PROPOSAL SKRIPSI
Zulfahmi Ikhsan
201810160311332
Tabel 1.1
Top Brand Index Sepatu Olah Raga di Indonesia
Tahun 2019 Sampai Tahun 2022
No. Brand Top Brand Index
2019 2020 2021 2022
1 Adidas 37,0% 38,6% 37,6% 34,8%
2 Nike 21,1% 18,1% 22,5% 21,6%
3 Ardiles 8,3% 11,1% 11,1% 8,7%
4. Reebok 6,3% 5,3% 7,5% 6,8%
5 Diadora 2,9% 5,1% 5,3% 4,4%
Sumber: www.topbrand-award.com
Dari tahun 2019-2022 dapat kita lihat pada Tabel 1.1 bahwa sepatu a
didas memiliki posisi sebagai top brand diantara para pesaing sepatu olah
raga lainnya, kondisi ini menunjukkan sepatu adidas menjadi sepatu yang ba
nyak diminati oleh para konsumen. Banyak hal yang berkaitan dengan harg
a yang melatarbelakangi mengapa konsumen memilih suatu produk untuk di
milikinya. Konsumen memilih suatu produk tersebut karena benar-benar ing
in merasakan nilai dan manfaat dari produk tersebut, karena melihat kesemp
atan memiliki produk tersebut dengan harga yang lebih murah dari biasanya
sehingga lebih ekonomis. Di bawah ini telah terlampir daftar tabel perbandi
ngan beberapa harga sepatu adidas dengan sepatu pesaing lainnya.
Tabel 1.2
Perbandingan Harga
Perbandingan Harga Sepatu Olah Raga
No. Merek Harga
1 Adidas Rp.700.000 – 3.000.000
2 Nike Rp.700.000 – 3.000.000
3 Ardiles Rp.350.000 – 700.000
4. Reebok Rp.650.000,-
5 Diadora Rp.459.000,-
Kualitas Produk yang baik akan menjadi salah satu penunjang dari p
roduk tersebut sehingga konsumen tidak memiliki tingkatan dalam melakuk
an keputusan pembelian. Menurut Kotler & Keller (2016) mengatakan bahw
a “Kalitas Produk adalah kemampuan suatu produk untuk melaksanakan fun
gsinya meliputi daya tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan operasi dan p
erbaikan serta atribut lainnya”. “Kualitas mengacu pada keunggulan teknis y
ang sebenarnya dari produk yang dapat diverifikasi dan diukur (Swastha dan
Handoko, 2011).
Kualitas pada dasarnya adalah proses dan bukan hasil akhir. Kualitas
produk memiliki peran penting dalam melakukan sebuah keputusan pembeli
an, karena setiap varian produk memiliki berbagai macam keunggulan dari s
etiap masing-masing produk. Penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2021)
menunjukkan bahwa secara parsial variabel kualitas produk berpengaruh ter
hadap keputusan pembelian. Selain kualitas produk, yang mempengaruhi ko
nsumen dalam melakukan keputusan pembelian adalah harga. Menurut
Stanton (2012) “harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (term
asuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan akan memperoleh hak kepem
ilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa, harga dapat diartikan sebagai
jumlah satuan uang (satuan moneter) dana atau aspek lain (non moneter) ya
ng mengandung utilitas atau kegunaan tertentu yang diperlukan untuk mend
apatkan suatu produk”. Menurut Alma (2014:169) “harga adalah nilai suatu
barang yang di nyatakan dengan uang.
Penentuan keputusan pembelian konsumen, harga juga merupakan s
alah satu variabel penting. Karena konsumen akan mempertimbangkan dala
m menentukan keputusan pembelian jika harga tersebut tidak relevan denga
n produk tersebut. Hal tersebut sejalan dengan yang dilakukan Sahara & Pra
koso (2020) bahwa harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keput
usan pembelian. Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa harga dapat melat
arbelakangi mengapa konsumen memilih suatu produk untuk dimilikinya.
Selanjutnya upaya perusahaan untuk mempengaruhi keputusan yang
ditetapkan oleh konsumen yaitu melalui aktivitas promosi.
Promosi merupakan salah satu variabel di dalam marketing mix pene
ntu keberhasilan suatu program pemasaran. Kadang-kadang istilah promosi
digunakan secara sinonim dengan istilah penjualan meskipun yang dimaksu
dkan adalah promosi. Sebenarnya, istilah penjualan itu hanya meliputi kegia
tan pemindahan barang atau jasa atau penggunaan penjual saja, dan tidak ter
dapat kegiatan periklanan atau kegiatan lain yang ditujukan untuk mendoron
g permintaan. Jadi, penjualan hanyalah merupakan bagian dari kegiatan pro
mosi. Promosi pada dasarnya adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran, y
ang dimaksud dengan komunikasi pemasaran adalah aktifitas pemasaran ya
ng berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi untuk melakukan pemb
elian atau menarik konsumen dan mengingatkan khalayak untuk melakukan
pembelian (Kotler, 2018). Hal tersebut didukung hasil penelitian yang
dilakukan oleh Hastuti (2020) yang diperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh
antara kegiatan promosi dengan keputusan pembelian konsumen.
Masyarakat atau konsumen menggunakan sepatu olah raga merek
Adidas guna menunjang penampilan mereka, karena modelnya yang simpel,
pilihan warna yang beragam, bahan yang luwes, serta harga yang sebanding
dan cocok di kalangan masyarakat pada umumnya. Kotler dan Keller (2016:
198) menyatakan bahwa keputusan pembelian adalah pengambilan keputusa
n bahwa konsumen benar-benar membeli, dan sebelum membeli produk ters
ebut konsumen akan menjumpai serangkaian keputusan pembelian yang me
nyangkut produk tersebut. Maka dapat disimpulkan bahwa keputusan pembe
lian merupakan suatu tindakan konsumen dalam memutuskan membeli suat
u produk atau jasa yang dipilihnya sesuai dengan kebutuhan dan keinginan s
erta harapan konsumen terhadap produk tersebut.
