Anda di halaman 1dari 9

AGORA Vol.

5, No : 3, (2017)

PENGARUH BRAND IMAGE DAN BRAND TRUST TERHADAP


KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPATU CONVERSE
Adrian Junio Adiwidjaja dan Zeplin Jiwa Husada Tarigan
Program Studi Manajemen Bisnis, Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Petra
Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya
E-mail: junioadrian@gmail.com ; zeplin@petra.ac.id

ABSTRAK I.PENDAHULUAN

Brand image dan brand trust merupakan faktor Persaingan bisnis dewasa ini kian hari semakin
yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian kompetitif. Pemicunya adalah terjadinya
konsumen. Brand image yang baik akan modernisasi dan globalisasi yang menyebabkan
memberikan dampak positif bagi perusahaan yang kemajuan teknologi yang pesat dan perubahan
akhirnya akan memberikan keuntungan bagi lingkungan yang cepat (Auliyani, 2013). Oleh
perusahaan melalui peningkatan pembelian karena itu, para pelaku usaha harus terus melakukan
konsumen karena adanya brand trust dari konsumen inovasi dalam rangka memenuhi kebutuhan
terhadap produk. Penelitian ini bertujuan untuk konsumen yang beragam dan untuk
mengetahui ada atau tidaknya pengaruh brand mempertahankan pelanggan serta memenangkan
image dan brand trust terhadap keputusan persaingan dalam bisnis.
pembelian sepatu Converse. Seringkali para pebisnis melupakan aspek
Jenis penelitian yang digunakan bersifat kausal dan penting dalam bisnisnya yaitu terkait branding.
metode penelitian yang digunakan adalah metode Branding inipun akan menjadi sia-sia ketika
kuantitatif. Penelitian ini menggunakan sampel dari kegiatan tersebut tidak bisa menciptakan distinctive
populasi sebanyak 50 responden, menggunakan customer satisfaction (kepuasan pelanggan yang
metode purposive sampling. Hasil penelitian hanya diberikan oleh produk itu sendiri, tidak
menunjukkan bahwa brand image dan brand trust diberikan oleh produk yang dibuat oleh pesaing).
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Para pebisnis hanya berfokus untuk mengejar
keputusan pembelian. peningkatan penjualan dengan harapan nantinya
akan merebut pangsa pasar. Akibatnya, sebagian
Kata Kunci : Brand image, brand trust, keputusan besar penjualan yang dibuat hanya berdasarkan
pembelian customer value yang sama, sehingga menimbulkan
produk dan jasa yang bersifat komoditi yang akan
ABSTRACT dibeli konsumen hanya atas pertimbangan harga
Brand image and brand trust are factors that can bukan berdasarkan karakteristik produk yang luar
affect consumer’s purchase decision. A good brand biasa (Rangkuti, 2002).
image has a positive impact which ultimately Memahami perilaku konsumen juga merupakan
provide more benefit for the company through the hal yang penting untuk dilakukan oleh pebisnis
increase of consumer’s purchase due to consumer’s karena setiap konsumen memiliki alasan-alasan
brand trust of the product. This study aims to tertentu dalam memilih produk. Konsumen dapat
determine whether brand image and brand trust membeli produk atas dasar kualitas dan layanan
will affect consumer’s purchase decision of produk yang mereka dapat. Alasan lainnya adalah
Converse sneakers. untuk pemenuhan kebutuhan atau tak jarang
Type of this research is causal and the research beberapa dari mereka membeli produk tanpa ada
method used is quantitative method. This study alasan tertentu atau secara spontan (Tandywijaya,
using some samples of the population as many as 50 2015, p. 1).
respondents, using purposive sampling method. The Menurut Schiffman dan Kanuk (2008),
results showed that brand image and brand trust konsumen cenderung untuk mempercayai produk
have a positive and significant influence on dengan merek yang disukai ataupun terkenal.
purchase decision. Alasan inilah yang mendasari perusahaan untuk
memperkuat posisi merknya agar tercipta brand
Keywords : Brand image, brand trust, purchase image (citra merek) yang positif dan menancap kuat
decision dalam benak konsumen. Melalui brand image,
konsumen mampu mengenali sebuah produk,
mengevaluasi kualitas, mengurangi resiko
pembelian, dan memperoleh pengalaman dan
AGORA Vol. 5, No : 3, (2017)

