Anda di halaman 1dari 33

PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN INKURI TERBIMBING

TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA


PEMBELAJARAN IPA TERPADU MELALUI STUDI PUSTAKA

PROPOSAL PENELITIAN

OLEH
ELSA SARIYATI MALELAK
NO.REGIS. 14117049

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS WIDYA MANDIRA
2021
LEMBARAN PENGESAHAN

Judul : Studi Pustaka Pengaruh Model Pembelajaran Inquiri

Terbimbing Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada

pembelajaran IPA terpadu.

Nama : Elsa Sariyati Malelak

NIM 14117049

Proposal Penelitian ini telah disetujui pada :

Hari :

Tanggal :

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Aloysius Djalo, M.Pd Hildegardis Missa S.Pd M.Si

NIDN : 0822086301 NIDN. 0817099101

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Biologi

Dr. Lukas Seran, M.Kes

NIDN : 0808126602

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang

merupakan sumber dari segala pengetahuan. Dengan pengetahuan yang diberikan-

nya, maka penulis proposal ini dengan judul “Studi Pustaka Pengaruh Model

Pembelajaran Inquiri Terbimbing Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada

pembelajaran IPA Terpadu Melalui Studi Pustaka” dapat penulis selesaikan dengan

baik.

Penulis juga menyadari bahwa dalam banyak pihak yang selalu memberi

dukungan dan motivasi bagi penulis sehingga skripsi ini dapat di selesaikan dengan

baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan

terimakasih kepada :.

1. Bapak Dr. Damianus Talok, MA selaku Dekan Fkip Unwira yang telah

memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

2. Bapak Drs. Lukas Seran, M.Kes selaku ketua program studi pendidikan

biologi yang telah memberikan kami kesempatan untuk menulis proposal ini.

3. Bapak Alyosius Djalo, M.Pd selaku dosen pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan, arahan dan masukan demi penyempurnaan proposal

ini.

ii
4. Ibu Hildegardis Missa S.Pd, M.Si selaku dosen pembimbing II, yang selalu

dengan sabar meluangkan banyak waktu dan perhatian untuk membimbing

dan mengarahkan penulis dalam penyusunan proposal ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen Pembimbing Biologi Unwira yang telah membekali

penulis dengan berbagi ilmu pengetahuan selama masa perkuliahan.

6. Pegawai Tata Usaha yang telah membantu memudahkan penulis dalam

mengurus segala kelengkapan yang diperlukan.

7. Keluarga yang selalu memberikan doa dan dukungan yang tulus kepada

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Kedua orang tuaku tercinta bapa Yakobis malelak dan mama Johana mbolik,

dan saudara-saudariku yang selalu memberi semangat dan dukungan dalam

berbagai bentuk selama penulis menyelesaikan studi di Universitas Katolik

Widya Mandira Kupang.

9. Kepada teman-teman seperjuangan Bio 17 atas segala bantuan, dukungan dan

perhatian yang selalu diberikan kepada penulis.

10. Pihak-pihak lain yang tidak dapat di sebutkan satu persatu yang telah

memberikan dukungan dan bantuan demi kelancaran penulisan skripsi ini.

iii
Kiranya Tuhan yang Maha Kuasa memberikan rahmatnya atas segala bantuan dan

kebaikannya yang telah penulis terima. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih

jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis

menerima masukan-masukan demi penyempurnaannya.

Kupang, 2021

Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN......................................................................... ii

KATA PENGANTAR.................................................................................. iii

DAFTAR ISI.................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah..............................................................................5

C. Tujuan Penelitian............................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian..............................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing...........................................7

B. Kemampuan Berpikir Kritis............................................................... 17

C. Pembelajaran IPA Terpadu ............................................................... 18

D. Studi Pustaka...................................................................................... 20

v
BAB III METODE PENELITIAN

A. Waktu ................................................................................................ 21

B. Jenis Penelitian................................................................................... 21

C. Prosedur Penelitian............................................................................ 21

D. Analisis Data...................................................................................... 22

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran sains di sekolah bertujuan untuk memperoleh kompetensi lanjut

ilmu pengetahuan dan teknologi serta membudayakan berpikir ilmiah secara kritis,

kreatif, dan mandiri melalui proses inquiri ilmiah. Pendidikan yang mampu

mendukung sumber daya manusia pada usia produktif yang melimpah dapat

ditransformasikan menjadi sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan

keterampilan melalui pendidikan yang mengembangkan potensi siswa.

