Oleh :
Arwita Widyanti (004110132020)
Kelas A61
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) perlu diperhatikan dalam lingkungan kerja,
karena kesehatan merupakan keadaan atau situasi sehat seseorang baik jasmani maupun
rohani sedangkan keselamatan kerja suatu keadaan dimana para pekerja terjamin kesela-
matan pada saat bekerja baik itu dalam menggunakan mesin, pesawat, alat kerja, proses
pengolahan juga tempat kerja dan lingkungannya juga terjamin. Apabila para pekerja
merasa aman dan nyaman maka diharapkan produktivitas kerja akan dapat dit -
ingkatkan.Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu aspek perlindungan
tenaga kerja yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003.
Meskipun ketentuan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja telah diatur
sedemikian rupa, tetapi di dalam praktiknya di lapangan banyak pekerja yang tidak mem -
perhatikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Begitu banyak faktor di lapangan yang
mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja seperti faktor manusia, lingkungan dan
psikologis. Masih banyak perusahaan yang tidak memenuhi standar keselamatan dan ke-
sehatan kerja. Begitu banyak berita kecelakaan kerja yang dapat kita saksikan. Kelalaian
sering kali menjadi alasan dalam hal ini, oleh karena itu berhati-hati menjadi hal yang san-
gat penting karena jaminannya adalah nyawa sendiri.
Sasaran utama program keselamatan dan kesehatan kerja adalah mengelola risiko
untuk mencegah terjadinya kecelakaan atau kejadian yang tidak diinginkan melalui proses
identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendaliannya. Transportasi darat, laut dan
udara merupakan salah satu lingkungan kerja yang rawan terjadinya kecelakaan.
LANDASAN TEORI
2. Kecelakaan
Kecelakaan didefinisikan sebagai tiap kejadian yang tidak direncanakan dan tidak
terkontrol yang dapat disebabkan oleh manusia, situasi, faktor lingkungan ataupun kombi -
nasi dari hal-hal tersebut yang mengganggu proses kerja dan dapat menimbulkan cidera
ataupun tidak, kesakitan, kematian, kerusakan property ataupun kejadian yang tidak di-
inginkan lainnya. (Colling, 1990). Definisi lain kecelakaan ialah sebuah kejadian yang tidak
diinginkan yang mengakibatkan ataupun dapat berdampak cidera pada manusia,
kerusakan property, terhentinya proses produksi, penurunan kesehatan ataupun
kerusakan lingkungan. (Diberardinis, 1999). Dari definisi di atas kecelakaan dapat didefin -
isikan sebagai suatu kejadian yang tidak diinginkan ataupun direncanakan yang dapat
disebabkan oleh manusia, situasi, kondisi lingkungan ataupun kombinasi dari hal tersebut
yang dapat berdampak pada cidera manusia, kerusakan property, terhentinya proses pro -
duksi, penurunan kesehatan maupun kerusakan lingkungan.
Terdapat beberapa teori mengenai kecelakaan dimana sebagian besar menyatakan
bahwa manusia merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan kecelakaan. Di-
antara banyaknya teori mengenai kecelakaan, terdapat beberapa teori yang dapat merep-
resentasikan teori-teori kecelakaan tersebut, seperti The Human Factors Theory, Teori
Ramsey dan juga teori yang berhubungan dengan pencegahan kecelakaan yang dipop-
ulerkan oleh Geller. The Human Factors Theory menjelaskan kecelakaan sebagai rantai
kejadian yang disebabkan oleh human error (kesalahan manusia). Dalam teori ini terdapat
tiga faktor utama yang menyebabkan kesalahan manusia, yaitu overload, inappropriate re-
sponses dan inappropriate activities.
Overload yang dimaksud dalam teori ini mengacu pada ketidakseimbangan antara
kapasitas dan beban yang diemban oleh seseorang. Hal ini mungkin disebabkan oleh fak-
tor lingkungan (kebisingan dan gangguan lainnya yang berasal dari luar), faktor internal
(masalah personal dan stres) serta faktor situasi (instruksi yang tidak jelas). Inappropriate
responses yang dimaksud dalam hal ini adalah bagaimana seseorang merespon suatu
situasi yang mungkin dapat menyebabkan atau pun mencegah kecelakaan. Yang terma-
suk dalam Inappropriate responses seperti mendeteksi bahaya tetapi tidak memper-
baikinya dan mengabaikan aspek keselamatan.
