas solusinya dapat di sulam. Beberapa penjelasan diatas merupakan keunggulan kualitas utama sepatu Converse original dalam segi desain serta berdasarkan materialnya. Sedangkan berdasarkan warna, sepatu Converse original menggunakan warna yang lebih tajam dan solid. Hal ini tidak terlepas dengan ketahanan mutu yang dapat bertahan hingga beberapa tahun serta apabila kondisinya telah memudar, maka warnanya tidak akan berubah ke warna yang lain. II.3 Palsu ( Fake ) Jenis Produk dengan kualitas terbaik yang diproduksi oleh perusahaan yang tidak resmi (tidak mempunyai izin). Meski dalam ketahanan mutu tidak dapat bertahan lama atau hanya jangka pendek. Sebuah produk yang diproduksi sebagai barang tiruan dari produk yang sudah ada. Salah satu sebab munculnya produk palsu adalah dengan memanfaatkan kepopuleran suatu merek tertentu. Para produsen produk palsu memanfaatkan kesempatan popularitas sepatu Converse sebagai sepatu yang peka zaman serta dari segi efektivitas dapat

dipakai oleh kalangan pria dan wanita hingga menentukan nilai ekonomis yang

14

lebih rendah dari produk original. mengingat harga sepatu Converse kurang terjangkau bagi kalangan menengah bawah. II.4 Harga ( Price ) Menurut Buchari Alma (2007:169) pengertian harga adalah nilai suatu barang atau jasa yang dinyatakan dengan uang. Harga merupakan salah satu dari unsur bauran pemasaran (marketing mix) yang menghasilkan pendapatan, dimana dengan penentuan dari harga tersebut dapat menjadikan batasan dalam pemasaran dilingkungan pasar (market). Berikut beberapa daftar harga sepatu Converse dari berbagai jenis yang terdapat pada situs resmi www.converse.com serta harga dalam kurs dollar. Perhitungan dapat dikalikan dengan mengikuti harga satu dollar dalam rupiah. Sesuai dengan harga dollar pada tanggal 15 Januari 2013, bahwa harga rupiah dalam satu dollarnya adalah Rp. 9.408,-. Berikut daftar harga sepatu Converse original : No 1
o o

Nama dan Jenis


Chuck Taylor All Star Chuck Taylor All Star Hi Tops Chuck Taylor All Star Low

Dollar
$ 45.00 $ 40.00

Rupiah
Rp. 423.000,Rp. 376.000,-

Kids o o o o o Chuck Taylor Hi Tops (4-7 yr) Chuck Taylor Low (4-7 yr) Chuck Taylor Hi Tops (1-3.5 yr) All Star Beverly Boot (4-12 yr) Chuck Taylor Beverly Boot (1-3 yr) $22.00 $ 22.00 $ 17.00 $ 24.99 $ 19.99 Rp. 206.000,Rp. 206.000,Rp. 159.000,Rp. 235.000,Rp. 188.000,-

Special Edition o o o o o o o All Star DC Comics- Harley Quinn Chuck Taylor DC Comics- Superman Chuck Taylor DC Comics- Aquaman Chuck Taylor Dr Seuss Chuck Taylor Dr Seuss- Grinch Chuck Taylor DC Comics (4-7 yr) Chuck Taylor DC Comics (1-3.5 yr) $ 50.00 $ 50.00 $ 50.00 $ 60.00 $ 34.99 $ 9.99 $ 9.99 Rp. 470.000,Rp. 470.000,Rp. 470.000,Rp. 564.000,Rp. 329.000,Rp. 94.000,Rp. 94.000,-

Tabel II.1 Daftar Harga Sepatu Converse sumber: www.converse.com (12 Januari 2013)

15

Pada kenyataannya produk palsu lebih murah dibanding dengan produk original. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti : Tidak adanya pembayaran atas hak menggunakan merek. Beda tingkat quality control (Uji kualitas) sehingga biaya dapat ditekan serendah mungkin. Bahan baku yang lebih murah. Ketidaklengkapan spesifikasi, misalnya ukuran. Tidak terlalu memikirkan berbagai aspek produk seperti desain, keawetan dan pemasaran jangka panjang. Dari beberapa faktor diatas dapat dijelaskan bahwa, meski dengan harga yang murah produk palsu mempunyai beberapa kelemahan yang dapat merugikan penggunanya. Berdasarkan desain yang dibuat, produk palsu tidak melakukan uji kualitas yang berdampak pada ketahanan produk serta kualitas bahan yang digunakan, diantaranya adalah : Toe Cap atau atap pelindung jari kaki berbahan karet tipis dan desainnya kurang sesuai dengan ukuran batas rata-rata jari kaki sehingga pergerakan lekukan jari kaki tidak nyaman karena sedikit terganjal oleh Toe Cap tersebut. Toe Bumper atau tameng dibuat dengan ukuran diameter yang lebih pendek dan panjang Toe Bumper tidak disesuaikan dengan batas ibu jari serta Toe Bumper yang digunakan lebih tipis dari original. Dengan demikian perlindungan kaki bagian depan tidak terjamin. Kemudian Eyestay atau alas tempat untuk lubang tali sepatu didalamnya tidak dilapisi karet yang fungsinya untuk tertimpa suatu benda agar tidak terluka. Rubber Sidewall atau karet dinding bagian luar menggunakan karet tipis dan karet yang digunakan seperti bahan campuran yang sewaktu-waktu karet tersebut dapat robek bahkan terbelah. Pada proses perekatan hampir rata-rata lem keluar pada jalurnya, hal ini terlihat pada proses pengerjaan tidak rapih dan tidak dapat bertahan lama atau sering mengelupas. melindungi kaki apabila

16

Kondisi kanvas setelah memudar, berganti warna ke warna yang lebih pucat berbeda dengan kualitas original ketika memudar warna tidak berubah hanya terlihat kusam.