Pengembangan potensi siswa tidak lepas dari proses mengembangkan kemampuan

berpikir siswa dan keterampilan berpikir tingkat tinggi, salah satunya kemampuan

berpikir kritis. Kemampuan berpikir kritis siswa meliputi interpretation, analysisi,

inference, evaluation, explanation, dan self-regulation (Masitoh, dkk. 2017).

Pembelajaran biologi tidak hanya cukup pada pencapaian kemampuan konsep

atau hasil belajar biologi, tetapi mulai untuk berubah ke pola pikir baru bahwa

pembelajaran dirancang untuk pencapaian keterampilan berpikir tingkat tinggi (high

order thingking skill). Pembelajaran biologi lebih menekankan pada pendekatan

keterampilan proses sehingga menggunakan acuan rata-rata nilai negara yang

bergabung dalam OECD (Organization for economic country develompment) yang

telah distandarisasi sebelumnya yaitu 501 artinya nilai Indonesia masih di bawah jauh

dari rata-rata negara OECD (Masitoh ,dkk 2017). PISA membagi capaian siswa

dalam enam tingkatan kecakapan mulai dari level satu sampai level enam yang

1
mengambarkan tingkat penalaran dan penyelesaian masalah oleh siswa. Aspek

literasi sains yang diukur yaitu menggunakan pengetahuan dan mengidentifikasi

masalah untuk memahami fakta-fakta dan membuat keputusan tentang alam serta

perubahan yang terjadi pada lingkungan. Mayoritas siswa Indonesia berdasarkan

hasil PISA belum mencapai level dua untuk matematika dan sains, sehingga siswa

hanya mampu dalam pengunaan perhitungan sederhana prosedur rutin serta

pengunaan pengetahuan sains yan terbatas dan belum dapat menyelesaikan soal-soal

dengan mengunakan kemampuan problem solving dan kemampuan berpikir

(Mayasari, 2015).

Kemampuan berpikir terutama kemampuan berpikir kritis siswa dalam

pembelajaran belum dikembangkan. Pembelaran di sekolah kebanyakan lebih

menekankan keterampilan berpikir tingkat rendah (Masitoh, dkk. 2017). Siswa hanya

dituntut menyerap informasi secara pasif dan kemudian mengingatnya pada saat

mengikuti tes. Proses pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah lebih banyak

menekankan pada aspek pengetahuan dan pemahaman, sedangkan aspek aplikasi,

analisis, sintesis, dan evaluasi hanya sebagian kecil dari pembelajaran yang

dilakukan. Pembelajaran seperti ini tidak memberikan siswa pengalaman melatih

kemapuan berpikir kritis. Pembelajaran yang tidak menekankan pada upaya

pengembangan keterampilan berpikir kritis mengkondisikan siswa ke dalam belajar

hafalan, sehingga belajar menjadi kurang bermakna dan siswa mudah melupakan

materi yang telah diajarkan sebelumnya (Apriana, dkk. 2014).

2
Solusi untuk memecahkan permasalahan yang terkait dengan kemampuan

berpikir kritis siswa adalah pembelajaran yang berkaitan dengan cara mencari tahu

dan menekankan pada pengalaman belajar, diperoleh melalui proses dengan

melatihkan kemampuan berpikir siswa. Pembelajaran yang dapat diterapkan untuk

melatih keterampilan berpikir antara lain: analisis masalah, pemecahan masalah,

metode kooperatif, dan inquiri sains. Pembelajaran inquiri memberikan siswa

kesempatan untuk menemukan sendiri pengetahuannya serta berperan aktif dalam

pembelajaran sehingga mampu memahami konsep dengan baik dan mengembangkan

kemampuan berpikir kritis.Inquiri terbimbing merupakan inquiri dengan pengarahan

dari guru yang memungkinkan siswa memperoleh pemahaman dan perspektif

individu lebih dalam melalui pengunaan berbagai sumber informasi. Materi yang

sangat memerlukan kemampuan berpikir kritis siswa adalah materi pencemaran

lingkungan yang merupakan salah satu materi dalam pembelajaran biologi (Purwanti,

2015).

Model pembelajaran inkuiri terbimbing adalah rangkayan kegiatan

pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk

mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang di pertanyakan hal

ini menjadikan siswa dapat terlibat aktif dalam pembelajaran yang di harapakan dapat

meningkatkan hasil belajar siswa. Model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat

meningkatkan aktifitas, minat, dan hasil belajar siswa pada materi pencemaran

lingkungan (Asrul, dkk. 2020).

