Anda di halaman 1dari 47

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Kota Bandung merupakan salah satu kota besar di Indonesia yang merupakan
salah satu kota dengan perkembangan yang sangat pesat dibanding kota-kota lainnya.
Kelebihan kota Bandung dibandingkan dengan kota-kota lainnya adalah banyak
memiliki potensi yang sekaligus menjadi identitas kota, salah satunya adalah kawasan
sentra alas kaki Cibaduyut.
Cibaduyut merupakan sebuah ruas jalan panjang yang berada di dekat
terminal Leuwi Panjang yang tekenal sebagai sentra pembuatan dan penjualan sepatu.
Disepanjang jalan Cibaduyut banyak terdapat toko yang memajang, menjual dan
melayan pemesanan sepatu.
Kawasan sentra alas kaki Cibaduyut adalah nama tempat di Bandung yang
sangat terkenal dengan produk kerajinan kulit yaitu alas kaki/sepatu. Cibaduyut
merupakan sebuah ruas jalan panjang yang berada di dekat terminal Leuwi Panjang
yang tekenal sebagai sentra pembuatan dan penjualan sepatu. Sentra industri sepatu
Cibaduyut sudah terbentuk sejak tahun 1920 yang dirintis oleh beberapa warga
setempat. Produk Cibaduyut tak hanya dikenal di Bandung saja namun sangat
terkenal sampai ke luar kota, karena produk sepatu Cibaduyut memiliki kualitas yang
bagus dengan harga terjangkau. Kualitas produk sepatu Cibaduyut tak kalah dengan
produk impor. bahkan biasanya distributor membuat sepatu di kawasan Cibaduyut
dengan memasangkan merek toko masing-masing lalu di jual ke masyarakat umum.
Salah satu upaya yang dijalankan oleh IKM sentra alas kaki Cibaduyut untuk
memperluas jaringan pemasaran yaitu dengan menjalin kerjasama dengan para
distributor. Strategi lain yang dijalankan oleh para pengrajin alas kaki di Sentra
Industri Sepatu Cibaduyut adalah membuat dan menyebarkan brosur secara langsung
sebagai media promosi untuk menarik minat konsumen. Strategi penyebaran brosur
ini biasanya dilakukan dalam rangka memperluas pemasaran dengan mengikuti acara
pameran.
Kawasan Cibaduyut berkembang menjadi objek wisata belanja . Kawasan
Cibaduyut tidak hanya menawarkan produk-produk kulit saja melainkan banyak
toko- toko di kawsan Cibaduyut yang menawarkan aneka pakaian. Dan disana kita
bisa mencocokan pakaiannya agar terlihat serasi.
Pada era reformasi terbentuk otonomi daerah pada tahun 2001, maka Kanwil
Departemen Perindustrian dan Perdangan Provinsi Jawa Barat beserta asetnya
diserahkan kepada kewenangan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat termasuk di
dalamnya Unit Pelayanan Teknik (UPT) Barang Barang Kulit Cibaduyut (Peraturan
Daerah Nomor 5 Tahun 2002 Nomor 9 Seri D, berubah menjadi Dinas Perindustrian
dan Perdagangan Jawa Barat Nomor 33 tahun 2003 tentang Pembentukan Instalasi
Unit Pelaksana Tekniks Dinas pada Dinas Perindustran dan Perdangan Provinsi Jawa
Barat, maka Unit Pelayanan Teknis (UPT) Barang-barang Kulit Cibaduyut berubah
namanya menjadi Instalasi Pengembangan Industri Kecil Menengah Persepatuan.
Kewenangan dan tanggung jawabnya diserahkan kepada Pemerintah Provinsi Jawa
Barat, pelaksanannya melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa
Barat.

Tabel 1.1 Perkembangan pertumbuhan Industri Pendukung


Namun, seiring dengan perkembangan setelah otonomi daerah, UPT
kemudian tidak dikelola dengan baik. Beberapa diantaranya disebabkan karena para
pegawai yang sebelumnya mengelola UPT dipindahkan baik ke kota Bandung atau
kabupaten Bandung maupun ke provinsi. Selain itu, para pengelola yang memiliki
keahlian turut menghilang. Dengan keadaan tersebut, UPT menjadi tidak berfungsi
selama beberapa tahun.
Penjualan Sepatu produk Cibaduyut mengalami penurunan dikarenakan para
distributor mengikuti trent market masyarakat umum, yang dimana masyarakat
umum lebih menyukai sepatu dengan merek asing yang terdengar lebih bergaya dan
lebih terkenal sehingga tidak ketinggalan zaman di bandingkan dengan produk dalam
negeri dengan merek tak begitu dikenal. Dan sepatu produk impor lebih murah dan
lebih bermacam-macam bentuknya dan modelnya dibandingkan dengan sepatu
buatan Cibaduyut. Sehingga para distributor mengurangi pemesanan pembuatan
sepatu di Cibaduyut.


Gambar 1.1 Grafik data penjualan
(Sumber : Instansi Pengembangan IKM Persepatuan Cibaduyut)

Dari gambar 1.1 diatas terlihat dengan jelas pada tahun 2010 produk sepatu
Cibaduyut mengalami penurunan. Dimana penjualan pada tahun 2009 Rp
413.736.608 dan menurun pada tahun 2010 Rp 281.494.643 penurunannya sekitar
30%.





Tabel 1.2 Data potensi sentra sepatu Cibaduyut Bandung
Tahun Nilai Investasi Kapasitas Produksi Per Tahun Jumlah Tenaga Kerja
2007 23,720,675,000 4,046,700 3556
2008 23,970,675,000 4,092,300 3594
2009 20,064,448,000 3,425,424 3309
2010 19,004,956,000 3,114,022 3008
2011 5,109,900,000 1,860,000 1542

(Sumber : Dinas Koperasi, UKM, dan Perindag Kota Bandung)

Dapat dilihat data potensi nilai investasi, kapasitas produksi, dan jumlah
tenaga kerja semakin merosot dari tahun ke tahunnya. Penurunan yang signifikan dari
tahun 2010 dilihat dari nilai investasi sebesar Rp. 19.004.956.000, kapasitas produksi
per tahun 3.114.022 unit, dan jumlah tenaga kerja 3008 orang menjadi Rp.
5.109.900.000 nilai investasinya, kapasitas produksi 1.860.000 unit, jumlah tenaga
kerja 1542 orang. Penurunan nilai investasi sekitar 75%, kapasitas produksi pertahun
sekitar 60%, dan jumlah tenaga kerja sekitar 50% penurunan potensi dari tahun 2010
ke 2011 di sentra alas kaki Cibaduyut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi berkurangnya jumlah IKM dan produksi di
sentra alas kaki cibaduyut antara lain :
Bahan Baku
Bahan baku juga menjadi salah satu masalah utama, dengan tidak
terkontrolnya bahan baku menjadikan bahan baku seringkali menigkat harganya
sehingga tidak terjangkau oleh pelaku industri IKM di sentra alas kaki Cibaduyut.
Sebagian pelaku IKM alas kaki di Cibaduyut dalam menjalakan usahanya melakukan
sistem order, sehingga ketika harga bahan baku mahal, banyak para pelaku tersebut
yang memutuskan untuk tidak menerima order, sehingga ketika harga bahan baku
mahal, banyak para pelaku tersebut yang memutuskan untuk tidak menerima order
dan menghentikan produsi sementara sampai harga bahan baku turun kembali.
Kendala lainnnya dari bahan baku adalah masalah bahan baku, sol yang tidak standar
dari produksi pabrikan, permasalahan bahan baku adalah kulit lokal yang terus
mengalami kenaikan harga dan kulit impor yang harga kurang terjangkau, sehingga
para pelaku IKM alas kaki menseleksi bahan baku tersebut sebatas kemampuan daya
belinya.

Sumber Daya Manusia (SDM)
Masalah sumber daya manusia ditandai dengan jumlah pengerajin alas kaki
yang terbatas dan kurang professional dimana masalah akan muncul jika tidak ada
order yang diproduksi dan begitu pula sebaliknya dlama hal ini pengelolaan SDM
yang baik sangat diperlukan. Masalah SDM juga berkaitan dengan pola piker para
pelaku IKM alas kaki yang cenderung masih sempit dan mengalami kesulitan dalam
hal pencatatan harga produksi dimana tidak semua pelaku alas kaki di Cibaduyut
telah menguasai ilmu pencatatan atau akuntansi sehingga pelatihan mengenai ini
sangat dibutuhkan.

Persaingan yang ketat dan tidak sehat
Pada industri alas kaki di Cibaduyut, persaingan usaha terjadi secara ketat
dan cenderung menujut kearah yang tidak sehat. Hal ini ditandai dengan adanya
kompetisi dalam menghasilkan desai yang disebabkan karena terjadinya peniruan
desain sehingga tidak adanya variasi produk (produk yang dijual hampir sama) yang
diikuti dengan penurunan kualitas produk sehingga para pelaku IKM alas kak
cenderung bersikap saling menjatuhkan harga. Sikap tersebut terkadang dimanfaatkan
oleh pihak toko yang mengambil keuntungan dari kesulitan para pelaku alas kaki di
Cibaduyut sehingga akan semakin mempersulit keadaan pelau IKM tersebut dalam
menhadapi persaingan usahanya.
Infrastrukstur
Permasalahan lain yang diahadapi oleh para pelaku IKM alas kaku di
Cibaduyut adalah sarana lalu lintas yang sering macet, sehingga dalam hal ini akan
sangat berkaitan dengan masalah infrastruktur. Ketidaklancaran akses lalu lintas
menuju cibaduyut akan berdampak pada kurangnya jumlah pengunjung yang dating
ke Cibaduyut sehingga para pelaku IKM alas kaku kehilangan konsumennya.
Selain itu permasalahan yang ada di sentra industri Cibaduyut yaitu
keterbatasan modal, hal ini menyebabkan kesulitan untuk meningkatkan kapasitas
produksi sehingga tidak dapat memenuhi permintaan. Keterbatasan modal ini tidak
hanya berpengaruh pada peningkatan kapasitas produksi, tetapi juga bisa
mempengaruhi kualitas.
Dan pada awal tahun 2010 pemerintah menerapkan kebijakan dengan
memberlakukannya persetujuan pedagang bebas ASEAN Cina/ ASEAN-China Free
Trade Agreement (ACFTA) , hingga banyak produk-produk yang masuk ke
Indonesia, salah satunya termasuk produk sepatu sehingga menjadi ancaman bagi
industri industri di Indonesia. Dan Sepatu produk impor dibuat oleh mesin mesin
pabrikan sehingga bisa memproduksi sepatu lebih banyak, dibandingkan dengan
sepatu Cibaduyut yang dibuat secara Handmade.
Untuk mempertahankan produk sepatu Cibaduyut harus melakukan promosi
yang diimbangi dengan pemberian informasi yang baik mengenai produk sepatu
Cibaduyut agar mendapatkan informasi tentang keunggulan produk sepatu
Cibaduyut. Sehingga konsumen dapat mempercayai kualitas sepatu buatan dalam
negeri.

1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana mengembangkan potensi yang ada di IKM agar lebih
berkembang?
2. Bagaimana menentukan strategi atau langkah - langkah kedepannya untuk
sentra IKM di Cibaduyut ?
3. Bagaimana menilai suatu sentra IKM yang ada di Kelurahan Kebon Lega?




