Anda di halaman 1dari 19

PANDUAN

PERENCANAAN ALAT KESEHATAN

UPT PUSKESMAS KENARILANG


TAHUN 2017

PERENCANAAN ALAT KESEHATAN


Manufaktur
Pemasaran Pengujian
Transfer Pengembangan

Distribusi Penelitian

Penilaian Kebutuhan

Penilaian Teknologi Penghapusan


Evaluasi
Perencanaan Pemeliharaan

Pembelian Operasional
Pemasangan
Pelatihan
Penerimaan

Peralatan kesehatan merupakan salah satu faktor penunjang yang sangat penting dalam
penyelenggaraan peayanan kesehatan, baik di rumah sakit maupun di sarana pelayanan kesehatan
lainnya.
Oleh karenanya kondisi maupun fungsi peralatan kesehatan harus baik dan dapat mendukung
pelayanan kesehatan tersebut.
Untuk mencapai kondisi ini perlu adanya pengelolaan peralatan dengan baik dan terpadu sejak
perencanaan, pengadaan, pendayagunaan hingga pemeliharaan.
Dengan demikian peralatan kesehatan dan fasilitas pendukungnya akan berdaya guna secara
optimal dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan.
I. Tujuan perencanaan alat kesehatan :
1. Diperolehnya kebutuhan jenis, spesifikasi teknis dan jumlah peralatan kesehatan
2. Diperolehnya spesifikasi teknis, fungsi, aksesori
3. Diperolehnya informasi biaya pemeliharaan selama usia teknis
4. Diperolehnya informasi kebutuhan sarana dan prasarana yang dipersyarakan
5. Diperoleh informasi kebutuhan pelatihan bagi operator (klinisi dan perawat) dan teknisi /
pengelola alkes
6. Diperolehnya informasi harga, biaya penyiapan sarana dan prasarana dan pelatihan SDM
7. Pemenuhan standart peralatan sesuai klasifikasi rumah sakit, penambahan jumlah dan
jenis peralatan kesehatan, penggantian peralatan yang rusak dan pengembangan
pelayanan sesuai dengan perkembangan teknologi kesehatan
8. Proses menentukan jenis, spesifikasi dan jumlah peralatan kesehatan sesuai dengan
kebutuhan pelayanan dan perkembangan teknologi kesehatan, kualitas dan harga serta
sumber daya manusia yang mengoperasikan dan memelihara sarana dan prasarana
9. Dibutuhkan data informasi terbaru mengenai jenis peralatan kesehatan yang beredar
meliputi : pengakuan FDA, CE, TUV, fungsi, spesifikasi, aksesori, pemeliharaan,
ketersediaan suku cadang, harga, dan jaminan purna jual, legalitas izin edar peralatan
kesehatan
10. Melibatkan tenaga medis, keperawatan, tenaga teknis peralatan kesehatan, tenaga teknis
sarana dan prasarana dan manajemen
11. Perencanaan kebutuhan peralatan sangat bermanfaat dalam pelaksanaan pengadaan
peralatan kesehatan secara efektif, efisien dan prosesnya dapat dipertanggung jawabkan
sesuai dengan peraturan perundang undangan.
II. Langkah perencanaan peralatan kesehatan :
1. Perencanaan dilakukan sesuai dengan kebutuhan jenis dan jumlah peralatan kesehatan.
Adapun untuk menentukan hal tersebut dapat melalui teknis analisa kebutuhan.

TEKNIS ANALISA KEBUTUHAN

Assessment

PENAMBAHAN ALAT
PENGGANTIAN ALAT
PEMENUHAN ALAT
(equipment Record) (Pengembangan
pelayanan)

1. Inventarisasi 1. Jumlah pasien


1. Usia Pakai
2. Jenis dan Jumlah 2. Jumlah kasus
2. Jumlah kerusakan
Sesuai Standar 3. Jumlah produk
3. Nilai perbaikan
3. Kekurangan Jenis (pelayanan)
4. Risiko bila
dan Jumlah Alat 4. Jumlah yang
dipergunakan
4. Pemilihan dirujuk
Spesifikasi sesuai
5. Penentuan Prioritas 5. Tingkat Utilisasi
pelayanan Penggantian 6. Unit cost
5. Penentuan Spek

PERENCANAAN ALAT
KESEHATAN

Pada umumnya hasil dari perencanaan kebutuhan alat kesehatan tidak semua dapat
direalisasikan, hal ini biasanya berkaitan ketersediaan dana yang tidak mencukupi. Untuk
menentukan prioritas kebutuhan alat kesehatan dapat dilakukan dengan metode sebagai
berikut :