3
Tahap-tahap pembelajaran inquiri terbimbing yaitu: 1) Menyajikan

pertanyaan atau masalah, 2) Membuat hipotesis, 3) Merancang percobaan, 4)

Melakukan percobaan, 5) Mengumpulkan dan menganalisis data, 6) Membuat

kesimpulan. Keuntungan inquiri terbimbing bagi siswa, yaitu siswa dapat menyusun

pemahaman sendiri, memperoleh kemandirian dalam penelitian dan belajar,

memperoleh motivasi dan keterlibatan yang tinggi, mempelajari strategi dan

keterampilan yang dapat digunakan untuk projek dan penyelidikan lain, serta

mengembangkan keterampilan sosial, bahasa, dan membaca (Purwanti, D. 2015).

Berdasarkan latar belakang, maka perluh dilakukan penelitian dengan judul

Studi Kepustakaan Pengaruh Model Pembelajaran Inkuri Terbimbing Terhadap

Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas Pada pembelajaran IPA Terpadu.

4
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing

terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran IPA Terpadu .

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran

inkuiri terbimbing terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran IPA

Terpadu.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi universitas

Sebagai bahan refrensi bagi peneliti lainnya dengan materi sejenis, dan

memberikan sumbangan bagi pemberdayaan karya tulis ilmiah di

perpustakaan.

2. Bagi peneliti

a. Menambah wawasan dan pengelaman bagi peneliti tentang

pelaksanaan model pembelajaran inkuiri terbimbing bantuan lembar

kerja peserta didik (LKPD) untuk meningkatkan hasil belajar peserta

didik

5
b. Menambah pengelaman sekaligus penerapan ilmu pengetahuan yang

selama ini diperoleh di universitas.

c. Jika dari hasil penelitian diperoleh bahwa model pembelajaran inkuiri

terbimbing berpengaruh positif terhadap hasil belajar peserta didik

maka hal ini mendorong penulis untuk menggunakan pembelajaran ini

dalam kegiatan belajar mengajar di masa sekarang.

d. Dapat di gunakan sebagai acuan dalam mengembangkan penelitian

berikutnya.

3. Bagi peserta didik

a. Terciptanya suasana belajar yang menyenangkan dan membantu

meningkatkan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran.

b. Memberikan informasi bagi peserta didik untuk memperbaiki cara

belajar agar dapat menumbuhkan minat, kreatifitas, berpikir dan

bekerja sama serta saling berinteraksi sehinggadapat meningkatkan

kualitas belajar.

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. URAIAN MODEL INKUIRI TERMBIMBING

1. MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

Model pembelajarn inquiri merupakan model pembelajaran yang

menekankan pada proses pembelajaran yang membuat peserta didik berpikir kritis

dan analisis. Inquiri merupakan metode pembelajarn yang berupaya menanamkan

dasar-dasar pemikiran ilmiah pada diri peserta didik, sehingga dalam proses

pembelajaran ini peserta didik lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan

kreativitas dalam memahami konsep dan memecahkan masalah (Retnosari, dkk.

2016).

Menyebutkan bahwa inquiri dalam bahasa inggris inquiry, berarti

pertanyaan, atau pemeriksaan,penyelidikan. Inquiri sebagai suatu proses umum yang

dilakukan manusia untuk mencari atau memahami informasi. Strategi inquiri berarti

suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh

kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis,

7
logis, analisis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan

penuh percaya diri (Masitoh, dkk. 2020).

Pembelajaran inquiri terbimbing pada intinya mencakup keinginan bahwa

pembelajaran seharusnya didasarkan pada pertanyaan-pertanyaan peserta didik,

pembelajaran menginginkan peserta didik bekerja bersama untuk menyelesaikan

masalah dari pada menerima pengajaran langsung dari guru. Guru dipandang sebagai

fasilitator. Pekerjaan guru dalam lingkungan pembelajaran inquiri adalah bukan

menawarkan pengetahuan melainkan membantu peserta didik selama proses mencari

pengetahuan sendiri.

Pembelajaran inkuiri memiliki beberapa ciri-ciri, yaitu:

1. Pertama pembelajaran inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara

maksimal untuk mencari dan menemukan.

2. Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencri dan

menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga

diharapkan untuk dapat menumbuhkan sikap percaya diri.

3. Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencri dan

menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga

diharapkan untuk dapat menumbuhkan sikap percaya diri.

2. Kelebihan Model Pembelajaran Inquiry yaitu :

1. Pembelajaran ini merupakan pembelajaran yang menekankan kepada

pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang,

8
sehingga pembelajaran melalui pembelajaran ini dianggap jauh lebih

bermakna.

2. Pembelajaran ini dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai

dengan gaya mereka.

