Anda di halaman 1dari 35

MATRIKS

Amalia Husna
Evi

User MJ
[Company name]
Jika kau tak tahan lelahnya belajar
maka kau harus tahan menanggung
perihnya kebodohan
- Imam syafi’i -

MATRIKS i
---Kata Pengantar---

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena dengan


keridhoan-Nya penulis dapat menyelesaikan. Tak lupa kami
mengucapkan terima kasih juga kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
menyusun buku ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya
membangun sangat kami harapkan guna untuk kesempurnaan
Buku ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak pihak yang
telah membantu ikut serta dalam penyelesaian buku ini. semoga
hadirnya buku yang sederhana ini memberikan manfaat untuk
pembaca dan terutama penulis.

Jambi, 1 Juli 2020

Penyusun

MATRIKS ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................i

Daftar Isi ..................................................................................................................ii

3.1 Membangun Konsep Matriks ..........................................................................2

3.2 Jenis-Jenis Matriks ...........................................................................................6

3.3 Kesamaan Dua Matriks ...................................................................................12

3.4 Operasi Matriks ...............................................................................................16

Daftar Pustaka..........................................................................................................31

MATRIKS iii
Pengayaan
Hai, taukah kamu siapa matematikawan yang
menemukan deret Fourier?

Yuk baca “mengenal tokoh berikut”

“mengenal Tokoh”

Jean-Baptiste Joseph Fourier  21 Maret 1768 - 16 Mei


1830) adalah seorang Perancis matematikawan dan
fisikawan yang lahir di Auxerre dan terkenal untuk
memulai penyelidikan seri Fourier dan aplikasi mereka
untuk masalah perpindahan panas dan getaran . The
Fourier transform dan hukum Fourier juga dinamai
untuk menghormatinya. Fourier juga umumnya
dikreditkan dengan penemuan efek rumah kaca . Fourier
mengarang buku Theorie Analytique de la chaleur (teori
matematika perihal panas), karya puncaknya perihal
fisika matematikal.

1
3. 1 MEMBANGUN
KONSEP MATRIKS

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering berhadapan dengan persoalan yang apabila
kita telusuri ternyata merupakan masalah matematika. Mengubah persoalan ke dalam
bahasa atau persamaan matematika maka persoalan tersebut lebih mudah
diselesaikan yaitu dengan menampilkan data atau keterangan-keterangan tersebut
dalam bentuk tabel atau daftar. Misalnya tabel hasil kuis matematika Adi, Ado, dan
Ade.
Judul
Baris
Kuis 1 Kuis 2 Kuis 3
Adi 70 60 85
Ado 65 75 80
Ade 70 75 85
Judul
Kolom

Jika data dari tabel di atas hanya dituliskan dalam bilangan saja, kemudian
susunan lambang bilangan itu diberi tanda kurung, maka akan diperoleh:

[ ]
Susunan bilangan
70 60 85 berbentuk persegi
65 75 80 panjang
70 75 85
Perhatikan contoh yang lain berikut ini,
Judul
Baris Persamaan Koefisien Koefisien
x y
3 x+ 5 y =8 3 5
x− y =−5 1 -1

Judul
Kolom

Bila dituliskan dalam bilangan saja kemudian disusun lambang bilangan itu
dengan tanda kurung, maka diperoleh :
Susunan bilangan
berbentuk persegi

MATRIKS 2
[ 31 −15 ]
Perhatikan susunan bilangan dari kedua data tersebut.

[ ]
70 60 85
65 75 80 dan
70 75 85
3 5
1 −1 [ ]
Dari contoh sebelumnya dapat disimpulkan bahwa kelompok bilangan yang
disusun dalam suatu jajaran berbentuk persegi dan persegi panjang yang terdiri atas
baris-baris dan kolom disebut matriks.
Agar berbatas, maka bagian pinggir-pinggir dari kelompok bilangan itu
dibubuhi dengan tanda kurung (kurung biasa atau kurung siku). Nama dari suatu
matriks biasanya dilambangkan dengan menggunkan huruf besar atau huruf
kapital, seperti A, B, C, . . ., dan seterusnya.
CONTOH
Perhatikan kelompok bilangan berikut dan identifikasi apakah merupakan matriks. 1
a. Kelompok bilangan
3 0 5 2
1 −3 4 1
merupakan matriks sebab susunannnya berbentuk persegi dan tersusun atas baris dan
kolom.
b. Kelompok bilangan
2 0
merupakan bukan matriks sebab susunannya berbentuk segitiga dan
tersusun atas baris dan kolom yang tidak jelas.
3

c. Kelompok bilangan
1 0 0
0 −1 1
0 1 0
1 −1 0
0 0 1

merupakan matriks sebab susunannnya berbentuk persegi dan persegi panjang dan
tersusun atas baris dan kolom.
2. Baris, Kolom, Elemen, dan Ordo Matriks
Ada beberapa istilah dalam matriks diantaranya sebagai berikut :
a. Baris dari suatu matriks adalah bagian susunan bilangan yang dituiskan
mendatar atau horisontal dalam matriks. Perhatikan matriks berikut ini.
Baris 1
Baris 2
Baris 3
MATRIKS 3
[ ]
1 0 9
A= 2 −9 5
4 0 2
b. Kolom dari suatu matriks adalah bagian yang dituliskan tegak atau vertikal
dalam matriks. Perhatikan matriks berikut ini.

[ ]
1 0 9
A= 2 −9 5
4 0 2 Kolom2
Kolom3
kolom 1

c. Elemen atau unsur suatu matriks adalah bilangan-bilangan (real atau kompleks)
yang menyusun matriks itu. Perhatikan matriks berikut ini.

[ ]
1 0 9
A= 2 −9 5 Elemen pada baris kedua kolom kedua
4 0 2 Elemen pada baris ketiga kolom pertama

d. Ordo atau ukuran dari suatu matriks ditentukan oleh banyak baris dan banyak
kolom dari matriks itu. Banyak elemen atau banyak unsur dari suatu matriks
ditentukan leh hasil kali banyak baris dengan kolom dari matriks itu.
Misalkan matriks A terdiri dari m baris dan n kolom, maka matriks itu berordo
m× n dapat dituliskan sebagai Am × n. Banyak elemen matriks A itu sama dengan
(m ×n) buah. Oleh karena itu matriks A yang berordo m× n dapat disajikan
sebagai berikut.

[ ]
a11 a 12 a13 … … a 1n
a 21 a 21 a 21 … … a 2n
A m × n= ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ Banyak baris = m
⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯
am 1 am 2 am 3 … … amn

Banyak kolom = n

dengan a mn adalah elemen matriks pada baris ke-m dan kolom ke-n .

MATRIKS 4
Pengayaan
Hai, taukah kamu siapa matematikawan yang
menemukan transformasi laplace?

Yuk baca “mengenal tokoh berikut”

“mengenal Tokoh”

Pierre-Simon, Marquis de Laplace (lahir 23


Maret 1749 – meninggal 5 Maret 1827 pada umur 77 tahun)
adalah seorang ahli matematika dan astronom Prancis, yang

mengemukakan teori bahwa bumi jutaan tahun yang


lalu terpisah dari matahari dan secara bertahap kulit
luarnya mengering dan mengeras. Pada tahun 1773, di
depan Akademi Prancis, dia membuktikan bahwa
gerakan planet-planet adalah stabil. Penemuan Laplace
lainnya adalah di bidang integral kalkulus, diferensial
terbatas, persamaan diferensial, dan astronomi. Ia
menemukan Mekanika selestial, Ekuasi
Laplace, Operator Laplace dan Transformasi Laplace
.

MATRIKS 5
MATRIKS 6
3.2 JENIS-JENIS
MATRIKS

3.2 Jenis-Jenis Matriks

Matriks memiliki jenis-jenis berdasarkan bentuk maupun pola eleman di dalamnnya,


yaitu:

a. Matriks Baris
Misalkan suatu matriks berordo m× n dengan nilai m=1 ,sehingga diperolah
matriks yang berordo1 ×n. Matriks 1 ×n terdiri atas satu baris dan memuat n
elemen. Matriks yang berciri seperti ini disebut matriks baris.
Misalnya matriks Q1 ×7 =¿ 2] dan matriks P1 ×2=[8−4]

b. Matriks Kolom atau Matriks Lajur


Jika suatu matriks berordo m× n dengan nilai n=1, sehingga dierolah matriks
yang berordo m× 1. Matriks m× 1 terdiri ats satu kolom dan memuat m
elemen. Matriks yang berciri seperti ini disebut matriks kolom atau matrik
lajur.

[]
1

[]
5 2
Misalnya matriks G5 ×1= −2 dan matriks H 3 ×1= 4
0 1
6
c. Matriks Persegi
Misalkan suatu matriks berordo m× n dengan nilai m=n, sehingga diperoleh
matriks berordo n × n dan untuk selanjutnya disingka dengan matriks berordo
n saja. Pada matriks berordo n, banyak baris = banyak kolom. Matriks yang
berciri demikian disebut sebagai matriks persegi berordo n.

[ ]
1 0 0
T
Misalnya matriks 3 ×3 =T 3 = 0 1 0
0 0 1

MATRIKS 7
[ ]
1 0 1 9 6
1 0 3 5 5
dan matriks K 5 ×5 =K 5= 3 −2 6 −1 3
4 5 8 3 2
7 7 0 4 1

Dalam matriks persegi, elemen-elemen yang terletak pada garis hubung


elemen a 11 dengan elemen a nn dinamakan diagonal utama, sedangkan
elemen-elemne yang terletak pada garis hubung elemen a n1 dengan elemen a 1n
dinamakan sebagai diagonal samping. Diagonal utama dan diagonal samping
dari suatu matriks persegi dapat ditampilkan dalam bentuk bagan berikut ini :

[ ]
Diagonal samping
a11 a 12 a 13 … … a1 n
a21 a 21 a 21 … … a2 n
⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯
⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯
an 1 an 2 an 3 … … a nn
Diagonal utama
d. Matriks Segitiga
Misalkan suatu matriks persegi berordo n dengan elemen-elemen matriks yang
berada di bawah diagonal utama atau di atas diagonal utama semuanya
bernilai nol. Matriks yang berciri demikian dinamakan matriks segitiga.

[ ]
9 −1 8 3
0 6 5 −1
Misalnya matriks G=
0 0 2 8
0 0 0 4

[ ]
9 0 00
5 6 00
Dan matriks T =
2 3 20
1 −4 5 4
e. Matriks Diagonal atau Matriks Identitas
Misalkan suatu matriks persegi berordo n dengan elemen-elemen matriks yang
berada di bawah dan di atas diagonal utama semuanya bernilai nol. Ini berarti
bahwa elemen-elemn matriks semuanya bernilai nol, terkecuali elemen-elemn
yang terletak pada diagonal utama. Matriks yang berciri demikian dinamakan
matriks diagonal, sebagaimana matriks berikut ini :

MATRIKS 8
[ ]
1 0 0
A= 0 1 0 dan matriks B=
0 0 1
1 0
0 3 [ ]
Jika suatu matriks diagonal berordo n dengan elemen-elemen pada diagonal
utama semuanay berniali 1, maka matriks diagonal semacam ini dinamakan
matriks identitas atau matriks satuan. Matriks identitas ordo n
dilambangkan dengan I n dan matriks ini akan sering dijumpai dalam
pembahasan selanjutnya. Berikut ini adalah contoh matriks identitas.

[ ]
I 2= 1 0 matriks identitas berordo dua
0 1

[ ]
1 0 0
dan I 3= 0 1 0 matriks identitas berordo tiga
0 0 1
f. Matriks Datar dan Matriks Tegak
Misalkan suatu matriks berordo m× n dengan m<n, ini berarti banyak kolom
lebih banyak dibandingkan dengan banyak baris. Oleh karena itu, maka
susunan elemen-elemennya akan memanjang atau menadatar. Matriks yang
berciri demikian disebut matriks datar. Sebaliknya, jika m>n maka banyak
baris lebih banyak dibandingkan dengan banyak kolom, sehingga susunan
eleman-elemennya membentuk persegi panjang tegak. Matriks yang berciri
demikian disebut matriks tegak. Berikut ini contoh matriks tegak dan matriks
datar.

P=
[ 29 4 5
0 7 ]
merupakan matriks datar karena jumlah baris (m) < dari

jumlah kolom (n) (m = 2 dan n = 3 )

[ ]
0 −1
Q= 1 0 merupakan matriks tegak karena jumlah baris (m) > dari jumlah
0 −1
kolom (n) (m = 3 dan n = 2 )
g. Martriks Transpos
Transpos dari suatu matriks A ditulis At atau A' adalah suatu matriks yang
diperoleh dengan cara mengubah setiap baris dari matriks A menjadi kolom
pada matriks A' . Transpos dari matriks A berordo m× n adalah sebuah matriks
'
A berordo n × m, yang disusun sebagai berikut :

MATRIKS 9
- Baris pertama matriks A ditulis menjadi kolom pertama dalam matriks A'
- Baris kedua matriks A ditulis menjadi kolom kedua dalam matriks A'
- Baris ketiga A ditulis menjadi kolom ketiga dalam matriks A' , . . .
demikian seterusnya
- Baris ke-m matriks A ditulis menjadi kolom ke-m dalam matriks A' .

CONTOH
Tentukan transpos matriks-matriks berikut.
2

[ ] [ ]
2 5
1 −2 0 3
4 3
a. A= 6 −1
8 4
b. B= [−60 −79 ] c. C=
−2 8 9 0
0 9 14
3 0 41
10 8

Jawab :

[ ]
2 5
4 3
a. A= '
6 −1 , maka transpos matriks A adalah A =
8 4
2 4 6 8 10
5 3 −1 4 8 [ ]
10 8

b. B=
[−60 −79 ] , maka transpos matriks B adalah B'= [−70 −69 ] ,

[ ] [ ]
1 −2 0 3 1 −2 0 3
−2 8 9 0 −2 8 9 0
c. C= , maka transpose matriks C adalah C ' =
0 9 14 0 9 14
3 0 41 3 0 41
Dari contoh di atas pada bagian c, kita melihat bahwa matriks C=C ' , jenis matriks
yang seperti ini disebut matriks simetris atau mariks setangkup. Dengan demikian
didefinisikan matriks setangkup sebagai berikut.
Misalkan matriks A adalah matriks persegi berordo n . Matriks A disebut matriks
simetris atau matriks setangkup jika dan hanya jika elemne-elemen yang letaknya
simetris terhadap diagonal utama bernilai sama, ditulis:

a ij=a ji

dengan i≠ j.

MATRIKS 10
L A T I H A N 1
Misalkan diketahui matriks

Berapa banyak baris dan kolom matriks ?

Sebutkan elemen-elemen pada baris pertama, baris kedua, dan baris ketiga.

Sebutkan elemen-elemen pada kolom pertama, kolom kedua, kolom ketiga, kolom keempat, dan
kolom kelima.

Tulisakan ordo matriks !

Tentukanlah matriks-matriks koefisien dari sistem-sistem persamaan berikut ini. Buatlah


matriksnya.

a. b.

3. Tuliskanlah ordo dan banyaknya elemen dari matriks-matriks berikut ini.

[]
15
a. A=[ 0 4 5 2−1 ] c. C= −7
23

[ ]
b.
1 0 3 9 10

[ ]
0 1 −4 5 −2
0 0 0
2 5 1 0 1
b. B= 1 1 1 d. D=
7 6 3 1 3
0 0 0
−9 0 8 0 1
4 1 9 2 −3

4. Misalkan Q adalah suatu matriks berordo m× n. Buatlah sebuah contoh matriks Q, jika
diketahui :
a. m=0 dan n=10 c. m=5 dan n=5
b. m=4 dan n=6 d. m=6 dan n=2
5. Tentukan transpos dari matriks-matriks berikut ini.

a. A= [ ]
4 3
2 1
c. C= [−30 4 3
1 2 ]

[ ]
0 0 5

[ ]
5 3 2
3 2 1
−8 4 4
b. B= 1 2 3 d. D=
9 1 6
0 1 0
1 1 0
3 9 −4
MATRIKS 11
6. Berikan penjelasan mengenai kebenaran-kebenaran berikut ini.
a. Transpos dari matriks baris adalah sebuah matriks kolom dan transpose dari matriks kolom
adalah sebuah matriks baris
b. Jika A adalah matriks diagonal, maka A adalah matriks simetris

MATRIKS 12
3.3 KESAMAAN
DUA MATRIKS

3.3 Kesamaan Dua Matriks

Dua matriks yaitu matriks A dan B dikatakan sama yaitu A= B, jika dan hanya jika:
o Ordo matriks A sama dengan ordo matriks B
o Semua elemen yang seletak pada matriks A dan matriks B mempunyai
nilai yang sama, a ij=a ji, untuk semua nilai i dan j .
CONTOH
Perhatikan matriks-mariks berikut ini. 3
Matriks-matriks mana sajakah yang sama ?

[ ] [ ]
0 2 1 3 4
E= −3 4
7 1
F= [
4 −1 3
2 0 6 ] G= −2 0 2
6 7 5

[]
7 10

[ ] [ ]
5 6
1 3 4 0 2
H= −2 0 2 I = −3 4 J= 0 −8
1 5
6 7 5 7 1
−3 8
8 1

Jawab :

o Matriks E dan F , E dan G , E dan H , E dan J tidak sama karena memiliki


ordo yang berbeda begitu pun eleman yang seletak.
o Matriks E dan I adalah matriks yang sama karena memiliki ordo yang sama
yaitu 3 ×2 dan elemen yang seletak sama.

MATRIKS 13
o Matriks F dan G , F dan H , F dan I , dan F dan J tidak sama karena memiliki ordo
yang berbeda begitu pun eleman yang seletak.
o Matriks G dan H adalah matriks yang sama karena memiliki ordo yang sama yaitu
3 ×3 dan elemen yang seletak sama
o Matriks G dan I , G dan J , H dan I , H dan J , dan I dan J tidak sama karena
memiliki ordo yang berbeda begitu pun eleman yang seletak.

Kesamaan dua matriks dapat digunkakan untuk menentukan nilai peubah atau
variabel yang ada pada elemen-elemen matriks. Perhatikan contoh berikut ini.

CONTOH
1. Misalkan diketahui matriks P dan Q sebagai berikut.
4
P= [ 21 3a ] sama dengan matriks Q=[ b1 −43 ], tentukan nilai a dan b !
Pada matriks yang sama elemen
Jawab : yang seletak adalah sama, yaitu

[ 21 3a ]=[ b1 −43 ]
Pada matriks yang sama elemen
yang seletak adalah sama, yaitu
a=−4

Jadi, nilai a=−4 dan b=2.

2. Tentukan nilai a dan b jika diketahui matriks jika diketahui matriks M dan N adalah
sama.

M= [ a+2
−5 9
6
] dan N=[
4
−5
6
2 b−1 ]
, karena matriks M dan N adalah sama maka:

 a+ 2=4 (eleman yang seletak adalah sama)


a=4−2
a=2
 2 b−1=9(eleman yang seletak adalah sama)
 2 b=9+1
 2 b=10

MATRIKS 14
 b=5
Jadi nilai a=2 dan b=5, sehingga diperoleh

M=
[ 2+−52 69]=[−54 69]
Terlihat kesamaan dua
matriks

dan N= [ 4 6
=
][
4 6
−5 2(5)−1 −5 9 ]

MATRIKS 15
L A T I H A N 2
Dari matriks-matriks berikut ini, manakah yang sama ?

Tentukan nilai dan dari matriks yang sama berikut ini.

Diketahui matriks-matriks:

dan
Tentukan transpos dari matriks atau

Jika , carilah nilai dan .

Jika diberikan persamaan matriks berikut ini.

Maka hitunglah nilai


Jika , maka tentukan harga dan .

Diketahui dan . Jika menyatakan matriks transpos dari , maka tentukan nilai yang memenuhi
persamaan .

MATRIKS 16
3.4 OPERASI
MATRIKS

3.4 Operasi Matriks

Sebelumnya kita telah mengenal dan mmpelajari operasi-operasi hitung


dalam matematika. Begitu pun dalam matriks, kita akan mempelajari bagaimana
operasi hitung pada matriks dan aturan-aturan (sifat-sifat) yang beraku diantaranya
penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan perpangkatan.
1. Penjumlahan pada Matriks
a. Definisi Penjumlahan pada matriks
Dua buah matriks dapat dijumlahkan jika keduanya memiliki ordo yang
sama. Penjumalahan pada matriks dilakukan dengan cara menjumlahkan eleman-
eleman yang seletak dari masing-masing matriks tersebut.
Misalkan A dan B adalah matriks-matriks berordo m× n dengan elemen-
eleman elemen a ij dan a ji. Jika matriks C adalah jumlah matriks A dan matriks B
atau C= A+ B , maka matriks C juga berordo m× n dengan eleman-eleman
ditentukan oleh :
c ij =a ij +b ij ,untuk semua i dan j .

MATRIKS 17
1. Diketahui matriks-matriks:

a. P=
[ 12 0 1
−5 3
dan ] Q=
[−810 2 −1
5 6 ]
Tentukan penjumlahan matriks P dan matriks Q .

Jawab :
Jumlah matriks P dan matriks Q adalah

P+Q= 1+10
[0+2 1+(−1) = 11 2 0
2+(−8) −5+5 3+6 −6 0 9 ][ ]
Jadi, jumlah matriks P+Q= [−611 2 0
0 9 ]
b. D= [ ac bd ] dan E= e f
g h [ ]
Tentukan penjumlahan matriks D dan matriks E .
Jawab :
Jumlah matriks D dan matriks E adalah

D+ E=
[ ca+e+ g ][
b+ f
=
a+e b+ f
d+ h c + g d+ h ]
Jadi, jumlah matriks D+ E= [ ca+e+ g b+ f
d+ h ]
b. Matriks Nol
Matriks Nol adlah matriks yang setiap elemannya 0. Matriks nol biasanya
dinyatakan dengan O. Misalnya :

[ ]
0 0
[ ]
O 2 X 2= 0 0
0 0
dan O 3 X 2= 0 0
0 0
Pada penjumlahan matriks dengan salah satu matriks adalah matriks nol maka
hasilnya adalah matriks bukan nol, ditunjukkan sebaga berikut :
A+O=A

[ 29 −31 ]+[00 00]=[29 −31 ]


Maka berlaku juga A+O=A +O= A
c. Lawan suatu Matriks

MATRIKS 18
Jika A dan B adalah dua matriks berordo sama, dan A+ B=B+ A=O , maka
B disebut lawan A ditulis B=− A .

Misalnya matriks M = [ mp no], maka lawan matriks M adalah


−M =
[−m
−p −o ]
−n
, maka bila dijumlahkan diperoleh :

 M + (−M )=[
p o ] [ − p −o ]
m n + −m −n

 M + (−M )= [
m+(−m) n+(−n)
p+(− p) o+(−o) ]
 M + (−M )=¿ [ 00 00]
 M + (−M )=O , sehingga dapat dilihat penjumlahan antara M dan −M
adalah matriks nol (O)

M + (−M )=O

Matriks – M sering juga disebut sebagai invers penjumlahan (invers aditif)


dari matriks M .

MATRIKS 19
SIFAT PENJUMLAHAN
MATRIKS
Misalkan matriks A , B , dan C adalah matriks berukuran m× n,
maka:

o A+ B=B+ A (sifat komutatif), sehingga kita dapat


menukar urutan operasi.
o ( A+ B ) +C= A+(B+ C) (sifat asosiatif), sehingga kita
dapat menuliskan A+ B+C tanpa mempunayai arti lain.
o A+O=O+ A= A , terdapat sebuah matriks nol yang
berukuran m× n.
o A+ B=O, dengan matriks B dsiebut lawan atau negatif
matriks A, ditulis B=− A .

2. Pengurangan Matriks
Dengan pemahaman tentang lawan suatu matriks kita dapat menyatakan
pengurangan matriks sebagai penjumlahan matriks. Jika A dan B merupakan dua
matriks yang berordo sama, maka pengurangan matriks A dengan B dapat
dinyatakan sebagai berikut.
A−B= A+ (−B )

dengan −B adalah lawan dari matriks B .


CONTOH
6
1. Diketahui A= [ ac bd ] dan G=[ pr qs ]. Tentukan matriks A−G.
Jawab :
A−G= A+ (−G )

 A−G=[ ][ ]
a b
c d

p q
r s

 A−G=[
c d ] [ −r −s ]
a b − p −q
+

 A−G= [
a+(− p) b+(−q)
c +(−r ) d +(−s) ]
 A−G= [
a− p b−q
c−r d −s ] MATRIKS 20

2. Tentukan matriks A berordo 2 ×1 dari persamaan A+ [−2] [ 5 ]


1 = −3
.
Misalkan A dan B adalah matriks-matriks yang berordo m× n dan masing-masing
mempunyai eleman-eleman a ij dan b ij. Jika matriks C adalah hasil pengurangan matriks
A dengan matriks B atau C= A−B , maka matriks C berordo m× n dengan elemen-
eleman ditentukan oleh :
c ¿ ¿, untuk semua i dan j .

Pengurangan dua matriks seringkali dapat digunakan untuk menyelesaikan persamaan


matriks berbentuk X + A=B , dengan A dan B adalah matriks-matriks yang diketahui,
sedangkan X adalah matriks yang dipertanyakan. Dari X + A=B, maka

X =B− A

Jadi, matriks X merupakan pengurangan matriks B dengan matriks A .

L A T I H A N 3
Diketahui matriks dan . Tentukan matriks yang diwakili oleh

d. g.

e. h. )

f. i.

Diketahui , , , dan . Tentukan matriks yang diwakili oleh :

b. c. d.

3. Tentukan nilai dan yang memenuhi persamaan berikut !


a.
b.
c.
4. Tentukan matriks dari operasi matriks berikut !
a.
b.
c.
d.

MATRIKS 21
5. Jika P= [ 59 −2
−4 ],Q=[
2
x
−1
x+ y ]
dan penjumlahan kedua matriks menghasilkan

matriks identitas, maka tentukan nilai dari x− y .


6. Bila diketahui suatu matriks berordo 3 dengan elemen pada baris pertama dan kolom

[ ]
a b c
pertama adalah satu sama dengan matrik G¿ d e f , maka tentukanlah hasil
g h i
penjumlahan dan pengurangan nilai dari a , b , c , d , e , f , g , h , dan i .

3. Perkalian Matriks
a. Perkalian Skalar dengan Suatu Matriks
Sebuah matriks dengan ordo m× n dapa dikalian dengan sebuah bilangan real
tertentu. Bila real ini selanjutnya disebut dengan skalar. Agar lebih memahami
perkalian matriks dengan skalar, maka perhatikan definisi berikut :
Misalkan k ∈ R dan A=[ aij ] adalah suatu matriks yang berordo m× n. Perkalian
bilangan k dengan matriks A adalah suatu matriks baru yang juga berordo m× n yang
diperolah dengan mengalikan setiap elemen pada A dengan bilangan real k dan
diberi matriks m× n sedemikian sehingga kA=[k aij ]. Dari definisi diperoleh sifat-sifat
perkalian matriks yang penting kita ingat.

SIFAT PERKALIAN
MATRIKS
Dengan k Skalar
Jika k , l∈ R , matriks-matriks A=[aij ] dan B=[bij ] berordo m× n,
maka dalam perkalian matriks berlaku sifat-sifat berikut :
o ( k +l ) A=kA+ lA
o ( k −l ) A=kA−lA
o k ( lA )= ( kl ) A
o IA= A

MATRIKS 22
1. Diketahui matriks-matriks berikut. CONTOH
P= [ ]
3 1
2 4
dan Q= [
18 5
7 2 ] 7
Tentukanlah matriks X berordo 2 ×2 yang memenuhi persamaan 3 X +2 Q=4 P .
Jawab :
3 X +2 Q=4 P
 3 X +2 [ ] [ ]
18 5
7 2
=4
3 1
2 4

 3X+ [ ][ ]
36 10 12 4
14 4
=
8 16

 3 X= [ 12−36 4−10
8−14 16−4 ]
 3 X =[
−6 12 ]
, maka ( ) 3 X=( ) [
3 −6 12 ]
−24 −6 1 1 −24 −6
3

 X =[ ] , jadi matriks X =[
−2 4 ]
−8 −2 −8 −2
,
−2 4
b. Perkalian Matriks dengan Matriks
Apabila matriks matriks A=[aij ] adalah matriks yang berordo m× n dan matriks
B=[bij ] adalah matriks yang berordo p ×q , maka perkalian matriks A dan B yang
dinotasikan dengan AB dapat dilakukan apabila n= p.

[ ] [ ]
a11 a12 a13 … … a1 n a11 a12 a13 … … a1 q
a21 a21 a21 … … a2 n a21 a21 a21 … … a2 q
A= ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ dan B= ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯
⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯
a m1 a m2 a m3 … … a mn a p 1 a p 2 a p 3 … … a pq

Hasil kali matriks AB didefinisikan sebagai matriks C=[c ¿¿ ij]¿ yang berordo
m× q dengan eleman baris ke−i dan kolom ke− j adalah :
c ij =a i1 b1 j + ai 2 b 2 j +ai 3 b3 j +. ..+a ip b1 n
dengan i=1,2,3 , … , m dan j=1,2,3 , … ,n

Dari definisi perkalian matriks dengan matriks di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa dua matriks dapat dikalikan jika banyaknya kolom matriks pertama
sama dengan banyaknya baris matriks kedua.

MATRIKS 23
CONTOH
1. Diketahui A= [−13 42] danB=[ 10]. 8
a. Tentukanlah AB dan BA .
b. Apakah AB=BA ?
Jawab :

a. AB= [−13 42 ][ 10]=[−13 (1( 1) +) +2(0)


4(0)
]=[−13 ]
Berdasarkan definisi perkalian matriks dengan matriks, perkalian BA tidak
dapat diselesaikan karena banyaknya kolom dari matriks B tidak sama
dengan nbanyaknya baris pada matriks A .
b. AB=BA
Dari bagian a dapat kita lihat bahwa AB=BA , yang berarti bahwa
perkalian matriks tidak bersifat komutatif.

SIFAT PERKALIAN
MATRIKS
DENGAN MATRIKS

AB≠ BA , yaitu tidak berlaku sifat komutatif.

1. Untuk sembarang k ∈ R , A=[a¿¿ ij ]¿ , dan B=[a¿¿ ij]¿, maka


a. ( kA ) B=k ( AB )
b. ( Ak ) B= A ( kB )
c. ( AB ) k= A ( Bk )
2. Untuk A=[a¿¿ ij ]¿ , B=[a¿¿ ij], ¿ danC=[c ¿¿ ij]¿ , maka :
a. A ( BC )=( AB ) C , jika AB dan BC terdefinisikan atau
memenuhi sifat asosiatif,
b. A ( B +C ) =AB + AC , jika AB , AC , dan B+C terdifinisikan.
Sifat ini biasanya disebut sifat distributif kiri perkalian
terhadapat penjumlahan.
c. ( A+ B ) C=AC+ BC , jika AC , BC , dan A+ B terdifinisikan.

MATRIKS 24
Sifat ini biasanya disebut sifat distributif kanan perkalian
terhadapat penjumlahan.
3. Dalam perkalian matriks yang hanya memuat matriks-matriks
persegi dengan ordo yang sama, terdapat sebuah matriks
identitas yakni matriks satuan I, yang bersifat IA= AI =A
4. a. Jika AB=O , belum tentu A=O atau O= A
b. Jika AB= AC , belum tentu B=C
5. Jika p dan q adalah bilangan-blangan real serta A dan B
adalah matriks-matriks maka berlaku hubungan

( pA ) ( qB ) =( pq )( AB )

6. Jika At dan Bt berturut-turut adalah transpos dari matriks A


dan matriks B, maka berlaku hubungan ( AB¿¿ t)=Bt At ¿

MATRIKS 25
L A T I H A N 4
Tentukan hasil dari perkalian-perkalian matriks berikut ini !

Tentukan matriks dari persamaan berikut !

Diketahui matriks-matriks :

dan
Tentukan )(B)

Tentukan dan

Periksa apakah

4. Diketahui f ( x , y )=2 x2 +3 xy , A=
3 4[
2 −1
, dan B= ]
−2 1
3 2 [ ]
dengan I adalah matriks

identitas. Tentukan matriks yang bersesuaian dengan :


a. f ( A , B ) c. f ( A , 3 I )
b. f ( 2 B , A ) d. f ( A , 0 )

5. Jika A= [
−1 2
−3 1 ]
dan B=
0 −1
3 2 [ ]
, tentukan apakah ( AB )2=A 2 B2 dan

( A ¿ ¿ 2−B2)=( A−B ) ( A−B) ¿

4. Perpangkatan Matriks
Misalkan A adalah suatu matriks persegi, maka :

MATRIKS 26
2
A = AA
3 2 2
A =A A= A A
4 3 3
A = A A= A A dan seterusnya
An =A n−1 A= A An−1

Sama halnya dalam perpangkatan pada operasi biasanya yang merupakan perkalian
berulang dari suatu bilangan, dalam hal ini perpangkatan matriks adalah perkalian
berulang suatu matriks.

Misalkan diketahui suatu matriks A=


1 0
2 −1 [ ]
, maka akan ditentukan matriks

dari hasil perpangkatan yaitu A2 + A .


2
A + A= [ 12 −10 ][ 12 −10 ]+[ 12 −10 ]
 A2 + A=
[ 1 (1 ) + 0 ( 2 )
][
1 ( 0) + 0( 1)
+ 1 0
2 ( 1 )+ (−1 ) 2 2 ( 0 )+ (−1 )(−1 ) 2 −1 ]

2
A + A=
[ 10 02]+[ 12 −10 ]

2
A + A=
[ 22 −10 ]

MATRIKS 27
Jadi hasil dari 2
A +A [
adalah 2 0 .
2 −1 ]
AKU
BERANI
Diketahui matriks-matriks berikut.
dan
Perlihatkan bahwa persamaan dapat dinyatakan sebagai Kemudian gunakan hasil ini
untuk menetukan matriks

Dengan cara yang sama, tentukanlah matriks yang memenuhi !

MATRIKS 28
LEBIH DEKAT DENGAN PENULIS

Amalia Husna lahir pada tanggal 6 Februari 2000,

lahir di salah satu desa yang terdapat di


Provinsi jambi, kabupaten Kerinci
tepatnya di kecamatan Danau Kerinci,
desa Koto Iman. Lulus dari salah satu
sekolah ternama di kabupaten Kerinci
yaitu MAN 1 Kerinci semasa di MAN 1
Kerinci ia sering mengukir prestasi
satunya
salah satunyaiaia mendapat
mendapat peringkat
peringkat 1
diklelas selam 2 tahun berturut-turut dan pernah mendapat juara
umum 1. Setelah lulus dari MAN 1 Kerinci, Ia melanjutkan
pendidikan S1nya di Program Studi Pendidikan Matematika FKIP
Universitas Jambi, awal mulai pendidikannya di Program Studi
Pendidikan Matematika pada tahun 2017 dan sekarang sudah
menempuh 6 semester. Semasa kuliah banyak mengikuti UKM atau
OK di Universitas Jambi dan pernah mendapatkan juara 1 public
speaking yang diadakan salah satu fakultas di Universitas Jambi
dan mendapatkan juara 2 dalam menulis artikel yang diadakan
Dinas Lingkungan Hidup di provinsi Jambi.

MATRIKS 29
Matematika mengajarkan kepada kita
bahwa setiap masalah akan selalu ada
solusi

MATRIKS 30
DAFTAR PUSTAKA

Effendi Zaimi dan Mujahidawati.2020. Masalah Nilai Awal dan Syarat


Batas. Jambi: UNJA.

Suhandi. Hand Out Deret Fourier. Bandung: UPI

Nugroho. 2011. Persamaan Differensial Biasa dan Aplikasinya. Yogyakarta:


Graha Ilmu

MATRIKS 31

Anda mungkin juga menyukai