Anda di halaman 1dari 13

Lampiran

PERATURAN WALIKOTA BANDUNG

NOMOR ___ TAHUN ____

TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL

BADAN LAYANAN UMUM UNIT PELAKSANA TEKNIS ANGKUTAN

BADAN LAYANAN UMUM UPT ANGKUTAN


DINAS PERHUBUNGAN KOTA BANDUNG 2018
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI 1
PENGANTAR 2
I. PENDAHULUAN 3
A. Latar Belakang 3
B. Maksud dan Tujuan 4
C. Kerangka Pikir 5
D. Definisi Operasional 5
E. Landasan Hukum 6
II. SISTEMATIKA PENYUSUNAN SPM 7
III. STANDAR PELAYANAN MINIMAL ANGKUTAN 8
A. Jenis-Jenis Pelayanan Angkutan 8
B. SPM Jenis Pelayanan, Indikator dan Standar 8
IV. URAIAN INDIKATOR DAN FORMULA PENGUKURAN 9
V. PENUTUP 11

1
PENGANTAR

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang


Maha Esa karena berkat rahmat dan hidayahNya, telah tersusun Dokumen
Standar Pelayanan Minimal yang akan digunakan sebagai acuan standar
pelayanan minimal yang akan dicapai oleh Badan Layanan Umum Unit Pelaksana
Teknis Angkutan dalam menyelenggarakan urusan yang sangat mendasar yang
berkaitan dengan hak dan pelayanan dasar kepada masyarakat.

Standar pelayanan minimal juga diperlukan sebagai kelengkapan dokumen


administrasi UPT Angkutan dalam mencapai pembentukan Badan Layanan
Umum Daerah. Diharapkan dengan tersusunnya standar pelayanan minimal ini
kiranya bermanfaat sebagai acuan bagi peningkatan kinerja UPT Angkutan.

Akhir kata kami ucapkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang


membantu tersusunnya Standar Pelayanan Minimal ini. Terimakasih.

Bandung, ………………………

...........................................
….............................................

2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Unit Pelaksana Teknis (UPT) Angkutan Dinas Perhubungan Kota


Bandung menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah (PPK-BLUD) untuk meningkatkan mutu pelayanan, efisiensi dan
efektivitas kinerja dalam melayani masyarakat khususnya terkait dengan
penyediaan transportasi publik yang layak. Diharapkan dengan status UPT
Angkutan Dinas Perhubungan Kota Bandung sebagai Badan Layanan
Umum (BLU) dapat memberikan jasa layanan yang lebih terjangkau, lebih
baik dan memberikan manfaat secara langsung baik untuk masyarakat
maupun pengelola BLU UPT Angkutan Dinas Perhubungan Kota Bandung
dengan fleksibilitas pengelolaan yang menggunakan kaidah-kaidah bisnis
yang sehat.

Sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 79


Tahun 2018 tentang Pedoman Teknis Pola Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum Daerah, memberikan gambaran teknis dan persyaratan
yang perlu dilengkapi dalam menerapkan PPK-BLUD. Disebutkan
persyaratan administratif yang harus dipenuhi apabila Organisasi
Perangkat Daerah (OPD) atau Unit Kerja akan menerapkan PPK-BLUD
adalah sebagai berikut:

a. Surat pernyataan kesanggupan untuk meningkatkan kinerja


pelayanan, keuangan, dan manfaat bagi masyarakat;
b. Pola Tata Kelola;
c. Rencana Strategis Bisnis;
d. Standar Pelayanan Minimal;
e. Laporan Keuangan Pokok atau Prognosa/Proyeksi Laporan
Keuangan; dan
f. Laporan audit terakhir atau pernyataan bersedia untuk diaudit
secara independen.

3
Berdasarkan Permendagri tersebut, maka diperlukan upaya oleh UPT
Angkutan Dinas Perhubungan Kota Bandung untuk memenuhi
kelengkapan persyaratan seperti yang dijelaskan di atas sebagai dasar
penetapan PPK-BLUD.

Seperti dijelaskan di atas, salah satu dokumen yang harus


dipenuhi sebagai kelengkapan penerapan PPK-BLUD adalah dokumen
Standar Pelayanan Minimal (SPM). Diatur dalam ketentuan umum
Permendagri Nomor 79 Tahun 2018, Standar Pelayanan Minimal (SPM)
adalah spesifikasi teknis tentang tolak ukur pelayanan minimal yang
diberikan BLUD kepada masyarakat, dan berdasarkan pasal 15 pada
Permendagri tersebuf, dijelaskan bahwa SPM memuat batasan minimal
mengenai jenis dan mutu layanan dasar yang harus dipenuhi oleh OPD
atau Unit Kerja.

BLU UPT Angkutan Dinas Perhubungan Kota Bandung sebagai Unit


Kerja pada Dinas Perhubungan Kota Bandung menyelenggarakan tugas
dan fungsinya terkait pelaksanaan bidang perhubungan khususnya
angkutan. Upaya dalam memberikan jasa pelayanan angkutan masih
memiliki tantangan yang cukup berat dengan berbagai permasalahan baik
internal maupun eksternal.