3. Pembelajaran ini merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan

perkembangan psikologi belajar moderen yang menganggap belajar adalah

proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.

4. Keuntungan lain yaitu dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki

kemampuan di ata rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan

belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.

3. Kekurangan Model Pembelajaran Inquiry yaitu :

1. Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa

2. Sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan

kebiasaan siswa dalam belajar.

3. Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya memerlukan waktu yang

panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang

telah ditentukan

Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa

menguasai materi pelajaran, maka startegi ini tampaknya akan sulit di

implementasikan. (Harjilah, dkk. 2019). mengemukakan mengenai kelebihan dan

kekurangan metode penemuan/discovery-inquiry sebagai berikut :

9
1. Strategi pengajaran menjadi berubah dari yang bersifat penyajian informasi oleh

guru kepada siswa sebagai penerima informasi yang baik tetapi proses mentalnya

berkadar rendah, menjadi pengajaran yang menekankan kepada proses

pengolahan informasi di mana siswa yang aktif mencari dan mengolah sendiri

informasi yang kadar proses mentalnya lebih tinggi atau lebih banyak.

2. Siswa akan mengerti konsep-konsep dasar atau ide lebih baik.

3. Membantu siswa dalam menggunakan ingatan dan dalam rangka transfer

kepada situasi-situasi proses belajar yang baru.

4. Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri.

5. Memungkinkan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber

belajar yang tidak hanya menjadikan guru sebagai satu-satunya sumber belajar.

6. Model ini dapat memperkaya dan memperdalam materi yang dipelajari sehingga

retensinya tahan lama dalam ingatan menjadi lebih baik.

Di samping memilki keunggulan, model pembelajaran inquiry mempunyai

kelemahan, antara lain:

1. Memerlukan perubahan kebiasaan cara belajar siswa yang menerima informasi

dari guru apa adanya, ke arah membiasakan belajar mandiri dan berkelompok

dengan mencari dan mengolah informasi sendiri. Mengubah kebiasaan bukanlah

sesuatu yang mudah, apalagi kebiasaan yang telah bertahun-tahun dilakukan.

2. Guru dituntut mengubah kebiasaan mengajar yang umumnya sebagai pemberi

informasi menjadi fasilitator, motivator, dan pembimbing siswa dalam belajar.

10
Inipun bukan pekerjaan yang mudah karena umumnya guru merasa belum puas

kalau tidak banyak menyajikan informasi (ceramah).

3. Model ini memberikan kebebasan pada siswa dalam belajar, tetapi tidak berarti

menjamin bahwa siswa belajar dengan tekun, penuh aktivitas, dan terarah.

4. Cara belajar siswa dalam model ini menuntut bimbingan guru yang lebih baik.

Strategi pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang

menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan

menemukan jawabandari suatu masalah yang dipertanyakan (Asrul, dkk. 2020).

Pembelajaran inkuiri memiliki kelebihan sebagai berikut:

1. Merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek

kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang sehingga pembelajaran dengan

strategi ini dianggap lebih bermakna.

2. Dapat memberikan ruang kepada peserta didik untuk belajar sesuai dengan gaya

belajar mereka.

3. Merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar

modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat

adanya pengalaman.

4. Dapat melayani kebutuhan peserta didik yang memiliki kemampan di atas rata-

rata.

Dari penejelasan diatas dapat disimpulkan bahwa inquiri terbimbing yakni

model pembelajaran yang dalam pelaksanaannya guru memberikan atau

11
menyediakan petunjuk/bimbingan yang luas terhadap Peserta didik pada model

pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) ini guru telah memberukan

petunjuk petunjuk mengenai materi yang akan diajarkan kepada Peserta didik

seperlunya.

Tujuan umum dari model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry)

adalah membantu Peserta didik mengembangkan keterampilan intelektual dan

keterampilan keterampilan lainnya, seperti mengajukan pertanyaan dan menemukan

(mencari) jawaban yang berasal dari keingintahuan mereka. Pembelajaran inkuiri

terbimbing (guided inquiry) memiliki 6 karakteristik yaitu: (1) Peserta didik belajar

dengan aktif dan memikirkan sesuatu berdasarkan pengalaman, (2) Peserta didik

belajar dengan aktif membangun apa yang telah diketahuinya, (3) Peserta didik

mengembangkan daya pikir yang lebih tinggi melalui pentunjuk atau bimbingan pada

proses belajar,(4) perkembangan Peserta didik terjadi pada serangkaian tahap, (5)

Peserta didik memiliki cara belajar yang berbeda satu sama lainnya dan (6) Peserta

didik belajar melalui interaksi sosial dengan lainnya (Ingkawang, dkk. 2018).

4. PerananPembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry)

Pelaksanaan penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing (Guided

Inquiry) mempunyai peranan penting baik bagi guru maupun para peserta didik antara

lain sebagai berikut:

1. Menekankan kepada proses perolehan informasi oleh peserta didik.

12
2. Membuat konsep dari peserta didik bertambah dengan penemuan-penemuan yang

di perolehnya.

3. Memiliki kemampuan untuk memperbaiki dan memperluas penguasaan

keterampilan dalam proses memperoleh kognitif para peserta didik.

4. Penemuan-penemuan yang diperoleh peserta didik dapat menjamin

kepemilikannya dan sangat sulit melupakannya.

5. Tidak menjaminkan guru sebagai satu-satunya sumber belajar.

6. Karakteristik Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) Pelaksanaan

penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing (Guided Inquiry) mempunyai

karakteristik dalam proses pembelajaran pada peserta didik.

Beberapa karakteristik dari inkuiri yang perlu diperhatikan sebagai berikut: a)

Peserta didik mengembangkan kemampuan berpikir melalui observasi spesifik hingga

membuat infersi atau generalisasi, b) Sasarannya adalah mempelajari proses

mengamati kejadian atau objek kemudian menyusun generalisasi yang sesuai, c) Guru

mengontrol bagian tertentu dari pembelajaran misalnya kejadian, data, materi dan

berperan sebagai pemimpin kelas. d) Tiap-tiap peserta didik berusaha untuk

membangun pola yang bermakna berdasarkan hasil observasi di dalm kelas e) Kelas

diharapkan berfungsi sebagai laboraturium pembelajaran f) Biasanya sejumlah

generalisasi tertentu akan diperoleh dari peserta didik, g) Guru memotivasi semua

peserta didik untuk mengkomunikasikan hasil generalisasinya sehingga dapat

dimanfaatkan oleh seluruh peserta didik di dalam kelas (Hasyim, dkk. 2019).

13
5. Ciri Utama Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry)

Pelaksanaan penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing (Guided

Inquiry) mempunyai ciri utama dalam menjalankan proses pembelajaran pada peserta

didik antara lain sebagai berikut:

1. Strategi inkuiri menekankan kepada aktiitas peserta didik secara maksimal

mencari dan menemukan, artinya pendekatan inkuiri menempatkan peserta didik

sebagai subjek belajar.

2. Seluruh aktivitas yang dilakukan peserta didik, peserta didik diarahkan untuk

mencari dan menemukan sendiridari suatu yang dipertanyakan, sehingga

diharapkan dapat membunuh sikap percaya diri.

3. Tujuan dan penggunan model pembelajata Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry),

adalah mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari mental,

akibatnya dalam pembelajaran inkuiri peserta didik tidak hanya dituntut agar

menguasai pelajaran, akan tetapi peserta didik dapat menggunakan potensi yang

dimilikinya.

4. Langkah-langkah Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry)

Pada Inkuiri terbimbing guru membimbing peserta didik melakukan kegiatan

dengan memberi pertanyan awal dan mengarahkan pada suatu diskusi.

Kemudian guru mengemukakan masalah, memberi pengarahan mengenai

14
pemecahan, dan membimbing peserta didik dalam mencatat data (Tiro &

Risakotta, 2020).

Adapun tahapan/sintaks dari pembelajaran inkuiri terbimbing (guided

inquiry) sebagai berikut( Anonim, 2013) :

Fase Ke Indikator Kegiatan guru

1 Rumusan  Guru membimbing Peserta didik

masalah mengidentifikasi masalah dan dituliskan

dipapan tulis

 Guru membagi Peserta didik dalam beberapa

kelompok

2 Membuat  Guru meminta Peserta didik untuk mengajukan

Hipotesis jawaban semntara tentang masalah itu.

 Guru membimbing Peserta didik dalam

menentukan.

3 Merancang  Guru memberikan kesempatan pada Peserta

percobaan didik untuk menentukan langkah- langkah yang

sesuai dengan hipotesis yang akan dilakukan.

 Guru membimbing Peserta didik dalam

menentukan langkah-langkah percobaan.

15
4 Melakukan  Guru membimbing Peserta didik mendapatkan

percoban untuk data melalui percobaan dan pegamatan

memperoleh langsung.

data

5 Mengumpulkan  Guru memberikan kesempatan kepada tiap

data dan kelompok untuk menuliskan percobaan ke

menganalisis dalam seuah media pembelajaran dan

data menyampaikan hasil pengelolaan data yang

terkumpul

6 Membuat  Guru membimbing Peserta didikdalam

kesimpulan membuat kesimpulan berdasarkan data yang

telah diperoleh.

