Anda di halaman 1dari 65

PENGARUH ATRIBUT PRODUK DAN GAYA HIDUP

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN


SMARTPHONE XIAOMI DI XIAOMI STORE CABANG
JATIMULYO JATI AGUNG LAMPUNG SELATAN

RESTU ILHAM
215140333

PRODI MANAJEMEN DAN BISNIS SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
2023
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh atribut produk Xiaomi dan gaya
hidup konsumen di sekitar Jati Agung terhadap keputusan pembelian smartphone.
Manfaat teoritisnya mencakup pemahaman mendalam faktor-faktor yang
memengaruhi preferensi konsumen, sedangkan manfaat praktisnya melibatkan
produsen smartphone, penjual, dan masyarakat umum dengan memberikan
wawasan berharga untuk meningkatkan strategi pemasaran dan keputusan
pembelian. Bagi penulis, penelitian ini berperan menambah wawasan, pengalaman,
dan ilmu pengetahuan.Penelitian ini menerapkan pendekatan kuantitatif asosiatif,
fokus pada pengukuran dan analisis data statistik numerik. Tujuan utamanya
adalah mengidentifikasi hubungan antara atribut produk Xiaomi dan gaya hidup
konsumen di sekitar Jati Agung. Metode ini memungkinkan pemahaman
mendalam serta prediksi yang berguna untuk memahami dan mengontrol
preferensi pembelian.Dapat dikatakan bahwa jika Keputusan pembelian meningkat
maka akan meningkatkan Keputusan pembelian dan Gaya hidup konsumen Xiaomi
Store Hasil penelitian menyatakan bahwa secara parsial, atribut produk dan gaya
hidup berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen
smartphone Xiaomi di Xiaomi Store Kecamatan Jati Agung. Secara bersama-sama,
atribut produk dan kesadaran halal juga berpengaruh terhadap keputusan
pembelian. Temuan ini memberikan gambaran penting untuk strategi pemasaran
dan pemahaman lebih lanjut terkait preferensi konsumen.

Keyword : Atribut produk, Gaya hidup , keputusan pembelian


ABSTRACT

This study aims to analyze the influence of Xiaomi product attributes and
consumer lifestyles around Jati Agung on smartphone purchasing decisions. The
theoretical benefits include an in-depth understanding of the factors that influence
consumer preferences, while the practical benefits involve smartphone
manufacturers, sellers, and the general public by providing valuable insights to
improve marketing strategies and purchasing decisions. For the author, this
research plays a role in adding insight, experience, and knowledge. This research
applies an associative quantitative approach, focusing on the measurement and
analysis of numerical statistical data. The main objective is to identify the
relationship between Xiaomi's product attributes and the lifestyle of consumers
around Jati Agung. This method allows in-depth understanding as well as
predictions that are useful for understanding and controlling purchasing
preferences. It can be said that if the purchasing decision increases, it will
increase the purchasing decision and lifestyle of Xiaomi Store consumers. The
results of the study state that partially, product attributes and lifestyle have a
positive and significant effect on consumer purchasing decisions for Xiaomi
smartphones at Xiaomi Store in Jati Agung District. Together, product attributes
and halal awareness also affect purchasing decisions. These findings provide
important insights for marketing strategies and further understanding of consumer
preferences.

Keywords: Product attributes, lifestyle, purchasing decisions


BAB I
PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul
Sebagai langkah awal untuk memahami judul skripsi ini dan untuk
menghindari kesalahpahaman, maka penulis merasa perlu untuk menjelaskan
beberapa kata yang menjadi judul skripsi ini. Adapun judul skripsi yang dimaksud
adalah : Pengaruh attribut produk dan gaya hidup terhadap keputusan
pembelian smartphone xiaomi di xiaomi store cabang jatimulyo lampung
selatan Adapun istilah – istilah yang perlu dijelaskan dalam judul skripsi ini, yaitu
sebagai berikut :

1. Atribut Produk
Menurut Tjiptono (2008:103) bahwa atribut produk adalah unsur-
unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan
dasar pengambilan keputusan pembelian.Dari atribut-atribut produk
inilah suatu produk dapat dibedakan dengan produk sejenis lainnya,
dan setiap perusahaan akan memberikan produk yang terbaik bagi para
konsumennya.1
2. Gaya Hidup
Gaya Hidup (Lifestyle) didefinisikan sebagai bagaimana seseorang hidup,
termasuk bagaimana seseorang menggunakan uangnya, bagaimana ia
mengalokasikan waktunya dan sebagainya.2
3. Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian merupakan suatu keputusan final yang dimiliki
seorang konsumen untuk membeli suatu barang atau jasa dengan berbagai
pertimbangan-pertimbangan tertentu.Keputusan pembelian yang dilakukan

1
Mahir Pradana and Avian Reventiary, „PENGARUH ATRIBUT PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN
PEMBELIAN SEPATU MEREK CUSTOMADE (STUDI Di MEREK DAGANG CUSTOMADE
INDONESIA)‟, Jurnal Manajemen, 6.1 (2016), 1–10 <https://doi.org/10.26460/jm.v6i1.196>.
2
Jordan, „Anonim‟, Journal of Chemical Information and Modeling, 53.9 (2013), 1689–99.
oleh konsumen menggambarkan seberapa jauh pemasar dalam usaha
memasarkan suatu produk ke konsumen.3

4. Smartphone
Telepon cerdas (smartphone) adalah telepon genggam yang memiliki
sistem operasi untuk masyarakat luas, fungsinya tidak hanya untuk SMS
dan telepon saja tetapi pengguna dapat dengan bebas menambahkan
aplikasi, menambah fungsi-fungsi atau mengubah sesuai keinginan
pengguna.4
5. Iphone
Xiaomi merupakan perusahaan asal China yang dikenal menawarkan
produk-produk seperti smartphone yang memiliki spesifikasi tinggi tetapi
dengan harga terjangkau. Perusahaan ini telah memasarkan produknya ke
berbagai negara, termasuk Indonesia.

B. Latar Belakang

Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadikan


perusahaan harus berhati-hati dalam menyikapi para pesaing baik pesaing baru
dan pesaing lama. Dengan adanya persaingan yang semakin ketat membuat
perusahaan berlomba-lomba meningkatkan kualitas produknya. Inti dari
pemasaran terletak pada barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan. Menurut
Kotler dan Armstrong (2012:5), pemasaran adalah proses dimana perusahaan
menciptakan nilai bagi pelanggan dan perusahaan membangun hubungan yang
kuat dengan pelanggan untuk menangkap nilai dari pelanggan.

Kunci keberhasilan dalam pemasaran produk adalah dengan


memperhatikan atribut-atribut produk yang melekat pada suatu produk. Suatu

3
Roberto Maldonado Abarca, „Pengertian Keputusan Pembelian‟, Nuevos Sistemas de Comunicación e
Información, 2021, 2013–15.
4
Fazrian Noor, „Analisa Penguunaan Smartphone Dalam Pertemanan Di SMA Negeri 4 Palangkaraya‟, Teori
Komunikasi, 2.6 (2018), 13–34.
produk harus mempunyai nilai jual untuk menarik minat pembeli dalam
membeli produk tersebut. Menurut Swastha dan Handoko (2013:15).
pengertian pengambilan keputusan adalah "suatu proses pendekatan
penyelesaian masalah kegiatan manusia untuk membeli suatu barang atau jasa
dalam memenuhi keinginan dan kebutuhannya".

Fandi Tjiptono (1997:103) menyatakan bahwa atribut produk adalah unsur-


unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar
pengambilan keputusan pembelian. Atribut produk yang menarik menjadi
faktor ekstern bagi konsumen yang penting untuk diperhatikan oleh pemasar
karena apabila atribut produk tersebut semakin menarik maka memungkinkan
konsumen terpengaruh untuk membeli produk tersebut. Hasil dari jurnal
Anggipura (2012:7) menyatakan bahwa semakin besar atribut produk salah
satunya seperti merk yang ternama maka semakin besar pula pengaruhnya
terhadap keputusan pembelian.

Selain atribut produk, di atas terdapat alasan bahwa mereka membeli


karena perilaku mereka yang ditunjukkan melalui hobi atau rasa suka mereka
terhadap smartphone (Wahid,2016:7-9). Perilaku ini menunjukkan faktor
internal yaitu gaya hidup menjadi salah satu alasan mereka membeli komik.
Gaya hidup menggambarkan bagaimana cara hidup/ perilaku seseorang salah
satunya bagaimana perilaku mereka dalam memenuhi kebutuhannya. Dari
prespektif ekonomi, gaya hidup menunjuk pada bagaimana seseorang
mengalokasikan pendapatannya, dan memilih produk maupun jasa dan
berbagai pilihan lainnya ketika memilih alternatif dalam satu kategori jenis
produk yang ada (Suryani,2008:73).

Xiaomi merupakan perusahaan yang didirikan pada tahun 2010 oleh


pengusaha multi bisnis, Lei Jun, berdasarkan visi “inovasi untuk semua orang”.
Kami percaya bahwa produk berkualitas tinggi yang dibangun dengan
teknologi canggih harus dapat diakses oleh semua orang. Kami menciptakan
perangkat keras, perangkat lunak, dan layanan internet yang luar biasa untuk
dan dengan bantuan penggemar Mi kami. Kami menerapkan umpan balik
mereka dalam jajaran produk kami yang saat ini meliputi smartphone Mi dan
Redmi, Mi TV dan set-top box, Mi router, dan produk Mi Ecosystem termasuk
produk rumah pintar, wearable, dan aksesori lainnya. Dengan kehadiran di
lebih dari 30 negara dan kawasan, Xiaomi memperluas rekam jejaknya di
seluruh dunia menjadi merek global.

Xiaomi merupakan salah satu dari jajaran barand raksasa yang menguasai
pasar smartphone diindonesia Xiaomi mencatatkan pengiriman smartphone
sebanyak 5 juta unit di tahun 2022. Saat ini Xiaomi Indonesia memiliki
jaringan penjualan yang luas dan kokoh di seluruh Indonesia meliputi toko
resmi di 7 e-commerce, mi.com, po.co.id, 52 Authorized Mi Store, 230 lebih
Authorized Mi Shop, dan 3000 Mi Partner yang siap menemani pengalaman
berbelanja Anda semua.

Penelitian ini akan mencoba untuk mengidentifikasi dan memahami


bagaimana atribut smartphone xiaomi dan gaya hidup masyarakat
memengaruhi keputusan pembelian smartphone Xiaomi. Informasi ini akan
membantu dalam memahami alasan di balik preferensi Masyarakat terhadap
Xiaomi dan bagaimana Xiaomi memenuhi kebutuhan mereka dalam kehidupan
sehari-hari, terutama dalam konteks pendidikan, hiburan, dan aktivitas sosial
mereka. Selain itu, penelitian ini dapat memberikan wawasan bagi produsen
smartphone, termasuk Xiaomi inc, dalam merancang produk dan strategi
pemasaran yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan gaya hidup mahasiswa.
Dengan demikian, penelitian ini akan memberikan kontribusi yang berharga
untuk memahami hubungan antara atribut produk, gaya hidup, dan keputusan
pembelian smartphone Xiaomi

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas maka peneliti


mengangkat sebuah judul yaitu : “Pengaruh Attribut Produk Dan Gaya
Hidup Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Xiaomi Di Xiaomi
Store Cabang Jatimulyo Lampung Selatan ”

C. Identifikasi dan Batasan Masalah


1. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah merupakan merupakan bagian awal
penelitian yang harus dilakukan oleh peneliti. Peneliti perlu
menguraikan identifikasi masalahnya . 5 proses mengenali masalah
yang diamati. Dalam hal ini peneliti dapat mengambil langkah
untuk menentukan lebih banyak masalah atau fenomena baik
melalui observasi, penelusuran literatur atau penelitian awal.
Identifikasi masalah juga dapat diartikan sebagai proses yang
menentukan bagian inti dari sebuah penelitian. Penelitian ini di
fokuskan pada atribut produk dan gaya hidup terhadap keputusan
pembelian smartphone Xiaomi pada konsumen jatimulyo sekitarnya
2. Batasan Masalah

Pembahasan Batasan Masalah dalam penelitian ini bertujuan untuk


membatasi pembahasan pada pokok permasalahan penelitian saja. 6
Penelitian ini difokuskan pada penggunaan smartphone Xiaomi oleh

5
Tritjahjo Danny, „Identifikasi Masalah Dan Tujuan MAsalah‟, Jurnal Metode Penelitian, 2 (2014), 15–30.
66
Dylan Trotsek, „Batasan Masalah Pembahasan‟, Journal of Chemical Information and Modeling, 110.9
(2017), 1689–99.
Masyarakat jati agung . Oleh karena itu, populasi yang diteliti terbatas
pada konsumen sekitar Jati Agung