B. Maksud dan Tujuan

1. Maksud
Standar Pelayanan Minimal ini disusun untuk memberikan tolak
ukur kinerja pelayanan dan mutu pelayanan dalam memberikan
pelayanan atau kegiatan yang harus dilakukan oleh UPT Angkutan Dinas
Perhubungan Kota Bandung.

4
2. Tujuan
a. Terlaksananya penyelenggaraan pelayanan perhubungan di Kota
Bandung melalui pelayanan angkutan jalan yang bermutu dan
terjangkau;
b. Terlaksananya kegiatan peningkatan mutu berkelanjutan yang sesuai
standar berbasis profesionalisme dengan tetap mengedepankan
masalah aksesibilitas masyarakat;
c. Terlaksananya pelayanan rujukan yang tepat guna dan berjalan
lancar sesuai dengan tuntutan masyarakat.

C. Kerangka Pikir

Kerangka Penyusunan SPM

Content Analysis
Dasar Lesson Learned
Yuridis

Assesement Gaps
Prakondisi Standar & Indikator

Penyesuaian Standar & Indikator


Penyesuaian Akuntabilitas Sistem

Berikut adalah gambaran kerangka pikir dalam penyusunan


Standar Pelayanan Minimal (SPM) BLU UPT Angkutan sebagai kerangka
kerja operasional yang dipedomani dalam pemenuhan standar yang
ditetapkan. Gambar di atas menunjukkan bagaimana perpaduan antara
analisis dasar yuridis, analisis prakondisi dan penyesuaian dengan

5
kemampuan BLU UPT Angkutan dalam rangka pemenuhan standar yang
ditetapkan.

D. Definisi Operasional

1. Dinas Perhubungan adalah Dinas Perhubungan Kota Bandung.


2. Unit Pelaksana Teknis Angkutan adalah Unit Pelaksana Teknis
Angkutan pada Dinas Perhubungan Kota Bandung.
3. Trans Metro Bandung adalah Pelayanan Angkutan Unit Pelaksana
Teknis Angkutan pada Dinas Perhubungan Kota Bandung.
4. Standar Pelayanan Minimal adalah ketentuan tentang jenis dan
mutu pelayanan dasar dalam penyelenggaraan pelayanan oleh
Unit Pelaksana Teknis Angkutan.
5. Pelayanan dasar adalah jenis pelayanan publik yang mendasar dan
mutlak untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam kehidupan
sosial, ekonomi dan pemerintahan.
6. Jenis pelayanan adalah jenis-jenis pelayanan yang diberikan oleh
Unit Pelaksana Teknis Angkutan kepada masyarakat.
7. Indikator kinerja adalah variabel yang dapat digunakan untuk
mengevaluasi keadaan atau status dan memungkinkan dilakukan
pengukuran terhadap perubahan yang terjadi dari waktu ke
waktu, atau tolak ukur prestasi kuantitatif atau kualitatif yang
digunakan untuk mengukur terjadinya perubahan terhadap
besaran target atau standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
8. Target adalah nilai atau ukuran pencapaian mutu /kinerja tertentu
yang telah ditetapkan dan wajib dicapai langsung atau bertahap
berdasarkan kemampuan pemilik rumah sakit.
9. Standar adalah nilai tertentu yang telah ditetapkan berkaitan
dengan sesuatu yang harus dicapai.

6
10. Frekuensi pengumpulan data adalah frekuensi pengambilan data
dari sumber data untuk tiap indikator.
11. Periode analisis adalah rentang waktu pelaksanaan kajian
terhadap indikator kinerja yang dikumpulkan.

E. Landasan Hukum

1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan


Negara;
2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara;
3. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat
Daerah;
9. Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM.
81 Tahun 2011 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Perhubungan Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota;
10. Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM.
10 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Standar Pelayanan
Minimal Angkutan Massal Berbasis Jalan;
11. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 8 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Bandung.

7
BAB II SISTEMATIKA PENYUSUNAN SPM
Sistematika dokumen SPM Badan Layanan Umum UPT Angkutan
Dinas Perhubungan disusun dalam bentuk sebagai berikut:

DAFTAR ISI
PENGANTAR
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Maksud dan Tujuan
C. Kerangka Pikir
D. Definisi Operasional
E. Landasan Hukum
II. SISTEMATIKA PENYUSUNAN SPM
III. STANDAR PELAYANAN MINIMAL ANGKUTAN
A. Jenis-Jenis Pelayanan Angkutan
B. SPM Jenis Pelayanan, Indikator dan Standar
IV. URAIAN INDIKATOR DAN FORMULA PENGUKURAN
V. PENUTUP

8
BAB III STANDAR PELAYANAN MINIMAL
ANGKUTAN
A. Jenis-Jenis Pelayanan Angkutan

Jenis-jenis pelayanan yang dilaksanakan dalam penerapan standar


pelayanan minimal Badan Layanan Umum UPT Angkutan Dinas
Perhubungan Kota Bandung pada Pelayanan Angkutan Umum yang terdiri
dari:

1. Pelayanan Angkutan Bus Trans Metro Bandung (TMB);


2. Pelayanan Angkutan Bus Sekolah;
3. Pelayanan Angkutan Bandung Tour On The Bus (BANDROS);
4. Pelayanan Angkutan Bike On the Street Everybody Happy
(BOSEH).

