Anda di halaman 1dari 25

1.

LATAR BELAKANG MASALAH


Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis, pada proses persalinan
terjadi pengeluaran bayi, plasenta, dan membrane dari dalam Rahim melalui jalan lahir.
Proses ini berawal dari pembukaan dan dilatasi serviks sebagai akibat kontraksi uterus
dengan frekuensi, durasi, dan kekuatan yang teratur. Persalinan dianggap normal jika
prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai
adanya penyulit (Yuliastanti, T., &Nurhidayati, N. (2013).
Wanita yang akan menghadapi persalinan pasti menginginkan persalinannya
berjalan lancar dan dapat melahirkan bayi yang sempurna. Namun, tidak jarang proses
persalinan mengalami hambatan dan harus dilakukan dengan tindakan pembedahan
(sectiocaesarea), baik karena pertimbangan untuk menyelamatkan ibu dan janinnya
ataupun keinginan pribadi pasien. Sectiocaesarea merupakan suatu tindakan untuk
melahirkan bayi melalui sayatan pada dinding uterus yang masih utuh (Winkjosastro,
2008).
Ibu pasca sectio caesarea disarankan untuk melakukan mobilisasi, tetapi pada ibu
yang mengalami sectio caesarea rasanya sulit untuk melaksanakan mobilisasi karena ibu
merasa letih dan sakit. Salah satu penyebabnya adalah ketidaktahuan pasien mengenai
mobilisasi, untuk itu diperlukan pendidikan kesehatan tentang mobilisasi lebih maksimal
dilakukan. Ibu yang mengalami sectio caesarea terkadang mengerti dalam pelaksanaan
mobilisasi, namun ibu tidak mengerti apa manfaat dilakukan mobilisasi (Suririnah dalam
Tri Septi Pujirahayu, 2016).
Mobilisasi merupakan suatu kebutuhan dasar manusia yang diperlukan oleh
individu untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang berupa pergerakan sendi, sikap,
gaya berjalan, latihan maupun kemampuan aktifitas (Perry dalam Tri Septi Pujirahayu,
2016).
Mobilisasi pasca sectio caesarea dapat dilakukan setelah 24-48 jam pertama
pasca bedah. Mobilisasi bertujuan untuk memperepat penyembuhan luka, memperbaiki
sirkulasi, mencegah statis vena, menunjang fungsi pernafasan optimal, meningkatkan
fungsi pencernaan, mengurangi komplikasi pasca bedah mengembalikan fungsi pasien
semaksimal mungkin seperti sebelum operasi, mempertahankan konsep diri pasien dan
mempersiapkan pasien pulang (Jitiwiyono dalam Tri Septi Pujirahayu, 2016).
Jika mobilisasi tidak dilakukan pada pasien pasca sectio caesarea maka akan
menyebabkan bahaya fisiologis dan psikologis. Bahaya fisiologis mempengaruhi fungsi
metabolisme normal, menurunkan laju metabolisme, mengganggu metabolisme
karbohidrat llemak dan protein menyebabkan kesetidak seimbangan cairan elektrolit dan
kalsium dan dapat menyebabkan gangguan gastrointestinal seperti nafsu makan dan
penurunan peristaltik dengan kontisipasi dan impaksi (Perry dalam Sri Septi Pujirahayu,
2016).
Mobilisasi juga dapat mempercepat proses penyembuhan luka, dengan
melakukan mobilisasi ibu merasa lebih sehat, kuat dan dapat mengurangi rasa sakit
dengan demikian ibu memperoleh kekuatan, mempercepat kesembuhan, fungsi usus dan
kandung kemih lebih baik, merangsang peristaltik usus kembali normal dan mobilisasi
juga membantu mempercepat organ-organ tubuh bekerja seperti semula (Hartati dalam
Lina, 2017).
Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka, akan tetapi
pelaksanaan luka sangat cermat merupakan bagian paling penting dalam mengendalikan
terjadinya komplikasi pada luka post operasi. Salah satu komplikasi yang sering
ditemukan di rumah sakit adalah infeksi. Infeksi luka operasi merupakan infeksi yang
dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain yaitu mobilisasi dini post SC (Elisa
dalam Lina, 2017).
Beberapa hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Suanidar (2013)
tentang hubungan mobilisasi dini post SC dengan penyembuhan luka operasi dengan
jumlah pasien 45 ibu post operasi caesarea didapatkan hasil 58,3% yang melakukan
mobilisasi dini proses penyembuhan lukanya cepat dan 81,8% yang tidak melakukan
mobilisasi dini proses penyembuhan lukanya lambat. Hasil penelitian Solomon (2010),
menemukan adanya perbedaan kenyamanan antara pasien pasca persalinan caesarea yang
melakukan mobilisasi dini dengan yang terlambat melakukan mobilisasi (Elisa dalam
Lina, 2017).
Berdasarkan Riskesdas tahun 2010, presentase persalinan dengan sectio caesarea
di Indonesia masih besar yaitu 15,3% dengan rentang tertinggi 27,2% di DKI Jakarta dan
terendah 5,5% di Sulawesi Tenggara, sedangkan hasil Riskesdas tahun 2013
menunjukkan kelahiran dengan sectio caesarea sebesar 9,8% dengan proporsi tertinggi
di DKI Jakarta sebesar 19,9% dan terendah di Sulawesi Tenggara Caesarea 3,3%,
sedangkan angka kejadian persalinan sectio caesarea di D.I Yogyakarta tahun 2013
diketahui mencapai 23% (Riskesdas, 2010).
Menurut data WHO (World Health Organization), sebanyak 99% kematian ibu
akibat masalah persalinan atau kelahiran terjadi di Negara-negara berkembang yaitu
Negara yang masuk dalam ASEAN (Association of South East Asian Nations) seperti
Negara Indonesia. Rasio kematian di Negara-negara berkembang merupakan yang
tertinggi dengan 450 kematian ibu per 100.000 kelahiran bayi hidup, jika dibandingkan
denga rasio kematian ibu disembilan Negara maju yaitu Jepang, Amerika Serikat,
Australia, Belanda, Newzealand, Kanada, Irlandia, Jerman, dan Swedia (Wahyuni dalam
Rina Kundre, 2012).