Sports Station merupakan salah satu retail kebutuhan olahraga terlen
gkap di Indonesia, dengan lebih dari 500 store di seluruh Indonesia Sports S
tation mensupport kesehehatan seluruh masyarakat Indonesia. Sports Statio
n memiliki koleksi alat-alat olahraga yang cukup lengkap mulai dari sepatu,
pakaian olahraga, hingga aksesoris olahraga seperti tas, kaos kaki, dan bany
ak lagi produk menarik lainnya. Sports Station juga sering memberikan pro
mo menarik untuk para pelanggannya seperti diskon, harga spesial, produk t
erbaru dan banyak lagi promo lainnya. Sports station menawarkan produk b
ermerek dan terkenal diantaranya Skechers, Diadora, Adidas, Puma, Reebok,
Airwalk, Speedo, Converse, dan Nike.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Riduansah (2020), Imanudin (2
021) dan Sukimin (2021), menunjukkan bahwa kualitas produk, harga dan p
romosi baik parsial maupun simultan berpengaruh secara positif dan signifik
an terhadap keputusan pembelian. Hasil berbeda ditunjukkan dari hasil pene
litian yang dilakukan oleh Lubis (2019) dan Nadiya (2020) yang menunjukk
an bahwa kualitas produk tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian. Hasil peneitian Mulyana (2021) menunjukkan bahwa harga tidak
berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian dan Febriana (2020)
diperoleh hasil bahwa variabel promosi tidak berpengaruh terhadap keputus
an pembelian. Adanya perbedaan hasil penelitian terdahulu atau gap
research memotivasi peneliti untuk melakukan kajian mengenai pengaruh k
ualitas produk, harga dan promosi terhadap keputusan pembelian.
Adanya latar belakang permasalahan tersebut, peneliti tertarik untuk
menggunakan variabel kualitas produk dan harga terhadap keputusan pembe
lian sepatu merek Adidas. Persaingan di dunia bisnis industri sepatu yang se
makin sengit dan menjadi tantangan tersendiri bagi tiap perusahaan agar ter
us dapat memenuhi ekspektasi para konsumen dalam melakukan pembelian.
Sebagai peneliti diharapkan bisa memberikan pandangan untuk perusahaan
untuk bertahan maupun meningkatkan kualitas produk dan harga sesuai
dengan yang ditawarkan oleh perusahaan, sehingga untuk mencapai tujuan t
ersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaru
h Kualitas Produk, Harga dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelia
n Sepatu Olah Raga Adidas di Sports Station Kota Malang (Studi pada
Konsumen di Kota Malang)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas maka
rumusan masalah untuk penelitian ini yaitu :
1. Apakah kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian
sepatu olah raga Adidas di Sports StationKota Malang?
2. Apakah harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian sepatu olah
raga Adidas di Sports StationKota Malang?
3. Apakah promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian sepatu
olah raga Adidas di Sports StationKota Malang?
4. Apakah kualitas produk, harga dan promosi berpengaruh terhadap
keputusan pembelian sepatu olah raga Adidas di Sports StationKota
Malang?
C. Pembatasan Masalah
Penelitian ini membatasi variabel dan objek penelitian yang mana
hanya difokuskan pada bagaimana kualitas produk, harga dan promosi
berpengaruh terhadap keputusan pembelian sepatu olah raga Adidas di Spor
ts Station Kota Malang.
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini dibuat berdasarkan rumusan masalah yang telah
disampaikan sebelumnya yakni :
a. Untuk mengetahui pengaruh kualitas produk terhadap keputusan
pembelian sepatu olah raga Adidas di Sports Station Kota Malang.
b. Untuk mengetahui pengaruh harga tehadap keputusan pembelian
sepatu olah raga Adidas di Sports Station Kota Malang.
c. Untuk mengetahui pengaruh promosi tehadap keputusan pembelian
sepatu olah raga Adidas di Sports Station Kota Malang.
d. Untuk mengetahui pengaruh kualitas produk, harga dan promosi
terhadap keputusan pembelian sepatu olah raga Adidas di Sports St
ation Kota Malang
2. Manfaat Penelitian
a. Peneliti
Melalui penelitian ini, penulis mencoba memberikan bukti empiris
tentang pengaruh kualitas produk, harga dan promosi terhadap
keputusan pembelian.
b. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat membantu pengetahuan, kontribusi
dan tambahan referensi bagi peneliti selanjutnya dalam melakukan
penelitian sejenis, serta meminimalisir hal-hal yang dapat
menghambat penulisan penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Menurut Ciko Andriati (2016) dalam penelitiannya yang berjudul
Analisis Pengaruh Harga, Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan, Dan Citra
Merek Terhadap Keputusan Pembelian Sepatu Bata, dengan hasil menyatak
an variabel harga, kualitas produk, kualitas layanan, dan citra merek berpen
garuh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Sepatu Bata.
Menurut Juhari (2015) , dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Kualita
s Produk, Harga dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Sepatu Conve
rs All Star. Hasil pengujian menunjukkan kualitas produk, harga, dan promo
si masingmasing mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan pemb
elian sepatu bola merek Adidas.
Ruthis Thira (2020) dari hasil penelitian yang dilakukan
menunjukkan bahwa variabel Harga, Promosi dan Kualitas Produk sangat b
erpengaruh terhadap Keputusan Pembelian. Terutama skor yang tertinggi be
rada pada Kualitas Produk maka konsumen lebih banyak melakukan Keputu
san Pembelian dikarenakan Kualitas Produk sepatu Nike, jika Kualitas Prod
uk Nike menurun maka akan sangat berpengaruh terhadap Keputusan Pemb
elian yang dilakukan oleh konsumen dan penjual produk sepatu Nike pun ak
an sangat menurun. Menurut Basrah Saidani, M. Aulia Rachman dan
Mohamad Rizan (2013) meneliti pengaruh kualitas produk dan desain
produk terhadap keputusan pembelian sepatu olahraga futsal Adidas di
wilayah Jakarta Timur, hasil pengujian yaitu untuk mengetahui apakah
kualitas produk dan desain produk sepatu olahraga futsal Adidas
berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen.