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah
dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana atribut smartphone xiaomi, seperti kualitas layar,
performa, kamera, dan desain, memengaruhi keputusan pembelian
konsumen sekitar Jati Agung?
2. Bagaimana gaya hidup , konsumen merk xiaomi sekitar Jati Agung
termasuk preferensi terhadap merek dan status sosial, memengaruhi
keputusan pembelian smartphone merk xiaomi?
3. Bagaimana hubungan antara atribut produk dan gaya hidup dalam
konteks keputusan pembelian konsumen sekitar Jati Agung terkait
smartphone?
E. Tujuan penelitian
Berdasarkan uraian rumusan masalah diatas maka tujuan dari
penelitian ini adalah :
1. Untuk menganalisis pengaruh atribut produk xiaomi, seperti
kualitas layar, performa, kamera, dan desain, terhadap keputusan
pembelian Untuk mengidentifikasi bagaimana gaya hidup,
Pembelian Konsumen Smartphone Xiaomi Di Xiaomi Store
Cabang Jatimulyo Lampung Selatan termasuk preferensi terhadap
merek dan status sosial, memengaruhi keputusan pembelian
smartphone Xiaomi.
2. Untuk menjelaskan hubungan antara atribut produk dan gaya hidup
dalam konteks keputusan pembelian masyarakat sekitar Xiaomi
store.
F. Manfaat penelitian
Adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
pihak – pihak yang membutuhkan berupa :
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini akan membantu dalam memahami secara lebih
mendalam bagaimana atribut produk dan gaya hidup memengaruhi
keputusan pembelian konsumen. Ini dapat membantu
mengidentifikasi faktor-faktor kunci yang mungkin memengaruhi
preferensi pembelian mereka.
2. Manfaat praktis
a. Produsen atau Penjual Smartphone : Penelitian ini dapat
memberikan wawasan yang berharga kepada produsen atau
penjual smartphone itentang faktor-faktor yang memengaruhi
minat beli Masyarakat Jati Agung. Mereka dapat menggunakan
informasi ini untuk meningkatkan strategi pemasaran mereka
dan mengoptimalkan atribut produk mereka.
b. Masyarakat Umum: Memberikan wawasan umum tentang
bagaimana atribut produk dan gaya hidup memengaruhi
keputusan pembelian smartphone. Hal ini dapat bermanfaat bagi
masyarakat yang lebih luas yang tertarik pada topik ini.
c. Bagi penulis, penelitian ini sangat bermanfaat untuk menambah
wawasan, pengalaman dan ilmu pengetahuan yang nantinya
pasti akan bermanfaat untuk penulis sendiri dan siapa saja yang
akan membaca penelitian ini.

G. Kajian Penelitin Terdahulu Yang Relevan

1. Adhianti Laras Pratiwi (2017). Pengaruh Gaya Hidup, Citra Merek,


Dan Atribut Produk, Terhadap Keputusan Pembelian Hijab Zoya Di
Jakarta Selatan
Persamaan : Persamaannya yaitu pada pada variable X(Attribut
Produk ) ,X2 ( Gaya Hidup) dan Y (keputusan pembelian).
Perbedaan : Perbedaan pada obyek penelitian terdahulu yaitu pada
"Hijab zoya" Di Jakarta Selatan sedangkan obyek penelitian ini pada Di
xiaomi store cabang jatimulyo jati agung lampung Selatan. Penelitian
terdahulu terdapat tiga variabel X yaitu Atribut produk, Gaya hidup
dan citra merek.
Hasil : hasilnya Statistik F menunjukkan apakah semua variabel
independen atau bebas yang dimasukan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersamasama terhadap variabel dependen atau terikat.
Uji statistik F digunakan untuk mengetahui semua pengaruh variabel
independen yang diuji pada tingkat signifikan 5%.
Hasil uji koefisien signifikan dapat dilihat pada tabel berikutNilai
signifikan yang diperoleh adalah 0,000, karena tingkat signifikansi
lebih kecil dari 0,05 maka model regresi ini dapat dipakai untuk
variabel keputusan pembelian. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa
variabel gaya hidup, citra merek, dan atribut produk secara bersama-
sama (simultan) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
keputusan pembelian.

2. Suci Dwi Pangestu Dan Dra. Sri Suryoko, (2016) Pengaruh Gaya Hidup
(Lifestyle) Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus
Pada Pelanggan Peacock coffie Semarang)
Persamaan: persamaannya yaitu pada pada variable X(Gaya Hidup)
dan Y (keputusan pembelian).
Perbedaan: Perbedaan pada obyek penelitian terdahulu yaitu pada
"Peacock coffie" Di Semarang sedangkan obyek penelitian ini pada
xiaomi store cabang jatimulyo jati agung lampung. Penelitian terdahulu
terdapat dua variabel X yaitu Gaya hidup dan dan Harga
Hasil: Hasilnya Gaya Hidup dan Harga berpengaruh signifikan secara
simultan terhadap Keputusan Pembelian, dengan nilai F hitung (23,938)
> F tabel (3,04). Sedangkan sumbangan yang diberikan Gaya Hidup
dan Harga terhadap Keputusan Pembelian Peacockoffie Semarang
sebesar 19,6%, sedangkan sisanya sebesar 80,4% diperoleh dari
variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam penelitian.
Gaya Hidup pelanggan Peacockoffie tergolong ke dalam Gaya Hidup
cukup mewah. Gaya Hidup berpengaruh signifikan terhadap Keputusan
Pembelian Peacockoffie Semarang, dengan nilai t hitung (3,146) > t
tabel (1,652). Sedangkan sumbangan yang diberikan oleh Gaya Hidup
terhadap Keputusan Pembelian Peacockoffie Semarang sebesar 4,8%,
sedangkan sisanya sebesar 95,2% diperoleh dari variabel lain yang
tidak dimasukkan dalam penelitian.

3. R Irwan Sad Dan Iswandi Sukartaatmadja (2020) Pengaruh Atribut


Produk Herbal Terhadap Kepuasan Pelanggan Studi Kasus Pada
Raudhoh Internasional
Persamaan: persamaannya yaitu pada pada variable X (Atribut
produk)
Perbedaan: Perbedaan pada obyek penelitian terdahulu yaitu pada
"Raoldhoh Internasional" sedangkan obyek penelitian ini xiaomi store
cabang jatimulyo jati agung lampung. Penelitian terdahulu terdapat dua
variabel X yaitu Atribut produk herbal , dengan variabel Y Kepuasan
Pelanggan
Hasil: Hasil dari analisis pengaruh atribut produk terhadap kepuasaan
pelanggan diperoleh persamaan regresi Y = 9,781 + 0,727 X , dapat
diartikan bahwa, jika nilai atribut produk adalah 1 maka kepuasaan
pelanggan akan meningkat sebesar 0,727, atau dengan kata lain dapat
ditarik kesimpulan bahwa kepuasaan pelanggan terhadap atribut produk
herbal Raudhoh pada saat ini adalah 9,781.
Hasil perhitungan nilai dari koefisien korelasi diperoleh sebesar 0,676
yang berarti bahwa terjadi hubungan yang signifikan dengan keeratan
hubungan yang kuat dan positif antara atribut produk terhadap
kepuasaan pelanggan. Hasil dari koefisien determinasi diperoleh 0,457
yang artinya bahwa atribut produk memiliki kontribusi sebesar 45,7 %
dalam menciptakan kepuasaan pelanggan, dan sisanya dipengaruhi oleh
faktor-faktor lain.

4. Annisa Nur Rahma Muliati Dan , Sri Suryoko (2018) Pengaruh Atribut
Produk, Word Of Mouth, Dan Gaya Hidup Terhadap Keputusan
Pembelian” (Studi Kasus Pembelian Re:On Comics Pada Anggota
Reonites)
Persamaan: persamaannya yaitu pada pada variable X(Atribut produk)
,X2(Gaya Hidup) dan Y (keputusan pembelian).
Perbedaan: perbedaan pada obyek penelitian terdahulu yaitu pada
"Re:On Comics" Pada anggota reunited sedangkan obyek penelitian ini
pada xiaomi store cabang jatimulyo jati agung lampung Penelitian
terdahulu terdapat tiga variabel X yaitu Atribut produk,Word Of
Mouths dan Gaya hidup
Hasil: Hasilnya Koefisien korelasi gaya hidup terhadap keputusan
pembelian menunjukkan adanya hubungan dengan tingkatan yang
sedang dan memiliki nilai positif yang berarti kenaikan gaya hidup akan
menyebabkan kanaikan pada keputusan pembelian. Kemudian analisis
koefisien determinasi memperkuat hasil perhitungan tersebut dengan
menunjukkan hasil koefisien determinasi sebesar 22,5% yang artinya
adalah variabel keputusan pembelian dapat dijelaskan melalui variabel
gaya hidup sebesar 22,5%. Persentase kategori persepsi responden
terhadap variabel gaya hidup tertinggi adalah sebesar 78% yaitu pada
kategori bahwa gaya hidup (indulgances) rendah dengan alasan
diantaranya responden masih berstatus sebagai pelajar/mahasiswa
dengan pengeluaran yang jumlahnya sedikit.
5. Beyhak,I Zainul Arifin ,Edy Yulianto (2017) Pengaruh Atribut Produk
Terhadap Keputusan Pembelian (Survei Pada Pembeli Daihatsu Xenia
Periode Januari - Desember 2014 Pada Pt Daihatsu Jolo Abadi Malang)
Persamaan: persamaannya yaitu pada pada variable X(Atribut produk) dan
Y (keputusan pembelian).
Perbedaan: Perbedaan pada obyek penelitian terdahulu yaitu pada
"Pembelian Daihatsu Xenia" Pada PT daihatsu Jolo Abadi malang .sedangkan
obyek penelitian ini pada xiaomi store cabang jatimulyo jati agung
lampung. Penelitian terdahulu terdapat hanya Satu variabel X yaitu Atribut
produk terhadap variable Y Keputusan pembelian
Hasil: Hasil pengujian secara simultan antara variabel bebas yaitu
kualitas (X1), fitur (X2), gaya (X3), dan desain (X4) terhadap variabel
terikat yaitu keputusan pembelian (Y), diperoleh bahwa terdapat
pengaruh signifikan secara bersamasama antara variabel bebas terhadap
variabel terikat. Hal ini dapat ditunjukkan dari hasil uji F yang
menunjukkan bahwa Fhitung > Ftabel (5,095 > 2,53) dan signifikansi
sebesar 0,001 yang berarti lebih kecil dari alpha (a) = 0,05. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, artinya hipotesis
pertama (H1) dalam penelitian ini diterima.
H. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Bagian Awal
Bagian awal dalam penelitian ini meliputi halaman judul, abstrak,
pernyataan orisinalitas, persetujuan, pengesahan, motto,
persembahan, riwayat hidup, kata pengantar, daftar isi, daftar
table dan daftar gambar.
2. Bagian Inti
Bab I. Pendahuluan
Bab Pendahuluan terdiri dari penegasan judul, latar belakang
masalah, identifikasi dan batasan masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian penelitian terdahulu
yang relevan dan sistematika penulisan.
Bab II. Landasan Teori dan Pengajuan Hipotesis
Bab ini berisi teori yang digunakan dan pengajuan hipotesis.
Bab III. Metode Penelitian
Bab ini berisi waktu dan tempat penelitian, pendekatan dan jenis
penelitian, populasi, sampel dan teknik pengumpulan data,
definisi operasional variabel, instrument penelitian, uji validitas
dan reliabilitas, uji prasarat analisis dan uji hipotesis
Bab IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab ini berisi deskripsi data dan pembahasan hasil penelitian dan
analisis
Bab V Penutup
Bab ini berisi simpulan dan rekomendasi
3. Bagian Akhir
Bagian akhir penelitian ini berisi daftar rujukan dan lampiran
BAB II

LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Kerangka Teori

1. Perilaku Konsumen

Menurut Priansa (2017) perilaku konsumen adalah perilaku yang


ditampilkan oleh konsumen saat mereka mencari, membeli, menggunakan,
mengevaluasi, dan menghabiskan produk dalam rangka memenuhi
kebutuhan dan keinginannya. Menurut Kotler dan Keller (2020) perilaku
konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok. dan
organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan bagaimana barang. jasa,
ide, atau pengalaman untuk memuaskan. kebutuhan dan keinginan mereka.
Sedangkan menurut Firmansyah (2018) perilaku konsumen adalah
tindakan-tindakan yang berhubungan dengan proses pengambilan
keputusan oleh konsumen dalam memilih, membeli, memakai serta
memanfaatkan produk dan jasa atau pengalaman dalam rangka memuaskan
kebutuhan dan hasrat konsumen.