1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui potensi yang ada pada IKM dengan cara melakukan survei
langsung.
2. Mampu menentukan strategi dan langkah langkah kedepannya untuk sentra
IKM di Cibaduyut.
3. Mengetahui cara penilaian untuk sebuah sentra IKM di Kelurahan Kebon
Lega.

1.4 Kegunaan Penelitian
Dengan dilaksanakannnya penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
sarana media informasi, dan strategi strategi yang dipakai bisa digunakan sebagai
acuan untuk sebuah pengambangan dalam ruang lingkup pemasaran, serta hasil
analisa yang didapat menjadi bahan rekomendasi untuk pihak Unit Pelayanan Teknis
Daerah ( UPTD ) yang ada di daerah Cibduyut

















BAB II
TINJAUAN LITERATUR

2.1 Tinjauan Literatur
2.1.1 Manajemen Pemasaran
Dr. Philip Kotler adalah S.C. Johnson & Son Distinguisher Professor
of International Marketing di Northwerstern University of Kellogg Graduate
School of Management in Chicago. Dia dipuji oleh Management Centre Europe
sebagai seorang yang paling ahli dalam strategic marketing di dunia.
Ia telah mengarang berbagai buku yang terkenal di bidang marketing:
Kotler on Marketing; Lateral Marketing; Strategic Marketing for Non-Profits;
Marketing for Healthcare Organizations; Marketing Professional Services;
Marketing From A to Z; The 10 Deadly Marketing Sins; Marketing Moves;
Marketing places; the Marketing of Nations; and Social Marketing. Philip Kotler
adalah seorang profesor International marketing di Kellog School of
Management, penulis buku teks manajemen pemasaran.
Dan dipilih sebagai guru manajemen nomor 4 oleh Financial Times
dan dijuluki sebagai ahli terbaik dalam hal praktek pemasaran strategis. 5
pelajaran dari Philip Kotler Philip Kotler pernah berkata,
"Saya pikir Anda adalah penulis satu buku (Manajemen Pemasaran)
dan 34 versi itu."Orang yang sudah disebut sebagai "mesias
pemasaran"tersenyum ketika ia ingat kejadian itu, tapi ada unsur kebenaran
dalam kutipan tersebut. Pemasaran telah mengalami perubahan laut dalam tiga
dekade sejak buku pertama Kotler's - sekarang dianggap sebagai Alkitab untuk
semua siswa pemasaran.
Pengertian Definisi Pemasaran - Pemasaran adalah salah satu
kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh perusahaan baik itu perusahaan barang
atau jasa dalam upaya untuk mempertahankan kelangsungan hidup usahanya. Hal
tersebut disebabkan karena pemasaran merupakan salah satu kegiatan
perusahaan, di mana secara langsung berhubungan dengan konsumen. Maka
kegiatan pemasaran dapat diartikan sebagai kegiatan manusia yang berlangsung
dalam kaitannya dengan pasar. Kotler (2001) mengemukakan definisi pemasaran
berarti bekerja dengan pasar sasaran untuk mewujudkan pertukaran yang
potensial dengan maksud memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.
Sehingga dapat dikatakan bahwa keberhasilan pemasaran merupakan kunci
kesuksesan dari suatu perusahaan.
Dari definisi tersebut di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
pemasaran merupakan usaha terpadu untuk menggabungkan rencana-rencana
strategis yang diarahkan kepada usaha pemuas kebutuhan dan keinginan
konsumen untuk memperoleh keuntungan yang diharapkan melalui proses
pertukaran atau transaksi. Kegiatan pemasaran perusahaan harus dapat
memberikan kepuasan kepada konsumen bila ingin mendapatkan tanggapan yang
baik dari konsumen. Perusahaan harus secara penuh tanggung jawab tentang
kepuasan produk yang ditawarkan tersebut. Dengan demikian, maka segala
aktivitas perusahaan, harusnya diarahkan untuk dapat memuaskan konsumen
yang pada akhirnya bertujuan untuk memperoleh laba.

A. KONSEP PEMASRAN
Pemasaran merupakan faktor penting untuk mencapai sukses bagi
perusahaan akan mengetahui adanya cara dan falsafah yang terlibat didalamnya.
Cara dan falsafah baru ini disebut konsep pemasaran (marketing concept).
Konsep pemasaran tersebut dibuat dengan menggunakan tiga faktor dasar yaitu:
1. Saluran perencanaan dan kegiatan perusahaan harus berorientasi
pada konsumen/pasar.
2. Volume penjualan yang menguntungkan harus menjadi tujuan
perusahaan, dan bukannya volume untuk kepentingan volume itu
sendiri.
3. Seluruh kegiatan pemasaran dalam perusahaan harus
dikoordinasikan dan diintegrasikan secara organisasi.

Tujuan utama konsep pemasaran adalah melayani konsumen dengan
mendapatkan sejumlah laba, atau dapat diartikan sebagai perbandingan antara
penghasilan dengan biaya yang layak. Ini berbeda dengan konsep penjualan yang
menitikberatkan pada keinginan perusahaan. Falsafah dalam pendekatan
penjualan adalah memproduksi sebuah pabrik, kemudian meyakinkan konsumen
agar bersedia membelinya. Sedangkan pendekatan konsep pemasaran
menghendaki agar manajemen menentukan keinginan konsumen terlebih dahulu,
setelah itu baru melakukan bagaimana caranya memuaskan.

B. MANAJEMEN PEMASARAN SEBAGAI SEBUAH ART DAN
SCIENCE
Manajemen pemasaran merupakan sebuah art dan science. Sebagai
sebuah art, manajemen pemasaran bersifat unik untuk setiap organisasi, sebagai
sebuah science, ada sebuah prosedur yang sudah baku dan bisa diikuti oleh setiap
organisasi. Bagaimana menurut Anda, menggabungkan art dan science dalam
mengembangkan strategi pemasaran yang baik.
Menurut Kotler dan Keller (2012, p.27) pemasaran adalah proses
sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang
mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara
bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain. Untuk
definisi manajerial, pemasaran sering digambarkan sebagai seni menjual
produk, tetapi orang heran mendengar bahwa bagian yang paling penting di
pemasaran adalah bukan penjualan. Penjualan itu hanya merupakan ujung
gunung es pemasaran.
Selanjutnya, pemasaran sering dianggap dari perspektif yang
berbeda. Pemasaran merupakan gabungan antara sebuah art dan science sehingga
proses penyampaian barang atau jasa dari produsen ke konsumen dapat terjadi
sekaligus memuaskan kedua belah pihak dan menghasilkan keuntungan. Kotler
dan Keller (2012, p.27) mendefinisikan manajemen pemasaran sebagai sebuah
art dan science untuk memilih pasar sasaran serta mendapatkan,
mempertahankan, dan menambah jumlah pelanggan melalui penciptaan,
penyampaian, dan pengkomunikasian nilai pelanggan yang unggul.

C. PEMASARAN SEBAGAI SEBUAH SENI (Art)
Pemasaran diakui oleh beberapa orang sebagai sebuah seni atau kita
bisa menyebutnya keindahan inovasi, kreativitas dan imajinasi. Pemasaran
dianggap sebuah seni karena beberapa alasan, salah satunya karena menciptakan
koneksi sadar dan bawah sadar antara konsumen dengan iklan yang merupakan
elemen penting dalam proses pemasaran. Pemasaran juga merupakan sebuah seni
karena melibatkan cara-cara nonverbal, proses komunikasi yang melibatkan
pesan halus dan tersembunyi untuk audiens yang spesifik.
Ketika komunikasi pemasaran menggunakan seni maka akan
memiliki kemampuan untuk masuk ke kepala seseorang dengan cepat dan
efisien. Pendekatan artistik dapat membangun pengenalan merek dengan cepat
dan menciptakan citra merek yang kuat yang menghubungkan dengan konsumen
pada tingkat emosional jika pesan disampaikan dengan benar. Merek atau produk
ini diakui dapat menciptakan sesuatu yang sangat kuat yang menciptakan
loyalitas emosional yang tinggi terhadap produk tersebut.


D. PEMASARAN SEBAGAI SEBUAH ILMU (Science)
Untuk memudahkan dalam memahami bahwa pemasaran sebagai
sebuah ilmu, kita analogikan pemasaran paling dekat dengan Psikologi yang
secara luas diakui sebagai ilmu. Psikologi adalah studi tentang pikiran dan
perilaku dalam kaitannya dengan bidang pengetahuan tertentu atau kegiatan
(Merriam-Webster, Inc). The American Marketing Association dalam Kotler dan
Keller (2012, p.27) mendefinisikan pemasaran sebagai: "Kegiatan, mengatur
lembaga, dan proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, memberikan, dan
bertukar penawaran yang memiliki nilai bagi pelanggan, klien, mitra, dan
masyarakat pada umumnya."
Seperti yang ditunjukkan oleh definisi AMA di atas, pemasaran
melibatkan komunikasi nilai yang diberikan kepada kelompok konsumen. Kita
percaya bahwa penentuan nilai ini adalah proses ilmiah karena melibatkan
kognitif mempelajari calon konsumen dalam berbagai cara untuk menghasilkan
hasil yang menguntungkan bagi pemasar. Sementara gagasan ini dapat dikatakan
sebagai ilmu eksak. Proses penentuan nilai calon pelanggan menggunakan array
yang luas dari metodologi penelitian, analisis data, angka-angka, metrik, survei,
model peramalan, dan alat-alat lain yang membantu seseorang atau
komunikasinya untuk mendapatkan hasil yang menguntungkan (yaitu pelanggan
membeli apa yang Anda jual). Namun, karena penjualan lebih dari alat
komunikasi dan sering kali pemasaran keliru digambarkan sebagai penjualan.
Pemasaran tidak hanya meliputi kegiatan menjual tapi proses terus-menerus
untuk memperoleh titik data dan menganalisa titik-titik data melalui model
matematika atau ilmu pengetahuan untuk lebih memahami kebutuhan pelanggan.
Kita dapat megatakan bahwa ilmu pengetahuan adalah pendekatan yang lebih
obyektif untuk pemasaran dengan menggunakan data kuantitatif dan kualitatif
untuk memprediksi hasil masa depan.
Beberapa argumen untuk lebih meningkatkan pemahaman tentang
pemasaran sebagai sebuah art and science:

Gambar 2.1 Marketing is both Art and Science
Banyak yang menganggap bahwa pemasaran adalah "seni" sebuah
bisnis.Memang benar bahwa pemasaran yang baik akan bergantung pada tingkat
besarnya kreativitas dan pemikiran otak kanan. Hal ini jarang dapat direduksi
menjadi formula, statistik, dan aturan-aturan keputusan. Namun, banyak yang
tidak menyadari bahwa pemasaran yang baik merupakan kreativitas yang berakar
kuat dalam data. Pemasaran yang paling baik dipahami sebagai tempat
pertemuan untuk data dan intuisi, analisis dan kreativitas, pemikiran otak kiri dan
otak kanan.

