Anda di halaman 1dari 46

PENGARUH BRAND IMAGE, STORE ATMOSPHERE, DAN HARGA

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA PRODUK OUTDOOR


MEREK EIGER DI JEMBER

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh
Muhammad Ramdan Nur Kaiz
NIM 160810201200

PROGAM STUDI S1 MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JEMBER
2021
1. Judul : Pengaruh Brand Image, Store Atmosphere, dan Harga Terhadap
Keputusan Pembelian pada Produk Outdoor Merek Eiger di Jember.

2. Latar Belakang Masalah


Perkembangan ekonomi yang kian meningkat, menjadikan persaingan
bisnis dibidang industri semakin ketat khususnya bagi perusahaan yang produksi
produknya sama. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2021) “ekonomi
Indonesia semester I-2021 terhadap semester I-2020 mengalami pertumbuhan
sebesar 3,10 persen (c-to-c). Terminologi c-to-c itu mengacu pada produk
domestik bruto (PDB) atas dasar harga konstan kumulatif sampai dengan suatu
triwulan dibandingkan periode kumulatif yang sama pada tahun sebelumnya.
Pertumbuhan terbesar dari sisi produksi terjadi pada lapangan usaha informasi dan
komunikasi sebesar 7,78 persen. Sementara dari sisi pengeluaran semua
komponen tumbuh, pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen ekspor barang
dan jasa sebesar 18,51 persen. Beberapa indikator yang mendukung pertumbuhan
tersebut yaitu tinggi kinerja ekspor pada semester I/2021. Pada II/2021, kinerja
ekspor tercatat meningkat 55,89 persen secara tahunan atau tumbuh 10,36 persen
dibandingkan dengan kuartal I/2021”. Seiring dengan perkembangan ekonomi
perusahaan dituntut utnuk mampu menyeleraskan perubahan dan perkembangan
dibidang sosial dan bidang budaya. Menganalisa strategi yang dilakukan oleh
pesaing sangat penting untuk mengetahui sejauh mana usaha pesaing melakukan
perkembangan dan perubahan pada usahanya, hal ini diharapkan mampu
mendorong perusahaan untuk meningkatkan produk unggulannya serta
meningkatkan kreativitas dan inovasi dalam produk yang ditawarkan kepada
konsumen yang memiliki karakteristik unik. dan keunggulan agar produk mudah
diingat di benak konsumen dan dapat merebut pangsa pasar yang ada.
Perusahaan harus memiliki strategi yang tepat sehingga produk maupun
jasa yang akan ditawarkan dapat bersaing di pasar, salah satunya dengan
memperhatikan perilaku konsumen yang dapat memicu keputusan pembelian. Hal
ini dibuktikan oleh penelitian Kartikasari et al. (2013) dan Laela (2015) keduanya
menyatakan bahwa “dengan memperhatikan perilaku konsumen yang dapat

1
memicu keputusan pembelian maka perusahaan dapat bertahan dan bersaing di
pasar. Keputusan pembelian merupakan bagian dari perilaku konsumen yang
bertujuan untuk menentukan keputusan konsumen dalam membeli suatu barang
atau jasa yang ditawarkan. Keputusan konsumen dalam mengambil keputusan
pembelian dipengaruhi oleh akal pemikiran atas informasi pengetahuan yang
didapatkan. Keputusan pembelian menjadi suatu hal yang penting untuk
diperhatikan karena hal ini tentu akan menjadi suatu pertimbangan bagaimana
suatu strategi pemasaran yang akan dilakukan oleh sebuah perusahaan. Proses
keputusan pembelian dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan dalam menarik
minat pembeli, dan juga dipengaruhi faktor-faktor di luar perusahaan. Menurut
penelitian yang dilakukan oleh Parhusip (2019); Istiqomah (2019); Haqiqi (2020)
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian yaitu brand
image, store atmosphere, dan harga”.
Kotler & Keller (2016:330) menyatakan bahwa “citra merek adalah
deskripsi sifat ekstrinsik produk atau jasa, termasuk cara merek berusaha
memenuhi kebutuhan psikologis atau sosial pelanggan. Citra merek (bran dimage)
dapat dikatakan sebagai sesuatu yang mewakili keseluruhan persepsi terhadap
merek yang terbentuk dari informasi dan pengalaman merek itu sendiri di masa
lalu. Menurut Baharuddin & E. Martini (2019), brand image berpengaruh positif
terhadap proses keputusan pembelian, semakin baiknya citra merek produk di
mata pelanggan maka semakin tingginya persentase proses keputusan pembelian.
Dapat dilihat dari penelitian Damanik et al. (2020); Amilia & Asmara (2017);
Lomban et al. (2021) juga mengatakan bahwa citra merek berpengaruh secara
positif serta signifikan terhadap keputusan pembelian. Citra terhadap merek
berhubungan dengan sikap yang berupa keyakinan dan preferensi terhadap suatu
merek”. Konsumen yang memiliki citra positif terhadap suatu merek lebih
memungkinkan untuk melakukan pembelian. Selain itu, suasana toko juga dapat
menambah nilai positif bagi konsumen dalam melakukan keputusan pembelian.
Store atmosphere dapat menjadi pembeda antar toko. Menurut Kurniati
(2013) Store Atmosphere adalah “suatu penataan lingkungan yang dirancang
untuk membuat pelanggan merasa nyaman dalam berbelanja. Suasana toko yang

2
nyaman dapat menjadi daya tarik bagi konsumen untuk datang atau mengunjungi
toko tertentu. Menurut Afifi & Wahyuni (2019) store atmosphere merupakan
suasana atau lingkungan toko yang dapat merangsang panca indra konsumen dan
mempengaruhi konsumen. Suasana toko tidak hanya dapat memberikan suasana
lingkungan pembelian yang menyenangkan saja pada konsumennya tetapi juga
dapat memberikan nilai tambah terhadap produk yang dijual apabila suasana toko
tersebut indah dan baik. Suasana toko dapat mempengaruhi konsumen dalam
mengambil keputusan, hal ini dibuktikan dengan adanya penelitian dari A.
Arianto et al. (2020); D. P. H. Arianto & Satrio (2020); Parhusip (2019) ketiganya
menyimpulkan bahwa store atmosphere berpengaruh secara signifikan terhadap
keputusan pembelian”.
Harga dapat menjadi faktor pendukung dalam pembelian pada suatu
produk. Harga berdasarkan Tjiptono (2012:151) merupakan “satuan moneter atau
ukuran lainnya termasuk barang dan jasa yang ditukarkan agar memperoleh hak
kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa”. Sedangkan harga
berdasarkan Kotler et. al (2016:319) merupakan “sejumlah uang yang dikeluarkan
untuk sebuah produk atau jasa, atau sejumlah nilai yang ditukarkan oleh
konsumen untuk memperoleh manfaat atau kepemilikan atau penggunaan atas
sebuah produk atau jasa”. Salah satu strategi yang dapat dilakukan pengusaha
untuk menarik pembeli dengan tawaran produk kualitas sesuai dengan harga.
Produk berkualitas dan harga terjangkau akan banyak peminatnya. Begitupun
sebaliknya, apabila harga yang ditawarkan tidak sesuai dengan produk atau jasa
yang diperoleh maka citra perusahaan akan buruk di benak konsumen. Salah satu
faktor penting dalam pemasaran produk adalah harga. Konsumen dapat melihat
suatu produk berdasarkan tinggi rendahnya harga tersebut.
Keputusan pembelian menurut Kotler & Keller (2016:179) adalah
“bagian dari perilaku konsumen, perilaku konsumen yaitu studi tentang
bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan,
dan bagaimana barang, jasa, ide atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan
dan keinginan mereka”. Adapun menurut Sudaryono (2016:99) mengungkapkan
bahwa keputusan pembelian merupakan tindakan pilihan dari berbagai alternatif.

3
Orang yang mengambil keputusan harus memiliki satu pilihan yang diunggulkan
dari beberapa alternatif. Konsumen dalam memutuskan membeli dipengaruhi
banyak faktor yang perlu dipertimbangkan sehingga pengusaha harus teliti apa
yang harus dilakukan untuk menarikt konsumen.
Banyak perusahaan yang menawarkan merek, harga dengan kualitas
bagus dan dapat menarik konsumen untuk melakukan kegiatan outdoor. Beberapa
perusahan dengan merek ternama di Indonesia dalam bidang industri penyedia
perlengkapan outdoor adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Perlengkapan Outdoor Lokal Paling Favorit di Indonesia

No. Merek
1 Eiger
2 Consina
3 Arei
4 Avtech
5 Cartenz
6 Claw Fell Free
7 Merapi Mountain
8 Alpina
9 Forester
10 Gravell
Sumber Data : www.cekaja.com (2020)

Dari beberapa brand outdoor yang terdapat pada (Tabel 1), Eiger
merupakan salah satu brand yang paling digandrungi oleh masyarakat Indonesia.
Eiger pertama kali diluncurkan pada tahun 1989 sebagai produk untuk memenuhi
berbagai kebutuhan peralatan dan perlengkapan gaya hidup para penggiat alam
terbuka. Nama Eiger sendiri terinspirasi dari Gunung Eiger yang berada di
ketinggian 3.970 meter di atas permukaan laut dan merupakan gunung tersulit ke-
3 di dunia yang terletak di Bernese Alps, Swiss. Eiger menyediakan tiga kategori