3. Transportasi
Kata transportasi berasal dari bahasa latin yaitu transportare yang mana trans be-
rarti mengangkat atau membawa. transportasi adalah kegiatan pemindahan barang (mu-
atan) dan penumpang dari suatu tempat ke tempat lain. Dalam transportasi ada dua unsur
yang terpenting yaitu pemindahan/pergerakan (movement) dan secara fisik mengubah
tempat dari barang (comoditi) dan penumpang ke tempat lain (Salim, 2000).
Transportasi adalah sebagai pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke
tempat tujuan. Jadi, pengertian tranportasi berarti sebuah proses, yakni proses peminda-
han, proses pergerakan, proses mengangkut dan mengalihkan di mana proses ini tidak
bisa dilepaskan dari keperluan akan alat pendukung untuk menjamin lancarnya proses
perpindahan sesuai dengan waktu yang diinginkan. Terdapat unsur-unsur pengangkutan/
transportasi meliputi atas, yaitu ada muatan yang diangkut, tersedia kendaraan sebagai
alat angkutannya, ada jalanan/jalur yang dapat dilalui, ada terminal asal dan terminal tu -
juan, serta sumber daya manusia dan organisasi atau manajemen yang menggerakkan
kegiatan transportasi tersebut. Masing-masing unsur tersebut tidak bisa hadir dan berop-
erasi sendiri- sendiri, kesemuanya harus terintegrasi secara serentak. (Nasution, 1996)
Transportasi mempunyai peranan penting bagi perkembangan suatu Negara baik
itu dalam bidang teknologi, ekonomi, iptek, social maupun budaya.
4. KLASIFIKASI TRANSPORTASI
Transportasi dapat diklasifikasikan menurut macam atau moda atau jenisnya yang dapat
ditinjau dari segi barang yang diangkut, dari segi geografis transportasi itu berlangsung, dan dari
sudut teknis serta alat angkutannya.
5. Jenis-Jenis Transportasi
a. Transportasi Darat / Land Transport
- Transpor Jalan Raya. Dalam hal ini meliputi transport yang menggunakan alat
angkutan berupa sepeda, mobil, bus, dll.
- Transpor Jalan Rel. Dalam hal ini digunakan alat angkutan berupa kereta api.
Transpor melalui air pedalaman menggunakan alat angkutan berupa sampan, kano,
motor boat.
- Transpor Laut
Dalam transpor laut menggunakan alat angkutan berupa perahu, kapal mesin, kapal
uap.
c. Transpor Udara
Transpor Udara menggunakan alat angkutan yang mutakhir dan tercepat yaitu dengan
menggunakan pesawat udara.
6. Transportasi Darat
Road transport atau transportasi darat merupakan salah satu tulang punggung pe-
nunjang pergerakan ekonomi suatu daerah bahkan negara. Dengan transportasi darat
berbagai macam barang kebutuhan ekonomi dan keperluan masyarakat lainnya dapat dis-
alurkan dari satu tempat produksi ke tempat lain yang membutuhkan sehingga proses
supply chain suatu produk dapat berjalan dengan baik dan produk sampai kepada kon-
sumen yang memerlukan. Ada tiga hal yang perlu dibangun dalam sistem manajemen ke-
selamatan transportasi darat oleh perusahaan:
a. Manajemen Kendaraan,
Kendaraan yang digunakan untuk mengangkut barang dengan baik, setiap saat se-
tiap waktu. Pemeliharaan kendaraan harus direncanakan, diimplementasikan dan catatan-
nya disimpan. Pemeliharaan harus dilakukan oleh lembaga atau bengkel (baik internal pe-
rusahaan ataupun external) yang mempunyai kemampuan untuk melakukan pemeliharaan
sesuai dengan kaidah keselamatan kerja dan petunjuk dari pembuat kendaraan. Mempun-
yai kemampuan di sini maksudnya adalah mempunyai personil yang kompeten melakukan
pemeliharaan, mempunyai peralatan yang lengkap dan menggunakan komponen
kendaraan yang berasal dari pembuat kendaraan (OEM – Original Equipment Manufac-
turer).