E. KONSEP PEMASARAN
Secara umum, terdapat lima konsep pemasaran, di mana setiap
konsep tersebut dibezakan oleh bentuk orientasi dan penumpuan industri dalam
melaksanakan aktiviti pemasaran masing-masing, iaitu:
a) Konsep Pengeluaran
Konsep Pengeluaran adalah berasaskan kepercayaan bahawa
pengguna lebih berminat membeli produk yang berharga murah serta mudah
diperolehi. Oleh itu, industri akan memberi tumpuan kepada kecekapan
pengeluaran produk dalam jumlah yang tinggi, menggunakan kos sumber yang
rendah, menawarkan harga jualan yang murah dan mengadakan liputan
pengedaran yang luas.
Konsep ini sesuai sebagai strategi untuk meluaskan pasaran produk.
Pengguna sasaran adalah golongan yang membeli produk disebabkan keperluan
dan tidak mengutamakan ciri -ciri produk tersebut.
Oleh kerana konsep pemasaran ini mengutamakan prestasi dalam
pengeluaran serta penjualan produk, maka industri yang memilih konsep
pemasaran ini biasanya kurang menitikberatkan aspek kualiti layanan dan
perkhidmatan kepada pelanggan.

b) Konsep Produk
Konsep Produk adalah berasaskan kepada prinsip bahawa pengguna
akan menghargai dan lebih mengutamakan produk yang menawarkan kualiti,
prestasi dan ciri-ciri inovatif yang terbaik. Untuk itu, industri akan memberi
lebih tumpuan kepada merekacipta produk yang berprestige mempunyai
attribute dan value yang terbaik dalam kelasnya yang tersendiri - serta
menyempurnakan pengeluarannya walaupun dengan kos yang tinggi.
Segmen pasaran dan pengguna sasaran adalah terpilih kerana ciri-ciri
produk yang spesifik serta harga tawaran yang tinggi. Sementara keuntungan
pula tidak diasaskan kepada volume jualan, sebaliknya ia ditentukan melalui
margin keuntungan yang telah ditetapkan.
Bagaimana pun, disebabkan terlalu committed terhadap usaha
mengadakan kualiti dan inovasi produk, industri yang berorientasikan konsep
pemasaran ini cenderung tidak memperhatikan trend sebenar pengguna di
pasaran. Produk yang dikeluarkan kadangkala mengalami kesulitan dalam
pemasaran kerana faktor-faktor persekitaran pasaran yang sering terlepas
pandang seperti timing, perubahan kuasa belian pengguna dan persaingan
produk.

c) Konsep Jualan
Konsep Jualan berorientasikan menjual produk melalui kaedah
pemasaran yang lebih agresif. Industri yang memilih konsep ini percaya bahawa
pengguna mempunyai minat yang rendah untuk membeli produknya serta tidak
akan membeli produk dengan mencukupi sebagaimana diharapkan sekiranya
tidak didorong.
Konsep ini dipraktik apabila industri mempunyai kelebihan
keupayaan dalam menyediakan produk serta berkeyakinan bahawa ia mempunyai
fasiliti yang cukup untuk melaksanakan aktiviti pemasaran yang dirancang.
Produk yang dipasarkan biasanya terdiri dari kategori bukan
keperluan yang mana pengguna mungkin tidak berusaha atau terfikir untuk
membelinya. Sebagai contoh, penjual insuran, kad diskaun dan encyclopedia
biasa menggunakan kaedah hard-sell supaya pengguna membeli
produknya. Selain itu, konsep ini juga sesuai bila industri mempunyai stok yang
banyak bagi sesuatu produk. Di sini, tujuan pemasaran adalah lebih kepada untuk
menghabiskan stok, sementara faedah di pihak pengguna kurang diutamakan.
Memandangkan prestasi jualan adalah berasaskan faktor dorongan
terhadap pengguna, maka aktiviti mempromosi akan dijalankan dalam berbagai
versi yang lebih menarik semaada secara direct atau melalui media pengiklanan
yang luas.

d) Konsep Pemasaran
Konsep Pemasaran berbeza dengan tiga konsep yang dinyatakan di
atas. Konsep ini berorientasikan memenuhi keperluan dan kemahuan pengguna
dengan efektif, sedangkan tiga konsep sebelumnya berorientasikan kepentingan
industri untuk menjual produk.
Empat perkara berikut merupakan prinsip utama yang menjadi
tonggak kepada konsep pemasaran ini, iaitu:
Pasar sasaran memiilih pasar sasaran yang tepat dan
membentuk aktiviti pemasaran dengan sempurna.
Keperluan pengguna - memahami kehendak sebenar
pengguna dan memenuhinya dengan lebih efektif.
Pemasaran berintegrasi - kesemua fungsi / sub-unit industri
bekerjasama memenuhi tanggungjawab pemasaran.
Keuntungan - mencapai keuntungan melalui kepuasan
pelanggan.

e) Konsep Kesejahteraan
Konsep Kesejahteraan adalah langsungan daripada Konsep
Pemasaran di mana ia ditambah dengan unsur-unsur kepekaan industri terhadap
kesejahteraan pengguna serta masyarakat keseluruhan. Ianya berasaskan prinsip
bahawa industri mempunyai tanggunjawab sosial yang perlu dipenuhi dalam
masa ia bertindak mencapai objektifnya.
Melalui konsep ini, industri sentiasa mengambilkira kepentingan
sosial dan etika sebagai satu agenda bersama dalam membuat keputusan
pemasaran. Oleh itu, dalam pemasarannya, industri perlu menyeimbangkan
antara tiga kriteria berikut:
keuntungan yang perlu diperolehi
kepuasan penguna yang perlu dipenuhi
kesejahteraan masyarakat yang perlu di pelihara
Walau apa pun konsep pemasaran yang akan digunapakai oleh
sesebuah industri bersesuaian dengan objektif dan orientasinya, namun aktiviti
pemasaran sepatutnya berpandukan filosofi yang berasaskan kecekapan dan
keberkesanan dalam penyampaian produk serta perlulah mengambilkira faktor
kesejahteraan terhadap masyarakat.

2.1.2 Just In Time
Sistem produksi tepat waktu (Just In Time) adalah sistem produksi atau
sistem manajemen fabrikasi modern yang dikembangkan oleh perusahaan-
perusahaan Jepang yang pada prinsipnya hanya memproduksi jenis-jenis barang
yang diminta sejumlah yang diperlukan dan pada saat dibutuhkan oleh
konsumen.
a) JIT mempunyai empat aspek pokok sebagai berikut:
1. Produksi Just In Time (JIT), adalah memproduksi apa yang
dibutuhkan hanya pada saat dibutuhkan dan dalam jumlah yang
diperlukan.
2. Autonomasi merupakan suatu unit pengendalian cacat secara
otomatis yang tidak memungkinkan unit cacat mengalir ke
proses berikutnya.
3. Tenaga kerja fleksibel, maksudnya adalah mengubah-ubah
jumlah pekerja sesuai dengan fluktuasi permintaan.
4. Berpikir kreatif dan menampung saran-saran karyawan.

b) Tujuan utama yang ingin dicapai dari sistem JIT adalah:
1. Zero Defect (tidak ada barang yang rusak)
2. Zero Set-up Time (tidak ada waktu set-up)
3. Zero Lot Excesses (tidak ada kelebihan lot)
4. Zero Handling (tidak ada penanganan)
5. Zero Queues (tidak ada antrian)
6. Zero Breakdowns (tidak ada kerusakan mesin)
7. Zero Lead Time (tidak ada lead time)

c) Untuk mencapai tujuan tersebut, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam penerapan Just In Time,diantaranya adalah
sebagai berikut :
Aliran Material yang lancar Sederhanakan pola aliran material.
Untuk itu dibutuhkan pengaturan total pada lini produksi. Ini juga
membutuhkan akses langsung dengan dan dari bagian penerimaan
dan pengiriman. Tujuannya adalah untuk mendapatkan aliran
material yang tidak terputus dari bagian penerimaan dan kemudian
antar tiap tingkat produksi yang saling berhubungan secara
langsung, samapi pada bagian pengiriman. Apapun yang
menghalangi aliran yang merupakan target yang harus diselidiki
dan dieliminasi.
Pengurangan waktu set-up Sesuai dengan JIT, terdapat beberapa
bagian produksi diskret yang memilki waktu set-up mesin yang
kadang-kadang membutuhkan waktu beberapa jam. Hal ini tidak
dapat ditoleransi dalam sistem JIT. Pengurangan waktu setup yang
dramatis telah dapat dicapai oleh berbagai perusahaan, kadang
dari 4-7 jam menjadi 3-7 menit. Ini membuat ukuran batch dapat
dikurangi menjadi jumlah yang sangta kecil, yang mengijinkan
perusahaan menjadi sangat fleksibel dan responsif dalam
menghadapi perubahan permintaan konsumen.
Pengurangan lead time vendor Sebagai pengganti dari
pengiriman yang sangat besar dari komponen-komponen yang
harus dibeli setiap 2/3 bulan, dengan sistem JIT kita ingin
menerima komponen tepat pada saat operasi produksi
membutuhkan. Untuk itu perusahaan kadang-kadang harus
membuat kontrak jangka panjang dengan vendor untuk
mendapatkan kondisi seperti ini.
Komponen zero defect Sistem JIT tidak dapat mentolelir
komponen yang cacat, baik itu yang diproduksi maupun yang
dibeli. Untuk komponen yang diproduksi, teknis kontrol statistik
harus digunakan untuk menjamin bahwa semua proses sedang
memproses komponen dalam toleransi setiap waktu. Untuk
komponen yang dibeli, vendor diminta untuk menjamin bahwa
semua produk yang mereka sediakan telah diproduksi dalam
sistem produksi yang diawasi secara satistik. Perusahaan kan
selalu memiliki program sertifikasi vendor untuk menjamin
terlaksananya hal ini.
Kontrol lantai produksi yang disiplin Dalam system pengawasan
lantai produksi tradisional, penekanan diberikan pada utilitas
mesin, waktu produksi yang panjang yang dapat mengurangi biaya
set up dan juga pengurangan waktu pekerja. Untuk itu, order
produksi dikeluarkan dengan memperhatikan faktorfaktor ini.
Dalam JIT, perhitungan performansi tradisional ini sangat jauh
dari keinginan untuk membentuk persediaan yang rendah dan
menghilangkan halhal yang menghalangi operasi yang responsif.
Hal ini membuat waktu awal pelepasan order yang tepat harus
dilakukan setiap saat. Ini juga berarti, kadangkadang mesin dan
operator mesin dapat saja menganggur.
Banyak manajer produksi yang telah menghabiskan sebagian
besar waktunya untuk menjaga agar mesin dan tenaga kerja tetap
sibuk, mendapat kesulitan membuat penyesuaian-penyesuaian
yang dibutuhkan agar berhasil menggunakan operasi JIT.
Perusahaan yang telah berhasil mengimplementasikan filosofi JIT
akan mendapatkan manfaat yang besar.