Dari pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan perilaku individu


atau kelompok dalam memilih, membeli, menggunakan, mengonsumsi dan
menghabiskan produk, jasa, ide dan/atau pengalaman tertentu dalam rangka
memuaskan kebutuhan dan keinginannya

2. Atribute produk

Menurut Tjiptono (2008:103), atribut produk adalah unsur-unsur


produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar
pengambilan keputusan pembelian. Atribut produk dalam penelitian ini
adalah HP iPhone yang meliputi kualitas, fitur, gaya, dan desain. Berikut
ini adalah penjelasan dari masing-masing atribut:

a. Kualitas Produk

Menurut Kotler dan Amstrong (2008:272), kualitas produk adalah


karakteristik produk yang bergantung pada kemampuannya untuk
memuaskan kebutuhan pelanggan yang dinyatakan atau diimplikasikan

b. Fitur Produk

Menurut Kotler dan Keller (2009:10), "Fitur produk adalah alat


bersaing untuk membedakan produk perusahaan dari produk pesaing
yang sejenis". Produsen yang mempunyai berbagai macam fitur yang
ditawarkan untuk pembeli dengan menggunakan keunggulan fitur yang
dimiliki suatu produk adalah salah satu cara untuk memenangkan
persaingan.

c. Gaya

Menurut Kotler dan Keller (2009:10), gaya yang menggambarkan


penampilan dan rasa produk kepada konsumen. Gaya adalah kelebihan
yang dapat berfungsi sebagai salah satu komponen yang sulit ditiru.
Gaya yang bagus tidak selalu berarti menghasilkan kinerja tinggi.

d. Desain Produk

Menurut Kotler dan Keller (2009:10), "desain (design) adalah


totalitas fitur yang mempengaruhi tampilan, rasa, dan fungsi produk
berdasarkan kebutuhan pelanggan". Pembeli akan tertarik dengan suatu
produk jika suatu produk memiliki desain yang menarik, ini adalah
tantangan untuk perusahaan agar dapat menganalisa dan memahami
kebutuhan pembeli.

3. Gaya Hidup

1) Pengertian gaya hidup


Gaya hidup adalah pola hidup seseorang didunia yang diekspresikan
dalam aktivitas, minat dan opininya. Gaya hidup menunjukan
keseluruhan diri seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Gaya hidup menggambarkan seluruh pola seseorang dalam beraksi dan
berinteraksi di dunia.7 Gaya hidup adalah pola tingkah laku sehari-hari
segolongan manusia dalam masyarakat. 8 Berikut adalah penegertian
gaya hidup menurut para ahli :

1) Menurut Weber, gaya hidup adalah selera pengikat


kelompok dalam (in group) aktor kolektif atau kelompok
status, berkompetisi ditandai dengan kemampuan untuk
memonopoli sumber budaya.9

2) Menurut Sumarwan, gaya hidup adalah pengambaran


dengan kegiatan, minat dan opini dari seseorang. Gaya
hidup seseorang biasanya tidak permanen dan cepat
berubah.Seseorang dengan mungkin cepat mengganti
model dan merek pakaiannya karenamenyesuaikan
dengan perubahan hidupnya.10

2) Dimensi Gaya Hidup

Dimensi gaya hidup menurut para ahli adalah sebagai berikut:

1) Menurut Egel, pengukuran gaya hidup dapat dilakukan dengan


mengukur aktivitas, minat, dan opini konsumen.

2) Menurut Kasali, para peneliti pasar yang menganut


pendekatan gaya hidup cenderung mengklasifikasikan

7
Kotler, dan Keller. "manajemen pemasaran" edisi 12 (Jakarta: Erlangga)
8
KBBI pusat bahasa departemen pendidikan nasional jakarta. 2008
9
Damsar "sosiologi ekonomi" (Jakarta: PT. Rajagrafindo persada, 2002) h. 212
10
Ujang Sumarwan, Perilaku Konsumen, edisi kedua, (Bogor: Ghalia Indonesia 2011) h.55
konsumen berdasarkan variabel-variabel AIO, yaitu aktivitas,
minat, dan opini.11

3) Menurut Plummer, bahwa segmentasi gaya hidup mengukur


aktivitas-aktivitas manusia dalam hal: pertama yaitu
bagaimana mereka mengahabiskan waktunya, kedua adalah
minat mereka (apa yang dianggap penting disekitarnya),
ketiga adalah pandangan pandangannya baik terhadap diri
sendiri maupun terhadap orang lain, dan yang keempat adalah
karakter-karakter dasar seperti tahap yang mereka telah lalui
dalam kehidupan (life cycle) pengahasilan, pendidikan dan
dimana mereka tinggal.

Pengukuran gaya hidup dapat dilakukandengan psikografik.


Penelitian psikografik ialah suatu instrumen untuk mengukur gaya
hidup yang bisa memberikan pengukuran kuantitatif dan bisadipakai
untuk menganalisis data yang sangat besar. Analisis psikografis juga
disebut sebagai riset konsumen yang menggambarkan segmen
konsumen dalam hal kehidupan mereka, pekerjaan, dan aktivitas
lainnya. Psikografik sering diartikan sebagai sebagai pengukuran AIO
(activity, intention, opinion) atau pernyataan untuk menggambarkan
aktivitas, minat, dan opini konsumen.

1) Aktivitas, adalah tindakan nyata seperti menonton suatu


medium, belanja ditoko, atau menceritakan kepada
tetangga mengenai pelayanan yang baru. Walaupun
tindakan ini biasanya dapat diamati namun alasan untuk
tindakan tersebut jarang dapat diukur secara langsung.

11
Kasali, Rhenald, Membidik Pasar Indonesia Segmentasi Targeting Positioning, (Jakarta: PT Gramedia
Pustaka utama 2007), h.226
2) Intentions, adalah minat akan suatu objek, peristiwa,
atau topik adalah tingkat kegairahan yang menyertai
perhatian khusus maaupun terus menerus kepadanya

3) Opinion, adalah jawaban lisan atau tertulis yang orang


berikan sebagai respon terhadap situasi stimulus dimana
semacam "pertanyaan" diajukan. Opini digunakan untuk
mendeskripsikan penafsiran, harapan dan evaluasi
seperti kepercayaan mengenai maksud orang lain,
antisipasi sehubungan dengan peristiwa masa mendatang,
dan penimbangan konsekuensi yang memberi ganjaran
atau menghukum dari jalannya tindakan alternatif.12

Dari uraian tersebut dapat dikatakan atau disimpulkan bahwa AIO


merupakan alat ukur dari gaya hidup.

3) Segmentasi gaya hidup

Menurut solomon pembagian gaya hidup dilihat dari segmentasi


pasar, yaitu gaya hidup tradisional, gaya hidup orientasi diri, gaya hidup
konservatif, dan gaya hidup hemat dan praktis. 13Susianto memetakan
gaya hidup kedalam 6 segmen yaitu:

a) Huru-hara, yaitu kelompok yang menyukai "huru-hara" dalam


artian tidak terlalu serius terlibat dalam suatu hal. Sebagian

12
Engel, F. James, Dkk, Perilaku Konsumen, jilid 1. (Tangerang: Binapura Aksara 1994), hal.385
13
Vidi Yuan Vici, skripsi, Pengaruh Gaya Hidup dan Variasi Produk Terhadap Minat Beli Masyarakat Pada
Pasar Ttradisional Petisah Medan, (Medan: Uiversitas Sumatra Utara, 2018), h. 15
besar kelompok ini adalah mereka yang senang dengan
keramaian kota.

b) Hedonis, adalah segmen yang mengarahkan aktivitasnya


untuk mencari kenikmatan hidup. Mereka banyak
menghabiskan waktu diluar rumah, dan cenderung membeli
barang barang yang berharga mahal untuk kesenangan.

c) Rumahan atau anak rumahan, yaitu mereka yang banyak


menghabiskan waktunya dirumah dan tidak banyak bergaul
denganteman-teman yang ada disekitarlingkungannya. Mereka
berorientasi pada keluarga dan cenderung perhitungan dalam
menghabiskan uang sakunya.

d) Sportif, yaitu mereka yang senang berolahraga dan banyak


mendapatkan prestasi pada bidang keluarga, biasanya mereka
tidak memikirkan penampilan dan lebih terbuka terhadap
situasi.

e) Kebanyakan (mayoritas), adalah tipe yang paling umum


diketahui, mereka agak berhati-hati dalam bertindak dan
mengambil keputusan. Cenderung conformis dan kurang
berani menjadi inisiator.

4) Orang untuk orang lain, adalah kelompok yang peka terhadap


kebutuhan orang lain, dapat diandalkan dan bersikap sosial,
produktif dan mengutamakan kebersamaan dalam keluarga.

4. Keputusan Pembelian

a. Pengertian Keputusan Pembelian

Keputusan merupakan suatu pemecahan masalah sebagai suatu


hukumsituasi yang dilakukan melalui pemilihan satu alternatif dari
beberapa alternatif. Sedangkan Menurut John C. Mowen Pembelian
adalah hasil dimana konsumen merasa mengalami masalah dan
kemudian melalui proses rasional menyelesaikan masalah
14
tersebut. Menurut Ujang Sumarwan Pembelian adalah keputusan
konsumen mengenai apa yang dibeli, apakah membeli atau tidak, kapan
membeli, dimana membeli, dan bagaimana cara membayarnya.

Keputusan pembelian konsumen secara sederhana adalah perilaku


seorang individu dalam melakukan pembelian produk. Beragam strategi
dirumuskan perusahaan untuk mendorong konsumen melakukan
pembelian produk, Setiadi menjelaskan bahwasannya inti dari decision
making oleh konsumen ialah proses pertimbangan yang melibatkan
pengetahuan untuk memilih satu diantara dua atau lebih perilaku.
Pemaparan tersebut dapat dipahami bahwa perilaku yang muncul
merupakan hasil keinginan seseorang memilih perilaku tersebut
dibandingan perilaku yang lain.15

Dari pengertian keputusan pembelian diatas penulis menyimpulkan


bahwa keputusan pembelian adalah suatu perilaku pembelian konsumen
dalam memilih produk untuk mencapai kepuasan yang sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan konsumen yang meliputi pengenalan masalah,
pencarian informasi dan evaluasi terhadap alternatif pembelian,
keputusan pembelian. Islam memiliki aturan yang dijadikan pedoman
dalam kehidupan manusia setiap orang dianjurkan melakukan perbuatan
yang baik dan menghindari perbuatan yang buruk.

b. Faktor yang Mempengaruhi Prilaku Konsumen terhadap Keputusan


Pembelian yaitu

1) Faktor Internal

a) Motif dan Motivasi

14
C.Mowen, "Perilaku Konsumen."
15
Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, "Perilaku Konsumen." Urnal Agora 5 (2018): 121
Motif adalah suatu kebutuhan yang cukup kuat mendesak
untuk mengarahkan sesorang agar dapat mencari pemuasan
kebutuhan itu. Suatu kebutuhan harus diciptakan atau
didorong sebelum memenuhi suatu motif.Sedangkan motivasi
adalah keadaan yang digerakkan dimana seseorang
mengarahkan perilaku berdasarkan tujuan. Hal ini termasuk
"dorongan, keinginan, harapan, hasrat".Motivasi dimulai
dengan timbulnya rangsangan yang memacu pengenalan
kebutuhan. Rangsangan ini berasal diri konsumen. Perasaan
lapar dan keinginan untuk mengubah suasana adalah contoh
rangsangan internal, sedangkan rangsangan eksternal seperti
iklan/komentar teman tentang suatu produk.

b) Persepsi

Persepsi merupakan proses individu memilih,


mengorganisasikan, dan menafsirkan masukan- masukan
informasi untuk menciptakan sebuah gambaran yang berarti di
dunia ini.

c) Kepribadian dan Konsep diri

Kepribadian adalah karakteristik psikologis yang berbeda


dari setiap orang yang memandang responnya terhadap
lingkungan yang relatif konsisten. Keputusan pembelian juga
dapat dipengaruhi oleh karekteristik pribadi diantaranya Umur,
tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi. gaya hidup
serta kepribadian dan konsep diri pembeli.

d) Sikap

Sikap menempatkan mereka dalam suatu kerangka pikir,


menyukai atau tidak menyukai suatu objek/ide.d
2) Faktor Eksternal

a) Kelompok referensi

kelompok Referensi seseorang terdiri dari seluruh


kelompok yang mempunyai pengaruh langsung maupun tidak
langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang.

b) Keluarga

Keluarga merupakan suatu komunitas masyarakat terkecil


yang perilakunya sangat mempengaruhi dan menentukan
dalam pengambilan keputusan.

c) Kebudayaan

Kebudayaan adalah hasil kreatifitas manusia dari satu


generasi ke generasi berikutnya yang sangat menentukan
bentuk perilaku dalam kehidupan sebagai anggota masyarakat.
gota masyarak

d) Kelas Sosial

Kelas sosial adalah sebuah kelompok yang relative


homogeny dan bertahan lama dalam sebuah masyarakat yang
tersusun secara harkiki dan keanggotaannya mempunyai nilai,
minat dan peilaku yang serupa.

c. Tahapan dalam Proses Keputusan

Pembelian Pengambilan keputusan konsumen adalah proses


pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk
mengevaluasi dua atau lebih prilaku alternatif dan memilih satu
diantaranya.

Gambar 2.1
Pengambilan keputusan pembelian

1) Pengenalan Masalah

Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali sebuah


masalah atau kebutuhan, sehingga kebutuhan tersebut
mendorong minat konsumen untuk melakukan pembelian.