kepuasan dari diferensiasi produk tertentu (Lin et Tabel 1.1. 10 Merek Sepatu Terbaik Dunia
al., 2007, p. 122) dalam (Musay, 2013). (Lanjutan)
Brand image dapat terbentuk melalui brand 6 Reebok 7
associations dalam diri konsumen. Menurut Keller 7 Puma 6
(2013, p. 78) ada tiga faktor yang membentuk brand 8 New Balance 5
associations yaitu; Strength of Brand Associations 9 DC 4
(bagaimana melalui pengalaman, sebuah brand 10 Vlado 3
dapat dengan kuat menancap dalam diri konsumen (dan beberapa persentase kecil sisanya diperoleh
dan mempengaruhi mereka), Favorability of Brand lebih dari 55 merek lain.)
Associations (bagaimana pemasar meyakinkan Sumber: Best sneaker brands (2017), data diolah
konsumen bahwa sebuah merek dapat mengandung Melalui data di atas dapat disimpulkan bahwa
atribut dan keuntungan yang relevan untuk dapat Converse memiliki brand image yang baik dimata
memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka), dan konsumen dan mampu bertahan di urutan atas di
Uniqueness of Brand Associations (bagaimana usianya kini yang telah mencapai 109 tahun. Di
sebuah brand memiliki keunggulan kompetitif yang balik kesuksesan tersebut, ternyata Converse juga
sustainable sehingga konsumen memiliki alasan pernah melewati masa-masa sulit, dimana pada
tersendiri untuk membeli sebuah produk). tahun 2001 Converse telah dinyatakan bangkrut
Fenomena persaingan brand ini dapat terlihat sebelum akhirnya dibeli oleh Nike pada tahun 2003
melalui produk sepatu, khususnya sneaker (sepatu (Lorenzetti, 2013, par. 1). Brand Converse ini
dengan sol berbahan dasar karet). Banyaknya brand menarik untuk diteliti karena brand image yang
dan produk sneaker saat ini mendorong konsumen dimiliki Converse tergolong luar biasa. Walaupun
untuk melakukan identifikasi dan pengambilan pernah mengalami kebangkrutan, brand image
keputusan saat menentukan suatu brand yang ideal Converse mampu dipertahankan dan dibangun
untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan kembali sehingga dapat bertahan dan melekat secara
mereka. Kompetisi tersebut akan terus berlanjut positif dalam diri konsumen hingga saat ini.
melihat banyaknya perusahaan sepatu yang terus Melalui brand image Converse yang telah
berinovasi menciptakan produk-produk baru untuk melekat baik, diharapkan akan muncul brand trust
memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen dari konsumen. Kepercayaan pelanggan pada merek
yang semakin dinamis seiring perkembangan (brand trust) didefinisikan sebagai keinginan
zaman. pelanggan untuk bersandar pada sebuah merek
Converse adalah nama dari salah satu merek dengan resiko-resiko yang dihadapi karena
sneaker ternama mancanegara. Converse berdiri ekspektasi terhadap merek itu akan menyebabkan
pada tahun 1908 sebagai perusahaan sepatu karet hasil yang positif (Lau & Lee, 1999, p. 344) dalam
yang berspesialisasi pada sepatu bot. Tak lama (Rizan, 2012).
kemudian, mereka menggunakan bahan karet yang Sweeney (dalam Setyaji, 2008) mengungkapkan
dimiliki untuk memproduksi sepatu. Pada mulanya, bahwa indikator keputusan pembelian adalah buy or
Converse memproduksi sepatu yang dikhususkan not buy berhubungan dengan keyakinan dalam
untuk olahraga basket. Tujuan awal dari terciptanya membeli dan would not expect any problem yang
sepatu tersebut akhirnya berubah. Kini Converse merupakan harapan untuk tidak mendapatkan
tidak hanya dipakai di lapangan basket namun resiko, dan pertimbangan untuk mendapatkan
dipakai untuk banyak kegiatan lain sesuai keinginan manfaat dari produk tersebut. Ketika brand image
pemakainya; untuk bermain skate, bermusik, dan yang melekat secara positif pada Converse mampu
berkarya. Pemakainya menggunakan Converse menimbulkan brand trust dalam diri konsumen,
untuk kebutuhan fashion maupun bekerja. Converse konsumen akan memiliki pertimbangan resiko ke
dapat dikostumisasi untuk mengikuti personal style arah yang positif sehingga mempengaruhi
dari para pemakainya, dari situ pula potensi terbesar konsumen untuk akhirnya melakukan pembelian.
Converse dapat terbuka. Pemakai Converse dapat Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan
dengan bebas mengekspresikan diri mereka (Our di atas, maka penelitian ini diberi judul “Pengaruh
story, 2017). Brand Image dan Brand Trust terhadap
Menurut Best Sneaker Brands (2017), dimana Keputusan Pembelian Sepatu Converse.”
2000 responden melakukan vote untuk menentukan
10 merek sepatu terbaik dunia, diperoleh hasil Rumusan Masalah
sebagai berikut: Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan
Tabel 1. 10 Merek Sepatu Terbaik Dunia di atas, dilakukan analisis tentang pengaruh brand
Rank Brand Persentase (%) image dan brand trust terhadap keputusan
1 Nike 20 pembelian konsumen
2 Adidas 13 1. Apakah brand image berpengaruh positif dan
3 Converse 11 signifikan terhadap brand trust sepatu Converse?
4 Air Jordan 8
5 Vans 8
AGORA Vol. 5, No : 3, (2017)