2.1.3 Langkah Membuat Rencana Pemasaran
Rencana bisnis Anda umumnya akan menguraikan seluruh bisnis Anda.
Sementara, rencana pemasaran fokus secara khusus dan lebih rinci pada satu
fungsi yakni pemasaran. Ketika pemilik bisnis ingin menyelam lebih dalam ke
strategi pemasaran, mereka kemungkinan besar akan menyusun rencana rinci
yang menguraikan tujuan pemasaran mereka - dan juga langkah yang diperlukan
untuk mencapai tujuan yang telah ditargetkan.
Komponen standar dari rencana pemasaran yang efektif dapat
bervariasi tergantung pada siapa Anda bertanya. Berikut ini kami
rekomendasikan lima langkah proses membuat rencana pemasaran yang akan
membantu Anda mencapai pertumbuhan bisnis.

a) Langkah pertama:
Lihatlah ke dalam Pikirkan perusahaan Anda seolah-olah seseorang
dengan kepribadian dan identitas yang unik. Dengan pemikiran tersebut,
buatlah daftar terpisah yang mengidentifikasi kekuatan, kelemahan dan
tujuan bisnis Anda. Lakukan dengan jujur. Jangan mengedit atau menolak
sesuatu yang ada. Lalu, temukanlah prioritas di antara poin-poin tersebut.
Jika Anda sudah melakukan hal ini, Anda akan dapat melihat mana yang
bisa dilakukan dan mana yang harus ditunda.

b) Langkah kedua:
Lihatlah ke luar Daftar berikutnya Anda harus membuat garis besar
peluang dan ancaman bisnis Anda. Peluang dapat mencakup pasar baru,
produk baru dan tren yang mendukung bisnis Anda. Ancaman termasuk
kompetisi dan kemajuan teknologi yang membuat Anda harus mengikuti
perkembangan.

c) Langkah ketiga:
Fokus pada strategi Sekarang saatnya untuk menarik daftar Anda
bersama-sama. Carilah persimpangan identitas unik Anda dan target pasar
Anda. Dalam hal penawaran bisnis Anda, apa yang bisa Anda hilangkan
dari daftar karena tidak strategis? Kemudian berpikir untuk tidak fokus
dalam mendapatkan konsumen yang tidak menjadi target pasar Anda.
Misalnya, bisnis restoran yang terfokus pada kesehatan dengan sajian
makanan organik yang mungkin akan melayani lebih banyak orang yang
selaras dengan tren hijau. Jadi, Anda mungkin dapat menyingkirkan
orang yang lebih memilih makan makanan cepat saji seperti hamburger
dan pizza. Hasil dari langkah ini, Anda akan mempersempit fokus untuk
apa yang paling sejalan dengan identitas Anda dan yang paling menarik
bagi target pasar Anda.

d) Langkah keempat:
Mengatur langkah terukur Dapatkan sampai ke detail yang konkret
dan terukur. Strategi pemasaran Anda harus menjadi rencana yang
meliputi review bulanan, pelacakan dan pengukuran, perkiraan penjualan,
anggaran biaya untuk kemajuan pelacakan.

e) Langkah kelima:
Tinjau dan revisi Sama seperti dengan rencana bisnis Anda, rencana
pemasaran Anda harus terus berkembang bersama dengan bisnis Anda.
Asumsi Anda akan berubah, sehingga beradaptasi dengan perubahan
bisnis. Beberapa bagian dari rencana tersebut juga akan bekerja lebih baik
daripada yang lain, sehingga meninjau dan merevisi sangat krusial.
(*/AS)

2.1.4 Analisis SWOT
Pendekatan strategi pemasaran memiliki banyak keuntungan. Pertama,
strategi menekankan membantu organisasi mengarahkan dirinya sendiri kepada
faktor-faktor eksternal kunci misalnya pelanggan dan persaingan. Daripada
memproyeksikan tren masa lalu, tujuan kita adalah membangun strategi market
driven yang mencerminkan keprihatinan pelangga. Perencanaan strategis juga
cenderung mengantisipasi perubahan lingkungan. Kedua, strategi
Analisis SWOT (strengths, weaknesses, opportunities and
threats) adalah suatu teknik yang dirancang khusus untuk membantu
mengidentifikasi strategi pemasaran yang harus dijalankan perusahaan. Analisis
SWOT mencakup lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Secara internal,
kerangka kerjanya menguraikan kekuatan dan kelemahan pada dimensi kunci
misalnya kinerja keuangan dan sumber daya; sumber daya manusia, fasilitas dan
kapasitas produksi; pangsa pasar; persepsi pelanggan terhadap kualitas produk,
harga dan ketersediaan produk; organisasi komunikasi . Penilaian terhadap
lingkungan eksternal termasuk informasi pasar (pelanggan dan persaingan),
kondisi ekonomi, tren sosial, teknologi dan peraturan pemerintah. Ketika semua
dijalankan dengan benar, analisis SWOT dapat mengarahkan proses pembuatan
rencana strategis yang baik. Analisis SWOT dapat bermanfaat dalam
menemukan keunggulan strategis yang dapat dieksploitasi dalam strategi
pemasaran perusahaan.
Penggunaan analisis SWOT yang efektif memberikan 4 manfaat bagi
manager dalam membuat strategi pemasaran; 1) simplicity: analisis SWOT tidak
memerlukan training khusus atau etrampilan teknis; 2) collaboration: karena
sederhananya, analisis SWOT mendorong adanya kerjasama dan pertukaran
informasi antara manager dari area fungsional yang berbeda; 3) flexibility: dapat
membesarkan kualitas perencanaan strategi organisasi meskipun tanpa sistem
informasi pemasaran; 4) integration: analisis SWOT dapat berhubungan dengan
berbagai macam sumber informasi.
Syarat bagi analisis SWOT efektif dan produktif adalah Sejauh mana
perusahaan menerima manfaat penuh dari analisis SWOT akan bergantung pada
bagaimana kerangka kerjanya digunakan. Jika dikerjakan dengan benar, SWOT
dapat menjadi katalis yang kuat untuk proses perencanaan. Jika dikejakan dengan
salah, akan menjadi sia-sia dari segi waktu dan sumber daya lainnya. Agar
analisis SWOT memberikan manfaat, maka anda harus: tetap fokus (stay
focused); bekerja sama dengan area fungsional lainnya ( collaborate with other
functional areas); teliti isue dari perspektif pelanggan (research issues from the
customers perspective); dan pisahkan isue internal dari isue eksternal (separate
internal issues from external issues).
SWOT-driven strategic marketing planning; Ada 2 tahap dalam analisis
SWOT. Dalam proses ini, penilaian kekuatan dan kelemahan perusahaan
dilakukan dengan melihat produk saat ini. Manager juga harus menilai proses
bisnis yang menjadi kunci dalam memenuhi masalah pelanggan.
Tahap 1: memadukan kekuatan dan peluang; kunci keberhasilan
mencapai tujuan perusahaan bergantung pada kemampuan perusahaan
mentransform kekuatan kunci menjadi kemampuan dengan memadukannya
dengan peluan dalam lingkungan pemasaran. Kemampuan dapat menjadi
keunggulan kompetitif jika memberikan nilai lebih baik dari yang ditawarkan
pesaing.
Tahap 2: merubah kelemahan dan ancaman; perusahaan dapat merubah
kelemahan menjadi kekuatan, dan bahkan kemampuan, dengan investasi strategis
pada area kunci (misalnya R&D, dukungan pelanggan, promosi, pelatihan
karyawan) dan dengan menghubungkan area kunci lebih efektif (misalnya
menghubungkan sumber daya manusia dengan pemasaran). Begitu juga dengan
ancaman, dapat dirubah menjadi peluang jika sumber daya yang tepat tersedia.






















BAB III
METODOLOGI

Metodologi penelitian yaitu suatu proses dalam penemuan masalah dan
pemecahan masalah terhadap indentifikasi permasalahan, selain itu dalam proses ini
dilakukan pengujian fakta (data) mencangkup pemilihan, pengupumpulan, dan
analisis fakta yang terkait dengan masalah yang diteliti.
Pada penelitian ini, masalah difokuskan terhadap Sentra Alas Kaki di
Cibaduyut khususnya di daerah keluarahan Kebonlega RW 01, 03, 08 dan 11.
Tentunya terdapat beberapa masalah yang dihadapi oleh IKM alas kaki di Cibaduyut,
maka dengan adanya permasalahan pada penelitian ini dituntut untuk melakukan
analisis dan juga memberikan solusi atau pemecahan masalah yang dihadapi. Dalam
pemecahan masalah tersebut digunakan beberapa metode atau langkah-langkah dalam
penyelesaian permasalahannya.

3.1 Metode Penelitian
Dalam membuat pemecahan masalah, tentu harus dilakukan terlebih
dahulu proses pengumpulan data. Proses pengumpulan data ini dilakukan dengan
cara melakukan survey secara sensus dan juga penyebaran kuisioner, kemudian
untuk proses analisis dan juga pemecahan masalah digunakan metode Analisi
SWOT.

3.1.1 Penjelasan Metode
a. Sensus dan Penyebaran Kuisioner
Sensus merupakan proses mendapatkan informasi deskriptif
tentang anggota sebuah populasi. Metode sensus dan penyebaran
kuisioner diterapkan dalam penelitian ini karena dengan metode ini data
yang didapat akan akurat walaupun akan memakan waktu yang lama,
namun yang dibutuhkan yaitu data yang valid dan akurat. Akurat disini
yaitu dengan adanya penyebaran kuisioner data yang didapat akan sesuai
dengan data yang dibutuhkan dalam membuat analisis dan pemecahan
masalah.

b. Analisis SWOT
Analisis SWOT merupakan metode perencanaan strategi yang
digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (Strengths), kelemahan
(Weakness), peluang (Opportunity), dan ancaman (Threath) dalam suatu
proyek atau spekulasi bisnis. Analisis SWOT dapat diterapkan dnegan
cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi
keempat faktornya, kemuadian menerapkannya dalam gambar matriks
SWOT.


Gambar 3.1 SWOT ANALYSIS
Dalam penerapannya pada penelitian ini, metode SWOT
digunakan untuk membuat analisis serta memberi rekomendasikan
strategi yang bisa diterapkan untuk IKM alas kaki di Cibaduyut.
Untuk langkah-langkah pengerjaannya, pertama dibuat terlebih
dahulu faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan IKM tersebut,
ada faktor internal dan ada faktor eksternal. Di dalam faktor internal
tersebut ada poin-poin tentang kekuatan (S) dan kelemahan (W) yang
dimiliki setiap ikm, kemudian untuk faktor eksternalnya yaitu ada
peluang (O) dan juga ancaman (T). Setelah menjelaskan poin-poin
tersebut, maka langsung dibuat tabel analisis SWOT. Barulah dalam
matriks analisis SWOT ini dibuat strategi-strategi untuk memecahkan
setiap permasalahan yang ada. Setelah matriks itu dibuat maka ada
perhitungan yang harus dilakukan, dimana perhitungan tersebut dilakukan
untuk mendapatkan dimana posisi IKM berada. Berikut contoh posisi
perusahaan dalam bentuk grafik kuadran :
Weakness
(W)
Strength
(S)
Treath
(T)
Opportunity
(O)
-6
5.2


. Dari data itulah metode analisis SWOT ini kami terapkan, yaitu
membuat rekomendasi strategi atau pun membuat solusi untuk
memecahkan masalah yang memang ada pada ikm-ikm tersebut demi
perkembangan dan kemajuan ikm-ikm tersebut.
























BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1. Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data yang dilakukan terhadap IKM yang ada di
Cibaduyut khususnya di kelurahan kebonlega dilakukan dengan metode sensus
dimana mendatangi langsung RW yang ada di wilayah kelurahan kebonlega dimana
terdapat RW 01,03,08 dan RW11 yang kemudian langsung mendatangi satu per satu
IKM yang ada di wilayah tersebut.
Setelah melakukan dengan metode sensus kemudian dilakukan prosese
penyebaran kuisioner, dimana tujuannya yaitu untuk mendapatkan data-data yang
lengkap dari IKM, seperti jumlah pegawai, bahan baku yang diperlukan, pemasaran
serta kebutuhan untuk pengembangan usaha tentunya juga dilakukan wawancara
secara langsung untuk mengetahui hal-hal lain yang diperlukan.
Dalam pendataannya, disini dilakukan dengan cara mendatangi dan mewawancarai
pelaku IKM secara langsung. Dari keselurah IKM yang disurvey dari RW01, 03, 08
dan RW 11. Keseluruhan IKM berjumlah 12 IKM yang mencakup seluruh bagian
pengerjaan industri alas kaki baik IKM yang memproduksi sendiri hingga IKM yang
bergerak diindustri pesanan/maklun, yang ternyata total IKM yang ada tidak
sebanyak tahun-tahun sebelumnya bahkan sudah jauh menurun karena berbagai
faktor sehingga saat ini untuk wilayah yang di survey hanya terdapat 12 IKM yang
mesih aktif dalam produksi, namun dari data tersebut ada beberapa yang hanya ditulis
alamat, nama dan jenis produksinya saja, karena pada survey kedua pun ketua RW
dan RT tidak berada di lokasi, maka disini hanya didapat data alamat, nama dan jenis
produksinya setelah menanyakan langsung ke warga sekitar dan satpam. Berikut
adalah data hasil pengumpulan yang telah dilakukan :
Tabel 4.1 Pengumpulan Data
JENIS MESIN JUMLAH MESIN NILAI PRODUKSI NILAI PENJUALAN
Sandal Laki-Laki 60,000 Rp Imitasi Rp 80,000 Mesin Press 1
Sandal Perempuan 60,000 Rp Sol Rp 28,000 Mesin Jait Manual 5
Sandal Anak 25,000 Rp In-Sol Rp 21,000
Lem Rp 500,000
Lem Tarik Rp 200,000
Sepatu Gunung 250,000 Rp Kulit Rp 600,000 Mesin Sisit 1
Sepatu Sport 125,000 Rp White Lok Rp 50,000 Mesin jahit manual 1
Sepatu Kantor 150,000 Rp Trikot/ Busa Rp 17,000
Sepatu TNI 180,000 Rp Suede Rp 35,000
Lem Rp 500,000
Sol Rp 28,000
Lem Tarik Rp 200,000
Kulit - Rp
Imitasi - Rp
Lem - Rp
Sepatu PDH 150,000 Rp Kulit Rp 600,000 Cetakan 100
Sepatu Kets 125,000 Rp Sol Rp 28,000
Pantopel 125,000 Rp Lem Rp 500,000
Kulit Rp 600,000 Mesin Press 6
Sol Rp 28,000 Mesin Jait 1
Lem Rp 500,000
Dus Rp 1,000
6 Akiong Jalan Lewusari Raya No. 24 RT 01 RW08 Desa Kebonlega Kecamatan Bojongloa Kidul Kota Bandung Provinsi Jawa Barat - Sepatu - -
7 - Carli Jalan Lewisari Raya No. 17 RT 02 RW08 Desa Kebonlega Kecamatan Bojongloa Kidul Kota Bandung Provinsi Jawa Barat - Sendal - - - - - - - -
8 - - Jalan Muara Sari 2 No. 11 RT 03 RW11 Desa Kebonlega Kecamatan Bojongloa Kidul Kota Bandung Provinsi Jawa Barat - Sepatu - - - - - - -
9 - - Jalan Muara Sari 2 No. 36 RT 03 RW11 Desa Kebonlega Kecamatan Bojongloa Kidul Kota Bandung Provinsi Jawa Barat - Sepatu
10 - - Jalan Muara Sari 2 No. 36 RT 05 RW11 Desa Kebonlega Kecamatan Bojongloa Kidul Kota Bandung Provinsi Jawa Barat - Sepatu - - - - - - - -
11 - - Jalan Muara Sari 2 No. 7 RT 01 RW11 Desa Kebonlega Kecamatan Bojongloa Kidul Kota Bandung Provinsi Jawa Barat - sepatu
12 - Sarifudin Gang Masjid No 45 RT 02 RW03 Infoftank Desa Kebonlega Kecamatan Bojongloa Kidul Kota Bandung Provinsi Jawa Barat 08157136980
Upper
-
-
-
-
-
-
-
-
31 Rp8,752,224,000 Rp17,463,264,000 TOTAL Rp 4,516,000 123
200,000 Rp
15 6,240,000,000 Rp 9,360,000,000 Rp
Selop 200,000 Rp Mesin Sisir 2
624,000,000 Rp 1,326,000,000 Rp
Mesin Jait 1
5 - Tjhung Mung ThsinJalan Muara Sari 02 RT 03 RW 11 Desa Kebonlega Kecamatan Bojongloa Kidul Bandung Provinsi Jawa Barat 085794836712
Pentopel
4 - Roni Gang Masjid No 56 RT 04 RW 03 Inhoftank Desa Kebonlega Kecamatan Bojongloa Kidul Bandung Provinsi Jawa Barat 085794836712 2
22,464,000 Rp 3 - Odang Gang Masjid No 56 RT 04 RW 03 Inhoftank Desa Kebonlega Kecamatan Bojongloa Kidul Bandung Provinsi Jawa Barat 92702263 Aper (Atasan) 6,000 Rp Mesin jahit manual 1 3 22,464,000 Rp
2 266,760,000 Rp 358,800,000 Rp
Mesin Gerinda 3
Sepatu Pantopel 150,000 Rp
1
Wedges 60,000 Rp
2 - Sudrajat Jalan Kebonlega 2 No 03 RT 02 RW 01 Desa Kebonlega Kecamatan Bojongloa Kidul Bandung Provinsi Jawa Barat 08562009931
NILAI
1 - Ahmad Sopian Jalan Kebonlega 2 No 08 RT 05 RW 01 Desa Kebonlega Kecamatan Bojongloa Kidul Bandung Provinsi Jawa Barat 081320722212 9 1,599,000,000 Rp 6,396,000,000 Rp
Mesin Potong
JENIS PRODUK HARGA JENIS PRODUK JENIS BAHAN HARGA JENIS BAHAN
MESIN
JUMLAH TENAGA KERJA NO TELEPON NO NAMA PERUSAHAANNAMA PEMILIK ALAMAT LENGKAP
Langkah selanjutnya adalah melakukan penilaian terhadap jumlah IKM yang
ada, hal ini dilakukan untuk mengetahui nilai dari IKM tersebut, pengisian data ini
berdasarkan kuisioner, hal ini juga dilakukan untuk mengetahui nilai dari aspek
produksi pengembangan produk dan pengembangan masyarakat dimana dari hal-hal
tersebut menilai tentang kapasitas produksi IKM, nilai tambah produksi,
pengembangan produk dll, serta penilaian terhadap aspek pemasaran dan riwayat
produk dalam hal ini melakukan penilaian tentang aspek pemasaran, peningkatan
omzet tujuan pasar dan melakukan penilaian terhadap aspek kualitas produk dalam
hal ini penilaian mencakup kualitas bahan, jahitan dan pengeleman.
Dari penilaian yang telah dilakukan terhadap IKM maka nantinya akan
diklasifikasikan IKM tersebut akan mendapatkan bintang penilaian dimana jika
bintang 1 maka produk masih banyak kelemahan dan sulit dikembangkan ke bintang
dua dalam waktu dekat, kemudian jika bintang 2 maka masih perlu bimbingan dasar,
namun berpeluang meningkat sebagai bintang 3 dengan berbagai perbaikan bintang 3
maka berkualitas cukup baik, dengan beberapa perbaikan dapat mencapai bintang 4
untuk pasar nasional/dalam negeri, lalu jika bintang 4 maka berkualitas baik dalam
pasar nasional/dalam negeri, untuk pasar ekspor dengan beberapa perbaikan dan jika
bintang 5 maka berkualitas sangat baik dan pasar ekspor. Dari penilaian tersebut,
maka dapat menarik kesimpulan tentang kualitas IKM yang ada. Berikut penilaian
yang telah dilakukan :
Tabel 4.2 Kuisioner Penilaian Sentra
KUESIONER PENILAIAN SENTRA
A. 36 Skor
1 Aspek Produksi 12 Skor
a. Sumber Bahan Baku Utama 3 Skor
Bahan baku utama impor 1 Skor 0
x Bahan baku utama dalam negeri 2 Skor 2
Bahan baku utama lokal (kabupaten/kota) 3 Skor 0
b. Kapasitas Produksi (1 Tahun Terakhir) 3 Skor
x Tidak ada peningkatan kapasitas produksi 1 Skor 1
Peningkatan kapasitas produksi kurang dari 30% 2 Skor 0
Peningkatan kapasitas produksi 30% atau lebih 3 Skor 0
c. Nilai Tambah Produksi 3 Skor
x Nilai tambah produksi kurang dari 20 % 1 Skor 1
Nilai tambah produksi 20 - 60 % 2 Skor 0
Nilai tambah produksi lebih dari 60 % 3 Skor 0
d. Pengendalian Lingkungan 3 Skor
x Produksi tidak memperhatikan dampak lingkungan 1 Skor 1
Produksi berdampak terhadap lingkungan, ada pengendalian 2 Skor 0
Produksi tidak berdampak terhadap lingkungan 3 Skor 0
2 Aspek Pengembangan Produk 12 Skor
a. Pengembangan Model/Desain Produk 1 (satu) Tahun Terakhir 3 Skor
Dikembangkan dari produk produsen lain 1 Skor 0
Dikembangkan dari konsep kelompok 2 Skor 0
x Dikembangkan berdasarkan peluang pasar 3 Skor 3
b. Inovasi dan Kreativitas Produk 3 Skor
Tidak ada inovasi dan kreativitas 1 Skor 0
x Ada inovasi dan kreativitas 2 Skor 2
Ada inovasi, kreativitas, dan diversifikasi 3 Skor 0
c. Penggunaan Teknologi 3 Skor
x Teknologi sederhana/ tradisional 1 Skor 1
Teknologi semi masinal 2 Skor 0
Teknologi modern 3 Skor 0
d. Kemasan 3 Skor
Tidak menggunakan kemasan 1 Skor 0
x Menggunakan kemasan, tapi tidak berlabel 2 Skor 2
Menggunakan kemasan dan berlabel 3 Skor 0
3 Aspek Pengembangan Masyarakat 12 Skor
a Keberadaan Perusahaan di Sentra 3 Skor
Kurang dari 3 tahun 1 Skor 0
35 tahun 2 Skor 0
x 5 tahun atau lebih 3 Skor 3
b. Peran dalam Kelompok 3 Skor
x Tidak menjadi anggota kelompok 1 Skor 1
Sebagai anggota kelompok 2 Skor 0
Sebagai pengurus 3 Skor 0
c. Partisipasi dengan Masyarakat 3 Skor
a. Tenaga kerja sebagian dari masyarakat setempat
b. Memberikan sebagian keuntungan untuk masyarakat setempat
c. Mendengarkan/menerima masukan dari masyarakat
Berpartisipasi 1 faktor 1 Skor 0
x Berpartisipasi 2 faktor 2 Skor 2
Berpartisipasi 3 faktor 3 Skor 0
d. Pembukuan 3 Skor
x Tidak ada pembukuan 1 Skor 1
Pembukuan sederhana 2 Skor 0
Pembukuan mengikuti sistem akuntansi 3 Skor 0
20
GAP
1
2
2
2
0
1
2
1
0
2
2
2
3
3
KONDISI
IDEAL
PENILAIAN
3
3
3
ASPEK PRODUKSI, PENGEMBANGAN PRODUK DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
TOTAL NILAI A =
3
3
3
3
3
3
3