PENENTUAN PRIORITAS KEBUTUHAN ALAT KESEHATAN


Alkes Prioritas = Nilai A X Nilai B
A : Penting tidaknya alat kesehatan
B : Kondisi alat kesehatan
Nilai Total ≥ 15, maka prioritas PENGGANTIAN alat kesehatan
Menentukan penting tidaknya peralatan di pelayanan (Nilai A)
Nilai Kriteria Keterangan
7 Kritis Unit pelayanan tidak dapat berfungsi secara efektif tanpa
peralatan
6 Esensial Pelayanan utama tidak dapat dilakukan tanpa peralatan
5 Penting Pelayanan utama dapat terhambat atau tertunda tanpa
peralatan ini
2 Agak Beberapa pelayanan yang menguntungkan tetapi bukan utama
Penting dapat terhambat atau tertunda tanpa peralatan
1 Tidak Peralatan tidak atau jarang digunakan atau hanya digunakan
Penting untuk tugas-tugas berdampak rendah

Menentukan kondisi peralatan (Nilai B)


Kriteria
Nilai Kondisi Alat
Kerusakan
 Alkes dalam kondisi yang sangat buruk dan tidak ada
kemungkinan diperbaiki
Sangat Sering  Alkes telah digantikan oleh teknologi baru dan sesuai
5
Rusak prosedur klinik efektifitasnya diragukan
 Alkes telah digantikan oleh teknologi baru yang lebih
efisien dan efektif
 Alkes dapat digunakan, tetapi biaya perbaikan tidak
tersedia
 Alkes masih dapat diperbaiki tetapi dilihat dari riwayat
4 Sering Rusak pemeliharaan tidak efektif secara klinis dan tidak
efisien
 Alkes telah digantikan oleh teknologi baru dan sudah
tidak sesuai dengan prosedur klinik
Mungkin Alkes ini sangat tua namun apabila suku cadang perlu
3
Rusak diganti tidak efektif dilihat dari sisi biaya
2 Jarang Rusak Alkes dalam kondisi baik dan biaya perbaikan tersedia
Sangat jarang Alkes dalam keadaan baru
1
Rusak
2. Perencanaan harus melibatkan pengguna alat / user untuk penyusunan professional
spesifikasi. Penyusunan technical spec melibatkan unsur teknis, dimana ketentuan teknis
meliputi :
a. Pengakuan (approval) dari FDA / CE / TUV
b. Catu daya listrik, 220 volt 50/60 Hz
c. Standart spesifikasi peralatan (masing-masing peralatan memiliki standart yang
berbeda)
d. Kelengkapan aksesoris
e. Peralatan memenuhi standart keselamatan
f. Lama pemeliharaan (biasanya sesuai kontrak)
g. Penyediaan suku cadang minimal 5 tahun
h. Masa garansi / jaminan purna jual minimal 1 tahun
i. Legalitas izin edar peralatan kesehatan
j. Training bagi tenaga operator dan teknisi
3. Perencanaan alat kesehatan juga meliputi perencanaan anggaran pemeliharaan selama usia
teknis.
Perencanaan anggaran pemeliharaan dapat menggunakan sistem Annualized Investment
Cost (AIC) sebagai dasar perhitungan (Abdul Rachman, ST., M.MT). karena pada metode
ini semakin tinggi usia pakai suatu peralatan, maka nilai AIC akan semakin besar. AIC
tersebut dipengaruhi oleh nilai uang yang dibandingkan dengan inflasi, usia pakai serta
usia teknis barang, dalam bentuk rumus sebagai berikut :