2. Apakah brand image berpengaruh positif dan pemasaran memiliki unsur pembeda (dianggap
signifikan terhadap keputusan pembelian sepatu unik, dipegang secara kuat, dan dievaluasi
Converse? secara baik oleh masyarakat) jika
3. Apakah brand trust berpengaruh positif dan dibandingkan dengan asosiasi-asosiasi merek
signifikan terhadap keputusan pembelian sepatu produk lainnya.
Converse?
Brand Trust
Brand Image Kepercayaan pelanggan pada merek (brand
Brand Image merupakan sekumpulan asosiasi trust) didefinisikan sebagai keinginan pelanggan
yang dipersepsikan oleh konsumen terhadap merek untuk bersandar pada sebuah merek dengan resiko-
tertentu, yang dikenal dengan istilah brand resiko yang dihadapi karena ekspektasi terhadap
association, tiga indikator brand image terkait merek itu akan menyebabkan hasil yang positif
dengan brand association adalah sebagai berikut: (Lau & Lee, 1999, p. 344) dalam (Rizan, 2012).
(Keller, 2013, p. 78) Menurut Kustini dan Ika (2011, p. 23), brand
a. Strength of brand associations trust dapat diukur melalui viabilitas (viability) dan
Strength of association bergantung pada intensionalitas (intentionality).
informasi mengenai merek dalam memori 1. Viability
masyarakat dan cara mempertahankannya Mewakili sebuah persepsi bahwa suatu merek
sebagai bagian dari citra merek produk yang dapat memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan
diiklankan. Strength mempunyai sub-indikator nilai konsumen. Viability dapat diukur melalui
sebagai berikut: sub-indikator kepuasan dan nilai (value).
1. Personal relevance (hubungan atau 2. Intentionality
keterikatan) artinya masyarakat akan lebih Mencerminkan perasaan aman dari seorang
mudah menumbuhkan citra dalam benak individu terhadap suatu merek. Intentionality
mereka ketika melihat program pemasaran dapat diukur melalui sub-indikator security dan
yang baru karena mereka telah memiliki trust.
pengetahuan yang luas dan berkaitan dengan
merek tersebut sebelumnya. Keputusan Pembelian
2. Consistensy (konsisten/tidak berubah– Menurut Kotler, Wong, Saunders, dan
ubah) artinya pesan yang disampaikan kepada Armstrong (2005, p. 284) keputusan pembelian
masyarakat melalui program pemasaran selalu adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan
konsisten. pembelian dimana seorang konsumen benar-benar
b. Favorability of brand associations membeli sebuah produk.
Favorable brand associations diciptakan dengan Menurut Hsu, Chang dan Sweeney (dalam
meyakinkan masyarakat bahwa sebuah merek Setyaji 2008) indikator keputusan pembelian adalah
dapat memiliki manfaat yang relevan dan dapat sebagai berikut:
memenuhi kebutuhan dan keinginan sehingga 1. Keinginan untuk menggunakan produk
mampu membentuk brand attitude yang positif 2. Keinginan untuk memiliki produk
terhadap mereka. Favorable mempunyai sub- 3. Ketertarikan pada produk tersebut
indikator sebagai berikut: 4. Meluangkan waktu untuk mendapatkan produk
1. Desirable (diharapkan/dapat diinginkan) 5. Mengetahui fungsi produk dengan baik
artinya sejauh mana merek produk yang di
bawakan oleh program komunikasi pemasaran Kerangka Pemikiran
dapat memenuhi harapan/keinginan khalayak
sasaran. Brand Image
2. Deliverable (dapat disampaikan)
Keputusan
bergantung pada informasi mengenai merek
dapat disampaikan dengan baik kepada Pembelian
masyarakat. Brand Trust
c. Uniqueness of brand associations
Unique brand associations adalah tingkat
keunikan merek yang memiliki manfaat yang Gambar 1. Kerangka Pemikiran
bersifat kompetitif dan terus menerus sehingga
dapat menyebabkan khalayak sasaran tertarik Hipotesis
untuk menggunakannya. Unique mempunyai H1: Diduga brand image berpengaruh positif dan
sub-indikator sebagai berikut: signifikan terhadap brand trust sepatu
1. Point of difference (unsur Converse.
diferensiasi/perbedaan) artinya sejauh mana H2: Diduga brand image berpengaruh positif dan
asosiasi–asosiasi merek produk yang signifikan terhadap keputusan pembelian
dibawakan oleh program komunikasi sepatu Converse.
AGORA Vol. 5, No : 3, (2017)