2) Pencarian Informasi

mencari informasi lebih lanjut mengenai barang yang


dibutuhkan. Jika dorongan dari diri konsumen kuat maka proses
pembelian akan dilakukannya, tetapi jika tidak maka keinginan
tersebut akan disimpan dalam ingatannya. Kotler berpendapat
sumber informasi konsumen digolongkan kedalam empat
kelompok: Setelah menganalisis masalah- masalah yang
dihadapi, konsumen akan

a) Sumber pribadi: keluarga, temen, tetangga,kenalan.

b) Sumber komersial: iklan, pajangan ditoko, kemasan,


penyalur

c) Sumber publik: media masa, organisasi penentu peringkat


Konsumen.

d) Sumber pengalaman: penanganan, pengkajian. dan


pemakaian produk.

3) Evaluasi alternatif
Setelah dilakukan pencarian informasi mengenai barang
yang dibutuhkan maka konsumen akan mengidentifkasi dan
mengevaluasi cara-cara untuk memenuhi kebutuhan dirinya
maupun organisasinya, mencari pilihan yang terbaik
menyangkut kualitas, harga, waktu, pengiriman, dan faktor-
faktor lain yang dianggap penting. Dalam tahap ini seruan-
seruan periklanan yang rasioanal dan emosional memainkan
peran penting.

4) Keputusan pembelian

Dalam melaksanakan niat pembelian konsumen dapat


membuat suatu keputusan pembelian: keputusan merek,
pemasok, kuantitas, waktu, metode pembayaran.

5) Prilaku Pasca Pembayaran

Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami level


kepuasan atau ketidakpuasan tertentu. Dan para pemasar harus
memantau kepuasan pasca pembelian. tindakan pasca pembelian,
dan pemakaian produk pasca pembelian.16

6) Indikator Keputusan Pembelian

Indikator keputusan pembelian Ada beberapa indikator


dalam keputusan pembelian antara lain, sebagai berikut:

1) Kemantapan pada sebuah produk

Dalam melakukan pembelian, konsumen akan


memilih salah satu dari beberapa alternatif yang ada.
Pilihan tersebut didasarkan pada kualitas, mutu, harga
yang terjangkau. dan faktor-faktor lain yang dapat
memantapkan keinginan konsumen untuk membeli

16
Gary Armstrong Philip Kotler, "Prinsip-Prinsip Pemasaran," Erlangga, 2008, 179-81.
produk apakah produk tersebut benar-benar ingin
digunakan atau dibutuhkan.

2) Kebiasaan dalam membeli produk

Kebiasaan konsumen dalam membeli produk juga


berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Konsumen
merasa produk tersebut sudah terlalu melekat di benak
mereka karena mereka sudah merasakan manfaat dari
produk tersebut. Oleh karena itu, konsumen akan merasa
tidak nyaman jika mencoba produk baru dan harus
menyesuaikan diri lagi. Mereka cenderung memilih
produk yang sudah bisa digunakan.

3) Memberikan rekomendasi kepada orang lain

Dalam melakukan pembelian, jika konsumen


mendapatkan manfaat yang sesuai dengan sebuah
produk, mereka pasti akan merekomendasikan produk
tersebut dengan orang lain. Mereka ingin orang lain juga
merasakan bahwa produk tersebut sangat bagus dan
lebih baik dari produk lain..

4) Melakukan pembelian ulang

Kepuasan konsumen dalam menggunakan sebuah


produk akan menyebabkan konsumen tersebut sudah
cocok dan sesuai dengan apa yang mereka inginkan dan
harapkan.17

B. Kerangka berfikir

Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana


teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai

17
Philip Kotler, "Manajemen Pemasaran Edisi 13 Jilid 1 (Jakarta Prenhalindo, 2014)." 212
masalah yang penting. Kerangka berfikir dalam suatu penelitian perlu
dikemukakan apabila dalam penelitian tersebut berkenaan dua variabel atau
lebih. Apabila penelitian hanya membahas sebuah variabel atau lebih
secara mandiri, maka yang dilakukan peneliti disamping mengemukakan
deskripsi teoritis untuk masing-masing variabel, juga argumentasi terhadap
variasi besaran variabel yang diteliti.

Variabel independen (X) dalam penelitian ini adalah: Atribut Produk


HP iPhone (kualitas, fitur, harga, desain, merek, dll.) Variabel independent
(X2) Gaya Hidup Mahasiswa UIN.Variabel dependen (Y) dalam penelitian
ini adalah Keputusan Pembelian HP iPhone oleh Mahasiswa UIN

Dengan kerangka berpikir ini, penelitian dapat dilakukan untuk


mengevaluasi bagaimana atribut produk dan gaya hidup berdampak pada
keputusan pembelian HP iPhone oleh mahasiswa UIN, .Hasil penelitian
diharapkan akan memberikan wawasan tentang faktor-faktor apa yang
memengaruhi keputusan pembelian HP iPhone pada kelompok mahasiswa
tersebut.Berdasarkan uraian dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, serta landasan teori diatas maka hubungan antar variabel dalam
penelitian ini disajikan dalam bentuk Gambar 2.2 berikut :

Atribut
Produk
Keputusan
Pembelian

Gaya Hidup
C. Hipotesis

Hipotesis merupakan salah satu bagian yang terpenting di dalam sebuah


penelitian yang harus memiliki jawaban sebagai kesimpulan dari penelitian
itu sendiri. Hipotesis sifatnya berupa dugaan, karenanya peneliti harus
mengumpulkan data-data yang cukup untuk membuktikan bahwa
dugaannya benar. Dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh
jawaban pengaruh dari attribute produk dan gaya hidup terhadap keputusan
pembelian Konsumen Smartphone Xiaomi Di Xiaomi Store Cabang
Jatimulyo Jati Agung Lampung Selatan

Hipotesis pada penelitian ini dianggap sebagai jawaban sementara,


karena hasil jawaban tersebut baru diperoleh dari dasar-dasar teoritis.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa pengaruh digital
marketing terhadap keputusan pembelian. Adapun uraian hipotesis sebagai
berikut

1. Pengaruh atribut produk terhadap keputusan pembelian

(H0): Tidak ada pengaruh attribute produk terhadap keputusan


pembelian keputusan pembelian Smartphone Di Xiaomi Store.

(H1): Terdapat pengaruh positif antara attribute produk dan


keputusan pembelian Smartphone Di Xiaomi Store.

2. Pengaruh gaya hidup terhadap keputusan pembelian

(H0): Tidak ada pengaruh gaya hidup terhadap keputusan


pembelian Smartphone Di Xiaomi Store.

(H1): Terdapat pengaruh positif antara gaya hidup dan keputusan


pembelian Smartphone Di Xiaomi Store.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Objek Penelitian

Penelitianini dilaksanakan selama peneliti mengambil mata kuliah metode


Penelitian sampai dengan selesai. Adapun tempat pelaksanaan penelitian ini
dilakukan official Xiaomi store Jatimulyo Jati Agung Lampung Selatan dengan
target atau responden penelitian yang sesuai dengan syarat yang telah
ditentukan.

B. Pendekatan dan Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang diterapkan merupakan penelitian Kuantitatif asosiatif.
Pendekatan kuantitatif merupakan suatu metode penelitian yang terstruktur dan
mengkuantifikasikan data untuk digeneralisasikan. Kuantitatif adalah metode
penelitian yang berusaha mengukur atau menganalisis suatu data berbentuk
statistik yang kemudian ditampilkan dalam bentuk numerik atau angka.
Sengan, penelitian asosiatif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
hubungan antara dua variabel atau lebih yang berfungsi untuk menjelaskan,
memprediksi, dan mengontrol suatu gejala yang ada dalam suatu penelitian.

Adapun hubungan yang digunakan dalam penelitian ini adalah hubungan


kausal. Hubungan kasual adalah hubungan yang bersifat sebab akibat, yang
terdiri dari variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan dependen
(variabel yang dipengaruhi). Berdasarkan hal tersebut maka 76 penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh dari variabel independen dan
variable dependen, yaitu variabel (X1) Atribut Produk dan (X2) Gaya hidup
terhadap (Y) Keputusan Pembelian smartphone oleh konsumen

Penelitian merupakan suatu penyelidikan yang sistematika untuk


meningkatkan sejumlah pengetahuan. Tujuan utama dari penelitian adalah
untuk memecahkan masalah yang ditetapkan sebelumnya. Dalam menetapkan
masalah harus dilakukan secara objektif, rasional dan menghindarkan
pemikiran yang mengada- ada. Dalam bab ini akan dibahas tentang populasi,
variabel penelitian, metode pengumpulan data, dan analisis data.

C. Populasi, Sampel dan Sumber Data


1. Populasi dan Sampel
Populasi adalah seluruh kelompok orang, peristiwa, atau hal-hal yang
diinginkan peneliti untuk diselidiki (Bougie dan Sekaran, 2016: 236). Jadi
populasi dapat diartikan sebagai sekumpulan obyek penelitian yang
mempunyai kesamaan tertentu untuk dapat diamati. Dalam penelitian ini
populasinya adalah semua konsumen Smartphone di Xiaomi Center
Sampel penelitian adalah bagian yang mewakili sebagian dari populasi
yang akan diteliti. Bougie dan Sekaran (2016) mendefinisikan sampel sebagai
subkelompok atau bagian dari populasi tersebut. Untuk menentukan ukuran
sampel, kita menggunakan Rumus Hair. Alasan kita menggunakan Rumus Hair
adalah karena kita mungkin tidak memiliki informasi yang pasti tentang ukuran
populasi.
Menurut Hair et al. (2014), disarankan agar ukuran sampel minimal
sebaiknya mencapai 100 atau lebih. Dengan demikian, direkomendasikan
bahwa setidaknya kita harus memiliki 5-10 observasi untuk setiap parameter
yang akan diestimasi.

2. Teknik Pengambilan Data dan Sumber Data


Jenis dan sumber data dalam melakukan penelitian ini di peroleh baik
dalam bentuk data primer maupun data sekunder.
a. Data Primer
Data Primer yaitu data yang dikumpulkan dari tangan pertama untuk
analisis selanjutnya untuk menemukan solusi dari masalah yang diteliti
(Bougie dan Sekaran, 2016). Data primer ini khusus dikumpulkan untuk
kebutuhan riset yang sedang berjalan. Jenis data yang digunakan
sebagai dasar pengujian hipotesis adalah data primer yang diperoleh
dari konsumen Xiaomi store Jatimulyo Jati Agung Lampung Selatan
sebagai responden dengan instrumen utama berupa angket (kuesioner).
Sebagai data pendukung, diperoleh melalui wawancara dengan google
form.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh orang lain untuk
tujuan selain tujuan penelitian yang sebenarnya. (Bougie dan Sekaran,
2016). Data sekunder seringkali berupa bukti sejarah, catatan atau
laporan yang dikumpulkan dalam arsip yang diterbitkan dan tidak
diterbitkan (data dokumenter).Data sekunder yang digunakan di
penelitian ini adalah Data penelitian sebelumnya yang relevan dengan
topik ini, seperti hasil survei atau studi lain yang telah dilakukan oleh
peneliti sebelumnya, berita atau artikel terkait tren dan preferensi
konsumen terkini terkait produk smartphone Xiaomi, Serta Bahan
bacaan seperti jurnal, buku, dan publikasi lainnya yang relevan dengan
aribut produk, gaya hidup, dan keputusan pembelian smartphone

Teknik pengambilan pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi


beberapa teknik, yaitu
a. Kuesioner
Kuesioner adalah serangkaian pertanyaan tertulis yang telah
dirumuskan sebelumnya, di mana responden mencatat jawaban mereka,
biasanya dalam alternatif yang didefinisikan secara dekat (Bougie dan
Sekaran, 2016: 142). Dalam penelitian ini, kuesioner yang digunakan
adalah kuesioner tertutup yaitu model pertanyaan dimana pertanyaan
tersebut telah disediakan jawabannya, sehingga responden hanya
memilih dari alternative jawaban yang sesuai dengan pendapat atau
pilihannya (Supardi, 2005: 133). Sedangkan pertanyaan tertutup
tersebut menerangkan tanggapan responden terhadap variabel
kepemimpinan otentik, iklim etika dan kinerja. Pernyataan dalam
angket tertutup di buat dengan menggunakan skala Likert dalam
interval 1-5.

