Anda di halaman 1dari 5

UJIAN MID SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2021/2022

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS TANJUNGPURA

Nama : Adriel Benhard Sachio J Napitupulu


Nim : A1012201024
Mata Kuliah : Hukum Administrasi Negara
Kelas : C
Dosen : Mawardi, SH, M.Hum
Dr. Rommy Patra, SH, MH

OPEN BOOK

Soal

1. Jelaskan apa hubungan antara konsep negara hukum dan demokrasi dalam
pembentukan dan penerapan Hukum Administrasi Negara (HAN) di suatu negara
dalam upaya untuk memberikan perlindungan terhadap warga negara dari abuse of
power oleh penguasa?
Jawab: Didalam perpustakaan hukum indonesia istilah negara hukum pada umumnya
dianggap dari tersjemahan yang tepat dari dua istilah yaitu; rechtstaat dan the role of
law. Tetapi rechtstaat dan the role of law mempunyai latar belakang dan pelembagaan
yang berbeda. Rechtstaat banyak dianut oleh negara Eropa Kontinental yang
bertumpu pada sistem civil law. Sedangkan the role of law. Demikian halnya bahwa
kedaulatan rakyat adalah asasnya demokrasi dan demokrasi adalah tumpuannya
Negara hukum dimana tiap Negara hukum mempunyai landasan tertib hukum dan
menjadi dasar keabsahan bertindak. Setiap Negara bersandar pada keyakinan bahwa
kekuasaan Negara harus dijalankan atas dasar hukum yang adil dan baik. Esensi pada
suatu Negara hukum, pertama: Hubungan antara yang memerintah dan diperintah
tidak berdasarkan kekuasaan melainkan berdasarkan suatu norma objektif, yang juga
mengikat semua pihak termasuk memerintah; kedua: norma objektif itu harus
memenuhi syarat bahwa tidak hanya secara formal, melainkan dapat dipertahankan
berhadapan dengan ide hukum. dalam ini nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang di
masyarakat.
Hukum Tata Negara mempelajari hal-hal yang fundamental yang merupakan dasar-
dasar dari Negara. Hukum Administrasi Negara menitikberatkan kepada hal-hal yang
bersifat teknis yang selama ini kita tidak berkepentingan hanya penting bagi para
spesialis. Pada pertengahan abad 20 Hukum Administrasi Negara berkembang dengan
pesatsebagai akibat tuntutan timbulnya Negara hukum modern ( welfarestate ) yang
mengutamakan kesejahteraan rakyat.
Hukum Administrasi Negara mempelajari sifat bentuk dan akibat hukum yang timbul
karena perbuatan hukum istimewa yang dilakukan oleh para pejabat dalam
melaksanakan tugasnya.
2. Dalam mempelajari HAN dikatakan memiliki keterkaitan dengan bidang ilmu
lainnya, seperti Hukum Tata Negara (HTN), karena sama-sama menjadikan negara
sebagai objek kajiannya. Namun terdapat perbedaan, menurut Oppenheim HTN
mengkaji negara dalam keadaan tidak bergerak (staat in rust). Sedangkan HAN
mengkaji negara dalam keadaan bergerak (staat in beweging). Coba jelaskan apa
maksudnya dalam HTN disebut mengkaji negara dalam keadaan tidak bergerak (staat
in rust), sedangkan dalam HAN disebut mengkaji negara dalam keadaan bergerak
(staat in beweging)?
Jawab: Kuntjoro Purbopranoto sebagai-mana dikutip oleh Hadjon menge-tengahkan
beberapa definisi dan deskripsi hukum administrasi dengan mengemukakan bahwa
obyek hukum administrasi adalah peraturan-peraturan yang mengatur hubungan
timbal balik antara pemerintah dan rakyat. Oppenheim mengetengahkan deskripsi
tentang perbedaan terhadap tinjauan negara oleh hukum tata negara dan oleh hukum
administrasi negara, yaitu bahwa hukum tata negara menyoroti negara dalam keadaan
diam (staat in rust), sedangkan hukum administrasi negara menyoroti negara dalam
keadaan bergerak (staat in beweging). Pendapat tersebut selanjutnya dijabarkan oleh
C. Van Vollenhoven bahwa hukum tata negara merupakan keseluruhan aturan hukum
yang membentuk alat-alat perlengkapan negara dan menentukan kewenangan alat-alat
perlengkapan negara tersebut, sedangkan hukum administrasi negara adalah
keseluruhan aturan hukum yang mengikat alat-alat perlengkapan negara setelah alat-
alat itu akan menggunakan kewenangan-kewenangan kenegaraan.

3. Dalam pergaulan hukum, Pemerintah sering tampil dengan twee petten (dengan dua
kepala), yaitu sebagai wakil dari jabatan (ambt) yang tunduk pada hukum publik dan
wakil dari badan hukum (rechtspersoon) yang tunduk pada hukum privat (perdata).
Coba jelaskan dalam situasi atau dalam hubungan hukum seperti apa, Pemerintah
berkedudukan sebagai sebagai wakil dari jabatan (ambt) yang tunduk pada hukum
publik dan dalam situasi atau hubungan hukum seperti apa sebagai wakil dari badan
hukum (rechtspersoon) yang tunduk pada hukum privat (perdata)?
Jawab: Pemerintahan adalah segala urusan yang dilakukan oleh negara dalam
menyelenggarakan kesejahteraan masyarakat dan kepentingan negara. Dengan kata
lain Pemerintahan adalah bestuurvoering atau pelaksanaan tugas Pemerintah ,
Sedangkan Pemerintah adalah organ atau alat atau aparat yang menjalankan
pemerintahan. Kenyataan sehari-hari menunjukkan bahwa pemerintah di samping
melaksanakan kegiatan dalam bidang hukum publik, juga sering terlibat dalam
lapangan keperdataan. Dalam pergaulan hukum, pemerintah sering tampil dengan
twee pet’en, dengan dua kepala, sebagai wakil dari jabatan (ambt) yang tunduk pada
hukum publik dan wakil dari badan hukum (rechtspersoon) yang tunduk pada hukum
privat

4. Sumber kewenangan pemerintah diperoleh melalui tiga cara, yaitu atribusi, delegasi,
dan mandat. Sebutkan apa perbedaan antara ketiganya dan berikan contohnya masing-
masing?
Jawab: Atribusi adalah pemberian wewenang pemerintahan oleh pembuat undang-
undang kepada organ pemerintahan. Delegasi adalah pelimpahan wewenang
pemerintahan dari satu organ pemerintahan kepada organ pemerintahan
lainnya. Mandat terjadi ketika organ pemerintahan mengizinkan kewenangan
dijalannya oleh organ lain atas namanya.
Contoh Atribusi : kewenangan yang dimiliki oleh pemerintah daerah dalam
melaksanakan penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat.
Contoh Delegasi : pemberian kewenangan dari Kepala Daerah kepada Kepala Dinas
atau Camat dalam melaksanakan pelayanan kepada masyarakat
Contoh Mandat : kepala daerah memerintahkan bawahannya mengeluarkan uang
daerah untuk suatu kepentingan, maka konsekuensi tanggung jawab dan tanggung
gugat tetap pada pemberi mandat (kepala daerah).

5. Apa implikasi hukum yang dapat terjadi jika dalam mengambil sebuah kebijakan atau
dalam melakukan tindakan pemerintahan tidak didasarkan kepada kewenangan yang
dimiliki jika ditinjau dari aspek legalitas?
Jawab: Pengaturan Administrasi Pemerintahan dalam Undang-Undang  Nomor 30
Tahun 2014 menjamin bahwa keputusan dan/atau tindakan badan dan/atau pejabat
pemerintahan  terhadap warga masyarakat tidak dapat dilakukan dengan semena-
mena. Dengan adanya Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 maka warga
masyarakat  tidak akan mudah menjadi objek kekuasaan negara. Selain itu, Undang-
Undang ini merupakan transformasi Asas-asas Umum Pemerintahan yang Baik
(AUPB) yang telah dipraktikkan selama berpuluh-puluh tahun dalam
penyelenggaraan pemerintahan, dan dikonkretkan ke dalam norma hukum yang
mengikat. Asas tidak menyalahgunakan wewenang sendiri diatur dalam UU Nomor
30 Tahun 2014 yaitu Pasal 10 ayat (1) huruf e dan penjelasannya. Asas ini
mewajibkan setiap badan dan/atau pejabat pemerintahan  untuk tidak menggunakan
kewenangannya untuk kepentingan pribadi atau kepentingan yang lain dan tidak
sesuai dengan tujuan pemberian kewenangan tersebut, tidak melampaui, tidak
menyalahgunakan, dan/atau tidak mencampuradukkan kewenangan. Badan dan/atau
pejabat pemerintahan yang merasa kepentingannya dirugikan oleh hasil pengawasan
APIP dapat mengajukan permohonan ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN)
untuk menilai ada atau tidak ada unsur penyalahgunaan wewenang dalam keputusan
dan/atau tindakan sebagaimana diatur dalam Pasal 21 UU Nomor 30 Tahun 2014. 

6. Jelaskan dalam situasi seperti apa sehingga perlu diambil tindakan “diskresi” oleh
Pemerintah untuk mengatasi persoalan konkret yang dihadapi dalam penyelenggaraan
pemerintahan? serta berikan contohnya.
Jawab: Dalam pelaksanaannya diskresi merupakan salah satu hak pejabat administrasi
negara dalam menjalankan tugas, tetapi pelaksanaan tugas melalui diskresi tersebut
hanya dapat dilakukan oleh pejabat yang berwenang. Keputusan atau tindakan pejabat
secara bahasa dapat didefinisikan dua hal yang berbeda namun memiliki tujuan yang
sama. Keputusan berkaitan dengan tindakan yang dilakukan melalui kebijakan berupa
penetapan sedangkan tindakan dapat diartikan sebagai perlakuan secara langsung oleh
pejabat tanpa melalui penetapan.
Keputusan atau tindakan pejabat berupa diskresi ini tidak serta merta bisa
dilaksanakan, karena pelaksanaan diskresi harus memenuhi persyaratan tertentu
sesuai dengan Pasal 22 Undang-Undang 30 Tahun 2014, yaitu melancarkan
penyelenggaraan pemerintahan, mengisi kekosongan hukum, memberikan kepastian
hukum, dan mengatasi stagnasi pemerintahan dalam keadaan tertentu guna
kemanfaatan dan kepentingan umum. Contoh sederhana dari diskresi yang jelas dan
dapat kita lihat di kehidupan sehari-hari adalah seorang polisi lalu lintas yang
mengatur lalu lintas di suatu perempatan jalan, yang mana hal ini sebenarnya sudah
diatur oleh lampu pengatur lalu lintas (traffic light). Menurut Undang Undang Lalu
Lintas, polisi dapat menahan kendaraan dari satu ruas jalan meskipun lampu hijau
atau mempersilakan jalan kendaraan meskipun lampu merah.

Anda mungkin juga menyukai