4
produk utama, yaitu Mountaineering yang berorientasi pada kegiatan
mountaineering; Riding yang berfokus pada eksplorasi sepeda motor; dan
Authentic 1989 yang terinspirasi dari gaya klasik para pecinta petualangan
outdoor, diwujudkan dalam desain yang casual dan stylish. Produk Eiger
merupakan salah satu bisnis yang sudah memiliki banyak konsumen. Produk yang
dihasilkan Eiger adalah keril, kaos, sandal, tenda, tas, sepatu, daypack, topi dan
jam tangan. Eiger menjual produknya melalui lebih dari 350 toko fisik yang
tersebar di kota-kota di Indonesia, salah satunya di Kota Jember”. Di Kota Jember
terdapat 3 cabang toko Eiger yaitu di Jl. Karimata No. 51, Lippo Plaza, dan Jl.
Trunojoyo No. 26. Di Kota Jember terdapat produk outdoor lokal yang menjadi
pesaing Eiger yaitu Consina, Arei, Avtech dan Cartenz.
Berbagai jenis dan merek produk outdoor yang kian meningkat,
membuat perusahaan berlomba-lomba membuat produk dengan desain khusus dan
bercirikan merek perusahaannya. Oleh karena itu, dalam mempertahankan
eksistensi dan keunggulan ditengah tekanan persaingan yang cukup ketat pihak
Eiger dapat menerapkan strategi dengan meningkatkan peluang konsumen dalam
pembelian pada produk Eiger. Keputusan pembelian dapat dirangsang dengan
citra merek yang dimiliki oleh Eiger sebagai produk yang berkualitas, hal ini tentu
akan membuat konsumen loyal karena merasakan manfaat dari produk dan secara
otomatis akan melakukan word of mouth. Selain itu dengan menciptakan suasana
yang menarik dan membuat nyaman para calon konsumen yang ingin berbelanja,
toko selalu dalam keadaan bersih, rapi, elegan dan dilengkapi dengan
pencahayaan yang sangat baik, maka hal ini akan membuat konsumen nyaman
saat memasuki toko untuk sekedar melihat produk yang ditawarkan ataupun
melakukan pembelian. Harga yang ditawarkan Eiger masih terjangkau untuk
kalangan mahasiswa dan pekerja kantoran. Eiger juga sering menawarkan
potongan harga atau diskon hingga 70% ketika hari-hari penting seperti ulang
tahun Eiger, hari kemerdekaan Indonesia dan tahun baru. Sehingga dengan hal
tersebut tentu bisa menjadi stimuli bagi konsumen yang membeli produk Eiger di
Kota Jember.

5
Saat ini masyarakat di Jember banyak sekali yang menyukai kegiatan
outdoor, hal ini dibuktikan dengan banyaknya masyarakat yang berolahraga di
Alun-alun Kota Jember pada pagi dan sore hari, serta terdapat banyak komunitas
Pecinta Alam di dalam maupun di luar kampus, sehingga peluang konsumen
untuk membeli produk Eiger di Jember sangat mungkin terjadi. Fenomena
kebutuhan outdoor merupakan peristiwa yang kompleks, karena perlengkapan
outdoor yang dibutuhkan tidak hanya untuk hiking, camping dan tracking tapi
dapat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, misalnya ke kantor, sekolah dan
lain-lain. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Pengaruh brand image, store atmosphere dan harga terhadap
keputusan pembelian pada produk outdoor merek Eiger di Jember”.

3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas adapun rumusan masalah pada
penelitian ini adalah: “Apakah brand image, store atmosphere dan harga
berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada produk outdoor merek Eiger di
Jember”.

4. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, tujuan penelitian
adalah: “Untuk mengetahui dan menganalisa bagaimana pengaruh brand image,
store atmosphere dan harga terhadap keputusan pembelian pada produk outdoor
merek Eiger di Jember”.

5. Manfaat Penelitian
Dengan adanya Penelitian ini, maka diharapkan dapat memberikan
manfaat secara langsung maupun tidak langsung bagi beberapa pihak antara lain:
a. Bagi Akademisi
Penelitian ini dapat digunakan bahan pembelajaran dan penerapan
ilmu dibidang manajemen terutama manajemen pemasaran diantaranya brand
image, store atmosphere, harga dan keputusan pembelian.

6
b. Bagi Perusahaan
Penelitian ini dapat digunakan untuk pengembangan strategi bagi
Store Eiger di Jember untuk mempengaruhi keputusan pembelian konsumen
dengan memperhatikan variabel brand image dan store atmosphere dan juga
harga yang ditawarkan kepada konsumen.
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini dapat digunakan untuk menambah literatur mengenai
pengaruh brand image, store atmosphere dan harga terhadap keputusan
pembelian produk outdoor merek Eiger bagi penelitian selanjutnya.

6. Tinjauan Pustaka
6.1 Tinjauan Pustaka
6.1.1 Brand Image
Buchory dan Saladin (2018:56) menjelaskan bahwa citra merek (brand
image) mengacu pada skema memori sebuah merek yang berisi pandangan
konsumen atas kelengkapan, kelebihan penggunaan, situasi dan karakteristik
pembuat produk atau karakteristik pemasar. Sedangkan menurut pendapat Sopiah
& Sangadji (2016) Citra merek (brand image) merupakan pemikiran konsumen
terhadap bentuk atau gambaran nama suatu merek tertentu dari suatu jejak makna
yang tertinggal dalam benak khalayak konsumen.
Citra merek ialah persepsi atau pandangan konsumen kepada suatu merek
tertentu sesuai dengan pengalaman yang dirasakan bagi konsumen tersebut.
Menurut Asmara (2017) berpendapat bahwa peningkatan citra merek pada suatu
produk dapat meningkatkan keputusan konsumen dalam pembelian produk
tersebut. Dari pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa keputusan
pembelian dapat ditentukan dengan pandangan atau gambaran dari konsumen
tentang produk yang dijual produsen.
Menurut Ong (2013) terdapat beberapa indikator untuk mengukur citra
merek, diantaranya:

7
a) Penggunaan merek
Pengguna atau konsumen yang menggunakan suatu merek tertentu dapat
dilihat dari konsumen yang menggunakan merek berkelas atau merek yang
tidak berkelas sehingga akan mencerminkan berbagai tingkatan konsumen.
b) Karakter Merek
Kepribadian manusia dapat digabungkan dengan karakter dari sebuah merek
sehingga dapat menjadi pendorong utama bagi karakter merek.
c) Nilai merek
Nilai merek dapat memperkuat persepsi konsumen terhadap informasi dari
merek tertentu baik tingkatan merek berkelas atau merek biasa (tidak
berkelas).
d) Manfaat merek
Manfaat merek diberikan untuk memudahkan konsumen dalam mengenali
atau mengingat suatu merek dengan ciri-ciri merek yang baik dan bagus yang
ditanamkan pada pandangan atau pemikiran konsumen.
e) Budaya merek
Elemen penting sebuah merek yang mencerminkan suatu budaya baik dari
sisi produsen maupun konsumennya.
Brand Image ialah hal yang mewakili dari keseluruhan pemahaman
terhadap merek yang dibentuk dari informasi dan pengalaman pada masa lalu
merek tersebut. Citra terhadap merek berkaitan dengan sikap berupa keyakinan
dan preferensi terhadap suatu merek. Konsumen yang memiliki citra yang positif
pada suatu merek, sangat memungkinkan untuk melakukan pembelian pada
produk dari merek tersebut.

6.1.2 Store Atmosphere


Kolter, et al (2017:462) menjelaskan atmosphere merupakan lingkungan
yang di desain untuk memperkuat kecenderungan konsumen untuk membeli suatu
produk. Menurut Putri, et al (2014) keadaan atau suasana adalah komponen
penting pada sebuah toko, karena dapat memberikan pengaruh sensorik kuat yang
diciptakan oleh desain toko. Sehingga toko atau minimarket harus menumbuhkan

8
suasana terencana yang sesuai dengan sasaran pasar agar dapat menarik konsumen
untuk membeli ditoko tersebut. Sedangkan menurut Buchari Alma (2013:201)
menjelaskan bahwa pengertian Store Atmosphere merupakan marketing mix
dalam toko yang memiliki peran penting untuk menarik konsumen dalam memilih
produk atau barang belanjaan dengan nyaman, serta untuk mengingatkan pembeli
untuk membeli produk apa yang ingin dimiliki baik untuk keperluan pribadi
maupun keperluan rumah tangga.
Adapun pendapat menurut Evans dan Berman (2012) berpendapat bahwa
keadaan atau suasana toko mengacu pada kualitas fisik toko yang
memproyeksikan citra dan menarik pelanggan. Berikut terdapat beberapa
indikator yang dapat digunakan untuk mengukur variabel store atmosphere,
menurut Evans dan Berman (2012) diantaranya:
a) Interior Display
Interior Display sangat menentukan keadaan atau suasana toko karena dapat
memberikan sebuah informasi kepada konsumen dan bertujuan untuk
meningkatkan laba dan pejualan bagi toko. Contoh dari interior display yakni:
case, poster, tanda petunjuk lokasi, rack dan display barang-barang pada hari-
hari tertentu seperti tahun baru dan lebaran
b) Store Layout
Tata letak pada toko dapat berupa sebuah rencana dalam menentukan lokasi
tertentu dan penyusunan jalan atau gang di dalam toko agar dapat memudahkan
orang untuk berlalu-lalang, tata letak juga dapat menentukan fasilitas
kelengkapan toko seperti ruang ganti yang nyaman dan aman.
c) Interior
Pada bagian dalam toko sebaiknya konsumen dapat memperoleh kesan yang
baik dan meyenangkan, kesan ini dapat diciptkan dengan desain dan warna
tembok yang menarik serta udara atau aroma pewangi di dalam toko.

9
d) Eksterior
Pada bagian depan toko merupakan bagian yang terdepan, maka sebaiknya
dapat membuat kesan yang menarik dengan menggambarkan kepercayaan dan
goodwill.
Keadaan atau suasana pada toko ialah faktor penting bagi pusat
perbelanjaan agar dapat merealisasikan atau menarik konsumen untuk berkunjung
dengan nyaman dan senang dalam berbelanja. Perancangan toko yang baik dan
tepat dapat menarik perhatian pengunjung atau pembeli dengan memberikan
kesan yang positif terhadap toko.