Kategori pernyataan dengan jawaban sangat tidak setuju dengan


nilai 1 (satu) sampai dengan sangat setuju dengan nilai 5 (lima).
Teknik distribusi kuesioner dilakukan dengan menggunakan Google
form sbagai media kuisoner yg dibagikan baik langsung dan tidak
langsung, sekaligus melakukan wawancara singkat tentang data-data
yang mungkin mendukung dan memperkuat proses pengambilan data
dalam penelitian.
b. Wawancara
Metode wawancara digunakan sebagai pendukung untuk meningkatkan
ketepatan dan kelengkapan kuesioner yang telah disebar. Bougie dan
Sekaran (2016) mendefinisikan wawancara sebagai percakapan yang
terstruktur antara dua orang atau lebih. Wawancara juga berguna untuk
menggali informasi tambahan yang mungkin tidak tercakup dalam
kuesioner, wawancara juga berguna untuk melengkapi data yang telah
dikumpulkan melalui kuesioner.
c. Dokumentasi
Dokumentasi, menurut Sugiyono (2014), merujuk pada catatan-
catatan peristiwa yang telah terjadi di masa lalu. Dokumen dapat berupa
teks tertulis, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.
Penggunaan metode dokumentasi dalam penelitian kualitatif adalah
sebagai pelengkap dari metode observasi dan wawancara. Metode
dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan informasi tambahan dan
mendukung pemahaman dalam penelitian ini
D. Definisi Operasional Variabel

Dalam konteks penelitian, definisi operasional atau variabel penelitian,


seperti yang dijelaskan oleh Sugiyono (2012), merujuk pada proses
menentukan konstruk agar dapat diukur secara konkret. Definisi operasional ini
menggambarkan konsep yang telah dirumuskan dalam bentuk indikator.
Definisi operasional penelitian bertujuan untuk memudahkan pemahaman
tentang cara mengukur variabel-variabel yang ada dalam penelitian. Untuk
lebih jelasnya, informasi terkait pengukuran variabel penelitian dapat
ditemukan dalam tabel yang disajikan berikutini.

3.2 Table Definisi Operasional Variabel Penelitian

Variabel definisi indikator skala

Attribut produk Atribut produk 1. Kualitas produk Likert


adalah suatu 2. Fitur produk
komponen yang 3. Gaya dan desain
merupakan sifat-sifat produk
produk yang
menjamin agar
produk tersebut
dapat memenuhi
kebutuhan dan
keinginan yang
diharapkan pembeli
Gitosudarmo
(2000:108)

Gaya hidup Menurut Weber 1. Kegiatan Likert


(Damsar, 2002:120), (activity)
gaya hidup 2. Minat (Interest)
merupakan selera 3. Opini (Opinion )
pengikat kelompok
dalam (in group)
aktor-aktor kolektif
atau kelompok status,
berkompetisi ditandai
dengan kemampuan
untuk memonopoli
sumber-sumber
budaya.

Keputusan Menurut Assauri 1. Kemantapan Likert


pembelian (2004), keputusan
membeli setelah
pembelian adalah
suatu proses mengetahui
pengambilan
informasi
keputusan akan
pembelian yang produk.
mencakup penentuan
2. Memutuskan
apa yang akan dibeli
atau tidak melakukan membeli karena
pembelian dan
merek yang
keputusan itu
diperoleh dari paling disukai.
kegiatan-kegiatan
3. Membeli karena
sebelumnya.
sesuai dengan
keinginan dan
kebutuhan.
4. Membeli karena
mendapat
rekomendasi dari
orang lain

Kerangka fikir

E. Instrumen Penelitian

Teknik skala Likert digunakan untuk menilai sikap, pendapat, dan persepsi
individu atau kelompok terhadap fenomena sosial. Variabel yang diukur
diuraikan menjadi subvariabel dan dibagi menjadi komponen-komponen yang
dapat diukur. Hal ini menjadi dasar untuk merancang item instrumen, yang
biasanya berupa pertanyaan yang dijawab oleh responden. Setiap jawaban
dalam instrumen menggunakan skala Likert memiliki rentang dari sangat
positif hingga sangat negatif. Berikut adalah contoh tabel skala Likert:
Table 3.3. Tabel Skala Likert
Pilihan Jawaban Skor
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Netral (N) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1

F. Uji Validitas dan Reliabilitas Data


1. Uji Validitas

Validitas adalah ukuran yang menunjukkan sejauh mana suatu instrumen


dapat mengukur data dari variabel yang diteliti dengan tepat. Instrumen
dianggap valid jika mampu mencerminkan gambaran yang akurat tentang
variabel yang sedang diamati. Pengujian homogenitas digunakan untuk
menguji validitas analisis tersebut, di mana skor masing-masing item
pertanyaan yang digunakan untuk mengukur suatu variabel dikorelasikan
dengan total skor item dalam variabel tersebut. Jika skor item menunjukkan
korelasi positif dengan total skor dan lebih tinggi dari interkorelasi antar item,
maka instrumen dianggap valid.
Dalam penelitian ini, uji validitas dilakukan dengan metode analisis faktor.
Analisis faktor bertujuan untuk mengidentifikasi struktur hubungan antar
variabel atau responden dengan melihat korelasi di antara mereka. Untuk
melaksanakan analisis faktor, matriks data harus memiliki korelasi yang
memadai. Alat uji yang digunakan untuk mengukur tingkat interkorelasi antar
variabel adalah Kaiser Meyer-Olkin (KMO) dan Barlette's Test. Jika nilai
KMO berkisar antara 0,5 hingga 1, maka analisis faktor dianggap sesuai untuk
digunakan.
Selanjutnya, setiap pertanyaan dianggap valid jika memiliki faktor loading
lebih dari 0,5. Faktor loading ini menunjukkan seberapa kuat pertanyaan
tersebut dapat menjelaskan konstruk laten yang diukur. Pertanyaan dengan
faktor loading 0,5 atau lebih dianggap memiliki validitas yang cukup kuat
(Hair et al., 2010).

2. Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas merujuk pada sejauh mana suatu instrumen dapat
diandalkan dan digunakan sebagai alat pengumpul data yang baik. Instrumen
yang reliabel tidak cenderung tendensius atau memengaruhi responden untuk
memilih jawaban tertentu. Instrumen yang dapat diandalkan akan
menghasilkan data yang konsisten, yang tetap sama meskipun diulang beberapa
kali. Bougie dan Sekaran (2016) mendefinisikan reliabilitas sebagai konsistensi
pengamatan, yaitu apakah dua atau lebih pengamat, atau pengamat yang sama
pada kesempatan terpisah, akan mencapai hasil yang sama ketika mengamati
peristiwa yang sama.
Reliabilitas, dalam konteks ini, mencerminkan tingkat keandalan atau
kepercayaan suatu alat ukur. Koefisien alfa Cronbach digunakan sebagai alat
untuk mengukur reliabilitas pada seluruh item atau pertanyaan dalam penelitian
ini. Nilai koefisien alfa Cronbach dianggap reliabel atau dapat diandalkan jika
nilainya lebih besar dari 0,6 secara umum. Dengan demikian, jika suatu alat
ukur menghasilkan nilai koefisien alfa Cronbach yang tinggi, maka alat ukur
tersebut dianggap handal dan dapat diandalkan dalam mengukur gejala yang
sama ketika digunakan secara berulang.
Rumus (Suharsimi, 2006) :
Keterangan :
𝑟11 : Reliabilitas instrumen
∑𝜎²t : Skor tiap – tiap item
n : Banyaknya butir soal
𝜎²t : Varians total

Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan koefisien Alpha Cronbach


untuk menunjukkan stabilitas dan konsistensi alat ukur. Suatu konstruk atau
variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60.

G. Uji Prasarat Analisis


Analisis data adalah pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan
rumus atau dengan aturan-aturan yang ada sesuai dengan pendekatan
penelitian. Data yang diperoleh melalui kuoesioner yang telah diisi oleh
responden kemudian diolah dan dianalisa menggunakan teknik pengolahan
data untuk menghasilkan suatu kesimpulan atas masalah yang diteliti.
Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan menggunakan program Smart
PLS 3.29
1. Uji Normalitas Data
Uji Normalitas memiliki tujuan untuk mengevaluasi apakah dalam
model regresi, variabel residual mengikuti distribusi normal (Ghozali,
2016). Metode yang dapat diandalkan untuk hal ini adalah melalui normal
probability plot, yang membandingkan distribusi kumulatif dari data
residual dengan garis diagonal yang merepresentasikan distribusi normal.
Jika data tersebar sekitar garis diagonal, maka asumsi normalitas dalam
model regresi dianggap terpenuhi. Uji normalitas data juga dapat dilakukan
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Suatu data dianggap berdistribusi
normal jika nilai Asymp Sig (2-tailed) dari uji Kolmogorov-Smirnov lebih
besar dari 1/20 atau 0,05 (Ghozali, 2016).
2. Uji Linearitas
Menurut Ghozali (2018:167), uji linearitas digunakan untuk
mengevaluasi apakah model yang digunakan dalam sebuah studi memiliki
spesifikasi yang benar atau tidak. Uji ini berguna untuk menentukan apakah
model empiris yang digunakan dapat dianggap sebagai model linear. Dalam
melakukan uji linearitas, digunakan Test For Linearity. Tujuannya adalah
untuk memastikan bahwa hubungan antara variabel-variabel dalam studi
bersifat linear. Dengan kata lain, uji linearitas membantu memastikan
bahwa model yang digunakan dalam studi memiliki bentuk yang sesuai
dengan asumsi linearitas.
3. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk mengevaluasi apakah dalam
model regresi terdapat korelasi antar variabel independen (Ghozali, 2016).
Sebuah model regresi yang baik seharusnya tidak menunjukkan korelasi
antar variabel independen, sehingga variabel-variabel tersebut harus
orthogonal. Multikolinieritas dapat diamati melalui nilai tolerance dan
Variance Inflation Factor (VIF). Tolerance mengukur variabilitas variabel
independen yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai
cutoff yang umum digunakan untuk mendeteksi Multikolinieritas adalah
nilai tolerance ≥ 0,10 atau nilai VIF ≤ 10.
4. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menilai apakah dalam model
regresi terdapat ketidakseragaman varians dari residual antar pengamatan.
Heteroskedastisitas terjadi jika varians residual berbeda-beda antar
pengamatan, sementara Homoskedastisitas adalah karakteristik model
regresi yang diinginkan. Deteksi Heteroskedastisitas dapat dilakukan
dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat dan residual.
Secara statistik, uji Glesjer digunakan untuk menguji signifikansi
Heteroskedastisitas, dan jika nilai signifikansi kurang dari 0,05, maka
model regresi dianggap mengalami Heteroskedastisitas (Ghozali, 2016).

H. Uji Hipotesis
1. Regresi Linier Berganda

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis yang menggunakan analis

regresi linear berganda, maka dalam penelitian ini diperlukan pengujian

asumsi klasik yang meliputi Regresi Linier Berganda

Melihat dari hipotesis penelitian ini maka digunakan analisis regresi

linear berganda (Multiple Regression). Analisis regresi linier berganda

adalah alat analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh antara dua

atau lebih variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y), dalam penelitian ini

yaitu antara variabel atribut produk (X1), gaya hidup (X2), dan serta

keputusan pembelian(Y).

Menurut Sugiyono (2016), persamaan analisis regresi linear berganda

dapat dirumuskan sebagai berikut:

𝑌 = 𝛼 + 𝛽1𝑋1 + 𝛽2𝑋2 + 𝜀

Keterangan :
Y = keputusan pembelian
α = konstanta regresi
1, 2 = koefisien regresi masing-masing variabel
X1 = variabel atribut produk
X2 = variabel gaya hidup
 = margin error

2. Uji Signifikansi Parsial (Uji t)


Uji t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-

masing variabel independen secara individual (parsial) terhadap variabel

dependen dengan tingkat signifikansi (alpha) 5% (0,05).

Maka pengujian dilakukan langkah-langka sebagai berikut ;

a. Ditentukan dengan 5% dari derajat kebebasan (dk) = n – k – 1, untuk


menentukan ttabel sebagai batas daerah penerimaan dan penolakan
hipotesis. Tingkat signifikan yang digunakan adalah 0,05 atau 5%
karena dinilai cukup untuk mewakili hubungan variabel-variabel yang
diteliti dan merupakan tingkat signifikan yang umum digunakan dalam
suatu penelitian.
b. Membandingkan nilai statistik t dengan titik kritis menurut tabel.
Apabila nilai statistik t (dalam nilai absolut) hasil perhitungan lebih
tinggi dibandingkan nilai ttabel, maka hipotesis alternatif diterima
menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual
mempengaruhi variabel dependen.

3. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)


Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen
yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-
sama (simultan) terhadap variabel dependen untuk mengambil keputusan
hipotesis diterima atau ditolak dengan membandingkan tingkat
signifikansi (alpha) sebesar 5% (0,05). Jika nilai probability F lebih besar
dari alpha 0,05 maka model regresi tidak dapat digunakan untuk
memprediksi variabel dependen dengan kata lain variabel independen
secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen
(Ghozali, 2016). Sebaliknya jika nilai probability F lebih kecil dari alpha
0,05 maka dapat dikatakan bahwa variabel independen secara bersama-
sama berpengaruh terhadap variabel dependen.
Selain itu, dapat juga dengan membandingkan nilai Fhitung dengan
Ftabel. Apabila Fhitung lebih besar dari Ftabel maka dapat dikatakan
bahwa variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap
variabel dependen. Sedangkan jika nilai Fhitung lebih kecil dari Ftabel
maka dapat dikatakan bahwa variabel independen secara bersama-sama
tidak berpengaruh terhadap variabel dependen (Ghozali, 2016).
Untuk menentukan tingkat signifikan, yaitu 5% atau 0,05 dan derajat
bebas (df) = n – k , untuk mengetahui daerah Ftabel sebagai batas
penerimaan dan penolakan hipotesis. Dari perhitungan tersebut maka

akan diperoleh distribusi F dengan pembilang (K) dan dk penyebut (n- k)


dengan ketentuan sebagai berikut:
Tolak H0 jika Fhitung ≥ Ftabel Ha diterima (signifikan)
Terima H0 jika Fhitung ≤ Ftabel Ha ditolak (tidak signifikan)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Dalam bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian studi
lapangan yang dilakukan oleh peneliti meliputi karakteristik responden
pada penelitian dengan analisis statistik deskriptif, selanjutnya analisa
model pengukuran (Outer Model) berupa uji validitas konvergen, validitas
diskriminan, dan uji reabilitas. Dan analisis Model Struktural (Inner Model)
serta pembahasan hasil pengujian hipotesis. Pengolahan data menggunakan
model Structural Equation Model (SEM) dengan bantuan aplikasi
SmartPLS v.3.2.9.