II.5 Perbedaan sepatu Converse original dengan palsu Berikut ini merupakan garis besar perbedaan yang dimiliki oleh sepatu Converse original dan palsu, dimana dengan perbedaan tersebut orang yang tidak mengetahui Converse original dan palsu dapat dengan mudah membedakannya. Hali ini dapat terlihat dengan beberapa ciri-ciri yang dimiliki oleh kedua produk tersebut, diantaranya yaitu : HEEL PATCH Heel Patch yang berada pada sepatu Converse original buatan Indonesia tepatnya pada bagian tumit sepatu tidak terdapat sebuah lisensi atau huruf "R" dalam sebuah lingkaran. Bentuk bintang yang terdapat pada Heel Patch palsu terlihat lebih kecil serta biasanya lebih cepat mengelupas. Original Palsu

Gambar II.10 Heel Patch Sepatu Converse sumber: www.kaskus.co.id/ we-love-converse (11 Maret 2013)

HEEL STRIPE Pada bagian belakang sepatu Converse original tidak terdapat garis putih jahitan, karena sepatu Converse original menggunakan benang jahitan berwarna hitam. Namun berbeda dengan produk palsu yang terlihat jelas jahitan dengan benang berwarna putih. Berikut merupakan gambar Heel Stripe :

17

Original

Palsu

Gambar II.11 Heel Stripe Sepatu Converse sumber: www.kaskus.co.id/ we-love-converse (11 Maret 2013)

INSOLE Pada bagian dalam alas sol kaki sepatu Converse original terdapat gambar material seperti bahan karet serta lapisan yang digunakan sebagai alas kaki bagian dalam. Kemudian dalam alas sol tersebut terdapat sebuah lisensi yang diterapkan setelah Logotype CONVERSE. Hal tersebut telah memberikan informasi bahwa produk sepatu Converse memiliki lisensi atau hak paten atas merek serta bahan yang digunakan merupakan kualitas terbaik untuk kenyamanan pengguna. Original Palsu

18

Gambar II.12 Insole Sepatu Converse sumber: www.kaskus.co.id/ we-love-converse (11 Maret 2013)

SIZE LABEL Kelengkapan dalam label kode sepatu Converse original sangat diperhatikan oleh pihak perusahaan agar memudahkan proses penerimaan produk kepada konsumen. Seperti terlihat gambar dibawah ini yang membedakan label ukuran-ukuran pada sepatu Converse original dan palsu: o SKU ( Stock Keeping Unit ) pada label sepatu Converse palsu tidak tercantum, padahal SKU tersebut merupakan kode identitas produk yang meliputi model (Hi top, Low Top, Knee Top), warna sepatu serta jenis sepatu. Maka dengan demikian, SKU dapat mengetahui kesesuaian antara produk dengan label tersebut. o Nomor ukuran sepatu yang tercantum pada label sepatu Converse palsu tidak sesuai ukuran standar yang telah dibuat oleh Converse original. berikut merupakan tabel ukuran sepatu : Pada label sepatu Converse palsu, tercantum ukuran sepatu untuk pria atau MEN'S adalah 8.5 dan untuk ukuran sepatu wanita atau WO'S adalah 10, padahal seharusnya jika melihat ukuran standar Converse original adalah 10.5 dan jika diukur dengan satuan ukuran sentimeter adalah berkisar 27 CM dan bukan 26.5 CM. Dengan demikian produk

19

palsu tidak memiliki ketelitian dalam memberikan kenyamanan pada konsumennya. Berbeda dengan produk sepatu Converse original, dimana ketelitian hingga kelengkapan tentang identitas model, warna serta jenis sepatu sangat diperhatikan agar dapat mempermudah pada saat pendistribusian hingga penjualan produk.

Gambar II.13 Size Label Sepatu Converse sumber: www.kaskus.co.id/ we-love-converse (11 Maret 2013)

II.6 Fakta tentang produk palsu Gaya hidup yang semakin beragam serta peran teknologi yang berkembang menambah pola pikir akan kebutuhan seseorang. Sedikit banyak orang yang membeli barang palsu meskipun sudah mengetahui dan menyadari bahwa produk palsu yang digunakannya bukanlah merek original. Beberapa alasan yang saling berkaitan dengan produk palsu yaitu merek dan harga. Namun dibalik alasan tersebut terdapat motivasi yang mendasarinya yaitu keinginan untuk memiliki produk yang bagus, membandingkan produk yang original dengan yang palsu, koleksi serta ingin tampil gaya. Memiliki barang palsu merupakan suatu penerapan yang pelan-pelan dapat menimbulkan terhadap reputasi buruk tentang diri penggunanya dan faktanya adalah bahwa seseorang dengan yang ketergantungan produk palsu, ketika seseorang tersebut memiliki produk original, maka orang lain akan tetap beranggapan bahwa produk tersebut adalah palsu. Begitupun sebaliknya, jika seseorang telah terbiasa menggunakan produk original maka pada saat orang tersebut memilliki produk palsu, orang lain masih akan

20

menganggap bahwa produk tersebut original. Data memakai barang palsu mempengaruhi reputasi jangka panjang diambil dari situs www.aprilins.com diakses pada tanggal 6 Mei 2013. Menurut Kementerian Perdagangan bahwa produk palsu mudah didapatkan serta dari segi harga lebih terjangkau oleh berbagai kalangan hingga akhirnya permintaan pasar terhadap produk palsu semakin tinggi. Faktor lain yang menyebabkan aksi pembajakan serta pemalsuan merek dagang yang semakin marak adalah kurang tegasnya aparat penegak hukum yang bersangkutan. Berdasarkan laporan Kementerian Perdagangan, bahwa di Indonesia terdapat jumlah 732 pelanggaran pembajakan serta pemalsuan merek dan jumlah item-nya dapat mencapat ribuan dan laporan studi yang dilakukan Universitas Indonesia pada tahun 2010, menyatakan kerugian akibat pemalsuan paten dan merek mencapai Rp 43 triliun. Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyatakan jumlah kerugiannya mendekati Rp 50 triliun. Meski demikian, kondisi tersebut dapat berkurang dengan menilai pertumbuhan kelas menengah di Indonesia, dimana sebagian besar kelas menengah lebih mementingkan kualitas dan merek sebuah produk. Data menerangkan bahwa hingga tahun 2010 terdapat 50 juta penduduk kelas menengah dan akan menjadi 120 juta orang dalam 12 tahun ke depan. Dengan demikian kelas menengah tersebut akan menjadi penggerak konsumsi dalam membangun kesadaran tentang Hak Atas Kekayaan Intelektual dan masyarakat akan semakin peduli dengan produk original. Data barang palsu susah diberantas karena harganya murah diambil dari situs www.merdeka.com diakses pada tanggal 6 Mei 2013. Menurut Donny Octavian M.E-Bus dalam artikel Revolusi Konsumen Kelas Menengah menyatakan " bahwa dampak dari pertumbuhan kalangan menengah atas dapat terlihat dengan dibangunnya bandara di beberapa kota-kota besar serta banyaknya jumlah mobil dan motor, klinik kesehatan serta ruangruang fasilitas kecantikan yang semakin banyak. Hal tersebut merupakan fenomena dari pertumbuhan kalangan kelas menengah di Indonesia. Kalangan menengah mencari merek yang tidak sekedar "memuaskan" dirinya, tetapi juga merek yang mampu membangun ikatan batin ( Emotional Connection) konsumen