AIC = (IIC (1 + i)t) / L

Dimana : AIC = Annualized Investment Cost


IIC = Initial investment Cost (dalam hal ini adalah harga alat kesehatan)
i = inflasi
t = Usia pakai
l = Usia teknis alat kesehatan (dapat dilihat pada daftar usia teknis alat
kesehatan)
Perencanaan anggaran untuk peralatan kesehatan dibuat berdasarkan perhitungan AIC
dengan besaran 15%.
4. Dalam penyusunan perencanaan alat harus memperhatikan Sarana dan Prasarana yang
tersedia di RS. Dalam hal ini penyiapan pra instalasi, antara lain ketersediaan
ruangan/bangunan untuk alat kesehatan yang sesuai dengan standart persyaratan masing-
masing alat, kapasitas dan istalasi listrik harus memenuhi standart PUIL 200 dan sesuai
dengan konsumsi daya listrik pada alat kesehatan. Untuk peralatan di ruang OK, ICU,
ICCU harus menggunakan sistem cadangan otomatis generator dan UPS untuk
membackup listrik apabila sewaktu-waktu terjadi pemadaman listrik, sehingga alat tidak
cepat rusak. Selain itu juga harus mempersiapkan instalasi air atau gas medis apabila alat
kesehatan tersebut membutuhkan instalasi air ataupun gas medis. Sedangkan grounding
untuk peralatan alat medis harus dibawah 0,2 Ohm.
5. Mencari informasi harga dan biaya penyiapan sarana dan prasarana yang dapat diperoleh
dari RS lain yang telah lebih dahulu menggunakan alat yang serupa, atau bisa juga dari
supplier yang menjadi agen tunggal merk tertentu di Indonesia, dan bisa pula melalui
internet
PEMELIHARAAN PERALATAN KESEHATAN
I. KEBIJAKAN RUMAH SAKIT DALAM PEMELIHARAAN PERALATAN MEDIK
(Sumber : Modul Pelatihan Teknisi Elektromedis, Depkes)
1. Dukungan Manajemen Rumah Sakit kepada Teknisi Alat Medis / IPSRS
a. Melibatkan teknisi pada :
- Rencana pengembangan Rumah Sakit
- Pengadaan Alat
- Penerimaan Alat
- Pengelola Alat
b. Mengundang Teknisi IPSRS hadir pada rapat rutin dengan kepala unit
pelayanan/instalasi
c. Meningkatkan kemampuan teknisi melalui :
- Pendidikan lanjutan
- Pelatihan Manajemen dan Teknis
d. Mengevaluasi prestasi kerja IPSRS melalui laporan (pembinaan)
e. Penyediaan anggaran untuk :
- Pemeliharaan dan perbaikan alat
- Pengadaan fasilitas kerja IPSRS
Tanpa adanya dukungan dari manajemen Rumah Sakit seperti tersebut diatas, maka
dapat dipastikan kegiatan teknisi IPSRS dalam pemeliharaan alat tidak akan optimal
sebagaimana diharapkan.
2. Pemeliharaan Alat
Menyusun program pemeliharaan
a. Perencanaan
IPSRS harus mengurus perencanaan pemeliharaan. Untuk dapat menyusun
perencanaan, IPSRS harus memiliki daftar inventarisasi peralatan.
Dengan memperhatikan kemampuan teknis, meliputi :
- SDM, yaitu :
- Jumlah teknisi
- Kemampuan teknis
- Pelatihan yang pernah diikuti
- Pengalaman kerja
- Fasilitas kerja
- Dokumen teknis
Maka IPSRS harus menyusun perencanaan untuk 1 tahun kedepan, meliputi :
- Jadwal pemantauan fungsi
- Jadwal pemeliharaan berkala
- Penyiapan bahan pemeliharaan yang diperlukan untuk setiap alat selama 1 tahun
- Penyiapan suku cadang / aksessoris yang diperlukan untuk perbaikan alat yang
mengalami kerusakan (pemeliharaan korektif terencana)
Usulan tersebut dituangkan ke dalam rencana anggaran dan diusulkan kepada
Manajemen Rumah Sakit, melalui Kepala Bagian Keuangan/Kepala Bagian
Sekretariat.
b. Penyiapan fasilitas kerja
Fasilitas kerja yang diperlukan untuk menunjang pelayanan teknis, meliputi ;
- Alat kerja
- Tool set
- Alat kerja mekanik
- Alat ukur
- Dokumen teknis, terdiri dari :
- Protap pemantauan fungsi dan lembar kerja
- Protap pemeliharaan dan lembar kerja
- Protap perbaikan dan lembar kerja
- Operation manual
- Service manual
- Schematic/wiring diagram
- Formulir laopran
- Alat bantu
- Tangga
- Trolley
3. Pelaksanaan Pemeliharaan
Berdasarkan program yang telah disusun dan disetujui oleh Manajemen Rumah Sakit,
IPSRS menyiapkan teknisi yang akan melaksanakan program tersebut. Pada tahap awal,
kemungkinan IPSRS belum mampu melaksanakan pelayanan teknis untuk seluruh alat
yang dimiliki.
Hal ini perlu mendapat perhatian dari Manajemen Rumah Sakit dan semua unit terkait,
untuk dievaluasi dan dicari solusi yang tepat.
Pelaksanaan pelayanan teknis, terdiri dari : Pemantauan fungsi, pemeliharaan berkala dan