Salah satu tujuan pembangunan Sustainable Development Goals (SDGs) 2015
adalah perbaikan kesehatan maternal. Kematian maternal dijadikan ukuran keberhasilan,
terhadap pencapaian target SDGs yaitu penurunan 75% rasio kematian maternal 75 %
rasio kematian maternal. Frekuensi dilaporkan berkisar antara 0,3%-0,7% di Negara-
negara sedang berkembang, sedangkan di Negara-negara maju angka tersebut lebih kecil
yaitu 0,05%-0,1%. Berdasarkan data yang diperoleh Indonesia menjadi peningkatan
angka sectio caesarea disertai kejadian infeksi luka post SC sekitar 90% dari morbiditas
pasca operasi disebabkan oleh infeksi luka setelah operasi (Kemenkes RI, 2016).
Sedangkan menurut Profil Kesehatan Indonesia (2014) jumlah ibu dengan
persalinan sectio caesarea sebanyak 18,5%. Di Indonesia sectio caesarea umumnya
dilakukan bila ada indikasi medis tertentu, sebagai tindakan mengakhiri kehamilan dan
komplikasi. Selain itu sectio caesarea juga menjadi alternatif persalinan tanpa indikasi
medis karena dianggap lebih mudah dan nyaman. Sectio caesarea sebanyak 25% dari
jumlah kelahiran yang ada dilakukan pada ibu-ibu yang tidak memiliki resiko tinggi
untuk melahirkan secara normal maupun komplikasi persalinan lain (Depkes, 2014).
Menurut Profil Kesehatan Provinsi Aceh tahun 2013, angka kematian ibu
sebanyak 174 kasus dengan rincian 45 kematian pada masa kehamilan, 69 kematian pada
masa persalinan, 60 kematian pada masa nifas. Angka kematian bayi 1,075 (11,8%) dari
seluruh bayi di provinsi aceh dengan rincian 526 jumlah kematian bayi laki-laki dan 549
jumlah kematian bayi perempuan. Sedangkan jumlah dengan sectio caesarea sebanyak
52,7% (Dinkes Provinsi Aceh, 2013).

2. TUJUAN PENELITIAN
Dari ke 3 Jurnal yang kami coba bahas semuanya mempunyai tujuan untuk
mengetahui pengaruh pengaruh mobilisasi dini terhadap penyembuhan luka post operasi
sectio caesarea.
3. HASIL TELAAH JURNAL PENELITIAN
Jurnal Abstrak Introduction Metode Hasil Bahasan analisa pembahasan

Hubungan Merupakan abstrak Ibu pasca sectio Populasi = seluruh ibu yang Kesimpulan penelitian ini adalah Mayoritas responden yang penyembuhan
Mobilisasi Dini satu paragraph caesarea disarankan melahirkan dengan sectio terdapat hubungan antara luka operasi tidak baik adalah responden
Post Sectio namun sudah untuk melakukan mobilisasi dini post sectio yang tidak melakukan mobilisasi dini yaitu
Caesarea (SC) tergambarkan latar mobilisasi, tetapi pada
caesarea yang terdapat di caesarea (SC) dengan sebanyak 13 responden (32,5%).
dengan belakang, tujuan ibu yang mengalami RSUD dr. Fauziah penyembuhan luka operasi di Mayoritas responden yang baik
Penyembuhan penelitian, metode sectio caesarea rasanya Kecamatan Kota Juang Ruang Kebidanan Rumah penyembuhan luka operasi adalah
Luka Operasi di penelitian, hasil sulit untuk Kabupaten Bireuen. Umum Daerah dr. Fauziah responden dengan melakukan mobilisasi
Ruang Kebidanan penelitian, dan melaksanakan Sampel dalam penelitian Bireuen. dini yaitu sebanyak 14 responden (35%).
RSUD dr. Fauziah kesimpulan. Di akhir mobilisasi karena ibu Hasil uji statistik chi-square antara
Kecamatan Kota abstrak terdapat kata merasa letih dan sakit.
ini adalah keseluruhan dari mobilisasi dini post SC dengan
Juang Kabupaten kunci. Salah satu populasi yang berjumlah penyembukan luka operasi diperoleh nilai
Bireuen penyebabnya adalah 40 responden. Dilakukan Asymp. Sig 2-side (0,031) < α (0,05),
ketidaktahuan pasien pada bulan Maret hingga yang bermakna Ha diterima dan H0
mengenai mobilisasi, Mei 2018. ditolak. Maka ada hubungan antara
untuk itu diperlukan Intervention: survey analitik mobilisasi dini post SC dengan
pendidikan kesehatan penyembukan luka operasi di Ruang
tentang mobilisasi dengan pendekatan cross Kebidanan Rumah Umum Daerah dr.
lebih maksimal sectional Fauziah Bireuen.
dilakukan. Ibu yang Comparison/perbandingan: Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
mengalami sectio peneliti tentang hubungan antara
Pada penelitian ini terdapat
caesarea terkadang mobilisasi dini post SC dengan
mengerti dalam perbandingan antara kelompok penyembukan luka operasi di Ruang
pelaksanaan yang melakukan mobilisasi dini Kebidanan Rumah Umum Daerah dr.
mobilisasi, namun ibu dengan yang tidak melakukan Fauziah Bireuen Tahun 2018, dapat dilihat
tidak mengerti apa mobilisasi dini post operasi SC. bahwa umumnya ibu mempunyai
manfaat dilakukan Outcome: Berdasarkan hasil karakteristik yang pada umumnya berada
mobilisasi (Suririnah pada golongan umur > 30 tahun,
dalam Tri Septi penelitian maka dapat responden sebagian besar dalam kategori
Pujirahayu, 2016). diketahui bahwa mayoritas tidak bekerja dan sebagian besar
Mobilisasi merupakan responden yang responden mempunyai tingkat pendidikan
suatu kebutuhan dasar yang menengah.
manusia yang penyembuhan luka operasi Berdasarkan hasil penelitian maka dapat
diperlukan oleh kurang baik adalah diketahui bahwa mayoritas responden
individu untuk responden yang tidak yang penyembuhan luka operasi kurang
melakukan aktivitas baik adalah responden yang tidak
sehari-hari yang
melakukan mobilisasi dini melakukan mobilisasi dini yaitu sebanyak
berupa pergerakan yaitu sebanyak 13 13 responden (32,5%). Mayoritas
sendi, sikap, gaya responden yang baik penyembuhan luka
berjalan, latihan responden (32,5%). operasi adalah responden dengan
maupun kemampuan melakukan mobilisasi dini yaitu sebanyak
Mayoritas responden yang
aktifitas (Perry dalam 14 responden (35%). Dari hasil pengujian
Tri Septi Pujirahayu, baik penyembuhan luka statistik dapat diperoleh nilai p value
2016). operasi adalah responden (0,031) < α (0,05), sehingga ada hubungan
Mobilisasi pasca sectio dengan melakukan bermakna antara mobilisasi dini post SC
caesarea dapat dengan penyembukan luka operasi di
dilakukan setelah 24- mobilisasi dini yaitu Ruang Kebidanan Rumah Umum Daerah
48 jam pertama pasca sebanyak 14 responden dr. Fauziah Bireuen Tahun 2018.