Lanjutan Tabel 4.2 Kuisioner Penilaian Sentra
B. ASPEK PEMASARAN DAN RIWAYAT PRODUK 18 Skor
1 Aspek Pemasaran 12 Skor
a. Tujuan Pasar 3 Skor
x Pasar lokal 1 Skor 1
Pasar lokal dan Nasional. 2 Skor 0
Pasar lokal, nasional dan internasional 3 Skor 0
b. Peningkatan Omzet Penjualan (dibandingkan tahun lalu) 3 Skor
x Kenaikan tidak lebih dari 25% 1 Skor 1
Kenaikan 25 50% 2 Skor 0
Kenaikan 51% atau lebih 3 Skor 0
c. Pelanggan 3 Skor
Mempunyai pelanggan tidak tetap 1 Skor 0
x Mempunyai pelanggan tetap, tetapi pembelian tidak tetap 2 Skor 2
Mempunyai pelanggan tetap dan baru, pembelian meningkat 3 Skor 0
d. Upaya Peningkatan Pemasaran 3 Skor
x Tidak ada promosi 1 Skor 1
Ada promosi, hanya sewaktu-waktu 2 Skor 0
Ada promosi secara tetap 3 Skor 0
2 Aspek Riwayat Produk 6 Skor
a. Riwayat Produk 3 Skor
x Mempunyai riwayat produk, tetapi tidak terdokumentasi 1 Skor 1
Mempunyai riwayat produk dan terdokumentasi 2 Skor 0
Mempunyai riwayat produk, terdokumentasi, dan dipublikasikan 3 Skor 0
b. Kearifan Lokal 3 Skor
Teknik produksi maupun motif tidak asli dari daerah yang bersangkutan 0 Skor 0
Teknik produksi dari daerah bersangkutan, motif dari daerah lain 1 Skor 0
Teknik produksi dari daerah lain, motif dikembangkan dari daerah yang bersangkutan 2 Skor 0
x Teknik produksi dan motif yang dikembangkan asli daerah yang bersangkutan 3 Skor 3
8
2
1
2
2
0
2
3
3
3
3
3
3
TOTAL NILAI B =


Lanjutan Tabel 4.2 Kuisioner Penilaian Sentra
C. Pedoman Pertimbangan pada Jenis dan Kualitas Produk 46 Skor
1 Aspek J enis Produk (Pilih hanya 1 kasus untuk menilai) 20 Skor
a.
Apabila produk sebagai kearifan lokal, unik, disertai karakteristik produk unggulan daerah
yang memenuhi selera pasar
x Keunikan produk sebagai kearifan lokal 5 Skor 5
x Bentuk (model/desain), warna, motif memenuhi kebutuhan pasaran 5 Skor 5
x Ukuran dan proporsi sesuai dengan kegunaan 5 Skor 5
Standar yang diterapkan : 5 Skor 0
x Belum menerapkan standar 1 Skor 1
Menerapkan standar perusahaan/permintaan pasar 1 Skor 0
Menerapkan SNI 1 Skor 0
Menerapkan standar internasional 2 Skor 0
b.
Apabila produk merupakan Kreatifitas dalam penciptaan produk baru sesuai dengan selera
pasar
Produk dapat memperluas pangsa pasar 5 Skor 0
x Bentuk (model/desain), warna, motif sesuai dengan selera pasar 5 Skor 5
x Ukuran dan proporsi sesuai dengan kegunaan 5 Skor 5
Standar yang diterapkan : 5 Skor 0
x Belum menerapkan standar 1 Skor 1
Menerapkan standar perusahaan/ permintaan pasar 1 Skor 0
Menerapkan SNI 1 Skor 0
Menerapkan standar internasional 2 Skor 0
2 Aspek Kualitas (Pilih hanya 1 kasus untuk menilai) 26 Skor
a. Aspek Kualitas Produk 14 Skor
x Kekuatan sol baik 6 Skor 6
x Kekuatan Lem baik 4 Skor 4
x Desain bervariasi 2 Skor 2
x Alas sepatu kuat 2 Skor 2
b. Aspek Peluang Pasar ditinjau dari Kualitas Produk 12 Skor
x Untuk pasar lokal 2 Skor 2
x Untuk pasar nasional (siap masuk pasar modern, barcode) 4 Skor 4
Untuk pasar ekspor 6 Skor 0
47
75
9
14
0
12
25
25
6
25
TOTAL NILAI C =
TOTAL NILAI A+B+C =
14
Bintang 3
*** KESIMPULAN =

4.2. Pengolahan Data
4.2.1. Menentukan Faktor Internal dan Eksternal
Dalam pengolahan disini dibuat beberapa poin dalam dua faktor, yaitu ada
faktor internal dan juga faktor eksternal. Setelah poin-poin dari kedua faktor tersebut
dibuatb maka langkah selanjutnya yaitu membuat pendekatan kualitatif matriks
SWOT. Berikut adalah pendekatan kulaitatif matriks SWOT yang telah dibuat :













Tabel 4.3 Pendekatan Kualitatif Matriks SWOT
IFAS KEKUATAN (S) KELEMAHAN (W)
1. Keterampilan pemilik IKMbaik 1. Bahan baku utama berasal dari luar kota (Kab, Kota)
2. Kulitas produk baik dan bisa bersaing dengan produk terkenal 2. Pertambahan kapasitas produksi tidak ada
3. Harga produk yang terjangkau 3. Penggunaan teknologi masih sederhana
EFAS 4. Produk yang dibuat sesuai dengan permintaan pasar 4. Kurangnya tenaga kerja
5.Teknik produksi efisien dan desain menarik bagi konsumen 5. Tidak adanya promosi produk
6.Adanya inovasi dan kreativitas pada produk 6.Alat/mesin yang digunakan sudah tidak efisien(mesin/alat sudah tua)
7.Tidak adanya strategi promosi
PELUANG (O) STRATEGI (SO) STRATEGI (WO)
1.Mampu mencangkup pasar lokal 1. Membandingkan produk dari segi kualitas bahan, sol, dan lem untuk mengetahui 1. Pendatangan bahan baku yang berasal dari luar kota dapat dipusatkan terlebih
2.Mampu mencangkup pasar nasional (siap masuk pasar modern) kualitas produk yang baik dari produk yang dibuat guna dapat masuk dan mencakup dahulu di sentral bahan baku yang berada di sentra alas kaki
3.Pengaruh globalisasi akan permintaan pasar pada pasar lokal dan pasar nasional (pasar modern) 2. Menyediakan mesin produksi dan teknologi yang terkini guna memenuhi kebutuhan
4.Berkembangnya teknologi Informasi 2. Mencari tahu selera pasar yang sedang tren dimasyarakat dan meminta saran dari pasar akan produk yang beragam yang berpengaruh pada teknologi yang digunakan
5.Mampu bersaing dengan brand ternama pembeli, dengan cara memberikan kuisioner kepada pelanggan mengenai penilaian 3. Merencakan strategi promosi produk dengan memanfaatkan teknologi informasi melaui media
produk yang dibeli pelanggan cetak dan elektronik
3. memanfaatkan teknologi informasi dengan cara memberikan kemudahan juga dalam 4. Melakukan manajemen dan membagi-bagi proses kerja untuk efisiensi produksi
pembayaran secara online untuk transaksi pembayaran guna pertambahan kapasitas produk supaya dapat bersaing dengan brand yang lain
4. memberikan kepercayaan kepada pelanggan dengan cara memberi jaminan kepada dengan produski yang dapat memenuhi permintaan pasar
pelanggan seperti garansi produk yang dijual agar mampu bersaing dengan brand 5. Perekrutan tenaga kerja yang berasal dari sekitar sentra alas kaki dengan terlebih dahulu
yang lainnya memberikan pelatihan agar dapat bersaing sumber daya manusianya
ANCAMAN (T) STRATEGI (ST) STRATEGI (WT)
1.Banyaknya pesaing baru 1. Membuat ciri khas produk dengan cara invoasi produk yang menjadikan ciri khas produk 1. Membuat pusat sentral bahan baku produksi yang dikelola oleh pemerintah
2.Selera konsumen yang berubah - ubah akan kebutuhan sepatu tersebut dikenal sebagai produk yang berbeda dari produk yang lainnya untuk mengantisipasi (UPT) supaya bahan baku lebih terjangkau dan menghindari ketidakstabilan harga bahan
3.Masyarakat yang cenderung ragu terhadap hal baru pesaing baru yang bermain dalam bisnis alas kaki 2. Penambahan kapasitas produksi dengan cara mengganti teknologi yang biasa digunakan
4.Harga bahan Baku sepatu yang relatif tidak stabil 2. Mengikuti tren pasar yang beredar yang sesuai permintaan pasar dengan cara mensurvey dengan teknologi yang terbaru guna efisiensi proses produksi dari mesin atau alat yang
5.Pelaku IKMyang berkurang tiap tahun karena kurangnya konsumenperkembangan produk yang terbaru sesai dengan selera pelanggan digunakan untuk penambahan kapasitas produksi. Disamping itu penambahan tempat
3. Memberikan kepercayan terhadap produk baru kepada pelanggan dengan cara memperkenalkan produksi untuk mengimbangi produksi yang bertambah
produk dan pembuatan produk serta sertifikasi produk tersebut untuk meyakinkan pembeli tentang 3. Tenaga kerja diupayakan berasal dari daerah sekitar sentra industri alas kaki, dengan mengikuti
produk yang dijual terlebih dahulu tenaga tersebut worksop mengenai keahlian yang nantinya digunakan dalam
4. Melakukan Teknik Produksi yang efisien supaya dapat mengurangi penggunaan bahan yang kegiaatan produksi
dilakukan untuk proses produksi dengan cara mengadakan workshop tentang bagaimana cara 4. Membuat strategi promosi dan promosi yang dilakukan dengan memperkenalkan produk untuk
teknik produksi yang efisien, yang nantinya kebutuhan akan bahan akan berkurang yang mempercayai masyarakat akan produk yang dijual dengan cara memberi penjelasan tentang
berdampak terhadap permintaan IKM, supaya tidak terjadi kelangkaan bahan baku,
guna mestabilkan harga bahan baku
5. mengasah kembali keterampilan dengan worksop supaya keterampilannya disesuaikan dengan
permintaan pasar pada saat ini dan juga melakukan inovasi pada produk yang dibuat agar
pelanggan percaya terhadap produk yang dibuat dan tertarik kembali untuk membeli produk
alas kaki atas rasa kepercayaan terhadap kualitas produk yang dibuat.
4.2.2. Menentukan Skor dan Bobot
Setelah membuat matriks SWOT maka pengolahan selanjutnya yaitu
menentukan skor dan bobot pada setiap faktor. Pemberian skor ini diberikan
antara 1 sampai 5 dengan asumsi skor 1 nilai terendah dan skor 5 adalah nilai
tertinggi. Kemudian perhitungan bobot dilakukan dengan cara membagi nilai
skor dengan jumlah banyaknyapoin dalam faktor yang ada dan yang terakhir
untuk nilai total didapat dari hasil kali dari skor dengan bobot, atau dengan
rumus matematiknya seperti berikut :