6.1.3 Harga
Harga merupakan kedudukan atau posisi dalam mengkomunikasikan
nilai pada perusahaan dari merek maupun produk. Menurut Kotler dan Keller
(2016:483) menjelaskan bahwa harga adalah salah satu-satunya elemen bauran
pemasaran yang menghasilkan pendapatan. Lupiyoadi (2011:509) menjelaskan
bahwa metode penentuan harga sangat signifikan dalam pemberian “value”
kepada konsumen dan mempengaruhi image produk, serta keputusan konsumen
untuk membeli. Kemudian harga juga berkaitan dengan pendapatan serta dapat
mempengaruhi "supply" atau "marketing channels", akan tetapi yang terpenting
yakni keputusan pada harga harus konsisten dengan strategi pemasaran secara
keseluruhan.
Menurut beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa harga ialah
jumlah uang yang harus dibayar pelanggan agar dapat memperoleh produk
tersebut. Harga dapat menjadi acuan dalam menentukan keberhasilan suatu
perusahaan dan dapat menentukan seberapa besar keuntungan yang akan
diperoleh perusahaan dari penjualan barang maupun jasa. Bitner dan Gremler
dalam Atmaja dan Adiwinata (2013) mengelompokkan harga menjadi empat
variabel yaitu:

10
a) Flexibility
Fleksibilitas digunakan untuk menetapkan harga yang berbeda pada pasar yang
berlainan atas dasar waktu pengiriman, letak lokasi geografis, dan
kompleksitas produk yang diinginkan.
b) Price Level
Tingkat harga diklasifikasikan menjadi tiga tingkatan yakni penetapan harga di
atas pasar, penetapan harga sama dengan pasar dan penetapan harga di bawah
harga pasar.
c) Discount
Discount ialah pemotongan harga yang diberikan oleh penjual kepada pembeli
sebagai penghargaan atas aktivitas tertentu dari pembeli yang menyenangkan
bagi penjual.
d) Allowances
Allowance merupakan pengurangan dari harga menurut daftar kepada pembeli
karena adanya aktivitas-aktivitas tertentu. Allowance juga mempunyai
kesamaan dengan discount.
Menurut Kotler et. al (2017:320), terdapat indikator yang dapat
digunakan dalam mengukur variabel harga yakni:
a) Daya saing harga
Menentukan dan menetapkan harga jual produk pada perusahaan dengan cara
mempertimbangkan harga produk yang telah dijual oleh pesaingnya, sehingga
produk dapat bersaing di pasarannya.
b) Keterjangkauan harga
Harga yang terjangkau adalah harapan konsumen sebelum mereka melakukan
pembelian. Konsumen akan mencari produk-produk yang harganya dapat
mereka jangkau.
c) Kesesuaian harga dengan kualitas produk
Konsumen tidak keberatan jika harus membeli produk tertentu dengan harga
mahal asalkan kualitas pada produk baik dan sesuai harga. Namun umumnya
konsumen lebih banyak yang menginginkan produk dengan harga murah
dengan kualitas yang baik.

11
d) Kesesuaian harga dengan manfaat
Konsumen terkadang mengabaikan harga suatu produk namun lebih
mementingkan manfaat dari produk tersebut.
Dari beberapa uraian diatas maka dapat diketahui bahwa harga
mempunyai pengaruh besar dalam keputusan pembelian yang terjadi antara
penjual dan pembeli, dan indikator harga dapat menjadi penentu bagaimana
pengaruh harga terhadap cara berpikir pembeli dalam membeli suatu produk.

6.1.4 Keputusan Pembelian


Keputusan pembelian menurut Kotler & Keller (2016:179) mengartikan
bahwa perilaku konsumen dengan mempelajari bagaimana cara individu,
kelompok maupun organisasi dalam memilih, membeli dan menggunakan barang,
jasa dan ide atau pengalaman sebagai keinginan dan kebutuhannya. Sedangkan
menurut pendapat Umar dan Husein (2016:50) menjelaskan bahwa keputusan
pembelian adalah serangkaian proses pada konsumen dalam mencari informasi
tentang merek ataupun produk tertentu, memecahkan masalah dan mengevaluasi
produk ataupun merek tertentu, kemudian serangkaian proses tersebut mengarah
kepada keputusan pembelian. Kotler dan Keller (2016:158) berpendapat dengan
lima tahapan perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian, yakni
sebagai berikut:
a) Pengenalan kebutuhan
Introduksi atau pengenalan kebutuhan timbul pada saat konsumen menghadapi
permasalahan berupa suatu keadaan dimana terdapat perbedaan antara keadaan
yang diinginkan dan keadaan yang sebenarnya terjadi.
b) Penelusuran informasi
Penelusuran informasi bermulai ketika konsumen berpandangan bahwa
kebutuhan dapat terpenuhi dengan membeli dan mengkonsumsi produk.
Konsumen dapat mencari informasi yang tersimpan dalam ingatannya melalui
pencarian internal maupun pencarian eksternal.

12
c) Evaluasi alternatif
Evaluasi alternatif ialah proses mengevaluasi pilihan produk dan merek, dan
memilihnya sesuai dengan keinginan konsumen. Pada proses ini konsumen
membandingkan berbagai merek pilihan yang dapat memberikan manfaat
terhadap masalah yang dihadapinya.
d) Keputusan pembelian
Setelah tahap-tahap di atas dilakukan, pembeli akan menentukan sikap dalam
pengambilan keputusan apakah membeli atau tidak. Jika memilih untuk
membeli produk, dalam hal ini konsumen dihadapkan pada beberapa alternatif
pengambilan keputusan seperti produk, merek, penjual, tempat, harga, penjual,
kuantitas dan waktu.
e) Hasil
Setelah membeli suatu produk, konsumen akan mengalami beberapa tingkat
kepuasan dan ketidakpuasan. Tahap ini dapat memberkan informasi yang
penting bagi perusahaan apakah produk dan pelayanan yang telah dijual dapat
memuaskan konsumen atau tidak.
Berikut empat faktor menurut Kotler et al (2016:140) yang dapat
mempengaruhi keputusan pembelian yakni sebagai berikut:
a) Faktor Budaya
Faktor budaya ialah faktor penentu keinginan perilaku konsumen yang paling
dasar yang meliputi kelas sosial, kebudayaan, sub budaya adalah hal yang
sangat penting dalam membentuk perilaku konsumen.
b) Faktor Sosial
1) Keluarga
Faktor sosial dalam keluarga dibagi menjadi dua jenis yakni, keluarga
orientasi adalah keluarga yang terdiri dari orang tua, sadara kandung dan
dapat memberikan orientasi berupa cinta, harga diri, ambisi pribadi, agama,
politik serta ekonomi. Kemudian keluarga prokreasi yang terdiri dari
pasangan dan jumlah anak.

13
2) Kelompok acuan
Kelompok acuan merupakan kelompok yang berpengaruh secara langsung
ataupun tidak langsung terhadap sikap atau perilaku konsumen.
c) Pribadi
1) Gaya Hidup
Gaya hidup merupakan sebuah pola hidup seseorang dalam aktivitas, opini
dan minat yang dapat terbentuk melalui kelas sosial serta pekerjaan. Gaya
hidup dapat menjadi peluang dalam aktivitas pemasaran karena banyak
produsen dan pemasar yang mengarahkan merek terhadap gaya hidup
seseorang.
2) Kepribadian
Kepribadian dapat menjadi variabel yang berguna dan bermanfaat untuk
menganalisis pilihan merek konsumen, karena beberapa kalangan konsumen
akan memilih merek yang cocok dengan kepribadiaannya.
3) Usia dan siklus hidup keluarga
Usia dan siklus hidup keluarga sepanjang hidupnya tentunya mempunyai
kebutuhan yang berbeda-beda karena dalam kegiatan konsumsi ini
dipengaruhi oleh faktor usia dan siklus hidup keluarga.
4) Pekerjaan dan lingkungan ekonomi
Pekerjaan dan lingkungan ekonomi seseorang dapat mempengaruhi
kebutuhannya berdasarkan keadaan ekonomi seseorang seperti besarnya
penghasilan yang dimiliki, jumlah tabungan, utang dan sikap terhadap
belanja atau menabung.
5) Psikologis
Faktor psikologis ini dipengaruhi oleh empat faktor utama diantaranya
sikap, pembelajaran, persepsi, motivasi dan keyakinan.
d) Peran dan Status
Peran dan status dapat berdampak pada perilaku konsumen karena semakin
tinggi peran seseorang dalam organisasi maka semakin tinggi pula status
seseorang dalam organisasi tersebut.

14
Menurut Kotler & Keller (2016:198) terdapat tiga indikator untuk
mengukur keputusan pembelian, sebagai berikut:
a) Kemantapan pada produk
Kemantapan pada sebuah produk yang baik dapat menjadi penunjang
kepuasan komsumen dengan cara konsumen pada saat melakukan
pembelian dapat memilih salah satu cara alternatif yang berdasarkan pada
kualitas, mutu, dan faktor lain yang memberikan kemantapan bagi
konsumen untuk membeli produk yang dibutuhkan.
b) Kebiasaan dalam membeli produk
Kebiasaan adalah pengulangan sesuatu secara terus-menerus dalam
melakukan pembelian produk yang sama. Pada saat konsumen telah
melakukan keputusan pembelian dan manfaat produk sudah dirasakannya
sehingga konsumen senang, nyaman dan cocok pada produk maka
konsumen tidak akan nyaman untuk membeli produk lain.
c) Kecepatan dalam membeli produk
Ketangkasan dalam membeli produk yaitu dengan cara konsumen sering
mengambil sebuah keputusan dengan menggunakan aturan (heuristik)
pilihan yang sederhana. Heuristik merupakan prosedur yang dilakukan
seseorang dalam mengambil sebuah keputusan secara cepat dengan
mebbgunakan sebuah petunjuk umum yaitu sebagian informasi.