B. Tinjauan Teori
1. Keputusan Pembelian
a. Pengertian Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian adalah tindakan dari konsumen untuk mau
membeli atau tidak terhadap produk. Dari berbagai faktor yang
mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk atau
jasa. Konsumen selalu mempertimbangkan kualitas, harga dan produk
yang sudah dikenal oleh masyarakat. Keputusan konsumen dalam
melakukan pembelian suatu produk merupakan suatu tindakan yang lazim
dijalani oleh setiap individu konsumen ketika mengambil keputusan
membeli. Keputusan membeli atau tidak membeli merupakan bagian dari
unsur yang melekat pada diri individu konsumen yang disebut behavior,
dimana ia merujuk kepada tindakan fisik yang nyata. Konsumen sebelum
memutuskan untuk membeli, biasanya melalui beberapa tahap terlebih
dahulu yaitu, (1) pengenalan masalah, (2) pencarian informasi, (3)
evaluasi alternatif, (4) keputusan membeli atau tidak, (5) perilaku pasca
pembelian (Kotler, 2012).
Menurut Alma (2011) keputusan pembelian adalah: Suatu
keputusan konsumen yang dipengaruhi oleh ekonomi keuangan, teknologi,
politik, budaya, produk, harga, lokasi, promosi, physical evidence, people
dan process, sehingga membentuk suatu sikap pada konsumen untuk
mengolah segala informasi dan mengambil kesimpulan berupa response
yang muncul produk apa yang akan dibeli. Sedangkan Menurut Kotler
(2012) mengemukakan bahwa keputusan pembelian dapat diartikan
sebagai suatu keputusan yang diambil oleh seorang calon pembeli
menyangkut kepastian akan membeli atau tidak.
Berdasarkan definisi di atas disimpulkan bahwa keputusan
pembelian adalah tindakan yang dilakukan konsumen untuk melakukan
pembelian sebuah produk. Oleh karena itu, pengambilan keputusan
pembelian konsumen merupakan suatu proses pemilihan salah satu dari
beberapa alternatif penyelesaian masalah dengan tindak lanjut yang nyata.
Setelah itu konsumen dapat melakukan evaluasi pilihan dan kemudian
dapat menentukan sikap yang akan diambil selanjutnya.
b. Model Perilaku Pembelian
Titik awal untuk memahami perilaku konsumen adalah model respon
s rangsangan yang diperlihatkan dalam gambar 2.1.
Gambar 2.1
Model Perilaku Pembelian
1. Penetration Price
Penetration price adalah strategi pendekatan pemasaran yang
menetapkan harga jual lebih rendah daripada harga normalnya dengan
tujuan untuk mempercepat penetrasi atau penerimaan pasar pada produk
yang ditawarkan. Artinya sebuah perusahaan atau unit bisnis
memfokuskan pada peningkatan pangsa pasar dengan menetapkan
harga barang lebih rendah daripada harga normal. Strategi jangka
panjangnya adalah untuk mempercepat penerimaan pasar atau
meningkatkan pangsa pasar yang sudah ada.
2. Skimming Price
Berbanding terbalik dengan penetration price, skimming price justru
menetapkan harga pada tingkat yang tinggi dalam waktu tertentu.
Strategi ini mengasumsikan konsumen tertentu akan membayar pada
harga, produk, baik barang maupun jasa dengan tingkat yang tinggi
tersebut dengan menggangap produk tersebut bernilai prestisius.
Strategi pemasaran dengan menetapkan harga tinggi dalam waktu
terbatas ini, perlahan kemudian akan diturunkan sampai dengan level
yang kompetitif atau sesuai dengan harga pasar.
3. Follow the Leader Price
Follow the Leader Price merupakan strategi penetapan harga menurut
pemimpin pasar, dengan menjadikan pesaing sebagai model dalam
menetapkan harga barang atau jasa.
4. Variabel Price
Sebuah unit bisnis menetapkan strategi harga variabel untuk
menawarkan kelonggaran harga pada konsumen tertentu. Beberapa unit
bisnis, banyak perusahaan yang menetapkan daftar harga dalam dua
bagian, yakni harga standar dan harga dengan kelonggaran bagi pembeli
tertentu. Pengertian mudahnya, variabel price adalah pendekatan
pemasaran dengan menetapkan lebih dari satu harga produk atau jasa
dengan tujuan menawarkan harga pada konsumen.
5. Flexible Price
Pendekatan ini dapat digunakan jika jumlah barang dan jasa yang
ditawarkan oleh perusahaan sangat terbatas, sedangkan permintaan
pembeli cenderung berubah di kemudian hari sehingga strategi ini
menawarkan pendekatan pemasaran dengan penetapan harga yang
berbeda untuk mencerminkan perbedaan dalam permintaan konsumen.
6. Price Linning
Price linning adalah pendekatan pemasaran dengan menetapkan
beberapa tingkat harga barang dagangan yang berbeda. Strategi ini
menentukan beberapa harga yang berbeda yang memiliki item serupa
dari barang dagangan eceran yang untuk dijual. Strategi penetapan ini
memiliki keuntungan untuk menyederhanakan pilihan bagi konsumen
dan mengurangi persediaan minimum yang diperlukan.
d. Metode Penetapan Harga Secara umum, terdapat empat metode untuk
menetapkan harga yaitu, metode penetapan harga berbasis permintaan,
berbasis biaya, berbasis laba, dan berbasis persaingan, Tjiptono, dkk.,
(2009).
1. Berbasis Permintaan
Suatu metode yang menekankan pada berbagai faktor yang
memengaruhi selera dan kesukaan pelanggan berdasarkan kemampuan
dan kemauan pelanggan untuk membeli, manfaat yang diberikan
produk dan perilaku konsumen secara umum.
2. Berbasis Biaya
Faktor penetapan harga yang dipengaruhi aspek penawaran atau biaya,
dan bukannya aspek permintaan. Harga akan ditentukan berdasarkan
biaya produksi dan pemasaran produk yang ditambah dengan jumlah
tertentu sehingga menutupi biaya langsung, overhead, dan juga
laba/rugi.
