Anda di halaman 1dari 10

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN

EKLAMPSIA

A. Definisi

Eklampsia adalah keadaan dimana pre-eklampsiberat yang disertai


kejang atau koma. Menjelang kejang biasanya didahului gejala subjektif
(Aura) yaitu nyeri kepala di daerah frontal, nyeri epigastrium, penglihatan
kabur (berkunang-kunang) dana dakeluhanmual dan muntah, pemeriksaan
fisik menunjukan hiperrefleksia atau mudah terangsang (Panitia S.A.K.
komisi keperawatan P.K. St. Carolus .2000). Eklampsia adalah kelainan akut
pada wanita hamil, dalam persalinan atau nifas yang ditandai dengan
timbulnya kejang dan atau koma. Sebelumnya wanita tadi menunjukkan
gejala-gejala pre-eklamsia. (kejang-kejang timbul bukan akibat kelainan
neurologik). Eklampsia adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai
dengan peningkatan TD (S > 180 mmHg,D> 110 mmHg), proteinuria,
oedema, kejang atau penurunan kesadaran. Eklampsia adalah akut dengan
kejang coma pada wanita hamil dan wanita dalam nifas disertai dengan
hipertensi, edema, dan proteinuria. (ObsetriPatologi;UNPAD). Eklampsia
adalah suatu keadaan dimana di diagnosis ketika preeclampsia memburuk
menjadi kejang (helen varney;2007). Eklampsia adalah Penyakit akut dengan
kejang dan coma pada wanita hamil dan dalam nifas dengan hipertensi,
oedemadan proteinuria (ObtetriPatologi,R. Sulaeman Sastrowinata, 1981 ).
Eklampsia merupakan keadaan langka yang dapa tterjadi mendadak dengan
atau tanpa didahului oleh pre-eklampsia. Keadanini ditandai oleh serangan
kejang yang menyerupai kejang pada epilepsi ‘grand mal’ dengan
pengecualian bahwa pada eklamsia biasanya tidak terdapat gangguan
pengendalian sfingter. Eklamsia paling sering ditemukan selama atau sesaat
sesudah persalinan.

1
B. Etiologi
MenurutManuaba, IBG, 2001 penyebab secara pasti belum diketahui,
tetapi banyak teori yang menerangkan tentang sebab akibat dari penyakit ini,
antara lain:

1) Teori Genetik
Eklampsia merupakan penyakit keturunan dan penyakit yang lebih sering
ditemukan pada anak wanita dari ibu penderita pre eklamsia.
2) Teori Imunologik
Kehamilan sebenarnya merupakan hal yang fisiologis. Janin yang
merupakan benda asing karena ada faktor dari suami secara imunologik
dapat diterima dan ditolak oleh ibu.Adaptasi dapat diterima oleh ibu bila
janin dianggap bukan bendaasing,dan rahim tidak dipengaruhi oleh sistem
imunologi normal sehingga terjadi modifikasi respon imunologi dan
terjadilahadaptasi.Pada eklamsia terjadi penurunan atau kegagalan dalam
adaptasi imunologik yang tidak terlalu kuat sehingga konsepsi tetap
berjalan.
3) Teori Iskhemia Regio Utero Placental
Kejadian eklamsia pada kehamilan dimulai dengan iskhemia utero placenta
menimbulkan bahan vaso konstriktor yang bila memakai sirkulasi,
menimbulkan bahan vaso konstriksi ginjal. Keadaan ini mengakibatkan
peningkatan produksi renin angiotensin dan aldosteron.Renin angiotensin
menimbulkan vasokonstriksi general, termasuk oedem pada arteriol.
Perubahan ini menimbulkan kekakuan anteriolar yang meningkatkan
sensitifitas terhadap angiotensin vasokonstriksi selanjutnya akan
mengakibatkan hipoksia kapiler dan peningkatan permeabilitaspada
membran glumerulus sehingga menyebabkan proteinuria dan oedem lebih
jauh.
4) Teori Radikal Bebas
Faktor yang dihasilkan oleh ishkemia placenta adalah radikal bebas.
radikalbebas merupakan produk sampingan metabolisme oksigen yang
sangat labil, sangat reaktif dan berumur pendek. Ciri radikal bebas ditandai
dengan adanya satu atau dua elektron dan berpasangan. Radikal bebas akan
timbul bila ikatan pasangan elektron rusak. Sehingga elektron yang
tidak berpasangan akan mencari elektron lain dari atom lain dengan
menimbulkan kerusakansel.Padaeklamsia sumber radikal bebas yang utama
adalah placenta, karena placenta dalam pre eklamsia mengalami iskhemia.