6.2 Penelitian Terdahulu


Untuk menghasilkan sebuah penelitian yang baik dan mengarah terhadap
pokok permasalahan yang ada sehingga dapat diterima oleh masyarakat secara
luas, maka penelitian ini menggunakan bahan pendukung beberapa kajian empiris
yang didukung oleh variabel-variabel yang terkait seperti berikut.
Penelitian Amilia & Asmara (2017) yang bertujuan untuk “mengetahui
pengaruh citra merek, harga, dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian
handphone merek Xiaomi di Kota Langsa. Dari Berdasarkan data yang diperoleh
didapatkan persamaan regresi KP = 3,127 + 0,189 CM + 0,024 H + 0,250 KPr.
Melalui uji t dapat dijelaskan bahwa citra merek, harga, dan kualitas produk

15
secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian handphone
Xiaomi di Kota Langsa. Masing-masing variabel bebas (citra merek, harga, dan
kualitas produk) memiliki nilai sebesar sg < 0,05 . Melalui uji F dapat dijelaskan
bahwa citra merek, harga, dan kualitas produk secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap keputusan pembelian handphone Xiaomi di Kota Langsa
dimana nilai F adalah sig. dari 0,042 < 0,05. Dari analisis koefisien determinasi
dapat dijelaskan bahwa citra merek, harga, dan kualitas produk berpengaruh
terhadap keputusan pembelian handphone Xiaomi di Kota Langsa sebesar 30,4%,
sedangkan sisanya sebesar 69,6% dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian
ini.
Penelitian Lomban et al. (2021) yang bertujuan “untuk mengetahui
pengaruh citra merek, kualitas produk dan persepsi harga terhadap keputusan
pembelian konsumen pada produk planet surf di Manado Town Square. Metode
analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil uji hipotesis
menemukan bahwa secara simultan citra merek, kualitas produk dan persepsi
harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian di Planet Surf,
namun secara parsial hanya kualitas produk yang berpengaruh. Sebaiknya planet
surf dapat menjaga dan meningkatkan kembali kualitas produknya agar produknya
lebih dikenal oleh konsumen dan mudah diingat, begitu juga dengan pelayanan
dan informasinya nantinya selain itu kelebihan dari produk tersebut seperti daya
tahan dan keragaman produk.
Penelitian Damanik et al. (2020) yang bertujuan untuk menganalisis
bagaimana citra merek dan kualitas layanan mempengaruhi keputusan konsumen
dalam pembelian suatu studi produk pakaian di Shopee. Teknik pengambilan
sampel menggunakan snowball sampling dan dianalisis dengan regresi logistik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin baik citra merek dalam perspektif
konsumen maka semakin besar kemungkinan konsumen untuk membeli pakaian
di situs Shopee dan semakin baik Shopee mampu melayani kebutuhan konsumen
maka semakin besar kemungkinan konsumen untuk membeli pakaian pada situs
penjualan.

16
Penelitian Dessyana (2013) yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh
store atmosphere terhadap keputusan pembelian baik secara bersama-sama dan
secara individual. Sampel ditentukan oleh rumus slovin, sebanyak 100 dari 2.630
penduduk. Alat analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda, pengujian
hipotesis menggunakan uji F dan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
secara simultan eksterior toko, interior umum, tata letak toko dan tampilan
interior berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen. Secara
parsial eksterior toko, interior umum, tata letak toko dan tampilan interior
berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen.
Penelitian Arianto et al. (2020) yang bertujuan untuk mengetahui
pengaruh store atmosphere dan promosi terhadap keputusan pembelian di
Alfamart BSD Tangerang Selatan. Metode yang digunakan adalah explanatory
research dengan teknik analisis menggunakan analisis statistik dengan regresi,
korelasi, determinasi dan pengujian hipotesis. Hasil penelitian store atmosphere
berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian sebesar 40,5%, pengujian
hipotesis diperoleh t hitung > t tabel atau (8,003 > 1,986). Promosi berpengaruh
signifikan terhadap keputusan pembelian sebesar 50,3%, pengujian hipotesis
diperoleh t hitung > t tabel atau (9,746 > 1,986). Store atmosphere dan promosi
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian dengan
persamaan regresi Y = 9,701 + 0,326X1 + 0,441X2 dan sumbangan pengaruhnya
sebesar 55,9%, pengujian hipotesis diperoleh F hitung > F tabel atau (59.045 >
2.700).
Penelitian Putri et al. (2014) yang bertujuan untuk menjelaskan pengaruh
store armosphere terhadap keputusan pembelian dan kepuasan pelanggan pada
Monopoli Café and Resto Soekarno Hatta Malang. Jenis penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory research dengan teknik
analisis: analisis deskriptif dan analisis jalur. Hasil analisis jalur (path analysis)
menunjukkan bahwa: variabel store atmosphere berpengaruh signifikan terhadap
variabel keputusan pembelian, variabel store atmosphere berpengaruh tidak
signifikan terhadap variabel kepuasan pelanggan, variabel keputusan pembelian
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan.

17
Penelitian D. P. H. Arianto & Satrio (2020) yang bertujuan untuk
mengetahui pengaruh kualitas produk, harga, kualitas pelayanan, lokasi dan store
atmosphere terhadap keputusan pembelian pada Cafe Kopisae. Populasi yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu konsumen yang datang dan melakukan
pembelian di Cafe Kopisae dengan jumlah sampel sebanyak 97 responden.
Penelitian ini menggunakan data primer dan metode pengumpulan data dilakukan
dengan cara menyebar kuesioner. Hasil regresi linier berganda memiliki hubungan
positif antara kualitas produk, harga, kualitas pelayanan, lokasi dan store
atmosphere dengan keputusan pembelian.
Penelitian Zulaicha & Irawati (2016) yang bertujuan untuk mengetahui
pengaruh produk dan harga terhadap keputusan pembelian di Morning Bakery
Batam. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 186 orang dan menggunakan
teknik non probability sampling yaitu purposive sampling dengan memilih outlet
yang paling banyak dikunjungi yaitu cabang Windsor. Analisis Regresi Berganda
digunakan sebagai teknik analisis data dan dibantu oleh software SPSS 20. Hasil
penelitian menunjukkan produk dan harga berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan pembelian. Berdasarkan analisis data dalam penelitian ini,
variabel-variabel tersebut valid dan reliabel. Pada pengujian asumsi klasik dengan
distribusi normal tidak terjadi heteroskedastisitas dan multikolinearitas. Nilai
reretion untuk produk adalah 61,7% selain 37,9% untuk harga.
Penelitian Gain et al. (2017) yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh
kualitas produk terhadap keputusan pembelian konsumen Vodkasoda Shirt dan
mengetahui pengaruh harga terhadap keputusan pembelian konsumen Vodkasoda
Shirt. Penelitian dijalankan dengan mengambil sampel dari 41 orang konsumen
Vodkasoda Shirt dalam pola business-to-consumer yang pernah melakukan
pembelian lebih dari 1 kali. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analisis linier berganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa kualitas
produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian Vodkasoda Shirt
dan harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian Vodkasoda Shirt.
Penlitian Yuniarti (2016) yang bertujuan untuk memperoleh gambaran
mengenai kualitas produk, harga dan kepercayaan terhadap keputusan pembelian

18
produk fashion secara online dan mengetahui besarnya pengaruh tiap variable
bebas terhadap variable terikat baik secara simultan maupun secara parsial.
Sampel yang digunakan sebanyak 100 orang dengan metode penarikan sampel
melalui purposive sampling. Metode analisis yang digunakan adalah regresi
berganda. Dan hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan terdapat
pengaruh signifikan antara variabel kualitas produk, harga dan kepercayaan yang
menjadi variabel bebasnya dan keputusan pembelian sebagai variabel terikat.
Dengan variabel kualitas produk memberikan pengaruh sebesar 29,01%.
Sedangkan secara parsial variabel harga berpengaruh positif tetapi tidak signifikan
terhadap keputusan pembelian produk secara online.
Penelitian Aristo (2016) yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh
produk, harga, dan promosi terhadap keputusan pembelian perlu dilakukan pada
konsumen Woles Chips. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini
sebanyak 101 orang: konsumen yang pernah melakukan pembelian lebih dari satu
kali. Metode pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dan
perpustakaan. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh
signifikan antara produk, harga, dan promosi terhadap keputusan pembelian
konsumen Woles Chips”.