H3: Diduga brand trust berpengaruh positif dan Least Square (PLS) dengan software smart PLS
signifikan terhadap keputusan pembelian sepatu versi 3.0. PLS adalah teknik statistika multivariat
Converse. yang melakukan pembandingan antara variabel
dependen berganda dan variabel independen
II.METODOLOGI PENELITIAN berganda. Model pengukuran digunakan untuk uji
Jenis Penelitian validitas dan reabilitas, sedangkan model struktural
Jenis penelitian yang dilakukan adalah digunakan untuk uji kausalitas (Abdillah &
penelitian kausal dengan metode kuantitatif, yaitu Hartono, 2015, p. 161).
penelitian dengan karakteristik masalah berupa
hubungan sebab akibat antar dua variabel atau lebih III. HASIL PENELITIAN DAN
(Sugiyono, 2002: p. 12). PEMBAHASAN
Peneliti dapat mengidentifikasi fakta atau Demografi karakteristik responden dalam
peristiwa yang ada sebagai variabel yang penelitian ini meliputi jenis kelamin, usia, dan
dipengaruhi (variabel dependen) yaitu keputusan pekerjaan, hal ini dapat dilihat pada tabel berikut
pembelian dan menyelidiki variabel yang ini:
mempengaruhinya (variabel independen) yaitu Tabel 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis
brand image. Dalam penelitian ini digunakan Kelamin
variabel intervening, yaitu brand trust. Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentase (%)
Laki-Laki 24 48
Populasi dan Sampel Perempuan 26 52
Dalam penelitian ini, populasi yang diteliti Total 50 100
adalah konsumen sepatu Converse. Teknik Berdasarkan tabel di atas, jumlah responden dan
sampling yang digunakan dalam penelitian ini presentasenya yang cukup seimbang menunjukkan
adalah non probability sampling. Non probability bahwa konsumen sepatu Converse berdasarkan
sampling adalah teknik pengambilan sampel yang jenis kelamin terbagi secara merata dan memang
tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi sesuai untuk laki-laki maupun perempuan.
setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih Tabel 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia Jumlah Responden Persentase (%)
menjadi sampel (Sugiyono, 2002, p. 77). Teknik
< 15 tahun 1 2
yang digunakan dalam penelitian ini adalah 16 – 25 tahun 41 82
purposive sampling dimana sampel yang diambil 26 – 35 tahun 8 16
adalah yang mewakili karakteristik sebagai > 35 tahun 0 0
konsumen Converse. Sampel dalam penelitian ini Total 50 100
adalah masyarakat yang pernah membeli sepatu Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan
Converse dalam kurun waktu kurang lebih dua bahwa sebagian besar konsumen sepatu Converse
tahun terakhir. didominasi usia 16 – 25 tahun dengan jumlah
Pedoman pengukuran sampel menurut Hair et sebanyak 41 orang dengan persentase sebesar 82%
al. dalam Ferdinand (2006), dapat Tergantung pada dari total responden. Hal ini menunjukkan bahwa
jumlah parameter yang diestimasi. Pedomannya walaupun target pasar sepatu Converse tidak
adalah 5-10 kali jumlah parameter yang diestimasi. dibatasi usia, sepatu Converse lebih banyak
Pada penelitian ini, jumlah indikator yang diminati oleh kalangan anak muda di usia produktif.
digunakan adalah sebanyak 10 indikator. Oleh Tabel 4. Karakteristik Responden Berdasarkan
karena itu jumlah sampel yang dibutuhkan adalah Pekerjaan
10 x 5 = 50 sampel. Pekerjaan Jumlah Persentase (%)
Responden
Pelajar/Mahasiswa 26 52
Jenis dan Sumber Data Wiraswasta 9 18
Data primer dalam penelitian ini diperoleh Pegawai swasta 5 10
melalui penyebaran angket di lapangan. Angket Pegawai negeri 0 0
merupakan teknik pengumpulan data yang Lain-Lain 10 20
dilakukan dengan cara memberi seperangkat Total 50 100
pernyataan tertulis kepada sampel yang sudah Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan
ditentukan untuk memperoleh informasi tentang bahwa sebagian besar konsumen sepatu Converse
pengaruh brand image dan brand trust terhadap didominasi oleh pelajar dan mahasiswa dengan
keputusan pembelian. Skala pengukuran yang jumlah sebanyak 26 orang dengan persentase
digunakan dalam angket ini adalah skala likert. sebesar 52% dari total responden. Hal ini
Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh menunjukkan bahwa meskipun target market
dengan membaca buku, jurnal, dan karya ilmiah Converse mencakup semua profesi dan kegiatan
yang ditulis oleh para ahli yang berkaitan dengan konsumen, sepatu Converse lebih banyak diminati
variabel dalam penelitian ini sebagai landasan teori. oleh kalangan pelajar dan mahasiswa terkait dengan
pertimbangan profesi atau kegiatan mereka.
Teknik Analisis Data 5−1
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 = = 0,8
Dalam penelitian ini, digunakan metode Partial 5
AGORA Vol. 5, No : 3, (2017)