Berikut yaitu hasil perhitungan untuk skor dan bobot :
Tabel 4.4 Perhitungan Skor dan Bobot
Faktor-faktor Strategi internal
KEKUATAN (S)
1. Keterampilan pemilik IKM baik 4 0.8 3.2
2. Kulitas produk baik dan bisa bersaing dengan produk terkenal 3 0.6 1.8
3. Harga produk yang terjangkau 4 0.8 3.2
4. Produk yang dibuat sesuai dengan permintaan pasar 4 0.8 3.2
5.Teknik produksi efisien dan desain menarik bagi konsumen 3 0.6 1.8
6.Adanya inovasi dan kreativitas pada produk 3 0.6 1.8
21 4.2 15
KELEMAHAN (W)
1. Bahan baku utama berasal dari luar lokal (Kab, Kota) 4 0.8 3.2
2. Pertambahan kapasitas produksi tidak ada 4 0.8 3.2
3. Penggunaan teknologi masih sederhana 4 0.8 3.2
4. Kurangnya tenaga kerja 4 0.8 3.2
5. Tidak adanya promosi produk 3 0.6 1.8
6.Alat/mesin yang digunakan sudah tidak efisien(mesin/alat sudah tua) 4 0.8 3.2
7.Tidak adanya strategi promosi 4 0.8 3.2
27 5.4 21
Faktor-faktor Strategi external
PELUANG (O)
1.Mampu mencangkup pasar lokal 4 0.8 3.2
2.Mampu mencangkup pasar nasional (siap masuk pasar modern) 3 0.6 1.8
3.Pengaruh globalisasi akan kebutuhan gaya hidup 4 0.8 3.2
4.Berkembangnya teknologi Informasi 4 0.8 3.2
5.Mampu bersaing dengan brand ternama 4 0.8 3.2
19 3.8 14.6
ANCAMAN (T)
1.Banyaknya pesaing baru 4 0.8 3.2
2.Selera konsumen yang berubah - ubah akan kebutuhan sepatu 2 0.4 0.8
3.Masyarakat yang cenderung ragu terhadap hal baru 3 0.6 1.8
4.Harga bahan Baku sepatu yang relatif tidak stabil 3 0.6 1.8
5.Pelaku IKM yang berkurang tiap tahun karena kurangnya konsumen 3 0.6 1.8
15 3 9.4
Total Skor Bobot

4.2.3. Menentukan Posisi IKM
Setelah melakukan perhitungan skor dan bobot, pengolahan
selanjutnya yaitu menentukan posisi IKM, hal ini dilakukan untuk
memberikan rekomendasi strategi. Dengan mula-mula menghitung titik pada
sumbu x dengan cara mengurangi total kekuatan dengan total kelemahan
kemudian untuk sumbu y mengurangkan nilai total peluang dengan total
ancaman. Setelah itu membuat posisi kuadran SWOT, barulah dari situ buat
rekomendasi strategi.
Perhitungan :
Sumbu X = Total Kekuatan (S) Total Kelemahan (W)
= 15 21 = -6
Sumbu Y = Total Peluang (O) Total Ancaman (T)
= 14.6 9. 4 = 5.2
Dari data diatas maka didapatlah posisi dari IKM-IKM yang ada di
Cibaduyut yang telah kami survey.
Weakness
(W)
Strength
(S)
Treath
(T)
Opportunity
(O)
-6
5.2
Gambar 4.1 Grafik Kuadran Posisi IKM
BAB V
ANALISIS SWOT

5.1 Analisis Faktor Internal
Faktor Internal itu sendiri yaitu faktor yang ada di dalam tubuh IKM tersebut
yang berpengaruh terhadap kelangsungan usaha. Lalu setelah mendapatkan hasil dari
survey, maka didapat beberapa point internal, yang terdiri dari beberapa kekuatan
yang dimiliki dan juga kelemahan yang ada di dalam beberapa IKM yang telah
disurvey. Kekuatan-kekuatan yang dimiliki, yaitu pertama ada keterampilan dari
pemilik IKM yang baik, dan kualitas produk baik, itu semua terlihat pada saat survey
keterampilannya baik, dan hasil-hasil produk sepatunya pun sangat baik dan menarik
dan juga produk-produknya sangat inovatif dan kreatif. Kemudian kekuatan yang
selanjutnya yaitu bisa bersaing dengan brand ternama lainnya, selain itu harga produk
yang terjangkau bagi masyarakat, poin ini terlihatb ketika produk asli Cibaduyut
dibandingkan dengan brand-brand ternama dan produknya pun berani bersaing dan
juga karena harganya yang terjangkau tersebutlah produk asli Cibaduyut ini punya
daya tarik, maka poin-poin tersebutlah yang dimasukkan kedalam kekuatan.
Namun selain itu jika ada kekuatan maka akan ada kelemahan, maka ada beberpa
poin pada faktor kelemahan, dimana kelemahan-kelemahan yang dimiliki yaitu bahan
baku utama yang hanya berasal dari luar lokal (Kab, Kota), kemudian tidak adanya
pertambahan kapasitas produksi, penggunaan teknologi yang masih sederhana,
kurangnya tenaga kerja, poin-poin tersebut sangat berkesinambungan karena dilihat
dari keadaan aslinya, IKM di Cibaduyut ini seperti itu, maka kapasitas produksinya
pun tidak ada pertambahan akibat kurangnya tenaga kerja dan juga teknologi yang
masih sederhana belum masuk ke teknologi yang modern. Kemudian kelemahan
selanjutnya yaitu tidak adanya promosi produk dan juga tidak adanya perencanaan
strategi dalam promosi, ini terlihat dari total produksi yang tidak berkembang akibat
strategi promosi yang tidak baik bahkan tidak ada, maka ini berakibat pada tidak
adanya pertambahan kapasitas produksi pada IKM tersebut.
5.2 Analisis Faktor Eksternal
Faktor Eksternal itu sendiri yaitu faktor yang memang datang dari luar IKM yang
berpengaruh terhadap kelangsungan usaha dan berdasarkan data yang telah didapat
selain mendapatkan faktor internal maka harus ada juga faktor eksternal. Dimana di
dalam faktor eksternal tersebut terdapat beberapa poin yaitu ada peluang dan juga ada
ancaman, dimana peluang dan ancaman tersebut pasti berasal dari luar yang
berpengaruh terhadap IKM. Beberapa poin dari peluang tersebut yaitu mampunya
IKM dalam memasok produk dalam cangkupan lokal maupun nasional, kemudian
adanya pengaruh perkembangan hidup akibat globalisasi, adanya perkembangan
teknologi informasi untuk melakukan proses promosi produk dan produk dari IKM
Cibaduyut itu mampu bersaing dengan brand yang sudah ternama, itu semua sangat
terlihat jelas karena dengan poin-poin tersebut pada zaman modern ini sangat menjadi
alat yang baik bagi promosi, produksi amupun pemasarannya, maka dari poin-poin
peluang tersebut harusnya IKM bisa memanfaatkan sekecil apapun peluang tersebut
demi berkembangnya perusahaan atau IKM tersebut.
Namun selain itu yang namanya faktor dari luar maka pasti ada namanya
ancaman dari luar yang nantinya akan berpengaruh pada jalannya usaha. Ada
beberapa poin dari ancaman, yaitu persaingan yang semakin banyak dalam industri
alas kaki, kemudian selera konsumen yang selalu berubah-ubah, adanya keraguan
dari masyarakat bila ada sesuatu hal baru, harga bahan baku yang terkadang tidak
stabil akibat tidak berasal dari daerah sendiri, dan yang terakhir adanya ancaman
terhadap pembajakan atau peniruan desain yang memang ciri khas dari IKM-IKM
Cibaduyut. Hal ini memang tidak terlihat secara nyata, maka dari itu poin-poin
tersebutlah yang harus dihindari atau pun dilawan oleh IKM agar usaha pun tidak
terganggu atau terganjal oleh adanya ancaman dari luar.

5.3 Pendekatan Kualitatif Matriks SWOT
Setelah mengetahui semua faktor internal dan eksternal dari IKM yang telah
disurvey, maka selanjutnya yaitu membuat informasi-informasi tersebut kedalam
bentuk matriks SWOT dengan isi di dalamnya yaitu kekuatan, kelemahan, peluang
dan ancaman seperti yang terlihat pada tabel berikut ini :
Tabel 5.1 Pendekatan Kualitatif Matriks SWOT
IFAS KEKUATAN (S) KELEMAHAN (W)
1. Keterampilan pemilik IKMbaik 1. Bahan baku utama berasal dari luar kota (Kab, Kota)
2. Kulitas produk baik dan bisa bersaing dengan produk terkenal 2. Pertambahan kapasitas produksi tidak ada
3. Harga produk yang terjangkau 3. Penggunaan teknologi masih sederhana
EFAS 4. Produk yang dibuat sesuai dengan permintaan pasar 4. Kurangnya tenaga kerja
5.Teknik produksi efisien dan desain menarik bagi konsumen 5. Tidak adanya promosi produk
6.Adanya inovasi dan kreativitas pada produk 6.Alat/mesin yang digunakan sudah tidak efisien(mesin/alat sudah tua)
7.Tidak adanya strategi promosi
PELUANG (O) STRATEGI (SO) STRATEGI (WO)
1.Mampu mencangkup pasar lokal 1. Membandingkan produk dari segi kualitas bahan, sol, dan lem untuk mengetahui 1. Pendatangan bahan baku yang berasal dari luar kota dapat dipusatkan terlebih
2.Mampu mencangkup pasar nasional (siap masuk pasar modern) kualitas produk yang baik dari produk yang dibuat guna dapat masuk dan mencakup dahulu di sentral bahan baku yang berada di sentra alas kaki
3.Pengaruh globalisasi akan permintaan pasar pada pasar lokal dan pasar nasional (pasar modern) 2. Menyediakan mesin produksi dan teknologi yang terkini guna memenuhi kebutuhan
4.Berkembangnya teknologi Informasi 2. Mencari tahu selera pasar yang sedang tren dimasyarakat dan meminta saran dari pasar akan produk yang beragam yang berpengaruh pada teknologi yang digunakan
5.Mampu bersaing dengan brand ternama pembeli, dengan cara memberikan kuisioner kepada pelanggan mengenai penilaian 3. Merencakan strategi promosi produk dengan memanfaatkan teknologi informasi melaui media
produk yang dibeli pelanggan cetak dan elektronik
3. memanfaatkan teknologi informasi dengan cara memberikan kemudahan juga dalam 4. Melakukan manajemen dan membagi-bagi proses kerja untuk efisiensi produksi
pembayaran secara online untuk transaksi pembayaran guna pertambahan kapasitas produk supaya dapat bersaing dengan brand yang lain
4. memberikan kepercayaan kepada pelanggan dengan cara memberi jaminan kepada dengan produski yang dapat memenuhi permintaan pasar
pelanggan seperti garansi produk yang dijual agar mampu bersaing dengan brand 5. Perekrutan tenaga kerja yang berasal dari sekitar sentra alas kaki dengan terlebih dahulu
yang lainnya memberikan pelatihan agar dapat bersaing sumber daya manusianya
ANCAMAN (T) STRATEGI (ST) STRATEGI (WT)
1.Banyaknya pesaing baru 1. Membuat ciri khas produk dengan cara invoasi produk yang menjadikan ciri khas produk 1. Membuat pusat sentral bahan baku produksi yang dikelola oleh pemerintah
2.Selera konsumen yang berubah - ubah akan kebutuhan sepatu tersebut dikenal sebagai produk yang berbeda dari produk yang lainnya untuk mengantisipasi (UPT) supaya bahan baku lebih terjangkau dan menghindari ketidakstabilan harga bahan
3.Masyarakat yang cenderung ragu terhadap hal baru pesaing baru yang bermain dalam bisnis alas kaki 2. Penambahan kapasitas produksi dengan cara mengganti teknologi yang biasa digunakan
4.Harga bahan Baku sepatu yang relatif tidak stabil 2. Mengikuti tren pasar yang beredar yang sesuai permintaan pasar dengan cara mensurvey dengan teknologi yang terbaru guna efisiensi proses produksi dari mesin atau alat yang
5.Pelaku IKMyang berkurang tiap tahun karena kurangnya konsumenperkembangan produk yang terbaru sesai dengan selera pelanggan digunakan untuk penambahan kapasitas produksi. Disamping itu penambahan tempat
3. Memberikan kepercayan terhadap produk baru kepada pelanggan dengan cara memperkenalkan produksi untuk mengimbangi produksi yang bertambah
produk dan pembuatan produk serta sertifikasi produk tersebut untuk meyakinkan pembeli tentang 3. Tenaga kerja diupayakan berasal dari daerah sekitar sentra industri alas kaki, dengan mengikuti
produk yang dijual terlebih dahulu tenaga tersebut worksop mengenai keahlian yang nantinya digunakan dalam
4. Melakukan Teknik Produksi yang efisien supaya dapat mengurangi penggunaan bahan yang kegiaatan produksi
dilakukan untuk proses produksi dengan cara mengadakan workshop tentang bagaimana cara 4. Membuat strategi promosi dan promosi yang dilakukan dengan memperkenalkan produk untuk
teknik produksi yang efisien, yang nantinya kebutuhan akan bahan akan berkurang yang mempercayai masyarakat akan produk yang dijual dengan cara memberi penjelasan tentang
berdampak terhadap permintaan IKM, supaya tidak terjadi kelangkaan bahan baku,
guna mestabilkan harga bahan baku
5. mengasah kembali keterampilan dengan worksop supaya keterampilannya disesuaikan dengan
permintaan pasar pada saat ini dan juga melakukan inovasi pada produk yang dibuat agar
pelanggan percaya terhadap produk yang dibuat dan tertarik kembali untuk membeli produk
alas kaki atas rasa kepercayaan terhadap kualitas produk yang dibuat.