B. SPM Jenis Pelayanan, Indikator dan Standar

1. Pelayanan Angkutan Umum;

WAKTU
JENIS PENCAPAIAN
NO NO INDIKATOR TARGET PENCAPAIAN
PELAYANAN 2019
SPM
Angkutan Jumlah Koridor Bus
1 100% …% 1 Tahun
umum massal TMB yang beroperasi
yang Jumlah Stasion Bike
terintegrasi 2 Sharing yang 100% …% 1 Tahun
1
dan beroperasi
transportasi Jumlah koridor bus
ramah 3 sekolah yang 100% …% 1 Tahun
lingkungan beroperasi

9
BAB IV URAIAN INDIKATOR DAN FORMULA
PENGUKURAN
1. Angkutan umum massal yang terintegrasi dan transportasi ramah
lingkungan
Indikator-1: Tersedianya koridor bus TMB yang melayani wilayah yang
tersedia jaringan jalan untuk jaringan jalan kota

Tersedianya kordor bus TMB yang melayani wilayah


Judul
yang tersedia jaringan jalan untuk jaringan jalan kota
Dimensi Mutu Kenyamaman
Menggambarkan ketersediaan koridor bus TMB
Tujuan
dalam kota
Cakupan pelayanan koridor bus TMB untuk melayani
Definisi Operasional wilayah yang tersedia jaringan jalan untuk jaringan
jalan kota
Frekuensi Pengumpulan
Setiap bulan
Data
Periode Analisa Setiap Semester

Numerator Jumlah trayek koridor bus TMB

Denominator Jumlah kebutuhan trayek koridor bus TMB


Sumber Data Perencanaan
Target 100%

Langkah Kegiatan Pendataan kebutuhan koridor bus TMB dan monev

Penanggung Jawab
Unit Operasi
Pengumpul Data

Indikator-2: Tersedianya Stasion Bike Sharing yang beroperasi

Judul Tersedianya Stasion Bike Sharing yang beroperasi


Dimensi Mutu Kenyamaman
Menggambarkan ketersediaan Stasion Bike Sharing
Tujuan
yang beroperasi

10
Cakupan pelayanan Stasion Bike Sharing yang
Definisi Operasional
beroperasi
Frekuensi Pengumpulan
Setiap bulan
Data
Periode Analisa Setiap Semester

Numerator Jumlah Stasion Bike Sharing yang beroperasi

Denominator Jumlah kebutuhan Stasion Bike Sharing


Sumber Data Perencanaan
Target 100%
Pendataan kebutuhan Stasion Bike Sharing dan
Langkah Kegiatan
monev
Penanggung Jawab
Unit Operasi
Pengumpul Data

Indikator-3: Tersedianya koridor bus sekolah yang beroperasi

Judul Tersedianya koridor bus sekolah yang beroperasi


Dimensi Mutu Kenyamaman
Menggambarkan ketersediaan koridor bus sekolah
Tujuan
yang beroperasi
Cakupan pelayanan koridor bus sekolah yang
Definisi Operasional
beroperasi
Frekuensi Pengumpulan
Setiap bulan
Data
Periode Analisa Setiap Semester

Numerator Jumlah koridor bus sekolah yang beroperasi

Denominator Jumlah kebutuhan bus sekolah


Sumber Data Perencanaan
Target 100%
Langkah Kegiatan Pendataan kebutuhan bus sekolah dan monev
Penanggung Jawab
Unit Operasi
Pengumpul Data

11
BAB V PENUTUP

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan karunianya yang telah diberikan sehingga Tim Penyusun SPM dapat
menyelesaikan Pedoman Standar Pelayanan Minimal Badan Layanan Umum UPT
Angkutan. Dokumen SPM ini disusun sebagai syarat administratif BLU (Badan
Layanan Umum), yang berarti bahwa pemerintah memberikan kelonggaran dan
jalan keluar bagi institusi pelayanan publik pemerintah agar bisa melakukan
bisnis secara sehat dan berdampak pada meningkatnya mutu pelayanan. Badan
Layanan Umum UPT Angkutan Kota Bandung merupakan unit pelaksana
pemerintah yang mempunyai tanggung jawab dalam meningkatkan
penyelenggaraan perhubungan di Kota Bandung. Pelaksanaan tanggungjawab
pelayanan terhadap masyarakat tertuang dalam pedoman Standar Pelayanan
Minimal Badan Layanan Umum UPT Angkutan. SPM ini tersusun atas bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan ini tim
penyususn mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tinggi
kepada pihak yang telah membantu terselesainya penyusunan Pedoman SPM
ini. Tim Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan Pedoman Standar
Pelayanan Minimal ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran
sangat kami harapkan.

12

Anda mungkin juga menyukai