Kendaraan harus diinspeksi secara rutin dengan checklist yang jelas, berbagai keti-
daksesuaian seperti ketebalan kembang ban yang sudah tipis, lampu mati, jadwal pemeli-
haraan yang sudah lewat, sistem dashboard yang rusak, level fluida (pelumas, minyak
rem, minyak transmisi, minyak hidraulik, air) dll, harus segera diganti dan diperbaiki.
Standar keselamatan mobil dapat diuji pada lembaga khusus bernama New Car
Assessment Program (NCAP). Setiap mobil yang keluar di pasaran memiliki peringkat ke-
selamatan yang berbeda. Indonesia mengacu kepada ASEAN NCAP, sebagai standar
keselamatan mobil di Asia Tenggara. Rating yang dibuat oleh NCAP ini sebagai informasi
tambahan bagi pengguna mobil dalam memilih kendaraan yang cocok untuk digunakan
oleh pengguna. Dengan adanya rating ini, diharapkan pengguna dapat selektif memilih
kendaraan, dimana faktor keselamatan juga menjadi objek penilaiannya. Produsen
kendaraan pun semakin berlomba untuk mengedepankan fitur keamanan kendaraan yang
diproduksi. Sehingga output yang diharapkan adalah menekan angka kecelakaan lalu lin-
tas akibat kendaraan yang tidak aman.
ASEAN NCAP
ASEAN NCAP terlahir sebagai upaya kolaboratif antara Malaysian Institute of Road
Safety Research (MIROS) dengan Global NCAP. Dibentuk pada akhir tahun 2011 sebagai
respon terhadap United Nation’s Decade of Action for Road Safety 2011-2020. Rating
yang dibuat oleh ASEAN NCAP terbagi menjadi 2 yaitu untuk keselamatan penumpang
dewasa / Adult Occupant Rating (AOP) dan keselamatan penumpang anak-anak / Child
Occupant Rating (COP). Mekanisme penilaian rating ASEAN NCAP ini berdasarkan
pengetesan yang dilakukan di laboraturium ASEAN NCAP. Produsen pembuat kendaraan
mendaftarkan kendaraannya untuk dilakukan pengujian menggunakan model manekin se-
bagai penumpang.
Kemudian kendaraan tersebut beserta manekin di uji coba seakan-akan kendaraan
tersebut menabrak benda dan juga ditabrak oleh benda bergerak. Setelah itu, penilaian
dilakukan berdasarkan kategori masing-masing objek penilaian, sehingga keluar overall
rating-nya (berbentuk bintang). Beberapa kendaraan telah melalui uji coba ini dan telah
dirilis di website ASEAN NCAP.
b. Manajemen Perjalanan,
Salah satu penyebab kecelakaan adalah si pengemudi tidak mengindahkan jalur
jalan yang sudah ditetapkan. Seharusnya melalui jalan tol, namun si pengemudi mengam-
bil “inisiatif” dengan mengambil jalur non-tol dengan harapan dapat membeli tiket tol
“bodong” untuk di-reimburse. Ia tidak familiar dengan jalur yang ditempuhnya karena
belum ada “road hazard mapping” yang dibuat di jalur tersebut. Dalam suatu tikungan, ia
tidak dapat mengendalikan truk trailer 40 feet yang dikemudikannya sehingga truk terbalik
dan bahan kimia yang diangkutnya tumpah mencemari lingkungan. Investigasi lebih lanjut
menunjukkan bahwa manajemen perjalanan yang sudah dibuat tidak disampaikan secara
benar oleh supervisor pengemudi sehingga tidak ada suatu proses cross-check untuk
memastikan pengemudi paham manajemen perjalanan yang harus ditempuhnya.Manaje-
men perjalan perlu dibuat dengan mencakup berbagai hazard di jalan.
Manajemen perjalanan ini perlu di-sharing kepada pengemudi secara rutin dalam
tool box meeting setiap pengemudi akan berangkat, dalam meeting rutin dan dalam pelati -
han kepada pengemudi. Ini adalah hal yang simple untuk dilakukan, namun perlu disiplin
terutama dari tingkat supervisor sampai pimpinan tertinggi di tempat pool kendaraan.
c. Manajemen Pengemudi.