bedah. Mobilisasi (35%). Dari hasil pengujian Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan
bertujuan untuk hasil penelitian yang dilakukan oleh Harfa
memperepat statistik dapat diperoleh Aini (2012) dengan judul hubungan
penyembuhan luka, nilai p value (0,031) < α mobilisasi dini pada ibu post sc (section
memperbaiki sirkulasi, (0,05), sehingga ada caesarea) dengan proses penyembuhan
mencegah statis vena, luka operasi Di Ruang Kebidanan Rumah
menunjang fungsi hubungan bermakna antara Sakit Tk.III Kesdam IM Banda Aceh
pernafasan optimal, mobilisasi dini post SC dengan hasil penelitian bahwa tidak ada
meningkatkan fungsi dengan penyembukan luka hubungan antara mobilisasi dini pada ibu
pencernaan, post section caesarea dengan proses
mengurangi
operasi di Ruang Kebidanan penyembuhan luka operasi (p
komplikasi pasca Rumah Umum Daerah dr. value=1,000).
bedah mengembalikan Fauziah Bireuen Tahun Menurut Manuaba (2010), dengan adanya
fungsi pasien mobilisasi dini secara langsung berdampak
2018.
semaksimal mungkin pada akselerasi proses penyumbuhan post
seperti sebelum partum hasil penelitian yang dilakukan
operasi, Jensen Situmarong (2010) menyebutkan
mempertahankan bahwa ibu post section caesarea yang
konsep diri pasien dan melakukan mobilisasi dini dapat
mempersiapkan pasien mempercepat proses penyembuhan luka.
pulang (Jitiwiyono Sejalan dengan penelitian yang dilakukan
dalam Tri Septi oleh Purnawati (2014), yang menemukan
Pujirahayu, 2016). bahwa mobilisasi dini pada ibu post
Jika mobilisasi tidak partum efektif terhadap percepatan proses
dilakukan pada pasien penyembuhan luka sectio caesarea. .
pasca sectio caesarea
maka akan
menyebabkan bahaya
fisiologis dan
psikologis. Bahaya
fisiologis
mempengaruhi fungsi
metabolisme normal,
menurunkan laju
metabolisme,
mengganggu
metabolisme
karbohidrat,
Journal of Healthcare
Technology and
Medicine Vol. 4 No. 2
Oktober 2018
Universitas Ubudiyah
Indonesia
e-ISSN : 2615-109X
189
lemak dan protein
menyebabkan
kesetidak seimbangan
cairan elektrolit dan
kalsium dan dapat
menyebabkan
gangguan
gastrointestinal seperti
nafsu makan dan
penurunan peristaltik
dengan kontisipasi dan
impaksi (Perry dalam
Sri Septi Pujirahayu,
2016).
Mobilisasi juga dapat
mempercepat proses
penyembuhan luka,
dengan melakukan
mobilisasi ibu merasa
lebih sehat, kuat dan
dapat mengurangi rasa
sakit dengan demikian
ibu memperoleh
kekuatan,
mempercepat
kesembuhan, fungsi
usus dan kandung
kemih lebih baik,
merangsang peristaltik
usus kembali normal
dan mobilisasi juga
membantu
mempercepat organ-
organ tubuh bekerja
seperti semula (Hartati
dalam Lina, 2017).
Banyak faktor-faktor
yang mempengaruhi
penyembuhan luka,
akan tetapi
pelaksanaan luka
sangat cermat
merupakan bagian
paling penting dalam
mengendalikan
terjadinya komplikasi
pada luka post operasi.
Salah satu komplikasi
yang sering ditemukan
di rumah sakit adalah
infeksi. Infeksi luka
operasi merupakan
infeksi yang dapat
disebabkan oleh
beberapa faktor antara
lain yaitu mobilisasi
dini post SC (Elisa
dalam Lina, 2017).
Beberapa hasil
penelitian yang
dilakukan sebelumnya
oleh Suanidar (2013)
tentang hubungan
mobilisasi dini post
SC dengan
penyembuhan luka
operasi dengan jumlah
pasien 45 ibu post
operasi caesarea
didapatkan hasil
58,3% yang
melakukan mobilisasi
dini proses
penyembuhan lukanya
cepat dan 81,8% yang
tidak melakukan
mobilisasi dini proses
penyembuhan lukanya
lambat. Hasil
penelitian Solomon
(2010), menemukan
adanya perbedaan
kenyamanan antara
pasien pasca
persalinan caesarea
yang melakukan
mobilisasi dini dengan
yang terlambat
melakukan mobilisasi
(Elisa dalam Lina,
2017).
PENGARUH Merupakan abstrak Saat persalinan pasti Populasi = populasi 80 ibu Analisa statistik dengan uji Penyembuhan luka pada pasien post
MOBILISASI satu paragraph yang menginginkan postoperasi sectiocaesarea, Mann Whitney menunjukan operasi sectiocaesarea sesudah
DINI TERHADAP singkat dan jelas. persalinannya berjalan sampel penelitian nilai sig atau p value sebesar dilakukan mobilisasi dini pada
PENYEMBUHAN lancar dan dapat berjumlah 20 ibu.Penelitian 0,028 yang berarti nilai kelompok intervensi hamper seluruh
LUKA POST melahirkan bayi yang dilakukan selama 3 hari p<0,05. dari responden mengalami
OPERASI sempurna. Namun, Intervention: dari hari pertama
SECTIO tidak jarang proses
Apabila nilai p value<batas penyembuhan luka yang baik dengan
hingga hari ketiga pasien kritis 0,05 maka terdapat jumlah 8 responden. Berdasarkan
CAESAREA persalinan mengalami
hambatan dan harus kelompok intervensi perbedaan bermakna antara teori, penyembuhan luka adalah suatu
dilakukan dengan mendapatkan dua kelompok atau yang proses yang kompleks dan umumnya
tindakan pembedahan perlakukan berupa mobilisasi berarti hipotesis nol terjadi secara teratur yang melibatkan
(sectiocaesarea), dini, ditolak, yaitu ada pengaruh regenerasi epitel dan pembentukan
baik karena sedangkan pada kelompok mobilisasi dini terhadap parut jaringan ikat.