Tabel 2. Ringkasan Penelitian Terdahulu


No. Peneliti Variabel Metode Hasil
(Tahun) Penelitian Analisis
1. Amilia & Citra Merek Analisis Hasil penelitian menunjukkan
Asmara (X1, Harga Regresi bahwa citra merek, harga, dan
(2017) (X2), Linier kualitas produk berpengaruh
Kualitas Berganda secara signifikan terhadap
Produk (X3), keputusan pembelian handphone
Keputusan merek Xiaomi di Kota Langsa.
Pembelian
(Y)

19
2. Lomban Citra Merek Analisis Hasil uji hipotesis menunjukkan
et al. (X1), Regresi bahwa secara simultan citra
(2021) Kualitas Linier merek, kualitas produk dan
Produk (X2), Berganda persepsi harga berpengaruh
Persepsi signifikan terhadap keputusan
Harga (X3), pembelian di planet surf, namun
Keputusan secara parsial hanya kualitas
Pembelian produk yang berpengaruh.
Konsumen
(Y)
3. Damanik Citra Merek Regresi Hasil penelitian menunjukkan
et al. (X1), Logistik bahwa semakin baik citra merek
(2020) Kualitas dalam perspektif konsumen maka
Layanan semakin besar kemungkinan
(X2) konsumen untuk membeli
Keputusan pakaian di situs Shopee dan
Pembelian semakin baik Shopee mampu
(Y) melayani kebutuhan konsumen
maka semakin besar
kemungkinan konsumen untuk
melakukan pembelian pakaian
pada pembelian dan situs
penjualan.
4. Dessyana Store Analisis Hasil penelitian menunjukkan
(2013) Atmosphere Regresi bahwa secara simultan dan
(X), Linier parsial store exterior, general
Keputusan Berganda interior, store layout dan interior
Pembelian display berpengaruh signifikan
(Y) terhadap keputusan pembelian
konsumen.
5. Arianto et Store Analisis Hasil penelitian ini store
al. (2020) Atmosphere statistik atmosphere dan promosi
(X1), dengan berpengaruh signifikan terhadap
Promosi pengujian keputusan pembelian pada
(X2), regresi, Alfamart BSD Tangerang
Keputusan korelasi, Selatan.
Pembelian determinasi
(Y) dan uji
hipotesis

20
6. Putri et al. Store Analisis Hasil penelitian menunjukkan
(2014) Atmosphere deskriptif bahwa: variabel store atmosphere
(X), dan analisis berpengaruh signifikan terhadap
Keputusan jalur variabel keputusan pembelian,
Pembelian variabel store atmosphere
(Y1), berpengaruh tidak signifikan
Kepuasan terhadap variabel kepuasan
Pelanggan pelanggan, variabel keputusan
(Y2) pembelian berpengaruh
signifikan terhadap kepuasan
pelanggan Monopoli Café and
Resto Soekarno Hatta Malang.
7. D. P. H. Kualitas Analisis Hasil penelitian menunjukkan
Arianto & Produk (X1), Regresi bahwa kualitas produk, harga,
Satrio Harga (X2), Linier kualitas pelayanan, lokasi dan
(2020) Kualitas Berganda store atmosphere berpengaruh
Pelayanan secara signifikan terhadap
(X3), Lokasi keputusan pembelian pada Café
(X4), Store Kopisae.
Atmosphere
(X5),
Keputusan
Pembelian
(Y)
8. Zulaicha Produk (X1), Analisis Hasil penelitian menunjukkan
& Irawati Harga (X2), Regresi bahwa produk dan harga
(2016) Keputusan Linier berpengaruh positif dan
Pembelian Berganda signifikan terhadap keputusan
(Y) pembelian pada Morning Bakery
Batam.
9. Gain et al. Kualitas Analisis Hasil penelitian menunjukan
(2017) Produk (X1), Regresi bahwa kualitas produk dan harga
Harga (X2), Linier berpengaruh signifikan terhadap
Keputusan Berganda keputusan pembelian Vodkasoda
Pembelian Shirt.
(Y)
10. Yuniarti Kualitas Analisis Hasil penelitian menunjukkan
(2016) Produk (X1), Regresi bahwa secara simultan terdapat
Harga (X2), Linier pengaruh signifikan antara
Kepercayaan Berganda variabel kualitas produk, harga
Konsumen dan kepercayaan yang menjadi
(X3), variabel bebasnya dan keputusan
Keputusan pembelian sebagai variabel
Pembelian terikat.
(Y)

21
11. Aristo Produk (X1), Analisis Hasil penelitian menunjukkan
(2016) Harga (X2), Regresi bahwa ada pengaruh signifikan
Promosi Linier antara produk, harga, dan
(X3), Berganda promosi terhadap keputusan
Keputusan pembelian konsumen Woles
Pembelian Chips.
(Y)

Sumber: Amilia & Asmara (2017), Lomban et al. (2021), Damanik et al. (2020),
Dessyana (2013), A. Arianto et al. (2020), Putri et al. (2014), D. P. H. Arianto &
Satrio (2020), Zulaicha & Irawati (2016), Gain et al. (2017), Yuniarti (2016),
Aristo, (2016)

6.3 Kerangka Konseptual


Kerangka konseptual pada penelitian ini dimaksud untuk menjelaskan
persepsi keterkaitan antara variabel yang di teliti, yaitu Brand Image (X1), Store
Atmosphere (X2), dan Harga (X3) sebagai variabel bebas terhadap variabel terikat
yaitu Keputusan Pembelian (Y) pada produk outdoor merek Eiger di Jember.
Pada dasarnya kerangka konseptual digunakan untuk memunculkan
asumsi-asumsi yang berbentuk bagan alur pemikiran, kemudian dapat dirumuskan
kedalam hipotesis yang dapat diuji. Adapun kerangka konseptual dalam
penelitian ini adalah seperti gambar 1 sebagai berikut:
H4

Brand Image (X1)


H1

Store Atmosphere (X2) Keputusan Pembelian (Y)


H2

Harga (X3) H3

Gambar 1. Kerangka Konseptual

22
Keterangan:
: Garis menunjukkan hubungan variable
: Garis menunjukkan hubungan pengaruh simultan
: Variabel penelitian

6.4 Pengembangan Hipotesis


6.4.1 Pengaruh Brand Image terhadap Keputusan Pembelian
Sopiah & Sangadji (2016) Citra merek (brand image) adalah apa yang
dipikirkan dan dirasakan konsumen ketika mendengar atau melihat suatu merek.
Dengan kata lain, citra merek merupakan suatu bentuk atau citra tertentu dari jejak
makna yang tertinggal di benak konsumen. Citra merek merupakan sudut pandang
atau persepsi konsumen terhadap merek tertentu berdasarkan pengalaman yang
telah dirasakan oleh konsumen. Berdasarkan penelitian Damanik et al. (2020);
Amilia & Asmara (2017); Lomban et al. (2021) menyatakan citra merek sangat
berpengaruh dan penting terhadap keputusan pembelian. Produk Eiger diciptakan
untuk para pegiat outdoor dan memiliki kualitas produk yang bagus. Brand Eiger
sejak lama telah mendapatkan citra yang baik, dapat dibuktikan dengan adanya
persepsi para pegiat outdoor yang menganggap ketika seseorang memakai produk
Eiger mereka akan bangga dan terkesan stylish. Citra merek Eiger yang baik
mampu memicu konsumen untuk melakukan pembelian produk Eiger di Jember.
Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
H1 : Brand image berpengaruh secara siginifikan terhadap keputusan pembelian
produk Eiger di Jember.

6.4.2 Pengaruh Store Atmosphere terhadap Keputusan Pembelian


Suasana toko merupakan komponen penting lainnya dari toko yang dapat
memberikan efek sensorik donominan melalui desain toko. Oleh sebab itu, toko
atau minimarket harus menyesuaikan suasana terencana sesuai dengan sasaran
pasaran sehingga mampu menarik perhatian konsumen (Putri et al., 2014).
Adapun menurut Kotler, et al. (2017:462) “Atmosfer merupakan suasana

23
terencana yang sesuai dengan pasar sasarannya dan yang dapat menarik konsumen
untuk membeli. Atmosfer dalam sebuah toko dapat mempengaruhi emosi atau
perasaan konsumen sehingga dapat menyebabkan terjadinya proses pembelian”.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Dessyana (2013); A. Arianto et al. (2020);
D. P. H. Arianto & Satrio (2020); Putri et al. (2014) menyatakan bahwa store
atmosphere sangat berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian.
Store atmosphere atau suasana toko merupakan variabel yang berpengaruh
terhadap keputusan pembelian produk Eiger di Jember. Store Eiger di Jember
yang terletak di Jl. Karimata No. 51, Lippo Plaza, dan Jl. Trunojoyo No. 26
ketiganya memiliki interior, eksterior, store layout, dan interior display yang
menarik. Store atmosphere yang menarik akan menstimulasi persepsi dan respon
emosional pelanggan dan akhirnya mempengaruhi perilaku pelanggan dalam
membeli barang. Berdasarkan uraian di atas, hipotesis kedua dari penelitian ini
sebagai berikut.
H2 : Store atmosphere berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan
pembelian.

6.4.3 Pengaruh Harga terhadap Keputusan Pembelian


Harga adalah “jumlah uang yang harus dibayar pelanggan untuk
memperoleh produk tersebut. Harga adalah satu-satunya unsur bauran pemasaran
yang menghasilkan pendapatan penjualan karena unsur yang lain adalah
mengeluarkan biaya” (Tan, 2011:26 dalam Mandey, 2013). Adapun Lupiyoadi
(2011: 509) berpendapat “bahwa metode penentuan harga sangat signifikan dalam
pemberian “value” kepada konsumen dan mempengaruhi image produk, serta
keputusan konsumen untuk membeli”. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
oleh Zulaicha & Irawati (2016); Gain et al. (2017); Yuniarti (2016); Aristo (2016)
menyatakan bahwa harga berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan
pembelian. Harga yang ditawarkan Eiger kepada konsumen tentunya sebanding
dengan kualitas yang didapatkan. Produk Eiger terkenal dengan kualitas dan
ketahanan yang dimiliki. Eiger juga kerap memberikan diskon atau potongan
harga hingga 70% ketika hari-hari penting seperti ulang tahun Eiger, hari

24
kemerdekaan Indonesia, tahun baru, dll. Harga yang terjangkau dan kesesuaian
harga dengan kualitas serta manfaat produk tentunya akan mempengaruhi
konsumen dalam memutuskan pembelian. Berdasarkan uraian tersebut maka
hipotesis ketiga pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
H3 : Harga berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian.