Sebagus apapun sistem yang ada, sebagus apapun kendaraan yang digunakan,
jika pengemudi yang menjalankan kendaraannya tidak kompeten, kecelakaan akan tetap
terjadi. Mengemudikan sebuah kendaraan transportasi, misalnya truk besar, bukanlah
pekerjaan mudah. Di beberapa negara maju, pengemudi truk merupakan profesi dengan
profesionalitas dan gaji yang tinggi, karena memerlukan skill yang harus dibangun dan jika
terjadi kecelakaan akan dapat menghilangkan beberapa nyawa manusia.
Kebutuhan pengemudi harus diperhatikan yaitu penghasilan yang cukup sehingga
ia tidak berpikir lagi untuk “menambah” penghasilan misalnya dengan tiket tol bodong
seperti disebut di atas, atau berusaha melakukan “overtime” untuk mengejar rit sehingga
ia kelelahan (fatik) yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja. Bukan hanya penghasilan,
proses perekrutan dan pelatihan juga perlu diberikan kepada para pengemudi.
Para pengemudi pada umumnya adalah orang yang hidup di daerah di mana perat -
uran tidak ditegakkan dengan baik. Sehingga agar ia memahami bahwa pekerjaannya
adalah berbahaya, ia harus diberikan pelatihan yang mencakup rambu lalu lintas, potensi
bahaya di jalan, pelatihan mengenai truk yang dikemudikannya, manajemen perjalan, tin -
dakan disiplin jika melanggar, fatik manajemen dll.
7. Transportasi Laut
Laut adalah jalur transportasi yang sangat besar selain transportasi darat. Trans-
portasi laut memiliki nilai strategis sebagai penghubung antar pulau di negeri ini, sehingga
perlu dikembangkan dan ditingkatkan jumlah, mutu pelayanan dan aspek keselamatan
bagi para pengguna jasa transportasi laut. Sudah tidak terbilang korban jiwa dan kerugian
materi akibat kecelakaan di sektor transportasi.
Dalam dunia pelayaran, efek dari kecelakaan atau insiden sangatlah besar. Ter-
hadap kapal, lingkungan, industri, jiwa manusia, aktifitas pelayaran dan lain-lain. Terdapat
banyak sekali aspek yang perlu diperhatikan untuk mencegah kecelakaan moda trans-
portasi maritim, mulai dari tahap pra produksi hingga tahap eksekusi. “Kapal apapun yang
hendak berlayar harus memenuhi kualifikasi tertentu dan harus melewati berbagai penge-
cekan sebelum diperbolehkan berlayar, sebab ada banyak faktor yang memungkinkan ter-
jadinya kecelakaan, bukan sekadar kelalaian kapten kapal,” ungkap alumnus Teknik
Perkapalan ITS.
Pentingnya menjaga keselamatan di atas kapal sangat berdampak positif untuk
mengurangi kecelakaan kerja yang bisa ditimbulkan, khususnya saat musim penghujan
serta badai. Pekerjaan yang dikerjakan di atas kapal nyatanya lumayan banyak di Indone-
sia. Dimulai dari kapal tanker untuk usaha perminyakan, usaha logistik & transportasi laut,
nelayan serta penangkap ikan lainnya, shipyard dan lain-lain. Karena banyaknya peker-
jaan yang harus dikerjakan diatas kapal maka banyak pula resiko yang dapat terjadi di-
dalamnya. Tentu resiko itu bisa berdampak buruk untuk pengusaha atau industri, atau
para pekerja yang berkaitan.
Standar keselamatan pelayaran meliputi sumber daya manusia, sarana dan/atau
prasarana, standar operasional prosedur, lingkungan, dan sanksi. Sementara standar
pelayanan yang dimaksud meliputi pelayanan keselamatan dan kesehatan, keamanan
dan ketertiban, keandalan, kenyamanan, kemudahan, dan kesetaraan.