Dengan hasil interval kelas 0,8, maka dapat (Partial Least Square). Dimana PLS Path Modeling
disimpulkan kriteria rata-rata jawaban responden memiliki 2 model, yaitu Outer Model dan Inner
adalah: Model. Outer Model merupakan model untuk
Tabel 5. Kriteria Rata-Rata Jawaban Responden menilai validitas dan reliabilitas model. Penilaian
Interval Brand Image Brand Trust Keputusan dilakukan melalui proses alogaritma, parameter
(X) (Y) Pembelian (Z) model pengukuran (validitas konvergen, validitas
1,00 – 1,80 Sangat Sangat Sangat Negatif
Buruk Buruk diskriminan, composite reabillity, cronbach’s
1,81 – 2,60 Buruk Buruk Negatif alpha, dan Average Variance Extracted).
2,61 – 3,40 Netral Netral Netral Convergent validity berhubungan dengan prinsip
3,41 – 4,20 Baik Baik Positif bahwa pengukur-pengukur dari suatu konstruk
4,21 – 5,00 Sangat Baik Sangat Baik Sangat Positif seharusnya berkorelasi tinggi. Indikator rule of
Skala mean tersebut digunakan untuk menilai thumb yang dianggap reliable jika memiliki outer
jawaban yang ada pada angket. Sebagaimana loading di atas 0,7. Adapun hasil korelasi antara
dijelaskan dalam definisi operasional, variabel indikator dengan konstruknya seperti terlihat pada
dalam penelitian ini antara lain Brand Image (X), output di bawah ini:
Brand Trust (Y), dan Keputusan Pembelian (Z), Tabel 8. Convergent Validity
hasil analisis deskriptif ditunjukkan sebagai berikut: Original Sample Standard T-
Tabel 5. Hasil Tanggapan Responden Terhadap Sample Mean Deviation Statistics
Brand Image (X) Brand
Image (X)
Variabel Pernyataan Mean Kategori Str1 0,759 0,756 0,056 13,511
Str2 0,850 0,854 0,033 25,758
Str1 4,14 Baik Str3 0,906 0,904 0,027 33,405
Str2 4,44 Sangat Baik Fav1 0,721 0,724 0,075 9,649
Str3 4,22 Sangat Baik Fav2 0,773 0,771 0,054 14,408
Fav1 4,22 Sangat Baik Fav3 0,857 0,854 0,037 22,888
Brand Image Uni1 0,855 0,858 0,039 21,922
Fav2 4,16 Baik
(X) Uni2 0,905 0,903 0,027 32,894
Fav3 4,2 Baik
Uni3 0,841 0,839 0,060 14,087
Uni1 4,4 Sangat Baik
Brand
Uni2 4,22 Sangat Baik
Trust (Y)
Uni3 4,2 Sangat Baik Via1 0,936 0,935 0,020 46,262
Total Mean Brand Image (X) 4,25 Sangat Baik Via2 0,916 0,915 0,028 32,727
Tabel 6. Hasil Tanggapan Responden Terhadap Int1 0,717 0,715 0,075 9,501
Brand Trust (Y) Int2 0,925 0,927 0,022 41,247
Via1 4,38 Sangat Baik Keputusan
Brand Trust Via2 4,44 Sangat Baik Pembelian
(Y) Int1 4,16 Baik (Z)
Z1 0,802 0,802 0,049 16,309
Int2 4,4 Sangat Baik
Z2 0,883 0,884 0,029 30,901
Total Mean Brand Trust (Y) 4,34 Sangat Baik
Z3 0,843 0,841 0,040 21,249
Tabel 7. Hasil Tanggapan Responden Terhadap Z4 0,817 0,815 0,045 18,017
Keputusan Pembelian (Z) Z5 0,765 0,756 0,082 9,372
Z1 4,22 Sangat Positif Berdasarkan tabel di atas, Variabel Brand Image
Z2 4,44 Sangat Positif (X) yang diukur menggunakan 9 dimensi
Keputusan
Z3 4,16 Positif
Pembelian (Z) pengukuran, keseluruhannya memiliki nilai
Z4 4,22 Sangat Positif
Z5 4,44 Sangat Positif convergent validity di atas 0,7. Kesembilan
Total Mean Keputusan pengukur variabel Brand Image (X) dinyatakan
4,29 Sangat Positif
Pembelian (Z) valid sebagai alat ukur konstruk tersebut. Variabel
Dapat dilihat melalui tabel diatas bahwa variabel Brand Trust (Y) yang diukur menggunakan empat
Brand Image (X) memeroleh nilai rata-rata sebesar dimensi pengukur, keseluruhannya memiliki nilai
4,25 yang berarti bahwa merek Converse memiliki convergent validity di atas 0,7 sehingga keempat
brand image yang sangat baik di mata konsumen. dimensi pengukur variabel Brand Trust (Y)
Untuk variabel Brand Trust (Y) diperoleh nilai rata- dinyatakan sebagai alat ukur yang valid atas
rata sebesar 4,34, sehingga dapat disimpulkan konstruk tersebut. Demikian pula dengan variabel
bahwa para konsumen memiliki brand trust yang Keputusan Pembelian (Z) yang diukur
sangat baik terhadap merek Converse. Untuk menggunakan lima dimensi pengukuran,
variabel Keputusan Pembelian (Z) diperoleh nilai keseluruhannya memiliki nilai convergent validity
rata-rata sebesar sebesar 4,29, sehingga dapat di atas 0,7 sehingga kelima dimensi pengukur
disimpulkan bahwa mayoritas responden memiliki variabel Keputusan Pembelian (Z) dinyatakan
pertimbangan yang sangat positif dalam sebagai alat ukur yang valid atas konstruk tersebut.
memutuskan untuk melakukan pembelian. Discriminant validity berhubungan dengan
Selanjutnya adalah analisis data hasil penelitian, prinsip bahwa pengukur-pengukur konstruk yang
Analisis data ini menggunakan Structural Equation berbeda seharusnya tidak berkorelasi tinggi. Output
Modelling (SEM) dengan software Smart PLS tersebut dijelaskan pada tabel berikut:
AGORA Vol. 5, No : 3, (2017)

Tabel 9. Cross Loading Tabel 12. Average Variance Extracted (AVE)