B. Hasil Pengumpulan Data Responden


Data dalam penelitian ini berasal dari data primer berupa kuesioner
yang ditujukan kepada responden yaitu konsumen Smartphone,
Pengumpulan data dilakukan mulai tanggal September sampai dengan
September 2023 dan dilakukan dengan cara mendistribusikan kuesioner
menggunakan Penyebaran secara langsung, dan terkumpul 100 responden
sesuai dengan jumlah sampel yang telah ditentukan dan selanjutnya
dilakukan pengolahan data terhadap kuesioner tersebut.

C. Karakteristik Responden

Peneliti menggunakan teknik analisis deskriptif untuk menjelaskan


karakteristik responden. Karakteristik responden bertujuan untuk
mendeskripsikan dan memberikan gambaran mengenai keadaan diri
responden yang menjadi sampel pada penelitian ini. Karakteristik
responden pada penelitian ini meliputi jenis kelamin responden, dan usia
responden.
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Deskripsi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
ditujukan pada tabel 4.1 dibawah ini:
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin pada tabel
4.1 menunjukan bahwa responden dalam penelitian ini sebagian besar
berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 67 responden atau 67%.
Dan jumlah responden dengan jenis kelamin laki – laki sebesar 33
orang atau 33%. Hal ini menunjukan bahwa perempuan lebih banyak
menjadi tenaga kerja Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung.

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

Laki-laki 33 33%

Perempuan 67 67%

Total 100 100%

Sumber: Data yang telah diolah, 2023

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia


Deskripsi karakteristik responden berdasarkan usia diuraikan pada
tabel 4.2 dibawah ini:

Karakteristik responden berdasarkan usia pada Tabel 4.2


menunjukan bahwa responden yang memiliki frekuensi tertinggi yaitu
responden dengan usia antara 26-34 tahun sebesar 40% atau sebanyak
40 responden, dan responden yang paling rendah adalah responden yang
berusia lebih dari 45 keatas tahun sebesar 5 % atau sebanyak 5 orang.
Dan untuk responden berusia 35-45 keatas sebanyak 15 responden
atau sebesar 15.%.

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia Frekuensi Persentase

20-26 Tahun 40 30%

26 -34 Tahun 20 20%

35-45 Tahun 15 15%


45 Ke atas 5 5%

Total 100 100%

Sumber: Data yang telah diolah, 2023

D. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif untuk item digunakan untuk mengukur setiap
konstruk, serta skewness dan kurtosis. Hasil penelitian yang memiliki nilai
skewness semua item antara -1 dan 1, dan nilai kurtosis antara -2 dan 2
menunjukkan distribusi data mendekati distribusi normal dan tidak ada
18
masalah normalitas . Meskipun PLS-SEM adalah pendekatan non-
parametrik dan dapat menangani data non-normal, literatur terbaru
merekomendasikan untuk menghindari data terdistribusi sangat tidak
normal, yang tidak terjadi dalam penelitian ini berdasarkan nilai skewness
dan kurtosis 19.
Hasil uji di bawah menunjukkan nilai skewness semua item memiliki
hasil diantara -1 dan 1, dan nilai kurtosis diantara -2 dan 2, sehingga
menunjukkan distribusi data mendekati distribusi normal dan tidak ada
masalah normalitas.

Tabel 4.7 Analisis Deskriptif

Ket item Mean Excess Skewness


Kurtosis
Saya memilih untuk AP1 2.482 0.118 0.566
membeli karena yakin
pada kualitas produk
yang ditawarkan.
Saya memutuskan AP2 2.438 0.434 0.655
membeli karena fitur
produk yang ditawarkan
memenuhi kebutuhan
saya.
Keputusan pembelian 2.891 -1.024 0.133

18
Joseph F Hair and others, Multivariate Data Analysis, 2019.
19
S.Mostafa Rasoolimanesh and others, „Destination Image during the COVID-19 Pandemic and
Future Travel Behavior: The Moderating Role of Past Experience‟, Journal of Destination Marketing
& Management, 21.February (2021), 100620 <https://doi.org/10.1016/j.jdmm.2021.100620>; Hair
and others.
Ket item Mean Excess Skewness
Kurtosis
saya dipengaruhi oleh
gaya dan desain produk
yang menarik.
Saya Mendapatkan AP3 4.190 0.442 -0.325
rekomendasi dari orang
lain membuat saya
yakin akan kualitas
produk.
Gaya hidup yang saya AP4 3.847 1.066 -0.685
anut memengaruhi
keputusan saya untuk
membeli produk
tersebut.
Saya hanya membeli AP5 4.204 0.980 -0.254
produk saat diperlukan,
tanpa
mempertimbangkan
faktor-faktor lain seperti
merek atau gaya hidup.
Keputusan pembelian AP6 4.073 1.958 -0.746
saya dipengaruhi oleh
gaya dan desain produk
yang menarik.
Saya memilih produk GH1 3.628 0.435 -0.591
berdasarkan kegiatan
sehari-hari yang saya
lakukan.
Keputusan pembelian GH2 3.737 -0.196 -0.318
saya dipengaruhi oleh
sejauh mana produk
mendukung kegiatan
spesifik.
Saya memilih produk GH3 3.905 0.951 -0.722
berdasarkan gabungan
antara kegiatan sehari-
hari dan minat pribadi
Produk yang GH4 3.569 0.176 -0.495
mendukung kegiatan
favorit dan minat saya
menjadi prioritas.
Saya cenderung GH5 4.241 0.563 -0.357
membeli produk yang
sesuai dengan minat
atau hobi saya.
Minat pribadi saya GH6 4.270 0.317 -0.449
memengaruhi pilihan
produk yang saya beli.
Keputusan pembelian GH7 3.920 -0.159 -0.173
saya dipengaruhi oleh
bagaimana produk
tersebut dinilai oleh
orang lain yang
memiliki kegiatan
serupa.
Opini dari komunitas GH8 3.664 -0.049 -0.132
atau teman sekegiatan
Ket item Mean Excess Skewness
Kurtosis
memainkan peran dalam
keputusan saya.
Opini orang lain tentang GH9 3.693 -0.467 -0.256
suatu produk dapat
mempengaruhi
keputusan pembelian
saya.
Saya GH10 2.657 -0.725 0.287
mempertimbangkan
opini publik atau ulasan
sebelum memutuskan
untuk membeli suatu
produk.
Minat pribadi saya GH11 1.956 0.820 1.040
mempengaruhi
preferensi produk, dan
opini orang lain
memvalidasi pilihan
tersebut.
Opini positif dari GH12 1.920 1.098 1.107
individu dengan minat
serupa memberikan
dorongan kepercayaan
pada produk.
Keputusan pembelian GH13 2.307 -0.667 0.367
saya sangat dipengaruhi
oleh keselarasan produk
dengan kegiatan, minat,
dan pandangan positif
dari orang lain
Saya cenderung GH14 1.920 0.670 1.047
memilih produk yang
memiliki kombinasi
kuat dari faktor-faktor
ini.
Identifikasi dengan GH15 4.321 1.763 -1.262
merek secara
keseluruhan memainkan
peran kunci dalam
keputusan pembelian
saya.
Saya memutuskan KP1 4.387 1.317 -1.233
Memutuskan membeli
karena merek yang
paling disukai.
Saya memutuskan KP2 4.467 -0.637 -0.551
Membeli karena sesuai
dengan keinginan dan
kebutuhan.
Saya memutuskan KP3 4.438 1.188 -1.089
Membeli karena
mendapat rekomendasi
dari orang lain
Saya memiliki KP4 4.657 -0.221 -1.010
Kemantapan membeli
setelah mengetahui
Ket item Mean Excess Skewness
Kurtosis
informasi produk.
Saya memutuskan KP5 4.168 -0.311 -0.586
Membeli karena
mengikuti Gaya hidup
Saya memutuskan KP6 4.336 -0.663 -0.415
Membeli karena jika
hanya saat diperlukan
Sumber: Output SmartPLS 3.2.9

E. Uji Instrument Validitas dan Reliabilitas


Pengujian model pengukuran ini dilakukan dengan pengujian
validitas dan reliabilitas. Indikator yang digunakan yaitu validitas
konvergen, validitas diskriminan, dan reliabilitas. Validitas konvergen
merupakan sejauh mana ukuran dapat berkorelasi positif dengan ukuran
alternatif di dalam bentuk yang sama, discriminant validity merupakan
seberapa jauh konstruk yang ingin diteliti berbeda dari konstruk lainnya
dengan standar empiris, dan reliabilitas merupakan suatu ukuran yang
mengindikasikan tingkat kepercayaan, kehandalan, konsistensi, atau
kestabilan hasil pengukuran pernyataan tanpa adanya bias atau error dan
memberikan jaminan bahwa alat pengumpulan data yang digunakan
sepanjang waktu memberikan hasil yang konsisten dan seluruh item dalam
instrumen pengumpulan data juga memberikan hasil yang konsisten.
Adapun hasiil model pengukuran uji validitas dan reliabilitas penelitian ini
dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut:
Dari gambar 4.1 hasil output analisis dapat dilihat bahwa semua
konstruk menghasilkan loading factor > 0,5 dan dianggap cukup untuk
memenuhi kriteria nilai loading factor.

Gambar 4.1 Hasil Outer Model


Sumber: Output SmartPLS 3.2.9

F. Hasil Uji Model Pengukuran (Outer Model)


Pengukuran validitas pada penelitian ini terdiri atas validitas
konvergen dan validitas diskriminan. Validitas konvergen ditentukan
menggunakan parameter loading factor dan nilai Average Variance
Extracted (AVE). Pengukuran dapat dikategorikan memiliki validitas
konvergen apabila nilai loading factor > 0,50 dan nilai AVE > 0,50.
selanjutnya Validitas diskriminan ditentukan dengan melihat nilai cross
loading.

1. Validitas Konvergen
Validitas Konvergen berkaitan dengan prinsip bahwa variabel-
variabel manifes (indikator-indikator pengukur) dari suatu konstruk
saling berhubungan atau berkorelasi tinggi. Nilai validitas konvergen
dapat dilihat dari nilai loading factor untuk masing-masing indikator
konstruk. Nilai loading factor memiliki kriteria >0,7 untuk penelitian
yang bersifat confirmatory, sedangkan untuk penelitian exploratory
adalah >0,6-0,7. Namun demikian untuk tahap awal dari pengembangan
skala pengukuran, nilai loading factor >0,5-0,6 masih dianggap cukup.

Hasil uji di bawah ini menunjukan bahwa masing-masing


indikator variabel memiliki nilai outer loading > 0,7. Namun terdapat
beberapa indikator yang memiliki nilai outer loading < 0,7 dan nilai
outer loading yang berada di antara 0,5 hingga 0,7 sehingga masih dapat
diterima apabila nilai dari Average Variance Extracted (AVE) dan
Composite Reliability sudah sesuai atau sudah mencapai standar (Hair et
al., 2019).