3. Berbasis Laba
Penetapan harga yang didasarkan pada keseimbangan biaya dan
pendapatan. Metode ini memiliki tiga pendekatan yaitu, target profit
pricing (penetapan harga berdasarkan target keuntungan), target return
on sales pricing (target harga berdasarkan penjualan), dan target return
on investment pricing sebuah perusahaan.
4. Berbasis Persaingan
Penetapan harga yang dilakukan dengan mengikuti apa yang dilakukan
pesaing. Metode ini memiliki tiga pendekatan melalui sistem penjualan
di bawah harga normal pesaing untuk menarik konsumen, menyamakan
harga agar persaingan tidak terlalu besar atau memberi harga lebih
tinggi dari pesaingnya dengan asumsi bahwa produk yang mereka
tawarkan memiliki kualitas lebih baik.
e. Tujuan Penetapan Harga
Tujuan penetapan harga perlu ditentukan terlebih dahulu, agar tujuan perus
ahaan tercapai. Hal ini penting karena tujuan perusahaan merupakan dasar
atau pedoman bagi perusahaan dalam menjalankan kegiatan pemasaran, ter
masuk kebijakan penetapan harga. Menurut Assauri (2014), ada beberapa t
ujuan penetapan harga yang diambil yaitu:
1. Memperoleh laba yang maksimum
Salah satu tujuan yang paling lazim dalam penetapan harga adalah
memperoleh hasil laba jangka pendek yang maksimal. Pencapaian
tujuan ini dilakukan dengan cara menentukan tingkat harga yang
memperhatikan total hasil penerimaan penjualan (sales revenue) dan
total biaya, dalam hal ini perusahaan menetapkan harga untuk
memperoleh tingkat keuntungan yang maksimal paling memuaskan.
2. Mendapatkan share pasar tertentu
Sebuah perusahaan dapat menetapkan tingkat harga untuk
mendapatkan atau meningkatkan share pasar, meskipun mengurangi
tingkat keuntungan pada masa itu. Srategi ini dilakukan perusahaan
karena perusahaan percaya bahwa jika share pasar bertambah besar,
maka tingkat keuntungan akan meningkat pada masa depan.
3. Memerah pasar (market skimming)
Perusahaan mengambil manfaat memperoleh keuntungan dari
bersedianya pembeli membayar dengan harga yang lebih tinggi dari
pembeli yang lain, karena barang yang ditawarkan memberikan nilai
yang lebih tinggi bagi mereka. Jadi dalam hal ini perusahaan
menetapkan harga yang lebih tinggi, karena hendak menarik manfaat
dari sekelompok besar pembeli yang bersedia membayar harga tinggi,
yang disebabkan produk perusahaan tersebut mempunyai nilai
sekarang (present value) yang tinggi bagi mereka.
4. Mencapai tingkat hasil penerimaan penjualan maksimum pada waktu
itu Perusahaan menetapkan harga untuk memaksimumkan penerimaan
penjualan pada masa itu. Tujuan itu hanya mungkin dapat dicapai
apabila terdapat kombinasi harga dan kuantitas produk yang dapat
menghasilkan tingkat pendapatan yang paling besar. Penetapan harga
dengan tujuan ini biasanya terdapat pada perusahaan yang mungkin
dalam keadaan kesulitan keuangan atau perusahaan yang menganggap
masa depannya suram atau tidak menentu.
5. Mencapai keuntungan yang ditargetkan
Perusahaan menetapkan harga tertentu untuk dapat mencapai tingkat
laba yang berupa rate of return yang memuaskan. Meskipun harga yang
lebih tinggi dapat memberikan atau menghasilkan tingkat laba yang
berlaku (conventional) bagi tingkat investasi dan risiko yang
ditanggung.
6. Mempromosikan produk
Perusahaan menetapkan harga khusus yang rendah untuk mendorong
penjualan bagi produknya, bukan semata-mata bertujuan mendapatkan
keuntungan yang besar. Perusahaan dapat menetapkan harga yang
rendah pada suatu waktu untuk suatu macam produk, dengan maksud
agar langganan membeli juga produk-produk lain yang dihasilkan oleh
perusahaan.
4. Promosi
a. Pengertian Promosi
Kegiatan promosi dalam perusahaan merupakan bagian terpenting dis
amping variabel lainnya yaitu produk, harga, lokasi, bukti fisik, proses dan o
rang. Suatu produk tidak akan berguna selama produk tersebut tidak sampai
ke tangan konsumen yang membutuhkan dan tentunya konsumen tidak akan
mengetahui akan keberadaan produk jika tanpa adanya kegiatan promosi. Ol
ah karena itu promosi dapat diartikan sebagai komunikasi awal antara perus
ahaan dan konsumen serta sebagai salah satu media untuk memperkenalkan
produk kepada konsumen agar mengetahui akan keberadaan produk perusah
aan tersebut.
Kotler dan Armstrong (2012:76) menjelaskan bahwa promosi merupa
kan kegiatan yang mengkomunikasikan manfaat dari sebuah produk dan me
mbujuk target konsumen untuk membeli produk tersebut. Sedangkan menur
ut Agus Hermawan (2013:38) promosi adalah salah satu komponen prioritas
dari kegiatan pemasaran yang memberitahukan kepada konsumen bahwa per
usahaan meluncurkan produk baru yang menggoda konsumen untuk melaku
kan kegiatan pembelian.
Berdasarkan pengertian di atas peneliti dapat simpulkan bahwa promo
si merupakan penting dalam memasarkan suatu produk sehingga konsumen
akan tertarik dan melakukan pembelian terhadap produk tersebut, sehingga s
uatu promosi perlu dirancang semenarik mungkin dan informasi yang disam
paikan dapat dimengerti dengan mudah oleh masyarakat.
b. Bauran Promosi
Promosi sebagai alat untuk menyebarkan informasi memiliki beberapa
komponen yang terdapat dalam bauran promosi. Bauran promosi menjadi pi
lihan komunikasi yang terdiri dari kombinasi promosi yang digunakan oleh
perusahaan yang apabila mendapat tanggapan positif akan menguntungkan
perusahaan.