perbaikan alat harus mengikuti protap yang telah tersusun
4. Pelaporan
Setiap kegiatan pelayanan teknis harus dilengkapi dengan pelaporan yang dapat
dimengerti, baik oleh pemberi tugas, Manajemen Rumah Sakit, maupun unit pelayanan
terkait.
Jenis laporan, antara lain :
- Kartu pemeliharaan alat
- Catatan pemeliharaan alat
- Laporan kerja pemeliharaan preventif
- Laporan kerja pemeliharaan korektif
- Laporan hasil pemantauan fungsi
- Laporan penggunaan Bahan Pemeliharaan / Suku Cadang
Setiap laporan harus disimpan di bagian arsip IPSRS
5. Pembinaan teknis kepada operator
Salah satu tugas teknisi IPSRS adalah memberikan pembinaan teknis kepada
operator/pengguna alat, dalam hal :
a. Pemeliharaan harian
Salah satu jenis pemeliharaan berkala adalah : “Pemeliharaan harian”. Tugas ini
diserahkan kepada operator/pengguna, berupa : melakukan pembersihan alat bagian
luar dan dilaksanakan setiap hari sebelum alat digunakan untuk pelayanan. Gunakan
bahan pembersih yang benar.
b. Aspek keselamatan
Dalam mengoperasikan alat, operator harus memperhatikan aspek keselamatan bagi
pasien dan petugas, terhadap semua kemungkinan yangd apat terjadi. Aspek
keselamatan yang harus diperhatikan, meliputi :
- Bahaya listrik
- Bahaya radiasi
- Bahaya mekanik
- Bahaya terhadap bahan kimia
Bila aspek keselamatan tersebut diperhatikan dengan baik, maka pelayanan kesehatan
akan dapat dilaksanakan seoptimal mungkin.
II. PEMELIHARAAN ALAT KESEHATAN DI RUMAH SAKIT
Dalam rangka menjamin mutu layanan pemeliharaan Alat Kesehatan di Rumah Sakit maka
perlu dibuat perosedur tetap layanan pemeliharaan yang mengacu pada standart nasional atau
internasional dan atau sesuai rekomendasi dari pabrik pembuat alat, yang bertujuan alat selalu
sesuai dengan standart, awet, efisien, menekan break down time dan terjamin keamanannya.
Selain itu juga membuat kesepahaman antara IPSRS, user dan Managemen Rumah Sakit.
Dalam menyusun program pemeliharan alat kesehatan ada beberapa hal yang harus
dipersiapkan antara lain :
1. Membuat inventaris semau alat kesehatan di Rumah Sakit
Inventarisasi / pendataan alat kesehatan mutlak diperlukan untuk menyiapkan protap
pemeliharaan masing-masing alat, menyusun program pemeliharaan preventif, korektif,
kalibrasi dan evaluasi pemeliharaan.
2. Membuat prosedur tetap layanan pemeliharaan preventif
Prosedur ini merupakan alur proses layanan pemeliharaan preventif dan harus
disosialisasikan ke instalasi, unit dan bagian terkait. Di dalam membuat prosedur ini
sebaiknya didiskusikan dengan instalasi, unit, bagian terkait.
3. Membuat prosedur tetap layanan pemeliharaan korektif
Prosedur ini merupakan alur proses layanan pemeliharaan korektif dan harus
disosialisasikan ke instalasi, unit dan bagian terkait. Di dalam membuat prosedur ini
sebaiknya didiskusikan dengan instalasi, unit dan bagian terkait
4. Membuat prosedur tetap layanan kalibrasi
Prosedur ini merupakan alur proses layanan kalibrasi dan harus disosialisasikan ke
instalasi, unit dan bagian terkait. Di dalam membuat prosedur ini sebaiknya didiskusikan
dengan instalasi, unit dan bagian terkait
5. Mengumpulkan data standart dan buku service manual dan operating manual
Mengumpulkan data-data standart nasional, internasional, buku service manual, buku
operating manual guna menyusun prosedur pemeliharaan preventif, korektif dan kalibrasi.
6. Membuat prosedur tetap pemeliharaan masing masing alat
Prosedur ini dibuat oleh teknisi yang mempunyai kompetensi tentang alat yang akan
dilakukan pemeliharaan dan harus di syahkan oelh direktur Rumah Sakit. Prosedur ini
harus betul-betul dikuasai dan dimengerti oelh teknisi yang akan melakukan pemeliharaan
preventif
7. Membuat form instruksi kerja masing-masing alat
Setelah prosedur tetap selesai dibuat maka harus dibuat instruksi kerja yang berupa form
(formulir) laporan kerja. Formulir instruksi kerja ini juga merupakan bukti fisik laporan
kerja pemeliharaan preventif
8. Membuat program pemeliharaan preventif, korektif dan kalibrasi
Untuk melakukan program pemeliharaan preventif kita perlu membuat jadwal
pemeliharaan, kebutuhan bahan suku cadnag rutin dan alat. Untuk pemeliharaan korektif