pertimbangan untuk control pasien penyembuhan luka pada Penyembuhan luka akan melibatkan
menyelamatkan ibu tidak diberikan perlakuan pasien proses fisiologis. Sifat penyembuhan
dan janinnya ataupun mobilisasi dini. postoperasi sectiocaesarea dari semua luka sama, hanya ada
keinginan pribadi Comparison/perbandingan: beberapa hal yang membedakan yaitu
pasien. Sectiocaesarea bergantung pada lokasi, tingkat
Membandingkan kelompok
merupakan suatu
eksperimen dan kelompok keparahan, dan luasnya luka. Namun
tindakan untuk
melahirkan bayi control. yang paling menentukan adalah
melalui sayatan pada Outcome: kemampuan sel untuk beregenerasi
dinding uterus yang Terdapat pengaruh mobilisasi (kembali ke struktur normal) (Potter,
masih utuh dini terhadap penyembuhan luka R, at al, 2006).
(Winkjosastro, 2008). pada pasien post operasi Luka setelah dilakukan pembedahan
Word Health
sectiocaesarea di ruang Jade
sectiocaesarea akan mengalami proses
Organization (WHO) penyembuhan luka yang terdiri dari 3
menyatakan bahwa RSUD dr. Slamet Garut Tahun
fase, yaitu fase inflamasi, fase
standar rata-rata 2017 dengan nilai pvalue
proliferasi dan fase maturasi (Potter,
Sectio Caesarea di 0,028 .
R, at al, 2006). Fase inflamasi dimulai
sebuah negara adalah
dari adanya reaksi tubuh terhadap luka
sekitar 5 – 15 %. Di
rumah sakit dimulai dari beberapa menit setelah
pemerintah rata-rata cedera dan berlangsung selama
11 % sementara di beberapa hari. Dalam fase ini terjadi
rumah sakit swasta proses hemostatis (pengontrolan
bisa lebih dari 30 %. perdarahan) yaitu sesuai dengan
Angka Sectio Caesarea perintah otak, tubuh akan
terus meningkat mengirim suplai darah ke area yang
3–4 % 15 tahun yang mengalami cedera, kemudian
lampau, sampai membentuk sel-sel epitel (epitelisasi)
insidensi 10 hingga 15
(Potter, R, atal, 2006).
% sekarang ini
(Oxorn, DC 2011).
Selama proses ini pembuluh darah
Berdasarkan data yang menyuplai darah ke area luka
RISKESDAS tahun akan mengalami kontriksi dan
2013, tingkat trombosit akan berkumpul di area luka
persalinan sectio untuk menghentikan
caesarea di Indonesia proses perdarahan dengan membentuk
sebesar 9,8 % dengan jaring-jaring benang fibrin (matriks
proporsi tertinggi di fibrin) dari matrik fibrin inilah yang
DKI Jakarta (19,9 %). nantinya akan menjadi kerangka
Di Jawa Barat perbaikan sel. Kemudian jaringan
persalinan melalui
operasi sectio caesarea yang rusak menyekresikan histamin
berkisar antara 7%-9% yang merangsang vasodilatasi kapiler
dari total di area luka dan mengeluarkan serum
persalinan (Dinas dan sel darah putih (Potter, R, at al,
Kesehatan Provinsi
2006).
Jawa Barat, 2012).
Data yang diperoleh
Penelitian ini dilakukan pada pasien
selama tahun 2013 di hariketiga setelah dilakukan operasi
RSUD dr. Slamet sectiocaesarea, berdasarkan teori
Garut jumlah ibu yang proses penyembuhan luka ini terdapat
melahirkan melalui pada fase inflamasi, pada fase ini akan
pembedahan sectio terjadi proses homeostatis dan akan
caesarea sebanyak mengalami proses epitalisasi, sehingga
617 orang (6,5%) dan pada luka yang baik akan terbentuk
lebih dari 60% sel-sel epitel sehingga luka
penyembuhan luka akan tertutup dan mengeluarkan serum
post operasinya cukup
dan sel darah putih. Hal tersebut
lama dan sulit
(Medical Record, sejalan dengan hasil penelitian yang
RSUD dr. terdapat dalam tabel 1 dengan
Slamet Garut). menunjukan hamper seluruh dari
Setelah ibu mengalami responden mengalami penyembuhan
persalinan luka yang baik karena pada saat
baik secara normal dilakukan observasi menunjukan
atau melalui tindakan keadaan luka yang sudah tertutup
pembedahan meskipun terdapat 5 responden dengan
sectiocaesarea akan tanda kemerahan di sekitar 0,25 luka
ada
insisi, namun luka dalam keadaan
masa pemulihan yang
disebut dengan
kering (tidak terdapat pengeluaran
masa nifas. Pada masa cairan) dan tidak terdapat tanda-tanda
nifas ibu banyak edema atau ecchymosis.
mengalami kejadian Penyembuhan luka pada pasien post
yang penting. Mulai operasi sectiocaesarea yang tidak
dari perubahan fisik, dilakukan mobilisasi dini pada
masa laktasi maupun kelompok control sebagian besar dari
perubahan psikologis responden mengalami penyembuhan
menghadapi luka yang kurang baik dengan jumlah
keluarga baru dengan 6 responden. Berdasarkan teori
kehadiran buah hati
yang sangat proses penyembuhan luka pada fase
membutuhkan inflamasi akan terjadi proses
perhatian dan homeostatis dan akan mengalami
kasih saying (Safrudin proses epitalisasi, sehingga
SK, , 2009).
pada luka yang baik akan terbentuk
Pada ibu yang bersalin
secara sectio
sel-sel epitel sehingga luka akan
caesarea lebih beresiko tertutup dan mengeluarkan serum dan
mengalami sel darah putih.
komplikasi daripada Namun keadaan ini tidak sejalan
ibu yang bersalin dengan hasil dari penelitian yang
secara normal. dilakukan pada kelompok
Komplikasi yang dapat kontrol yang sebagian besar dari
terjadi diantaranya responden mengalami penyembuhan
infeksi puerperal luka yang kurang baik, hal ini
(nifas), pendarahan ditunjukan dengan 2 responden
yang disebabkan oleh
yang terdapat pemisahan kulit, 4
banyaknya pembuluh
darah yang terputus responden yang terdapat tanda
dan terbuka, emboli kemerahan di sekitar luka insisi, 2
pulmonal, luka pada responden yang terdapat
kandung kemih serta pengeluaran serum atau
kemungkinan rupture serosanguinous dan
uteri spontan pada masih terdapat tanda-tanda baik edema
kehamilan mendatang ataupun ecchymosis.