Brand Image Brand Trust Keputusan (Lanjutan)
(X) (Y) Pembelian (Z) Brand Trust (Y) 0,772
Str1 0,759 0,746 0,826 Keputusan Pembelian (Z) 0,677
Str2 0,850 0,903 0,883
Analisa selanjutnya adalah analisa Inner model
Str3 0,906 0,698 0,802
Fav1 0,721 0,590 0,625 yang kadang disebut juga dengan (inner relation,
Fav2 0,773 0,743 0,843 structural model dan substantive theory)
Fav3 0,857 0,661 0,727 menspesifikasi hubungan antar variabel penelitian
Uni1 0,855 0,914 0,830 (structural model).
Uni2 0,905 0,698 0,790 Uji Inner Model digunakan untuk mengevaluasi
Uni3 0,841 0,699 0,733
Via1 0,813 0,936 0,806
hubungan antar konstruk laten, seperti yang telah
Via2 0,813 0,916 0,828 dihipotesiskan dalam penelitian. Berdasarkan output
Int1 0,732 0,717 0,797 PLS, didapatkan gambar berikut:
Int2 0,795 0,925 0,767
Z1 0,906 0,698 0,802
Z2 0,850 0,903 0,883
Z3 0,773 0,743 0,843
Z4 0,706 0,710 0,817
Z5 0,644 0,688 0,765
Berdasarkan tabel di atas didapatkan
keseluruhan dari konstruk pembentuk dinyatakan
memiliki diskriminan yang cukup baik. Hal ini
dilihat dari nilai korelasi indikator terhadap
konstruknya yang harus lebih besar dibandingkan
nilai korelasi antara indikator dengan konstruk
lainnya.
Uji selanjutnya adalah uji Cronbach’s Alpha.
Dimana nilai sama dengan atau di atas 0,7
menunjukkan adanya convergent yang baik.
Tabel 10. Cronbach’s Alpha Hasil nilai inner weight pada gambar di atas
Cronbach’s Alpha
Brand Image (X) 0,944
menunjukkan bahwa Brand Image (X)
Brand Trust (Y) 0,897 mempengaruhi Brand Trust (Y) dan Keputusan
Keputusan Pembelian (Z) 0,880 Pembelian (Z), kemudian Brand Trust (Y)
Berdasarkan di atas, dapat terlihat bahwa ketiga mempengaruhi Keputusan Pembelian (Z).
variabel memiliki tingkat Cronbach’s Alpha yang Dalam menilai model dengan PLS dimulai
melebihi 0,7, sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan melihat R-Square untuk setiap variabel laten
ketiga variabel memiliki nilai convergent yang baik. dependen. Perubahan nilai R-Square dapat
Uji Lainnya adalah Composite Reliability yang digunakan untuk menilai pengaruh variabel laten
diharapkan reliable ketika menunjukkan angka independen tertentu terhadap variabel laten
lebih dari 0,7. dependen apakah memiliki pengaruh yang subtantif.
Tabel 11. Composite Reliability Adapun output PLS sebagaimana dijelaskan
Composite Reliability berikut:
Brand Image (X) 0,953 Tabel 13. Nilai R-Square
Brand Trust (Y) 0,930 R-Square
Keputusan Pembelian (Z) 0,913 Brand Image (X)
Berdasarkan tabel di atas, dapat dinyatakan Brand Trust (Y) 0,812
bahwa konstruk yang diteliti memenuhi Composite Keputusan Pembelian (Z) 0,923
Reliability karena menunjukkan angka yang Berdasarkan Tabel 4.13 dapat terlihat bahwa
melebihi 0,7, sehingga ketiga konstruk yang diteliti variabel Brand Image (X) mempengaruhi variabel
dinyatakan reliable. Brand Trust (Y) dalam model struktural memiliki
Uji validitas konvergen juga dapat dilihat nilai 𝑅2 sebesar 0,812 dan Keputusan Pembelian
melalui nilai Average Variance Extracted (AVE). (Z) dalam model struktural memiliki nilai 𝑅2
AVE menggambarkan rata-rata varians atau sebesar 0,923 yang mengindikasikan bahwa model
diskriminan yang diekstrak pada setiap indikator, adalah “Kuat”.
sehingga kemampuan masing-masing item dalam Kesesuaian model struktural dapat dilihat dari
membagi pengukuran dengan yang lain dapat 𝑄2 , sebagai berikut:
diketahui. Nilai AVE sama dengan atau di atas 0,5 𝑄2 = 1 – [(1 - 𝑅12 ) (1 - 𝑅22 )]
menunjukkan adanya convergent yang baik. = 1 - [(1 – 0.8122) (1- 0.9232)]
Tabel 12. Average Variance Extracted (AVE) = 1 – [(0.340) (0.148)]
= 1 – [(0.050)]
Average Variance Extracted = 0.950
(AVE)
Brand Image (X) 0,692
AGORA Vol. 5, No : 3, (2017)