kita perlu membuat rencana pemeliharaan tahunan dan triwulan. Untuk kalibrasi kita buat
perencanaan kalibrasi tahunan
9. Membuat target pencapaian pemeliharaan preventif, korektif dan kalibrasi
Masing-masing program pemeliharaan kalibrasi harus dibuat target pencapaian contoh
target pemeliharaan preventif 90%, untuk kalibrasi disarankan target 100%
10. Melakukan evaluasi pemeliharaan preventif, korektif dan kalibrasi
Evaluasi pemeliharaan preventif, korektif dan kalibrasi dilakukan per triwulan, per
semester dan pertahun. Bila target tidak tercapai maka harus dibuat risalah penyebab target
pemeliharaan preventif, korektif dan kalibrasi tidak tercapai
11. Kuisioner pelayanan pelanggan
Buat kuisioner pelayanan pelanggan untuk perbaikan pelayanan pemeliharaan kedepan
III.TAHAPAN KEGIATAN PEMELIHARAAN
Kegiatan pemeliharaan dapat di kelompokan menjadi beberapa tahapan kegiatan yaitu :
1. Kegiatan inpeksi dan pengetesan (Inspection and testing)
Inspeksi dan pengetesan ini dilakukan tujuannya adalah mengetahui :
 Ketersediaan alat, ketelengkapan alat, kebersihan alat dan mengetahui kondisi alat,
ini dipantau oleh operator (user) yang diberikan tugas khusus untuk memantau
menginspeksi dan dilakukan setiap hari, dengan menggunakan check list dan
terdokumentasi.
 Memeriksa kondisi alat sebelum digunakan oleh operator, melakukan pemantauan
fungsi alat dan testing alat dilakukan oleh teknisi elektromedik yang mampu dan
tersertifikasi sesuai jadwal yang ditentukan.
 Untuk alat kesehatan yang sistem kerja sama operasional (KSO) pemeriksaan
pemantauan fungsi dan testing dilakukan oleh teknisi yang ditunjuk oleh perusahaan
yang melakukan kerja sama dengan Rumah Sakit, sesuai jadwal yang ditentukan.
2. Kegiatan pemeliharaan preventif (Preventive mainenance).
Pemeliharaan preventif merupakan upaya terencana yang diorganisir dan dilaksanakan
dengan pemikiran kemasa depan yang dilakukan dalam selang waktu yang telah
ditentukan sebelumnya. Pemeliharaan preventif ini dilakukan oleh teknisi elektromedik
sesuai tugas dan tanggung jawabnya di setiap lokasi dan jadwal yang sudah ditentukan,
dengan sistem kerja sebagai berikut :
 Melakukan performance test keselamatan (safety test) alat dengan menggunakan alat
safety analyzer, minimal dilakukan 1 kali setahun, atau tergantung jenis dan utilisasi
alat.
 Melakukan program pemeliharaan preventif (program preventive maintenance)
minimal 2 kali setahun atau tergantung jenis dan utilisasi alat dengan membersihkan
alat, memberikan pelumasan alat, mengganti asesoris alat sesuai usia teknis (life
time) dari assesoris, dan menggunakan lembar kerja (check list) yang
terdokumentasikan
Tujuan pemeliharaan preventif meliputi :
1) Menjaga dan mengendalikan kinerja peralatan prasaeana, medic dan non medic
sehingga mengurangi kemungkinan bagian-bagian lain tidak memenuhi kondisi yang
bisa diterima.
2) Mencatat kondisi operasional peralatan prasarana, medic dan non medic sesuai
dengan rencana yang telah ditentukan (checklist) sehingga membantu dalam rencana
pemeliharaan berikutnya.
3) Meminimalisasi / mengurangi memungkinkan terjadinya pemeliharaan korektif,
sehingga dapat menekan anggaran pemeliharaan.
Ruang lingkup pemeliharan preventif meliputi :
1) Pemantauan fungsi / checklist, merupakan upaya pemeliharan dengan melakukan cek
fisik (visual inspection), melakukan pencatatan (writing) dan memahami apa yang
dicatat (understanding), sehingga apabila terjadi perubahan kinerja maka segera
dilakukan pengaturan / perbaikan.
2) Pemeliharaan berkala merupakan upaya pemeliharaan yang dilakukan dalam periode
waktu tertentu (harian, mingguan, bulanan, tahunan) sesuai dengan rekomendasi
pabrik atau berdasarkan pada prediksi waktu tertentu sesuai dengan kondisi lapangan
yang meliputi :
1. Cleaning / pembersihan eksternal (kondisi, debu, kotoran, endapan) dan
cleaning internal ( blower, filter, fan, coil, heat exchanger).
2. Lubricating / pelumasan (motor, gear, bearing).
3. Adjusting / penyetelan (elektronik, elektrik dan mekanink).
4. Replacing / penggantian suku cadang.
5. Tightening / pengencangan (soket, mur/baut, solderan).