6.4.4 Pengaruh Brand Pride, Store Atmosphere,dan Harga terhadap Keputusan


Pembelian
Sopiah & Sangadji (2016) Citra merek (brand image) merupakan “apa yang
konsumen pikirkan dan rasakan ketika mendengar atau melihat nama suatu merek.
Atau dengan kata lain, citra merek merupakan bentuk atau gambaran tertentu dari
suatu jejak makna yang tertinggal di benak khalayak konsumen. Citra merek
merupakan cara pandang atau persepsi konsumen terhadap suatu merek tertentu
sesuai pengalaman yang pernah dirasakan oleh konsumen tersebut. Suasana
merupakan komponen penting dari sebuah toko dan bisa memberikan efek
sensorik dominan yang diciptakan dari sebuah desain toko, maka suatu
toko/minimarket harus membentuk suasana terencana yang sesuai dengan pasar
sasarannya dan dapat menarik konsumen untuk membeli ditoko” (Putri et al.,
2014). Harga merupakan sejumlah uang yang harus dibayar pelanggan untuk
mendapatkan produk. Harga termasuk satu-satunya elemen bayaran pemasaran
yang menghasilkan pendapatan penjualan karena elemen lainnya mengeluarkan
biaya (Tan, 2011:26 dalam Mandey, 2013). Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Parhusip (2019); Istiqomah (2019); Haqiqi (2020) ketiganya
berpendapat bahwa brand image, store atmosphere, dan harga berpengaruh secara
signifikan terhadap keputusan pembelian. Citra merek Eiger yang baik akan
memicu konsumen untuk melakukan pembelian produk Eiger di Jember. Store
atmosphere yang menarik akan menstimulasi persepsi dan respon emosional
pelanggan dan akhirnya mempengaruhi perilaku pelanggan dalam membeli
barang. Harga yang terjangkau dan kesesuaian harga dengan kualitas serta
manfaat produk tentunya akan mempengaruhi konsumen dalam memutuskan

25
pembelian. Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis keempat dari penelitian ini
adalah sebagai berikut.
H4 : Brand image, store Atmosphere, dan harga berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian.

7 Metode Penelitian
7.1 Rancangan Penelitian
Menurut Amirullah (2013:60) Rancangan penelitian merupakan sebuah
rencana induk yang berisi metode dan prosedur untuk mengumpulkan dan
menganalisis informasi yang dibutuhkan. Penelitian ini menggunakan penelitian
penjelasan (explanatory research). Sugiyono (2015:6) berpendapat bahwa
penelitian penjelasan merupakan penelitian yang menjelaskan kedudukan antara
variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara variabel yang satu dengan
yang lain melalui pengujian hipotesis yang telah dirumuskan. Pendekatan dalam
penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang diukur menggunakan
statistik. Kuantitatif merupakan metode penelitian ilmiah yang terstruktur,
sistematis, dan terencana terhadap bagian dan hubungan terhadap brand image,
store atmosphere dan harga terhadap keputusan pembelian produk Eiger di
Jember. Pada penelitian ini penulis berusaha menjelaskan hubungan antar variabel
brand image, store atmosphere dan harga terhadap keputusan pembelian produk
Eiger di Jember.

7.2 Populasi dan Sampel


7.2.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2015:117), Populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri dari: objek atau subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan.
Populasi dalam penelitian ini yaitu konsumen yang pernah membeli atau
menggunakan produk Eiger di kota Jember, karena populasi ini sesuai dengan
objek yang akan diteliti sehingga dapat memudahkan peneliti dalam memecahkan

26
masalah. Jumlah populasi pada penelitian ini tidak diketahui karena tidak ada data
pasti jumlah pengguna produk merek Eiger di Kota Jember.

7.2.2 Sampel
Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi (Sugiyono, 2015:118). Teknik sampling yang digunakan yaitu non
probability sampling dengan menggunakan metode purposive sampling. Menurut
Sugiyono (2015:122) non probability sampling merupakan teknik pengambilan
sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau
anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Sedangkan purposive sampling
yaitu bagian dari non probability sampling dimana teknik pengambilan sampel
dilakukan dengan pertimbangan tertentu. Berdasarkan uraian tersebut maka
sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah konsumen Eiger di Jember yang
memenuhi kriteria sebagai berikut:
a) Responden merupakan konsumen Eiger di Jember yang minimal berusia
17 tahun, karena dianggap mengerti dan mampu menjawab kuisioner yang
diberikan.
b) Responden pernah mengunjungi store Eiger di Jember.
c) Responden pernah melakukan pembelian produk di store Eiger di Jember.
Menurut Sarwono (2011), untuk menentukan jumlah sampel dalam
populasi yang tidak diketahui maka digunakan rumus cochran sebagai berikut:

𝑧 2 𝑝𝑞
𝑛=
𝑒2

Keterangan:
n : Jumlah sampel yang diperlukan
Z : Tingkat keyakinan yang dibutuhkan dalam sampel, yakni 95%
p : Peluang benar 50%
q : Peluang salah 50%
e : Tingkat kesalahan maksimum yang dapat ditolerir

27
Tingkat keyakinan mendapat persentase adalah 95% dengan nilai Z
sebesar 1,96 dan tingkat error maksimum sebesar 10%. Jumlah ukuran sampel
dalam penelitian ini sebagai berikut;
(1,96)2 (0,5)(0,5)
𝑛 =
(0,1)2
𝑛 = 96,04

Berdasarkan perhitungan di atas, maka jumlah sampel minimal yang harus


digunakan dalam penelitian adalah 96 responden.

7.3 Jenis dan Sumber Data


7.3.1 Jenis Data
Jenis data pada penelitian ini menggunakan data kuantitatif. Dalam
penelitian ini data yang digunakan berupa data primer yang secara langsung
diperoleh dari responden. Menurut Sugiyono (2015:193) Data primer merupakan
sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.

7.3.2 Sumber Data


Sumber data dalam penelitian ini adalah konsumen yang sudah
melakukan pembelian produk merek Eiger di Jember. Metode pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan memberikan kuisioner kepada
responden. Menurut Sugiyono (2015:199), menyatakan kuesioner merupakan
teknik pengumpulan data dengan memberikan pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawab. Kuesioner dapat berupa pertanyaan tertutup atau
terbuka yang diberikan kepada responden secara langsung atau tidak langsung.
Kuisioner pada penelitian ini menggunakan google forms yang diberikan secara
online kepada responden yaitu konsumen Eiger di Jember. Penyebaran kuesioner
dilakukan hingga memenuhi sampel yang telah ditentukan yaitu 96 orang.

28
7.4 Identifikasi Variabel
Sugiyono (2015:61) menyatakan bahwa variabel penelitian adalah suatu
atribut atau sifat atau nilai dari uang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi
tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah variabel
bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable).
a) Variabel Bebas atau Independent Variable (X)
Variabel ini sering disebut variabel stimulus, prediktor, antecedent.
Dalam bahasa indonesia disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas
merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya
atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2015:61). Variabel independen
adalah variabel yang menjelaskan mengenai cara sebuah masalah dipecahkan
dalam suatu analisis. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Brand
Image (X1), Store Atmosphere (X2), dan Harga (X3).
b) Variabel Terikat atau Dependent Variable (Y)
Variabel dependen disebut juga variable output, kriteria, konsekuen.
Dalam bahasa indonesia disebut variabel terikat. Variabel terikat merupakan
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel
bebas. (Sugiyono, 2015:61). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
Keputusan Pembelian (Y).

7.5 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel


7.5.1 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel dimaksudkan untuk menentukan jenis dan
indikator variabel terkait dengan objek penelitian. Adapun definisi operasional
variabel dari masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
a) Brand Image (X1), merupakan sudut pandang atau persepsi konsumen
terhadap merek Eiger di Jember. Indikator yang digunakan untuk mengukur
variabel brand image mengacu pada penelitian Ong (2013) yang terdiri dari:
1) Manfaat merek (X1,1) yaitu agar konsumen lebih mudah mengenali dan
mengingat merek Eiger.

29
2) Nilai merek (X1,2) yaitu nilai yang memperkuat pemahaman konsumen
tentang informasi dari merek Eiger.
3) Budaya merek (X1,3) yaitu unsur penting merek Eiger yang
mencerminkan suatu budaya baik dari sisi produsen maupun
konsumennya.
4) Kepribadian merek (X1,4) yaitu karakter konsumen yang kemudian
disatukan atau digabungkan dengan karakter dari merek Eiger.
5) Pemakai merek (X1,5) yaitu konsumen yang menggunakan merek Eiger.
b) Store Atmosphere (X2), merupakan suasana yang mengacu pada karakteristik
fisik toko Eiger di Jember dan berperan penting dalam menarik minat
pembeli. Indikator yang digunakan dalam mengukur variabel store
atmosphere mengacu pada penelitian Berman dan Evans (2012) yang terdiri
dari:
1) Interior (X2,1) yaitu suasana didalam toko Eiger di Jember yang rapi dan
aroma yang wangi sehingga membuat konsumen memperoleh kesan yang
menyenangkan.
2) Exterior (X2,2) yaitu bagian depan toko Eiger di Jember terdapat promo
atau produk unggulan sehingga akan menimbulkan minat konsumen
untuk mengunjungi toko.
3) Store Layout (X2,3) yaitu tata letak di dalam toko Eiger di Jember yang
cukup lebar dan memudahkan orang untuk berlalu-lalang, serta fasilitas
toko seperti kelengkapan ruang ganti yang baik dan nyaman.
4) Interior Display (X2,4) yaitu segala bentuk informasi yang terdapat pada
toko Eiger di Jember seperti: poster, tanda petunjuk lokasi, rack, case, dan
display barang-barang. Tentunya hal ini dapat memudahkan konsumen
dalam melakukan pembelian.
c) Harga (X3), merupakan jumlah uang yang harus dibayar konsumen Eiger di
Jember untuk memperoleh produk yang diharapkan. Menurut Kotler (2016),
terdapat beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mengukur variabel
harga yaitu sebagai berikut:

30
1) Keterjangkauan Harga (X3,1) yaitu harga yang terjangkau adalah harapan
konsumen sebelum mereka melakukan pembelian pada produk Eiger di
Jember.
2) Kesesuaian Dengan Kualitas Produk (X3,2) yaitu kesesuaian harga dengan
kualitas produk yang didapatkan konsumen Eiger di Jember.
3) Daya Saing Harga (X3,3) yaitu harga yang ditawarkan oleh Eiger di
Jember dapat bersaing di pasar.
4) Kesesuaian Dengan Manfaat (X4,4) yaitu harga yang dibayarkan sesuai
dengan manfaat suatu produk yang didapatkan oleh konsumen Eiger di
Jember. Namun terkadang konsumen lebih mementingkan manfaat
daripada harga.
d) Keputusan Pembelian (Y), yaitu pengambilan keputusan yang melibatkan
penentuan sebuah pilihan pembelian pada produk Eiger di Jember. Indikator
yang digunakan untuk mengukur variabel keputusan pembelian mengacu
pada penelitian Kotler (2016) yang terdiri dari:
1) Kemantapan Pada Produk (Y1,1) yaitu konsumen memilih salah satu dari
beberapa alternatif pilihan yang ada pada toko Eiger di Jember didasarkan
pada mutu, kualitas dan faktor lain yang memberikan kemantapan bagi
konsumen untuk membeli produk yang dibutuhkan..
2) Kebiasaan dalam membeli produk (Y1,2) yaitu konsumen telah melakukan
pembelian berulang pada toko Eiger di Jember dan telah merasakan
manfaat dari produk yang didapatkan, maka konsumen akan enggan untuk
membeli produk merek lain.
3) Kecepatan dalam membeli produk (Y1,3) yaitu proses pengambilan
keputusan yang cepat oleh konsumen dalam membeli produk Eiger di
Jember.

7.5.2 Skala Pengukuran Variabel


Skala pengukuran pada penelitian ini menggunakan skala likert. “Skala
likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau
kelompok orang tentang fenomena sosial” (Sugiyono, 2015:134). Pengukuran

31
pada skala likert terdiri dari 5 kategori jawaban dan setiap jawaban diberi skor
sebagai berikut.
a. Jawaban sangat setuju (SS) : skor 5
b. Jawaban setuju (S) : skor 4
c. Jawaban cukup setuju (CS) : skor 3
d. Jawaban tidak setuju (TS) : skor 2
e. Jawaban sangat tidak setuju (STS) : skor 1

7.6 Metode Analisis Data


Metode analisis data merupakan metode yang digunakan untuk mengolah
hasil penelitian sehingga memperoleh kesimpulan. Dalam menganalisis data pada
penelitian ini digunakan uji instrumen, uji asumsi klasik, analisis regresi linier
berganda dan uji hipotesis.
7.6.1 Uji Instrumen
1) Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk menguji ketepatan, alat ukur pada
penelitian ini yaitu kuesioner. Uji validitas menurut Ghozali (2013:52)
“bertujuan untuk menguji sah atau valid tidaknya suatu kuesioner dimana
kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner tersebut”. Teknik
untuk menguji validitas kuesioner adalah teknik korelasi product moment
person berikut.

r=

Ketertangan :
rxy = korelasi antar X dan Y
n = jumlah responden
X = skor masing-masing pertanyaan
Y = skor total

32
Menurut Ghozali (2013:52) “hasil r hitung akan dibandingkan
dengan critical value pada r tabel dengan taraf signifikansi 5% dan jumlah
sampel yang ada. Jika r hitung (coefficient correlation pearson) lebih besar
dari r tabel (critical value) maka instrumen dinyatakan valid, sebaliknya
apabila hasil perhitungan r hitung (coefficient correlation pearson) lebih
kecil dari r tabel (critical value) maka instrumen dinyatakan tidak valid”.

2) Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui alat ukur agar konsisten
dan dapat memberikan informasi tetap apabila digunakan berulang. Pada
penelitian ini, pengujian reliabilitas akan menggunakan Cronbach’s Alpha.
Jika nilai Cronbach’s Alpha >60% maka pertanyaan atau indikator dikatakan
reliabel (Ghozali, 2013:47). Rumus Cronbach’s Alpha sebagai berikut:
kr
𝛼=
1 + ( 𝑘 − 1)𝑟

Keterangan :
 = Koefisien Reliabitas
r = Koefisien Rata-Rata
k = Jumlah Variabel Bebas dalam Persamaan

7.6.2 Analisis Regresi Linier Berganda


“Analisis regresi linier berganda merupakan hubungan secara linier
antara dua atau lebih variabel independen (X1, X2... Xn) dengan variabel dependen
(Y). Uji regresi linier berganda digunakan untuk memprediksi pengaruh lebih dari
satu variabel independen terhadap variabel dependen”. Mengingat penelitian ini
menggunakan 3 variabel independen, maka persamaan regresinya sebagai berikut:

Y = a + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e

33
Keterangan:
Y = Keputusan Pembelian
X1 = Brand Image
X2 = Store Atmosphere
X3 = Harga
a = konstanta
β = koefisien regresi
e = kesalahan regresi (error)

7.6.3 Uji Asumsi Klasik


Uji ini bertujuan untuk meminimal kesalahan data penelitian dikarenakan
penyimpangan yang terjadi sebelum uji hipotesis (Ghozali, 2013). Terdapat tiga
bagian dari uji asumsi klasik, yaitu uji normalitas, uji heteroskedastisitas, dan uji
multikolinearitas.
1) Uji Normalitas
Uji normalitas memiliki tujuan untuk menguji dalam model
regresi, apakah variabel dependen dan independen mempunyai distribusi
normal atau tidak. Pengujian dengan menggunakan uji kolmogorov-
smirnov. Kriteria dalam pengujian ini yaitu:
a) Apabila signifikansi > 0.05 maka data berdistribusi normal.
b) Apabila signifikansi < 0.05 maka data tidak berdistribusi
normal.
2) Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika
berbeda disebut heteroskedastisitas. Cara yang digunakan untuk
mengetahui heteroskedastisitas pada pengujian ini dengan menggunakan
uji glejser. Adapun ketentuannya yaitu jika variabel independen signifikan

34
secara statistik (lebih dari 0,05) memengaruhi variabel dependen maka hal
tersebut tidak terdeteksi gejala heteroskedastisitas (Ghozali, 2013: 104).

3) Uji Multikolinearitas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Untuk
mengetahui multikolonieritas didalam regresi pada penelitian ini, dapat
dilihat nilai Varians Inflation Factor (VIF) dan tolerance. Suatu model
regresi dapat dikatakan bebas dari gejala multikolonieritas ketika nilai VIF
kurang dari 10 dan nilai tolerance lebih dari 0,1 maka dapat disimpulkan
bahwa model regresi tersebut tidak memiliki masalah multikolonieritas
(Ghozali, 2013: 103).

7.6.4 Uji Hipotesis


Uji hipotesis bertujuan untuk mengetahui signifikan pengaruh variabel
bebas (independent variable) terhadap variabel terikat (dependent variable).
1) Uji F
Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara
serentak terhadap variabel dependen, apakah pengaruhnya signifikan atau
tidak (Priyatno, 2013). Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel
Brand Image (X1), Store Atmosphere (X2), dan Harga (X3) berpengaruh
terhadap Keputusan Pembelian (Y) secara simultan. Kriteria pengambilan
keputusan pada Uji F yang dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a) H0 diterima jika F hitung ≤ F tabel, artinya variabel independen (X)
secara serentak tidak berpengaruh terhadap variabel dependen (Y).
b) H0 ditolak jika F hitung > F tabel, artinya variabel independen (X)
secara serentak berpengaruh terhadap variabel dependen (Y).
Penghitungan nilai F tabel:

F = k : n-k

35
Keterangan:
k = jumlah variabel independen (X)
n = jumlah sampel

2) Uji t
Dalam penelitian ini uji hipotesis dilakukan dengan uji t. Ghozali
(2013:99) menyatakan uji t dalam analisis regresi linier berganda bertujuan
untuk mengetahui apakah variabel bebas (X) secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap variabel (Y). Pengujian pada uji hipotesis parsial ini
menggunakan taraf signifikansi 5%, maka kriteria pengujiannya adalah:
a) Jika nilai signifikansi t < 0,05, maka terdapat pengaruh yang signifikan
antara satu variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).
b) Jika nilai signifikansi t > 0,05, maka tidak terdapat pengaruh yang
signifikan antara satu variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y)

36
8 Kerangka Pemecahan Masalah

Start

Pengumpulan Data

Uji Instrumen
(uji Validitas dan
Tidak Reliabel Reliabilitas) Tidak Valid

Reliabel V

Regresi Linier Berganda

Uji Asumsi Klasik


Melanggar

Uji Hipotesis

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Stop

Gambar 2. Kerangka Pemecahan Masalah

37
Keterangan:
1. Start, tahap awal dalam penelitian.
2. Pengumpulan data, mengumpulkan data melalui penyebaran kuisioner dan
wawancara untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
3. Melakukan uji instrumen yang terdiri dari uji validitas (mengetahui valid atau
tidaknya instrumen yang digunakan) dan uji reliabilitas (untuk mengetahui
konsistensi dari instrumen tersebut. Jika data tidak valid maka dilakukan
mengumpulan data ulang hingga data menjadi valid. Jika data tidak reliabel
maka dilakukan pengumpulan data ulang hingga data menjadi reliabel.
4. Melakukan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji
heteroskedastisitas dan multikolinearitas.
5. Melakukan uji hipotesis digunakan untuk mengetahui pengaruh signifikan
antara variabel bebas terhadap variabel terikat.
6. Setelah mendapatkan semua informasi maka data diuji dan dibuat
pembahasan.
7. Membuat penutup yang berisi kesimpulan dan saran terhadap penelitian yang
dilakukan.
8. Stop adalah berakhirnya penelitian yang dilakukan.