21

dengan sebuah bentuk kepercayaan (trust), kebanggaan (pride), kegairahan (passion). Data revolusi konsumen kelas menengah Indonesia diambil dari situs www.manuverbisnis.wordpress.com diakses pada tanggal 5 Mei 2013. II.7 Komunitas We Love Converse (WLC) merupakan sebuah komunitas pencinta sepatu Converse original yang awalnya terbentuk melalui Forum Online Terbesar di Indonesia yaitu Kaskus. Berawal dari chit chat, berposting, berbincang melalui forum di Room khusus fashion dengan dibuatnya halaman We Love Converse hingga berkomunikasi lewat media lainnya seperti jejaring sosial Facebook, Blackberry Messenger (BBM) hingga puncaknya melakukan pertemuan khusus . WLC merupakan sebuah komunitas yang menyukai, tertarik dan mencintai produk merek Converse seperti tas, t-shirt, jam tangan, menitikberatkan pada sneaker (Sepatu alas karet). Komunitas WLC terbentuk di Kaskus yaitu pada Tanggal 23 Agustus 2009 dengan pendirinya (Thread Starter Untuk selanjutnya disebut TS) yaitu seseorang dengan ID Kaskus the_rikz. Selanjutnya Thread WLC pun berkembang dengan Kaskuser yang sama-sama menyukai dan mencintai Converse satu per satu ikut bergabung dan posting di WLC, dengan chit chat dan obrolan ringan maupun berat seputar Converse. Beberapa informasi yang disampaikan dalam situs tersebut adalah : Informasi produk Converse mulai dari Model Converse yang akan dirilis. Cara merawat Converse Daftar harga Converse berdasarkan model Cara membedakan Converse original dengan yang Palsu. Sejarah Converse Rekomendasi tempat Converse original. Informasi tentang event-event Converse. Komunitas WLC tersebar di berbagai kota di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Palembang, Lombok, Makassar, dan kota lainnya. Setiap anggota WLC memiliki pandangan dan rasa cinta yang berbedabeda terhadap produk merek Converse, khususnya Sneaker. Seperti contoh, ada anggota yang menyukai music dan band legendaris tertentu, mereka berbagi
22

dan khususnya

informasi harga, kenyamanan hingga cara perawatannya. Namun yang paling sering ditekankan oleh komunitas WLC adalah cara membedakan secara detail Converse original dengan kualitas palsu, dimana dalam hal informasi tersebut telah dibuat artikel secara khusus dan detail oleh seorang anggota dengan ID Bruise. Alasannya, karena penggemar sepatu Converse di Indonesia cukup banyak dan kebanyakan tidak mengetahui secara detail Converse original dan Palsu. Hal ini bertujuan agar orang yang awam tentang Converse mendapatkan informasi secara jelas Converse original dan palsu. Selain itu untuk mengantisipasi maraknya penjual Converse nakal yang berdagang Converse palsu tapi mengaku original. Hal ini jelas sangat merugikan orang yang menyukai Converse tetapi minim pengetahuan tentang original dan palsu. motto WLC pun sangat jelas, Haram memakai dan membeli Converse yang tidak original. Converse original lebih baik dari berapapun Converse palsu. Data sejarah terbentuknya komunitas Converse Indonesia diambil dari situs www.infobdg.com diakses pada tanggal 21 maret 2013.

23

Gambar II.14 Halaman Kaskus We love Converse sumber: www.kaskus.co.id/ we-love-converse (11 Maret 2013)

Sebenarnya tidak ada sangsi atau hukuman bagi orang untuk memilih produk original atau palsu. Akan tetapi, bahwa memiliki atau memakai sepatu Converse original pasti sangat jauh berbeda dibanding dengan memiliki atau memakai sepatu Converse palsu, bagi memiliki atau pemakai sepatu Converse original merupakan sebuah kebanggaan tersendiri untuk memiliki atau menggunakan produk ini dimana hal ini tidak akan pernah dirasakan oleh pemilik atau pengguna sepatu Converse palsu. Sepatu Converse palsu tentunya akan dinilai sebagai produk murahan yg berhubungan dengan kelas sosial menengah, hal ini tentunya akan memberikan poin minus bagi pemilik atau pemakai sepatu Converse palsu. Namun sebaliknya, bagi pemilik atau pemakai sepatu Converse original akan terlihat lebih berkelas dari sisi kehidupan sosial dan dipandang lebih bernilai, karena secara langsung telah menghargai sebuah karya kreasi suatu perusahaan dan menjunjung sisi keoriginalitasan makna dan nilai. Kelebihan dan keuntungan dalam memiliki sepatu Converse original adalah sebuah kepuasan batin yang sulit diungkapkan, akan tetapi begitu berarti ketika memiliki atau memakai sepatu

24

Converse original tersebut. Dampak dari sebuah produk palsu terhadap komunitas WLC diyakini sangat mengganggu, mengingat dapat menurunkan citra merek secara keseluruhan serta berpengaruh langsung pada respon komunitas WLC yang dinilai negatif. Jika citra sebuah merek dinyatakan dalam sebuah nilai bagi

konsumen, maka nilai diartikan sebagai penilaian konsumen yang menyeluruh terhadap kepuasan produk berdasarkan atas persepsi yang diterima dan dikorbankan. Hal ini dapat menjelaskan bahwa konsumen seringkali melakukan analisa biaya serta manfaat yang akan didapat sebelum melakukan pembelian untuk menentukan besarnya nilai yang akan diterimanya. Merek yang memiliki nilai yang tinggi akan dihargai oleh konsumen sebagai merek yang memiliki kelas, sehingga dapat mencerminkan pengguna merek tersebut. Dapat diartikan bahwa produk palsu sepatu Converse dengan harga yang lebih murah dari harga original, maka citra merek sepatu Converse dapat menjadi produk dengan kelas murahan dan konsumen beralih membeli produk yang palsu. Kemudian pengaruh besarnya, bahwa perusahaan pemegang sepatu Converse di Indonesia tidak berani mengeluarkan model-model Converse limited edition, dimana para pecinta Converse gemar mengoleksi model tersebut sehingga efek buruknya para pecinta Converse harus membeli langsung model tersebut dari luar Indonesia dengan harga yang lebih mahal. Dengan begitu dibutuhkan solusi yang tepat serta efektif untuk mencegah dan mengurangi intensitas jumlah produk palsu Sepatu Converse. Promosi dapat digunakan dalam jangka panjang mempertahankan kesan atas suatu produk serta mempertahankan pangsa pasar. II.8 Tempat ( Place ) Tempat pendistribusian produk hingga penataan produk di dalam outlet yang berlokasi di wilayah strategis. Lokasi pelayanaan penjualan dilakukan di gerai yang tersebar di seluruh kota-kota besar di Indonesia, diantaranya adalah Jakarta, Bandung, Tangerang, Surabaya, Bali serta Balikpapan.

25

II.9 Promosi ( Promotion ) Promosi yang efektif harus dapat meningkatkan permintaan atas produk dan dapat menghasilkan laba yang besar. Pada umumnya, perusahaan menggunakan promosi sebagai tambahan atas strategi pemasaran yang lain seperti produk, penentuan harga dan tempat distribusi. Promosi merupakan suatu bentuk komunikasi pemasaran. Aktivitas pemasaran tersebut, berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk, dan mengingatkan target audiens atas perusahaan serta produk yang dapat diterima hingga membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan. Menurut Terence A. Shimp dalam buku Periklanan Promosi Jilid I Edisi Kelima (2000:6) menyatakan bahwa, promosi terdiri dari semua kegiatan pemasaran yang mencoba merangsang terjadinya aksi pembelian suatu poduk yang cepat atau terjadinya pembelian dalam waktu singkat". Sebagai bahan perbandingan, terdapat iklan yang di desain untuk mencapai tujuan lain yaitu menciptakan kesadaran pada merek dan mempengaruhi sikap pelanggan. Promosi dapat mengingatkan konsumen akan keberadaan produk tersebut ada, hingga mengingatkan konsumen tentang kualitas produk dan keuntungan yang ditawarkan melebihi produk pesaing. II.9.1 Tujuan Promosi Adapun beberapa tujuan promosi menurut Marc Gobe (2005 : 20) dalam bukunya Emotional Branding adalah : Mencari pelanggan baru Sebuah produk yang sudah ada ingin memperluas target pasarnya sehingga seorang produsen melakukan promosi dengan segmentasi yang lebih luas. Merubah target pasar Sebuah produk yang ingin merubah segmentasi penjualannya, sehingga produk tersebut dapat bersaing dengan produk yang telah ada sebelumnya. Mempertahankan pelanggan yang ada Sebuah proses promosi yang dilakukan untuk lebih mempertegas keberadaan produk di pasar sehingga konsumen yang sudah memakai atau menikmati produk tersebut akan tetap memakainya.
26

Memperkenalkan produk baru Produk baru yang akan dipasarkan perlu disertai proses promosi yang baik dan efektif agar produk tersebut dapat di terima di pasar.

Selain tujuan promosi, berikut adalah bauran promosi (Promotion Mix), meliputi : II.9.2 Periklanan (Advertising) Adalah semua bentuk penyajian nonpersonal, promosi ide-ide, promosi barang dan jasa yang dilakukan oleh sponsor yang dibayar. Berdasarkan promosi yang telah dilakukan di Indonesia, sepatu Converse melakukan melakukan periklanan melalui indoor di Mall, tepatnya media yang dipasang melalui eskalator atau tangga berjalan dan lift.

Gambar II.15 Iklan Converse Pada Eskalator Mall Sumber: www.facebook.com/ConverseID (12 Maret 2013)

II.9.3 Promosi penjualan (Sales Promotion) Adalah mengajak konsumen untuk mempelajari produk serta melakukan tindak pembelian produk secara langsung atau Direct Seling. Promosi yang

27

dilakukan sepatu Converse masih minim, dimana Converse hanya melakukan promosi langsung melalui gerai-gerai.

Gambar II.16 Outlet Converse Resmi Sumber: www.facebook.com/ConverseID (12 Maret 2013)

II.9.4 Hubungan Masyarakat (Public Relation) Adalah bagian komunikasi pemasaran yang bertujuan untuk meningkatkan citra perusahaan atau produk. Dalam kaitannya dengan hubungan masayarakat, pihak Converse melakukan hubungan yang sangat erat dengan konsumen melalui media sosial Facebook yang bernama Converse Indonesia, dimana konsumen mendapatkan informasi secara berkesinambungan yang berhubungan dengan produk baru hingga event promo yang akan dilaksanakan. II.9.5 Penjualan Tatap Muka (Personal Selling) Adalah penjualan yang dilakukan secara langsung bertatap muka antara penjual dan pembeli. II.9.6 Pemasaran Langsung (Direct Marketing) Adalah penjualan yang dilakukan secara langsung kepada konsumen secara tatap muka tanpa perantara.

28

II.9.7 Brand Activation Beberapa acara yang di gelar oleh pihak manajemen MAP ACTIVE Converse dengan melibatkan emosional remaja seperti event musik indie, kejuaraan skateboarding, dan street Ball. II.10 Definisi Event Menurut Noor (2009:7) suatu kegiatan yang diselenggarakan untuk memperingati hal-hal penting sepanjang hidup manusia baik secara individu atau kelompok yang terkait secara adat, budaya, tradisi dan agama yang diselenggarakan untuk tujuan tertentu serta melibatkan lingkungan masyarakat yang diselenggarakan pada waktu tertentu. Menurut Ruslan (2000:110) Special Event adalah merancang kemasan produk, gengsi, trendi, hingga menanamkan daya ingat lebih kuat (Awareness) dibenak konsumen atau khalayak sasaran. II.10.1 Jenis Acara/Event Menurut Getz (1997) jenis acara/event dibedakan menjadi public event dan private event. Yang termasuk dalam public event adalah perayaan budaya, seni atau hiburan, bisnis atau perdagangan, kompetisi olahraga, pendidikan dan ilmu pengetahuan, rekreasi, serta politik atau kenegaraan. Sedangkan private event meliputi perayaan pribadi seperti peringatan hari jadi, liburan keluarga, pesta pernikahan dan pesta ulang tahun, serta acara-acara sosial seperti pesta-pesta, gala dan acara reuni. II.11 Analisis Target Market Target market utama dari sepatu Converse original merupakan kalangan kelas menengah hingga atas. Namun berdasarkan size marketnya adalah merupakan kalangan yang berada di kelas menengah atas, dimana beberapa kalangan tersebut dapat dikategorikan sebagai pecinta koleksi sepatu Converse original dengan model-model tertentu. Mengingat sepatu Converse original kurang terjangkau bagi kalangan menengah kebawah. Jika dirata-ratakan kalangan kelas menengah berkisar di usia 18 tahun hingga 27 tahun. Berikut beberapa segmentasi pasar berdasarkan demografis, geografis serta psikografis diantaranya adalah :

29

o Demografis Berdasarkan kategori usia 18 hingga 27 tahun dengan gender lakilaki dan perempuan dewasa dengan pendidikan sekolah menengah atas, kuliah serta karyawan. o Geografis Berdasarkan cakupan wilayah, sepatu Converse mendistribusikan produknya di daerah kota-kota besar di Indonesia seperti Bandung, Jakarta, Surabaya, Balikpapan dan Bali. o Psikografis Berdasarkan kelas sosial berada pada kelas yang mengikuti perkembangan suatu produk atau dapat dikatakan sebagai kolektor atau hobi. Kemudian bagi kalangan yang mengikuti trend mode fashion yang sudah menjadi gaya hidup. o Kultur Berdasarkan budaya, kalangan tersebut berhubungan dengan nilai historis produk sepatu Converse yang identik dengan grup musik tertentu. II.12 Objek Permasalahan Dilihat dari tinjauan permasalahan, maka dapat ditarik kesimpulan beberapa pokok masalah yang menjadi objek permasalahan pada promosi sepatu Converse di Indonesia diantaranya: Proses promosi yang telah dilakukan sebelumnya terbukti kurang efektif dikarenakan tidak adanya informasi tentang perbedaan originalitas produk dalam mengurangi intensitas pemalsuan yang dinilai dapat menurunkan laba penjualan. II.13 Pemecahan masalah Dari analisa diatas dibutuhkan strategi untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi, yaitu: Membuat sebuah event Converse original yang diberi nama DeKill Zone. Acara tersebut merupakan salah satu event yang dibuat sebagai cara dalam mengurangi intensitas pemalsuan sepatu Converse di Indonesia. Dalam acara DeKill Zone ini terdapat acara utama yaitu dengan melakukan kontes sepatu
30

Converse dengan kondisi sudah lecek, pudar, kotor dan sebagainya, yang dimaksudkan untuk penegasan bahwa sepatu Converse original meskipun kondisinya sudah lama dan telah usang, namun dapat bertahan serta masih layak pakai dan hal itu tidak berlaku bagi sepatu Converse palsu. Kemudian dalam penilaiannya dapat terlihat dari segi kondisi sepatu converse tersebut berdasarkan kriteria yang telah diajukan. Event De Kill Zone akan diadakan secara berkelanjutan di kota-kota besar lainnya sesuai dengan pendistribusian produk serta diadakan di saat acara pembukaan gerai-gerai baru yang belum terdapat dikota lainnya. Materi pesan yang disampaikan dalam event tersebut, adalah dengan menginformasikan keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh sepatu

Converse original secara menyeluruh sesuai dengan segi atribut produk serta membangun kesadaran para pengunjung event, bahwa berdasarkan kualitas sepatu Converse original dapat bertahan hingga beberapa tahun dan meskipun kondisinya telah usang masih dapat dijahit karena bahan karet yang digunakan merupakan bahan dengan kualitas terbaik. Membuat media pendukung sebagai proses promosi yang dilakukan agar lebih beragam dan efektif di dalam menyempurnakan sebuah kegiatan event.

31

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III.1 Strategi Perancangan Dalam strategi perancangan mengenai sepatu Converse original ditujukan untuk masyarakat umum namun dikhususkan kepada target market. Strategi perancangan yang akan dilakukan telah disimpulkan dari pemecahan masalah sebelumnya yaitu membuat sebuah event untuk mengajak serta mengingatkan target market tentang keunggulan sepatu Converse original yang terdapat didalam event tersebut. III.1.1 Pendekatan Komunikasi Pendekatan komunikasi yang digunakan adalah pendekatan dengan mempengaruhi pikiran dan pemahaman dari target market. Dengan pendekatan komunikasi ini dapat diharapkan, agar target market dapat memahami serta merasakan keunggulan produk sepatu Converse original sehingga dapat meninggalkan produk palsu. Berdasarkan pendekatan komunikasi, bahwa strategi komunikasi mempunyai peranan penting dalam proses penyampaian informasi agar tepat sasaran dan efektif sehingga tujuan komunikasi tersebut dapat menyelaraskan dengan tujuan promosi yaitu mengurangi intensitas pemalsuan yang berdampak pada menurunnya laba penjualan Converse original di Indonesia. Berikut merupakan dua unsur pendekatan komunikasi yaitu pendekatan visual dan pendekatan verbal. Unsur Visual Pendekatan visual yang digunakan berhubungan langsung dengan aktivitas acara DeKill Zone, dimana area kota besar dalam pendistribusian sepatu Converse terjadi dengan meningkatnya pola gaya hidup seseorang yang begitu cepat, terlebih target market merupakan kaum remaja, seperti dalam bermain Skateboard, musik, dimana pada usia tersebut merupakan proses pencarian jati mereka dalam pergaulan. Unsur Verbal Pendekatan verbal menggunakan campuran dua bahasa yaitu bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Hal ini terlihat dengan semakin pesatnya

32

perkembangan bahasa Inggris di Indonesia yang telah diyakini oleh banyaknya kalangan menengah atas dalam memasukan bahasa tersebut dalam pergaulan. Gaya bahasa yang digunakan adalah bahasa yang digunakan sehari-hari yang bernada simpel serta mudah dimengerti. III.1.1.1 Lokasi Event Lokasi yang digunakan dalam event tersebut adalah menggunakan lokasi area GOR Saparua Bandung. Lokasi ini merupakan lokasi yang strategis, dimana terdapat ruang-ruang yang sesuai dengan beberapa aktivitas para kaum remaja saat ini seperti bermain Skateboard dan basket. III.1.1.2 Alasan Diadakannya Event Alasan diadakannya event adalah untuk memaksimalkan serta

memanfaatkan waktu tersebut dalam menyampaikan pesan tentang produk secara detail. Event lebih interaktif dan lebih efektif ke target market serta memiliki banyak acara dalam event tersebut. III.1.1.3 Tujuan Event Tujuan diadakannya event pada promosi sepatu Converse original adalah,untuk meningkatkan pertumbuhan penjualan produk dari promosi event tersebut, memperkenalkan produk lebih luas ke target audien, dan memberikan merchandise produk kepada para pemenang peserta event sebagai bagian dari media promosi. III.1.1.4 Acara Event Dekill Zone Pada acara didalam event ini terdapat beberapa acara seperti kontes sepatu dekil, perlombaan sepatu Converse original dan palsu, tantangan bermain Skateboard dan Basketball bersama para pemain professional, komunitas We Love Converse Indonesia serta acara musik. Dalam acara utama event yaitu kontes sepatu Converse dekil, pemenang pertama akan mendapatkan sepatu Converse Limited Edition Iron Man Stitching Canvas. Sepatu Converse edisi spesial ini terlihat fresh serta lebih memiliki gaya. Berikut gambar sepatu Converse edisi spesial tersebut :

33

Gambar III.1 Converse Limited Edition Iron Man Stitching Canvas Sumber: www.converseamericana.com (29 Mei 2013)

Kemudian pada permainan Victim Fake pemenang pertama akan mendapatkan hadiah sepatu Converse Washed Ox, berikut gambar sepatu Converse tersebut :

Gambar III.2 Converse Chuck Taylor All Star Washed Ox Sumber :www.sivasdescalzo.com (29 Mei 2013)

Sebuah event memerlukan susunan acara agar acara tersebut berjalan dengan lancar dan terkoordinasi dengan baik. Berikut ini adalah tabel susunan acara pada event Dekill Zone :

34

WAKTU
09.00-09.30 09.30-09.45

ACARA
Performance Olive Tree Opening MC Iqbal Ramadhan & Puti Anika Pengumuman kontes Dekil Sambutan Juwita Converse Indonesia

LOKASI
Stage musik

09.45-10.45

Beat Box Billy Hitam Putih

Area streetball

10.45-11.45

Games Throw Shoe (MC) Performance Olive Tree

Area games throw shoe

11.45-12.45 12.45-13.45 13.45-14.45

Performance Sajama Cut Performance Asphoria Skateboard Challenge Ali Suhaimi feat Indra Gatot

Stage music Stage music Area track skateboard

14.45-15.15 15.15-16.30 16.30-17.30

Community We Love Converse Games Climbing (MC) Games Victim Fake (MC) Performance The Brndls

Stand WLC community (MC) Area game climbing Track game victim fake Stage music

17.30-18.00 18.00-19.00

Istirahat Streetball feat Deni Sumargo Performance The Brndls Area streetball Stage music Stage music Stage music

19.00-20.00 20.00-21.00

Performance Laconiek Closing (MC) Pengumuman pemenang Games dan Kontes Dekil Performance The Trees and The Wild Tabel III.1 Susunan Acara

35

III.1.2 Strategi Kreatif Strategi kreatif merupakan cara yang menginformasikan serta menjelaskan pendekatan kreatif dalam penyampaian visual. Tujuannya adalah informasi yang disampaikan tepat sasaran dan efektif. Berdasarkan strategi komunikasi dibuatlah strategi kreatif dengan pembuatan iklan video yang sederhana secara visual bagi pengguna sepatu target market dan umumnya masyarakat luas yang bertujuan agar media yang dibuat bisa mencapai target sasaran. Berikut adalah pendekatan visual yang digunakan: Memasukkan gambar ilustrasi gedung-gedung tinggi serta sepatu Converse original. Elemen-elemen visual yang mendukung ilustrasi utama adalah dengan menggunakan visual warna hitam putih sebagai tema dalam keseluruhan karya.

Gambar III.3 Scene Video

III.1.3 Strategi Media Strategi media merupakan alat untuk menyampaikan pesan kepada target audien, agar pesan yang akan disampaikan dapat diterima dengan mudah, Strategi media digunakan untuk menentukan media yang akan diaplikasikan pada sebuah rancangan, baik berupa media utama maupun media pendukung. Media utama Media utama yang digunakan adalah berupa video yang ditayangkan pada media sosial Facebook. atau perangkat elektronik lainnya yang ditempatkan di gerai-gerai yang tersedia dibeberapa kota besar.

36

Media pendukung Media lain yang akan digunakan selain pada perancangan video ini

merupakan tambahan media pendukung untuk menambahkan rasa kepercayaan konsumen terhadap merek serta produk. Berikut merupakan beberapa media pendukung promosi sepatu Converse original : X-banner X-banner digunakan untuk memberitahukan kepada target audien, bahwa selain video animasi terdapat media ini yang ditempatkan di gerai-gerai serta di acara-acara pendukung lainnya. Poster Poster ditempelkan diarea-area strategis yang dapat terlihat jelas oleh khalayak publik seperti area kampus, mall serta area sekolah menengah hingga atas. Diharapkan media pendukung ini dapat menarik perhatian dari target audien. Flyer Flyer digunakan untuk media pemberitahuan mengenai produk original sepatu Converse. Flyer disebarkan melalui event resmi Converse serta dibagikan di gerai-gerai yang telah tersedia. Media ini dipilih karena penyebarannya yang sangat mudah dan sangat meluas. Stiker Stiker merupakan media reminder, ketika konsumen membeli sepatu Converse original maka akan mendapatkan stiker tersebut didalam kemasan serta media ini dipilih karena bisa ditempatkan dimana saja, dan tidak memakan tempat. Majalah Majalah merupakan media pendukung lain yang dapat digunakan untuk berpromosi. Media ini dipilih karena mudah didapatkan oleh siapapun. Hal tersebut terkait dengan keberadaan majalah yang telah banyak dijual di toko-toko buku bahkan di tempat pedagang buku atau koran pinggir jalan. Majalah yang digunakan dalam promosi ini adalah majalah yang berunsur pada desain, gaya hidup remaja.

37

Banner Banner dipasang saat acara event berlangsung disekitar arena tempat

diadakannya event tersebut. Mug Mug merupakan salah satu merchandise yang berikan kepada para pemenang permainan dalam event tersebut. Kaos Kaos digunakan sebagai media pendukung promosi pada saat event berlangsung serta dijadikan sebagai merchandise yang diberikan kepada para pemenang perlombaan di event De Kill Zone. Jam Jam merupakan salah satu merchandise yang berikan kepada pemenang permainan dalam event tersebut. Namun untuk mendapatkannya tidak mudah, karena pemenang merupakan peserta yang telah dipilih oleh panitia tanpa diketahui oleh peserta sebelumnya. Pin Media ini merupakan sebuah media pelengkap yang didapatkan oleh para peserta event De Kill Zone. Hal ini dimaksudkan sebagai apresiasi pihak Converse kepada para peserta event atas dukungannya. III.1.3.1 Jadwal Media Jadwal penyebaran media dilakukan selama 2 bulan sebelum event dilaksanakan yaitu pada pertengahan bulan Juni, Juli hingga pertengahan Agustus. Sedangkan media gimmick diberikan pada saat acara dimulai.
MEDIA
Video Poster Flyer X-Banner Majalah

JUNI
Minggu 3 Minggu 4 Minggu 1

JULI
Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

AGUSTUS
Minggu 1 Minggu 2

Tabel III.2 Jadwal Media

38

III.2 Konsep Visual Konsep visual merupakan suatu perancangan yang bertujuan untuk menyampaian pesan melalui visual, agar informasi yang ingin disampaikan mudah diterima dan dapat memperkuat kemampuan komunikasi dari informasi yang disampaikan kepada target audien, Adapun diantaranya bagian dari konsep yang meliputi : III.2.1 Format Desain Format desain yang akan di pakai dalam video adalah lebar 488 pixel x tinggi 199 pixel dan format kertas landscape. Ukuran yang digunakan merupakan ukuran standar layar iklan pada media sosial Facebook.

Gambar III.4 Format Desain Video

Gambar III.5 Video Pada Media Sosial Facebook

39

III.2.2 Tata Letak Tata letak (layout) adalah merupakan proses penataan, dan pengaturan teks atau grafik pada halaman layout meliputi penyusunan, pembagian, tempat dalam suatu halaman, pengaturan jarak spasi, pengelompokan teks dan grafik. Dalam tata letak yang digunakan pada media ini yaitu menggunakan gaya modern, dimana hanya menggunakan satu halaman dan melonggarkan antar ruang dengan jarak teks. Headline dalam media utama diletakkan berada di samping kiri halaman dengan memberikan jarak antar teks yang lumayan lebar dan pada teks lain seperti pada undangan serta lokasi ditempatkan pada area sebelah kanan. Sebagai elemen tambahan dalam teks sebelah kanan diberikan sebuah latar berwarna putih dengan bentuk persegi untuk memberikan sebuah kontras nilai gelap terang. Hal ini di desain agar terlihat proporsional sesuai dengan pandangan mata agar dapat terfokus pada kedua objek tersebut dan tidak terlihat redup.

Gambar III.6 Tata Letak Scene Video

III.2.3 Tipografi Perancangan video ini menggunakan beberapa jenis huruf seperti CF Old Lithography dan Grungerocker. Huruf CF Old Lithography digunakan pada judul besar video. Hal tersebut menegaskan bahwa kata DeKill Zone pada judul video menjelaskan tentang event sepatu Converse semakin dekil

40

semakin keren dan pengertian kedua yaitu sebagai area atau zona untuk menghilangkan/membunuh produk palsu sepatu Converse. Jenis huruf ini memiliki bentuk yang sedikit rusak dengan ditandai oleh bercak-bercak kotor yang terdapat pada huruf. Kesan yang disampaikan didalam bentuk jenis huruf ini adalah sederhana atau simple, hal ini mengacu pada bentuk sepatu Converse yang di desain sederhana. Kemudian jenis huruf ini memiliki kesan lain yaitu klasik, dimana dalam bentuk huruf tersebut terdapat bentuk yang ramping dan tebal. Begitupun kaitannya dengan produk sepatu Converse jenis Chuck Taylor AllStar yang sudah hidup selama lebih dari satu dekade. Jenis huruf ini didapat dari situs www.dafont.com dengan cara diunduh secara gratis pada 13 Maret 2013.

Gambar III.7 Jenis Huruf CF Old Lithography

Huruf Grungerocker digunakan pada logo produk sepatu Converse, hal ini dimaksudkan untuk menyesuaikan dengan logo aslinya serta target audien yang sudah familiar dengan logo tersebut.

Gambar III.8 Jenis Huruf Grungerocker

41

III.2.4 Ilustrasi Ilustrasi yang ditampilkan pada video menggunakan elemen vector yang berhubungan dengan event DeKill Zone. Dimana gedung-gedung sebagai ilustrasi yang menceritakan target market dari kalangan menengah atas dengan gaya hidup modern serta sebuah gambar sepatu Converse Chuck Taylor AllStar sebagai penegasan event produk Converse.

Gambar III.9 Ilustrasi Gedung dan sepatu

Kemudian gambar jejak sepatu pada tulisan DeKill Zone merupakan sebuah tindakan dari pihak original dalam mengurangi intensitas pemalsuan produk sepatu Converse dengan melalui sebuah injakan. Hal ini pula menjelaskan bahwa meskipun sepatu Converse original dengan kondisi usang yang telah digunakan selama beberapa tahun, namun masih dapat terlihat gaya dan nyaman untuk digunakan.

Gambar III.10 Ilustrasi jejak Sepatu Converse

42

III.2.5 Warna Warna merupakan pelengkap gambar serta dapat mewakili suasana objek yang dibuatnya. Dalam perancangan media video menggunakan warna hitam dan putih. Pemilihan warna berdasarkan produk sepatu Converse yang dinilai klasik serta dapat dipadukan dengan berbagai busana. Berikut contoh warna hitam dan putih :

Gambar III.12 Jenis Warna Hitam dan Putih

Berdasarkan psikologi warna, hitam melambangkan kegelapan dan ketidakhadiran cahaya. Hitam merupakan sebuah lambang misteri, Hitam juga melambangkan kekuasaan dan kekuatan karena hitam dapat membangkitkan emosional serta modern. Pada umumnya warna hitam diasosiasikan dengan negatif, seperti ungkapan kambing hitam, ilmu hitam, daftar hitam, pasar gelap dan lain-lain, namun positifnya menandakan suatu sikap yang tegas, kukuh, formal, serta struktur yang kuat. Sedangkan putih memiliki karakter yang positif, diantaranya merangsang, cemerlang, ringan dan sederhana. Putih melambangkan kesucian, polos, jujur dan murni. Putih memproyeksikan kemurnian, kebersihan dan netral. Efek dari warna putih adalah membantu kejernihan pikiran, memotivasi untuk menyingkirkan rintangan atau halangan serta membantu menjernihkan pikiran. Kemudian jika digabungkan antara hitam dan putih akan menghasilkan sebuah penjelasan pada sepatu Converse yaitu sebuah kekuasan yang memiliki sikap yang tegas dan kuat yang mampu menghadapi rintangan serta dapat menghasilkan sebuah harapan. Data fakta warna di dapat dari halaman situs http://www.ar7ikel.com/view-content-36teori-dan-fakta-tentang-warna.html dan diakses pada 30 mei 2013.
43

BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA IV.1 Material Produksi Dalam pembuatan video sebagai media iklan yang menginformasikan ini, diperlukan spesifikasi komputer yang memiliki kemampuan dan kapasitas yang maksimal untuk mengolah data agar mencapai hasil akhir yang diharapkan. Spesifikasinya adalah sebagai berikut: IV.1.1 Perangkat Keras (Hardware) Spesifikasi komputer - Processor: Intel Pentium Dual Core 2,3 GHz - Memory (RAM) 4 GB - Hardisk 250 GB - Memory VGA 512 MB - Monitor GLC - DVD-R/+RW Samsung Speed Plus - USB Drive 2 slot IV.1.2 Perangkat Lunak (Software) Program atau Software merupakan elemen yang sangat berperan penting dalam pembuatan media video. Pemilihan Software sangat menentukan dalam tahap produksi. Beberapa Software yang digunakan dalam pembuatan video adalah sebagai berikut: o Sistem operasi menggunakan Windows XP Profesional (Service Pack 3). o Microsoft Office Word 2007 digunakan sebagai Software untuk membuat serta menyusun skenario dan Storyline, juga digunakan untuk menyusun laporan pengantar proyek tugas akhir ini. o Corel Draw X4 adalah Software yang digunakan untuk membuat media pendukung seperti Flyer, Packaging, poster dan lain-lain. o Adobe Photoshop CS5 digunakan dalam pengolahan gambar ilustrasi. o Adobe Indesign CS5 digunakan untuk menyusun dan menjalankan scenescene gambar ilustrasi dan teks yang telah dibuat sesuai dengan skenario dan menambahkan efek gerak.