Pemeliharaan preventif dilaksanakan dengan :
1. Berdasarkan pada jadwal pemeliharaan preventif, yang mengacu pada :
a) Jadwal waktu pemeliharaan masing-masing peralatn prasaran, medic dan non
medic (harian, mingguan, bulanan, dan tahunan).
b) Kesesuaian waktu terhadap aktivitas pemeliharaan secara keseluruhan.
c) Kesesuaian waktu terhadap penggunaan peralatan oleh user.
2. Menggunakan checklist pemeliharaan untuk masing-masing aktivitas pemeliharaan
sebagai catatan riwayat kondisi kinerja dari peralatan yang bersangkutan dan sebagai
laporan kerja pemeliharaan preventif.
3. Berdasarkan pada prosedur tetap pemeliharaan preventif masing-masing peralatan
prasarana, medic dan non medic.
Dokumentasi pemeliharaan preventif meliputi :
1. Checklist/ laporan kerja pemeliharan preventif.
2. Kartu catatan pemeliharaan (maintenance record).
3. Kegiatan pemeliharaan Korektif
Pemeliharan korektif merupakan upaya untuk memperbaiki sesuatu bagian (termasuk
penyetelan dan reparasi) yang telah terhenti untuk memenuhi suatu kondisi yang dapat
diterima.
Pemeliharaan korektif dilaksanakan dengan :
1. Berdasarkan laporan keluhan kerusakan dari user dan dari hasil pelaksanaan
pemeliharaan preventif yang merekomnendasikan untuk dilaksanakan pemeliharaan
korektif.
2. Teknisi pelaksanaan sesegera mungkin ke lokasi dan berusaha untuk
memperbaikinya.
Dokumentasi pemeliharaan korektif meliputi :
1. Laporan kerja pemeliharaan korektif.
2. Laporan kerja analisa kerusakan (bila perlu).
3. Kartu catatan pemeliharaan (maintenance record).
4. Kegiatan pemeliharaan darurat (pemeliharaan di luar jam kerja)
Pemeliharaan yang dimaksud adalah pemeliharaan peralatan prasarana, medis dan non
medis yang dilakukan diluar jam kerja baik sore/malam hari dan pada hari libur dengan
tidak terencana, yang merupakan upaya pemeliharaan yang perlu segera dilakukan untuk
mencegah/menghindari akibat yang serius, pemeliharaan ini dilakukan oleh piket shift
teknik.
Pemeliharaan diluar jam kerja dilaksanakan dengan :
1. Melakukan koordinasi dengan coordinator gedung yang terkait.
2. Terdapat alur system komunikasi dalam hal informasi kerusakan yang terjadi diluar
jam dan hasil akhir pemeliharaan.
3. Dilaksanakanya suatu evaluasi secara rutin dan kemungkinaan diadakannya diskusi
atau pelatiahan bagi teknisi piket shift teknik.
Pemeliharaan darurat (emergency maintenance) dilakukan oleh teknisi elektromedik
sesuai tugas dan tanggung jawabnya, dengan sistem kerja sbb :
 Melakukan trouble shooting atau mencari lokasi dan jenis kerusakan
 Memperbaiki atau mengganti sparepart yang rusak
 Melakukan kalibrasi ulang setelah dilakukan over haul.
5. Pengujian / Kalibrasi
Pengujian / kalibrasi merupakan upaya untuk mengukur (measurement) parameter kinerja
suatu peralatan dan menjaga kondisi kinerja sebagaiman di desain oleh pabrik, dengan
melakukan penyetelan (adjustment) bilamana diperlukan yaitu apabila terjadi selisih
penunjukan antara peralatan dengan stadart ukuran sehingga kesalahan dapat ditekan
sampai batas toleransi.
Kalibrasi dilaksanakan dengan :
1. Peralatan pengujian kalibrasi yang ada.
2. Dilaksanakan dalam waktu yang sama dengan pelaksanaan pemeliharaan preventif
dari peralatan yang bersangkutan.
3. Berdasarkan pada prosedur tetap kalibrasi masing-masinng peralatan medic / non
medic.
Dokumentasi pemeliharaan kalibrasi meliputi :
1. Laporan kerja hasil kalibrasi.
2. Kartu catatan pemeliharaan (maintenance record).
Langkah-Langkah Kegiatan Pemeliharaan :
1) Pembuatan jadwal-jadwal pemeliharaan
2) Pembuatan lembar kerja BAP (Berita Acara Pemeliharaan)
3) Pendelegasian tugas kepada teknisi sesuai dengan tanggung jawab/bidang kesehatan.
4) Permintaan suku cadang ke Sub Instalasi Perencanaan IPSRS.
5) Pelaksanaan pemeliharaan.
6) Pengisian hasil pemeliharaan, pada kartu pemeliharaan.
7) Tandatangan/legalisasi lembar kerja user.
8) Penyerahan lembar kerja ke Sub Instansi Administrasi IPSRS.
9) Pencatatan ke kartu pemeliharaan.
10) Pengarsipan.
IV. KLASIFIKASI KEBUTUHAN PEMELIHARAAN ALAT
1. Klasifikasi kebutuhan pemeliharaan alat dari NYU
(Sumber : NYU Hospital Center Medical Equipment Management Plan)