2
radikal bebas akan bekerja pada asam lemak tak jenuh yang banyak
dijumpai pada membran sel, sehingga radikal bebas merusak selPada
eklamsia kadar lemak lebih tinggi daripada kehamilan normal, dan
produksi radikal bebas menjadi tidak terkendali karena kadar anti oksidan
juga menurun.
5) Teori Kerusakan Endotel
Fungsi sel endotel adalah melancarkan sirkulasi darah, melindungi
pembuluh darah agar tidak banyak terjadi timbunan trombosit dan
menghindari pengaruh vasokonstriktor.Kerusakan endotel merupakan
kelanjutan dari terbentuknyaradikal bebas yaitu peroksidase lemak atau
proses oksidase asam lemak tidak jenuh yang menghasilkan peroksidase
lemak asam jenuh.Pada eklamsia diduga bahwa sel tubuh yang rusak akibat
adanya peroksidase lemak adalah sel endotel pembuluh darah.Kerusakan
endotel ini sangat spesifik dijumpai pada glumerulus ginjal yaitu berupa “
glumerulus endotheliosis “. Gambaran kerusakan endotel pada ginjal yang
sekarang dijadikan diagnosa pasti adanya pre eklamsia.
6) Teori Trombosit
Placenta pada kehamilan normal membentuk derivat prostag landin dari
asam arakidonik secara seimbang yang aliran darah menuju janin. Ishkemi
regio utero placenta menimbulkan gangguan metabolisme yang
menghasilkan radikal bebas asam lemak tak jenuh dan jenuh. Keadaan
ishkemi regio utero placenta yang terjadi menurunkan pembentukan derivat
prostaglandin (tromboksan dan prostasiklin), tetapi kerusakan trombosit
meningkatkan pengeluaran tromboksan sehingga berbanding 7 : 1 dengan
prostasiklin yang menyebabkan tekanan darah meningkatdan terjadi
kerusakan pembuluh darah karena gangguan sirkulasi.
7) Teori Diet Ibu Hamil
Kebutuhan kalsium ibu hamil  2 - 2½ gram per hari. Bila terjadi
kekurangan-kekurangan kalsium, kalsium ibu hamil akan digunakan untuk
memenuhi kebutuhan janin, kekurangan kalsium yang terlalu lama
menyebabkan dikeluarkannya kalsium otot sehingga menimbulkan sebagai
berikut : dengan dikeluarkannya kalsium dari otot dalam waktu yang lama,
maka akan menimbulkan kelemahan konstruksi otot jantung yang
mengakibatkan menurunnya strike volume sehingga aliran darah menurun.
Apabila kalsium dikeluarkan dari otot pembuluh darah akan menyebabkan
konstriksi sehingga terjadi vasokonstriksi dan meningkatkan tekanan darah.