16
B. Kemampuan Berpikir Kritis

Kemampuan berpikir merupakan kegiatan penalaran yang reflektif, kritis, dan

kreatif, yang berorientasi pada suatu   proses   intelektual   yang   melibatkan  

pembentukan   konsep (conceptualizing), aplikasi, analisis, menilai informasi yang

terkumpul (sintesis) atau dihasilkan melalui pengamatan, pengalaman, refleksi,

komunikasi sebagai landasan kepada suatu keyakinan (kepercayaan) dan tindakan

(Amanda & Surya, 2019).

Mengemukakan bahwa berpikir kritis adalah suatu kegiatan atau suatu

proses menganalisis, menjelaskan, mengembangkan atau menyeleksi ide,

mencakup mengkategorisasikan, membandingkan dan melawankan (contrasting),

menguji argumentasi dan asumsi, menyelesaikan dan mengevaluasi kesimpulan

induksi dan deduksi, menentukan prioritas dan membuat pilihan (Cintamulya, 2019).

Kemampuan berpikir kritis tiada lain adalah kemampuan siswa dalam menghimpun

berbagai informasi lalu membuat sebuah kesimpulan evaluatif dari berbagai informasi

tersebut. Berpikir kritis adalah interpretasi dan evaluasi yang terampil dan aktif

terhadap observasi dan komunikasi, informasi dan argumentasi (Cintamulya, 2019).

Berpikir kritis adalah kemampuan untuk berpendapat dengan cara yang

terorganisasi. Berpikir kritis merupakan kemampuan untuk mengevaluasi secara

sistematis bobot pendapat spribadi dan pendapat orang lain. Selanjutnya berpikir

kritis adalah kegiatan menganalisis ide atau gagasan ke arah yang lebih spesifik,

membedakannya secara tajam, memilih, mengidentifikasi, mengkaji dan

mengembangkannya ke arah yang lebih sempurna (Retnosari, dkk. 2016).

17
Tujuan berpikir kritis ialah untuk menguji suatu pendapat atau ide, termasuk

dalam proses ini adalah melakukan pertimbangan atau pemikiran yang didasarkan

pada pendapat yang diajukan. Tujuan berpikir kritis untuk menilai suatu pemikiran,

menafsir nilai bahkan mengevaluasi pelaksanaan atau praktik suatu pemikiran dan

nilai tersebut. Bahkan berpikir kritis meliputi aktivitas mempertimbangkan

berdasarkan pada pendapat yang diketahui (Harjilah, dkk. 2019). Pertimbangan-

pertimbangan berpikir kritis hendaknya didukung oleh kriteria yang dapat

dipertanggungjawabkan serta tujan dari berpikir kritis adalah untuk mencapai

pemahaman yang mendalam (Harjilah, dkk. 2019)

Dari beberapa definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa, pengertian

kemampuan berpikir kritis mempunyai makna yaitu kekuatan berpikir yang harus

dibangun pada siswa sehingga menjadi suatu watak atau kepribadian yang terpatri

dalam kehidupan siswa untuk memecahkan segala persoalan hidupnya dengan cara

mengidentifikasi setiap informasi yang diterimanya lalu mampu untuk mengevaluasi

dan kemudian menyimpulkannya secara sistematis lalu mampu mengemukakan

penda pat dengan cara yang terorganisasi.

C. Pembelajaran Ipa Terpadu

Pembelajaran IPA di SMP seharusnya diberikan secara terpadu sesuai dengan

permendknas No.22 tahun 2006. Karena melalui pembelajaran IPA terpadu, peserta

didik dapat memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan

untuk menerima, menyimpan, dan menerapkan konsep yang telah dipelajarinya.

Dengan demikian, peserta didik terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai

18
konsep yang dipelajari secara menyeluruh (holistik), bermakna, otentik dan aktif.

Cara pengemasan pengalaman belajar yang dirancang guru sangat berpengaruh

terhadap kebermaknaan pengalaman bagi para peserta didik. Pengalaman belajar

yang lebih menunjukan kaitan unsur-unsur konseptual akan menjadikan proses

belajar lebih efektif. Kaitan konseptual yang dipelajari dengan sisi bidang kajian Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) yang relevan akan membentuk skema kognitif, sehingga

anak memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Perolehan keutuhan belajar

IPA, serta kebulatan pandangan tentang kehidupan, dunia nyata dan fenomena alam

hanya dapat direfleksikan melalui pembelajaran terpadu (Suyono, dkk.2009).