Hasil 𝑄2 yang dicapai adalah 0,950, berarti IV. KESIMPULAN DAN SARAN
bahwa nilai 𝑄2 di atas nol memberikan bukti bahwa
model memiliki predictive relevance yang masih Kesimpulan
ditingkat wajar. Berdasarkan analisis dan penjelasan yang
Untuk menjawab hipotesis penelitian dapat telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka ditarik
dilihat melalui nilai T-statistics pada tabel di bawah kesimpulan sebagai berikut:
ini: 1. Brand image berpengaruh positif dan
Tabel 14. Hubungan Antar Konstruk (T-Statistics) signifikan terhadap brand trust sepatu
T-Statistics Keterangan Converse. Hal ini menunjukkan bahwa
Brand Image (X) - 48,984 Diterima dengan meningkatkan brand image dapat
> Brand Trust (Y)
Brand Image (X) - 86,344 Diterima
meningkatkan brand trust dari konsumen
> Keputusan terhadap sepatu Converse.
Pembelian (Z) 2. Brand image berpengaruh positif dan
Brand Trust (Y) -> 2,496 Diterima signifikan terhadap keputusan pembelian
Keputusan sepatu Converse baik melalui hubungan
Pembelian (Z)
langsung maupun tidak langsung. Pengaruh
Hasil uji menyatakan bahwa:
langsung brand image terhadap keputusan
` Brand Image (X) memiliki pengaruh positif dan
pembelian lebih kuat jika dibandingkan
signifikan terhadap Brand Trust (Y), karena nilai T-
dengan pengaruh tidak langsung melalui
Statistics sebesar 48,984 yang berarti lebih besar
brand trust. Hal ini menunjukkan bahwa
dari 1,96, sehingga hipotesis H1 yang berbunyi
dengan meningkatkan brand image, secara
“Diduga brand image berpengaruh positif dan
langsung maupun tidak langsung dapat
signifikan terhadap brand trust sepatu Converse.”
meningkatkan kecenderungan konsumen
dapat dinyatakan diterima.
untuk melakukan pembelian terhadap sepatu
Brand Image (X) memiliki pengaruh positif dan
Converse, namun hubungan langsung akan
signifikan terhadap Keputusan Pembelian (Z),
memberikan pengaruh yang lebih besar.
karena nilai T-Statistics sebesar 86,344 yang berarti
3. Brand trust berpengaruh positif dan
lebih besar dari 1,96, sehingga hipotesis H2 yang
signifikan terhadap keputusan pembelian
berbunyi “Diduga brand image berpengaruh positif
sepatu Converse. Hal ini menunjukkan
dan signifikan terhadap brand trust sepatu
bahwa dengan meningkatnya brand trust
Converse.” dapat dinyatakan diterima. Hasil dari
konsumen terhadap sepatu Converse akan
nilai T-Statistics juga menunjukkan bahwa Brand
meningkatkan kecenderungan konsumen
Image (X) memiliki pengaruh langsung terhadap
untuk melakukan pembelian terhadap sepatu
Keputusan Pembelian (Z).
Converse.
Untuk menguji dan membandingkan pengaruh
4. Brand Image Converse memiliki konsistensi
tidak langsung brand image terhadap keputusan
yang sangat baik. Hal ini menunjukkan
pembelian dilakukan perhitungan sebagai berikut:
bahwa pesan yang disampaikan kepada
Pengaruh langsung (X→Z) = 0,952
masyarakat melalui program pemasarannya
Pengaruh tidak langsung (X→Y)*(Y→Z) = 0,901
selalu konsisten. Konsistensi Brand Image
× 0,297 = 0,267
Converse sayangnya kurang didukung
Hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa
dengan pertimbangan kebutuhan dan selera
Brand Image (X) memiliki pengaruh tidak langsung
konsumen yang lebih baik, sehingga tujuan
yang positif dan signifikan terhadap Keputusan
dalam menumbuhkan kesukaan terhadap
Pembelian (Z) melalui Brand Trust (Y). Pengaruh
merek Converse memperoleh hasil yang
tidak langsung tersebut menunjukkan nilai pengaruh
tidak maksimal.
yang lebih kecil dibandingkan dengan pengaruh
5. Mayoritas konsumen sepatu Converse
langsung Brand Image (X) terhadap Keputusan
merasa puas terhadap merek Converse,
Pembelian (Z). Hal tersebut menunjukkan bahwa
namun kepuasan yang pernah diperoleh
Brand Image (X) memberikan Pengaruh yang lebih
konsumen kurang bisa menumbuhkan rasa
besar terhadap Keputusan Pembelian (Y) melalui
aman dalam diri mereka ketika hendak
hubungan langsung.
membeli sepatu Converse.
Brand Trust (Y) memiliki pengaruh positif dan
6. Terkait keputusan pembelian, konsumen
signifikan terhadap Keputusan Pembelian (Z),
sepatu Converse cenderung mempunyai
karena nilai T-Statistics sebesar 2,496 yang berarti
keinginan untuk memiliki produk. Keinginan
lebih besar dari 1,96, sehingga hipotesis H3 yang
untuk memiliki produk Converse sayangnya
berbunyi “Diduga brand trust berpengaruh positif
tidak didukung dengan pengetahuan
dan signifikan terhadap keputusan pembelian sepatu
konsumen yang baik mengenai fungsi sepatu
Converse.” Dapat dinyatakan diterima.
Converse, sehingga hal ini menyebabkan
pertimbangan yang lebih rumit terkait
manfaat produk ketika konsumen hendak
melakukan pembelian.
AGORA Vol. 5, No : 3, (2017)