Keselamatan dan kesehatan kerja di industri perkapalan sangat urgent karena fak -
tor resiko yang begitu besar. Diperlukan tenaga ahli yang kompeten untuk melaksanakan
program program keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Progarm K3 yang dimaksud
adalah toolbook meeting, safety talk, program supervisi dan inspeksi dan program lainnya
yang menunjang keselamatan dan kesehatan kerja di atas kapal.
Alat keselamatan yang harus disiapkan untuk melindungi pekerja / penumpang ka -
pal laut :
8) Life boat
Kapal laut perlu disediakan life boat atau sekoci dalam jumlah yang cukup. Sekoci
dapat digunakan jika kondisi dalam kapal memburuk misalnya saat dimana kapal akan
tenggelam. Ada banyak sekoci yang memakai mesin atau motor, ada juga sekoci yang
memakai dayung.
9) Life ring
Atau pelampung cincin umumnya disiapkan untuk menyelamatkan orang yang be-
rada di air. Cincin pelampung ini langkah kerjanya dilempar ke area paling dekat dengan
tujuan agar pekerja yang akan tenggelam bisa memperoleh cincin pelampung itu. Umum-
nya, ada tanda penulisan yang sesuai nama pelabuhan serta nama kapal atas kepemi -
likan cincin pelampung itu.
8. Transportasi Udara
Menurut keputusan menteri 127/90 yang dimaksud dengan angkutan udara adalah
setiap kegiatan yang menggunakan pesawat udara untuk mengangkut penumpang, kargo,
dan pos untuk satu perjalanan atau lebih, dari satu bandar udara lainnya.
Menurut Irianto (1994), ciri khas Transportasi Angkutan Penerbangan, adalah:
a. Mempunyai kecepatan yang tinggi dan daya jelajah yang sangat jauh
b. Sangat padat modal atau investasi tinggi dan berteknologi tinggi
c. Sangat dinamis sesuai dengan tingkat perubahan teknologi yang sangat tinggi
d. Mempunyai tingkat resiko yang sangat tinggi
e. Pengoperasiannya sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor social, politik, dan ekonomi
f. Merupakan bisnis atau usaha jasa angkutan sebingga peranan pelayanan sangatlah
penting
Sifat atau karakteristik umum jasa angkutan udara adalah sebagai berikut.
a. Produksi yang dihasilkan tidak dapat disimpan, diraba, tetapi dapat ditandai dengan
adanya pemanfaatan waktu dan tempat.
b. Demand-nya elastic. Permintaan jasa pengangkutan udara bersifat derived demand,
yaitu sebagai akibat adanya demand yang lain. Karena tarif angkutan udara relatif ma-
hal, bila terjadi perubahan harga maka demand menjadi elastis
c. Selalu menyesuaikan teknologi maju. Perusahaan penerbangan pada dasamya bersi-
fat dinamis yang dengan cepat menyesuaikan perkembangan teknologi pesawat ter-
bang
d. Ada campur tangan pemerintah. Seperti pada umumnya kegiatan-kegiatan trans-
portasi menyangkut hajat hidup orang banyak.
Pada prinsipnya terdapat beberapa fungsi produk jasa angkutan udara yang harus
tercapai:
a. Melaksanakan penerbangan yang aman (safety)
b. Melaksanakan penerbangan yang tertib dan teratur (regularity)
c. Melaksanakan penerbangan yang nyaman (comfort)
d. Melaksanakan penerbangan yang ekonomis
Untuk memberikan rasa aman bagi penumpang serta mendukung program kese-
hatan dan keselamatan kerja salah satu maskapai yang ada di indonesia, yaitu citilink
menetapkan rules dan regulation sebagai berikut :
- Selalu dilakukannya Pembersihan pesawat yang di lakukan setiap pesawat telah berada
di destinasi tujuan.
- Adanya Keuntungan dari maskapai citilink ini disebut citilink sheald berupa Fasilitas
yang ditawarkan maskapai Citilink dalam perlindungan konsumen terhadap Kesehatan
dan keselamatan kerja (K3) ada 2 kelas cabin yang ditawarkan oleh citilink yaitu kelas
biasa atau disebut economy class dan ada juga bussines class, setiap pembelian tiket
terdapat asuranran kesehatan dan keselamatn kerja dimana citilink bekerja dengan
Jasaraharja, serta penggantian tiket pesawat apabila terjadi kesalahan pembelian tiket
untuk sekali penerbangan maupun pulang pergi, menjadi tanggungan citilink mulai dari
daerah asal sampai kembali kedaerah asalnya lagi.
- Sosialisasi tentang keselamatan kerja dijelaskan seiring berjalan waktu selama masa
pendidikan dan masa training karyawan di 3 bulan pertama bagi staff di darat dan dan
staff diudara.
- Asuransi bagi para karyawan yang di potong sekian % (tidak terlalu banyak) dari gaji
merka setiap bulannya, masuk jasaraharja ketenaga kerjaan dan juga citilink bekerja
sama dengan pihak asuransi lainnya.
- Jika terjadi Kesalahan kerja maka akan diberikan kesempatan 3x, dan tergantung se-
berapa tingkat kerugian yang didapatkan oleh perusahaan. Jika sudah mencapai SP3,
maka akan ada pemecatan ataupun rolling kerja staff terkait.
- Kesehatan : pengecekan kesehatan kepada staff di darat maupun di udara berbeda,
mulai dari pertama kali melakukan pendaftaran sebagai calon karyawan hingga menjadi
karyawan tetap. Untuk di darat biasanya pendaftaran harus disertakan dengan surat ke-
sehatan yang sudah ditandatangani oleb dinas kesehatan terkait atau rumah sakit yang
sebagai bukti bahwa calon karyawan tersebut dalam keadaan sehat secara jasmani.
Untuk di udara maupun yang bekerja di landasan pacu : Tes kesehatan dilakukan se-
cara khusus oleh tim kesehatan pada saat pendaftaran masa pendidikan, hal ini sama
sebetulnya tujuannya hanya saja dilakukan secara langsung ooleh team maskapai yang
bekerja sama dengan pihak Dinas kesehatan di karenakan tingkat resiko yang cukup
besar di alami oleh Karyawan yang bekerja di udara maupun landasan pacu.
2. Memperketat Keselamatan
Departemen Perhubungan akan membatasi usia pesawat udara jet yang boleh
dioperasionalkan pertama kali oleh maskapai penerbangan nasional yakni maksimal 10
tahun dan 70.000 pendaratan. Untuk menghindari adanya bias tanggung jawab apabila
terjadi sesuatu, seyogianya, maskapai penerbangan tidak melakukan perawatan pesawat
sendiri kecuali daily maintenance. Sebaiknya menggunakan jasa MRO seperti Garuda
Maintenance Facility (GMF), Merpati Maintenance Facility (MMF), dan fasilitas serupa
lainnya.
Perawatan pesawat yang tepat untuk menjaga keselamatan penerbangan memang
mungkin berharga mahal, tetapi akan lebih mahal lagi apabila terjadi kecelakaan. Dengan
adanya korban jiwa, aset pesawat yang hilang, santunan yang harus dibayar,
kemungkinan dituntut di pengadilan, reputasi perusahaan yang rusak, bahkan kredibilitas
pemerintah pun mungkin akan turun.
3. Peremajaan Pesawat
Untuk kebanyakan maskapai penerbangan, jawaban dari pertanyaan kapan
pesawat terbang sudah dianggap tua adalah cukup sederhana, bila umur (useful life)
keekonomian pesawat tersebut sudah berakhir. Namun, sebuah pesawat terbang yang su-
dah dianggap tua oleh suatu negara, misalnya, mungkin masih dianggap cukup muda oleh
negara lain. Umur pesawat terbang tidak hanya ditentukan dari berapa tahun sejak awal
terbang, tetapi juga berapa banyak flight cycle (take off/landing atau lepas landas dan
mendarat) yang pernah dilakukannya.
5. Sanksi Hukum Yang Tegas Kepada Maskapai Yang Tidak Menerapkan Keselamatan
Layak
Maskapai yang mengabaikan keselamatan perlu mendapat sanksi yang tegas den-
gan landasan hukum yang kuat. Seringkali pelanggaran yang terjadi kurang diperhatikan.
Pemerintah bertindak setelah terjadi kecelakaan.
Sanksi yang dapat diberikan sangat bervariasi tergantung tingkat kesalahannya.
Sanksi tersebut dapat berupa teguran, penundaan izin, atau bahkan mencabut izin usaha
maskapai penerbangan. Diharapkan dengan adanya sanksi tegas tersebut dapat menim-
bulkan efek jera kepada maskapai penerbangan sehingga lebih memperhatikan semua
aspek yang harus dipenuhi khususnya keamanan dan keselamatan.
Alat dan Prosedur yang Digunakan untuk Menjaga Keselamatan pada Saat Penerbangan :
10. Sabuk Pengaman atau Safety Belt
Di sini para penumpang diharapkan dapat mengenakan, mengunci, dan membuka
sabuk pengaman dengan baik dan benar. Terdapat duamacam sabuk pengaman, satu un-
tuk orang tua dan anak-anak, dan untuk bayi. Demi keselamatan, diharapkan untuk selalu
mengenakan sabuk pengaman sewaktu duduk dan sewaktu lampu tanda kenakan sabuk
pengaman dinyalakan.
KESIMPULAN
Transportasi darat, laut dan udara merupakan salah satu lingkungan kerja yang
rawan terjadinya kecelakaan. Sasaran utama program keselamatan dan kesehatan kerja
adalah mengelola risiko untuk mencegah terjadinya kecelakaan atau kejadian yang tidak
diinginkan melalui proses identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendaliannya.
Keselamatan adalah suatu keadaan terpenuhinya persyaratan keselamatan dalam
pemanfaatan dimanapun wilayah udara, laut, maupun darat, serta fasilitas penunjang dan
fasilitas umum lainnya.
Sangatlah penting kesadaran masyarakat untuk turut mendukung dan mematuhi at-
uran-aturan yang dibuat pemerintah tentang kebijakan keselamatan dan keamanan di
segala aspek transportasi (darat, udara, maupun laut).
DAFTAR PUSTAKA
Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran Jilid 1 Edisi Kesebelas. Jakarta: PT. Indeks
Kelompok Gramedia.
Majid, Suharto Abdul dan Warpani, Eko Probo. 1998. Ground Handling: Manajemen
Pelayanan Darat Perusahaan Penerbangan. Jakarta: Rajawali Pers.
Marina, Sandriana and Darmawati, Andi and Setiawan, Indra. 2014. “Pengaruh Kualitas
Pelayanan terhadap Loyalitas Pelanggan pada Perusahaan Penerbangan
Full Service Airlines” (jurnal). Jakarta: STMT Trisakti.
Salim, H.A. Abbas. 2000. Manajemen Transportasi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Suarthana. 2006. Manajemen Perhotelan Edisi Kantor Depan. Kuta Utara: Mapindo.
Tamin, O.Z. 1997. Perencanaan dan Permodalan Transportasi. Bandung: Teknik Sipil,
Instutut Teknologi Bandung.
Djarab, Hendarmin. dkk. 1998. Beberapa Pemikiran Hukum Memasuki Abad XXI,
Bandung : Angkasa
Konvensi Chicago 1944 (Convention on International Civil Aviation)
Martono, K. 2009. Hukum Penerbangan Berdasarkan UURI No. 1 Tahun 2009, Bandung :
Mandar Maju
Martono, K. dan Usman Melayu. 1996. Perjanjian Angkutan Udara di Indonesia, Bandung :
Mandar Maju
Tamin, Ofyar, 2000, Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, Penerbit ITB, Bandung.
Internet:
https://www.sehatkerjaku.com/artikel/potensi-bahaya-dan-risiko-kesehatan-serta-kesela-
matan-pada-pekerja-industri-penerbangan/
https://www.its.ac.id/news/2018/10/24/pentingnya-k3-dalam-transportasi-dunia-maritim/
https://id.linkedin.com/pulse/keselamatan-kerja-transportasi-darat-road-transport-broto-
suryono
https://www.safetyshoe.com/alat-keselamatan-kerja-di-kapal-laut/
https://www.safetysign.co.id/news/409/Panduan-Keselamatan-Naik-Kapal-Laut-Apa-Saja-
yang-Perlu-Diperhatikan-Penumpang