D. Pengertian Studi Pustaka

Studi kepustakaan merupakan teknik pengumpulan data dengan tinjauan

pustaka ke perpustakaan dan pengumpulan buku-buku, bahan-bahan tertulis serta

referensi-referensi yang relevan dengan penelitian yang sedang dilakukan, studi

kepustakaan juga menjadi bagian penting dalam kegiatan penelitian karena dapat

memberikan informasi tentang modal sosial bank plecit secara lebih mendalam.

19
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei tahun 2021.

B. Jenis penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan dilihat dari sifat penelitian

ini termaksud pada penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang berfokus pada

penjelasan sistematis tentang fakta yang diperoleh saat penelitian dilangsungkan.

jenis penelitian ini termaksud dalam kategori penelitian kepustakaan atau dibleriset

yaitu dengan mencatat semua temuan secara umum pada setiap pembahasan

penelitian yang didapatkan dalam literatur, sumber-sumber dan menganalisis segala

temuan dari berbagai bacaan yang berkaitan dengan kekurangan setiap sumber atau

kelebihan atau hubungan masing-masing tentang wacana yang dibahas didalamnya.

mengkritisi, memberi gagasan kritis dalam hasil penelitian terhadap wacana-wacana

sebelumnya dan menghadirkan temuan baru dalam mengkolaborasikan pemikiran-

pemikiran yang berbeda.

C. Prosedur penelitian

prosedur yang digunakan untuk mengumpulkan data berupa bahan-bahan

pustaka seperti jurnal, skripsi, tesis dan disertasi online maupun ofline. sumber data

online diperoleh dengan mengaskes data-data seperti gogel scholar,dan sumber lain

yang berkaitan dengan penelitian dengan metode deskriptif sedangkan sumber

ofline di peroleh dengan membaca referensi-referensi diperpustakaan. pencarian

20
sumber data online menggunakan kata-kata kunci pencarian seperti “pengaruh model

pembelajaran inquiri terbimbing terhadap kemampuan berpikir kritis siswa”.

D. Analisis Data

Teknik analisis data dilakukan dengan analisis kualitatif dengan langka-langka:

1. Transkripsi Data

Transkripsi data adalah pengumupulan data-data penelitian.Data-data ini

diperoleh dari sumber sekunder.Sebelum melakukan telaah bahan pustaka penelitian

harus mengetahui terlebih dahulu secara pasti tentang dari mana sumber ilmiah itu

diperoleh. Adapun beberapa sumber yang digunakan anatar lain jurnal ilmiah,

referensi statistic penelitian dalam bentuk skripsi, tesis, dan internet serta sumber-

sumber lainnya yang relevan dengan maslah penelitian.

2. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses dimana peneliti melakukan

penyederhanaan, pengabstrakan dari hasil penelitian terdahulu. Peneliti melakukan

pemilihan data yang relevan dan bermakna untuk disajikan dengan memilih data-data

pokok atau inti, memfokuskan pada data yang mengarah pada pemecahan masalah

dan memilih data yang mampu menjawab permasalahan penelitian.

Data yang direduksi memberikan gambaran yang tajam serta mempermudah

peneliti untuk mencari data bila diperlukan. Apabila data-data yang diperoleh tidak

sesuai dengan pembahasan pada penelitian ini, maka bagian-bagian yang tidak

penting dibuang, sehingga dihasilkan gambaran yang fokus pada penelitian

(Gunawan,2013).

21
3. Tabulasi data

Tabulasi adalah penyusunan data kedalam bentuk tabel. tujuan tabulasi

adalah agar data bisa mudah disusun, dijumlahkan, dan mempermudah penataan data

untuk disajikan serta dianalisis (Budiarto,2002dalamMuhassanah, dkk 2014). Dalam

membuat tabulasi perlu memasukan data yang relevan untuk dianalisis. Untuk

memudahkan proses tabulasi perlu membuat ringkasan untuk menghimpun semua

data. Kegiatan ini dilakukan unutk memudahkan dalam melakukan proses analisis

data. Format tabel terdiri dari kolom-kolom dan baris.

4. Penyajian data

Penyajian data merupakan sekumpulan informasi yang memberikan

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dengan

melihat penyajian-penyajian, dapat memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang

harus dilakukan berdasarkan atas pemahaman yang dapat dari penyajian-penyajian

tersebut. Penyajian dapat berupa narasi,kalimat ,gambaran, skema, diagram, tabel,

dan lainnya (Prastowo, 2012).