Saran Ferdinand, A. (2006). Metode penelitian


Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan dan manajemen. Semarang: Badan Penerbit
kesimpulan yang dijabarkan, maka terdapat Universitas Diponegoro.
beberapa saran yang dapat dikembangkan. Adapun
Ferrinadewi, E. (2008). Merek & psikologi
saran yang dapat diajukan adalah sebagai berikut:
konsumen. Yogyakarta: Graha Ilmu.
1. Disarankan agar Converse dapat terus
mengembangkan brand image yang telah Find a store. (2017). Converse. Retrieved 7 April,
melekat baik pada mereknya dengan tetap 2017, from http://www.converse.id/stores/
mempertimbangkan kebutuhan dan selera Kapferer, J.N. 2008. The new strategic brand
konsumen agar konsumen memiliki preferensi management: creating and sustaining brand
atau ketertarikan terhadap merek Converse dan equity long term (4th ed.). London and
agar merek Converse lebih disukai konsumen. Philadelphia: Kogan Page.
2. Disarankan agar Converse dapat terus
meningkatkan brand trust dari konsumen Keller, K.L. (2013). Strategic brand management:
dengan terus meningkatkan kualitas produk dan building, measuring, and managing brand
memberikan value yang positif kepada equity (4th ed.). England: Pearson Education,
konsumen sehingga diharapkan akan timbul rasa Inc.
aman dalam diri konsumen ketika hendak Kotler, P., Wong, V., Saunders, J. & Armstrong, G.
melakukan pembelian terhadap sepatu Converse. (2005). Principles of marketing. (4th ed.).
3. Disarankan agar Converse dapat mengedukasi England: Pearson Education, Inc.
konsumen melalui media iklan maupun promosi
tentang produk mereka sehingga konsumen akan Kustini & Ika, L. (2011). Experiential marketing,
mampu mengetahui fungsi produk dengan lebih emotional branding, and brand trust and their
baik. Hal ini akan memberikan pengaruh yang effect on loyalty on Honda motorcycle
positif terkait pertimbangan manfaat dari product. Journal of Economics, Business, and
konsumen ketika hendak membeli sepatu Accountancy Ventura, Vol. 14.
Converse. Lorenzetti, L. (2013, September). How Converse
went from bankruptcy to a $1.4 billion
DAFTAR PUSTAKA business. Quartz Media LLC. Retrieved 4
April, 2017, from https://qz.com/129238/how-
Abdillah, W., & Hartono, J. (2015). Partial least converse-went-from-bankruptcy-to-a-1-4-
square (PLS). Yogyakarta: Andi. billion-business/
Auliyani, C.N. (2013, Oktober). Globalisasi? it’s Mangkunegara, A. (2002). Perilaku konsumen.
okay. Kompasiana. Retrieved 28 June, 2017, Bandung: Rafika
from
Monika, L. (2012). Pengaruh brand image
http://m.kompasiana.com/chaeriyou/globalisas
terhadap keputusan pembelian produk
i-it-s-okay_552cc4736ea83477138b456d
Coconut Island (Skripsi). Surabaya:
Bachtiar, E.A. (2013). Pengaruh brand image Universitas Kristen Petra.
terhadap minat membeli motor Honda di
Musay, F.P. (2013). Pengaruh brand image
Makassar (Skripsi). Makassar: Universitas
terhadap keputusan pembelian (survey pada
Hasanuddin.
konsumen KFC Kawi Malang) (Jurnal).
Bastian, D.A. (2014). Analisa pengaruh citra merek Malang: Universitas Brawijaya.
(brand image) dan kepercayaan merek (brand
Our story. (2017). Converse. Retrieved 6 April,
trust) terhadap loyalitas merek (brand loyalty)
2017, from
ADES PT. Ades Alfindo Putra Setia (Jurnal).
http://www.converse.com/uk/en/our-
Surabaya: Universitas Kristen Petra.
story/about-us.html
Best sneaker brands. (2017). The Top Tens.
Rangkuti, F. (2002). The power of brands: teknik
Retrieved 7 April, 2017, from
mengelola brand equity dan strategi
https://www.thetoptens.com/best-sneaker-
pengembangan merek. Jakarta: Gramedia
brands/
Pustaka Utama.
Delgado-Ballester, E., Munuera-Alemán, J.L.,
Ratri, L.E. (2007). Hubungan antara citra merek
Yagüe-Guillén, M.J. (2003). Development and
(brand image) operator seluler dengan
validation of a brand trust scale. International
loyalitas merek (brand loyalty) pada
Journal of Market Research, Vol. 45, No. 1,
mahasiswa pengguna telepon seluler di
pp. 35-53.
Fakultas Ekonomi Reguler Universitas
Engel, J. F., Blackwell G., & Miniard P.W. (1994). Diponegoro Semarang (Skripsi). Semarang:
Perilaku konsumen (Jilid 1). Jakarta: Binarupa Universitas Diponegoro.
Aksara.
AGORA Vol. 5, No : 3, (2017)

Rizan, M. (2012). Pengaruh brand image dan


brand trust terhadap brand loyalty Teh Botol
Sosro (Jurnal). Jakarta Timur: Universitas
Negeri Jakarta.
Schiffman, L.G., & Kanuk L.L. (2004). Consumer
behavior (8th ed.). New Jersey: Prentice Hall.
Setyaji, W.B. (2008). Analisis pengaruh citra
merek, perceived quality, dan iklan terhadap
keputusan pembelian shampoo Sunsilk di Kota
Semarang (Skripsi). Semarang: Universitas
Diponegoro.
Simamora, B. (2001). Memenangkan pasar dengan
pemasaran efektif dan profitabel (Edisi
pertama). Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama
Sugiyono. (2002). Metode penelitian bisnis. Edisi
ke 4. Bandung: Alfabeta.
Tambunan, K. (2012). Analisis pengaruh citra
merek, persepsi kualitas, dan harga terhadap
keputusan pembelian Bandeng Presto (studi
kasus pada konsumen di Bandeng Presto
Semarang) (Skripsi). Semarang: Universitas
Diponegoro.
Tandywijaya, I. (2015). Pengaruh brand image
terhadap purchase intention melalui perceived
value produk smartphone Samsung di
Surabaya (Skripsi). Surabaya: Universitas
Katolik Widya Mandala.

Anda mungkin juga menyukai