3
C. Klasifikasi
Berdasarkan waktu terjadinya, eklampsia dapat dibagi menjadi :
1. Eklampsia gravidarum
a) Kejadian 50% sampai 60%
b) Serangan terjadi dalam keadaan hamil
2. Eklampsia parturientum
a) Kejadian sekitar 30% sampai 35%
b) Batasan tegas dengan eklampsia gravidarum sukar ditentukan terutama
saat mulai inpartum
c) Serangan kejang terjadi saat intrapartum
3. Eklampsia puerperium
a) Kejadian jarang yaitu 10%
b) Terjadi serangan kejang atau koma setelah persalinan berakhir

D. Tanda dan Gejala


Eklampsia terjadi pada kehamilan 20 minggu atau lebih, yaitu: kejang-
kejang atau koma. Kejang dalam eklampsia ada 4 tingkat, meliputi :
1. Tingkat awalatau aura (invasi)
Berlangsung 30-35 detik, mata terpaku dan terbuka tanpa melihat
(pandangankosong), kelopak mata dan tangan bergetar, kepala diputa
rkekanan dan kekiri.
2. Stadium kejangtonik
Seluruh otot badan menjadi kaku, wajah kaku, tangan menggenggam dan
kaki membengkok kedalm, pernafasan berhenti, muka mulai kelihatan
sianosis, lidah dapat tergigit, berlangsung kira-kira 20-30 detik.
3. Stadium kejangklonik
Semua otot berkontraksi dan berulang-ulang dalam waktu yang cepat,
mulut terbuka dan menutup, keluar ludah berbusa, dan lidah dapa
ttergigit. Mata melotot, muka kelihatan kongest dan sianosis.Setelah
berlangsung 1-2 menit kejang klonik berhenti dan penderita tidak
sadar, menarik nafas seperti mendengkur.
4. Stadium koma
Lamanya ketidak sadaran ini beberapa menit sampai berjam-jam. Kadang
antara kesadaran timbul serangan baru dan akhirnya penderita teteap dalam
keadaan koma ( MuchtarRustam, 1998: 275).

4
E. Patofisiologi

Eklampsia dimulai dari iskemia uterus plasenta yang di duga


berhubungan dengan berbagai faktor. Satu diantaranya adalah peningkatan
resisitensi intra mural pada pembuluh miometrium yang berkaitan dengan
peninggian tegangan miometrium yang ditimbulkan oleh janin yang besar
pada primipara, anak kembar atau hidraminion. Iskemia utero plasenta
mengakibatkan timbulnya vasokonstriksor yang bila memasuki sirkulasi
menimbulkan vasokontriksi pada ginjal, keadaan yang belakangan ini
mengakibatkan peningkatan produksi rennin, angiostensin danal
dosteron.Rennin angiostensin menimbulka n vasokontrik sigeneralisa tadan
semakin memperburuk iskemiautero plasenta. Aldosteron mengakibatkan
retensi air danelektrolit dan udemageneralisat orterma suku dema intima
padaarterior. Pada eklampsia terdapat penurunan plasma dalam sirkulasi dan
terjadi peningkatan hematokrit. Perubaha n ini menyebabkan penurunan
perfusike organ ,termasuk ke utero plasental fatal unit. Vasospas
memerupakan dasar dari timbulnya proses eklampsia. Konstriksivaskuler
menyebabkan resistensialiran darah dan timbulnya hipertensi arterial.
Vasospasme dapat diakibatkan karenaa dan yapeningkatan sensitifitas dari
sirculating pressors. Eklamsi yang berat dapat mengakibatkan kerusakan
organ tubuh yang lain. Gangguan perfusiplasenta dapat sebagai pemicu
timbulnya gangguan pertumbuhan plasenta sehinga dapat berakiba tterjadinya
Intra Uterin Growth Retardation.