Tabel 4.8 Hasil Outer Loading

Item Nilai Keterangan


Outer
Loading
Attribut AP1 0.800 Valid
produk AP6 0.691 Valid
AP7 0.808 Valid
AP8 0.836 Valid
AP9 0.891 Valid
Gaya GH2 0.757 Valid
hidup GH3 0.744 Valid
GH4 0.732 Valid
GH5 0.757 Valid
GH6 0.758 Valid
keputusan KP1 0.727 Valid
pembelian KP5 0.592 Valid
KP2 0.791 Valid
KP3 0.778 Valid
KP4 0.765 Valid
KP5 0.856 Valid
KP6 0.671 Valid
KP8 0.726 Valid
Sumber: Output SmatPLS 3.2.9 diolah, 2023

Hasil uji di bawah ini menunjukan bahwa masing-masing


indikator variabel memiliki nilai outer loading > 0,7. Namun terdapat
beberapa indikator yang memiliki nilai outer loading < 0,7 dan nilai
outer loading yang berada di antara 0,5 hingga 0,7 sehingga masih
dapat diterima apabila nilai dari Average Variance Extracted (AVE)
dan Composite Reliability sudah sesuai atau sudah mencapai standar
(Hair et al., 2019). Hasil pengolahan data adalah sebagai berikut:

Tabel di bawah menunjukan hasil Average Variance Extracted


(AVE) pada variabel Attribut Produk, Gaya Hidup , Keputusan
pembelianadalah >0,5 sehingga berdasarkan hasil di atas maka
variabel dalam penelitian ini dianggap valid. Dan dapat dijelaskan
sebagai berikut:

a. Attribut produk diukur dengan menggunakan Attribut Produk,


Semua loading factor diatas >0.5 dan >0,7 dan AVE >0,5
b. Gaya Hidup diukur dengan menggunakan Gaya Hidup , loading
factor >0,7 dan terdapat Semua loading factor diatas >0.5 dan
>0,7 dan AVE >0,5
c. Keputusan Keputusan diukur dengan menggunakan item
Keputusan Pembelian menghasilkan Semua loading factor diatas
>0.5 dan >0,7 dan AVE >0,5
Sehingga berdasarkan hasil faktor loading diatas maka dapat
disimpulkan bahwa konstruk mempunyai validitas konvergen yang
baik dan variabel dalam penelitian ini dianggap valid.
Tabel 4.9 Hasil Average Variance Extracted

Variabel Average Variance Extracted


(AVE)
Attribut produk 0.551
Gaya hidup 0.562
Keputusan pembelian 0.653

Sumber: Output SmatPLS 3.2.9 diolah, 2023

1. Validitas Diskriminan
Pengujian validitas diskriminan dilakukan untuk
membuktikan apakah indikator pada suatu konstruk akan
mempunyai loading factor terbesar pada konstruk yang dibentuknya
dari pada loading factor dengan konstruk yang lain. Dapat di lihat
cross loading pada tabel 4.10 berikut:

Berdasarkan Tabel 4.10 di bawah ini, dapat dilihat bahwa


nilai cross-loading yang dimiliki oleh variabel dalam penelitian ini
secara keseluruhan lebih besar dari pada nilai korelasi antara
variabel satu dengan variabel lainnya. Tabel tersebut menunjukkan
bahwa indikator-indikator Attribut produk memiliki nilai loading
factor yang lebih tinggi daripada loading factor dengan konstruk
yang lain. Hal serupa juga tampak pada indikator Attribut Produk .
Kesiapan Untuk Berubah dan Komitmen organisasi. Dengan
demikian, konstruk laten memprediksi indikator pada blok mereka
lebih baik dibandingkan dengan indikator di blok yang lain.
Selanjutnya uji validitas diskriminan juga dapat dilihat dengan
membandingkan masing-masing akar kuadrat AVE terhadap nilai
korelasi antar konstruk. Jika nilai akar kuadrat AVE lebih tinggi
dibandingkan nilai korelasi antar konstruk, maka dinyatakan
memenuhi validitas diskriminan.

Tabel 4.10 Hasil Cross Loading

Item Attribut Gaya Keputusan


produk_ Hidup_ pembelian_
AP10 0.538 0.068 0.800
AP6 0.347 0.281 0.691
AP7 0.430 0.172 0.808
AP8 0.452 0.176 0.836
AP9 0.464 0.231 0.891
GH2 0.379 0.757 0.257
GH3 0.197 0.744 0.148
GH4 0.219 0.732 0.194
GH5 0.228 0.757 0.105
GH6 0.230 0.758 0.075
GH1 0.727 0.308 0.437
GH15 0.592 0.108 0.516
GH1 2 0.791 0.240 0.426
KP3 0.778 0.333 0.425
KP4 0.765 0.226 0.341
KP5 0.856 0.284 0.397
Item Attribut Gaya Keputusan
produk_ Hidup_ pembelian_
KP6 0.671 0.374 0.352
KP1 0.726 0.208 0.374
Sumber: Output SmatPLS 3.2.9 diolah, 2023

Hasil output data dapat dilihat dari Fornell-Larcker


Criterion sebagai berikut:

Pada tabel 4.11 fornell larcker criterion dapat di jelaskan


bahwa nilai pada variabel Attribut produk terhadap Attribut produk
yakni 0.742, Attribut produk terhadap Gaya hidup yakni 0.356,
Attribut produk terhadap Keputusan pembelian 0.557, Gaya hidup
terhadap Gaya hidup itu sendiri yakni 0.750, Gaya hidup terhadap
Keputusan pembelian 0.225, Keputusan pembelian terhadap
Keputusan pembelian itu sendiri yakni 0.80. Tampak bahwa
masing-masing indikator pernyataan mempunyai nilai akar kuadrat
AVE tertinggi pada konstruk laten yang diuji dari pada konstruk
laten lainnya, artinya bahwa setiap indikator pernyataan mampu
diprediksi dengan baik oleh masing-masing konstruk laten.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa model valid karena telah
memenuhi validitas diskriminan.

Tabel 4.11 Hasil Fornell-Larcker Criterion

Ket kepemimpinan Kesiapan komitmen


Transformasional_ Untuk organisasi_
Berubah_
Attribut produk_ 0.742
Gaya Hidup_ 0.356 0.750
Keputusan 0.557 0.225 0.808
pembelian_
Sumber: Output SmatPLS 3.2.9 diolah, 2023

Selanjutnya validitas diskriminan dapat dilihat dari hasil


Heterotrait-Monotrait Ratio (HTMT) yaitu sebagai berikut:
Berdasarkan Tabel 4.12 uji validitas diskriminan dengan
Heterotrait-Monotrait Ratio (HTMT) menunjukan semua nilainya
<0.90 sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel dalam
penelitian ini sudah memenuhi kriteria yang harus dipenuhi dari
validitas diskriminan.

Tabel 4.12 Hasil Heterotrait-Monotrait Ratio (HTMT)

Keterangan Attribut Gaya Keputusan


produk_ hidup_ pembelian_

AttributbProduk_
Gaya Hidup_ 0.390
Keputusan pembelian_ 0.630 0.259

Sumber: Output SmatPLS 3.2.9 diolah, 2023

G. Hasil Uji Reliabilitas


Disamping uji validitas konstruk, dilakukan juga uji reliabilitas
konstruk yang diukur dengan composite reliability dan cronbach’s alpha
dari blok indikator yang mengukur konstruk. Uji reabilitas dilakukan untuk
mencari tahu tingkat konsistensi, kepercayaan, kestabilan atau keterandalan
dari hasil suatu pengukuran. Nilai reliabilitas yang umumnya diterima
untuk penelitian exploratory yaitu 0,7 baik untuk cronbach’s alpha ataupun
composite reliability. Berikut ini adalah hasil pengujian composite
reliability dan cronbach‟s alpha dari Smart PLS:
Berdasarkan tabel di bawah ini, nilai dari cronbach’s Attribut
produk cronbach‟s Alpha 0,881 dengan Conposite Reability 0,907, Gaya
Hidup 0,812 dan 0.865 dan Keputusan pembelian cronbach‟s Alpha 0,865
dan Composite Reability 0,903 Sehingga semua variabel sudah sesuai dan
mencapai standar yang telah ditetapkan yaitu > 0,7. Dan dapat disimpulkan
variabel yang digunakan dalam penelitian ini telah reliabel.

Tabel 4.13 Hasil Uji Reliabilitas


Keterangan Cronbach's Composite Keterangan
Alpha Reliability
Attribut produk_ 0.881 0.907 Relaibel
Gaya Hidup _ 0.812 0.865 Reliabel
Keputusan pembelian_ 0.865 0.903 Reliabel
Sumber: Output SmatPLS 3.2.9 diolah, 2022

H. Analisis Model Struktural (Inner Model)


Pengukuran model struktural (inner model) dilakukan dengan cara
melakukan pengujian terhadap pengaruh antara satu variabel dengan
variabel lainnya. Inner model dapat dievaluasi dengan melihat R-square
(R2) untuk konstrak dependen dan Q-Square (Q2) untuk mengukur seberapa
baik nilai observasi dihasilkan oleh model dan nilai t-statistik dari
pengujian koefisien jalur (path coefficient). Nilai path coefficients
menunjukkan tingkat signifikansi dalam pengujian hipotesis.

1. R-Square
Nilai R-Square digunakan untuk mengukur kriteria kualitas
model atau goodness of fit model sekaligus juga sebagai koefisien
determinasi (KD) yang menunjukan besaran pengaruh variabel
laten eksogen terhadap variabel laten endogen yang telah diuji
dalam penelitian ini. Kriteria R square adalah bahwa nilai R Square
sebesar 0,75, 0,50, dan 0,25 menunjukkan bahwa model kuat,
moderat, dan lemah. Selanjutnya hasil R Square pada penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Berdasarkan hasil analisis koefisien determinasi pada tabel 4.15
diatas dapat dilihat nilai R-Square untuk variabel Kesipan
perubahan R-Square 0,128 dan R Square Adjusted 0,115. Sedangan
komitmen organisasi R- Square 0,310 dan R-Square Adjusted 0,305.
Maka dapat dijelaskan bahwa semua konstruk eksogen secara
serentak mempengaruhi Y sebesar 0,128 atau 12.8% atau mampu
menjelaskan variabel konstruk sebesar 12.8%. Selanjutnya nilai R-
Square untuk variabel Keputusan pembelian konstruk eksogen
secara serentak mempengaruhi Y sebesar 0,310 atau 3.1% atau
mampu menjelaskan variabel konstruk sebesar 3.1%.

Tabel 4.15 Hasil Uji R-Square


Ket R R Square
Square Adjusted
Gaya Hidup _ 0.128 0.115
Keputusan pembelian_ 0.310 0.305

Sumber: Output SmatPLS 3.2.9 diolah, 2023

2. Predictive Relevance (Blindfolding)


Predictive relevance merupakan suatu uji yang dilakukan dalam
menunjukkan seberapa baik nilai observasi yang dihasilkan dengan
menggunakan prosedur blindfolding dengan melihat pada nilai Q
square. Jika nilai Q square > 0 maka dapat dikatakan model memiliki
predictive relevance, sedangkan jika nilai Q square < 0 maka dapat
dinyatakan bahwa model kurang memiliki predictive relevance. Berikut
Tabel 4.18 yang memperlihatkan hasil uji predictive relevance sebagai
hasil dari kalkulasi Blindfolding menggunakan aplikasi SEM berupa
SmartPLS 3.2.9
Berdasarkan hasil uji Predictive Relevance (Blindfolding) yang
tercantum dalam Tabel 4.16 , dapat disimpulkan bahwa nilai Q Square
yang dihasilkan lebih besar dari >0 yaitu sebesar 0.054 untuk
kompetensi 0,191 sehingga dapat dikatakan dapat dikatakan model
memiliki predictive relevance .
Tabel 4.16 Hasil Blindfolding (Q2)
Ket SSO SSE Q² (=1-
SSE/SSO)

Attribut produk_ 1.096.000 1.096.000


Gaya Hidup _ 685.000 648.151 0.054
Keputusan pembelian_ 685.000 553.894 0.191

Sumber: Output SmatPLS 3.2.9 diolah, 2023


3. Pengujian Hipotesis
Pengujian Hipotesis dilakukan berdasarkan hasil pengujian Inner
Model (model struktural) yang meliputi output R-square, koefisien
parameter dan t-statistik. Untuk melihat apakah suatu hipotesis itu dapat
diterima atau ditolak diantaranya dengan memperhatikan nilai
signifikansi antar konstrak, t-statistik, dan P-values. Pengujian hipotesis
penelitian ini dilakukan dengan bantuan software SmartPLS (Partial
Least Square) 3.2.9. Nilai-nilai tersebut dapat dilihat dari hasil
bootstrapping. Rules of thumb yang digunakan pada penelitian ini
adalah t-statistik >1,96 dengan tingkat signifikansi p-value 0,05 (5%)
dan koefisien beta bernilai positif. Nilai pengujian hipotesis penelitian
ini dapat ditunjukan pada Tabel 4.18 dan untuk hasil model penelitian
ini dapat digambarkan seperti tampak pada Gambar 4.2:
Gambar 4.2 Hasil Model Penelitian

Sumber: Output SmatPLS 3.2.9 diolah, 2023


Berdasarkan hasil pengujian path analisis di bawah
dapat diperolah sebagai berikut :
Hipotesis pertama menguji apakah Attribut produk berpengaruh
positif dan signifikan terhadap Keputusan pembelian. Hasil pengujian
menunjukkan nilai t-statistik yaitu sebesar 3,106 dan p-value 0,002.
Dari hasil ini dinyatakan t-statistik signifikan. Karena t-statistik lebih
besar dari t-tabel >1,96 dengan p-value <0,05 sehingga hipotesis
pertama di dukung. Hal tersebut membuktikan bahwa Attribut produk
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kesiapan Untuk Berubah.
Hipotesis kedua menguji apakah Gaya Hidup terhadap
Keputusan Pembelian berpengaruh positif dan signifikan. Hasil
pengujian menunjukkan nilai t-statistik yaitu sebesar 8.158dan p-value
0,000. Dari hasil ini dinyatakan t-statistik signifikan. karena t-statistik
lebih besar dari t-tabel >1,96 dengan p-value <0,05 sehingga hipotesis
kedua di dukung..
Hipotesis ketiga menguji apakah Attribut produk dan gaya hidup
positif dan signifikan terhadap Keputusan pembelian Secara Simultan .
Hasil pengujian menunjukkan nilai t-statistik yaitu sebesar 3.339 dan
p-value 0,000. Dari hasil ini dinyatakan t-statistik positif signifikan.
karena t-statistik lebih besar dari t-tabel >1,96 dengan p-value <0,05
sehingga hipotesis ketiga di dukung. Hal tersebut membuktikan bahwa
Attribut produk dan Gaya hidup dan signifikan terhadap Keputusan
pembelian.