5. Penyimpulan

Penarikan kesimpulan merupakan hasil penelitian yang menjawab focus

penelitian berdasarkan hasil analisis data. Simpulan disajikan dalam bentuk deskriptif

objek penelitian dengan berpedoman pada kajian penelitian.

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan

berubah bila ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap

pengumpulan data berikutnya. Apabila kesimpualan yang dikemukakan pada tahap

22
awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke

lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan

kesimpulan yang kredibel (Gunawan, 2013).

23
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2013.Bab Ii Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ( Guided Inquiry ) Dengan


Peta Konsep Terhadap Hasil. 16–50.

Apriana, dkk. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning dan
Inkuiri Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Pada
Konsep Dampak Pencemaran Lingkungan Terhadap Kesehatan. Jurnal Biotik,
vol.2 (2), ISSN: 2337-9812.

Amanda, N. L., & Surya, E. (2019). Model Pembelajaran Inquiri Terhadap


Kemampuan Berpikir Kritis. December.

Asrul, dkk. 2020. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil
Belajar IPA Pada Materi Panca Indra Manusia Bagi Siswa Sekolah Dasar. jurnal
Papeda, Vol 2 (1).

Cintamulya, I. (2019). Analisis Kemapuan Berpikir Kritis Siswa SMP berbasis Gaya
Kognitif melaui Pembelajaran TPS ( Think Pairs Share ) dengan Media Poster
Analysis of Middle School Students ’ C ritical Thinking Based on Cognitive Style
through TPS Learning Model with Poster. 12(1965), 8–14.

Gunawan, 2013. Metode Penelitian Kualitatif. Boocklet Universitas Negeri Malang.

Hasyim, dkk. (2019). Pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap


hasil belajar siswa kelas v sd pada mata pelajaran ipa di sd kyai hasyim
surabaya. 8(2).

Harjilah, dkk. (2019). Pengaruh Model Inkuiri Terbimbing Terhadap. 2(2), 79–84.

24
Ingkawang, dkk. (2018). Pengaruh M Odel I Nquiry L Earning T Erhadap K
Emampuan B Erpikir K Ritis M Atematis S Iswa P Ada M Ateri F Ungsi K
Uadrat K Elas X Sma. 35–40.

Muhassanah, dkk. 2014. Analisis Keterampilan Geometri Siswa Dalam Memecahkan


Msalah Geometri Berdasarkan Tingkat Berpikir Van Hiele. jurnal elektronik
pembelajaran matematik, Vol 2,(3, hal 54-66.

Mayasari, dkk. 2015. Pengaruh Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah Pada


Pembelajaran Biologi Terhadap Hasil Belajar dan Keterampilan Berpikir
Tingkat Tinggi di SMA. jurnal pendidikan biologi Indonesia, Vol. 1 (3), hal
255-262.

Masitoh, I. D., & Ariyanto, J. (2017). Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri


Terbimbing terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas X MIA pada
Materi Pencemaran Lingkungan di Surakarta The Influence of Guided Inquiry
Learning Toward Critical Thinking Skills of X MIA Students on Environtmental.
10, 71–79.

Prastowo, 2012. Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Melalui Media
Pembelajaran Animasi Adobe Flash Pada Siswa Kelas IV SDN 03 Malanggaten,
Kebakramat, Karanganyar. Skripsi Fakultas Keguran dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhamadyiah Surakarta.

Purwanti, D. 2015. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil Belajar


Biologi Siswa Pada Materi Pencemaran Lingkungan di Kelas VII Semester II
MTS Darusalam. Edusains, vo.3 (1), ISSN: 2338-4387.

Retnosari, dkk. 2016. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbantuan


Multimedia Interaktif Terhadap Berpikir Kritis Siswa Kelas XI SMA Negeri Di
Bojonegoro. Jurnal Pendidikan, Vol 1 (8).

25
Supiyadi, dkk. 2019. Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Menggunakan
Model Guided Inkuir Dengan Pendekatan Keterampilan Proses Sains Pada
Materi Pencemaran Lingkungan. Jurnal Natural Science Education, vol.2(1).

Suyono, D. Nur & S. Nadi. 2009. pengembangan perangkat pembelajaran IPA


Terpadu SMP Berpola Connected artikel. Surabaya: Universitas Negeri
Surabaya.

Tiro, A. R., & Risakotta, H. (2020). Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri


Terbimbing terhadap Hasil Belajar IPA pada Materi Panca Indra Manusia Bagi
Siswa Sekolah Dasar. 2(1).

26

Anda mungkin juga menyukai