5
F. Pathway

Perdarahandindingrahimberkurang(ischaemiarahim)

Placenta atau decidua mengeluarkanzat-zat yang menyebabkanspasme

(ischaemiauteroplacenta) danhipertensi
|

Eklampsia

Kejang Vasokontriksiginjal
Penurunan plasma
dalamsirkulasi

Lidahberbuih

Peningkatan renin Peningkatanhemat


angiotensin okrit
danaldesteron

Tidakefektifanbersi
hanjalannafas Penurunanperfusike
Odem organ danke utero
plasenta

Kelebihan volume
cairan
Gangguanpertumbu
hanplasenta

Resikotinggiter
G. Komplikasi Risikocederapad jadinyafoetaldi
ajanin stres
6
Komplikasi yag terberat adalah kematian ibu dan janin. Usaha utama ialah
melahirkan bayi hidup dari ibu yang menderita eklampsia. Komplikasi di
bawah ini biasanya terjadi pada eklampsia :
1. Solusio plasenta
Komplikas ini biasanya terjadi pada ibu yang menderita hipertensi akut
dan lebih sering terjadi pada pre-eklampsia. Di rumah Sakit Dr. Cipto
Mangunkusumo 15,5% solusio plasenta disertai pre-eklampsia.
2. Hipofibrinogenemia
Pada eklampsia, ditemuka 23% hipofibrinogenemia. Maka perlu dilakukan
pemeriksaan kadar fibrinogen secara berkala.
3. Hemolisis
Penderita dengan eklampsia berat kadang-kadang menunjukkan gejala
klinik hemolisis yang dikenal karea ikterus. Belum diketahui dengan pasti
apakah ini merupakan kerusakan sel-sela hati atau destruksi sel darah
merah. Nekrosis periportal hati yang sering ditemukan pada autopsi
penderita eklampsia dapat menerangkan ikterus tersebut.
4. Perdarahan otak
Komplikasi ini merupakan penyebab utama kematian maternal penderita
eklampsia.
5. Kelainan mata
Kehilangan penglihatan untuk sementara, yang berlangsung sampai
seminggu, dapat terjadi. Perdarahan kadang-kadang terjadi pada retina, hal
ini merupakan tanda gawat akan terjadinya apopleksia serebri.

H. Penata laksanaan

7
Pemeriksaan antenatal yang teratur dan teliti dapat menemukan tanda-
tanda dini pre eklamsia. Perlu diwaspadai pada wanita hamil dengan adanya
faktor-faktor predisposisi. Walaupun timbulnya pre eklamsia tidak dapat
dicegah sepenuhnya, namun frekuensinya dapat dikurangi dengan pemberian
penerangan secukupnya dan pelaksanaan pengawasan yang baik pada wanita
hamil (Prawirohardjo S, 1999). Mencegah kejadian pre eklamsia ringan dan
mencegah pre eklamsia bertambah berat dengan :
1. Diet Makanan
Makan tinggi protein, tinggi karbohidrat, cukup vitamin dan rendah lemak.
Dengan makanan empat sehat lima sempurna dengan tambahan 1 telur per
hari untuk meningkatkan jumlah protein.
2. Cukup Istirahat
Dengan tirah baring 2 x 2 jam per hari miring ke kiri, untuk mengurangi
tekanan darah pada vena cava inferior, meningkatkan aliran darah vena
dengan tujuan meningkatkan peredaran darah menuju jantung dan placenta
sehingga menurunkan iskhemia placenta.
3. Pengawasan antenatal selama hamil dengan menilai adanya pre eklamsia
dan kondisi janin dalam rahim dengan ; pemantauan tinggi fundus uteri,
pemeriksaan janin dalam rahim, denyut jantung janin, dan pemantauan air
ketuban, usulkan untuk melakukan USG.
4. Penderita berobat jalan dengan nasehat : segera datang bila terdapat tanda-
tanda : kaki bertambah berat  oedem, gerakan janin terasa kurang, kepala
pusing dan mata makin kabur.