Severity Index = Function + Risk + Maintenance

a. Preventive Maintenance
Peralatan dengan nilai Severity Index 10 atau lebih harus dikategorikan preventif
maintenance
Peralatan dengan nilai Maintenance requirement 4 – 5 harus dikategorikan preventif
maintenance
b. Saverity Index peralatan multi fungsi ditentukan sesuai hasil penilaian “function”,
“risk” dan “maintenance” paling tinggi
c. Kebutuhan pemeliharaan
 Saverity index 10 s/d 5 : 1 tahun sekali
 Saverity index 16 s/d 20 : 2 kali setahun
 Maintenance Requirment 4 – 5 : 2 Kali setahun

RESIKO (RISK)
KATEGORI SKOR DEFINISI CONTOH
MENYEBABKAN 5 Kegagalan peralatan kesehatan dapat Defibrillator,
KEMATIAN menyebabkan kematian pasien. ventilator,
PASIEN anesthesia

MENYEBABKAN 4 Kegagalan peralatan kesehatan tidak Hypo/hyperthermia


PASIEN ATAU menyebabkan kematian tetapi luka. unit, laser,
OPERATOR electrosurgical unit
PERALATAN
LUKA
MENYEBABKAN 3 Kegagalan peralatan kesehatan ECG machine,
TERAPI YANG menyebabkan kesalahan diagnose blood
TIDAK TEPAT atau tindakan yang tidak tepat. gas analyzer,
DAN centrifuge
KESALAHAN
DIAGNOSE
MENYEBABKAN 2 Kegagalan peralatan yang Gel warmer, heat
RISIKO MINIMAL menyebabkan tindakan yang tidak sealer, suction pump
tepat, mempengaruhi keamanan
pasien dan operator.
TIDAK 1 Kegagalan peralatan tidak Exam light,
MENYEBABKAN menyebabkan kesalahan tindakan, computer
RISIKO YANG tidak mempengaruhi keamanan terminal, video
SIGNIFIKAN pasien dan operator. printer

RESIKO BERDASARKAN FUNGSI ALAT (FUNCTION)


KATEGORI NILAI JENIS DEFINISI CONTOH
Peralatan 10 Penunjang Peralatan yang digunakan Defibrillator,
untuk Kehidupan; menunjang kehidupan; ventilator,
penyembuhan Terapi dengan peralatan untuk terapi pacemaker, infant
radiasi. dengan radiasi. incubator

9 Peralatan bedah Peralatan untuk Electrosurgical


dan Perawatan penyembuhan tetapi bukan unit,
Intensif. sebagai penunjang laser
kehidupan

8 Terapi fisik dan Peralatan yang digunakan Dialysis machine,


pengobatan untuk mengobati pasien infusion pump,
traction unit,
diathermy
Peralatan 7 Monitoring Memonitor kegiatan bedah EEG machine,
diagnostik kegiatan bedah dan perawatan intensif; noninvasive
dan perawatan Sistem radiologi. blood
intensif; system pressure monitor,
radiologi x-ray generator
6 Monitoring Peralatan yang tidak rutin adult scale,
kondisi fisik digunakan di perawatan tympanic
dan unit intensif. thermometer,
ultrasonografi ultrasound unit
untuk
diagnostik.

Peralatan 5 Analisa di Peralatan yang digunakan blood gas


Analitis laboratorium di laboratorium klinik untuk analyzer,
mendiagnosa spesimen. clinical chemistry
analyzer, cell
counter
4 Aksesori alat Peralatan yang digunakan shaker,
Laboratorium. untuk mempersiapkan centrifuge,
analisa specimen. incubator,
microtome
3 Komputer Peralatan yang digunakan computer, ticket
and related untuk menyimpan, printer, QC
mencetak, mengambil atau system
mendistribusikan data.

Lain-lain 2 Yang Peralatan yang X-ray view box,


berhubungan berhubungan dengan sterilizer, chair
dengan pasien. perawatan, tapi tidak secara lift
langsung.

1 Tidak Peralatan yang tidak ECG simulator,


berhubungan berhubungan dengan office equipment,
dengan pasien; pasien, peralatan dapur,
peralatan UPS.
pengujian

RESIKO BERDASARKAN KEBUTUHAN PEMELIHARAAN (MAINTENANCE)


KATEGORI SKOR DEFINISI CONTOH
EXTENSIVE / 5 Peralatan Kesehatan sebagian besar Dialysis machine,
BERAT berupa mekanis, pneumatik, atau ventilator, anesthesia
fluida. machine, x-ray table
DIATAS 4 Peralatan kesehatan dengan Infant incubator,
RATA-RATA mekanikal, pneumatik atau fuida. blood warmer, laser,
portable x-ray system

RATA-RATA 3 Peralatan kesehatan yang Defibrillator, infusion


membutuhkan verifikasi kinerja dan pump, electrosurgical
pengujian keamanan, yang didukung unit, traction unit
rangkaian kelistrikan.