(Ulfah M, 2013). Pengaruh mobilisasi dini terhadap
Selain itu tindakan penyembuhan luka pada pasien post
pembedahan
operasi sectiocaesarea berdasarkan
sectiocaesarea yang
dilakukanakan
hasil penelitian pada tabel 3
meninggalkan sebuah menunjukan bahwa pada
kondisi luka insisi. kelompok intervensi hamper seluruh
Akibat dari insisi ini dari responden mengalami
akan menimbulkan penyembuhan luka yang baik dengan
terputusnya jaringan jumlah 8 responden.
tubuh dan menjadikan Sedangkan pada kelompok control
luka pada orang sebagian besar dari responden
yang dilakukan mengalamipenyembuhan luka yang
pembedahan. kurang baik dengan jumlah 6
Perry dan Potter
(2005) menjelaskan responden. Analisa statistik dengan
bahwa luka merupakan uji Mann Whitney menunjukan nilai
rusaknya struktur sig atau p
dan fungsi anatomis value sebesar 0,028 yang berarti nilai
normal akibat proses
p<0,05.
patologis yang berasal
dari internal
Apabila nilai p value < batas kritis
maupun eksternal dan 0,05 maka
mengenai organ terdapat perbedaan bermakna antara
tertentu. Penyembuhan dua
luka dipengaruhi kelompok atau yang berarti hipotesis
oleh beberapa faktor nol
yakni, nutrisi, umur, ditolak, yaitu ada pengaruh mobilisasi
vaskularisasi, anemia, dini
status imunologi, terhadap penyembuhan luka pada
kadar gula darah dan pasien
obesitas. Johnson
postoperasi sectiocaesarea.
(2005), menjelaskan
bahwa penyembuhan Berdasarkan teori menurut Perry &
luka dimulai sejak Potter (2005) menyatakan bahwa
terjadinya cidera pada vaskularisasi mempengaruhi luka
tubuh dan terdapat 4 karena luka
fase penyembuhan membutuhkan keadaan peredarandarah
luka yaitu hemostatis, yang
inflamasi, proliferasi, baik untuk pertumbuhan atau
maturasi. perbaikan sel.
Dalam mengatasi luka Mobilisasi akan memperlancar
insisi akibat
sirkulasi darah
dari operasi sectio
caesarea maka
dan segera mungkin mengalami
diperlukan tindakan pemulihan
dan bimbingan dari atau penyembuhan (Susilowati D.
petugas kesehatan 2015).
untuk mempercepat Mobilisasi dini merupakan suatu
proses penyembuhan upaya
luka diantaranya mempertahankan kemandirian sedini
memenuhi kebutuhan mungkin dengan cara membimbing
nutrisi yang bergizi penderita
seimbang dan cairan untuk mempertahankan fungsi
yang cukup, dengan
melakukan mobilisasi fisiologi.
dini, istirahat yang Mobilisasi post sectiocaesarea adalah
cukup sekitar 8 jam suatu
pada malam hari dan 1 pergerakan posisi atau adanya kegiatan
jam pada siang hari,
yang
melakukan senam
Jurnal : Buletin Media
dilakukan ibu setelah beberapa jam
Informasi Kesehatan melahirkan dengan persalinan caesarea
Volume:…14 nomor (Winarta, 2010). Hampir semua jenis
2Tahun 2018 Halaman operasi
: .... membutuhkan mobilisasi atau
nifas dan penanganan pergerakan
insisi (Heryani, badan sedini mungkin (Rasjidi I,
2012). 2009).
Proses penyembuhan Mobilisasi pada post sectiocaesarea
luka pada salah satunya adalah perubahan gerak
tubuh yang sehat
dan
mempunyai
kemampuan posisi. Ini dan harus diterangkan
untuk melindungi dan kepada
memulihkan dirinya, penderita dan keluarga yang
peningkatan aliran menunggu, agar
darah ke daerah yang mengerti pentingnya mobilisasi dini
rusak, membersihkan berkesinambungan akan dapat
sel dan benda asing membantu
dan perkembangan pengaliran darah keseluruh tubuh,
awal seluler bagian sehingga
dari proses
tubuh mampu menghasilkan zat
penyembuhan
(Sukisno, AT,
pembakar
2015). Menurut Perry dan pembangun yang membantu
& Potter (2005) proses
menyatakan bahwa penyembuhan luka. Mobilisasi dini
vaskularisasi dapat
mempengaruhi luka dilakukan pada kondisi pasien yang
karena luka membaik.
membutuhkan keadaan Pada pasien postoperasi sectiocaesarea
peredaran darah 6
yang baik untuk jam pertama dianjurkan untuk segera
pertumbuhan atau
perbaikan sel. menggerakkan anggota tubuhnya.
Mobilisasi akan Gerak
memperlancar tubuh yang bias dilakukan adalah
sirkulasi darah dan menggerakkan tangan, lengan, kaki
segera
dan jarijarinya
mungkin mengalami
pemulihan atau
agar kerja organ pencernaan segera
penyembuhan kembali normal (Kasdu, 2005).