Dharmmesta (2014:9) mengemukakan bahwa bauran promosi adalah e
lemen-elemen utama dari komunikasi yang dikendalikan oleh pemasar, term
asuk periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, penjualan tatap
muka, dan pemasaran langsung. Sedangkan menurut Kotler dan Armstrong
(2012:432) mengemukakan bahwa bauran promosi (bauran komunikasi pem
asaran) adalah campuran spesifik dari alat-alat promosi yang digunakan per
usahaan untuk secara persuasif mengkomunikasikan nilai pelanggan dan me
mbangun hubungan pelanggan. Kotler dan Armstrong (2012:432), menjelas
kan bahwa bauran promosi terdiri atas 5 alat promosi, yaitu:
a. Advertising
Periklanan yaitu semua bentuk presentasi dan promosi non personal yang
dibayar oleh sponsor untuk mempresentasikan gagasan, barang atau jasa.
Periklanan dianggap sebagai manajemen citra yang bertujuan
menciptakan dan memelihara cipta dan makna dalam benak konsumen.
Bentuk promosi yang digunakan mencakup broadcast, print, internet,
outdoor, dan bentuk lainnya.
b. Sales promotion
Promosi penjualan yaitu insentif-insentif jangka pendek untuk
mendorong pembelian atau penjualan suatu produk atau jasa. Bentuk
promosi yang digunakan mencakup discounts, coupons, displays,
demonstrations, contests, sweepstakes, dan events.
c. Personal selling
Penjualan perseorangan yaitu presentasi personal oleh tenaga penjualan
dengan tujuan menghasilkan penjualan dan membangun hubungan
dengan konsumen. Bentuk promosi yang digunakan mencakup
presentations, trade shows, dan incentive programs.
d. Public relations
Hubungan masyarakat yaitu membangun hubungan yang baik dengan
berbagai publik perusahaan supaya memperoleh publisitas yang
menguntungkan, membangun citra perusahaan yang bagus, dan
menangani atau meluruskan rumor, cerita, serta event yang tidak
menguntungkan. Bentuk promosi yang digunakan mencakup press
releases, sponsorships, special events, dan web pages.
e. Direct marketing
Penjualan langsung yaitu hubungan langsung dengan sasaran konsumen
dengan tujuan untuk memperoleh tanggapan segera dan membina
hubungan yang abadi dengan konsumen. Bentuk promosi yang
digunakan mencakup catalogs, telephone marketing, kiosks, internet,
mobile marketing, dan lainnya.
Dari pengertian mengenai promosi peneliti sampai pada pemahama
n bahwa bauran promosi adalah cara untuk mengkomunikasikan suatu produ
k kepada konsumen dengan penggunaan alat-alat promosi mencakup kegiata
n periklanan, promosi penjualan, penjualan perseorangan, hubungan masyar
akat dan penjualan langsung yang bertujuan untuk tujuan program penjualan.
H1
Keputusan
Harga (X2) H2 Pembelian (Y)
H3
Promosi (X3)
H4
C. Hipotesis
1. Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian
Menurut Kotler dan Armstrong (2012) kualitas produk adalah
kemampuan suatu produk untuk melakukan fungsi-fungsinya yang
meliputi daya tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan, operasi dan
perbaikan serta atribut lainnya. Kualitas produk merupakan bentuk
penilaian atas produk yang akan dibeli, apakah sudah memenuhi apa yang
diharapkan konsumen. Jika perusahaan ingin berkembang, apa lagi harus
meraih keuntungan, mereka tidak lagi punya pilihan selain mengadopsi
konsep kualitas. Ini menunjukkan bahwa kualitas mempunyai pengaruh
terhadap konsumen. Konsumen tentunya tidak akan membeli produk yang
tidak bisa memenuhi harapannya.
Semakin berkualitas suatu produk, maka semakin tinggi keputusan
konsumen untuk melakukan pembelian. Kualitas produk merupakan
kesesuaian antara kebutuhan dan keinginan atas produk ke dalam
spesifikasi produk yang dihasilkan (Purnama, 2006). Kualitas dari setiap
produk yang dihasilkan merupakan salah satu unsur yang harus mendapat
perhatian yang sungguh-sungguh dari perusahaan, kalau perusahaan ingin
memenangkan suatu persaingan dalam usaha (Angipora, 2007:174). Hasil
penelitian Andriati (2016), Juhari (2015), Ong dan Sugiharto (2013) dan
Saidani, Rachman dan Rizan (2013) yang diperoleh hasil bahwa kualitas
produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian, berdasarkan hasil
tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini yaitu:
H1: Terdapat pengaruh Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian
2. Pengaruh Harga Terhadap Keputusan Pembelian
Harga adalah nilai suatu barang yang dinyatakan dengan uang
(Alma, 2011). Penentuan harga ini merupakan salah satu keputusan yang
penting bagi manajemen. Harga yang ditetapkan harus dapat menutup
semua ongkos, atau bahkan lebih dari itu, yaitu untuk mendapatkan laba.
Tetapi, jika harga ditentukan terlalu tinggi akan berakibat kurang
menguntungkan. Dalam hal ini pembeli akan berkurang, volume penjualan
berkurang, semua biaya mungkin tidak dapat ditutup dan akhirnya
perusahaan akan menderita rugi.
Salah satu prinsip bagi manajemen dalam penentuan harga ini
adalah menitikberatkan pada kemauan pembeli untuk harga yang telah
ditentukan dengan jumlah yang cukup untuk menutup ongkos - ongkos dan
menghasilkan laba. Harga dapat mempengaruhi keputusan pembelian.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Andriati (2016), Juhari (2015), Ong
dan Sugiharto (2013) yang diperoleh hasil bahwa harga berpengaruh
terhadap keputusan pembelian, berdasarkan hasil tersebut maka hipotesis
dalam penelitian ini yaitu:
H2 : Terdapat Pengaruh Harga Terhadap Keputusan Pembelian
3. Pengaruh Promosi Terhadap Keputusan Pembelian
Promosi penjualan adalah rangsangan langsung yang ditujukan kepada
konsumen untuk melakukan pembelian. Jadi dapat dikatakan bahwa
promosi penjualan mempengaruhi konsumen dalam keputusan pembelian.