DIBAWAH 2 Peralatan kesehatan yang Lab microscope,


RATA-RATA membutuhkan sedikit pengujian scales, general
kinerja. medical device

MINIMAL 1 Peralatan kesehatan yang hanya Exam light, computer


membutuhkan inspeksi secara terminal, video
visual/pengamatan. Camera

Severit Frekuensi
N Fungs Resik Pemeli
Nama Alat y Pemelihara
o i o haraan
Indeks an /tahun
1 Defribilator 10 5 3 18 2 kali
2 Ventilator 10 5 5 20 2 kali
3 Pacemaker 10 5 5 20 2 kali
4 Anaesthesi 9 5 5 19 2 kali
5 Infant Incubator 10 5 4 19 2 kali
6 ESU 9 4 3 16 2 kali
7 Laser 9 4 4 17 2 kali
8 Dyalisis Machine 8 4 5 17 2 kali
9 Infusion Pump 8 2 3 13 1 kali
10 Traction Unit 8 2 3 13 1 kali
11 Diathermy 8 2 3 13 1 kali
12 EEG machine 7 3 3 13 1 kali
Noninvasive blood Pressure
13 Monitor 7 2 3 12 1 kali
14 X-Ray Generator 7 4 5 16 2 kali
15 Adult Scale 6 1 1 8  
16 Tympanic Thermometer 6 1 1 8  
17 Ultrasound Unit 6 3 2 11 1 kali
18 Blood Gas Analyzer 5 3 2 10 1 kali
19 Clinical Chemistry Analyzer 5 3 2 10 1 kali
20 Cell Counter 5 3 2 10 1 kali
21 Shaker 4 3 2 9  
22 Centrifuge 4 3 2 9  
23 Incubator 4 5 4 13 1 kali
24 Microtome 4 1 2 7  
25 Computer 3 1 1 5  
26 Ticket Printer 3 1 1 5  
27 QC System 3 1 1 5  
28 X-ray view box 2 1 2 5  
29 Sterilizer 2 2 3 7  
30 Chair lift 2 1 2 5  
31 ECG Simulator 1 3 3 7  
32 Office Equipment 1 1 1 3  
33 X-ray view box 2 1 2 5  
34 Suction Pump 2 2 3 7  
35 Heat Sealer 2 2 3 7  
36 Gel Warmer 1 2 3 6  
37 Hypo/hyperthermia Unit 8 4 3 15 2 kali

2. Klasifikasi kebutuhan pemeliharaan alat dari WHO


(sumber : WHO)

EM (Equipment Management) = Function + Risk


+ Maintenance + Riwayat Insiden
Class
I = Included
N = Not included 2.

Inspection frequency
A = Annual
T = Three-yearly
S = Semi-annual
RESIKO BERDASARKAN RIWAYAT INSIDEN ALAT KESEHATAN
KATEGORI NILA
I
Signifikan: lebih dari 1 kali insiden setiap 6 bulan +2
Di atas rata-rata: 1 kali insiden setiap 6–9 bulan +1
Rata-rata: 1 kali insiden setiap 9–18 bulan 0
Minimal: 1 kali insiden setiap 18–30 bulan -1
Tidak signifikan: kurang dari 1 kali insiden pada kjurun waktu 30 bulan -2

NO RESI RIWAY
PEME FREKUE
KO AT E KEL
NAMA ALAT FUNGSI LIHA NSI
KLIN INSIDE M AS
RAAN INSPEKSI
IS N
Anaesthesia
1 machine 10 5 5 0 20 I T
Anaesthesia
vaporizer
2 (enflurane/ethrane) 9 5 3 -2 15 I S
Arthroscopic
3 surgical unit 9 4 2 -2 13 I A
4 Breast pump 3 4 3 -2 8 N -
5 Aspirator, mobile 8 5 4 -1 16 I S
6 Blood warmer 9 4 3 -1 15 I S
7 Bone saw 9 4 2 -2 3 I A
Blood pressure
8 module 7 3 2 0 12 I A
Camera, video,
9 medical 6 3 3 0 12 I A
10 Cast cutter 2 4 3 -2 7 N -
11 Cast cutter vacuum 2 2 3 -2 5 N -
Cardiac output
12 computer 7 3 2 0 12 I A
13 Computer, micro 3 3 1 -2 5 N -
(pc)
14 Cryosurgical unit 9 4 3 -1 15 I S
Defi
15 brillator/monitor 9 5 4 0 18 I S
Electrocardiograph,
16 3-channel 6 3 5 2 16 I S
Endoscopic video
17 system 6 3 3 0 12 I A
18 Electrosurgical unit 9 4 3 0 16 I A
19 Fetal monitor 7 3 3 0 13 I A
20 Humidifi er, heated 8 3 3 1 15 I S
Hypo/hyperthermia
21 machine 9 4 5 0 18 I S
Light, surgical
22 portable 2 4 3 -1 8 N -
Light source, fi bre
23 optic 7 3 3 -2 11 N -
Microscope,
ophthalmic slit
24 lamp 6 3 3 -2 10 N -

Class Inspection
frequency Inspection frequency
I = Included A = Annual T = Three-yearly
N = Not included S = Semi-annual

SUMBER REFERENSI :
1. MODUL PELATIHAN TEKNISI ELEKTROMEDID JILID 1 (DEPARTEMEN
KESEHATAN RI, JAKARTA 2007)
2. WORKSHOP PERHITUNGAN UNIT COST ALAT KESEHATAN DENGAN
METODE AIC (ABDUL RACHMAN, S.ST., MT, SURABAYA 2011)
3. BUKU MATERI PELATIHAN PEMELIHARAAN, TROUBLESHOOTING DAN
PERBAIKAN PERALATAN KESEHATAN RAWAT INTENSIF BAGI TENAGA
ELEKTROMEDIS ANGKATAN IV (RSUP SARDJITO, YOGYAKARTA 2013)
4. KEBIJAKAN PEMELIHARAAN PERALATAN DINAS KESEHATAN KAB KEDIRI

Anda mungkin juga menyukai