Tabel 4.17 Hasil Path Coefficients

Ket Original Sample Standard T Statistics P


Sample Mean Deviation (|O/STDEV|) Values
(O) (M) (STDEV)
Attribut produk -> Keputusan 0.335 0.363 0.108 3.106 0.002
pembelian_
Attribut Produk_ -> 0.557 0.564 0.068 8.158 0.000
Keputusan pembelian_
Keputusan pembelian_ -> 0.038 0.038 0.112 3.339 0.000
Gaya Hidup dan Attribut
produk_

Sumber: Output SmatPLS 3.2.9 diolah, 2023

Pada bagian ini akan menjelaskan hasil analisis penelitian. Tujuan


dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan
transformasional terhadap Kesiapan Untuk Berubah, Penelitian ini
menggunakan dua dimensi, yaitu Attribut Produk, Gaya Hidup dan
terhadap Keputusan pembelian. Sebanyak empat hipotesis
dikembangkan dan diuji dengan metode Structural Equation Modeling
(SEM) dan di bantu dengan software SmartPLS, hasil penelitian ini
menunjukan sebagai berikut:
Hipotesis pertama menguji apakah Attribut produk berpengaruh
positif dan signifikan terhadap Gaya Hidup. Hasil pengujian
menunjukkan nilai t-statistik yaitu sebesar 3,106 dan p-value 0,002.
Dari hasil ini dinyatakan t-statistik signifikan. Karena t-statistik lebih
besar dari t-tabel >1,96 dengan p-value <0,05 sehingga hipotesis
pertama di dukung. Hal tersebut membuktikan bahwa Attribut produk
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Gaya Hidup .dapat
dikatakan bahwa jika Gaya Hidup Memengaruhi attribut samrtphone
yg akan dipakai.20, dalam pengujuan hipotesis pertama ini dapat di lihat
dari hasil peneltian bahwa hipotesis pertama dan hasil pada hipotesis
pertama mendukung, semakin bagi attribut produk nya maka akan
meningkatkan variabel dependent Keputusan pembelian.. Untuk
Attribut produk dari hasil peneltian yang telah di teliti oleh peneliti
yakni positif dan siqnifikan semakin meningkat Attribut produk pada
HP Xiaomi maka akan meningkatkan Keputusan pembelian pada
Xiaomi Store.

Hipotesis kedua menguji apakah Gaya Hidup terhadap Keputusan


pembelian berpengaruh positif dan signifikan. Hasil pengujian
menunjukkan nilai t-statistik yaitu sebesar 8.158dan p-value 0,000.
Dari hasil ini dinyatakan t-statistik signifikan. karena t-statistik lebih
besar dari t-tabel >1,96 dengan p-value <0,05 sehingga hipotesis kedua
di dukung. Dapat di katakan jika Biaya gaya hidup memengaruhi dalam
peningkatan Keputusan Pembelian pada Xiaomi Store. Peter Khaola
(2020)

20
A. Zafer Acar, „Organizational Culture, Leadership Styles and Organizational Commitment in
Turkish Logistics Industry‟, Procedia - Social and Behavioral Sciences, 58 (2012), 217–26
<https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2012.09.995>.
Dalam pengujian yang kedua ini hipotesis dan hasil peneltian yang
telah di teliti mendukung, di karenakan jika Gaya Hidup meningkat
maka akan meningkatkan keputusan pembelian Smartphone Xiaomi di
Xiaomi store, dapat di lihat dari hasil peneltian yakni Positif dan
siqnifikan secara langsung Gaya hidup adalah salah satu tolak ukur
para konsumen dalam membeli Smartphone yang diinginkan nya.

Hipotesis ketiga menguji apakah Attribut produk dan gua hidup


positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian . Hasil pengujian
menunjukkan nilai t-statistik yaitu sebesar 3.339 dan p-value 0,000.
Dari hasil ini dinyatakan t-statistik positif signifikan. karena t-statistik
lebih besar dari t-tabel >1,96 dengan p-value <0,05 sehingga hipotesis
ketiga di dukung. Hal tersebut membuktikan bahwa Kedua variabel
indera tersebut berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan
pembelian. Dapat dikatakan bahwa jika Keputusan pembelian
meningkat maka akan meningkatkan Keputusan pembelian dan Gaya
hidup konsumen Xiaomi Store . Firras Alsoleihat (2018), dalam
pengujian pada hipotesi ketiga ni dapat dilihat dari hasil pengujian
yakni Positif dan Siqnifikan dapat di lihat dari hasil penelitian semakin
meningkat Keputusan pembelian para konsumen di Xiaomi store maka
akan meningkatkan biaya hidup dan attribut yg diperlukan nya .
BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan
pada bab sebelumnya, maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai
berikut.
1. Secara parsial Attribut Produk berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan pembelian konsumen Smartphones produk
Xiaomi. Xiaomi store di Kecamatan Jati Agung.
2. Secara parsial Gaya hidup berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan pembelian konsumen Smartphones produk
Xiaomi. Xiaomi store di Kecamatan Jati Agung.
3. Secara simultan variabel-variabel independen yaitu Attribut produk
(X1) dan kesadaran halal (X2) secara simultan atau bersama-sama
berpengaruh terhadap variabel dependen keputusan pembelian
konsumen Smartphones produk Xiaomi. Xiaomi store di
Kecamatan Jati Agung.
B. Saran

Saran yang diberikan setelah dilakukan penelitian ini sebagai


berikut.

1. Bagi peneliti selanjutnya, Diharapkan agar dapat menambah


variabel dan juga jumlah responden agar lebih dapat mencapkup
tujuan penelitian.
2. Bagi konsumen, diharapkan agar tidak hanya memperhatikan Gaya
hidup dan attribut produk saja dalam melakukan keputusan
pembelian. Harus memperhatikanmu kondisi dan keadaan juga agar
mendapatkan manfaat dari produk tersebut.
3. Bagi pelaku usaha, untuk menyadari bahwa pentingnya Attribut
produk dan Gaya hidup konsumen pada produk yang dibuatnya
guna memberikan kepastian dan perlindungan terhadap konsumen
yang mengkonsumsinya serta meningkatkan daya jual produk di
pasaran. Selain itu penulis juga berharap agar pelaku usaha tetap
konsisten menjaga kualitas produk nya
DAFTAR PUSTAKA

Abarca, Roberto Maldonado, ‘Pengertian Keputusan Pembelian’, Nuevos Sistemas


de Comunicación e Información, 2021, 2013–15

Acar, A. Zafer, ‘Organizational Culture, Leadership Styles and Organizational


Commitment in Turkish Logistics Industry’, Procedia - Social and Behavioral
Sciences, 58 (2012), 217–26 <https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2012.09.995>

Danny, Tritjahjo, ‘Identifikasi Masalah Dan Tujuan MAsalah’, Jurnal Metode


Penelitian, 2 (2014), 15–30

Dylan Trotsek, ‘Batasan Masalah Pembahasan’, Journal of Chemical Information


and Modeling, 110.9 (2017), 1689–99

Hair, Joseph F, William C Black, Barry J Babin, and Rolph E Anderson, Multivariate
Data Analysis, 2019

Irwan Sad, R, and Iswandi Sukartaatmadja, ‘Pengaruh Atribut Produk Herbal R


Irwan Sad Dan Iswandi Sukartaatmadja’, 1.3, 255–62

Jordan, ‘Anonim’, Journal of Chemical Information and Modeling, 53.9 (2013),


1689–99

Noor, Fazrian, ‘Analisa Penguunaan Smartphone Dalam Pertemanan Di SMA


Negeri 4 Palangkaraya’, Teori Komunikasi, 2.6 (2018), 13–34

Pradana, Mahir, and Avian Reventiary, ‘PENGARUH ATRIBUT PRODUK TERHADAP


KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPATU MEREK CUSTOMADE (STUDI Di MEREK
DAGANG CUSTOMADE INDONESIA)’, Jurnal Manajemen, 6.1 (2016), 1–10
<https://doi.org/10.26460/jm.v6i1.196>

Rasoolimanesh, S.Mostafa, Siamak Seyfi, Raymond Rastegar, and C.Michael Hall,


‘Destination Image during the COVID-19 Pandemic and Future Travel
Behavior: The Moderating Role of Past Experience’, Journal of Destination
Marketing & Management, 21.February (2021), 100620
<https://doi.org/10.1016/j.jdmm.2021.100620>

Saladin, Djaslim 2004, Manajemen Pemasaran, Pelaksanaan dan pengendalian


(teori aplikasi dan tanya jawab), PT.Linda Karya. Bandung
Kotler, Philip. 2003. Manajemen Pemasaran. Jilid 1. Edisi11. Alih Bahasa: Drs.
Benjamin Molan. PT. Indeks Kompleks Gramedia , Jakarta.

Kotler,Philip ., Gary Amstrong, Dasar-Dasar Pemasaran, dialih bahasakan oleh :


Alexander Sindoro, Edisi Milenium, Jilid kesatu, Jakarta : PT.Indeks, 2004

Kotler. 2002. Manajemen Pemasaran, Edisi Millenium1. Perhalindo, Jakarta


Kotler. Philip & C.Keller, Marketing Management (terjemahan Benyamin
Molan), (New York : Pearson, 2006)

Lamb, Hair and Mc Daniel 2001. Pemasaran Buku 1. Edisi Bahasa Indonesia.
Salemba Empat.

Mowen, johan., Perilaku Konsumen, jilid kesatu, Edisi kelima, Jakarta Erlangga,
2002. Mursidi. 2003. Dasar-dasar Manajemen. Gadjahmada. Uneversity
Press, Yogyakarta. Nurendah, Yulia dan Mumuh Mulyana, 2013. Analisis
Pengaruh Kualitas Pelayanan Perpustakaan terhadap Kepuasan dan
Hubungannya dengan Loyalitas Mahasiswa. Jurnal Ilmiah Manajemen
Kesatuan, Volume 1 Nomor 1 April 2013. LPPM STIE Kesatuan Bogor.

Tjiptono, Fandi. 2001. Strategi Pemasaran, edisi Ke-2, Cetakan Ke-5. Andi,
Yogyakarta

Saputra, Rico dan Samuel Hantae. 2013. Analisis Pengaruh Motivasi, Persepsi dan
Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Daihatsu Xenia di Sidoarjo.
Jurnal Manajemen Pemasaran. Vol. 1, No. 1

Setyawan, Agus Eko. 2012. Pengaruh Atribut Produk Terhadap Keputusan


Pembelian. Skripsi.

Subagio, Risad Aditiawan. 2015. Pengaruh Atribut Produk Terhadap Keputusan


Pembelian. Skripsi

Devi K., Anastasia, Hari Susanta N, Reni Shinta Dewi.(2014).Pengaruh Citra Merk,
Harga, dan Gaya Hidup terhadap Keputusan Pembelian Produk Imitasi (Studi
Kasus Pembelian Tas Imitasi Louis Vuitton pada Mahasiswa Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro).

Muliati, Annisa Nur Rahma, and Sri Suryoko, ‘Pengaruh Atribut Produk, Word of
Mouth, Dan Gaya Hidup Terhadap Keputusan Pembelian” (Studi
Kasus Pembelian Re:On Comics Pada Anggota Reonites)’, 2017

Arifiana, Windya Eka, Srikandi Kumadji, and Dahlan Fanani, ‘Pengaruh Atribut
Produk Terhadap Keputusan Pembelian (Survei Pada Ibu Rumah Tangga
Perumahan Bumi Asri Sengkaling, RW 05, Desa Mulyoagung, Kecamatan
Dau, Kabupaten Malang Pembeli Deterjen Rinso)’, Jurnal Administrasi Bisnis,
14.1 (2017), 1–12

Pangestu, Suci Dwi, and Sri Suryoko, ‘Pengaruh Gaya Hidup (Lifestyle) Dan Harga
Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus Pada Pelanggan Peacockoffie
Semarang)’, Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis, 5.4 (2016), 519–30

Pratiwi, Adhianti Laras, ‘Pengaruh Gaya Hidup, Citra Merek, Dan Atribut Produk,
Terhadap Keputusan Pembelian Hijab Zoya Di Jakarta Selatan’, Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
2017, 154

Anda mungkin juga menyukai