Anda di halaman 1dari 29

Tekhnik SURVIVAL (Membuat Perangkap)

TRAP
Salah satu keterampilan yang mendukung dalam melakukan kegiatan survival
adalah keahlian membuat trap. Trap ini digunakan survivor untuk menangkap binatang
untuk diambil dagingnya untuk dimakan. Membuat trap kadangkala memerlukan bahan
lainya, seperti : karet, kawat, tali, dan sebagainya. Maka dari itu barang-barang tersebut
tersedia di dalam survival kit.
Dalam pembuatan trap, hendaknya diketahui hewan apa saja yang biasa lewat atau tinggal
di daerah itu. Dengan mengetahui hewan apa yang akan ditangkap, kita dapat
menyesuaikan jenis trap apa yang akan dibuat. Perlu diingat bahwa trap akan sia-sia jika
binatang yang telah terperangkap dapat meloloskan diri. Maka dari itu pembuatan trap
biasanya dalam bentuk yang sederhana tetapi mempunyai kekuatan yang baik.
Trap sangat banyak jenis dan macamnya, karena dalam pembuatantrap tergnatung
kepada kreasi survivor. Kita akan membahas lima jenis trap yang sering digunakan.

1. Trap Menggantung (Hanging Snare)


Perangkap model menggantung ini biasanya memanfaatkan :
a) Kelenturan dahan pohon.
b) Patok yang diberi lekukan dan dihubungkan dengan tali.
c) Tali laso yang lalu menghubungkan dahan pohon yang lentur
dengan patok, sehingga apabila laso goyang maka tali pada
patok akan lepas dan dahan pohon akan menarik, hingga
akhirnya tali akan menjerat.

Perangkap ini ditujukan untuk menangkap binatang yang cukup besar seperti : kelinci,
ayam, bebek, dan lain lain.

2. Trap Tali Sederhana

Untuk binatang yang berukuran kecil, seperti burung dapat digunakan perangkap tali
sederhana yang diletakan di atas tanah ataupun digantung. Tali laso yang telah diberi
umpan diikatkan pada dahan pohon atau batu yang berat. Sehingga apabila hewan telah
terjerat, tidak bisa pergi kemana-mana lagi.

3. Trap Lubang Penjerat
Perangkap ini adalah modifikasi dari perangkap tali dan perangkap lubang. Perangkap ini
terdiri dari :
a) Tali laso yang diikatkan pada dahan pohon yang kuat dan diletakan mendatar.
b) Lubang perangkap yang digali, kedalamannya disesuaikan dengan hewan yang akan
ditangkap. Mulut lubang disamarkan dengan dedaunan dan laso diletakan di atas dedaunan
tersebut.
c) Diberi umpan di atas dedaunan, ditengah laso.

4. Trap Menimpa
Perangkap lain yang ditujukan untuk menangkap binatang kecil lainya adalah perangkap
menimpa. Perangkap ini memanfaatkan berat kayu untuk menindih. Model ini dikenal
dengan nama Deadfall Snare. Yang diperlukan dalam pembuatan perangkap ini adalah :
a) Batang pohon besar ditumpukan pada kayu pohon lainya yang saling menopang.
b) Kayu pohon penopang yang saling berhubungan dengan batang pohon besar dan jika salah
satu tersenggol, maka yang lain akan jatuh dan menimpa.

c) Umpan yang diletakan dekat dengan kayu pohon penopang dan apabila tergerak, maka
kayu pohon penopang akan bergeser sehingga batang pohon besar akan jatuh menimpa.

5. Kombinasi Trap Lubang dengan Trap Menimpa

Perangkap ini merupakan kombinasi bentuk lubang


perangkap dan perangkap menimpa. Perangkap ini terdiri dari :
a) Batang pohon besar untuk menimpa mangsa.
b) Kayu pohon yang saling menopang.
c) Umpan.
d) Lubang perangkap lengkap dengan samarannya.
Cara kerjanya hampir sama dengan trap menimpa, tetapi ketika
mangsa tertimpa batang, ia akan langsung masuk ke lubang.
Survival KitsAgar Survivor tidak mengalami kesulitan dalam
melaksanakan Survival, perlu dilengkapialat-alat Survival yang memadai.
Aturan dalam membuat perangkap:
1.      hindari terlalu mencemari lingkungan, jangan pernah meninggalkan tanda-tanda pernah
berada di pembuatan trap
2.      hilangka segala bau-bauan, peganglah perangkap sesdikit mungkin, jika bisa gunakan
sarung tangan
3.      Hilangkan bau manusia pada perangkap dengan cara mengasapi bahan-bahan perangkap
dengan asap api
4.      kamuflase, samarkan bekas potongan yang baru pada kayu yang digunakan sebagai
perangkap dengan lumpur. Tutupi tali atau kawat perangkap yang di tanah agar terlihat
lebih alami
5.      buatlah dengan kuat, binatang yang terperangkap akan berjuang untuk hidupnya.
Survival Kits
Agar Survivor tidak mengalami kesulitan dalam melaksanakan Survival, perlu
dilengkapialat-alat Survival yang memadai.

A. Jungle Survival Kits (Pro)

1. 2 Buah Senjata Tajam contoh ; Bayonet dan Parang 


2.Waterproof Matches (Korek Api Anti Air)
3.Batu Api / Geretan             
4.Lilin dan Atau Parafin
5.Peta dan Kompas
6.Poncho / Jas Hujan / Raincoat
7.Jarum, Peniti, kancing dan Benang                      
8.Benang Sol dengan Jarumnya
9.Tali Temali
10.Kail dan Senar 
11.Flash Light (Senter)
12.Peluit

13.Cermin Kecil
14.Obat Pribadi
15.Alat Kosmetik / Sunblock  (Penangkal Panas)
16.Topi Rimba
17.Sarung Tangan
18.Suryakanta
19.Tablet Garam, Norit
20.Kantung Plastik (Besar MaupunKecil)
21.Kantung / Botol Tempat Air Atau Kondom

B. Jungle Survival Kits (Mini)


1.Senjata Tajam contoh ; Parang
2 . K o r e k   A p i
3.Lilin dan Atau Parafin
4.Peta dan Kompas
5.Poncho / Jas Hujan / Raincoat
6.Jarum, Peniti, kancing dan Benang
7.Benang Sol dengan Jarumnya
8.Mini Flash Light / Flash Light (Senter)
9 . P e l u i t
10.Obat Pribadi
11.Kantung / Botol Tempat Air Atau Kondom

Peralatan Survival Kit Obat-obatan yang harus di persiapkan dalam survival kit
diantaranya yaitu:
•Analgetik ; Ponstan, Antalgin, Metancuron, Naspro, Aspirin dll.
•Anti Mencret ; motilex, Lodya, Entrostop, dll.
•Anti Gatal ; CTM, benadryl tab/inj, Insidal, dll.
•Anti Malaria 
•Anti Biotik ; Ampicilin Dll.
•Plester ; Plester Kupu-kupu, handiplas, dll. Gambar Obat-ObatanII.

Benda yang ditulis dengan huruf tebal berarti benda tersebut sangat penting dalam
KegiatanSurvival.
Untuk Survival Kits hendaknya disesuaikan dengan lingkungan atau medan yang ditempuh agar
kita bisa mengefisiensikan kegunaan atau kapasitas tempat dimana kita akanmembawa Survival Kits
tersebut.

Tumbuhan Obat
a.Dapat Dimakan Atau Diminum
•Brotowali (Anamitra Cocculus), tumbuhannya merayap, terdapat dihutan,dikampung.
Batangnya direbus, rasanya pahit. Digunakan untuk anti demam,anti malaria, pembersih
luka dan bisa juga digunakan untuk penambah nafsumakan.
•Keji Beling/Ngokilo (strobilateses), tumbuhan semak yang bisa dijumpai dihutan.
Daunnya dimasak untuk obat sakit pinggang dan infeksi/keracunan pada pencernaan.
•Sembung/Sembung Manis (Blumen Balsmifira), jenis rumput-rumputan yang bisa
dijumpai di padang rumput yang banyak anginnya. Daunnya diseduhdengan air panas,
digunakan untuk sakit panas (demam) dan sakit perut.
b.Tumbuhan Obat Untuk Luka Luar
•Getah Pohon Kamboja, untuk menghilangkan Bengkak. Gosok getah pada bagian tubuh
yang bengkak biarkan 24 jam kemudian bersihkan denganminyak kelapa lalu air hangat,
bisa juga untuk terkilir 
•Air rebusan Brotowali untuk mencuci luka, juga air Batang Randu (Kapuk Hutan)
•Daun Sambiloto ditumbuk halus untuk anti sengatan kalajengking.
c.Tumbuhan Beracun
a.Getah Pohon Paku putih dapat menyebabkan kebutaan  
b.Getah Jambu Monyet menyebabkan gatal-gatal
c.Buah Aren mentah juga menyebabkan gatal-gatal
d.Kecubung menyebabkan kerusakan saraf otak bahkan kematian bila dimakan
e.Daun Pulus menyebabkan gatal-gatal dan demam

d.Tumbuhan Berguna Lainnya


a.Tumbuhan penyimpan air : tumbuhan beruas (Bambu, Rotan dan
lainnya)tumbuhan merambat dan sebagainya 
b.Indikator air bersih : Tespong, Selada Air  
c. Pengusir ular dan serangga : Kayu Lemo

MENGANTISIPASI DINGIN DI GUNUNG

Mengantisipasi dingin di gunung memang hal yang sering dilakukan oleh pendaki
dengan segala cara, agar dingin berkurang dan badan kembali bersuhu normal. Kematian
dan kecelakaan di gunung hampir sebagian besar disebabkan karena kedinginan.
Sebaiknya lakukan langkah cermat saat dingin melanda. Akibat dari dingin
adalah Hipotermia dan kondisi tubuh tidak normal, karena suhu normal tubuh antara 36
- 37 derajat celcius.
Hipotermia disebabkan karena panas di permukaan tubuh sudah hilang sehingga
organ - organ tubuh pun akan mengalami kedinginan. Jika pembuluh darah sampai
mengerut karenan kedinginan maka akibatnya sangat fatal, karena bagian tubuh
yang sirkulasi darahnya terhenti akan rusak dan penanganannya adalah amputasi. Selain
gangguan di organ - organ tubuh, orang yang mengalami hipotermia akan kehilangan
koordinasi tubuh dan pola pikir rasional, maka tak heran jika orang yang menderita
hipotermia bicaranya akan kacau di luar sadar, bahkan bisa pingsan.

Beberapa point penting ketika mengalami kedinginan adalah :

* Jaga agar pakaian dan tempat istirahat tetap kering


* Jaga peralatan dan pakaian yang dikenakan dalam keadaan bersih
* Makan dan minuman yang panas dan mengandung banyak kalori
* Kurangi aktifitas yang tidak perlu.
* Berlindung di tempat yang aman.

Untuk mencegah kedinginan ketika di gunung yang paling mudah adalah gunakan


pakaian penahan dingin seperti jaket. Tetaplah gunakan pakaian yang dapat menyerap keringat
dengan baik seperti kaus dari bahan katun sebagai lapisan pertama yang menyentuh kulit.
Pakailah juga kaus tangan dan kaus kaki yang baik dan cukup tebal untuk menahan dingin. 
Selain pakaian, untuk mengatasi dinginnya udara dingin, adalah memanfaatkan api.
Dengan membuat perapian maka panas tubuh dapat terjaga dengan baik. Untuk membuat api
usahakanlah agar tetap terlokalisasi. Caranya gunakan batu sebagai batas perapian dan sebelum
meninggalkan tempat pastikan bahwa api sudah benar - benar padam, kalau perlu siramlah
dengan air. Jangan sampai perapian yang dibuat menjadi penyebab musnahnya ekosistem.

Cara lain adalah dengan mengkonsumsi makanan dan minuman hangat. Jika kedinginan
maka tubuh akan bereaksi melakukan pembakaran kalori menjadi panas. Tapi jika kalori tidak
tersedia maka akibatnya akan fatal. Maka makanan dan minuman hangat adalah usaha
pencegahan kedinginan dari dalam tubuh yang baik. Perlu diingat juga agar kedinginan tidak
menyerang adalah jangan berada di lokasi hempasan angin.

Teknik Survival Ketika Digigit Ular


Sebelum bicara tentang teknik survival ketika digigit ular, harus kita fahami dahulu
bahwa mencegah adalah lebih baik daripada mengobati. Sebuah idiom mengatakan,
“prevention is the best cure”, pencegahan adalah obat terbaik. Jadi, sebelum kita bicara
masalah survival dari gigitan ular, maka lakukan dahulu langkah pencegahan dari digigit
ular. Hal pertama yang bisa kita lakukan adalah, menggunakan sepatu boot atau sepatu
gunung yang tebal dan menutupi mata kaki. Hindari bertelanjang kaki ketika kita berada di
alam liar kecuali dalam keadaan darurat.
Selain itu, memakai celana panjang cukup membantu dari serangan ular. Ketika
tracking, upayakan melewati jalan yang biasa dilalui, hindari crossing dengan membuat
jalan pintas baru, kecuali apabila mendesak. Hindari lubang atau liang di tanah, jangan
buang air di tempat tersebut.
Apabila kita mendapati ular, maka jangan melakukan tindakan frontal. Mundurlah
dengan perlahan dan upayakan menjaga jarak dari ular setidak-tidaknya sepanjang ular
tersebut. Ingatlah, ular dapat melakukan serangan sepanjang separuh tubuhnya. Belum lagi
ular yang dapat menyemburkan bisa dari mulutnya seperti ular cobra. Yang paling aman
adalah, jangan mengganggu ular tersebut, carilah jalan lain atau biarkan ular tersebut
menyingkir terlebih dahulu.
Namun apabila Anda atau rekan Anda digigit ular, maka lakukan pertolongan pertama
berikut ini :
  Cuci dan bilas bekas gigitan dengan sabun dan air sesegera mungkin
  Jangan letakkan es batu atau benda dingin lainnya di bekas gigitan.
  Rendahkan posisi bagian tubuh yang tergigit lebih rendah daripada jantung, karena hal ini
dapat membantu melambatkan penyebaran bisa.
  Jangan banyak menggerakkan bagian tubuh yang tergigit ular, sebab akan membantu
mempercepat penyebaran bisa.
  Perban dan ikat di sekitar 2-4 inci di atas bekas gigitan untuk memperlambat penyebaran
bisa.
  Namun jangan mengikatnya terlalu kuat, karena dapat memutuskan aliran peredaran
darah dan merusak bagian anggota tubuh tersebut. Pengikatan yang baik adalah Anda
masih dapat menyelipkan jari Anda di antara perban atau pengikat.
  Jangan sekali-kali berusaha menghisap bisa dari bekas luka, sebab dapat mentransferkan
bisa ke dalam aliran darah Anda melalui mulut.
  Sesegera mungkin mencari pertolongan dokter untuk membantu memberikan penawar
bisa.

MENGELOLA LUKA BAKAR


Luka bakar merupakan suatu kelainan akibat trauma yang sampai sekarang belum
tertangani dengan baik. Unit luka bakar di rumah sakit tidak hanya menangani pasien yang
terkena api tetapi juga air panas, bahkan apapun yang menyebabkan kulit rusak.
Menurut dr. Imam Susanto SpBP, berat ringannya luka bakar tergantung pada luas jaringan
tubuh yang terkena dan kedalaman luka tersebut. Luka bakar dapat dibagi tiga :
Derajat Pertama:
Kerusakan hanya terjadi di permukaan kulit dan tidak memerlukan perawatan khusus.
Misalnya: kulit terbakar akibat berenang.

Derajat dua:
Bisa bersifat dangkal dan dalam. Pada kerusakan kulit yang dangkal, biasanya ditandai
dengan gelembung air. Asal bebas dari infeksi sebelum 3 minggu akan sembuh dengan
sendirinya. Sementara jika kerusakan kulit terjadi lebih dalam, diperlukan tindakan, sulit
sembuh sendiri. Kalaupun sembuh sendiri akan memakan waktu berbulan-bulan dan
meninggalkan cacat seperti jaringan parut (keloid)

Derajat tiga:
Kerusakannya lebih dalam dan lebih berat, hampir seluruh lapisan kulit terkena trauma.
Bila kulit yang terbakar tidak diangkat akan menimbulkan cacat.

APA YANG HARUS DILAKUKAN


Tindakan pertama yang harus dilakukan ketika kulit terkena panas (api, air panas) adalah
dinginkanluka tersebut, dengan menyiramnya dengan air dingin. Langkah berikutnya,
keringkan, beri antiseptik, tutup dengan kasa steril, bawa ke rumah sakit. “Jika ada vaselin,
olesi dengan vaselin. Tetapi kalau terjadi lepuhan, jangan dipecahkan,” saran Imam.

LUKA BAKAR RINGAN


Jika dimungkinkan, lepaskan semua perhiasan, karena kulit yang terbakar, dapat
membengkak; dan juga lepaskan pakaian dari daerah yang terkena karena dapat melekat
ke kulit dan mengakibatkan kerusakan yang lebih berat.
Jika luka bakar itu terasa sangat sakit, mungkin itu hanya mengenai permukaan kulit saja.
Anda harus segera mengurangi rasa sakit itu dengan mendinginkannya dengan air selama
10 menit, atau lebih jika rasa sakit itu masih ada.
Tutupi luka bakar itu dengan kain steril.
Setelah pertolongan pertama diberikan, bawalah korban segera ke dokter atau ke ruang
gawat darurat di rumah sakit terdekat.

LUKA BAKAR BERAT


Seseorang yang terbakar pada sebagian besar tubuhnya – tangan, paha, atau dada – dapat
mengalami syok dan harus segera dibawa ke rumah sakit.
Baringkan si korban, lebih baik di atas karpet atau alas kain untuk mencegah bagian kulit
yang terbakar menyentuh lantai.
Jika memungkinkan, lepaskan cincin, jam tangan atau baju yang ketat sebelum kulit yang
terbakar itu membengkak.
Lepaskan bajunya lalu rendam dalam air yang mendidih. JANGAN lepaskan apa saja yang
melakt di luka bakar tersebut.
Hubungi ambulans atau bawa si korban ke ruang gawat darurat di rumah sakit terdekat.
Tutupi kulit yang terbakar tersebut dangan kain yang bersih dan tidak berbulu. Pasang
kain tersebut dengan baik.
Untuk luka bakar pada wajah, buatlah topeng dengan menggunakan sarung bantal yang
bersih dengan membuat lubang untuk bagian hidung, mulut dan mata.
ALIRAN LISTRIK
Jika seseorang terkena aliran listrik dan Anda tidak dapat mematikannya, jangan langsung
menyentuh orang tersebut. Lebih baik, sentuh dia dengan menggunakan bahan yang
terbuat dari kayu (misalnya: gagang sapu). Jika memungkinkan, pegang penyekat tersebut
dengan Koran kering yang terlipat.

Sekitar 85% Luka bakar adalah ringan dan dapat dirawat di rumah. Harus dibawa ke
rumah sakit bila :
- Wajah, kedua tangan, daerah genital atau kaki terbakar
- Orang itu tidak dapat dirawat dengan baik di rumah
- Korban berusia di bawah 2 tahun atau di atas 70 tahun
- Organ-organ dalam juga turut terbakar

KEMBANG API
               Kembang api memang bagus ditonton, tetapi juga dapat membahayakan. Palang
merah Amerika meminta orang-orang untuk menghadiri pagelaran kembang api yang
diselenggarakan oleh orang yang terlatih secara professional. Penyalahgunaan kembang
api dapat menimbulkan penderitaan yang berat. Kembang api itu mengakibatkan ribuan
orang terluka dan meninggal setiap tahunnya. Luka yang terjadi akibat dari panas kembang
api yang luar biasa, yang biasanya mengenai mata, kepala, lengan, tangan dan kaki, yang
dapat mengakibatkan kebutaan, goresan luka (laserasi), amputasi dan luka bakar. Luka
bakar dapat meninggalkan cacat luka parut sepanjang hidup.
              Jika Anda terbakar kembang api, tangan atau bagian yang terbakar cuci dengan air
dingin yang mengalir dan bersihkan cuci dengan sabun. Jika terjadi lepuhan pada kulit,
biarkan saja lalu kompres basah atau dingin. Jika luka bakar itu parah bawalah ke rumah
sakit.

Bila mata terkena percikan api atau air panas :


- Bilaslah mata dengan air dingin, selama 10 menit.
- Jika ada benda asing yang melekat di bola mata, misalnya percikan kembang api, tutup
mata tersebut dengan kain steril dan bersih. JANGAN mencoba untuk mengambil benda
tersebut.
- Bila mata terluka Anda harus segera mencari pertolongan tenaga medis

Tali – temali
Dalam tali temali kita sering mencampuradukkan antara tali, simpul dan ikatan. Hal
ini sebenarnya berbeda sama sekali. Tali adalah bendanya. Simpul adalah hubungan antara
tali dengan tali. Ikatan adalah hubungan antara tali dengan benda lainnya, misal kayu,
balok, bambu dan sebagainya.
Macam simpul dan kegunaannya:
1. Simpul ujung tali 
Gunanya agar tali pintalan pada ujung tali tidak mudah lepas
2. Simpul mati
Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang sama besar dan tidak licin
3. Simpul anyam
Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang tidak sama besarnya dan dalam keadaan
kering
4. Simpul anyam berganda
Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang tidak sama besarnya dan dalam keadaan
basah
5. Simpul erat 
Gunanya untuk memendekkan tali tanpa pemotongan
6. Simpul kembar
Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang sama besarnya dan dalam keadaan licin
7. Simpul kursi
Gunanya untuk mengangkat atau menurunkan benda atau orang pingsan 
8. Simpul penarik
Gunanya untuk menarik benda yang cukup besar
9. Simpul laso

Macam Ikatan dan Kegunaannya:


1. Ikatan pangkal
Gunanya untuk mengikatkan tali pada kayu atau tiang, akan tetapi ikatan pangkal ini dapat
jugadigunakan untuk memulai suatu ikatan.
2. Ikatan tiang
Gunanya untuk mengikat sesuatu sehingga yang diikat masih dapat bergerak leluasa
misalnya untuk mengikat leher binatang supaya tidak tercekik.
3. Ikatan jangkar
Gunanya untuk mengikat jangkar atau benda lainnya yang berbentuk ring.
4. Ikatan tambat
Gunanya untuk menambatkan tali pada sesuatu tiang/kayu dengan erat, akan tetapi mudah
untuk melepaskannya kembali. Ikatan tambat ini juga dipergunakan untuk menyeret balik
dan bahkan ada juga dipergunakan untuk memulai suatu ikatan.
5. Ikatan tarik
Gunanya untuk menambatkan tali pengikat binatang pada suatu tiang, kemudian mudah
untuk membukanya kembali. Dapat juga untuk turun ke jurang atau pohon.
6. Ikatan turki
Gunanya untuk mengikat sapu lidi setangan leher
7. Ikatan palang
8. Ikatan canggah
9. Ikatan silang
10. Ikatan khaki tiga
Membuat Perangkap Hewan Di Hutan

Membuat perangkap hewan di hutan. Ketika di hutan, membuat perangkap merupakan ilmu
yang harus di kuasai sebagai salah satu dasar survival ketika kita kehabisan bahan makanan. Di
hutan sebenarnya kaya dan penuh akan makanan, hewan dan tanaman semuanya tersedia tinggal
bagaimana kita memilih dan mendapatkannya. Untuk tanaman kita bisa mengunakan
teknik seuvival memilih tumbuhan, sedangkan untuk hewan kita bisa menangkapnya dengan
membuat perangkap.

Perangkap atau trap ini adalah teknik untuk menangkap hewan kecil di hutan yang nantinya bisa
kita ambil dagingnya kemudian di makan. Prinsip dalam membuat perangkap ini adalah ia
memiliki kekuatan yang cukup, karena akan percuma kalau nantinya hewan yang di tangkap
ternyata bisa lolos. Kemudian kita pun harus tau hewan apa saja yang biasanya lewat di daerah
tersebut, sehingga kita bisa membuat perangkap yang pas.

Berikut adalah beberapa jenis perangkap yang bisa kita gunakan di hutan.

1. Perangkap Umpan

Sesuai namanya maka kita gunakan umpan sebagai perangkap, umpan (bait) di sini adalah suatu
jenis makanan yang hewan tersebut familiar nantinya, tidak terlalu besar dan tidak pula terlalu
kecil. Prinsipnya sederhana, hanya mengunakan pengait sebagai pemicu dari perangkap ini.
Sehingga ketika pengait tersebut kendur, maka tali akan mengencang dan si hewan akan terjerat
di lehernya. Tapi hal yang harus di perhatikan adalah arah dari hewat tersebut, pastikan ia
mengambil makanan melalui jerat sehingga kita bisa menangkapnya. Lebih baiknya di posisikan
untuk leher, namun kalau pun untuk bagian tertentu seperti kaki atau badan, sebenarnya tidak
masalah.

2. Perangkap Angka Empat


Sesuai namanya, perangkap ini di ambil dari angka empat dan bentuknya menyerupai angka
empat. Prinsip dari perangkap ini adalah menjatuhkan benda berat ke hewan. Hal yang perlu di
perhatikan adalah benda yang nantinya di jatuhkan harus cukup berat sehingga dapat membunuh
hewan sekali jatuh atau paling tidak melukainya.

3. Perangakap Pohon

Perangkap ini prinsip kerjanya mirip dengan yang pertama, yaitu mengandalkan ikatan yang
menjerat si hewan. Perangkap ini terbilang cukup barbahaya, karena bisa menyebabkan si hewan
tergantung dan mati nantinya. Gunakan perangkap ini dengan bijaksana.
4. Perangkap Lubang Kematian

Bentuk dan prinsip kerjanya sangat mudah, anda tinggal melihat bentuknya di atas saya kira
sudah cukup paham. Ya, perangkap ini menggandalkan hewan yang nantinya kana terperosok ke
dalam lubang dan tertusuk sehingga tidak berdaya. Perangkap ini sangat cocok ketika anda
berada di hutan dalam waktu yang lama dan tidak memiliki perlengkapan yang mendukung.
Perangkap ini dapat menangkap hewan yang besar sekalipun, namun hal yang harus di
perhatikan anda akan membutuhkan banyak energi untuk membuat lobangnya, jadi pastikan anda
memiliki cukup energi.

Cara membuatnya adalah :

 Perhatikan jalur hewan yang sering lewat


 Buat lubang yang cukup besar di sana
 Berhentilah ketika lubang sudah cukup dalam untuk menahan hewan, kemudian taruh
tongkat runcing di bawahnya.
 Setelah lubang selesai, tutupi dengan ranting ranting dan juga dedaunan di atas nya

Itulah bebarapa jenis perangkap sederhana yang bisa kita gunakan ketika di hutan. Namun
hendaknya anda pun memiliki bahan untuk membuatnya seperti kawat, tali, dan sebagainya.
Paling tidak anda mililiki pisau survival sehingga anda bisa membuat tali dari kulit pohon.
Semoga pengetahuan sederhana ini bisa memberikan tambahan ilmu tentang membuat
perangkap
MATERI DASAR

Survival Gunung Hutan – Jungle Survival

4.1  PENGERTIAN

Survival Berasal dari kata “Survive” yang artinya mampu mempertahankan hidup dan lolos dari
kondisi yang tidak menentu. Sedangkan “Jungle Survival” artinya suatu kondisi yang tidak
menentu yang dihadapi seseorang / sekelompok pada daerah yang asing / terisolir di gunung / di
hutan hingga kembali kepada keadaan normal.

Survivor :         Orang yang sedang melakukan kegiatan Survival, bisa perorangan ataupun
kelompok  

4.2  FILOSOFI

4.2.1     English Version

a. Size Up The Situation

b. Undue Haste Makes Waste, Use All Your Senses

c. Remember  Where you are

d. Vanquish Fear And Panic

e. Improvise

f. Value Living

g. Act Like The Natives

h. Live By Your Wits, but for now Learn Basic Skills  

4.2.2     Versi Indonesia

a. Sadarilah Sungguh-Sungguh Situasimu

b. Untung rugi ada pada diri sendiri

c. Rasa Takut dan Putus Asa Harus dihilangkan

d. Vacuum (jangan bergerak jauh)

e. Ingatlah Dimana Kau Berada


f. Viva (hargai hidup)

g. Adat Istiadat Setempat harus dihargai

h. Latihan membuahkan keterampilan

4.3  MASALAH YANG SERING DIHADAPI DALAM SURVIVAL

Problema atau masalah yang berpengaruh tergantung pada situasi yang dihadapi dan satu
sama lain mempunyai hubungan sebab akibat. Masalah ini berasal dari 3 aspek, yaitu   :

a.     Aspek Psikologis yang merupakan masalah Mental

Contoh      : takut, cemas, terasing, panik, bosan, kesepian, tertekan, putus asa, dsb

b.    Aspek Fisiologis yang berkaitan dengan masalah Fisik

Contoh      : lapar, haus, lelah, ngantuk, dan sakit

c.     Aspek Lingkungan yang merupakan pengaruh luar yang menimpa survivor

Contoh      : panas, dingin, hujan, angin, badai, hewan berbahaya, medan yang berat, hutan yang
lebat, dsb Kemampuan setiap individu berbeda dalam menghadapi pengaruh tersebut.
Seseorang yang biasa hidup dengan berbagai fasilitas yang memadai akan sulit
menghadapinya apabila tidak pernah berlatih dan tidak diunjang dengan pengetahuan
dan keterampilan Survival. 

4.4 TINDAKAN AWAL PADA SITUASI SURVIVAL Tahap sebelum melakukan tindakan


awal adalah : survivor menyadari kondisi yang sedang dialaminya, yaitu dimana survivor berada,
sehingga tindakan yang diambil dapat berdasarkan kebutuhannya dan tidak melakukan hal yang
tidak berguna.  

4.4.1     Tindakan Umum Dalam menghadapi situasi yang sulit berusahalah untuk tenang,
istirahatlah yang cukup, perhatikan kondisi tubuh dan ingat pedoman STOP. Pedoman ini
sangatlah penting saat kita menghadapi keadaan yang sulit, contoh ; tersesat.

S =       Stop and seating (Berhenti Duduklah dan Jangan Panik)

T =       Thinking (Gunakan Akal Sehat dan Selalu Sadar Akan Keadaan yang sedang di hadapi)

O =       Observe (Amati Keadaan Sekitar)

P =       Planning and Preparing (Buat Rencana dan Persiapan Mengenai Tindakan/Usaha Yang
Akan Dilakukan).  
Masalah yang dihadapi seseroang akan lebih banyak dari berkelompok karena semua resiko yang
akan terjadi hanya diadapi oleh satu orang saja. Jangan bertindak sendiri – sendiri jika survivor
lebih dari satu orang. Adanya pembagian tugas dan kerjasama kelompok dapat menghemat
waktu dan tenaga, demikian pula masalah psikologis akan lebih teratasi. Tumbuhkan rasa
kebersamaan berkelompok dan toleransi antar individu. Pilih salah seorang yang dianggap
mampu untuk menjadi pemimpin dalam melakukan survival. Buatlah rencana dann ammbil
keputusan berdasarkan musyawarah mufakat. 

4.4.2       Tindakan Khusus

Adapun tindakan khusus sebelum menentukan untuk tetap tinggal di lokasi atau bergerak
mencari jalan keluar, yaitu ;

1. Mengevaluasi kondisi tim, baik fisik, mental ataupun perbekalan.


2. Mencari daerah terbuka dan menentukan posisi saat keadaan survival agar memudahkan
tim SAR dalam melakukan pencarian dan dapat melakukan komunikasi lapangan.
3. Mencari lokasi yang terdapat sumber air dan persediaan makanan.
4. Menangani survivor yang menderita.
5. Memanajemen ulang perjalanan, bila diperlukan.

  Gaya Survival dibedakan menjadi 2, yaitu :

A.  Survival Statis (Tinggal Ditempat)

1. Rawat survivor yang menderita atau sakit.


2. Membuat tempat berlindung yang aman dari cuaca buruk dan hewan yang berbahaya.
3. Hemat persediaan makanan yang ada dan berusaha untuk mencari tambahan di sekitar
lokasi.
4. Siapkan dan buatlah tanda darat ke udara dengan piroteknik maupun dengan benda
lainnya seperti smoke signal, flare, cermin, kain warna kontras, asap hasil membakar
sampah dan sebagainya.

B.  Survival Dinamis (Bergerak Mencari Jalan Keluar)

1. Siapkan bahan dan perlengkapan yang berguna dan dapat di bawa dalam perjalanan.
2. Tentukan arah yang di tuju berdasarkan kompas, matahari, atau alat petunjuk lainnya.
3. Tinggalkan pesan yang berisi jumlah survivor, kondisi fisik, perlengkapan dan barang
bawaan lainnya, serta arah yang di tuju.
4. Buatlah jejak yang jelas selama melakukan perjalanan.
5. Ikuti punggungan gunung dan jangan mengikuti lembah atau sungai apabila berada di
daerah pegunungan.
6. Carilah makanan dan minuman sebelum persediaan yang dibawa habis.
7. Cari dan buatlah tempat perlindungan atau bivak dan janganlah melakukan perjalanan
malam.
8. Buatlah perapian untuk memasak, menghangatkan tubuh dan untuk melindungi diri dari 
serangga atau binatang berbahaya.
4.5        TEKNIS KEGIATAN

Kegiatan Survival tidak hanya dilakukan dengan dasar kemampuan Fisik dan Mental yang kuat,
dalam Kegiatan Survival-pun ada teknis kebutuhan yang akan menunjang Kegiatan Survival
yang akan kita lakukan. Teknis Kegiatan Survival yang akan dibahas dalam buku saku ini adalah
Teknis Kegiatan Survival Gunung Hutan atau Jungle Survival.

4.5.1     Menentukan arah dan lintasan Pada saat keadaan tersesat maka tindakan awal
sebelum melakukan perjalanan adalah melakukan orientasi medan kemudian menentukan arah
dan memilh lintasan yang aman sehingga tujuan untuk keluar dari kondisi survival dapat
tercapai.

A.  Menentukan Arah

1. Berpedoman pada matahari, matahari selalu terbit di timur dan terbenam di barat.
2. Berpedoman pada bintang, rasi bintang crux atau bintang alib, garis diagonalnya bila di
tarik sampai ke kaki langit menunjukkan arah selatan.
3. Berpedoman pada lumut di pohon, pada daerah terbuka cari sebuah pohon dan lihatlah
lumut yang menempel pada pohon tersebut, lumut yang lebih tebal menunjukkan arah
barat. Pedoma ini tidak berlaku pada derah lereng atau lembah pada hutan yang lebat.

B.  Memilih lintasan

1. Melakukan perjalanan di hutan dataran rendah :

Tentukan arah yang di tuju. Hal ini di maksudkan untuk menghindari yang tidak
menentu/berputar-putar di sekitar lokasi. Apabila menghadapi sungai yang besar dan sulit di
sebrangi maka ikutilah aliran sungai tersebut sebagai pedoman untuk keluar dari daerah survival
karena kemungkinan akan tentukan arah dan mengikuti punggungan gunung. Berjalanlah di
lembah atau pada aliran sungai karena akan melewati perkampungan penduduk.

2. Melakukan perjalanan di pegunungan :

Sungai di pegunungan cukup curam dan kadang kala membentuk air terjun

3. Pilih punggungan yang lebih besar untuk turun.

4. Cari jalan teraman.

  4.5.2     Jejak Pada kawasan hutan banyak di temui jejak yang merupakan tanda yang
menunjukkan adanya manusia atau hewan. Bentuk jejak ini perlu diketahui agar dapat
membedakan individu yang meintasi daerah tersebut. Jejak dapat pula sebagai penunjuk arah
pergerakan survivor.

A.  Jejak Hewan


Berupa telapak kaki, kotoran (faeces) dan sibakan tumbuhan dapat menunjukkan jenis hewan
tersebut, ukuran tubuh, habitat, makanan dan pola tingkah laku. Sehingga dapat di ambil
tindakan untuk membuat jerat atau menghindari hewan berbahaya.

B.  Jejak Manusia

Berupa telapak kaki, sepatu atau sendal, sibakan atau patahan tumbuhan, bekas bacokan pada
pohon dan sampah. Dapat menunjukkan aktifitas seseorang sebagai pemburu, perambah hutan,
penjelajah atau survivor.

C.  Membuat Jejak

Usaha untuk survivor untuk keluar dari kondisi survival dalam melakukan pergerakan dapat
membuat jajak yang jelas agar tim SAR mudah melacak. Jejak ini dapat di buat sesuai dengan
alat atau barang yang di bawa atau tanpa alat sekalipun.

1. Menggunakan Alat atau Barang


1. Potongan tali yang di ikatkan pada pohon-pohon dengan jarak tertentu sesuai
medan (string line).
2. Tebasan dan bacokan golok atau pisau pada pohon.
3. Sampah, potongan kain dan barang lai terutama yang berwarna menyolok di
letakkan pada jarak tertentu sepanjang jalur yang di lewati.2.  Tanpa
Menggunakan Alat
1. Menyiibakkan atau mematahkan tumbuhan.
2. Mencabut dan meletakkan kembali tumbuhan semak yang berwarna
menyolok.
3. Menyusun batu dan ranting membentuk panah.
4. Memperjelas jejak kaki atau sepatu pada tanah gambut.

 4.5.3     Mencari Air Air merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Dalam keadaan
survival penggunaan air harus di hemat dan jangan melakukan tindakan yang tidak perlu karena
kebutuhan air akan meningkat. Rata-rata dalam 1 hari manusia kehilangan 2-3 liter air dalam
tubuh bahkan jika sedang istirahat manusia akan kehilangan 1 liter air dari tubuhnya. Seseorang
tidak mendapatkan air sama sekali dalam waktu 3 hari maka ia akan terancam kematian.
Ketersediaan air di hutan cukup banyak dan dapat di perboehkan dari berbagai sumber.
Berdasarkan sumbernya air yang diperoleh perlu di proses terlebih dahulu, adapula yang
langsung dapat di minum.

A.  Cara mendapatkan air

1. Di lembah (sungai).
2. Gali tanah dibawah pohon besar.
3. Mengikuti binatang mamalia (ke sungai).
4. Embun.
5. Pohon yang mengandung air (pisang, kantong semar, bambu, rotan, akar gantung).
6. Penguapan daun dan tanah.
B.  Air yang tidak perlu dimurnikan (dapat diminum langsung)

1. Mata air.
2. Air sungai yang mengalir.
3. Air hujan.
4. Air embun.
5. Air tidak berbau.
6. Air tidak berwarna.
7. Air dari tumbuhan beruas-ruas.
8. Air dari tumbuhan merambat.

C.  Air yang harus dimurnikan terlebih dahulu (tidak dapat diminum langsung)

1. Air dari sungai yang besar.


2. Air yang tergenang.
3. Air dari perasan lumut.
4. Air didaerah berbatu/berkapur.
5. Air dari batang pohon pisang.
6. Air laut.
7. Air yang berbau tidak sedap.

D.  Menghemat penggunaan air

1. Banyak beristirahat / bergerak dengan rileks


2. Jangan merokok
3. Beristirahat ditempat yang tidak terkena sinar matahari langsung.
4. Jangan makan, makanlah sedikit mungkin
5. Jangan minum alkohol
6. Jangan banyak berbicara, bernafaslah melalui hidung

Air dapat diperoleh dari batang pisang, caranya tebang batang pohon pisang sehingga yang
tersisa tinggal bawahnya (bongkahnya) lalu buat lubang ditengahnya maka air akan keluar,
biasanya dapat keluar sampai 3 kali pengambilan. *air harus dimurnikan terlebih dahulu.  

4.5.4     Bivak

Kondisi yang dihadapi survivor di saat tidak melakukan perjalanan tergantung dari kondisi
lingkungan di lokasi tersebut. Mencari atau membuat tempat berlindung sangat di perlukan
untuk  menghadapi pengaruh cuaca, hewan berbahaya atau kondisi medan sehingga kebutuhan
istirahat dapat terpenuhi secara aman dan nyaman. Membuatt tempat berindung/bivak harus di
sesuaikan dengan jumlah survivor pada lokasi tersebut. Bahan untuk membuat
bivac/bivoac/bivak di bagi menjadi 2 bagian, yaitu sebagai berikut            :

A.  Bivak Alam :

1. Pohon yang utuh maupun yang tumbang


2. Dedaunan
3. Gua
4. Lubang Tanah
5. Cerukan tebing
6. Dan Lainnya
B.  Bivak Buatan :
1. Poncho
2. Plastik
3. Jas Hujan
4. Flysheet
5. Hammock
6. Dan Lainnya

Berbagai bentuk, macam dan cara membuat bivac tergantung daripada selera dan kreatifitas
masing-masing, keadaan alam dan lingkungan, jumlah orang dan bahan yang ada untuk
membuatnya. Pergerakan malam di hutan sangat berbahaya, cari dan buatlah tempat
berlindung sebelum matahari terbenam. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam
membuat bivac adalah sebagai berikut :

1. Pilih lokasi yang baik (usahakan ditempat yang datar)


2. Jangan terlalu merusak alam sekitar.
3. Cukup dekat dengan sumber air
4. Hindari daerah aliran air dan buatlah parit disekeliling bivak
5. Bukan pada jalur lintasan binatang buas atau sarang nyamuk/serangga
6. Tidak berada dibawah pohon yang solitaire, tebing, atau benda yang berkemungkinan
roboh (rapuh) Memiliki rangka dan kontruksi (bahan) yang kuat
7. Bivac jangan sampai bocor
8. Tidak tergenang air bila hujan
9. Terlindung langsung dari angin

Dalam pembuatan bivak dibutuhkan kerjasama kelompok, buatlah bentuk yang sederhana
sehingga dapat menghemat waktu dan tenaga. Lantai bivak sebaiknya di beri alas dengan daun-
daun kering, atau dengan alat yang di bawa agar tubuh tidak kehilangan panas akibat kontak
langsung dengan tanah. Apabila memilih gua, kita harus bisa memastikan bahwa tempat ini
bukan persembunyian satwa. Gua yang akan ditinggali juga tak boleh mengandung racun. Cara
klasik untuk mengetahui ada tidaknya racun adalah dengan memakai obor. Kalau obor tetap
menyala dalam gua tadi artinya tak ada racun atau gas berbahaya di sekitarnya.

4.5.5     Perapian

Api sangat berguna dalam Kegiatan Survival, dengan adanya api sedikit banyak membawa
ketenangan bagi moral petualang itu sendiri, adapun manfaat dari perapian antara lain adalah
sebagai berikut ;

1. Menjauhkan binatang buas


2. Sebagai penghangat badan
3. Memasak
4. Penerangan
5. Membuat sinyal darurat
6. Dan lainnya

Untuk membuat perapian di butuhkan tiga unsur, yaitu :

A.  Bahan Bakar

Kayu kering dan tidak bergabus sangat baik untuk membuat perapian, kumpulkan ranting dan
kayu kemudian potong dan di belah. Jika hanya menemukan kayu lembab, maka buanglah
kulitnya dan iris tipis membentuk serpihan. Susunlah kayu bakar dari mulai ukuran yang terkecil
hingga ukuran yang besar. Getah damar yang mengandung terpentin dapat di gunakan sebagai
bahan bakar pemicu demikian pula jika ada lilin, parafin, kain atau bahan lainnya yang mudah
terbakar.

B.  Udara

Dalam proses pembakaran membutuhkan udara, maka susunan kayunya jangan terlalu rapat agar
sirkulasi cukup. Sususnan ini dapat membentuk piramida atau kerucut.

C.  Sumber Panas

1. Berasal dari korek api.


2. Sinar matahari yang di fokuskan melalui lensa cembung atau kaca pembesar.
3. Gesekan bambu dengan bambu.
4. Gesekan busur dengan gurdi.
5. Benturan golok atau pisau baja pada batu.
6. Dari alat lain, seperti batu pemantik tau fire starter yang ada pada survival kit.

Membuat perapian membutuhkan ketekunan dan kesabaran. Tentukan lokasi perapian yang
aman dan perhatikan arah angin sehingga asap yang di timbulkan tidak mengganggu. Hematlah
korek api karena membuat perapian tanpa korek api sangatlah sulit. Jagalah api yang sedang
menyala dan matikan apabila akan meninggalkan lokasi.

4.5.6     Makanan

Manusia membutuhkan makanan untuk kelangsungan metabolisme dalam tubuh, kebutuhan


makanan ini bersumber dari tumbuhan atau hewan. Ketersediaan makanan sangat tergantung
pada kondisi lingkungan dan kemampuan untuk memanfaatkan jenis tumbuhan dan hewan dalam
keadaan survival. Dalam pengusahaan dan pengaturan makanan yang perlu di perhatikan adalah
fungsi untuk tubuh. Makanan yang baik adalah makanan yang banyak mengandung karbohidrat,
hindarilah makanan yang kering, banyak pati, banyak bumbu dan daging apabila persediaan air
terbatas. Seorang Survivor bisa bertahan cukup lama tanpa makanan maksimal sekitar 2-3
minggu, hal ini jika dibandingkan dengan tidak ada air sama sekali. Meskipun tidak melakukan
kegiatan apapun, dalam 1 jam tubuh kita membutuhkan 70 kalori untuk menjaga metabolisme
tubuh, dalam 24 jam = 1680 kalori. Untuk sekedar mengganjal perut selama dalam perjalanan
seorang Survivor bisa makan tumbuhan/makanan apa saja, selama tumbuhan/makanan tersebut
aman untuk dikonsumsi. Dari macam-macam makanan dikategorikan menjadi 3, yaitu lemak,
protein dan karbohidrat, dimana 1 gr karbohidrat = 4 kal, 1 gr protein = 4 kal, dan 1 gr lemak = 9
kal Untuk memanfaatkan bahan yang tersedia kita perlu Memasak agar bahan makanan baik itu
dari hewan ataupun tumbuhan dapat kita makan tanpa menyebabkan keracunan. Jadi bahan
makanan yang tersedia di alam (natural food) bisa dimanfaatkan secara maksimal.

Tujuan Memasak :

1. Sterilisasi bahan makanan


2. Membuat bahan makanan mudah dimakan dan dicerna
3. Menambah kenikmatan rasa

Pertolongan pertama untuk keracunan akibat makanan bisa menggunakan air garam,
minyak kelapa, dan susu. 

4.6        BOTANI DAN ZOOLOGI PRAKTIS

Keanekaragaman jenis tumbuhan dan hewan di Indonesia sehingga pengenalan dan pemilihan
jenis yang dapat di makan dan sebagai obat perlu di ketahui, sebab ada beberapa jenis tumbuhan
yang beracun dan ada beberapa jenis hewan yang berbisa sehingga kesalahan memilih dapat
berakibat fatal. Demikian pula apabila memakan satu jenis tumbuhan atau hewan, tidak semua
bagian dapat di makan selain rasa dan kandungan nutrisi, tetapi adapula bagian dari tumbuhan
atau hewan tertentu yang mengandung racun.

4.6.1      Botani Praktis

A.         Mencari Makanan dan Tes terhadap tumbuhan baru

Bagian yang dapat dimakan dan memberikan cukup energy adalah umbi, umbi batang dan umbi
akar, buah biji dan daun.

a. Ciri-ciri tumbuhan yang dapat dimakan

1. Bagian tumbuhan yang masih muda (Pucuk/Tunas) Tumbuhan yang tidak mengandung
getah Tumbuhan yang tidak berbau
2. Tumbuhan yang tidak berbau kurang sedap
3. Tumbuhan yang dimakan oleh hewan mamalia

b. Langkah-langkah yang perlu dilakukan apabila akan memakan tumbuhan

1. Makan tumbuhan yang sudah dikenal


2. Makan tumbuhan jangan satu jenis tumbuhan saja
3. Perhatikan apakah hewan sekitarnya dapat memakan tumbuhan tersebut atau tidak
4. Hindari dan berhati-hatilah pada tumbuhan atau buah-buahan yang berwarna mencolok
5. Hindari tumbuhan yang mengeluarkan getah berwarna putih/getah seperti sabun
6. Hindari tumbuhan yang rasanya tidak enak (Pahit dan Asam)
7. Hindari tumbuhan yang solitaire (berdiri sendiri)
8. Hindari tumbuhan yang daun atau batangnya berduri dan berbulu
9. Tumbuhan yang akan dimakan dicoba dulu dengan mengoleskan pada tangan atau
dicicipi terlebih dahulu dengan dioleskan pada bibir dan lidah, tunggu minimal 5 menit
kemudian apabila terasa gatal dan menyengat, sebaiknya tumbuhan tersebut jangan
dimakan

10. Apabila pemeriksaan atau pengenalan awal dirasa cukup aman, maka cicipi dulu setiap bahan
makanan yang didapat sedikit demi sedikit. 11. Berhati-hatilah terhadap biji-bijian yang
berwarna merah/merah tua. 12. Tunggu 5 jam setelah mengkonsumsi tumbuhan yang baru
dikenal, jangan makan dan minum yang lain.

1.   Jenis Tumbuhan yang dapat di makan

1. Umbi talas (colocasia sp), rumput teki (cyperus rotundus) uwi atau gadung (dioscorea
hispida) dan ganyong (canna hibrida).
2. Buah senggani atau harendong (melastoma polyantum), arbei hutan (rubus sp), markisa
atau konyal (passiflora quadrangularis) dan ceplukan (physalis angulata).
3. Biji muda sengon (albijia laphonta) dan kaliandra (caliandra cathartica).
4. Daun muda pakutiang (alsophila glauca), rasamala (altingea excesa), selada air
(nasturtium officinale), pohpohan atau banyon (pilea melastomoides), sintrong (ghynura
arrantiaca) dan antanan atau gagan atau kaki kuda (centela aciatica), daun muda cantigi
(vaccinnum variangiae folium).
5. Umbut pakutiang, batang muda ketebon (genostegia hirta), umbut palem hutan (fam ;
palmae), batang daun begonia (begonia sp), rebung bambu (bambosa sp)
6. Bunga honje dan kecombrang (nicolaria sp) dan bunga turi (sesbania glandiflora), pisang
hutan (musa sp) yang dapat dimakan : buah, jantung, batang bagian dalam dan bongkol
pisang muda.
7. Jenis jamur hutan yang dapat dimakan dan mengandung protein tinggi yaitu   : jamur
kuping (airucularia judae) dan jamur hitam (pleuretus ostratus). Hati-hatilah jika
memakan jamur, karena ban.
8. Jenis jamur hutan yang dapat dimakan dan mengandung protein tinggi yaitu   : jamur
kuping (airucularia judae) dan jamur hitam (pleuretus ostratus). Hati-hatilah jika
memakan jamur, karena banyak yang beracun dan bila tidak mengenal lebih baik
dihindari.

2.      Manfaat Lain Tumbuhan Hutan

Dalam keadaan survival dimana seseorang dihadapkan pada kondisi sulit, dapat memanfatkan
tumbuhan selain untuk makanan dapat pula sebagai obat, bahan bakar, untuk membuat tempat
berlindung dan tempat mencari air.  

a. Dapat Dimakan Atau Diminum


1. Brotowali (Anamitra Cocculus), tumbuhannya merayap, terdapat dihutan, dikampung.
Batangnya direbus, rasanya pahit. Digunakan untuk anti demam, anti malaria, pembersih
luka dan bisa juga digunakan untuk penambah nafsu makan.

2. Keji Beling/Ngokilo (strobilateses), tumbuhan semak yang bisa dijumpai di hutan.


Daunnya dimasak untuk obat sakit pinggang dan infeksi/keracunan pada pencernaan.
3. Sembung/Sembung Manis (Blumen Balsmifira), jenis rumput-rumputan yang bisa
dijumpai di padang rumput yang banyak anginnya. Daunnya diseduh dengan air panas,
digunakan untuk sakit panas (demam) dan sakit perut.
4. Lumut hati (marchantia polymorpha), bisa dimakan dapat sebagai obat hepatitis (penyakit
hati).
5. Antanan atau gagan atau kaki kuda, daunnya bisa dimakan atau dilalap. Sebagai obat
sakit perut, batuk, asma dan sariawan.
6. Kaliandra daun dan biji mudanya sebagai obat sariawan.
7. Sembung manis (blumea balsmifera), jenis tumbuhan herba yang daunnya dapat
digunakan sakit panas dan sakit perut.

b. Tumbuhan Obat Untuk Luka Luar

1. Getah Pohon Kamboja, untuk menghilangkan Bengkak. Gosok getah pada bagian tubuh
yang bengkak biarkan 24 jam kemudian bersihkan dengan minyak kelapa lalu air hangat,
bisa juga untuk terkilir.
2. Air rebusan Brotowali untuk mencuci luka, juga air Batang Randu (Kapuk Hutan).
3. Daun Sambiloto ditumbuk halus untuk anti sengatan kalajengking.
4. Kiurat (plantago major), daunnya untuk obat luar seperti luka dan salah urat (keseleo).
5. Nampong (leonitis nepetifolia), daunnya dihaluskan untuk obat luka.
6. Getah kamboja (plumuiera alba), untuk menghilangkan bengkak.

Masih banyak lagi tumbuhan obat yang berasal dari hutan tetapi untuk penggunaannya harus
dicampur dan diolah bersama jenis tumbuhan lainnya sehingga menjadi jamu untuk mengobati
sakit tertentu. 

c.  Tumbuhan Beracun

Beberapa jenis tumbuhan yang berpengaruh buruk terhadap manusia jika dimakan maupun
melalui kontak langsung dengan kulit. Jenis tumbuhan ini kebanyakan mempunyai karakteristik
tersendiri terlihat dari bentuk morfologis maupun anatominya seperti warna yang menyolok,
berduri, tumbuh menyendiri tanpa jenis tumbuhan lain didekatnya dan mengandung getah
alkohol yang bersifat racun.

Jenis tumbuhan yang berbahaya bila kontak langsung degan kulit antara lain       :

1.   Rengas atau ingas (gluta renghas), getahnya dapat menimbulkan iritasi kulit dan dapat
merusak jaringan.
2.   Kemadu atau pulus (laportanea stimulans), bulu daunnya bila tersentuh menyebabkan gatal
dan panas.
3.   Rarawean atau raweh (mucuna pruirens), kelopak polongnya mempunyai rambut yang
membuat kulit gatal.
4.   Aren, buah aren mentah dapat menyebabkan gatal
5.   Getah Pohon Paku putih dapat menyebabkan kebutaan
6.   Getah Jambu Monyet menyebabkan gatal-gatal

Jenis tumbuhan yang beracun bila dimakan :

1. Jarak (jatropha curcas), racun pada bijinya menyebabkan muntah, buang air besar dan
kepala pusing.
2. Pangi atau picung (pangium edule), seluruh pohon mengandung asam yang sangat
beracun.
3. Kecubung (datura metel), daun dan bunganya mengandung atropin yang menyebabkan
halusinasi.
4. Jamur amannita verna, mengandung muskarin yang dapat mematikan hewan maupun
manusia.
5. Jamur pcilocybe ap, mengandung philosibin yang menyebabkan halusinasi
6. Jamur jenis lain yang mengandung racun, amannita muscaria, corprinus sp, hygroporus
miniatus, gomphus bonari, migrolossum rufum.

*untuk jamur yang tidak dikenal, kita anggap semua jamur itu beracun*

  d.  Tumbuhan Berguna Lainnya

1. Tumbuhan penyimpan air : Palm, Bambu, Rotan (calamus sp) dan tali air atau liana,
yang biasa menggantung dari pohon kepohon.
2. Untuk Bahan Bakar : kayu dan ranting kering, getah damar (agates damara) dan getah
pinus (pinus mercusi) yang mengandung Terpentin.
3. Untuk membuat atap bivak : daun anggrek tanah atau cangkok (carculigo capitulata),
daun honje, daun pisang, daun pandan hutan (pandanus furcatus), daun palem hutan, daun
aren (arenga pinnata) dan daun paku sarang burung (asplenium nidus) yang biasa
menempel pada pohon besar.
4. Indikator air bersih : Tespong, Selada Air
5. Pengusir ular dan serangga : Kayu Lemo

4.6.2     Zoologi Praktis

Hewan memiliki tempat (habitat) yang beragam, semakin tinggi permukaan tanah maka jenis
hewan yang ada akan semakin sedikit. Jika tersesat di gunung dan ingin mencari makanan
(hewan) kemungkinan terbesar menemukan hewan bukanlah ke arah puncak gunung melainkan
arah kaki gunung. Sama halnya dengan prilaku setiap jenis hewan, ada beberapa waktu
perubahan prilaku hewan yang bisa kita manfaatkan untuk menangkap hewan tersebut
diantaranya adalah saat musim kawin, hewan-hewan biasanya kurang peka terhadap
sekelilingnya. Saat seperti inilah waktu yang baik untuk menangkap hewan tersebut. Adapun
waktu perubahan prilaku hewan yang berbahaya bagi kita diantaranya bertelur, saat ular telah
berganti kulit atau saat menjaga telurnya. Pada saat seperti ini hewan biasanya akan bertambah
ganas. Yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan makanan yang bersumber dari hewan
yaitu        :

1. Jenis hewan tersebut


2. Tempat hidup atau habitatnya
3. Ukuran tubuhnya
4. Makanannya
5. Pola tingkah laku hewan tersebut

Banyak jenis hewan yang dapat dijadikan bahan makanan dalam keadaan survival, tetapi karena
sifat hewan yang mobile, maka cara mendapatkannya lebih sulit dibandingkan dengan tumbuhan.
Situasi dan kondisi lingkungan juga mempengaruhi sifat dan tingkah laku hewan tersebut. Ada
hewan yang keluar dari tempat persembunyiannya dan mencari makan pada malam hari
(nocturnal), sehingga siang hari sulit ditemukan, ada pula yang keluar siang hari saja (diurnal).
Hampir semua jenis hewan tersebut dapat dimakan tetapi dalam menangkap hewan tersebut
harus berhati-hati karena ada beberapa jenis yang berbahaya dan berbisa dan diperlukan
keterampilan untuk menangkap atau menjerat hewaan tersebut. Untuk mengetahui jenis, ukuran
tubuh dan populasi hewan pada suatu daerah, selain dengan melihat langsung tetapi juga dengan
memperhatikan faeces (kotoran) dan jejak kaki hewan tersebut.  

A.     Binatang Berbahaya

Beberapa jenis hewan dapat menimbulkan bahaya bagi manusia salah satu sebabnya adalah
karena merasa terganggu dan dengan alat pembelaan dirinya maka hewan tersebut menyerang.
Ada pula jenis hewan terutama hewan penghisap darah dan karnivora besar yang memanfaatkan
kehadiran manusia sebagai sumber makanannya. Adapun beberapa contoh Binatang yang
berbahaya dan berbisa antara lain:

1. Nyamuk (anopheles sp) merupakan vektor dari bakteri plasmodium malariae.


2. Agas. Sejenis nyamuk yang hidupnya bergerombol di hutan atau rawa. Hewan ini
menyebabkan gatal dan panas.
3. Semut api. Hewan ini hidupnya di atas permukaan tanah merayap diantara gugusan
daun. Gigitannya menyebabkan panas dan perih pada kuit.
4. Harimau (panthera tigris) dan Macan Kumbang (panthera pardus).
5. Lalat dayak / lalat kerbau (besarnya 2 kali lalat biasa) terdapat dihutan Kalimantan,
Sulawesi,  Irian  Jaya.  Bekas  gigitannya  bengkak  dan  gatal,  bisa  menyebabkan
infeksi.
6. Tawon atau Lebah (apis sp), sengatannya beracun, dalam jumlah besar/banyak dapat
mematikan.
7. Kelabang (centripoda) dan  Kalajengking (heterometrus yaneus). Bekas sengatannya
sakit, bengkak. Untuk mengurangi rasa sakit dapat dengan ammonia, tembakau dan
sambiloto.
8. Pacet (haemadipsa zeylania) dan lintah (hirudinuria). Menghisap darah, untuk
melepaskannya siram dengan air tembakau. Keduanya mempunyai zat anti beku darah
(anti koagulan)
9. Buaya (crocodillus porosus). Terdapat di muara sungai dan rawa.
10. Ular (ophidia): beberapa jenis ular berbisa seperti ular Hijau, ular bakau, ular tanah, ular
sendok/kobra, ular belang dan ular pucuk masing-masing mempunyai bentuk
karakteristik sendiri. Umumnya jenis ular berbisa dapat diketahui dengan melihat bentuk
kepala (segi tiga), leher relatif kecil, terdapat lekukan antara mata dan hidung,
mempunyai gigi bisa.

Beberapa untuk mengidentifikasi ular     :

1. Tidak semua ular berbisa kepalanya berbentuk segitiga, tetapi ular yang kepala segitiga
adalah ular berbisa. Sisik bawah cloaca ular berbisa membentuk lempengan tunggal,
sedangkan pada ular tak berbisa membentuk lempengan membelah.

2. Pada bagian punggungnya berlunas sehingga membentuk garis punggung mulai dari
belakang kepala sampai ekor.
3. Mempunyai kelenjar dan gigi bisa pada bagian kepala.

Gigitan ular berbisa dapat berakibat fatal dan dapat menyebabkan kematian. Hindarilah jika
menjumpai ular berbisa, apabila terpaksa untuk memanfaatkan ular berbisa sebagai bahan
makanan, maka langsung saja dibunuh dengan menggunakan alat dan jangan berusaha untuk
menangkapnya. Hal ini untuk menjaga kemungkinan buruk akibat ular tersebut.  

B.     Binatang Yang Berguna

1. Mullusca. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah berbagai macam siput dan kerang
(bivalvia). Siput umumnya hidup di semak dalam hutan, sedangkan kerang umumnya
hidup di saluran-saluran air atau terbenam dalam lumpur.
2. Annelida. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah cacing (pherentima sp). Cacing
dapat diperoleh dengan cara menggali tanah atau di sarang burung pada batang pohon.
Cacing yang mempunyai ukuran cukup besar adalah cacing sondari. Jika  akan
dimanfaatkan, isi perut cacing dibersihkan dahulu.
3. Insecta. Jenis serangga yang sering dimanfaatkan adalah jenis belalang karena ini mudah
dijumpai didaerah berumput. Di beberapa tempat juga dijumpai ulat serangga yang
mengandung protein cukup tinggi seperti ulat sagu dan ulat jati.
4. Crustacea. Yang termasuk jenis ini adalah udang dan kepiting. Hewan ini dapat dijumpai
pada aliran airyang mengalir di pegunungan, terutama daerah pinggiran sungai yang
berbatu.
5. Pisces. Sama halnya dengan udang, ikan juga sering dijumpai didaerah aliran air di
pegunungan, sungai dan danau karena air merupakan habitat ikan.
6. Amphibia. Banyak dijumpai didekat aliran air di hutan terutama pada malam hari karena
katak bersifat nocturnal. Katak yang bisasa dimakan jenis (rana sp). Di hutan kalimantan,
sumatera, sulawesi banyak ditemui jenis (rana macrodont) yang merupakan jenis
katakterbesar yang bisa dimakan.
7. Reptilia. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah ular, kadal, cicak, dan sebagainya.
Di daerah hutan tertentu merupakan hunnian ular besar seperti ular sanca (phiton
reticulates). Disamping berbahaya karena lilitannya yang kuat, ular sanca tidak berbisa
dan dapat dimakan, tetapi bagian kepala dan isi perutnya harus dibuang karena pada
bagian kepala terdapat kelenjar bisa.
8. Mamalia. Yang termasuk kelompok ini adalah kelinci, rusa, tikus dan sebagainya. Untuk
mendapatkan hewan ini cukup sulit karena geraknya lincah sehingga dibutuhkan jerat
untuk menangkapnya.
9. Aves (burung). Yang termasuk kelompok ini adalah ayam hutan (gallus gallus) yang
dapat dijerat, sedangkan jenis burung lainnya lebih sulit didapat karena kemampuan
terbangnya.

Hampir semua mamalia dan burung dapat dimakan dagingnya, Ular, kadal, kura-kura dapat
dimakan. Lebah bisa diambil madu dan larvanya.  

C.     Mengatasi Gangguan Binatang

1. Nyamuk : Bunga kluwih yang dibakar, kulit jeruk, membakar kain kemudian dimatikan
sehingga asapnya bisa mengusir nyamuk, oleskan sedikit garam pada bekas gigitan
nyamuk
2. Disengat Lebah : oleskan air bawang merah pada luka bekas sengatan berkali-kali,
tempelkan tanah basah/liat diatas luka sengatan, jangan dipijit, tempelkan pecahan
genting panas diatas luka, olesi dengan vetsin untuk mencegah pembengkakan
3. Gigitan Lintah : Teteskan air tembakau, garam atau sari jeruk mentah pada lintahnya.
Untuk membuang atau mengangkat lintah upayakan dengan patahan kayu hidup yang ada
kambiumnya.

4.7 Jerat / Trap

Jerat atau Trap (jebakan) akan sangat berguna untuk mendapatkan binatang yang akan dijadikan
sebagai bahan makanan dalam Kegiatan Survival. Berikut ini adalah teknik yang dapat anda
gunakan dalam berburu binatang, antara lain   :

1. Mengikuti jejaknya (bekas makan, kotoran, bau dan suara)


2. Mengikuti jalur hewan
3. Membuat trap (jebakan) di jalur hewan
4. Kalau di gunung, di puncak tidak ada binatang.

* lihat di Bab Gambar.

 
4.8        Survival Kits

Agar Survivor tidak mengalami kesulitan dalam melaksanakan Survival, perlu dilengkapi alat-
alat Survival yang memadai.

A. Jungle Survival Kits (Pro)

1.  2 Buah Senjata Tajam *contoh ; Bayonet dan Parang


2.  Waterproof Matches (Korek Api Anti Air)

3.  Batu Api / Geretan

4.  Lilin atau Parafin

5.  Peralatan Navigasi Darat

6.  Poncho / Jas Hujan / Raincoat

7.  Jarum, Peniti, kancing, Benang dan jarumnya

8.  Benang Sol dengan Jarumnya

9.  Tali Temali

10. Kail dan Senar

11. Flash Light (Senter)

12. Peluit

13. Cermin Kecil

14. Obat Pribadi

15. Alat Kosmetik / Sunblock (Penangkal Panas)

16. Topi Rimba

17. Sarung Tangan

18. Tablet Garam, Norit

19. Kantung Plastik (Besar Maupun Kecil)

20. Kantung / Botol Tempat Air Atau Kondom                      

B.  Jungle Survival Kits (Mini)

1.  Senjata Tajam *contoh ; Parang

2.   Korek Api

3.   Lilin dan Atau Parafin


4.   Peralatan Navigasi Darat

5.   Poncho / Jas Hujan / Raincoat

6.  Jarum, Peniti, kancing, Benang dan jarum

7.   Benang Sol dengan Jarumnya

8.   Mini Flash Light / Flash Light (Senter)

9.   Peluit

10. Obat Pribadi

11. Kantung / Botol Tempat Air Atau Kondom

*Benda yang ditulis dengan huruf tebal berarti benda tersebut sangat penting dalam Kegiatan
Survival. Untuk Survival Kits hendaknya disesuaikan dengan lingkungan atau medan yang di
tempuh agar kita bisa mengefisiensikan kegunaan atau kapasitas tempat dimana kita akan
membawa Survival Kits tersebut.

Anda mungkin juga menyukai