Anda di halaman 1dari 77

PROPOSAL PENELITIAN

GAMBARAN IMPLEMENTASI PROGRAM K3 TERHADAP


PRODUKTIVITAS TENAGA KESEHATAN DI RSUP. Dr. TADJUDDIN
CHALID SEBAGAI RUJUKAN COVID-19 SULAWESI SELATAN KOTA
MAKASSAR TAHUN 2021

Oleh
Rasmiaji
14120170041

PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA


PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Gambaran Implementasi Program K3 terhadap
Produktivitas Tenaga Kesehan di RSUP. Dr. Tadjuddin Chalid sebagai
Rujukan Covid- .
Penulis menyadari bahwa proposal ini tidak terlepas dari segala
keterbatasan dan kendala, tetapi berkat bantuan dan dorongan dari berbagai
pihak, baik moral maupun material sehingga dapat terselesaikan dengan
baik. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan
rasa terima kasih yang sebesar besarnya serta penghargaan yang setinggi-
tingginya kepada Bapak Ikhram Hardi S., SKM., M.Kes selaku Pembimbing
I dan Bapak Rahman., SKM., M.Kes Selaku Pembimbing II yang telah
meluangkan waktunya memberikan petunjuk, arahan dan motivasinya.
Penulis menyadari bahwa Proposal ini masih jauh dari
kesempurnaan karena keterbatasan penulis. Oleh karena itu, saran dan kritik
demi penyempurnaan proposal ini sangat diharapkan. Akhir kata, semoga
apa yang disajikan dalam proposal ini dapat bermanfaat bagi setiap yang
membacanya.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Makassar, 12 Maret 2021

Peneliti

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................... ii

KATA PENGANTAR ........................................................................... iii

DAFTAR ISI ......................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ................................................................................. vi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. vii

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................... 1

B. Rumusan Masalah.................................................................. 8

C. Tujuan .................................................................................... 8

1. Tujuan Umum.................................................................... 8

2. Tujuan Khusus .................................................................. 8

D. Manfaat Penelitian .................................................................. 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Produktivitas Kerja ....................................... 11

1. Produktivitas Secara Umum .............................................. 11

2. Produktivitas Kerja ............................................................ 13

3. Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja ............... 14

4. Pengukuran Produktivitas ................................................. 19

B. Tinjauan Tentang Program K3................................................ 21

1. Dasar Hukum Implementasi Program K3RS ..................... 21

iv
2. Definisi K3 dan K3RS .......................................................... 22

3. Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit .. 24

C. Tinjauan Umum Rumah Sakit ................................................. 25

1. Definisi Rumah Sakit ......................................................... 25

2. Tujuan, Tugas dan Fungsi Rumah Sakit ........................... 26

3. Jenis Rumah Sakit ............................................................ 28

4. Organisasi Rumah Sakit.................................................... 32

D. Tabel Sintesa.......................................................................... 34

BAB III KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran Variabel yang Diteliti ................................... 40

B. Kerangka Konsep ................................................................... 40

C. Definisi Operasional dan Kriteria Obyektif .............................. 41

BAB IV METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ...................................................................... 45

B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................. 45

C. Populasi dan Sampel.............................................................. 46

D. Pengumpulan Data ................................................................. 47

E. Sumber Data .......................................................................... 48

F. Pengolahan dan Analisis Data................................................ 49

G. Penyajian Data ....................................................................... 52

H. Langkah-Langkah Penelitian .................................................. 52

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v
DAFTAR TABEL

Nama Judul Halaman

Tabel 2.1 Tabel Sintesa 34

vi
DAFTAR GAMBAR

Nama Judul Halaman

Gambar 3.1 Kerangka konsep 4

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : SK Pembimbing

Lampiran 2 : Surat Izin Pengambilan Data Awal

Lampiran 3 : Kuesioner

Lampiran 4 : Dokumentasi

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya

untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran

lingkungan, sehingga dapat melindungi dan bebas dari kecelakaan kerja pada

akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja

tidak saja menimbulkan korban jiwa tetapi juga kerugian materi bagi pekerja

yang bekerja dan pengusaha, tetapi dapat mengganggu proses produksi secara

menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada

masyarakat luas. Visi dari Pembangunan Kesehatan di Indonesia yang

dilaksanakan adalah Indonesia Sehat 2010 dimana penduduknya hidup dalam

lingkungan dan perilaku sehat, mampu memperoleh layanan kesehatan yang

bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi

tingginya (Irzal, 2016).

Suatu peristiwa yang seringkali mendadak semula yang dapat

menyebabkan kerusakan lingkungan, cidera, kesakitan, atau kerugian baik

waktu, harta benda atau properti yang terjadi di dalam suatu proses kerja industri

atau yang berkaitan dengannya (Peraturan Mentri Ketenagakerjaan RI no 7

tahun 2017). Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)

merupakan suatu upaya dalam menciptakan tempat kerja yang aman, sehat,

bebas dari bahaya serta pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi

dan atau bebas dari Penyakit Akibat Kerja (PAK), dan Kecelakaan Kerja (KK)

1
2

yang kemudian dapat meningkatkan efektifitas, efesiensi kerja dan produktivitas

kerja (Habeahan, 2020).

International Labour Organization (ILO) memperkirakan bahwa tiap tahun

sekitar 24 juta orang meninggal karena kecelakaan dan penyakit di lingkungan

kerja termasuk di dalamnya 360.000 kecelakaan fatal dan diperkirakan 1,95 juta

disebabkan oleh penyakit fatal yang timbul di lingkungan kerja. Sedangkan

menurut catatan World Health Organization (WHO) dari jumlah tenaga kerja

sebesar 35% sampai 50% di dunia terpajan bahaya fisik, kimia dan biologi

sehingga mengakibatkan kecelakaan kerja (Jafar dan Gobel, 2020).

Konsep dasar Kesehatan dan Keselamatan Rumah Sakit (K3RS) adalah

upaya terpadu seluruh pekerja rumah sakit, pasien, pengunjung/pengantar orang

sakit untuk menciptakan lingkungan kerja, tempat kerja rumah sakit yang sehat,

aman dan nyaman baik bagi pekerja rumah sakit, pasien, pengunjung/pengantar

orang sakit maupun bagi masyarakat dan lingkungan sekitar rumah sakit

(Sucipto, 2014).

Rumah sakit merupakan salah satu tempat kerja, yang wajib

melaksanakan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS)

yang bermanfaat baik bagi SDM Rumah Sakit. Rumah sakit juga dituntut harus

melaksanakan dan mengembangkan program Kesehatan dan Keselamatan

Kerja di Rumah sakit (K3RS) untuk melaksanakan Upaya Kesehatan dan

Keselamatan Kerja (K3) yang dilaksanakan secara terintegrasi dan menyeluruh

sehingga risiko terjadinya Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Akibat

Kerja (KAK) di Rumah sakit dapat dihindari. Sebagai faktor penyebab, sering
3

terjadinya angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja, terjadi karena kurangnya

kesadaran pekerja dan kualitas dan keterampilan pekerja yang kurang memadai

(Panggabean, 2020).

Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, khususnya pasal

ehatan

melalui upaya pencegahan, peningkatan, pengobatan dan pemulihan bagi

Sakit mempunyai kewajiban untuk menyehatkan para tenaga kerjanya. Salah

satunya adalah melalui upaya kesehatan kerja disamping keselamatan kerja.

Rumah Sakit harus menjamin kesehatan dan keselamatan baik terhadap pasien,

penyedia layanan atau pekerja maupun masyarakat sekitar dari berbagai potensi

bahaya di Rumah Sakit. Oleh karena itu, Rumah Sakit dituntut untuk

melaksanakan Upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang

dilaksanakan secara terintegrasi dan menyeluruh sehingga risiko terjadinya

Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) di Rumah Sakit

dapat dihindari (Bando dkk, 2020).

Kecelakaan akibat kerja dapat ditimbulkan dari berbagai kegiatan yang

ada dirumah sakit. Hasil laporan Occupational Safety and Health Administration

(OSHA) tahun 2013 menunjukkan bahwa terjadinya kecelakaan kerja di rumah

sakit 2 kali lebih besar dari di indistri lain. (Data dari Occupational Safety and

Health Administration (OSHA) pada tahun 2013 penyebab cedera pada tenaga

kesehatan antara lain kelelahan akibat gerakan yang berhubungan dengan

penanganan pasien (48%), 3 terkilir atau terjatuh (25%), bersentuhan dengan


4

alat berbahaya (13%), tindakan kekerasan dari pasien (9%), terkena paparan zat

berbahaya (4%), serta penyebab lain (1%) (Harefa, 2019).

Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang tertulis menurut

Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 66 tahun 2016 sebagai berikut:

pengembangan kebijakan K3 rumah sakit, pembudayaan perilaku K3 rumah

sakit, pengembangan pedoman, petunjuk teknis dan standart operasional

prosedure (SOP) K3 rumah sakit, pemantauan dan evaluasi kesehatan

lingkungan tempat kerja, pelayanan kesehatan kerja, pengembangan program

pemeliharaan pengelolaan limbah padat, cair dan gas, pengelolaan jasa, bahan

beracun berbahaya dan barang berbahaya, pengembangan mnajement tanggap

darurat, pengumpulan, pengolahan, dokumentasi data dan pelaporan kegiatan

K3 dan review program tahunan (Asih, 2019).

Dalam meningkatkan produktivitas kerja tidak terlepas dari sumber daya

manusia karna sumber daya manusia ini adalah aset penting dalam rumah sakit

atau organisasi yang mampu menyelesaikan dan mengelola sumber daya yang

telah berjalan ini. Produktifitas karyawan merupakan suatu ukuran standar

perusahaan yang menyatakan bagai mana baiknya sumber daya diatur dan di

manfaatkan oleh rumah sakit untuk mencapai hasil yang maksimal, pencapaiaan

ini biasanya ditetapkan oleh target rumah sakit sehingga akan dapat mengukur

seberapa baik produktivitas tersebut (Susanti, 2018).

Pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja memberikan pengaruh

besar terhadap peningkatan produktivitas kerja. Selain itu dengan penerapan

keselamatan dan kesehatan kerja dapat membentuk perilaku pekerja terhadap


5

keselamatan dan kesehatan kerja. sehingga pekerja lebih siap untuk

menghadapi kondisi pandemi seperti saat ini. Program keselamatan dan

kesehatan kerja merupakan salah satu faktor penting yang harus dilaksanakan

dalam upaya untuk mempertahankan keberlangsungan usaha dan perlindungan

pekerja atau buruh dalam rangka pencegahan penyebaran virus Covid-19 serta

penanggulangan Covid19 di lingkungan kerja (Perdana, 2020).

Penyebaran virus Covid-19 saat ini semakin mengkhawatirkan, bahkan

penyebarannya telah berkembang pada area perkantoran. Kota Padang

merupakan salah satu kota di Indonesia dengan jumlah tingkat penularan virus

Covid-19 cukup tinggi telah mencatat lebih dari 2.000 kasus hingga September

2020 (Ferial, 2020).

World Health Organization (WHO) melaporkan kasus pneumonia yang

belum diketahui etiologinya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Selanjutnya,

pada 2 Januari 2020 Cina mengidentifikasi kasus tersebut sebagai jenis Corona

Virus (COVID-19). Kasus pertama di luar Cina ditemukan di Thailand. Pada 13

Januari 2020, Thailand melaporkan kasus konfirmasi pertama COVID-19.

Setelah itu dengan cepat kasus COVID-19 ditemukan di Perancis, Uni Emirat

Arab, Australia dan silih berganti berbagai negara melaporkan kasus ini. Kasus

pertama di Indonesia diumumkan pada 2 Maret 2020 oleh Presiden Joko

Widodo. Hingga kini kasus positif COVID-19 di Indonesia terus bertambah.

(Sholikin, 2020).

Berdasarkan penetilian pada tahun 2020 tenaga kesehatan mengalami

penyakit akibat kerja, dari hasil Laporan National Safety Council (NSC)
6

menunjukkan bahwa kejadian kecelakaan di RS 41% lebih besar dari pekerja di

industri lain. Kasus yang sering terjadi di antaranya tertusuk jarum atau needle

stick injury (NSI), terkilir, sakit pinggang, tergores / terpotong, luka bakar,

penyakit infeksi dan lain-lain (Sarastuti, 2016). Berdasarkan data-data yang ada,

akut secara signifikan lebih besar terjadi pada pekerja RS, sejumlah kasus

laporan kompensasi pada pekerja RS, yaitu keseleo, strain: 52%; memar, remuk,

memar: 11%; potongan, laserasi, tusukan: 10,8%; patah tulang: 5,6%; beberapa

cedera: 2,1%; luka bakar termal: 2%; goresan, lecet: 1,9%; infeksi: 1,3%;

dermatitis: 1,2%; dan lain-lain: 12,4% (US Department of Laboratorium, Bureau

of Laboratorium Statistics, 1983) (Pinontoan dkk, 2020).

RSUP. Dr. Tadjuddin Chalid Makassar merupakan salah satu rumah sakit

khusus kusta yang menjadi Rumah Sakit Pembina dan sekaligus sebagai pusat

rujukan kusta di Kawasan Timur Indonesia sesuai SK Menteri Kesehatan Nomor

270/MENKES/SK/VI/1985. Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi RSUP.

Dr. Tadjuddin Chalid Makassar menghadapi tantangan yang berat karena

perkembangan jaman di mana kompetitor semakin banyak dan ketat serta

adanya tuntutan masyarakat akan pelayanan yang berkualitas, sehingga

menuntut RSUP. Dr. Tadjuddin Chalid Makassar untuk melakukan perubahan

dari internal tanpa mengabaikan lingkungan eksternal.

Berdasarkan pengambilan data awal pada RSUP. Dr. Tadjuddin Chalid

Makassar atau Rumah Sakit rujukan Covid-19, terdapat 109 jumlah perawat

yang berperan dalam penanganan pasien Covid-19. Diantaranya 68 perawat

yang berstatus PNS, 8 perawat yang berstatus CPNS dan 33 perawat yang
7

berstatus Honorer. Dalam hal ini RSUP. Dr. Tadjuddin Chalid Makassar belum

ada anggota yang memiliki kualifikasi pendidikan dalam Kesehatan dan

keselamatan kerja (K3). Tidak ada perawat yang masuk dalam tim kesehatan

dan keselamatan kerja rumah sakit. Semua program Kesehatan dan

keselamatan kerja (K3) yang berkaitan dengan perawat di sosialisasikan melalui

surat edaran. Tim K3 selalu mengikut sertakan perawat dalam pelatihan

Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) namun hanya perwakilan. Belum ada

pemeriksaan kesehatan rutin pada perawat. Tim Kesehatan dan Keselamatan

Kerja Rumah Sakit (K3RS) juga belum memiliki data tentang kejadian

Kecelakaan akibat kerja (KAK) ataupun Penyakit akibat kerja (PAK) pada

karyawan rumah sakit terutama perawat.

Hasil wawancara dengan 1 orang perawat mengatakan bahwa perawat

pernah mengalami kecelakaan tertusuk jarum dan melaporkannya sesuai

dengan pedoman pelaporan kecelakaan kerja. Perawat memilih melakukan

pemeriksaan laboratorium secara mandiri karena tidak ada tindak lanjut yang

jelas dari laporannya tersebut. Perawat mengatakan bahwa personil Kesehatan

dan Keselamatan Kerja (K3) yang ada diruangan kurang menjalankan fungsinya.

Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk

upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari

pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan bebas dari kecelakaan

kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi

dan produktivitas kerja dan bermanfaat bagi pembelajaran organisasi dalam

peningkatan Kesehatan dan Keselamaytan Kerja (K3).


8

Merujuk pada pengambilan data awal dan hasil wawancara diatas peneliti

tertarik untuk mengetahui sejauh mana Gambaran Impementasi Pelaksanaan

Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja terhadap produktivitas yang sudah

diterima oleh tenaga kesehatan di RSUP. Dr. Tadjuddin Chalid Makassar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada masalah penelitian diatas, maka peneliti dapat

merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran implementasi tenaga kesehatan dalam pelaksanaan

program keselamatan kerja terhadap produktivitas tenaga kesehatan RSUP.

Dr. Tadjuddin Chalid Makassar?

2. Bagaimana gambaran implementasi tenaga kesehatan dalam program

kesehatan kerja terhadap produktivitas tenaga kesehatan RSUP. Dr.

Tadjuddin Chalid Makassar?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran implementasi program

Kesehatan dan Keselamatan Kerja terhadap produktivitas tenaga kesehatan

di RS rujukan Covid-19 di Sulawesi Selatan Kota Makassar.

2. Tujuan Khusus

a. Mendeskripsikan gambaran implementasi tenaga kesehatan dalam

pelaksanaan program keselamatan kerja terhadap produktivitas tenaga

kesehatan RSUP. Dr. Tadjuddin Chalid Makassar.


9

b. Mendeskripsikan gambaran implementasi tenaga kesehatan dalam

program kesehatan kerja terhadap produktivitas tenaga kesehatan

RSUP. Dr. Tadjuddin Chalid Makassar.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Penelitian berfungsi sebagai bentuk nyata dalam menerapkan ilmu dan teori

yang diperoleh. Penelitian yang dilakukan langsung kepada partisipan akan

meningkatkan kemampuan dan ketrampilan peneliti dalam melakukan

penelitian. Peneliti juga dapat menambah pengetahuan dan wawasan

mengenai pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Rumah sakit

(K3RS).

2. Bagi tenaga kesehatan

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan menambah pengetahuan tenaga

kesehatan dalam pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3RS).

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi tenaga

kesehatan mengenai komponen apa saja yang mungkin dapat

mempengaruhi kepatuhan perawat dalam penerapan Kesehatan dan

Keselamatan Kerja (K3RS).

3. Bagi RSUD.

Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai gambaran bagi pihak

manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) tentang pelaksanaan

program program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) pada tenaga

kesehatan di RSUP. Dr. Tadjuddin Chalid Makassar.


10

4. Penelitian

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan pengetahuan, masukan dan

acuan bagi penelitian selanjutnya tentang pelaksanaan Program

Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap Prodktivitas tenaga kesehatan

di Rumah Sakit.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Produktivitas Kerja

1. Produktivitas secara umum

Produktivitas menurut Dewan Produktivitas Nasional mempunyai

pengertian sebagai sikap mental yang selalu berpandangan bahwa mutu

kehidupan hari ini harus lebih baik dari kemarin dan hari esok lebih baik

dari hari ini. Kerja merupakan perbandingan yang dimiliki baik secara

perorangan ataupun tim didalam organisasi tersebut. Produktivitas

adalah suatu pendekatan interdisipliner untuk menentukan tujuan yang

efektif, pembuatan rencana, aplikasi penggunaan cara yang produktifitas

untuk menggunakan sumber-sumber secara efisien,dan tetap menjaga

adanya kualitas yang tinggi. Secara umum produktivitas diartikan

sebagai hubungan antara keluaran (barang-barang atau jasa) dengan

masukan (tenaga kerja, bahan, uang). Masukan sering dibatasi dengan

tenaga kerja, sedangkan keluaran diukur dalam kesatuan fisik, bentuk

dan nilai (Muayyad dan Gawi, 2017).

Munurut Sunarsi, D. (2018) Pengertian produktivitas menurut

Laporan Dewan Produktivitas Nasional adalah :

a) Produktivitas mengandung pengertian sikap mental yang selalu

mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih

baik dari pada hari kemarin dan harus lebih baik dari hari ini.

11
12

b) Secara umum produktivitas mengandung pengertian perbandingan

hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang telah

dioperasionalkan.

c) Produk dan produktivitas merupakan dua pengertian berbeda sebab

peningkatan produk menunjukkan pertambahan jumlah hasil yang

dicapai, sedangkan produktivitas mengandung arti penambahan

hasil dan perbaikan cara pencapaian produksi tersebut.

d) SDM mempunyai peranan utama dalam proses peningkatan

produktivitas karena alat produksi dan teknologi pada hakekatnya

merupakan hasil karya manusia.

e) Produktivitas tenaga kerja mengandung pengertian perbanding an

antara hasil senyatanya dengan hasil yang seharusnya dicapai.

f) Produktivitas tenaga kerja maupun dengan faktor lain : pendidikan,

ketrampilan, kedisiplinan, motivasi, upah, jaminan sosial, teknologi

dan lain-lain.

g) Peningkatan produktivitas tenaga kerja merupakan pembaharuan

pandangan hidup dan kultur serta sikap mental untuk meningkatkan

mutu kehidupan. Produktivitas mengandung pandangan hidup dan

sikap mental yang selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas

kehidupan. Secara umum, produktivitas karyawan adalah segala

usaha yang bisa menghasilkan lebih banyak dan berkualitas lebih

baik dengan sumber daya yang sama sehingga cenderung sebagai


13

peningkatan efisiensi dan efektivitas proses menghasilkan suatu

produk.

2. Produktivitas kerja

a) Pengertian Produktivitas Kerja

International Labour Organization (ILO) yang dikutip oleh

Hasibuan (2005:127) mengungkapkan bahwa secara lebih

sederhana arti dari produktivitas adalah perbandingan secara ilmu

hitung antara jumlah yang dihasilkan dan jumlah setiap sumber daya

yang dipergunakan selama produksi berlangsung (Sukmajaya,

2018).

Produktivitas kerja menurut Utama (2018) mengatakan

bahwa, produktivitas adalah sikap mental (atitude ofmind) yang

mempunyai semangat untuk melalukan peningkatan perbaikan.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa produktivitas berkaitan

dengan efisiensi penggunaan input untuk memproduksi barang atau

jasa sebagai konsep pemenuhan kebutuhan manusia atau sering

juga dsebut sebagai sikap mental yang selalu memiliki pandangan

bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik daripada kemarin.

Produktivitas kerja merupakan tingkat keunggulan yang

diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan untuk

memenuhi keinginan konsumen. Produktivitas dimulai dari

kebutuhan pelanggan dan berakhir pada persepsi pelanggan

(Mutaharoh, 2018).
14

Adapun beberapa Indikator-indikator Produktivitas menurut

Sedarmayanti, (2007). Sebagai berikut:

1) Sikap kerja.

2) Tingkat ketrampilan.

3) Hubungan antara lingkungan kerja.

4) Efesiensi tenaga kerja.

5) Manajemen produktivitas.

6) Tingkat penghasilan.

7) Sarana produksi.

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja

a) Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja secara umum

1) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja

Sukmajaya (2018), mengelompokkan faktor-faktor yang

mempengaruhi produktivitas dalam dua kelompok yaitu:

(a) Faktor Internal

(1) Organisasi: visi, misi, tujuan, sistem, dan praktik

manajemen, sumber daya (kualitas dan kuantitasnya),

ICT, kepemimpinan, komunikasi, struktur, serta desain

budaya kerja.

(2) Individu: komitmen, loyalitas, motivasi, etos kerja,

disiplin, latar belakang, keterampilan, kemampuan,

kepribadian (personality). Faktor Eksternal Kultur

lingkungan, kebijakan pemerintah, pengaruh politis,


15

dampak globalisasi, umpan balik masyarakat, kemitraan,

dukungan stekholders.

(b) Faktor Eksternal

Kultur lingkungan, kebijakan pemerintah, pengaruh

politis, dampak globalisasi, umpan balik masyarakat,

kemitraan, dukungan stekholders.

2) Faktor-faktor lain yang mempengaruhi produktivitas kerja

menurut Manik dan Nova (2018), antara lain:

(a) Pelatihan.

Latihan kerja dimaksudkan untuk melengkapi karyawan

dengan keterampilan dan cara yang tepat untuk

menggunakan peralatan kerja. Untuk itu, latihan kerja

diperlukan bukan saja sebagai pelengkap akan tetapi

sekaligus untuk memberikan dasar-dasar pengetahuan.

(b) Mental dan kemampuan fisik karyawan.

Keadaan mental dan fisik karyawan merupakan hal yang

sangat penting untuk menjadi perhatian bagi organisasi

sebab keadaan fisik dan mental mempunyai hubungan yang

erat dengan produktivitas kerja karyawan.

(c) Hubungan antara atasan dan bawahan.

Hubungan atasan dan bawahan akan mempengarauhi

kegiatan yang dilakukan sehari-hari. Bagaimana pandagan


16

atasan terhadap karyawan, sejauh mana karyawan

diikutsertakan dalam penentuan tujuan

(d) Pendidikan.

Pendidikan adalah suatu upaya mengembangkan potensi

manusia, sehingga mempunyai kemampuan untuk

mengelola sumber daya alam yang tersedia untuk

mewujudkan kesejahteraan masyarakat

(e) Motivasi.

Motivasi terbentuk dari sikap seorang pegawai dalam

menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang

menggerakan diri pegawai yang terarah untuk mencapai

tujuan organisasi. Sikap mental seorang pegawai harus sikap

mental yang siap secara psikofisik (siap secara mental, fisik,

tujuan dan istimewa).

b) Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas di rumah sakit.

menurut Royal College of Nursing (RCN) (2007), produktivitas

harus dimulai dengan kualitas perawatan pasien, penyakit, nilai dan

yang mewakili peningkatan kesehatan pasien. Produktivitas dalam

keperawatan bersifat kompleks, penting bagi perawat manajer untuk

memahami tentang produktivitas karena akan berdampak pada

perawatan pasien dan masa kerja perawat. Produktivitas merupakan

salah satu dari sepuluh indikator dalam pemberian asuhan

keperawatan.
17

Adapun Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja

pada rumah sakit (Gunarto & Catur, 2019), antara lain:

1) Motivasi kerja

Peran motivasi kerja terhadap produktitas dapat meningkatkan

semangat kerja karyawan dimana karyawan akan bekerja secara

maksimal dan menyukai lingkungan kerjanya dan keuntungan

yang didapat dalam suatu perusahaan adalah mendapatkan

penghasilan yang meningkat dari tahun ke tahun apabila

motivasi ini terus dilakukan

2) Beban kerja

Beban waktu kerja lebih mempertimbangkan pada aspek

pengunaan waktu untuk bekerja, yaitu sebagai alokasi

penggunaan waktu guna peningkatan pelayanan keperawatan

terhadap pasien. Waktu kerja berkaitan dengan waktu yang

digunakan untuk mengerjakan tugasnya sesuai dengan jam kerja

yang berlangsung setiap hari.19 Beban kerja merupakan salah

satu unsur yang harus diperhatikan bagi seorang tenaga kerja

untuk mendapatkan keserasian dan produktivitas kerja yang

tinggi selain unsur beban tambahan akibat lingkungan kerja dan

kapasitas kerja.
18

3) Kepemimpinan

Kepemimpinan dalam keperawatan dapat ditumbuhkan lebih

optimal dengan menguasai keterampilan dalam menghadapi

orang lain dengan efektif. Kepemimpinan efektif merupakan gaya

memimpin yang dapat menghasilkan keluaran melalui

pengaturan kinerja orang lain. Pemimpin harus memastikan

bahwa bawahan melaksanakan pekerjaannya berdasarkan

keterampilan dan komitmen yang dimiliki terhadap pekerjaan

untuk menghasilkan keluaran yang terbaik, maka Gaya

kepemimpinan sangat mempengaruhi produktifitas kerja

c) Kesehatan dan Keselamat Kerja yang menjadi salah satu

mempengaruhi produktivitas kerja

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu

faktor penting dalam meciptakan produktivitas kerja karyawan.

Karena perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja mempunyai

pengaruh langsung terhadap karyawan didalam menyelesaikan

pekerjaan yang pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas kerja

karyawan. Beberapa penelitian membuktikan bahwa keselamatan

dan kesehatan kerja berpengaruh terhadap produktivitas karyawan

(Astutik & Dewa, 2019).

K3 merupakan aspek yang penting dalam usaha

meningkatkan kesejahteraan serta produktivitas. Apabila tingkat

keselamatan kerja tinggi, maka kecelakaan yang menyebabkan


19

sakit, cacat, dan kematian dapat ditekan sekecil mungkin. Apabila

keselamatan kerja rendah, maka hal tersebut akan berpengaruh

buruk terhadap kesehatan sehingga berakibat pada produktivitas

yang menurun. Penelitian Busyairini, Tosungku dan Oktaviani (2014)

membuktikan bahwa terdapat pengaruh positif keselamatan dan

kesehatan kerja terhadap produktivitas kerja. Hasil penelitian

tersebut menunjukkan bahwa semakin lengkapnya fasilitas dan

perhatian yang serius akan keselamatan dan kesehatan kerja, maka

akan semakin mempengaruhi produktivitas kerja (Selviana, 2017).

4. Pengukuran Produktivitas

Menurut Sukmajaya (2018), produktivitas dapat diukur dengan

produktivitas fisik. Secara fisik produktivitas dapat diukur secara

kuantitatif seperti banyaknya keluaran (kuantitas), berat maupun panjang

(kualitas) dan lamanya waktu. Indikator yang digunakan dalam

pengukuran produktivitas kerja meliputi kuantitas kerja, kualitas kerja,

dan ketepatan waktu.

a) Kuantitas kerja adalah suatu hasil yang dicapai karyawan dalam

jumlah tertentu dengan perbandingan standar ada atau ditetapkan

oleh perusahaan.

b) Kualitas kerja adalah suatu hasil standar yang berkaitan dengan

mutu dari suatu produk yang dihasilkan oleh karyawan dalam hal ini

merupakan suatu kemampuan karyawan dalam menyelesaikan


20

pekerjaan secara teknis dengan perbandingan standar yang

ditetapkan oleh perusahaan.

c) Ketepatan waktu adalah tingkat sutu aktifitas yang diselesaikan pada

awal waktu yang di tentukan, dilihat dari sudut koordinasi dengan

hasil output serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktifitas

lain. Ketepatan waktu diukur dari persepsi karyawan terhadap suatu

aktivitas yang disediakan diawal waktu sampai menjadi output.

Menurut Sinaga (2017), secara umum pengukuran produktivitas

perbandingan yang dapat dibedakan dalam tiga jenis yang sangat

berbeda, yaitu:

a) Perbandingan-perbandingan antara pelaksanaan sekarang dengan

pelaksanaan secara historis yang tidak menunjukkan apakah

pelaksanaan sekarang ini memuaskan, namun hanya

mengetengahkan apakah meningkat atau berkurang serta

tingkatannya.

b) Perbandingan pelaksanaan antara satu unit (perorangan tugas,

seksi, proses) dengan lainnya. Pengukuran seperti itu menunjukkan

pencapaian relatif.

c) Perbandingan pelaksanaan sekarang dengan targetnya dan inilah

yang terbaik sebagai memusatkan perhatian pada sasaran atau

tujuan. Alat ukur produktivitas yang digunakan dalam penelitian ini

mengaju pada
21

B. Tinjauan Tentang Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja

1. Dasar Hukum Implementasi Program K3RS

Dasar hukum K3RS. Hukum dasar tertinggi yaitu Undang-Undang

Dasar (UUD) 1945 sebagai sumber hukum dari segala hukum. Sumber

hukum peraturan perundangan K3 berlandaskan pada pasal 27 ayat 2

-tiap warga Negara

Berikut adalah landasan hukum diterapkannya K3RS:

a) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1970 tentang

Keselamatan Kerja

b) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan

c) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang

Kesehatan

d) Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1087 Tahun

2010 tentang Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah

Sakit.

Dasar hukum K3RS lainnya adalah Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan

Kesehatan Kerja Rumah Sakit.


22

Adapun beberapa dasar hukum implementasi program K3RS

lainnya (Astri, 2020), sebagai berikut:

a) Undang-Undang Nomor.1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja

b) Undang-Undang Nomor.23 Tahun 1992 tentang kesehatan

c) Peraturan Menteru Kesahatan Republik Indonesia Nomor. 986/92

tentang kesehatan lingkungan RS

d) Peraturan Menteri Kesahatan Republik Indonesia Nomor.472

Tahun 1996 tentang pengamanan bahan berbahaya bagi

kesehatan

e) Surat Keputusan Menteri kesahatan No.351 tahun 2003 tentang

Komite K3 sektor Kesehatan

f) Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor.05/Men/1996 tentang

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

g) Keputusan Dir.Jen. P2PLP nomor 1204 tahun 2004 tentang

persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit

h) Pedoman K3 di rumah sakit th 2006 ( BinKesja DepKes )

i) Pedoman teknis pengelolaan limbah klinis dan desinfeksi dan

sterilisasi di rumah sakit tahun 2002.

2. Definisi K3 dan K3RS

Menurut International Labour Organization (ILO) kesehatan

keselamatan kerja atau Occupational Safety and Health adalah

meningkatan dan memelihara derajat tertinggi semua pekerja baik

secara fisik, mental, dan kesejahteraan sosial di semua jenis pekerjaan,


23

mencegah terjadinya gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh

pekerjaan, melindungi pekerja pada setiap pekerjaan dari risiko yang

timbul dari faktor-faktor yang dapat mengganggu kesehatan,

menempatkan dan memelihara pekerja di lingkungan kerja yang sesuai

dengan kondisi fisologis dan psikologis pekerja dan untuk menciptakan

kesesuaian antara pekerjaan dengan pekerja dan setiap orang dengan

tugasnya (Mahdiyah, 2020).

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan suatu upaya

perlindungan kepada tenaga kerja dan orang lain yang memasuki tempat

kerja terhadap bahaya dari akibat kecelakaan kerja. Tujuan K3 adalah

mencegah, megurangi, bahkan menihilkan resiko penyakit dan

kecelakaan akibat kerja (KAK) serta meningkatkan derajat kesehatan

para pekerja sehingga produktivitas kerja meningkat (Febriyanti, 2020).

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) menurut Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 Tentang

Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan

dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja

dan penyakit akibat kerja.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS)

berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 66

Tahun 2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit

adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan


24

dan kesehatan bagi sumber daya mausia rumah sakit, pasien,

pendamping pasien, pengunjung, maupun lingkungan rumah sakit

melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja di

rumah sakit.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 1087/MENKES/SK/VIII/2010, Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Rumah Sakit (K3RS) adalah upaya terpadu seluruh pekerja rumah sakit,

pasien, pengunjung/pengantar orang sakit untuk menciptakan lingkungan

kerja, kerja Rumah Sakit yang sehat, aman dan nyaman baik bagi

pekerja Rumah Sakit, pasien, pengunjung/pengantar orang sakit maupun

bagi masyarakat dan lingkungan sekitar rumah sakit.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS) adalah

suatu upaya untuk memberikan jaminan kesehatan dan meningkatkan

derajat kesehatan para pekerja dengan cara pencegahan kecelakaan

dan penyakit akibat kerja, pengendalian bahaya di tempat kerja, promosi

kesehatan, pengobatan, dan rehabilitasi (Sembiring, 2018).

3. Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit (K3RS)

Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di RS (K3RS) perlu

ditetapkan untuk mencegah dan mengurangi risiko kecelakaan dan

penyakit akibat kerja di RS. Demi terciptanya jaminan keselamatan kerja

maka diperlukan pelayanan strategis yang profesional serta prosedur

kerja yang tetap, tidak hanya tergantung pada peraturan-peraturan yang

mengayominya dan finansial yang diberikan, melainkan banyak faktor


25

yang harus ikut terlibat, diantaranya adalah pelaksanaan

organisasi.Suatu organisasi yang berhasil dapat diukur dengan melihat

pada sejauh mana organisasi tersebut dapat mencapai

tujuannya.Pelaksanaan K3 di RS dapat dinilai dari kefektivitasan

organisasi K3 tersebut (Kun, 2017).

Adapun penerapan standar Kesehatan dan Keselamatan Rumah

Sakit (K3RS) lainnya yaitu diperlukan untuk pencegahan dan

pengurangan risiko bahaya tersebut. Pelaksanaan K3RS terkait

kebijakan pemerintah yang diberlakukan bagi RS di Indonesia yaitu

untuk meningkatkan akses, keterjangkauan dan kualitas pelayanan

kesehatan yang aman di RS (Alayyannur, 2018).

C. Tinjauan Umum Tentang Rumah Sakit

1. Definisi Rumah Sakit

Rumah sakit. Menurut WHO (World Health Organization), rumah

sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan

dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif),

penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif)

kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi

tenaga kesehatan dan pusat penelitian medic (Sembiring, 2018).

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

66 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit

Pasal 1 bahwa rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna


26

yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat

darurat.Rumah sakit adalah sarana upaya kesehatan yang

menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan serta dapat berfungsi

sebagai tempat pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian (Gunawan,

2016).

Rumah sakit adalah salah satu bagian dari sistem pelayanan

kesehatan yang secara garis besar memberikan pelayanan untuk

masyarakat berupa pelayanan kesehatan mencakup pelayanan medik,

pelayanan penunjang medik, rehabilitasi medik dan pelayanan

perawatan. Rumah sakit umum mempunyai misi memberikan pelayanan

kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam rangka

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Tugas rumah sakit umum

adalah melaksanakan upaya pelayanan kesehatan secara berdaya guna

dan berhasil guna dengan mengutamakan penyembuhan dan pemulihan

yang dilaksanakan secara seimbang dan terpadu dengan peningkatan

dan pencegahan serta pelaksanaan upaya rujukan ( Herlambang, 2016).

2. Tujuan, Tugas dan Fungsi Rumah Sakit

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun

2009 tentang Rumah Sakit Pasal 3 bahwa rumah sakit bertujuan:

a. Mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan

kesehatan.
27

b. Memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien,

masyarakat, lingkungan rumah sakit, dan sumber daya manusia di

rumah sakit.

c. Meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan rumah

sakit.

d. Memberikan kepastian hukum kepada pasien, masyarakat, sumber

daya manusia rumah sakit, dan rumah sakit.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun

2009 tentang Rumah Sakit Pasal 4 bahwa rumah sakit mempunyai tugas

memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna. Untuk

menjalankan tugas rumah sakit maka rumah sakit memiliki fungsi

(Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit Pasal 5):

a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan

sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.

b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui

pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga

sesuai kebutuhan medis.

c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia

dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan

kesehatan.

d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan

teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan


28

kesehatan dengan memerhatikan etika ilmu pengetahuan bidang

kesehatan.

3. Jenis Rumah Sakit

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun

2009 tentang Rumah Sakit Pasal 19, 20, 21, dan 24 bahwa rumah sakit

dapat dibedakan menjadi 3 jenis:

a. Berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan:

1) Rumah sakit umum

Rumah sakit umum memberikan pelayanan kesehatan pada

semua bidang dan jenis penyakit.

2) Rumah sakit khusus

Rumah sakit khusus memberikan pelayanan utama pada satu

bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin

ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit, atau kekhususan

lainnya.

b. Berdasarkan pengelolaannya:

1) Rumah sakit publik

Rumah sakit publik dapat dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah

Daerah, dan badan hukum yang bersifat nirlaba.Rumah sakit

publik yang dikelola pemerintah dan pemerintah daerah

diselenggarakan berdasarkan pengelolaan Badan Layanan

Umum atau Badan Layanan Umum Daerah sesuai dengan


29

ketentuan peraturan perundang-undangan dan tidak dapat

dialihkan menjadi rumah sakit privat.

2) Rumah sakit privat

Rumah sakit privat dikelola oleh badan hukum dengan tujuan

profit yang berbentuk perseroan terbatas atau persero.

c. Berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanan rumah sakit:

1) Rumah sakit umum kelas A

2) Rumah sakit umum kelas B

3) Rumah sakit umum kelas C

4) Rumah sakit umum kelas D

Prof.DR.Dr.Azrul Azwar, M.Ph (1994) menyatakan dalam buku

Pengantar Administrasi Kesehatan bahwa rumah sakit dapat dibedakan

atas beberapa jenis, yaitu:

a. Menurut pemilik

Jika ditinjau dari pemiliknya, rumah sakit dapat dibedakkan atas dua

macam yakni rumah sakit pemerintah (government hospital) dan

rumah sakit swasta (private hospital).

b. Menurut filosofi

yang dianut Jika ditinjau dari filosofi yang dianut, rumah sakit dapat

dibedakan atas dua macam yakni rumah sakit yang tidak mencari

keuntungan (non-profit hospital) dan rumah sakit yang mencari

keuntungan (profit hospital).


30

c. Menurut jenis pelayanan

yang diselenggarakan Jika ditinjau dari jenis pelayanan yang

diselenggarakan, rumah sakit dapat dibedakan atas dua macam

yakni rumah sakit umum (general hospital) jika semua jenis

pelayanan kesehatan diselenggarakan, serta rumah sakit khusus

(specialty hospital) jika hanya satu jenis pelayanan kesehatan saja

yang diselenggarakan.

d. Menurut lokasi rumah sakit

Jika ditinjau dari lokasinya, rumah sakit dapat dibedakan atas

beberapa macam yang kesemuanya tergantung dari pembagian

sistem pemerintah yang dianut. Misalnya rumah sakit pusat jika

lokasinya di ibukota negara, rumah sakit provinsi jika lokasinya di

ibukota provinsi dan rumah sakit kabupaten jika lokasinya di ibukota

kabupaten.

Jika ditinjau dari kemampuan yang dimiliki, Rumah Sakit di

Indonesia dibedakan atas lima jenis yakni (Azwar,1996) :

a. Rumah sakit kelas A

Rumah sakit kelas A adalah rumah sakit yang mampu memberikan

pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis luas. Oleh

pemerintah, rumah sakit kelas A ini telah ditetapkan sebagai tempat

pelayanan rujukan tertinggi (top referral hospital) atau disebut pula

sebagai rumah sakit pusat.


31

b. Rumah sakit kelas B

Rumah sakit kelas B adalah rumah sakit yang mampu

memberikan pelayanan kedokteran spesialis luas dan

subspesialis terbatas. Direncanakan rumah sakit kelas B

didirikan di setiap ibukota provinsi (provincial hospital) yang

menampung pelayanan rujukan dari rumah sakit kabupaten.

Rumah sakit pendidikan yang tidak termasuk kelas A juga

diklasifikasikan sebagai rumah sakit kelas B.

c. Rumah sakit kelas C

Rumah sakit kelas C adalah rumah sakit yang mampu

memberikan pelayanan kedokteran spesialis terbatas. Pada saat

ini ada empat macam pelayanan spesialis ini yang disediakan

yakni pelayanan penyakit dalam, pelayanan bedah, pelayanan

kesehatan anak serta pelayanan kebidanan dan kandungan.

Direncanakan rumah sakit kelas C ini akan didirikan di setiap

ibukota kabupaten (regency hospital) yang menampung

pelayanan rujukan dari puskesmas.

d. Rumah sakit kelas D

Rumah sakit kelas D adalah rumah sakit yang bersifat transisi

karena pada satu saat akan ditingkatkan menjadi rumah sakit

kelas C. Pada saat ini kemampuan rumah sakit kelas D hanyalah

memberikan pelayanan kedokteran umum dan kedokteran gigi.

Sama halnya dengan rumah sakit kelas C, rumah sakit kelas D


32

ini juga menampung pelayanan rujukan yang berasal dari

puskemas.

e. Rumah sakit kelas E

Rumah sakit kelas E adalah rumah sakit khusus (special

hospital) yang menyelenggarakan hanya satu macam pelayanan

kedokteran saja. Pada saat ini banyak rumah sakit kelas E yang

telah ditemukan. Misalnya rumah sakit jiwa, rumah sakit kusta,

rumah sakit paru, rumah sakit kanker, rumah sakit jantung,

rumah sakit ibu dan anak dan lain sebagainya yang seperti ini.

4. Organisasi Rumah Sakit

Pengorganisasian rumah sakit jika disederhanakan secara umum

dapat dibedakan atas tiga kelompok organisasi (Sembiring, 2018) yakni:

a. Para penentu kebijakan

Pada penentu kebijakan rumah sakit ini dikenal dengan nama Dewan

Perwalian (Board of Trustees). Pada waktu awal dikenalnya rumah

sakit, ke dalam dewan perwalian termasuk wakil-wakil masyarakat.

Tetapi pada saat ini, terutama untuk rumah sakit yang dikelola oleh

badan swasta, anggota dewan perwalian umumnya adalah para

pemilik rumah sakit. Sesuai dengan namanya, maka tugas utama

dewan perwalian ialah menentukan kebijakan rumah sakit.

b. Para pelaksana pelayanan non-medis

Pada pelaksana pelayanan non-medis diwakili oleh kalangan

administrasi (administrator). Adapun yang dimaksud dengan


33

kalangan administrasi disini adalah mereka yang ditunjuk oleh

Dewan Perwalian untuk mengelola kegiatan rumah sakit. Tugas

utamanya adalah mengelola kegiatan aspek non medis rumah sakit

sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan oleh Dewan

perwalian.

c. Para pelaksana pelayanan medis

Para pelaksana pelayanan medis diwakili oleh kalangan kesehatan

(medical staff). Adapun yang dimaksud dengan pelaksana pelayanan

medis disini adalah mereka yang bekerja di rumah sakit untuk

menyelenggarakan pelayanan medis rumah sakit. Sesuai dengan

pengertian yang seperti ini maka tugas utama kalangan kesehatan

ialah menyelenggarakan pelayanan medis rumah sakit.


34

D. Tabel Sintesa

TABEL SINTESA

Judul Penelitian Desain


No Variabel Hasil
& Tahun Terbit Penelitian
1 Judul : Keselamatan Analisis Hasil penelitian ini
Implementasi Kerja dan deskriptif akan dijadikan
program Kesehatan kuantitatif sebagai salah satu
keselamatan dan Kerja dengan regresi pengembangan
kesehatan kerja berganda keilmuan di bidang
terhadap manajemen
produktivitas khususnya di bidang
tenaga sumber daya
kesehatan pada manusia. Dari
rsud dr. penelitian ini dapat
Sayidiman disimpulkan
magetan berdasarkan uji
Penulis : statistik bahwa
Wahna secara keseluruhan
Widhianingrum, variabel keselamatan
Premi Wahyu dan kesehatan kerja
Widyaningrum, (uji F secara
Ranti Kurniasih simultan)
Tahun : 2020 berpengaruh positif
terhadap variabel
produktivitas tenaga
kesehatan
2 Judul : Budaya Penelitian ini Hasil riset variabel
Produktivitas Organisasi dan analisis budaya organisasi
kerja karyawan Lingkungan deskriptif dan lingkungan kerja
Di rumah sakit Kerja kualitatif merupakan variabel
urip sumoharjo pendekatanya yang strategis untuk
bandar lampung kausal meningkatkan
Penulis: variabel produktivitas
Susanti kerja, karna variabel
Tahun : budaya organisasi
2018 dan lingkungan kerja
tersebut berpengaruh
secara signifikan.
Direkomendasikan
dari hasil riset ini,
untuk memperbaiki
kualitas produktivitas
kerja, sebelumnya
memperbaiki kualitas
35

budaya organisasi
dan lingkungan kerja
pada Rumah Sakit
Urip Sumoharjo
Bandar Lampung
3 Judul : Program Penelitian Hasil penelitian
Gambaran kesehatan kualitatif untuk menunjukkan
penerapan kerja dan menggambarka penerapan program
program keselamatan n Penerapan keselamatan dan
keselamatan dan kerja Program kesehatan kerja
kesehatan kerja Kesehatan dan rumah sakit yang
rumah sakit Keselamatan dilakukan Rumah
(k3rs) di rumah Kerja di Rumah Sakit Advent Manado
sakit advent Sakit Advent sudah berjalan
manado Manaco dengan baik tetapi
Penulis : belum sesuai standar
Jeane karena beberapa
Julianingsih program seperti
Bando, Paul A.T. pembinaan dan
Kawatu, Budi T. pengawasan
Ratag terhadap peralatan
Tahun : 2020 keselamatan kerja,
pembinaan dan
pengawasan
manajemen sistem
pencegahan dan
penanggulangan
kebakaran,
pemeriksaan
kesehatan sebelum
bekerja dan
pemeriksaan
kesehatan secara
berkala belum
terlaksana secara
optimal
4 Judul : Program Kajian bebas Bahwa mayoritas
Gambaran kesehatan dan (literature yang memiliki tingkat
Penerapan keselamatan review), pengetahuan K3
Perawat Dalam kerja dengan cara yang cukup terdapat
Melakukan membaca, (61 %) dan mayoritas
Program menganalisis, yang memiliki upaya
Kesehatan dan menyimpulkan penerapan K3 yang
Keselamatan kajian bebas baik terdapat (68 %),
Kerja Di Rumah (literature serta disimpulkan
Sakit review), juga faktor yang
36

Penulis : dengan cara dapat mempengaruhi


Selly febi membaca, tingkat pengetahuan
margaretha menganalisis, K3 pada penelitian
panggabean menyimpulkan adalah Pendidikan,
Tahun : 2020 usia, dan lama kerja.
Hal ini menunjukkan
bahwa pendidikan
yang tinggi dapat
meningkatkan
pengetahuan
seseorang. Oleh
sebab itu, semakin
tinggi pendidikan
seseorang,
pengetahuan yang
dimilikinya akan
semakin baik
5 Judul : Hukum Metode yuridis Hasil penelitian
Aspek hukum Keselamatan normatif terdapat sejumlah
keselamatan dan Dan dengan peraturan
kesehatan kerja Kesehatan mengkaji perundang-undangan
(k3) bagi tenaga Kerja berbagai telah mengatur
medis dan literatur yang aspek keselamatan
kesehatan di relevan dengan dan kesehatan kerja
masa pandemi tema yang di rumah sakit.
Penulis : dikaji Bahkan terkait
M Nur Sholikin dengan jaminan
Tahun : 2020 kesehatan kerja
terdapat juga
pengaturan program
pencegahan dan
pengendalian infeksi.
Sementara itu dalam
hal perlindungan
jaminan keselamatan
dan kesehatan kerja
pada masa pandemi,
masih terdapat
beberapa kelemahan
dalam pengaturan
yang menimbulkan
ketidakpastian
pemenuhan jaminan
perlindungan
tersebut. Untuk
mengoptimalkan
37

perlindungan tenaga
medis dan tenaga
ksehatan pada saat
pandemi pemerintah
perlu melakukan
pengawasan dan
pemberian dukungan
bagi pelaksanaan
keselamatan dan
kesehatan kerja dan
pelaksanaan
program pencegahan
dan pengendalian
infeksi
6 Judul : Sikap, Studi Hasil dianalisis data
Faktor psikologi Tindakan dan Observasional menunjukkan bahwa
dan perilaku Manajemen Analitik terdapat hubungan
dengan K3RS yang bermakna
penerapan antara keyakinan (p
manajemen = 0,031), persepsi
keselamatan dan (p= 0,007),
kesehatan kerja pengetahuan (p=
rumah sakit 0,039), sikap
Penulis : (p=0,039) dan
Ezra zimri ruben tindakan (p= 0,007)
abiam mantiri, dengan penerapan
odi r. Pinontoan, K3RS di RSUD
sylvia mandey Pobundayan Kota
Tahun : Kotamobagu
2020
7 Judul : Upaya Perawat Melakukan Berdasarkan hasil
Upaya perawat Menerapkan analisis, pencarian analisis,
menerapkan k3 K3 eksplorasi, eksplorasi dari
di rumah sakit kajian bebas berbagai sumber
Penulis : (literatur didapatkan bahwa
Charolina review) untuk tingkat
panjaitan pengetahuan K3
Tahun : perawat sangat
2019 penting dalam
menjaga
keselamatan pasien
dan diri perawat itu
sendiri sesuai
dengan penelitian
terdahulu bahwa
didapatkannya
38

hubungan bermakna
antara tingkat
pengetahuan
perawat dengan
tindakan
keselamatan
terhadap pasien
8 Judul : Penerapan Desain Berdasarkan hasil
Perkembangan Keselamatan penelitian pencarian literatur di
penerapan dan Kesehatan literature review dapatkan beberapa
keselamatan dan Kerja (K3) resiko bahaya di
kesehatan kerja rumah sakit yang
(k3) oleh perawat terdiri dari resiko
di rumah sakit fisik, biologi, kimia,
Penulis : fisiologi dan
Erta iman jelita psikologi. Setiap
harefa proses pelayanan
Tahun : kesehatan di rumah
2019 sakit ada beberapa
faktor penting
pendukung
pelayanan kesehatan
yang saling berkaitan
satu dengan yang
lain. Diantaranya
meliputi pasien,
tenaga kerja, mesin,
lingkungan kerja,
cara melakukan
pekerjaan serta
proses pelayanan
kesehatan
9 Judul : Penerapan Penelitian Hasil penelitian
Penerapan Kesehatan dan deskriptif menunjukkan bahwa
keselamatan dan Keselamatan kualitatif PT. Semen Padang
kesehatan kerja Kerja dengan metode telah membentuk
(k3) dalam upaya studi kasus Tim Covid-19 yang
pencegahan telah menyusun
penyebaran virus Pedoman Kerja
covid-19 pada Kondisi Normal Baru.
area kerja pt. Panduan kerja ini
Semen padang berisi beberapa
Penulis : modul yang harus
Ratu mira ferial ditaati oleh seluruh
Tahun : karyawan dan pihak
2020 lain yang terkait
39

dengan PT. Semen


Padang meliputi
modul kerja, modul
WFH, modul
pertemuan, modul
perjalanan dinas,
modul makanan /
minuman, modul
sholat, modul
pemakaian masker,
modul mengemudi,
modul penggunaan
fasilitas umum
perusahaan, petugas
kebersihan modul
dan modul
keamanan

10 Judul : Program Penelitian ini Hal ini menunjukkan


Pengaruh Keselamatan kuantitatif bahwa Program K3
program dan Kesehatan regresi ganda dan disiplin kerja
keselamatan dan Kerja dengan metode secara bersama-
kesehatan kerja angket/ sama mempunyai
(k3) rumah sakit kuosioner, pengaruh yang
dan disiplin kerja metode berarti terhadap
karyawan dokumentasi produktivitas kerja
terhadap karyawan secara
produktivitas bersama-sama.
kerja karyawan Serta masing-masing
di omni hospital variabel independent
pulomas berpengaruh positif
Penulis : terhadap variabel
Eko ngulandari produktivitas kerja
asih karyawan yakni
Tahun : sebesar 6.142 dan
2019 1.033 dengan tingkat
signifikansi <0,05
melalui Persamaan
regresi
BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran Varibel yang diteliti

Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berhubungan dengan

aktivitas kerja manusia baik pada industri, manufaktur dan kontruksi, yang

melibatkan mesin, peralatan, penanganan material, pesawat uap, bejana

bertekanan, alat kerja bahan baku dan proses pengolahannya, landasan tempat

kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan, maupun industri

jasa, yang melibatkan peralatan pembersih gedung, sarana transportasi, dan

lain-lain (Wahyuni dkk, 2018).

Kesehatan Kerja Menurut UU Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992

sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan

ekonomi

para pekerja dari penyakit fisik atau emosional (Kusuma, 2017).

B. Kerangka Konsep

Keselamatan Kerja
Produktivitas
Kesehatan Kerja

Keterangan:

: Variabel Independen

: Variabel Dependen

: Arah hubungan

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

40
41

C. Definisi Operasional dan Kreteria Objektif

Menurut Sugiyono (2012: 31) definisi operasional adalah penentuan

konstrak atau sifat yang akan dipelajari sehingga menjadi variabel yang dapat

diukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu yang digunakan untuk

meneliti dan mengoperasikan konstrak, sehingga memungkinkan bagi peneliti

yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau

mengembangkan cara pengukuran konstrak yang lebih baik.

1. Kesehatan kerja

a) Definisi Operasional

Kesehatan kerja merupakan bagian dari ilmu kesehatan bertujuan

supaya tenaga kerja mendapat keadaan kesehatan yang sempurna, baik

secara fisik, mental, dan sosial sehingga karyawan dapat bekerja lebih

optimal.

b) Kriteria Objektif :

Merujuk pada skala Gutman dengan dua kategori yaitu ada dan

tidak ada gangguan, dimana setiap item pertanyaan mempunyai jawaban

dilakukan atau tidak dilakukan. Jumlah pertanyaan keseluruhan

sebanyak 21 soal sehingga jumlah kemungkinan diperoleh skor (nilai)

adalah:

Skor tinggi : 21 x 1 = 21 (100%)

Skor terendah : 21 x 0 = 0 (0/21 x 100% = 0%)

I = R/K Dimana :

I interval
42

R range/kisaran sama dengan nilai skor tertinggi dikurangi skor nilai

terendah (100% - 0%)

K jumlah kategori = 2 (dua), yaitu cukup dan kurang.

I R/K

= 100%/2 = 50% atau 100% - nilai interval 50%

Kriteria objektif :

1) Dilakukan program kesehatan kerja : Apabila jawaban

2) Tidak dilakukan program kesehatan kerja : Apabila jawaban

responden <50%

2. Keselamatan Kerja

a) Definisi Operasional

Keselamatan Kerja, adalah kondisi yang aman atau selamat dari

penderitaan, kerusakkan atau kerugian di tempat kerja.

b) Kriteria Objektif

Merujuk pada skala Gutman dengan dua kategori yaitu ada dan

tidak ada gangguan, dimana setiap item pertanyaan mempunyai jawaban

dilakukan atau tidak dilakukan. Jumlah pertanyaan keseluruhan

sebanyak 17 soal sehingga jumlah kemungkinan diperoleh skor (nilai)

adalah:

Skor tinggi : 17 x 1 = 17 (100%)

Skor terendah : 17 x 0 = 0 (0/17 x 100% = 0%)

I = R/K Dimana :
43

I interval

R range/kisaran sama dengan nilai skor tertinggi dikurangi skor nilai

terendah (100% - 0%)

K jumlah kategori = 2 (dua), yaitu cukup dan kurang.

I R/K

= 100%/2 = 50% atau 100% - nilai interval 50%

Kriteria objektif :

1) Dilakukan program kesehatan kerja : Apabila jawaban

responden

2) Tidak dilakukan program kesehatan kerja : Apabila jawaban

responden <50%

3. Produktivtas Kerja

a) Definisi Operasional

Produktivitas, adalah perbandingan antara hasil yang dicapai

dengan keseluruhan sumber daya yang terdiri dari beberapa faktor

seperti tanah, gedung, mesin, peralatan, sumber daya manusia yang

merupakan sasaran strategis karena peningkatan produktivitas

tergantung pada kemampuan tenaga manusia.

b) Kriteria Objektif

Kriteria Objektif dengan menggunakan skala likert. Jumlah

pertanyaan 12 point. Setiap pertanyaan bernilai :

1) Sangat Setuju :4

2) Setuju :3
44

3) Tidak Setuju :2

4) Sangat Tidak Setuju : 1

Skor jawaban :

Skor tertinggi = 12 X 4 = 40 (100%)

Skor terendah = 12 X 1 = 10 (12/40 X 100%= 30%)

Range = Skor tertinggi Skor terendah

= 100% - 30%

= 70%

Keterangan :
I = Interval
R = Range (Skor tertinggi Skor terendah)
K = Jumlah kategori

Skor yang diinginkan :

Skor tertinggi interval

= 100% - 35%

= 65%

Jadi, kriteria objektif variable produktivitas kerja :

1) Terlaksana produktivitas kerja : Apabila jawaban responden 5%

2) Tidak terlaksana produktivitas kerja : Apabila jawaban responden < 65%


BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan

menggunakan rancangan penelitian deskriptif. Rancangan penelitian

deskriptif adalah suatu metode penelitian yang ditujukan untuk

menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung

pada saat ini atau pada masa lampau, dengan tujuan membuat

deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta, sifat-sifat atau hubungan antara fenomena yang

diselidiki. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran

pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja pada perawat

di RSUP. Dr. Tadjuddin Chalid.

B. Lokasi Penelitian

Adapun lokasi dan waktu penelitian yang telah ditentukan yaitu

sebagai berikut :

1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di RSUP. Dr. Tadjuddin Chalid

Makassar Tahun 2021.

2. Waktu Penelitian

Waktu Penelitian Waktu untuk penelitian dilaksanakan pada

bulan Maret sampai April Tahun 2021.

45
46

C. Populasi dan Sampel

Adapun populasi dan sampel yang telah ditentukan yaitu

sebagai berikut :

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan atau totalitas objek yang

menjadi informasi yang ingin diketahui peneliti. Populasi dalam

penelitian ini adalah semua perawat yang bertugas di RSUP. Dr.

Tadjuddin Chalid Makassar, yang berjumlah 109 perawat, terdiri

dari 68 perawat yang berstatus PNS, 8 perawat yang berstatus

CPNS dan 33 perawat yang berstatus Honorer. Data ini sesuai

dengan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada

tanggal 4 Maret 2021.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiono:2014) dalam penelitian

yang dilakukan oleh Mahardika pada Tahun 2017.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Hassani pada

Tahun 2020, jika populasi besar dan peneliti tidak mungkin

memepelajari semua populasi yang ada (keterbatasan dana,

tenaga, dan waktu) maka peneliti dapat menggunakan sampel

yang diambil dari populasi itu. Karena umlah populasi teralalu


47

besar, maka untuk menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini

menggunakan rumus Slovin.

Keterangan :

1 : konstanta

n : jumlah sampel

N : jumlah populasi

d : tingkat kepercayaan/ ketepatan yang diinginkan (0,05)

= 52,224 ( dibulatkan menjadi 52 responden)

Setelah dilakukan perhitingan berdasarkan rumus di atas

didapatakn hasil besarnya sampel pada penelitian ini adalah 52

responden dengan penambahn 10% untuk mengantisipasi

responden yang diteliti sebanyak 57 responden.

D. Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian yang dilakukan yaitu

sebagai berikut:
48

1. Observasi

Obeservasi ini merupakan metode pengamatan langsung

yang dilakukan oleh peneliti dilokasi penelitian dengan melihat

kondisi lingkungan perusahaan.

2. Wawancara

Wawancara yang digunakan berfungsi untuk

mengumpulkan data dengan cara peneliti bertanya secara

langsung pada responden.

3. Kuesioner

Peneliti bertemu langsung dengan responden dan mengisi

daftar pertanyaan kuesioner tersebut.

4. Dokumentasi

Dokumentasi kegiatan yang akan dilampirkan berupa

kegiatan pada saat membagikan kuesioner, mengukur berat badan

dan tinggi badan kepada responden.

E. Sumber Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari

sumber yang diamati dan dicatat oleh penelitian . dalam penelitian

ini data primer yang diperoleh dengan cara melakukan wawancara

keapda responden dengan data yang telah disusun berdasarkan

tujuan penelitian yang dilakukan.


49

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh penelitian dari

hasil wawancara dari rumah sakit, dokumen yang dimiliki rumah

sakit berupa program K3 dan profil rumah sakit.

F. Pengelohan Data dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

Data yang telah dikumpulkan, diolah dan dianalisis dengan

sistem komputerisasi program SPSS, melalui editing, coding, entry

dan cleaning dan disajikan dalam bentuk tabel dan narasi.

a) Editing

Dilakukan untuk memeriksa kelengkapan dan

kebenaran data seperti kelengkapan pengisian dan kesalahan

pengisian.

b) Coding

Proses pemberian kode kepada setiap variable yang

telah dikumpulkan.

c) Entry

Memasukkan data dalam program software komputer

berdasarkan klasifikasi.
50

d) Cleaning

Pengecekan kembali data yang telah dimasukkan untuk

memastikan data tersebut tidak ada yang salah, sehingga data

tersebut siap diolah dan dianalisa.

2. Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan bantuan

analisis SPSS, untuk memberikan gambaran implementasi

program K3 terhadap produktivitas atau deskripsi empiris suatu

data. Analisis data yang dilakukan adalah program K3. Variabel

program K3 tenaga kesehatan dianalisis menggunakan teknik

analisis univariat. Pembahasan data variabel program K3

tenaga kesehatan dilakukan secara diskriptif untuk mengetahui

distribusi frekuensi dan presentasi masing-masing dimensi

program K3 tenaga kesehatan dilakukan pula analisis bivariat

dengan menampilkan table crosstab untuk melihat karakteristik

responden di RSUP. Dr. Tadjuddin Chalid Makassar Tahun

2021. Metode yang dipilih untuk analisis data ini sesuai dengan

pola penelitian dan variabel yang akan diteliti dimana metode

analisis yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif.

a. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif pada penelitian ini berisi pembahasan

karakteristik responden yang dikaitkan dengan tanggapan


51

responden. Analisis karakteristik responden terdiri dari unit

kesehatan kerja, keselamatan kerja dan produktivitas kerja.

Analisis tanggapan responden berisi pembahasan

tanggapan responden yang dikaitkan dengan karakteristik

responden.

1) Uji Validitas

Uji Validitas digunakan untuk mengukur valid atau

tidaknya suatu kuesioner, suatu kuesioner dikatakan

valid jika pertanyaan dalam kuesioner mampu untuk

mengungkapkan sesuatu yang diukur kuesioner

tersebut (Sijarweni, 2016). Pengujian validitas dapat

dilakukan dengan bantuan Program SPSS versi 22.

Pengujian suatu data dapat dinyatakan valid apabila f

hitung > f tabel.

2) Uji Reliabilitas

Uji realibitas adalah sebenarnya alat untuk mengukur

suatu kuesioner merupakan indicator dari variable atau

construct. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau

handal jika jawaban seorang terhadap pernyataan

adalah konsisten dari waktu ke waktu (Sujarweni,

2016). Pengolahan data dilakukan dengan

menggunakan SPSS. Uji realibitas data dapat


52

dilakukan dengan uji statistik

Suatu variable dikatakan reliabel jika memberikan nilai

Cronbach Alpha > 0,60 (Sujarweni, 2016).

G. Penyajian Data

Pada penelitian ini, data di sajikan dalam bentuk tabel distribusi

dan narasi.

Nama Tenaga PNS CPNS Honorer Jumlah

Perawat 68 8 33 109

H. Langkah-langkah Penelitian

Adapun langkah-langkah dalam melakukan penelitian yaitu

sebagai berikut:

1. Perumusan masalah.

2. Menentukan tujuan penelitian.

3. Observasi.

4. Pengambilan data awal.

5. Penentuan sampel.

6. Pembuatan kuesioner.

7. Pengumpulan data (melakukan wawancara dan pembagian

kuesoner).

8. Pengolahan dan analisis data.

9. Kesimpulan.
DAFTAR PUSTAKA
Alayyannur, P. A. (2018). Korelasi komitmen manajemen dan pelatihan k3 dengan
Journal of Industrial Hygiene and Occupational
Health Vol, 2(2).

Asih, E. N. (2019). Pengaruh program keselamatan dan kesehatan kerja (k3) rumah
sakit dan disiplin kerja karyawan terhadap produktivitas kerja karyawan di omni
hospital pulomas (Doctoral dissertation, Wiyatamandala School of Business).

Astri, N. (2020). Pentingnya menerapkan k3 di rumah sakit.

Astutik, M., & Dewa, R. C. K. (2019). Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
dan lingkungan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan. MBR (Management
and Business Review), 3(1), 1-8. https://doi.org/10.21067/mbr.v3i1.4617

Azwar, A. (1994). Pengantar administrasi kesehatan edisi ketiga (pp.88-96). Tangerang:


Binapura Aksara Publisher.

Bando, J. J., Kawatu, P. A., & Ratag, B. T. (2020). Gambaran Penerapan Program
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3rs) Di Rumah Sakit Advent
Manado. KESMAS, 9(2).Panjaitan, c. Upaya perawat menerapkan k3 di rumah
sakit.

Febriyanti, k. d. (2020). Pentingnya Konsep Dasar K3 dalam Pemberian Asuhan


Keperawatan Kepada Pasien di Rumah Sakit.

Ferial, R. M. (2020). Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (k3) dalam upaya
pencegahan penyebaran virus covid-19 pada area kerja pt. Semen padang. Jess
(Journal of Education on Social Science), 4(2), 271-284.

Gunarto, Catur. S. (2019). Produktivitas Kerja Perawat Ruang Rawat Inap. Jurnal Ilmiah
Ilmu Keperawatan Indonesia, 9(01), 550-562.

Gunawan, S. Kajian hukum tentang tanggung jawab administrasi rumah sakit terhadap
keselamatan dan kesehatan kerja ditinjau dari peraturan menteri kesehatan
nomor 66 tahun 2016 tentang keselamatan dan kesehatan kerja rumah sakit.

Habeahan, H. (2020). Pencegahan dan pengendalian penyakit akibat kerja terhadap


perawat.

Harefa, E. I. J. (2019). Perkembangan Penerapan K3 Oleh Perawat Di Rumah Sakit.

Herlambang, S. (2016). Manajemen pelayanan kesehatan rumah sakit.Yogyakarta:


Gosyen Publishing.
Irzal. 2016. Dasar-Dasar Kesehatan dan Keselamatan Kerja: Edisi 1. Jakarta: Kencana

Jafar, N., & Gobel, F. A. (2020). Konsep Perilaku Aman Bekerja Pada Perawat Di
Ruang IGD dan Rawat Inap Rumah Sakit Umum Bahagia Makassar Tahun
2020. Journal of Muslim Community Health, 1(1), 29-40.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1087/MENKES/SK/VIII/2010,


Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS)

Kun Dwi Apriliawati, Ekawati, B. K. (2017). Efektivitas Pelaksanaan Manajemen


Organisasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS) Di
Rumah Sakit X Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat,5,2356 3346

Mahdiyah, R. 2020. Penerapan Konsep Dasar K3 dalam Memberikan Asuhan


Keperawatan di Rumah Sakit.

Manik, S., & Syafrina, N. (2018). Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja
karyawan pada bank danamon simpan pinjam. Maqdis: Jurnal Kajian Ekonomi
Islam, 3(1), 49-60.

Muayyad, D. M., & Gawi, A. I. O. (2017). Pengaruh kepuasan kerja terhadap


produktivitas kerja pegawai bank syariah X kantor wilayah II. Jurnal Manajemen
dan Pemasaran Jasa, 9(1), 75-98.

Mutoharoh Uswatul. (2018). Pengaruh Etika Kepemimpinan Dan Motivasi Kerja Islam
Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Di Koperasi Syariah Baitul Maal Wa
Tamwil Tulungagung.Skripsi. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Institut Agama
Islam Negeri Tulungagung. Tulungagung.

Panggabean, S. F. M. (2020). Gambaran Penerapan Perawat Dalam Melakukan

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2016 tentang


Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2016 tentang


Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan


Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Perdana, R. C., M. R. Agustino, and (2020)


Resource Department Di Masa Pandemik Covid- 4.
Pinontoan, O. R., Mantiri, E. S., & Mandey, S. (2020). Faktor Psikologi Dan Perilaku
Dengan Penerapan Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Rumah
Sakit. Indonesian Journal of Public Health and Community Medicine, 1(3), 19-27.

Royal College of Nursing. (2007). Productivity and the nursing workforce. RCN Institusi
and Policy Unit. London. https://www.rcn.org.uk/data/assets/pdf.

Sedarmayanti, 2007. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: CV


Mandar Maju.

Selviana (2017) https://buletin.k-pin.org/index.php/arsip-artikel/202-pentingnya-k3-


keselamatan-dan-kesehatan-kerja-dalam-meningkatkan-produktivitas-kerja

Sembiring, Isilia Feagitha (2018). Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di


Rumah Sakit Umum Daerah Kabanjahe Kabupaten Karo Sumatera Utara.
Rogram Studi S1 Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara

Sholikin, M. N. (2020). Aspek hukum keselamatan dan kesehatan kerja (k3) bagi tenaga
medis dan kesehatan di masa pandemi. Majalah Hukum Nasional, 50(2), 163-
182.

Sinaga, T. P. (2017). Metode Structural Equation Modeling untuk Analisis Faktor yang
Memengaruhi Produktivitas Ibu Pasangan Usia Subur yang Berjualan Sayur di
Pasar Dwikora Kota Pematangsiantar Provinsi Sumatera Utara.

Sucipto, C.D. 2014. Keselamatan Dan Kesehatan Kerja. Yogyakarta: Gosyen


Publishing

Sukmajaya, Triwanda. 2018. Pengaruh Pelatihan Dan Lingkungan Kerja Terhadap


Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Produksi Umkm Sentra Industri Keripik
Tempe Sanan. Skripsi. University Of Muhammadiyah Malang. Malang.

Sunarsi, D. (2018). Pengaruh rekrutmen, seleksi dan pelatihan terhadap produktivitas


kerja karyawan. KREATIF: Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas
Pamulang, 6(1), 14-31.

Susanti, S. (2018). Produktivitas kerja karyawan di rumah sakit urip sumoharjo bandar
lampung (Doctoral dissertation, IIB DARMAJAYA).

Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 sebagai sumber hukum dari segala hukum.
Sumber hukum peraturan perundangan K3 berlandaskan pada pasal 27 ayat 2
-tiap warga Negara berhak atas
Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit Pasal 5

Undang-Undang Republik Indonesia No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit Pasal 3

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit Pasal
19, 20, 21, dan 24 bahwa rumah sakit dapat dibedakan menjadi 3 jenis

Utama, Wasesa Gandhi Dwi (2018). Pengaruh Motivasi, Stres Kerja,Lingkungan Kerja
Dan Budaya Organisasi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan CV. APG
(Agung Perkasa Garmen).Skripsi. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis. Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Surakarta
L
A
M
P
I
R
A
N
KUESIONER PENELITIAN

GAMBARAN IMPLEMENTASI PROGRAM K3 TERHADAP PRODUKTIVITAS

TENAGA KESEHATAN DI RS RUJUKAN COVID-19 SULAWESI SELATAN

I. PETUNJUK PENGISIAN KUISIONER

1.

jawaban yang paling sesuai menurut anda.

2. Setiap pernyataan hanya memebutuhkan satu jawaban saja.

3. Mohon memberikan jawaban yang sebenarnya.

4. Setelah melakukan pengisian, mohon Bapak/Ibu mengembalikan kepada

yang menyerahkan kuesioner


II. DAFTAR PERTANYAAN
A. KESEHATAN KERJA
No. Pernyataan Dilakukan Tidak dilakukan
1 Pihak rumah sakit melakukan pemeriksaan
kesehatan bagi calon perawat yang akan
bekerja di rumah sakit
2 Pihak rumah sakit melakukan pemeriksaan
kesehatan berkala bagi perawat sekurang-
kurangnya dalam kurun waktu 1 tahun.
3
Karyawan pernah dapatkan ?

Pemeriksaan
Tes pendengaran
Pemeriksaan radiologi
Uji kapasitas paru
(lain-lain, tulisan) :
4. Pihak rumah sakit melakukan pemeriksaan
kesehatan khusus pada perawat yang telah
mengalami kecelakaan yang memerlukan
perawatan yang lebih dari 2 (dua) minggu
5 Pihak rumah sakit melakukan pemeriksaan
kesehatan khusus pada perawat yang telah
mengalami penyakit yang memerlukan
perawatan yang lebih dari 2 (dua) minggu
6 Pihak rumah sakit melakukan pemeriksaan
kesehatan khusus pada perawat yang berusia
di atas 40 (empat puluh) tahun
7 Pihak rumah sakit melaksanakan penyuluhan
tentang SOP kerja, SOP peralatan, SOP
penggunaan alat pelindung diri
8 Pihak rumah sakit melaksanakan penyuluhan
tentang informasi umum rumah sakit dan
fasilitas atau sarana yang terkait dengan K3;
9 Pihak rumah sakit melaksanakan penyuluhan
tentang risiko dan bahaya khusus di tempat
kerjanya;
10 Pihak rumah sakit melaksanakan penyuluhan
kesehatan kerja secara berkala dan
berkesinambungan sesuai kebutuhan dalam
rangka menciptakan budaya K3.
11 Pihak rumah sakit memberikan makanan
tambahan dengan gizi yang mencukupi untuk
perawat yang dinas malam.
12 Perawat mendapatkan imunisasi rutin sesuai
kebutuhan
13 Rumah sakit menyelenggarakan Olah raga,
senam kesehatan dan rekreasi bagi perawat
14 Rumah sakit memberikan pengobatan dasar
secara gratis kepada seluruh perawat
15 Rumah sakit menanggung biaya pengobatan
untuk perawat yang terkena Penyakit Akibat
Kerja (PAK)
16 Rumah sakit menindaklanjuti hasil
pemeriksaan berkala dengan merujuk
perawat yang memiliki indikasi penyakit
tertentu ke dokter spesialis
17 Rumah sakit menindaklanjuti hasil
pemeriksaan berkala dengan pemberian
istirahat kerja perawat yang memiliki
gangguan kesehatan
18 Rumah sakit menindaklanjuti hasil
pemeriksaan khusus dengan pemberian
istirahat kerja perawat yang memiliki
gangguan kesehatan
19 Rumah sakit melakukan tinak lanjut analisa
pemeriksaan kesehatan berkala pada
perawat dengan rotasi kerja untuk
mengurangi dampak pekerjaannya
20 Rumah sakit melakukan tinak lanjut analisa
pemeriksaan kesehatan khusus pada perawat
dengan rotasi kerja untuk mengurangi
dampak pekerjaannya
21 Rumah sakit menetapkan secara jelas SOP
pelaporan adanya Kecelakaan Akibat Kerja
(KAK)

B. KESELAMATAN KERJA
No. Pernyataan Dilakukan Tidak dilakukan
1 Pihak Rumah Sakit membuat rambu-rambu
arah dan tanda-tanda keselamatan (APAR,
alarm kebakaran, jalur evakuasi, tangga
darurat) di setiap sudut/ tempat strategis di
rumah sakit
2 Rumah sakit menyediakan Alat Pelindung Diri
(APD) sesuai kebutuha
3 Semua peralatan kerja dalam kondisi baik dan
layak pakai
4 Rumah sakit telah membuat SOP peralatan
keselamatan kerja
5 Rumah sakit selalu melakukan pembinaan
terhadap kepatuhan penggunaan peralatan
keselamatan dan APD
6 Rumah sakit selalu melakukan pemantauan
terhadap kepatuhan penggunaan peralatan
keselamatan dan APD
7 Rumah sakit melakukan sosialisasi
keselamatan kerja bagi perawat
8 Rumah sakit melaksanakan pelatihan K3
Rumah Sakit kepada petugas K3 Rumah Sakit
9 Rumah sakit melaksanakan sertifikasi K3
Rumah Sakit kepada petugas K3 Rumah Sakit
10 Rumah Sakit melibatkan perawat di dalam
perencanaan pengadaan sarana, prasarana
dan peralatan keselamatan kerja;
11 Rumah sakit membuat SOP pelaporan,
penanganan kejadian nyaris celaka (near
miss) dan celaka.
12 Rumah sakit menyediakan sarana dan
prasarana pencegahan kejadian darurat
(kebakaran, gempa bumi)
13 Rumah sakit menyediakan sarana dan
prasarana penanggulangan kejadian darurat
(kebakaran, gempa bumi)
15 Rumah sakit membuat SOP penanggulangan
kejadian darurat (kebakaran, gempa bumi)
16 Rumah sakit membentuk tim penanggulangan
kejadian darurat (kebakaran, gempa bumi)
17 Rumah sakit melakukan sosialisasi
penanggulangan kejadian darurat (kebakaran,
gempa bumi)
C. PRODUKTIVITAS KERJA
No. Pernyataan STS TS N S SS
1 Saya telah mengetahui tugas dan
tanggung jawab anda masing-masing
sehingga dapat bekerja dengan baik
2 Setiap menyelesaikan suatu pekerjaan,
saya selalu mengecek kembali
pekerjaan anda untuk mengetahui
tingkat kesalahan yang mungkin terjadi
3 Setiap menyelesaikan suatu pekerjaan,
saya selalu mengecek kembali
pekerjaan anda untuk mengetahui
tingkat kesalahan yang mungkin terjadi
4 Keterampilan dan kemampuan yang
saya miliki membantu saya
menyelesaikan tugas saya
5 Saya mampu bekerja sama dengan
karyawan lain
6 Saya bersedia membantu teman yang
kesulitan menyelesaikan tugasnya
7 Saya mampu menyelesaikan pekerjaan
yang diberikan sesuai dengan waktu
yang telah ditetapkan
8 Setiap tugas atau pekerjaan yang saya
lakukan mempunyai standar dan target
yang telah ditetapkan
9 Saya bekerja berdasarkan target yang
ditetapkan oleh atasan
10 Tingkat kehadiran saya mempengaruhi
pencapaian target yang telah
ditetapkan
11 Penghasilan yang saya terima cukup
layak dan baik
12 Penghasilan yang saya terima sesuai
dengan pekerjaan dan tanggung jawab
saya
Lampiran 4

Anda mungkin juga menyukai