Melalui promosi perusahaan dapat menarik pelanggan baru, mempengaruhi
pelanggannya untuk mencoba produk baru, mendorong pelanggan membeli
lebih banyak, menyerang aktivitas promosi pesaing, mempengaruhi
keputusan pembelian.
Jadi Promosi penjualan merupakan suatu bentuk komunikasi
pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi atau
membujuk dan mengingatkan pasar sasaran terhadap perusahaan dan
produknya, agar membeli dan loyal terhadap produk yang ditawarkan. Kotler
(2018) mengemukakan bahwa konsumen tidak akan membeli produk perusahaan
dalam jumlah yang cukup, itu perlu terlebih dahulu memperkenalkan sesuatu
produk kepada pihak konsumen dalam suatu proses pemasaran. Sarana yang tepat
digunakan untuk memperkenalkan produk dalam proses pemasaran adalah
promosi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh A Ruthis Thira (2020) yang
diperoleh hasil bahwa promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
Bedasarkan uraian tersebut, maka hipotesis pada penelitian ini adalah :
H3: Terdapat pengaruh promosi terhadap keputusan pembelian.
4. Pengaruh Kualitas Produk, Harga dan Promosi Terhadap Keputusan
Pembelian
Kualitas produk, harga dan promosi merupakan tiga elemen penting di dalam
sebuah aktivitas pemasaran. Ketiga hal tersebut dapat mempengaruhi proses
keputusan pembelian seseorang. Semakin tinggi tingkat kualitas suatu produk
menyebabkan semakin tingginya tingkat kepercayaan konsumen terhadap produk
tersebut. Dengan tingkat kepercayaan yang tinggi akan kualitas produk tersebut
kemungkinan konsumen akan memilih dan melakukan keputusan pembelian pada
produk tersebut (Kotler dan Keller, 2016). Melihat pentingnya pengaruh ketiga
elemen ini terhadap keputusan pembelian konsumen maka diduga kualitas produk
harga dan promosi berpengaruh secara bersama-sama terhadap keputusan
pembelian. Harga yang dipilih akan berpengaruh langsung terhadap tingkat
permintaan dan menentukan tingkat aktivitas pembelian serta harga juga akan
mampu mendorong penjualan dan pangsa pasar. Melalui kegiatan promosi, mampu
menarik perhatian konsumen agar tertarik untuk membeli produk, serta mampu
memberikan respon pembeli yang kuat, mendramatisasi penawaran produk dan
mendongkrak penjualan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh A Ruthis Thira
(2020) yang diperoleh hasil bahwa kualitas produk, harga dan promosi
berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Bedasarkan uraian tersebut,
maka hipotesis pada penelitian ini adalah :
H3: Terdapat pengaruh kualitas produk, harga dan promosi terhadap
keputusan pembelian.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Sports Station Kota Malang, yaitu
terdiri dari tiga lokasi yang meliputi:
1. Sports Station, dengan alamat Jl. MT. Haryono No.127 · (0341) 580806
2. Sports Station Mall Olympic Garden Malang, dengan alamat Malang
City, East Java · In Mall Olympic Garden · (0341) 363203
3. Sports Station Malang City Point, dengan alamat di Malang City Point
Lt. 1 Unit 9B, 10A, & 10B, Jl. Dieng No.31 · In the Cyber Mall ·
(0341) 572278
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini bersifat explanatory research. Menurut
(Sugiyono, 2018) explanatory research bertujuan untuk menjelaskan
kedudukan antar variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antar
variabel satu dengan yang lainnya melalui pengujian hipotesis yang telah
dirumuskan. Penelitian ini mengungkapkan pengaruh kualitas produk dan
harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian dengan pendekatan
kuantitatif.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2018) populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini yaitu
pembeli produk sepatu olah raga Merek Adidas di Sports Station dengan
jumlah yang tidak diketahui secara pasti.
2. Sampel
Sugiyono (2018) menyatakan sampel adalah bagian dari elemen-
elemen populasi yang terpilih. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 96
pembeli produk sepatu olah raga Merek Adidas di Sports Station.
Apabila populasi terlalu besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari
semua populasi karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka
peneliti dapat mengambil sampel dari populasi tersebut, dan harus betul-
betul bisa mewakili atau representatif.” Mengingat jumlah populasinya
tidak diketahui atau bisa dikatakan tidak terhingga, maka dalam
penentuan sampel, penelitian ini menggunakan rumus Rao Purba dalam
Asra (2019) sebagai berikut:
2
Z
n= 2
4 Moe
Keterangan:
n = Jumlah Sampel
Z 2 = Tingkat distribusi normal pada tingkat keyakinan 95%=1,96
Moe = Tingkat kesalahan maksimal dalam pengambilan sampel yang
masih ditoleransi sebesar 10% atau 0,1
Sehingga Sampel dalam penelitian ini yaitu :
2
1,96
n=
4(0,1)2
3,8416
n=
0,04
n= 96,4=96 (dibulatkan)
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
accidental sampling, dimana Sugiyono (2018) menyatakan bahwa,
“accidental sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan
kebetulan, yaitu konsumen yang secara kebetulan bertemu dengan
peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang
kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
D. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer.
Sanusi (2011:104) menyatakan data primer merupakan sumber data yang
pertama kali dicatat dan dikumpulkan oleh peneliti. Data primer akan
diperoleh diperoleh dari objek yang diteliti.