(Mariati, M, 2015). Hasil dari penelitian tersebut sejalan
Pada prinsipnya proses dengan teori yang dinyatakan oleh
penyembuhan luka Perry &
pada semua luka Potter (2005) yang menyatakan bahwa
sama, dengan vaskularisasi akan berpengaruh
variasinya bergantung terhadap
pada penyembuhan luka dan mobilisasi
lokasi, keparahan dan yang
luasnya cedera.
dilakukan akan memperlancar
Kemampuan sel dan
jariangan melakukan peredaran
regenerasi atau darah dan dapat mempercepat terhadap
kembali ke struktur pemulihan dan penyembuhan luka.
normal Sehingga
melalui pertumbuhan dari hasil penelitian ini dapat terlihat
sel juga bahwa
mempengaruhi pada kelompok yang tidak
penyembuhan luka mendapatkan
(Perry intervensi berupa mobilisasi dini
& Potter, 2005). Salah
menunjukan
satu konsep dasar
perawatan pada masa
sebagian besar dari responden yang
nifas pasien pasca mengalami penyembuhan luka yang
sectio caesarea kurang
didapatkan bahwa baik dapat ditunjukan dengan 2
mobilisasi dini responden
diberikan setelah yang masih terdapat pemisahan kulit, 4
sectio responden yang masih terdapat tanda
caesarea (Manuaba, kemerahan disekitar luka insisi, 2
2010). Selain itu, responden
berdasarkan hasil yang terdapat pengeluaran serum atau
penelitian yang telah
dilakukan oleh serosanguinous dan masih terdapat
Puspitasari HA, tandatanda
Sumarsih baik edema ataupun ecchymosis, hal
T, (2011) menunjukan ini dikarenakan vaskularisasi ke
bahwa faktor yang
daerah luka
mempengaruhi proses
penyembuhan luka
kurang maksimal dengan tidak adanya
pada pasien post mobilisasi yang dilakukan oleh ibu
operasi sectio caesarea post
75% dipengaruhi oleh operasi sectiocaesarea sehingga proses
mobilisasi, 75% dari
personal hygiene dan penyembuhan luka menjadi kurang
47% dipengaruhi baik.
oleh nutrisi. Dengan Pada kelompok intervensi yang
demikian adanya diberikan
mobilisasi secara perlakuan berupa mobilisasi dini akan
langsung berdampak
memaksimalkan peredaran darah dan
pada akselerasi proses
penyembuhan post vaskularisasi yang baik ke daerah luka
partum. sehingga proses penyembuhan luka
Mobilisasi dini dapat
merupakan suatu berjalan dengan maksimal, hal ini
upaya dapat
mempertahankan dibuktikan dengan hasil penelitian
kemandirian yang
sedini mungkin menunjukan hamper seluruhnya dari
dengan cara responden mengalami penyembuhan
membimbing
luka
penderita untuk
mempertahankan
yang baik, pada saat dilakukan
fungsi observasi
fisiologi. Mobilisasi menunjukan keadaan luka yang sudah
pasca sectiocaesarea tertutup meskipun terdapat 5
adalah suatu responden
pergerakan, posisi atau dengan tanda kemerahan disekitar 0,25
adanya kegiatan yang luka
dilakukan ibu insisi, namun luka dalam keadaan
setelah beberapa jam kering
melahirkan dengan (tidak terdapat pengeluaran cairan) dan
Sectio Caesarea
(Sudiharjani, 2012). tidak
Hampir semua jenis terdapat tanda-tanda edema atau
operasi membutuhkan ecchymosis. Sehingga dapat terlihat
mobilisasi atau perbedaan kondisi Luka setelah
pergerakan badan
diberikan
sedini
mungkin. Mobilisasi
mobilisasi dini.
sudah dapat dilakukan Penelitian ini sejalan dengan penelitian
sejak 8 jam setelah hasil penelitian yang telah dilakukan
pembedahan, dan oleh
setelah pasien sadar Susilowati, D (2015) menunjukan
atau anggota gerak bahwa
tubuh dapat faktor yang mempengaruhi proses
digerakkan kembali penyembuhan luka pada pasien post
setelah operasi
dilakukan pembiusan sectiocaesarea 75% dipengaruhi oleh
regional (Rasjidi I,
mobilisasi, 75% personal hygiene dan
2009). 4)
47%
dipengaruhi oleh nutrisi. Dengan
demikian
adanya mobilisasi secara langsung
berdampak pada akselerasi proses
penyembuhan post partum.
Hasil penelitian ini dapat memberikan
gambaran bahwa penyembuhan luka
akan
lebih maksimal apabila pasien yang
mengalami postoperasi sectiocaesarea
diberikan intervensi berupa mobilisasi
dini.
HUBUNGAN Merupakan abstrak Menurut World Health Populasi :Populasi dalam Berdasarkan uji silang diatas Hasil penelitian tentang judul
MOBILISASI satu paragraph yang Organization (WHO), penelitian ini adalah seluruh dapat dilihat bahwa dari 32 hubungan mobilisasi dini post Sectio
DINI POST singkat dan jelas. rata-rata SC 5-15% per ibu post partum responden, terdapat 21 Caesarea dengan
SECTIO 1000 kelahiran dengan tindakan Sectio responden (65,6) yang dapat penyembuhan luka operasi di RSU
CAESAREA didunia, angka
Caesarea di RSU Avicenna melakukan mobilisasi dini Avicenna Bireuen tahun 2019 dapat
DENGAN kejadian dirumah sakit
PENYEMBUHAN pemerintah rata-rata
Bireuen. Tehnik dengan kategori baik, dimana dilihat bahwa
LUKA OPERASI 11%, sementara pengambilan sampel mayoritas atau 19 responden mayoritas umur ibu yaitu 20-35 tahun
DI RSU dirumah sakit menggunakan tehnik (59,4) mengalami sebanyak 25 orang (78,1%) dan
AVICENNA swasta bisa lebih dari accidental sampling yaitu penyembuhan luka dengan minoritas umur yaitu
KECAMATAN 30%. Permintaan berjumlah 32 cepat dan <20 tahun yaitu 2 responden (6,3%)..
KOTA JUANG Sectio Caesarea responden.Waktu penelitian minoritas atau 2 responden Usia merupakan suatu faktor proses
KABUPATEN disejumlah negara dimulai dari bulan (6,2) yang mengalami penyembuhan
BIREUEN berkembang Mei sampai dengan Juni 2019.
melonjak pesat setiap
penyembuhan luka secara luka. Kecepatan perbaikan sel
Intervention: Desain lambat. berlangsung sejalan dengan
tahunnya (Judhita,
2009 dalam Sriyanti,
penelitian ini menggunakan Sedangkan 11 (34,4%) pertumbuhan atau kematangan usia
2016). Selain itu desain pendekatan Cross responden yang melakukan seseorang, namun selanjutnya proses
menurut Sectional. mobilisasi dini dengan penuaan dapat memperlambat proses
WHO prevalensi SC Comparison/perbandingan: kategori kurang penyembuhan luka
meningkat 46% di Pada penelitian ini tidak dengan mayoritas Journal of Healthcare Technology and
Cina dan 25% di Asia, terdapat perbandingan antara penyembuhan luka secara Medicine Vol. 5 No. 2 Oktober 2019
Eropa, dan Amerika kelompok control dan lambat yaitu 8 responden Universitas Ubudiyah Indonesia
Latin pembanding (25%) dan minoritas e-ISSN : 2615-109X
(Sujata, 2014). Hal ini Outcome: penyembuhan secara cepat 325
didukung oleh Corso, Sebagian besar
et al (2017) yang yaitu 3 responden (9,4%). (Hidayat, 2007). Menurut Bartini
responden melakukan Hasil uji statistik Chi-square (2012), usia reproduksi sehat adalah
menyatakan bahwa
Sectio mobilisasi dini dengan baik antara mobilisasi dini post usia yang aman bagi
Caesarea menjadi di RSU Avicenna Bireuen Sectio Caesarea dengan seseorang untuk hamil dan melahirkan
salah satu kejadian tahun 2019 yaitu penyembuhan luka operasi yaitu usia 20-35 tahun. Sementara usia
pravelensi yang sebanyak 21 responden diperoleh nilai Exact Sig. 2- 35 tahun atau
meningkat didunia. (65,5%), Penyembuhan luka sided (0.001) < (0,05). Jadi lebih merupakan kehamilan resiko
Jumlah persalinan operasi ibu mayoritas berada Ha tinggi.
Sectio Caesarea di pada diterima H0 ditolak. Maka Ditinjau dari tingkat pendidikan dapat
Indonesia mencapai kategori cepat yaitu sebanyak ada hubungan antara dilihat mayoritas pendidikan
sekitar 30-80% dari 22 responden (68,8%), dan
total persalinan.
mobilisasi dini post Sectio responden berada
Berdasarkan hasil uji Chi- Caesarea dengan pada kategori menengah yaitu 13
Angka kejadian
Sectio Caesarea di
square penyembuhan luka operasi di responden (40,6%). Dan minoritas
Indonesia menurut didapatkan nilai ρ (0,001) < RSU Avicenna bireuen tahun tingkat pendidikan
data survey nasional ɑ (0,05), sehingga ada 2019. berada pada kategori tingkat tinggi
tahun 2007 adalah hubungan antara mobilisasi yaitu 9 responden (28,1%). Tingkat
927.000 dari dini post pendidikan
4.030.000 persalinan Sectio Caesarea dengan merupakan salah satu faktor yang
(Kemenkes RI, 2013). penyembuhan luka operasi memungkinkan terjadinya
Komplikasi masa pengetahuan. Menurut Maryanti
kehamilan, persalinan
dan nifas merupakan (2009), pendidikan berpengaruh
masalah kesehatan kepada sikap wanita terhadap
yang kesehatan yang munkin terjadi
penting, jika tidak terhadap diri mereka.
ditanggulangi bisa
Dilihat dari karakteristik pekerjaan
menyebabkan
kematian ibu yang
mayoritas pekerjaan ibu adalah ibu
tinggi. Tragedi yang yang tidak
mencemaskan dalam bekerja yaitu 21 responden (65,6%),
proses reproduksi dan minoritas pekerjaan ibu adalah ibu
salah satunya kematian yang bekerja
yang terjadi pada ibu. yaitu sebanyak 11 responden (34,4%).
Keberadaan seorang Berdasarkan hasil wawancara dari
ibu adalah tonggak beberapa pasien ibu
untuk keluarga yang bekerja ingin lebih cepat sembuh
sejahtera. Untuk itu dan kembali bekerja seperti biasanya.
Indonesia
Sedangkan ibu
Journal of Healthcare
Technology and yang tidak bekerja juga ingin segera
Medicine Vol. 5 No. 2 sembuh agar bisa kembali beraktifitas.
Oktober 2019 Hasil distribusi mobilisasi dini
Universitas Ubudiyah didapatkan mayoritas responden
Indonesia melakukan
e-ISSN : 2615-109X mobilisasi dini dengan baik yaitu 21
320 responden (65,6%) sedangkan
mempunyai target minoritas yaitu responen
pencapaian kesehatan yang melakukan mobilisasi dengan
melalui SDKI 2012
kategori rendah (34,4%). Dikarenakan
AKI meengalami
kenaikan yaitu
ibu masih
menjadi 359/100.000 mempunyai kekhawatiran jika tubuh
kelahiran hidup. Perlu digerakkan pada posisi tertentu pasca
upaya keras apabila pembedahan akan
melihat target nasional mempengaruhi luka operasi yang
menurut Sustinable masih belum sembuh yang baru saja
Development Goals selesai dikerjaan juga
(SDGS) yaitu mempunyai kemauan yang rendah
menurunkan AKI dengan alasan nyeri yang tidak bisa
menjadi 306/100.000 ditahan ibu saat
kelahiran hidup pada
tahun 2019 (Kemenkes diminta bergerak. Padahal menurut
RI, 2015) Wulandari (2010), yang menjadi dasar
Persalinan adalah utama yang
serangkaian kejadian mempengaruhi penyembuhan luka
yang berakhir dengan
adalah kemauan ibu untuk melakukan
pengeluaran bayi yang
cukup bulan atau
mobilisasi dini post
hampir cukup bulan, Sectio Caesarea.
disusul dengan Berdasarkan distribusi penyembuahan
pengeluaran plasenta luka mayoritas penyembuhan luka
dan selaput janin berada
dari tubuh ibu melalui pada kategori sembuh cepat yaitu 22
jalan lahir atau melalui responden (68,8%) dan minoritas
jalan lain, berlangsung penyembuhan luka
dengan bantuan atau pada kategori sembuh lambat yaitu 10
tanpa bantuan responden (31,2%). Penyembuhan
(kekuatan ibu sendiri)
luka yang kurang
(Tritestuti, 2018).
Salah satu cara di baik atau sembuh lambat seperti luka
dalam persalinan yang sudah rapat tetapi lukanya masih
adalah dengan Sectio basah. Hal
Caesarea. persalinan tersebut dikarenakan banyak faktor
dengan lain yang dapat memperlambat
Sectio Caesarea penyembuhan luka.
memiliki resiko tinggi Menurut Eka Putra (2013) faktor-
karena dilakukan faktor yang mempengaruhi
pembedahan dengan penyembuhan luka ada 2 yaitu
membuka
faktor local dan faktor umum. Faktor
dinding perut dan
dinding uterus atau
local seperti praktek manajemen luka,
insisitransabdominal infeksi dan
uterus, sehingga adanya benda asing. Sedangkan
pasien akan menurut faktor umum yaitu usia,
merasakan rasa nyeri. nutrisi, steroid, penyakit ibu
Rasa nyeri merupakan dan obat-obatan.
stressor yang dapat Berdasarkan hasil tabulasi silang dapat
menimbulkan stress diketahui bahwa responden yang
dan melakukan
ketegangan dimana mobilisasi dengan baik yaitu ada 21
individu dapat
berespon secara responden (65,6%). Penyembuhan
biologis dan perilaku luka cepat ada 19
yang menimbulkan responden (59,4%) dan penyembuhan
respon fisik dan psikis luka lambat ada 2 responden (6,2%).