38
Daftar Pustaka

Afifi, M. F., & Wahyuni, D. U. (2019). Pengaruh Store Atmosphere dan Word Of
Mouth Terhadap Keputusan Pembelian Melalui Minat Beli. Jurnal Ilmu Dan
Riset Manajemen, 8(3), 1–18.

Amilia, & Asmara. (2017). Pengaruh Citra Merek, Harga, dan Kualitas Produk
terhadap Keputusan Pembelian Handphone Merek Xiaomi di Kota Langsa.
Jurnal Manajemen Dan Keuangan, 6(1), 660–669.

Arianto, A., Nuryani, A., & Sunarsi, D. (2020). Pengaruh Store Atmosphere Dan
Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Pada Alfamart Bsd Tangerang
Selatan. Jurnal Ekonomi Efektif, 3(1), 29–36.
https://doi.org/10.32493/jee.v3i1.7272

Arianto, D. P. H., & Satrio, B. (2020). PENGARUH PRODUK, HARGA,


KUALITAS PELAYANAN, LOKASI, STORE ATMOSPHERE
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KOPISAE. Jurnal Ilmu Dan
Riset Manajemen, 9(6), 1–23.

Aristo, S. F. (2016). PENGARUH PRODUK, HARGA, DAN PROMOSI


TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN WOLES CHIPS.
Jurnal Manajemen Dan Start-Up Bisnis, 1(4), 441–447.
https://doi.org/10.36987/ecobi.v6i2.1

Baharuddin, M. F., & Erni Martini S.Sos., M. (2019). PENGARUH BRAND


IMAGE TERHADAP PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN
SEPATU ADIDAS (STUDI PADA PEMBELI SEPATU ADIDAS DI
INDONESIA). E-Proceeding of Management, 6(2), 2348–2354.

Damanik, H. M., Purba, M. L., & Samosir, H. E. S. (2020). PENGARUH CITRA


MEREK DAN KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN
KONSUMEN MELAKUKAN PEMBELIAN PRODUK PAKAIAN (STUDI
KASUS PADA SHOPEE). Jurnal Ilmiah Kohesi, 5(3), 106–111.

Dessyana, C. J. (2013). STORE ATMOSPHERE PENGARUHNYA


TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN DI TEXAS
CHICKEN MULTIMART II MANADO. Jurnal EMBA, 1(3), 844–852.

Gain, R., Herdinata, C., & Sienatra, K. B. (2017). Pengaruh Kualitas Produk dan
Harga Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Vodkasoda Shirt. Jurnal
Manajemen Dan Start-Up Bisnis, 2(2), 142–150.
https://doi.org/10.32493/jpkpk.v3i2.4075
Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS 21:
Update PLS Regresi. Semarang: Universitas Diponegoro.

Haqiqi, F. (2020). Pengaruh Citra Merek, Kualitas Pelayanan, Atmosfer Toko


Pembelian, Dan Harga Terhadap Keputusan. Jurnal Ilmu Dan Riset
Manajemen, 9(4).

Istiqomah, L. (2019). Pengaruh Citra Merek, Suasana Toko, Variasi Produk,


Kualitas Pelayanan dan Harga terhadap Keputusan Pembelian di Resto X.
Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.

Kartikasari, D., Arifin, Z., & Hidayat, K. (2013). Pengaruh Perilaku Konsumen
Terhadap Keputusan Pembelian. Jurnal Administrasi Bisnis S1 Universitas
Brawijaya, 3(2), 1–8.

Kotler, P & Keller, K. L. (2016). Marketing Management (15 edition).United


States of America: Pearson Education.

Kotler, Philip et. all. (2017) Principles of Marketing (4th edition). United States of
America: Pearson Education.

Kotler, P., Kartajaya, H., and Setiawan, I. (2017). Marketing 4.0. New Jersey:
John Wiley & Sons.

Laela, T. D. F. (2015). Pengaruh Perilaku Konsumen Dan Merek Produk


Terhadap Minat Beli Produk Fashion Zoya. Jurnal Ekonologi, 2(2), 131–
134. https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/ekonologi/article/view/1137

Lomban, A. E., Tumbel, A. L., & Wenas, R. S. (2021). PENGARUH CITRA


MEREK, KUALITAS PRODUK DAN PERSEPSI HARGA TERHADAP
KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN PADA PRODUK PLANET
SURF DI MANADO TOWN SQUARE. Jurnal EMBA, 9(3), 648–658.

Lupiyoadi, R. 2011. Manajemen Pemasaran Jasa Teori dan Praktik. Salemba


Empat.

Parhusip, J. C. (2019). PENGARUH BRAND IMAGE, STORE ATMOSPHERE,


DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA DUNKIN’
DONUTS CABANG DR. MANSYUR MEDAN.
https://www.usu.ac.id/id/fakultas.html

Putri, L. H., Kumadji, S., & Kusumawati, A. (2014). PENGARUH STORE


ATMOSPHERE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DAN
KEPUASAN PELANGGAN (Studi pada Monopoli Cafe and Resto
Soekarno Hatta Malang). Jurnal Administrasi Bisnis S1 Universitas
Brawijaya, 15(2), 1–9.
Sudaryono. 2016. Manajemen Pemasaran Teori and Implementasi (1ˢᵗ edition).
Yogyakarta: Andi.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Umar & Husein. (2016). Study Kelayakan Bisnis. Edisi Ketiga. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.

Yuniarti, Y. (2016). Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Kepercayaan


Terhadap Keputusan Pembelian Produk Fashion Secara Online. In
Issn:0852-8349 (Vol. 18, Issue 1, pp. 27–37).

Zulaicha, S., & Irawati, R. (2016). Pengaruh Produk Dan Harga Terhadap
Keputusan Pembelian Konsumen Di Morning Bakery Batam. Inovbiz: Jurnal
Inovasi Bisnis, 4(2), 123–137. https://doi.org/10.35314/inovbiz.v4i2.76
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian
KUESIONER PENELITIAN
Kepada Yth
Bapak/Ibu/Saudara/i Responden
Di Tempat

Dengan hormat,
Sehubungan dengan penulisan skripsi sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) dari Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Jember. Adapun penelitian yang berjudul
“PENGARUH BRAND IMAGE, STORE ATMOSPHERE, DAN HARGA
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA PRODUK OUTDOOR
MEREK EIGER DI JEMBER” maka saya:
Nama : Muhammad Ramdan Nur Kaiz
NIM : 160810201200
Fakultas/Jurusan : Ekonomi & Bisnis/Manajemen
Universitas : Universitas Jember
Mohon ketersediaan dan partisipasi Bapak/Ibu/Saudara/i untuk mengisi
kuesioner yang saya sediakan. Sesuai dengan etika penelitian, identitas
Bapak/Ibu/Saudara/i akan dijamin kerahasiaannya. Informasi yang
Bapak/Ibu/Saudara/i berikan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian ini
saja. Saya sebagai peneliti memohon maaf apabila mengganggu waktu dan
kesibukan Bapak/Ibu/Saudara/i sekalian. Kerjasama dari Bapak/Ibu/Saudara/i
sangat berarti bagi kesuksesan peneliti ini.
Atas perhatian dan partisipasi Bapak/Ibu/Saudara/i saya sampaikan
terima kasih.

Hormat saya,
A. Karakteristik Responden
1. Nama Responden :................
2. Usia : …………
3. Jenis Kelamin :................
4. Alamat :................
5. Asal Daerah : ………….

B. Petunjuk Pengisian
1. Pernyataan ini mohom diisi sesuai dengan keadaan dan kenyataan yang
ada.
2. Berilah tanda (√) pada jawaban yang telah disediakan dan dianggap paling
sesuai. Terdapat lima pilihan jawaban, yaitu:
Sangat Setuju (SS) = skor 5
Setuju (S) = skor 4
Cukup Setuju (CS) = skor 3
Tidak Setuju (TS) = skor 2
Sangat Tidak Setuju (STS) = skor 1
A. BRAND IMAGE

Jawaban
No. Pernyataan
STS TS CS S SS
(1) (2) (3) (4) (5)
Eiger memiliki produk outdoor yang
1.
berkualitas baik.

Eiger merupakan produk outdoor yang


2.
berkelas.

Eiger memiliki produk yang menunjang


3.
segala aktvitas outdoor.

Eiger merupakan produk outdoor yang


4.
memiliki ketahanan produk yang bagus.

Eiger merupakan merek yang


5.
mencerminkan status sosial yang tinggi.

B. STORE ATMOSPHERE

Jawaban
No. Pernyataan
STS TS CS S SS
(1) (2) (3) (4) (5)
Desain interior (bagian dalam) Store
1. Eiger di Jember memberikan kesan
menyenangkan.
Desain eksterior (bagian luar) Store
2. Eiger di Jember menimbulkan
ketertarikan berkunjung.
Tata letak produk dan fasilitas yang
3. disediakan Store Eiger di Jember
memudahkan dalam berbelanja.

Informasi yang terdapat pada Store


4.
Eiger memudahkan dalam berbelanja.
C. HARGA

Jawaban
No. Pernyataan
STS TS CS S SS
(1) (2) (3) (4) (5)
Harga produk merek Eiger dapat
1.
dijangkau.

Harga produk merek Eiger sesuai


2.
dengan kualitas yang didapatkan.

Harga yang ditawarkan produk merek


3. Eiger bersaing dengan produk merek
lain.

Harga produk merek Eiger sesuai


4.
dengan manfaat yang didapatkan.

D. KEPUTUSAN PEMBELIAN

Jawaban
No. Pernyataan
STS TS CS S SS
(1) (2) (3) (4) (5)
Saya membeli produk Eiger karena
1. mutu dan kualitas produk sesuai dengan
yang saya butuhkan.
Saya melakukan pembelian ulang
2. produk Eiger karena telah merasakan
manfaatnya.

Saya membeli produk Eiger


3.
berdasarkan pengalaman orang lain.

Anda mungkin juga menyukai