E. Variabel dan Definisi Operasional
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga memperoleh
informasi tentang hal yang diinginkan, kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono, 2015:2). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Variabel dependen dan Independen. Variabel dependen (variabel terikat)
merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya
variabel bebas. Sedangkan variabel independen (variabel bebas) merupakan
variabel yang mempengaruhi atau manjadi sebab perubahan variabel
dependen. Definisi operasional variabel penelitian ini disajikan pada Tabel
3.1
Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel Penelitian
Variabel Pe Definisi Indikator
nelitian Operasional
Kualitas Kualitas produk a. Kinerja (performance) (X1.1): Kinerja
Produk (X1) adalah keseluruhan merupakan karakteristik atau fungsi
ciri dari suatu utama bagi konsumen saat
produk atau menggunakan produk.
layanan pada b. Daya Tahan (durability) (X1.2): Daya
kemampuan untuk tahan produk merupakan kekuatan
memuaskan pemakaian produk itu sendiri hingga
kebutuhan yang sudah tidak dapat digunakan lagi.
dinyatakan atau c. Kesesuaian dengan Spesifikasi (X1.3):
tersirat Kesesuaian dengan spesifikasi
merupakan desain dan operasi produk
sesuai dengan standar-standar yang
sudah ditetapkan sebelumnya.
d. Fitur (features) (X1.4): Fitur merupakan
karakteristik atau ciri khas tambahan
dari produk tersebut untuk menambah
atau memberikan kenyamanan pada
produk.
e. Keandalan (reliability) (X1.5): Keandalan
merupakan kemungkinan produk
tersebut dapat diandalkan kegunaannya
dan kemungkinan kecil produk tersebut
mengalami kerusakan atau gagal.
f. Estetika (aesthetic) (X1.6): Estetika
merupakan karakterstik penampilan
produk tersebut seperti model, warna,
atau desain.
Harga (X2) Harga adalah a. Keterjangkauan Harga (X2.1): Aspek
pernyataan nilai penetapan harga yang dilakukan oleh
dari suatu produk perusahaan yang sesuai dengan
yang dimana nilai kemampuan beli konsumennya.
disini diartikan b. Daya Saing Harga (X2.2): Penawaran
sebagai harga yang diberikan oleh perusahaan
perbandingan berbeda dan bersaing dengan yang
antara persepsi diberikan oleh perusahaan lain pada
terhadap manfaat jenis produk yang sama.
dengan biaya- c. Kesesuaian harga dengan kualitas
biaya yang produk (X2.3): Aspek penetapan harga
dikeluarkan untuk yang dilakukan oleh perusahaan yang
mendapatkan suatu sesuai dengan kualitas produk yang
produk dapat diperoleh konsumen.
d. Kesesuaian harga dengan manfaat
produk (X2.4): Aspek penetapan harga
yang dilakukan oleh perusahaan yang
sesuai dengan manfaat yang diperoleh
konsumen dari produk yang dibeli.
Promosi Upaya yang a. Pesan promosi (X3.1)
(X3) dilakukan oleh b. Media promosi (X3.2)
perusahaan untuk c. Jangkauan promosi (X3.3)
menginformasikan,
membujuk, dan me
ngingatkan konsu
men secara langsu
ng maupun tidak la
ngsung mengenai
keunggulan produk
yang ditawarkan
Keputusan Keputusan pembeli a. Kemantapan pada sebuah produk.(Y1.1)
Pembelian an adalah sebagai t b. Kebiasaan dalam membeli produk .(Y1.2)
(Y) ahap keputusan di c. Kecepatan dalam membeli suatu produk .
mana konsumen se (Y1.3)
cara aktual melaku
kan pembelian suat
u produk
[ ][ ]
2
k Σσ
r 11= 1 2
k −1 σ
Keterangan :
𝑟11 = Reliabilitas Instrument
k = Banyaknya Butir Pertanyaan
∑ 𝜎2 = Jumlah Varians Butir
𝜎2 = Varians Total
Adapun kriteria reliabilitas adalah sebagai berikut :
a. Apabila nilai alpha cronbach ≥ 0,6 = reliabel
b. Apabila nilai alpha cronbach < 0,6 = tidak reliabel
I. Teknik Análisis Data
1. Uji Asumsi Klasik
Penggunaan model analisis regresi berganda harus menggunakan
sejumlah asumsi-asumsi klasik dan valid. Pengujian asumsi harus
dipenuhi atau valid agar persamaan regresi dapat digunakan dengan
baik.
Menurut Sanusi (2011:135), uji asumsi klasik bertujuan untuk
menguji data yang digunakan dalam penelitian bahwa telah memenuhi
asumsi klasik, yaitu data terdistribusi secara normal, tidak terjadi gejala
multikolinieritas, tidak terdapat autokorelasi, tidak terdapat gejala
linearitas, dan tidak terjadi gejala heterokosdastisitas. Adapun definisi
dari masing-masing uji diatas sebagai berikut :
2. Uji Normalitas
Uji normalitas data merupakan pengujian asumsi klasik paling
utama yang harus dilakukan oleh peneliti. Tujuannya yaitu, menguji
apakah variabel dependen dan variabel independen mempunyai
distribusi normal atau tidak dalam model regresi. Syarat wajib yang
harus dipenuhi yaitu data harus normal. Dalam penelitian ini
menggunakan uji One Sample dengan alat uji Kolmogorov Smirnov
dengan menggunakan taraf signifikasi 0,05. Sebagai langkah untuk
mempermudah peneliti dalam menguji normalitas data, maka penguji
menggunakan alat bantu SPSS. Apabila nilai Sig Uji Kilmogorov
Smirnov Sig ≥ 0,05 artinya data berdistribusi secara normal. Sebaliknya
jika nilai Sig Uji Kilmogorov Smirnov < 0,05 artinya data berdistribusi
secara tidak normal.
a. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.
Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel ini tidak
ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai
korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Untuk
mendeteksi ada tidaknya Multikolinieritas dapat dilakukan dengan
melihat nilai Variance Inflating Factor (VIF). Jika nilai VIF < 10 dan
nilai toleransi > 0,10 maka model regresi terbebas dari gejala
Multikolinieritas.
b. Uji Autokolerasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1. Jika ada korelasi,
maka ada problem autokorelasi. Masalah ini timbul karena residual
(kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi
lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari
autokorelasi, dan untuk mendeteksi gejala autokorelasi dapat
dilakukan dengan pengujian Durbin Watson (d).
c. Uji Heteroskesdastisitas
Uji heteroskesdastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
Homoskesdastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskesdastisitas.
Model regresi yang baik adalah regresi yang Homokesdastisitas. Cara
yang digunakan untuk menguji suatu model terbebas dari
heteroskedastisitas maka atau tidak adalah dengan uji Glejser. Uji ini
mengusulkan untuk meregres nilai absolut residual terhadap variabel
independen. Jika variabel independen signifikan secara statistik
mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi
heteroskesdastisitas. Adapun cara mengetahui pengujian
menggunakan Glejser sebagai berikut:
a) Jika nilai signifikasi ≥ 0,05 maka tidak terjadi heteroskesdasitisitas.
b) Jika nilai signifikasi < 0,05 maka terjadi heteroskesdasitisitas.
3. Model Analisis Regresi Linier Berganda
Sanusi (2011:134) menyatakan analisis regresi linier berganda
pada dasarnya merupakan perluasan dari regresi linear sederhana, yaitu
dengan menambah jumlah variabel bebas yang sebelumnya hanya satu
menjadi dua atau lebih variabel bebas. Seperti dalam penelitian ini,
terdiri dari lebih dari satu variabel bebas, maka penelitian ini
menggunakan alat analisis regresi linear berganda. Penelitian ini
memiliki dua variabel bebas dan satu variabel terikat, sehingga dengan
hal ini regresi linear berganda dinyatakan dalam persamaan matematis
sebagai berikut:
Regresi linear berganda:
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + e
Dimana:
Y = Keputusan Pembelian
a = Konstanta
b1, b3 = Koefisien Regresi
X1 = Harga
X2 = Kualitas Produk
X3 = Promosi
e = error / Variabel Pengganggu / kesalahan prediksi
4. Uji Hipotesis
Setelah data terkumpul, selanjutnya data tersebut diolah dengan
menggunakan teknik analisis data tertentu dengan permasalahan yang
diteliti. Teknis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknis analisis regresi berganda. Teknik ini digunakan untuk menguji
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Teknis analisis dalam
penelitian ini akan menggunakan program SPSS. Analisis data yang
digunakan adalah analisis statistik yang terdiri atas :
a. Uji t
Pada uji t atau Uji parsial digunakan untuk menguji signifikasi
hubungan antara variabel Kualitas Produk dan harga, dimana benar-
benar berpengaruh terhadap variabel keputusan pembelian secara
terpisah atau parsial. Uji t merupakan uji yang digunakan ketika peneliti
ingin menguji beda mean dari dua kelompok sampel. Hipotesis yang
digunakan dalam pengujian ini adalah :
Ho : Kualitas produk, harga dan promosi secara parsial tidak
berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.
Ha : Kualitas produk, harga dan promosi secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap keputusan pembelian
Dasar pengambilan keputusan adalah dengan menggunakan angka
probabilitas signifikan, yaitu :
a) Jika t hitung memiliki nilai signifikan < 0,05, maka
menunjukkan bahwa variabel bebas berpengaruh terhadap
variabel terikat.
b) Jika t hitung memiliki nilai signifikan > 0,05, maka
menunjukkan bahwa variabel bebas tidak berpengaruh
terhadap variabel terikat.
b. Uji F
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui secara bersama-sama
variabel dependen dengan hipotesis :
Ho : b = 0 berarti tidak adanya pengaruh kualitas produk, harga dan
promosi secara bersama-sama terhadap keputusan pembelian.
Ha : b > 0 berarti adanya pengaruh Kualitas produk, harga dan
promosi secara bersama-sama terhadap keputusan pembelian
DAFTAR PUSTAKA
Widayat & Amirullah (2002). Metode Penelitian Pemasaran. Malang : CV. Caha
ya Press
Annisa, K.L (2021) Pengaruh Kualitas Produk, Harga dan Promosi terhadap Kepu
tusan Pembelian Pada Produk Hand and body Lotion Citra (Studi kasus pa
da Mahasiswa Fakultas Sosial Sains Prodi Manajemen Angkatan Tahun 20
16 Universitas Pembangunan Panca Budi Medan), Kumpulan Karya Ilmia
h Mahasiswa Fakultas Sosial Sains, Vo.1.No.1,
Assael, H., & Ramond, C. K. (2011). Models of Buyer Behavior. Georgia: Marketi
ng Classics Press
Farisa, H.N (2020) Pengaruh Kualitas Produk, Harga dan Citra Merek Terhadap
Keputusan Pembelian Fashion 3second Di Marketplace (Studi Pada Mahas
iswa Pengguna Fashion 3second Di Kota Semarang), Prosiding Seminar N
asional Unimus, Vol.3.No.3
Irfan, R.A, (2021), Pengaruh Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Sepatu
Nike Pada Mahasiswa Universitas Pamulang, Jurnal Perkusi, Vol.1, No.1
Juhari (2015), Analisis Kualitas Produk, Harga dan Promosi Terhadap Keputusan
Pembelian Sepatu Convers All Star
Kotler, P and Kevin, L.K, (2016). Marketing Managemen, 15th Edition, Pearson
Education,Inc.
Kotler, P. (2015). Manajemen Pemasaran Edisi 13, Bahasa Indonesia Jilid 1 dan 3
Cetakan. Jakarta: Rajawali
Ratih, W.L, (2020), Pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk Dan Harga Terhadap
Keputusan Pembelian Sepatu Conversepada Mahasiswa Stiesia Surabaya, J
urnal Ilmu dan Riset Manajemen : Volume 9, Nomor 7, Juli 2020
Riduansah (2020) Pengaruh Kualitas Produk, Harga Dan Promosi Terhadap Keput
usan Pembelian Online Shop (Studi Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Mana
jemen Indonesia Samarinda), Jurnal Riset Innossa Vol.2. No.2
Sri, M. (2021), Pengaruh Harga Dan Ulasan Produk Terhadap Keputusan Pembeli
an Produk Fashion Secara Online Pada Shopee di Pekanbaru, Vol.7 No.2
Sukimin (2021) Pengaruh Kualitas Produk, Harga Dan Promosi Terhadap Keputu
san Pembelian Mobil Merek Toyota Di Kota Balikpapan, Jurnal GeoEkon
omi ISSN-Elektronik (e): 2503-4790 Volume 12 Nomor 02 September 202
1