44

IV.2 Teknis Produksi Dalam suatu perancangan media video dilakukan beberapa tahap teknis produksi yaitu pra produksi, dan produksi diantaranya sebagai berikut: I V. 2.1 Pra Produksi Tahap praproduksi merupakan proses perancangan yang dilakukan sebelum membuat sebuah media. Pada tahap ini penulis melakukan beberapa fase, diantaranya: Menentukan cerita Cerita yang disampaikan adalah cerita yang menggambarkan sebuah perbandingan kualitas produk original dengan kualitas palsu serta emosional lewat sebuah kontes permainan dalam satu event. Didalamnya terdapat beberapa acara seperti Games, Skateboard, Street Dance, Basketball serta acara musik. Membuat Storyline Merupakan pengembangan dari skenario video yang membahas alur cerita yang akan dibuat berisi keterangan visual serta teks yang diberikan unsur gerak. Membuat Storyboard Proses penggalan cerita berbentuk skrip gambar ilustrasi serta teks dengan bentuk dua dimensi. Storyline digunakan sebagai panduan dalam membuat visualisasi pada Storyboard. Objek dan Karakter Menggambarkan serta menginformasikan pesan yang disampaikan pada iklan yang akan dibuat, berikut contohnya :

Dekillzone
Gambar IV.1 Objek Visual Video 45

IV.2.2 Produksi X-banner Media X-Banner ini akan ditempatkan di depan gerai Converse dan acara event agar banyak dilihat oleh pengunjung. Material bahan Jerman , ukuran 160 cm x 60 cm, cetak media dengan cetak offset. Berikut dibawah ini merupakan contoh media pendukung X-banner :

Gambar IV.2 Media X-Banner

Poster Poster adalah promosi dan informasi, baik jasa, barang biasa maupun barang-barang hasil produksi industri. Material Vinyl Paper ukuran A2 = 59 cm x 42 cm, cetak media dengan cetak offset. Berikut merupakan contoh gambar media pendukung poster :

46

Gambar IV.3 Media Poster

Flyer Flyer merupakan media yang sederhana untuk menyampaikan suatu informasi dan promosi kepada target audien. Material Art Paper 120gr, ukuran 10 cm x 21 cm, cetak media dengan cetak offset.

Gambar IV.4 Media Flyer

Stiker Stiker merupakan media reminder, ketika konsumen membeli sepatu

Converse original maka akan mendapatkan stiker tersebut didalam kemasan serta media ini dipilih karena bisa ditempatkan di mana saja, dan tidak memakan tempat. Material menggunakan kertas stiker, berukuran 8 cm x 8 cm, cetak media dengan cetak printout Laserjet.

47

Gambar IV.5 Media Stiker

Majalah Media majalah dalam promosi ini agar pesan yang ingin disampaikan bisa langsung ke target market yaitu kalangan usia 18 tahun hingga 27 tahun. Ukuran gambar pada media majalah 1 halaman pada majalah tersebut.

Gambar IV.6 Media Majalah

Banner Media Banner digunakan ditempat-tempat event berlangsung, hal tersebut dikarenakan agar masyarakat lebih jelas mengetahui bahwa ada promosi event ditempat arena GOR Saparua. Teknis produksi material bahan Jerman , ukuran 160 cm x 60 cm, cetak media dengan cetak offset. Berikut merupakan contoh gambar media pendukung Banner :

48

Gambar IV.7 Media Banner

Flag Chain Flag Chain ini merupakan sebuah media pendukung yang dipasangkan pada saat acara DeKill Zone berlangsung. Ukuran media Flag Chain adalah 14.8 cm x 15.8 cm dengan berbahan Art Paper 130 gr.

Gambar IV.8 Media Flag Chain

49

Pin Media ini merupakan sebuah media pelengkap yang didapatkan oleh

para peserta event DeKill Zone. Ukuran yang digunakan dalam pembuatan pin adalah 4.4 cm.

Gambar IV.9 Media Pin

Jam Media ini merupakan sebuah gimmick atau merchandise yang diberikan kepada pemenang perlombaan-perlombaan yang terdapat pada event DeKill Zone. Ukuran jam berukuran 8 cm x 8 cm berbahan dasar alumunium.

Gambar IV.11 Media Jam

50

Kaos Media Kaos dibuat dengan bahan cotton combed dengan ukuran all size atau segala ukuran dengan panjang 45 cm dan 65 cm. Teknis

produksi media kaos adalah dengan cara digital sablon dan diberikan kepada pemenang perlombaan-perlombaan yang terdapat di event DeKill Zone.

Gambar IV.12 Media Kaos

Mug Media Mug dibuat dengan bahan Keramik menggunakan teknis produksi print digital. Ukuran desain mug adalah 18x8 cm, dan diberikan kepada pemenang perlombaan pada event DeKill Zone sebagai merchandise.

Gambar IV.13 Media Mug

51

DAFTAR PUSTAKA Barang Palsu Susah Diberantas. Tersedia di: http://www.merdeka.com. [6 Mei 2013] Converse Marketing Plan. Tersedia di: http://www.scribd.com. [ 8 Maret 2013] Converse Limited Edition Iron Man Stitching Canvas. Tersedia di:

http://www.converseamericana.com. [29 Mei 2013] Converse Chuck Taylor All Star Washed Ox. Tersedia di:

http://www.sivasdescalzo.com [29 Mei 2013] Definisi produk. Business Management Marketing. Tersedia di:

http://id.shvoong.com. [9 Januari 2013] Gobe, Marc. 2005. Emotional Branding. Jakarta. Erlangga Iklan Converse di Indonesia. Tersedia di http://www.facebook.com.[12 Maret 2013] Kotler, Philip. (1995). Strategi Pemasaran Jilid I. Jakarta. Prenhallindo Kotler, Philip. (2005). Manajemen Pemasaran Jilid I. Jakarta. Indeks Kualitas Original. Tersedia di: http://www.sepatugaia.com. [23 April 2013] Kusrianto, Adi. 2007. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta. Andi Pengertian Media. Tersedia di: http://www.ut.ac.id. [3 Mei 2013] Products Collections ChuckTaylor. Tersedia di: http://www.converse.com. [12 Januari 2013] Revolusi Konsumen Kelas Menengah Indonesia . Tersedia di:

http://www.manuverbisnis.wordpress.com. [5 Mei 2013] Sepatu All Star. (2011). Tersedia di: http://www.shoedistro.com. [12 Januari 2013] Shimp A Terence. (2000). Periklanan Promosi Jilid I Edisi Kelima. Jakarta. Erlangga.

52

Silviani,

Y.

(2013).

Festival

Jajanan

Jawa

Barat.

Tersedia

di:

http://elib.unikom.ac.id. [7 Mei 2013] Simamora, Henri. 2000.Manajemen Pemasaran Internasional. Jakarta. Salemba Empat Teori dan fakta tentang warna Tersedia di: http://www.ar7ikel.com. [30 mei 2013] Walker,John A. (2010). Desain, Sejarah, Budaya.Yogyakarta.Jalasutra. We Love Converse. Tersedia di: http:// www.kaskus.co.id. [11 Maret 2013]

53

Anda mungkin juga menyukai