( Rusca P, 2012).
Responden yang
Sectio Caesarea adalah
suatu pembedahan
tidak melakukan mobilisasi kategori
guna melahirkan anak kurang ada 11 responden (34,4%)
lewat insisi pada dengan penyembuhan
dinding abdomen dan luka cepat ada 3 reponden (9,4%) dan
uterus. Tindakan SC penyembuhan luka secara lambat ada
disebabkan oleh 2 8 responden
faktor indikasi yaitu (25%). Untuk responden yang
faktor ibu melakukan mobilisasi dengan kategori
dan faktor janin. kurang dan mengalami
Faktor ibu antara lain penyembuhan luka secara cepat itu
panggul sempit dan
didukung oleh faktor pendukung lain
distosia mekanis,
pembedahan yang mempengaruhi
sebelumnya pada penyembuhan luka.
uterus, riwayat SC, Hasil uji statistik menggunakan uji
perdarahan dan Chi-square diperoleh nilai ρ-value
toxemia gravidarum. 0,001
Faktor janin antara (0,001<0,05), maka ha diterima dan
lain gawat janin, cacat H0 ditolah, hasil statistik ini
atau kematian janin menunjukkan bahwa ada
sebelumnya, hubungan yang signifikan antara
insufesiensi plasenta,
Mobilisasi Dini Post Sectio caesarea
malpresentasi,
janin besar,
dengan penyembuhan
inkompatibilitas luka operasi di RSU Avicenna Bireuen
rhesus, postmortem tahun 2019.
caecarean dan infeksi Hasil penelitian ini sejalan dengan
virus herpes (Forte, hasil penelitian yang dilakukan oleh
2010). Rimayanti
Luka post Sectio Simangunsong (2018) dengan judul
Caesarea merupakan hubungan mobilisasi dini post sectio
luka yang membekas caesarea di RSU
dan disebabkan oleh SMIM Pancaran kasih Manado dengan
bedah Caesar ketika
wanita tidak dapat hasil penelitian bahwa ada hubungan
melahirkan secara antara mobilisasi
normal. Proses ini dini post sectio caesarea dengan
ditempuh karena penyembuhan luka operasi dengan
adanya suatu
perolehan nilai (ρ-
hambatan untuk proses
persalinan normal
value=0.001)
diantaranya seperti Mobilisasi dini merupakan faktor yang
lemahnya tenaga berhubungan dengan pemulihan luka
Journal of Healthcare post
Technology and Sectio Caesarea karena salah satu
Medicine Vol. 5 No. 2 manfaat mobilisasi dini adalah
Oktober 2019 melancarkan sirkulasi
Universitas Ubudiyah darah. Sirkulasi darah yang lancar
Indonesia dapat membantu dalam proses
e-ISSN : 2615-109X penyembuhan luka karena
321
darah mengandung zat-zat yang
sang ibu untuk
melahirkan, detak dibutuhkan untuk penyembuhan luka
jantung bayi lemah, seperti oksigen, obatobatan,
ukuran bayi terlalu gizi dan lain-lain.
besar dan lainnya Menurut asumsi peneliti mobilisasi
(Puspitasari, 2011 ) dini merupakan salah satu faktor
Dengan adanya luka utama yang
bekas operasi Sectio mendukung proses penyembuhan luka
Caesarea operasi post Sectio Caesarea. apabila
menimbulkan nyeri mobilisasi
pada pasien
dilakukan dengan baik maka
sehingga pasien
cenderung untuk
penyembuhan luka terjadi secara
berbaring saja, untuk cepat. Namun ada 2 responden
mempertahankan (6,2%) yang melakukan mobilisasi
seluruh tubuh kaku dengan baik tetapi mengalami
dan tidak penyembuhan luka secara
mengindahkan daerah lambat berdasarkan hasil observasi
pembedahan sehingga tampak bahwa responden kurang
menimbulkan kaku memperhatikan personal
persendian, postur hygine dan nutrisinya yang disebabkan
yang buruk, kontraktur oleh berbagai faktor termasuk
otot, nyeri tekan
apabila tidak responden yang
melakukan mobilisasi mengalami stres, sedangkan 3
dini (Christina) reponden (9,4%) yang melakukan
Mobilisasi dini yang mobilisasi dengan kategori
dilakukan tergantung
kurang tetapi mengalami proses
pada ada tidaknya
komplikasi persalinan
penyembuhan luka secara cepat itu
dan nifas. Pada ibu disebabkan oleh
post Sectio Caesarea responden yang melakukan personal
diperbolehkan bangun hygine dengan tepat dan dengan
dari tempat tidur nutrisi yang terpenuhi.
paling lama
24-48 jam setelah
melahirkan. Untuk itu,
anjurkan ibu agar
memulai mobilisasi
dini dengan
miring kiri atau kanan,
duduk kemudian
berjalan (Astutik,
2015)
Mobilisasi penting
dilakukan untuk
mempercepat
kesembuhan ibu
sehingga dapat
melakukan kembali
aktifitas sehari-hari
secara normal.
Keterlambatan
mobilisasi ini akan
menjadikan kondisi
ibu semakin
memburuk dan
menjadikan pemulihan
pasca Sectio
Caesarea menjadi
terlambat (Marfuah,
2015).
Beberapa hasil
penelitian yang
dilakukan sebelumnya
oleh Rimayanti
Simangunsong
(2018) tentang
hubungan mobilisasi
dini dengan
penyembuhan luka
post Sectio Caesarea
dengan jumlah pasien
sampel 30 orang ibu
post operasi Caesar
didapatkan hasil
96,0% yang
melakukan mobilisasi
dini proses
penyembuhan lukanya
cepat dan 4,0% yang
tidak
melakukan mobilisasi
dini proses
penyembuhan lukanya
lambat.

Anda mungkin juga menyukai