5.4 Pendekatan Analisis Matriks SWOT
Setelah membuat matriks SWOT, maka selanjutnya yaitu menentukan nilai
atau skor dan bobot pada setiap faktor yang sudah dibuat pada tabel dibawah ini,
dengan keterangan sebagai berikut

Pemberian skor diberikan antara 1 sampai 5 dengan asumsi skor 1 nilai
terendah dan skor 5 adalah nilai tertinggi. Kemudian perhitungan bobot
dilakukan dengan cara membagi nilai skor dengan jumlah banyaknya
faktor yang ada dan yang terakhir untuk nilai total didapat dari hasil kali
dari skor dengan bobot.
Tabel 5.2 Perhitungan Skor dan Bobot
Faktor-faktor Strategi internal
KEKUATAN (S)
1. Keterampilan pemilik IKM baik 4 0.8 3.2
2. Kulitas produk baik dan bisa bersaing dengan produk terkenal 3 0.6 1.8
3. Harga produk yang terjangkau 4 0.8 3.2
4. Produk yang dibuat sesuai dengan permintaan pasar 4 0.8 3.2
5.Teknik produksi efisien dan desain menarik bagi konsumen 3 0.6 1.8
6.Adanya inovasi dan kreativitas pada produk 3 0.6 1.8
21 4.2 15
KELEMAHAN (W)
1. Bahan baku utama berasal dari luar lokal (Kab, Kota) 4 0.8 3.2
2. Pertambahan kapasitas produksi tidak ada 4 0.8 3.2
3. Penggunaan teknologi masih sederhana 4 0.8 3.2
4. Kurangnya tenaga kerja 4 0.8 3.2
5. Tidak adanya promosi produk 3 0.6 1.8
6.Alat/mesin yang digunakan sudah tidak efisien(mesin/alat sudah tua) 4 0.8 3.2
7.Tidak adanya strategi promosi 4 0.8 3.2
27 5.4 21
Faktor-faktor Strategi external
PELUANG (O)
1.Mampu mencangkup pasar lokal 4 0.8 3.2
2.Mampu mencangkup pasar nasional (siap masuk pasar modern) 3 0.6 1.8
3.Pengaruh globalisasi akan kebutuhan gaya hidup 4 0.8 3.2
4.Berkembangnya teknologi Informasi 4 0.8 3.2
5.Mampu bersaing dengan brand ternama 4 0.8 3.2
19 3.8 14.6
ANCAMAN (T)
1.Banyaknya pesaing baru 4 0.8 3.2
2.Selera konsumen yang berubah - ubah akan kebutuhan sepatu 2 0.4 0.8
3.Masyarakat yang cenderung ragu terhadap hal baru 3 0.6 1.8
4.Harga bahan Baku sepatu yang relatif tidak stabil 3 0.6 1.8
5.Pelaku IKM yang berkurang tiap tahun karena kurangnya konsumen 3 0.6 1.8
15 3 9.4
Total Skor Bobot

Setelah itu melakukan perhitungan untuk menentukan titik posisi IKM-IKM
yang telah disurvey untuk memberikan rekomendasi strategi. Dengan mula-mula
menghitung titik pada sumbu x dengan cara mengurangi total kekuatan dengan
total kelemahan kemudian untuk sumbu y mengurangkan nilai total peluang
dengan total ancaman. Setelah itu membuat posisi kuadran SWOT, barulah dari
situ buat rekomendasi strategi.
Perhitungan :
Sumbu X = Total Kekuatan (S) Total Kelemahan (W)
= 15 21 = -6
Sumbu Y = Total Peluang (O) Total Ancaman (T)
= 14.6 9. 4 = 5.2
Dari data diatas maka didapatlah posisi dari IKM-IKM yang ada di Cibaduyut
yang telah kami survey.
Weakness
(W)
Strength
(S)
Treath
(T)
Opportunity
(O)
-6
5.2

Gambar 5.1 Grafik kuadran Posisi IKM

Dari gambar tersebut posisi IKM-IKM yang telah kami survey berada di
kuadran 2 (-,+) yang artinya IKM-IKM tersebut lemah namun memiliki peluang
yang besar untuk mengembangkan usahanya. Dari data tersebut maka diberikan
Rekomendasi Strategi yang sesuai dengan analisis swot yaitu dengan pendatangan
bahan baku harus lebih diatur agar bahan yang berasal dari luar kota dapat
dipusatkan ke sentral bahan baku yang berada di sentral alas kaki, kemudian
mesin produksi harus menggunakn teknologi yang terkini agar dapat memenuhi
kebutuhan pasar akan produksi yang beragam, merancang strategi promosi pun
sangat penting disini dimana pemanfaatan teknologi sangat bermanfaat sebagai
sarana promosi, strategi yang bisa digunakan bisa melalui media cetak dan
elektronik. Dalam mengefisienkan hasil produksi haruslah bisa mengontrol dan
membagi bagi proses kerja guna menambah kapasitas produk agar bisa bersaing
dengan brand lain dan dapat memenuhi permintaan pasar akan produksi yang
diinginkan oleh masyarakat. Dalam hal ini peran tenaga kerja sangatlah penting
terutama pada daerah sentral alas kakinya, pemberian pelatihan pun sangatlah
bermanfaat agar sumberdaya manusianya bisa bersaing dengan sumber daya
manusia di daerah lain.

Keterangan :
Analisis ini dilakukan berdasarkan data yang telah kami survey yaitu
dengan jumlah IKM sebanyak 5 buah, dari 4 RW yaitu RW 01, RW 03, RW
08, RW 11 di Kelurahan Kebonlega, Kecamatan Bojongloa Kidul













BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 KESIMPULAN
Pada kesimpulan kali ini membahas tentang potensi-potensi yang dimiliki
oleh IKM yang ada dikawasan cibaduyut seperti kualitas produk yang dibuat
dimana untuk mengetahui potensi yang dimiliki tersebut dilalukan dengan cara
melakukan survey secara langsung dan melakukan pendataan dengan kuesioner
dan tanya jawab secara langsung.
Setelah memiliki data dari hasil kuesioner dan hasil Tanya jawab
selanjutnya melakukan strategi dan analisa dari lokasi yang disurvei sehingga
dapat menentukan strategi kedepanya dan hal-hal apa saja yang diperlukan untuk
memajukan kawasan sentra Cibaduyut.
Dari analisa yang telah dilakukan selanjutnya dapat melakukan penilaian
terhadap posisi IKM dan kemampuan IKM terhadap barang yang diproduksi dan
kemampuan memasarkan produk.

6.2 SARAN
Pada laporan kali ini akan membahas tentang ikm yang ada dikawasan
industri cibaduyut dimana kali ini akan membahas tentang bagaimana keadaan
kawasan industri cibaduyut .
Yang diketahui adalah banyaknya jumlah ikm yang ada didalam kawasan
cibaduyut namun dari segi keefektifan penggunaan bahan dan waktu masih
kurang sehingga perlahan para pelaku ikm yang ada akan mengalami gulung tikar
sehingga diperlukan hal-hal yang bisa membangun ikm yang ada dikawasan
cibaduyut ini.banyak hal yang perlu diperhatikan misalnya dengan cara
melakukan pelatihan desain dan membuat sentra bahan baku kecibaduyut
sehingga para pelaku ikm mudah dalam membeli bahan dan tidak kesulitan jika
bahan baku mengalami kenaikan.
Dari segi kualitas yang dihasilkan secara umum dapat dikatakan baik dan
mampu bersaing dengan produk ternama dalam bidang alas kaki, namun mereka
masih memiliki kekurangan dalam hal kerapihan dan desain produk sehingga hal
tersebut dapat melemahkan keinginan pasar akan produk yang dibuat, hal lainnya
yang perlu diperhatikan adalah pemilihan bahan dan kekuatan desain dimana hal
tersebut berpengaruh kepada biaya produksi tiap produknya. Pemanfaatan
majunya era informasi harus dimanfaatkan oleh setiap pelaku ikm untuk
memasarkan produk dan melihat desain yang sedang ramai dipasaraan ataupun
membuat desain sendiri dengan kemampuan yang dikembangkan.
Dalam bidang pemasaran banyak pelaku ikm yang kebinggungan
memasarkan produknya sehingga banyak yang memilih untuk memaklunkan
produk milik orang lain hal tersebut semestinya bisa dihindari jika para pelaku
ikm berkerjasama untuk memasarkan produk dengan berbagai cara misalnya
dengan cara memasukan produknya ke factory outlet yang sangat berkembang
pesat dikota Bandung ataupun menerima pesanan dari factory outlet tersebut
sehingga pemasaran produk bisa lebih variatif dan para pelaku ikm dapat
mengetahui model/desain produk yang diinginkan masyarakat,serta bisa juga
dengan memasarkan produk dengan mengikuti pameran ataupun memasarkan
kedalam mall-mall besar yang ada.ataupun dengan cara memasarkan alas kaki ke
luar kota sehingga dapat bersaing dengan pengrajin sepatu diseluruh indonesia
serta peluang memasarkan produk akan lebih terbuka sehingga para pengrajin
tidak diam dan hanya menunggu pesanan.
Pemerintah seharusnya dapat melihat kekurangan ini dengan cara
melakukan pinjaman modal kepada para pelaku ikm sehingga dalam hal produksi
tidak terganggu dengan biaya pemodalan dan bantuan lainya dengan cara
mendatangkan alat-alat kepada kepada pelaku ikm sehingga kekurangan-
kekurangan dari segi financial dapat teratasi dengan sebelumnya pemberdayaan
manusia sudah dapat pelatihan-pelatihan yang maxsimal dari pihak
terkait.selanjutnya penggolahan limbah yang ada harus lebih baik dan diolah
secara menyeluruh dengan cara membuat pembuangan limbah dimana bahan-
bahan yang tidak dipakai bisa didaur ulang sehingga dapat terciptanya kawasan
sentra yang ideal untuk sebuah industri alas kaki cibaduyut.






LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai