Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

GASTRITIS

A. Definisi
Gastritis merupakan peradangan pada dinding mukosa lambung
dengan tanda dan gejala nyeri. Gastritis atau sering disebut penyakit
maag adalah penyakit yang sangat mengganggu aktifitas sehari-hari jika
tidak ditangani akan bersifat fatal.(Brunner & Suddart, 2017).
Gastritis merupakan masalah pencernaan yang sering ditemukan.
Gastritis adalah suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa
lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus, atau lokal (Amin, 2016).

B. Etiologi
Gastritis biasanya diawali dengan pola makan yang tidak baik dan
tidak teratur sehingga lambung menjadi sensitif di saat asam lambung
meningkat (Tussakinah & Burhan, 2018).
Biasanya berasal dari zat korosif, erosif atau yang infeksius.
Aspirin dan obat- obatan NSAID, digitalis, obat kemoterapi, terapi
radiasi, steroid, alkoholisme akut dan penggunaan kokain serta
keracunan makanan (khususnya yang disebabkan oleh organisme
Staphylociccus) dan HIV/AIDS adalah penyebab umumnya. Selanjutnya
zat makanan, termasuk terlalu banyak mengkonsumsi teh, kopi, mustard,
paprika, cengkeh dan merica juga dapat mempercepat gastritis. Makanan
dengan tekstur kasar atau dimakan pada suhu yang sangat tinggi dapat
pula merusak mukosa lambung. Menelan zat korosif seperti alkali atau
pembersih saluran juga dapat menyebabkan gastritis akut dengan
merusak/menghilangkan lapisan mukosa (Black, 2014).

C. Patofisiologi
Penyebab yang paling umum gastritis akut adalah infeksi.
Patogen termasuk helicobacter pylori, escherichia coli, prtoteus,
haemophilus, streptococcus, dan stafilococcus. Infeksi bakteri lambung

1
jarang terjadi tetapi dapat mengancam kehidupan. Lapisan mukosa
lambung normalnya melindungi dari asam lambung, sementara asam
lambung melindungi lambung dari infeksi. Jika asam lambung tersebut
ditembus dengan inflamasi dan nekrosis, maka terjadilah infeksi,
sehingga terdapat luka pada mukosa. Ketika asam lambung mengenai
mukosa lambung, maka terjadi luka pada pembuluh darah kecil yang di
ikuti dengan edema, perdarahan dan mungkin juga terbentuk ulkus
(Black, 2014).

D. PATHWAY

Kafein, makanan pedas,


kecut,asam, pola makan
tidak teratur

Peningkatan asam lambung

Iritasi mukosa
lambung

Peradangan/iritasi
mukosa lambung

Nyeri epigastrium Kurang


Dx. Pemeliharaan informasi
kesehatan tidak
Dx. Nyeri efektif
akut
Kurang
pengetahuan

Dx. Defisiensi
pengetahuan

2
E. Manifestasi Klinis
Pengkajian khususnya pada ketidaknyamanan epigastrium
dengan rasa terbakar atau sakit, nyeri abdominal, kram, sendawa, lemas,
refluks, mual parah dan muntah, serta kadang-kadang hematemesis
(Black, 2014)

F. Komplikasi
Perdarahan dapat menjadi komplikasi gastritis khususnya ketika
mukosa lambung menjadi gundul atau terkikis. Komplikasi lain yang
mungkin dari gastritis atrofi adalah hilangnya kemampuan lambung
untuk mengeluarkan faktor indtrinsik, mengakibatkan malabsorpsi
vitamin B12 yang dipastikan dengan tes schilling. Kanker lambung
mungkin dicurigai pada klien yang gastritisnya tidak sembuh dengan
terapi (Black, 2014).

G. Pemeriksaan Penunjang

1) Endoskopi, sebuah prosedur pemeriksaan bertujuan untuk melihat


kondisi oragn tubuh tertentu secara visual dengan menggunakan alat
khusus yang disebut endoskop.
2) Analisa cairan lambung, untuk mengetahui tingkat sekresi HCL.
3) Pemeriksaan barium swallow atau test Upper Gastrointestinal (UGI),
sebuah tindakan untuk memeriksa saluran pencernaan
(Kerongkongan, lambung, dan usus kecil) menggunakan X-Ray.
4) Radiologi abdomen
5) EGD (Esofagogastriduodenoskopi), dilakukan untuk melihat sisi
perdarahan atau derajat ulkus jaringan atau cedera.

H. Penatalaksanaan
1) Diet lambung dengan porsi kecil dan sering.
2) Minum obat seperti (antasida, histonin, sulcralfate)
3) Tidak meminum alkohol

3
4) Mengurangi stress
5) Terapi Relaksasi untuk mengurangi nyeri gastritis (relaksasi guided
imagery.
I. Pemeriksaan Fisik
1) Isnpeksi : tidak ada pembengkakan, klien memegangi perut
sebelah kiri atas
2) Palpasi : saat ditekan adanya nyeri di bagian ulu hati atau
perut kiri bagian atas

J. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut
2. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif
3. Defisit pengetahuan
K. Intervensi Keperawatan
No SDKI SLKI SIKI
1. D.0077 L.08063 A. 08238 Manajemen
Nyeri Akut - Melaporkan Nyeri
nyeri - Identifikasi lokasi,
terkontrol karakteristik, durasi,
- Kemampuan frekuensi, kualitas,
mengenali intensitas nyeri
penyebab - Identifikasi faktor
nyeri yang memperberat dan
- Kemampuan memperingan nyeri
menggunakan - Berikan teknik non
tekhnik non- farmakologi untuk
farmakologis mengurangi rasa nyeri
(misal TENS, hipnosis,
akupresur, terapi
musik, biofeedback,
terapi pijat,

4
aromaterapi, teknik
imajinasi terbimbing,
kompres
hangat/dingin, terapi
bermain)
- Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
2. D.0117 L.12106 I.12383 Edukasi
Pemeliharaan pemeliharaan Kesehatan
kesehatan kesehatan - Identifikasi kesiapan
tidak efektif - Menunjukkan dan kemampuan
pemahaman menerima informasi
perilaku sehat - Jelaskan faktor
- Kemampuan resiko yang dapat
menjalankan mempengaruhi
perilaku sehat kesehatan
- Menunjukkan - Ajarkan perilaku
minat hidup bersih dan
meningkatkan sehat
perilaku sehat
3. D.0111 L. 12111 Tingkat I. 12444 Edukasi Proses
Defisit Pengetahuan Penyakit
Pengetahuan -Perilaku sesuai - Identifikasi kesiapan
anjuran dan kemampuan
-Kemampuan menrima informasi
menjelaskan - Sediakan materi dan
pengetahuan media pendidikan
tentang suatu kesehatan
topik - Jelaskan penyebab dan
-Perilaku sesuai faktor resiko penyakit
dengan - Jelaskan proses

5
pengetahuan patofisiologi
munculnya penyakit
- Jelaskan tanda dan
gejala yang
ditimbulkan oleh
penyakit
- Ajarkan cara
meredakan atau
mengatasi gejala yang
dirasakan

DAFTAR PUSTAKA

6
Black, J. (2014). Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Buku 2.
Jakarta: Salemba Medika.
Sri Mulyati, D. (2013). Keperawatan Medikal Bedah : Sistem

Pencernaan. Jakarta: Kencana. Sunaryo. (2015).

Asuhan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: CV. Andi

Offset.

Syaifuddin, A. (2011). Anatomi Fisiologi Untuk Keperawatan

dan Kebidanan. Jakarta: EGC.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosa

Keperawatan Indonesia (1st ed.). Jakarta: Dewan

Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Retrieved from http://www.inna-ppni.or.id

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi

Keperawatan Indonesia (I). Jakarta. Retrieved from

http://www.inna-ppni.or.id

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran

Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil

Keperawatan (1st ed.). Jakarta: Dewan Pengurus Pusat

Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Retrieved from

http://www.innappni.or.id

Anda mungkin juga menyukai