I. Pencegahan
Tujuan utama pengobatan eklampsia adalah menghentikan
berulangnya serangan kejang dan mengakhiri kehamilan secepatnya dengan
cara yang aman setelah keadaan ibu mengizinkan. Pengawasan dan perawatan
yang intensif sangat penting bagi penanganan penderita eklampsia, sehingga
iah arus dirawat di rumah sakit. Pada pengangkutan kerumah sakit diperlukan
obat penenang yang cukup untuk menghindarkan timbulnya
kejangan ;penderita dalam halini dapat diberi diazepam 20mg 1M. Selain itu,
penderitaharusdisertaiseseorang yang dapat mencegah terjadinya trauma
apabila terjadi serangan kejangan. tujuan pertama pengobatan eklampsia ialah
menghentikan kejangan mengurang ivasospasmus, dan meningkatkan dieresis.
dalam pada itu, pertolongan yang perlu diberikan jikatimbul kejangan ialah
mempertahankan jalan pernapasan bebas, menghindarkan tergigitnya lidah,

8
pemberian oksigen, dan menjaga agar penderita tidak mengalami
trauma.Untuk menjaga jangan sampai terjadi kejangan lagi yang selanjutnya
mempengaruhi gejala-gejala lain, dapat diberikan beberapa obat, misalnya:

1) Sodium
Pengobatan atau sangat berguna untuk menghentikan kejangan dengan
segera bila diberikan secarain travena. akan tetapi, obat ini mengandung
bahaya yang tidak kecil. mengingat halini, obat itu hanya dapat diberikan
di rumah sakit dengan pengawasan yang sempurna dan tersedianya
kemungkinan untu kintubasi dan resustitasi. Dosisiinisial dapat diberikan
sebanyak 0,2 – 0,3 g dan disuntikkan perlahan-lahan.
2) Sulfas magnesicus
yang mengurangi kepekatan saraf pusat pada hubungan neuromuscular
tanpa mempengaruhi bagian lain dari susunan saraf. Obat ini
menyebabkan vasodilatasi, menurunkan tekanan darah, meningkatkan
dieresis, dan menambaha liran darah ke uterus. Dosisinisial yang
diberikan ialah 8g dalam larutan 40% secara intramuscular; selanjutnya
setiap 6 jam 4g, dengan syarat bahwa refleks patella masihpositif,
pernapasan 16 ataulebih per menit, dieresis harusmelebihi 600ml per hari;
selain intramuskulus, sulfas magnesikus dapat diberikan secara intravena;
dosisinisial yang diberikan adalah 4g 40% MgSO4 dalam larutan 10ml
intravena secara perlahan-lahan, diikuti 8g IM dan selalu disediakan
kalsiumg luakonas 1g dalam 10 ml sebagaiantidotum.
3. Lytic cocktail
yang terdiri atas petidin 100 mg, klor promazin 100 mg, dan prometazin
5o mg dilarutkan dalam glukosa 5% 500 ml dan diberikan secara infusin
travena. Jumlah tetesan disesuaikan dengan keadaan dan tensipen derita.
Maka dari itu, tensi dan nadi diukur tiap 5 menit dalam waktu setengah
jam pertama dan bila keadaan sudah stabil, pengukuran dapat dijarangkan
menurut keadaan penderita. Sebelum diberiakan obat penenang yang
cukup, maka penderita eklampsia harusdihindarkan dari semua rangsang
yang dapat menimbulkan kejangan, seperti keributan, injeksi, atau
pemeriksaan dalam

DAFTAR PUSTAKA

9
Farrer Helen.1999. Perawatan Maternitas.Jakarta : EGC

Ida BagusGedeManuaba. 1998. IlmuKebidanan, Penyakit Kandungan


&Keluarga Berencana. Jakarta : EGC

Komisi Keperawatan P.K St. Carolus. 2000. Standar Asuhan


Keperawatan Pasien Maternitas. Jakarta

Mitayani . 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta :

Salemba Medika

Marilynn E. Doenges, Mary Frances Moorhouse. 2001. Rencana


Perawatan Maternal /Bayi. Edisi 2 .Jakarta : EGC

NANDA. Panduan Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi


2005-2006.Jakarta : Prima Medika

10

Anda mungkin juga menyukai